Anda di halaman 1dari 136

Nama kelompok PBA smstr 6A

no Kelompok 1 Tema untuk presentasi


1 Abdul karim PENGUKURAN, PENILAIAN, EVALUASI
2 Nurbahraeni dan
3 Abdullah lahiji TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
4 Mustafa sogir
5 Idail uzmi fitri umami

no Kelompok 2 Tema untuk presentasi


1 Fitriana ningsih Subyek dan prinsip
2 Ulul azmi
3 Azhar azhadi karim
4 Lale li datil
no Kelompok 3 Tema untuk presentasi
1 Qurratu aini Langkah – langkah evaluasi pembelajaran dan
2 Bq. Mikyal z.rahman jenis-jenis evaluasi pemb. menurut fungsinya
3 hapriadi
4 sahrul

no Kelompok 4 Tema untuk presentasi


1 M. Zaki Macam-macam alat evaluasi tes
2 Husrotul aini
3 firdaus
4 sulaiman

No Kelompok 5 Tema untuk presentasi


1 Ahmad Nawawi Macam-macam alat evaluasi non tes
2 Armawan
3 Laela ramdani
4 Siti raehanun
5 Raudatul jannah
No Kelompok 6 Tema untuk presentasi
1 Saufi akhmad (validitas)
2 Rahmat wiriyudi tri S.
3 rusniati
4 Khalifah

no Kelompok 7 Tema untuk presentasi


1 Hendri sugianto (reliabilitas,daya beda, tingkat kesukran, distraktor)
2 Ainul irtiyah
3 Nurman jayadi
4 Hadyatul fitri

No Kelompok 8 Tema untuk presentasi


1 Imamul fitrah penentuan nilai akhir dan KKM
2 Dyah ayu shintia a.
3 M.Ramdhoni
4 Sk.widy adhamiati
5 zaenurrahman
EVALUASI PEMBELAJARAN

Oleh:
MUHAMMAD NURMAN, M.Pd.

JURUSAN PBA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
IAIN MATARAM
PENGUKURAN, PENILAIAN,
EVALUASI
Pengukuran,
penilaian,
evaluasi.
Apa bedanya?
Pengukuran/Measurement

1. Membandingkan sesuatu dengan


ukurannya (Sudijono, 1996:3)
2. Kegiatan penentuan angka terhadap
suatu obyek secara sistematis.
(Mardapi, 2004: 14)
3. Kegiatan mengukur, yakni
membandingkan sesuatu dengan
kriteria/ukuran tertentu.
4. Bersifat kuantitatif
Berapa
tinggimu?
Penilaian/assesment

• Mengambil suatu keputusan


terhadap sesuatu dengan
ukuran baik buruk
• Penilaian bersifat kualitatif.
• Penilaian adalah kegiatan
menafsirkan atau
mendeskripsikan hasil
pengukuran (Djemari Mardapi
1999:8)
Evaluasi/Evaluation

Kegiatan yang dilakukan untuk


melihat sejauhmana tujuan yang
sudah ditetapkan, yang
selanjutnya membuat
keputusan/kesimpulan serta tindak
lanjut.
BAGAN EVALUASI PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Proses Pencapaian Hasil
yang telah ditentukan Tujuan Pembelajaran
yang telah di capai
Perbandingan
antara Tujuan
dengan Hasil yang
telah dicapai Feed Back
Upaya Prbaikan
atau
Penyempurnaan
Informasi (sesuai/tidak
Program
sesuai, berhasil/gagal, Peembelajaran
bermutu/kurang bermutu.
Mengapa? Bagaimana?)
PENGUKURAN DAN PENILAIAN BELAJAR
( alternatif 1, yang lazim )

KULIAH
PENILAIAN

MAHASISWA HASIL
BELAJAR BELAJA
R

TES / UJIAN LULUS

TIDA
KLUL
US
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam sebuah
evaluasi pendidikan

CARA EVALUASI APA

KAPAN SIAPA

MENGAPA
Hubungan hierarki evaluasi, penilaian, dan
pengukuran

EVALUATION
ASSESSMENT

MEASUREMENT

• Tugas Individu CARA


• Tugas Kelompok
TES
• Membuat Laporan Prak-
tikum, dll
TUJUAN DAN FUNGSI
EVALUASI
TUJUAN EVALUASI PEMBELAJARAN

