Anda di halaman 1dari 11

MODEL KURIKULUM

TYLER DAN EVALUASI


BELAJAR

Minggu 14
MODEL KURIKULUM TYLER
Ralph W. Tyler (1902-1994) adalah pendidik dan
cendikiawan Amerika yang terkenal dengan teori
dan pengembangan KURIKULUM serta
PENILAIAN dan EVALUASI PENDIDIKAN. Banyak
yang menganggapnya sebagai “Bapak" dari tujuan
perilaku, sebuah konsep yang sering dia gunakan
dalam menyatakan belajar sebagai proses di
mana seseorang mencapai pola perilaku baru.
a. Guru perlu mencari tahu minat, masalah dan
4 TAHAPAN KURIKULUM TYLER tujuan siswa
b. Pembelajaran dikaitkan dengan masalah2 nyata
1. Menentukan tujuan pengalaman di masyarakat
pembelajaran
a. Guru perlu menciptakan aktivitas pembelajaran yg
menyenangkan
2. Mengidentifikasi aktivitas b. Guru perlu mendorong siswa untuk terlibat aktif
pembelajaran yg sesuai tujuan menjelajahi dunianya

a. 3 kriteria membangun pengalaman belajar yg


3. Mengorganisasikan aktivitas terorganisir: Kontinuitas, Urut, Integritas
pembelajaran untuk mencapai tujuan
b. Siswa membutuhkan pengalaman konkrit agar
materi belajar dapat dimaknai

4. Evaluasi dan penilaian pengalaman


belajar a. Proses evaluasi: proses penentuan sejauh mana
tujuan pendidikan diwujudkan oleh kurikulum &
pengajaran
b. Semua evaluasi dipandu oleh tujuan & kepekaan
thd keunikan siswa
EVALUASI BELAJAR
C
A Analisis Taksonomi

• Segi Kognitif
Pendahuluan (Tokoh : Bloom)
• Segi Afektif
(Tokoh : Krathwohl)
• Segi Psikomotoris
(Tokoh : E.J. Simpson)

B
Fungsi Evaluasi
Pendidikan
• Psikologis
D
• Didaktis
• Administratif Teknik Penilaian

• Objektif
• Subjektif
A. Pendahuluan

Evaluasi Belajar Berbagai cara dalam penilaian,


diantaranya :
merupakan penilaian hasil ▪ Ujian / testing
belajar dan prediksi ▪ Melakukan tugas tertentu
terhadap penguasaan ▪ Membuat karangan
materi pada peserta didik. ▪ Mereproduksi materi yang telah
diajarkan
▪ Wawancara, dll.
B. Fungsi Evaluasi Pendidikan
1. Dasar Psikologis 2. Dasar Didaktis 3. Dasar Administratif
→ Sejauh mana individu → berkaitan dengan → berkaitan dengan hasil
mengerti akan tujuan yang keuntungan yang akan penilaian yang harus
ingin dicapainya. didapat/peningkatan prestasi. dilaporkan dalam bentuk
rapor untuk memenuhi
kebutuhan administrasi,
❑ Dipandang dari segi anak didik ❑ Dipandang dari segi anak didik
seperti :
Anak-anak belum dapat “mandiri Kemajuan yang telah dicapai,
pribadi” → masih butuh pendapat umumnya berpengaruh baik
orang dewasa dalam menentukan ❑ Memberikan data untuk dapat
terhadap pekerjaan-pekerjaan
sikap, tingkah laku dan orientasi menentukan status anak didik di
selanjutnya.
dalam sikap tertentu. Dalam hal ini, dalam kelasnya.
❑ Memberikan ihtisar mengenai segala
pendapat/penilaian guru sebagai ❑ Dipandang dari segi pendidik
tumpuan untuk status (terutama hasil usaha yang dilakukan lembaga
Tidak hanya menilai hasil usaha
diantara teman-temannya. pendidikan.
muridnya saja, tetapi sekaligus
❑ Merupakan inti laporan tentang
menilai hasil-hasil usaha sendiri.
❑ Dipandang dari segi pendidik kemajuan murid-murid kepada orang
Guru perlu mengetahui kemajuan tua, pemerintah, guru, dan murid itu
anak-anak yang menjadi tanggung sendiri.
jawabnya, dan mengetahui hasil
usahanya sebagai pedoman dalam
melaksanakan langkah-langkah
selanjutnya.
C. Analisis Taksonomi
Merupakan pemilihan aspek-aspek yang ❑ Salah satu manfaat dari
dinilai/dievaluasi dari proses belajar. Bloom, dkk taksonomi ialah bahwa guru
membagi tujuan yang biasanya dinilai di sekolah didorong untuk bertanya,
menjadi 3 segi, yaitu: adakah ia menekankan segi
tertentu atau tidak.
Segi Kognitif
: mengenai kemampuan intelektual siswa ❑ Masing-masing perilaku tersebut terdiri dari
dalam menyelesaikan soal-soal matematis, beberapa taraf yang disebut hierarkis,
menyusun suatu karangan, dll.. sebagai contoh “respon siswa yang memilih
alternatif tertentu dalam soal pilihan ganda” :
➢ Jika ia pernah melihat soal tersebut
sebelumnya, maka perilaku memilih
Segi Afektif
tersebut, dimungkinkan merupakan
: mengenai sikap, minat, emosi, nilai
perilaku siswa pada taraf yang sangat
hidup dan apresiasi siswa.
rendah. Hal ini dikarenakan siswa
hanya berusaha mengingat kembali
jawabannya.
Segi Psikomotoris Namun, taraf-taraf tersebut mempunyai nilai
: mengenai reaksi fisik siswa, seperti heuristis, artinya menyebabkan guru
yang ditampakkan pada waktu
berusaha menemukan golongan tujuan
melakukan kegiatan yang memerlukan
kekuatan otot (ex: olahraga). dalam taraf perilaku yang lebih tinggi.
Menurut Bloom, segi kognitif memiliki 6 taraf,

Analisis No. Taraf


antara lain:

Keterangan

1. Pengetahuan • Mencakup ingatan tentang hal-hal yang

Taksonomi •
khusus atau hal-hal yang umum, tentang
metode-metode dan proses-proses atau
tentang pola, struktur atau setting.
Ciri pokok taraf ini adalah ingatan.

