Disusun oleh
Dewasa ini, industri minyak merupakan salah satu industri yang sangat penting. Sekitar 37%
dari penggunaan energi dunia, dihasilkan oleh minyak. Penggunaan energi alternatif yang
sedang dikembangkan belum mampu menyaingi efisiensi energi dari minyak. Selain itu
energi ini lebih mudah dikonversikan menjadi bentuk energi lain seperti listrik misalnya.
Indonesia sendiri adalah negara produsen minyak terbesar ke-21 dunia. Dalam satu hari,
kilang-kilang minyak di Indonesia memproduksi sekitar 1.051.000 barrel minyak.
Permasalahan yang timbul dalam industri perminyakan adalah ketika pengolahan minyak di
kilang-kilang memiliki resiko kebakaran yang sangat tinggi. Berlimpahnya kandungan bahan-
bahan mudah terbakar, ditambah panas dari alat-alat pengolahan minyak menambah resiko
munculnya api. Setelah api muncul, kandungan minyak akan terus menerus menyuplai energi
agar api dapat menyala, sehingga menjadikannya sulit untuk dipadamkan.
Kebakaran di kilang minyak menjadi salah satu kecelakaan yang paling memakan biaya
dibanding kecelakaan lainnya. Pada tahun 1988, sebuah kebakaran di kilang minyak Piper
Alpha yang terletak di Laut Utara Inggris, menelan korban 167 korban jiwa, dan kerugian
ditaksir sebesar 3,4 miliar US$. Kasus lainnya yang terkenal adalah kebakaran 700 kilang
minyak di Kuwait pada tahun 1991. Kebakaran ini diperkirakan membuat sekitar 6 juta barel
minyak hilang tiap harinya, atau setara dengan enam kali produsi minyak harian negara kita.
Hal ini menjadi perhatian penting bagi praktisi industri perminyakan untuk meningkatkan
level keamanan di kilang-kilang minyak mereka. Perlu ada solusi nyata untuk mengatasi
kebakaran kilang minyak lebih cepat, lebih efisien dan lebih efektif.
Landasan Teori
Pada dasarnya, api selalu membutuhkan tiga unsur untuk dapat terbakar, yakni oksigen,
panas, dan bahan bakar. Api dapat dipadamkan ketika kita dapat memisahkan ketiga unsur
pemicu ini.
Ada beberapa cara yang sering digunakan untuk memadamkan kebakaran di kilang minyak,
diantaranya :
a. Menyiramkan air dengan jumlah besar secara terus menerus. Dengan cara ini,
keberadaan oksigen tergantikan oleh air, air mendinginkan permukaan kilang, dan
bahan bakar menjadi tercampur air sehingga tidak maksimal dalam membakar. Hanya
saja, untuk memperoleh air dengan kuantitas besar tidaklah mudah. Apalagi di daerah
yang jauh dari sumber-sumber air.
Melihat metode-metode pemadaman yang telah ada memiliki banyak kelemahan, maka
dikembangkanlah solusi baru yang lebih efisien dan efektif untuk memadamkan api. Salah
satunya adalah pemadaman api menggunakan arus listrik. Teknologi ini pertama kali
dikembangkan oleh para peneliti di Universitas Harvard. Keunggulan teknologi ini adalah
menggunakan sumber listrik yang kecil dan sangat potensial untuk dikembangkan lebih
lanjut.
Pada dasarnya, pemadaman api dengan arus listrik memanfaatkan medan listrik yang timbul
ketika arus listrik mengalir di udara. Medan listrik ini mampu merusak rangkaian karbon
yang ada dalam api, dan memisahkannya dengan oksigen. Proses ini hampir sama efektifnya
dengan pemadaman menggunakan dinamit atau bahan peledak lainnya. Listrik yang
diperlukan hanya berupa rangkaian DC dengan daya 600-watt. Alat ini dapat didesain untuk
diletakkan di atap kilang-kilang minyak (seperti water sprinkle). Apabila dibandingkan
Kesimpulan
Konsep ini perlu dikembangkan lebih lanjut menjadi sebuah produk, sebagai solusi metode
pemadaman kebakaran di kilang minyak yang lebih efisien dan efektif, terlebih untuk daerah
dengan sumber air yang terbatas.