 Untuk memperoleh data pembuktian yang


menjadi petunjuk tentang tingkat kemampuan
dan keberhasilan dalam pencapaian tujuan
Secara setelah proses pembelajaran
Umum  Untuk mengetahui evektivitas metode
pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran
Tujuan
Evaluasi
Pembelajaran

Untuk merangsang peserta didik dalam


menempuh /mengikuti Pembelajaran
Secara Untuk menemukan faktor-faktor penyebab
Khusus
gagal/keberhasilan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran
Mengukur Kemajuan
Secara Menunjang Penyusunan Rencana
Umum

Menyempurnakan Kembali
Bagi Mengenal Kapasitas
Secara Psikologis
Pendidik Dan Status Dirinya

Bagi Kapasitas Tentang


Siswa Hasil Usahanya

Fungsi
Evaluasi Bagi
Dorongan Perbaikan
dan Peningkatan
Pembelajaran
Pendidik Prestasi
Secara Didaktis
Bagi -Fungsi Diagnostik
Siswa -Fungsi Penempatan
-Fungsi Selektif
-Fungsi Bimbingan
-Fungsi Instruksional
Secara
Khusus

- Memberikan Laporan
Secara Administratif - Memberikan Data
- Memberikan Gambaran
SUBJEK DAN SASARAN
EVALUASI
SUBJEK DAN SASARAN
EVALUASI
1. Subjek Evaluasi : orang yang
melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa
yang dapat disebut sebagai subjek
evaluasi untuk setiap tes,ditentukan
oleh suatu aturan pembagian tugas
atau ketentuan yang berlaku.
contoh :
Untuk melaksanakan evaluasi tentang
pretasi belajar atau pencapaian maka
sebagai subjek evaluasi adalah guru
• Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang
menggunakan sebuah skala maka sebagai subjeknya
dapat meminta petugas yang ditunjuk,dengan
didahului oleh suatu latihan melaksanakan evaluasi
tsb.

• Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian


dimana menggunakan sebuah alat ukur yang sudah
distandardisasikan maka subjeknya adalah ahli-ahli
psikologi. Di samping alatnya yang harus bersifat
rahasia maka subjek evaluasi haruslah seorang yang
betul-betul ahli karena jawaban dan tingkah laku
orang yang di tes harus diinterprestasikan dengan
cara tertentu.
2. Sasaran Evaluasi
Objek atau sasaran evaluasi adalah
segala sesuatu yang menjadi titik
pusat pengamatan karena evaluasi
menginginkan informasi tentang
sesuatu tsb.
Dengan masih menggunakan diagram
tentang transformasi maka sasaran
evaluasi untuk unsur-unsurnya
meliputi : input, transformasi dan
output.
a. Input :
Calon siswa sebagai pribadi yang utuh,
dapat ditinjau dari beberapa segi yang
menghasilkan bermacam-macam bentuk tes
yang yang digunakan sebagai alat untuk
mengukur. Aspek yang bersifat rohani
setidak-tidaknya mencakup 4 hal.
1. Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam suatu
lembaga/sekolah/institusi maka calon siswa harus
memiliki kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur kemampuan ini disebut
tes kemampuan atau attitude test.
2. Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri
manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah
laku. Dalam hal-hal tertentu,infromasi tentang
kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui
kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau
personality test.

3. Sikap-sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku
manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang
memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan
sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam
pergaulan maka banyak orang yang menginginkan informasi
khusus tentangnya. Alat untuk mengetahui keadaan sikap
seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test. Oleh
karena itu tes ini berupa skala, maka lalu disebut skala
sikap atau attitude scale.
4. Inteligensi
• Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan
tes inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh
para ahli. Tes yang terkenal buatan Binet dan
Simon yang dikenaldengan tes Binet-Simon. Tes-
tes yang lain seperti SPM, Tintum,dsb.