Segi Kognitif (Tokoh : Bloom) 2. Pemahaman • Siswa mengetahui apa yang sedang
dikomunikasikan dan dapat menggunakan
bahan pengetahuan atau ide tertentu.
• Bentuk pengertian yang paling rendah.
3. Aplikasi • Penggunaan abstraksi dalam situasi yang
khusus atau konkret.
• Bentuknya prosedur, gagasan umum, ide,
atau metode yang digeneralisir.
4. Analisis Penguraian suatu ide ke dalam unsur-unsur
pokoknya sedemikian rupa, sehingga
hierarkinya menjadi jelas atau hubungan antar
unsurnya menjadi jelas.
5. Sintetis Kemampuan menyatukan unsur-unsur dan
bagian-bagian sehingga merupakan suatu
keseluruhan.
6. Evaluasi Penilaian bahan dan metode untuk mencapai
tujuan tertentu. Penilaian kuantitatif dan
kualitatif diadakan untuk melihat sejauh mana
bahan dan metode telah memenuhi kriteria
tertentu.
Analisis Segi Psikomotoris
(Tokoh : E.J. Simpson)

Taksonomi No.

1.
Taraf

Persepsi
Keterangan

Menyadari objek, sifat /


hubungan melalui alat indera.
hubungan-

Segi Afektif (Tokoh : Krathwol) 2. Set Kesiapan untuk melakukan suatu tindakan
/ untuk bereaksi terhadap suatu kejadian.

No. Taraf Keterangan 3. Respon Terbimbing Perbuatan individu yang dapat diamati,
yang terjadi dengan bimbingan individu
1. Memperhatikan Mengenal kepekaan siswa terhadap lain.
fenomena-fenomena dan perangsang-
4. Respon mekanistis Kebiasaan dalam dirinya untuk berespon
perangsang tertentu.
sesuai dengan jenis-jenis perangsang dan
2. Merespon Tindakan siswa sudah lebih dari hanya dituasi yang dihadapi.
sekedar memperhatikan fenomena.
5. Respon Kompleks Menekankan pada kemampuan-
3. Menghayati nilai Perilaku sudah cukup konsisten dalam kemampuan yang merupakan bagian dari
situasi-situasi tertentu. keterampilan yang lebih kompleks.
4. Mengoragnisasikan Dalam menghadapi situasi yang
mengandung banyak nilai, siswa perlu
mengorganisasikan nilai-nilai tertentu
menjadi suatu sistem, sehingga nilaii-nilai
tertentu dapat memberikan pengarahan.
5. Mempribadikan Nilai Mendarahdagingkan nilai-nilai sedemikian
/ Seperangkat Nilai rupa sehingga dalam prakteknya siswa
sudah dapat digolongkan sebagai orang
yang memegang nilai / seperangkat nilai.
D. Teknik Penilaian
Tes Subjektif → Essai Tes Objektif
Perangkat tes dapat dikatakan baik, jika memenuhi
Kelemahan dari tes subjektif atau essai adalah : Kelemahan dari tes adalah
syarat berikut :
• Sukar dinilai secara cepat keterbatasan berlakunya penggunaan
• Reliabel Jika pendidik memeriksa hasil ujian dari satu tes tersebut.
Syarat utama kelas dalam beberapa hari, maka ada
• Valid kemungkinan untuk hasil pekerjaan yang Tes objektif yang digunakan sebagai
sama akan mendapat nilai yang berbeda. penilaian / evaluasi : Tes Prestasi atau
• Objektif • Sukar untuk dapat komprehensif Tes Sekolah.
• Diskriminatif Apa yang didapat dari hasil tes mungkin hanya
sebagian kecil saja/terbatas, tidak mencakup Bentuk-bentuk dari tes prestasi, yaitu :
• Komprehensif keseluruhan dari hasil belajar mengajar. • Tes Benar-Salah / Ya – Tidak
• Kecenderungan pada pendidik untuk (True-False, Yes-No Test)
• Praktis memberikan nilai seperti biasanya. • Tes Pilihan Ganda
• Masalah reliabilitas, validitas dan objektivitas (Multiple Choice)
sukar dapat dijamin. • Tes membandingkan/menyesuaikan
Reliabel : apabila tes memiliki keajegan hasil atau (Matching Test)
konsistensi. Dalam situasi tertentu, tes ini dapat digunakan • Tes Isian
misalnya untuk :
➢ Jika tes diberikan pada suatu kelompok sekarang dan • Mengkaji kemampuan siswa untuk menyusun
diberikan lagi kepada subjek yang sama di waktu lain, pendapatnya mengenai suatu pekerjaan.
maka hasilnya hampir sama → Reliabilitasnya tinggi. • Menyelidiki bagaimana hasil yang diperoleh
peserta didik setelah mengadakan kegiatan.
Valid : bila tes tersebut mengukur apa yang • Mengetahui kemampuan peserta didik dalam
seharusnya diukur. hal mengarang.
• Mengetahui kecakapan peserta didik dalam
memecahkan masalah.
REFERENSI
Mulyadi, S., Basuki, H. & Hardjo, W. (2016). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Prabowo, H., Puspita, I. (1997). Psikologi pendidikan. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Anda mungkin juga menyukai