• Dari hasil tes akan diketahui IQ (intelligence


Quantient) orang tsb.IQ bukanlah inteligensi. IQ
berbeda dengan inteligensikarena IQ hanyalah
angkayang memberikan petunjuk tinggi rendahnya
inteligensi seseorang. Jadi kalau kita sering
menyebut dengan “IQ jongkok”adalah tidak
benar,karena berupa angka, yang benar angkanya
rendah.
b. Transformasi
Banyak unsur yang terdapat dalam transformasi
yang semuanya dapat menjadi sasaran atau objek
evaluasi demi diperolehnya hasil pendidikan yang
diharapkan. Unsur-unsur dalam transformasi yang
menjadi objek penialian anatara lain :
1. Kurikulum/materi
2. Metode pendidikan/media
3. Sistem administrasi
4. Guru dan personal lainnya
c. Output
Penilaian terhadap lulusan suatu sekolah dilakukan
untuk mengetahui seberapa jauh tingkat
pencapaian prestasi belajar mereka selama
mengikuti program.
Proses Penilaian

INTERNAL

INPUT TRANSFORMASI
TRANSFORMASI OUTPUT
OUTPUT
INPUT

EKSTERNAL

UMPAN BALIK
PRINSIP-PRINSIP
EVALUASI
1. Prinsip Keseluruhan (comprehensive); artinya
evaluasi dilakukan secara bulat, utuh atau
menyeluruh, tidak terpisah-pisah atau
sepotong-sepotong. Evaluasi yang menyeluruh
ialah yang mampu memproyeksikan seluruh
aspek pola tingkah laku yang diharapkan
sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk dapat
melaksanakan evaluasi yang memenuhi asas
ini, maka setiap tujuan instruksional harus
telah dijabarkan sejelas-jelasnya, sehingga
dapat dijadikan pedoman untuk melakukan
pengukuran. Alat atau instrument evaluasi
harus mengandung atau mencerminkan item-
item yang representatif, yang dijabarkan
dari tujuan-tujuan instruksional yang telah
disusun.
2. Prinsip Kesinambungan (contonuity); artinya evaluasi dilakukan
secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke waktu.
Maksudnya ialah agar kita (guru) memperoleh kepastian atau
kemantapan dalam mengevaluasi. Dan dapat mengetahui tahap-
tahap perkembangan yang dialami oleh siswa.
3. Prinsip obyektivitas (objectivity); artinya evaluasi harus
dilakukan dengan apa adanya, wajar, tidak dicampuri oleh
kepentingan2, dan terlepas dari faktor-faktor yg sifatnya
subyektif.
4. Kooperatif ; artinya dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
harus bekerjasama dengan semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan evaluasi (guru, wali murid, kepala sekolah, siswa,
tenaga administrasi dll)
5. Praktis, ekonomis dan mendidik ;artinya evaluasi pembelajaran
yang baik adalah mudah dilaksanakan, rendah biaya, efisien
waktu dan tenaga serta mampu mencapai tujuan yang oftimal
6. Evaluasi harus dilaksanakan dengan alat pengukur yang baik
Asas ini diperlukan, sebab untuk dapat memberikan penilaian secara
obyektif diperlukan informasi atau bukti -bukti yang relevan
dan untuk itu dibutuhkan alat yang tepat guna. Ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi untuk alat pengukur yang baik,
yaitu: valid, reliabel dsb
LANGKAH-LANGKAH
EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Menyusun Rencana Evaluasi Pembelajaran
a. Merumuskan Tujuan dilaksanakannya Evaluasi
b. Menetapakkan aspek-aspek yang akan dievaluasi
(kognitif, afektif dan psikomotor)
c. Memilih Teknik yang akan digunakan dalam evaluasi
(tes atau non tes)
d. Menyusun alat ukur yang akan digunakan
e. Menentukan tolok ukur sebagai patokan (PAN atau
PAP)
Norm Referenced (NR) ---- PAN
Penguasaan siswa dibandingkan dengan tingkat penguasaan
kawan-kawannya dalam satu kelompok, bersifat relatif.

Criterion Referenced ------- PAP


Penguasaan siswa diukur dengan menggunakan perbandingan
terhadap suatu kriteria tertentu
2. Menghimpun Data
Melaksanakan pengukuran dan penilaian menggunakan

alat evaluasi
3. Mengolah dan Menganalisis Data
Mengolah atau menganalisis data menggunakan
staistik
atau non statistik tergantung jenis data yang akan
diolah.
4.Memberikan Interpretasi dan Menarik
Kesimpulan
5. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
Merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang
perlu
Jenis-Jenis Evaluasi Belajar
MENURUT FUNGSINYA
a. Evaluasi Formatif
Penilaian formatif adalah penilaian yang
dilaksanakan pada akhir program pembelajaran
(umumnya setelah selesai satu pokok bahasan),
untuk melihat tingkat keberhasilan proses
pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian,
penilaian formatif berorientasi kepada proses
pembelajaran. Dengan penilaian formatif
diharapkan guru dapat memperbaiki programnya
dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran.
b. Evaluasi Sumatif
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk
keperluan penentuan angka kemajuan atau hasil
belajar siswa.
 Jenis evaluasi ini dilaksanakan setelah guru
menyelesaikan pengajaran yang diprogramkan
untuk satu semester. Dan kawasan bahasannya
sama dengan kawasan bahan yang terkandung di
dalam satuan program semester.
Penilaian sumatif berorientasi kepada produk,
bukan pada proses .
c. Evaluasi Diagnostik
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang dilaksanakan bertujuan
untuk mengetahui kelemahan -kelemahan peserta serta faktor
penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan
belajar, pembelajaran remedial, menemukan kasus-kasus, dll. Soal-
soal tentunya disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar
yang dihadapi oleh peserta.
d. Evaluasi Selektif
Adalah evaluasi yang ditujukan guna membantu memecahkan kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa tertentu.
Jenis evaluasi formatif dan sumatif terutama menjadi tanggungjawab
guru (guru bidang studi), evaluasi penempatan dan diagnostik lebih
merupakan tanggungjawab guru bimbingan penyuluhan.
e. Evaluasi Penempatan
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk menempatkan siswa dalam
situasi belajar atau program pendidikan yang sesuai dengan
kemampuannya.
MACAM-MACAM ALAT
EVALUASI
TES :
a. Tes lisan, yaitu tes yang menuntut jawaban
secara lisan
b. Tes tulisan yaitu tes yang menuntut
jawaban secara tulisan
c. Tes perbuatan yaitu tes yang menuntut
jawaban dalam bentuk perbuatan
NON TES :
a. Angket
b. Observasi
c. Wawancara
dll
TES
T EKNIK PENYUSUNAN TES
CIRI-CIRI TES HASIL BELAJAR
YANG BAIK
1. VALID: TES DENGAN TEPAT, BENAR,
SAHIH MENGUKUR HASIL BELAJAR SISWA
SETELAH MENEMPUH PROSES BELAJAR
DLM WAKTU TERTENTU
2. RELIABEL: HASIL PENGUKURAN SECARA
BERULANGKALI THD SUBYEK YG SAMA
ADALAH STABIL KAPAN SAJA, DI MANA
SAJA, OLEH SIAPA UJIAN DILAKUKAN,
DIPERIKSA DAN DINILAI
CIRI-CIRI TES HASIL BELAJAR
YANG BAIK

3. OBYEKTIF: TES DISUSUN, DILAKSANAKAN,


DIKOREKSI DAN DIBERI NILAI MENURUT
APA ADANYA. TERHINDAR DR “HALLO
EFFECT” DAN PRESEDEN MASA LALU
4. PRAKTIS: (A) BERSIFAT SEDERHANA
TANPA MEMBUTUHKAN PERALATAN YG
BANYAK (B) LENGKAP: ADA PETUNJUK
CARA MENGERJAKAN, KUNCI JAWABAN,
PEDOMAN SKORING DAN PENENTUAN
NILAI
CIRI-CIRI TES HASIL BELAJAR
YANG BAIK

5. BUTIR-BUTIR SOAL TES HRS MERUPAKAN


SAMPEL YG REPRESENTATIF DARI
POPULASI BAHAN PELAJARAN YG
DIAJARKAN
6. BENTUK SOAL TES DIBUAT BERVARIASI
7. TES HASIL BELAJAR DIDESAIN SESUAI DG
KEGUNAANNYA (PLECEMENT TEST
BERBEDA DG SUMMATIVE TEST)
8. MENJADI SUMBER INFORMASI YG
BERGUNA UNTUK MEMPERBAIKI CARA
BELAJAR SISWA DAN CARA MENGAJAR
GURU
BENTUK-BENTUK TES
DAN TEKNIK PENYUSUNANNYA

BENTUK SOAL TES

ESSAY TEST OBJECTIVE


TES
PENGGOLONGAN ESSAY TEST

1. TES URAIAN BEBAS/TERBUKA: TESTEE


MEMPUNYAI KEBEBASAN DLM
MERUMUSKAN, MENGORGANISASIKAN DAN
MENYAJIKAN JAWABAN
“Allah telah melimpahkan nikmat yg
banyak kepada kita. Oleh karena itu
kita harus mensyukuri nikmat
tersebut kpd Allah. Jelaskan,
bagaimana caranya mensyukuri nikmat
tersebut sesuai dengan ajaran Islam”
PENGGOLONGAN ESSAY TEST

2. TES URAIAN TERBATAS: JAWABAN


YG DIKEHENDAKI SUDAH DIBATASI
DAN DIARAHKAN
“Di masa Khulafaur Rasyidin
tercatat tiga peristiwa peperangan
antara kaum muslim melawan
Romawi. Sebut dan jelaskan secara
singkat ketiga peristiwa tersebut!”
kelemahan essay test
1. Butir soal terkadang tdk secara representatif
mewakili keseluruhan materi
2. Cara mengoreksi sulit
3. Dlm pemberian skor tester terkadang bersifat
subyektif
4. Koreksi dan pemberian skor tdk bisa
diserahkan ke orang lain
5. Validitas dan realibilitasnya kurang memadahi
Petunjuk operasional
penyusunan essay test

1. Diusahakan butir-butir soal telah mencakup


keseluruhan materi yg diajarkan
2. Utk menghindari perbuatan curang susunan
kalimat dibuat berlainan dg susunan kalimat yg
ada di bahan pelajaran
3. Setelah soal dibuat segera disusun jawaban yg
dikehendaki oleh tester sbg jawaban yg betul
dilengkapi pedoman penilaiannya.
Petunjuk operasional
penyusunan essay test

4. Pertanyaan atau perintah dibuat variatif.


1. Jelaskan, perbedaan antara… dg…
2. Jelaskan, hubungan antara…dg…
3. Jelaskan, perbedaan antara… dg…
4. Buatlah uraian sehingga tergambar
dengan jelas hubungan antara …dg
5. Kalimat soal disusun secara ringkas, padat
dan jelas
6. Dikemukakan pedoman cara menjawab dan
bobot nilai jawaban
OBJECTIVE TEST
1.TRUE-FALSE TEST
2.MATCHING TEST
3.COMPLETION
TEST
4.FILL IN TEST
5.MULTIPLE CHOICE
ITEM TEST
‫‪CONTOH:‬‬
‫‪TRUE-FALSE TEST‬‬

‫‪ -1‬هذا ولد جميلة‬


‫‪ -2‬ذهبت محمد الى المدرسة‬
‫‪ -3‬جلس الفيل فى المسجد‬
‫‪ -4‬التلميذ الماهر ناجح فى المتحان‬
‫‪ -5‬رجعت فاطمة عن السوق‬
CONTOH:
MATCHING TEST
A. DHUHA 1. SHALAT SUNNAH YG
DILAKSANAKAN PADA TIAP
B. MUTLAK MALAM BULAN RAMADHAN
C.TAHAJJUD 2. SHALAT SUNNAH YG
DILAKUKAN SEWAKTU
D.TARAWIH MEMASUKI MASJID
E. ISTIKHARAH 3. SHALAT SUNNAH YG TDK
DITENTUKAN WAKTUNYA
F. TAHIYYATUL 4. SHALAT SUNNAH YG
MASJID DILAKUKAN UTK MEMILIH
LANGKAH YG HARUS
DILAKUKAN
‫‪CONTOH:‬‬
‫‪FILL IN TEST‬‬

‫…‪..‬محمد فى الساعة الرابعة‪ .‬فاغتسل فى‬


‫‪ ......‬ثم ‪ ......‬ركعتين من الصبح‪ .‬و بعد‬
‫ذلك ‪ ......‬القران‪.‬‬
CONTOH:
COMPLETION TEST

1. RUKUN IMAN KE
5 ADALAH IMAN
…….
2. RUKUN ISLAM KE
2 ADALAH……
3. IBU NABI
MUHAMMAD
BERNAMA……..
CONTOH:
MULTIPLE CHOICE ITEM

PADA SAAT KAPAN


TALBIYAH DIBACA
PARA JAMA’AH HAJI?
A. SA`I
B. WUKUF
C. THAWAF
D. BERANGKAT KE
ARAFAH
E. IHRAM
MCI MODEL MELENGKAPI

Bangkai, darah yang mengalir dan binatang


yang mati dicekik, hukumnya…….
A.Halal
B.Najis
C.Makruh
D.Haram
E.Mubah
MCI BERGANDA

PILIHLAH:
A. BILA 1, 2 DAN 3 BETUL
B. BILA 1 DAN 3 BETUL
C. BILA 2 DAN 4 BETUL
D. BILA HANYA 4 YG BETUL
E. BILA SEMUANYA BETUL
MCI ANALISIS ANTAR HAL

PILIHLAH:
A. PERNYATAAN BETUL, ALASAN BETUL DAN
MENUNJUKKAN HUBUNGAN SEBAB
AKIBAT
B. PERNYATAAN BETUL, ALASAN BETUL
TETAPI TIDAK MENUNJUKKAN HUBUNGAN
SEBAB AKIBAT
C. PERNYATAAN BETUL DAN ALASAN SALAH
D. PERNYATAAN SALAH DAN ALASAN BETUL
E. PERNYATAAN SALAH DAN ALASAN SALAH
MCI MODEL ANALISIS KASUS

Masyarakat Madinah adalah masyarakat yang


kompleks, terdiri atas golongan mukmin,
Yahudi, Nasrani dan sebagian kafir dzimmiy. Di
tengah-tengah masyarakat yang demikian ini
ternyata Islam dapat berkembang dengan pesat,
bahkan dapat berdiri suatu negara dan
pemerintahan Islam. Di antara mereka dibuat
suatu perjanjian untuk bersama-sama
membangun negara Madinah, dan kepada kafir
dzimmi Nabi memberi kebebasan untuk tetap
tinggal di sana. Mereka dikenakan pajak yang
dikenal dengan jiz’ah.
MCI MODEL ANALISIS KASUS

Dari uraian di atas dapat ditarik pengertian,


bahwa:
A.Islam memandang sama antara mukmin
dengan orang kafir
B.Kafir dzimmi bukan termasuk musuh Islam
C.Sejak dahulu Islam telah menekankan prinsip-
prinsip toleransi dan kerjasama
D.Islam berkembang pesat karena adanya
dukungan kafir dzimmi.
MCI MODEL DINAMIK

TES INI MENUNTUT KPD TESTEE UTK MEMILIKI


BEKAL PEMAHAMAN TENTANG PERBANDINGAN
KUANTITATIF DLM HUBUNGAN DINAMIK.CONTOH:
A.Jika (1) naik maka (2) naik
Jika (1) turun maka (2) turun
B.Jika (1) naik maka (2) turun
Jika (1) turun maka (2)naik
D. Jika perubahan pada (1) tdk mempengaruhi
(2)
MCI MODEL DINAMIK

CONTOH SOAL:
1. (1) Banyak melakukan
kemaksiatan
(2) Kualitas ibadah
2. (1) Tingkat kerajinan belajar
(2) Prestasi belajar
MCI MODEL PERBANDINGAN KUANTITATIF

Tulislah:
A. Jika (1) lebih besar daripada (2)
B. Jika (1) lebih kecil daripada (2)
C. Jika keduanya sama besar atau hampir
sama besar
CONTOH:
1. Arab Saudi
2. Aljazair
NON TES
INTERVIEW (WAWANCARA)

Pengertian
Wawancara adalah teknik
pengambilan data melalui
pertanyaan yang diajukan secara
lisan kepada responden.
Wawancara bisa dilakukan secara
tatap muka di antara peneliti
dengan responden dan bisa juga
melalui telepon.
Keunggulan wawancara
1.Flexibility . Pewancara dapat secara luwes
mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi
yang dihadapi pada saat itu dan
memmungkinkan diberikan penjelasan kepada
respoden bila pertanyaan kurang dimengerti
2.Nonverbal behavior. Pewawancara dapat
mengobservasi perilaku nonverbal, Misalnya
rasa suka, rasa tidak suka, atau perilaku
lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan
dijawab oleh responden.
3.Completeness. Pewawancara dapat memperoleh
jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan
secara langsung.
Keunggulan wawancara
4.Time of interview. Pewawancara dapat
menyusun jadwal wawancara yang relatif
pasti. Kapan, di mana, sehingga data yang
diperoleh tidak keluar dari rancangan
penelitian.
5.Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal
yang rumit dan mendetail.
6.Wawancara dapat dilaksanakan kepada
setiap individu tanpa dibatasi oleh faktor usia
maupun kemampuan membaca
7.Data yang diperoleh dapat langsung diketahui
obyektifitasnya karena dilaksanakan secara
tatap muka
Kelemahan wawancara
1. Prores wawancara membutuhkan biaya dan tenaga yang
besar (biaya pelatihan pewawancara, perjalanan,
pemondokan)
2. Waktu wawancara tidak dapat dilakukan kapan saja
(disesuaikan dengan responden)
3. Keberhasilan wawancara sangat tergantung kepandaian
pewawancara dalam menggali, mencatat dan menafsirkan
setiap jawaban
4. Interview bias. Walau telah dilakukan tatap muka, namun
kesalahan bertanya dan juga kesalahan menafsirkan
jawaban, masih bisa terjadi
5. Responden sulit menyembunyikan identitas dirinya .
Artinya pewawancara bisa dipandang mempunyai potensi
yang bisa mengancam dirinya, sehingga jawaban harus
dilakukan secara ekstra hati-hati. Apalagi jika
jawabannya direkam melalui pita perekam.
Langkah dasar pengembangan
pelaksanaan wawancara
1.Pedoman wawancara (daftar
pertanyaan)
2.Pelatihan pewawancara, situasi sosial
yang berbeda mempunyai dampak
psikologis yang berbeda pula. Artinya
walau pewawancara sudah mempunyai
pengalaman dalam mewawancarai
responden, namun penyelenggaraan
pelatihan buat pewawancara masih
diperlukan.
3.Penentuan jadwal wawancara
Tahap Pelaksanaan Wawancara
 Pewawancara harus menciptakan atmosfir yang bersahabat dan tidak
menekan
 Memberikan paparan terhadap studi yang dilakukan untuk
meyakinkan bahwa wawancara yang berlangsung dengan dirinya
sangat berguna
 Meyakinkan kerahasiaan identitas responden
 Memberikan responden lebih banyak waktu untuk memikirkan
jawaban
 Upayakan agar responden memiliki rasa aman dan nyaman.
Responden seringkali curiga terhadap pewawancara. Sehingga dalam
menjawab pertanyaan, mereka ekstra hati-hati.
 Jika proses wawancara akan direkam melalui “tape recorder”
sebaiknya minta persetujuan responden.
 Pewawancara harus benar-benar bisa merekam jawaban responden
dengan baik (benar dan lengkap).
 Pada akhir wawancara bacakanlah rangkuman hasil. Mintalah
kesediaan pada responden untuk dihubungi /diwawancara lagi
bilamana diperlukan
Macam-Macam Wawancara
Dilihat dari bentuk pertanyaan
a. Wawancara berstruktur,
 Pertanyaan mengarahkan jawaban dalam pola
pertanyaan yang dikemukakan
 Dilakukan bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh.
 Pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya telah disiapkan.
 contoh: Bentuk tes apakah yang anda lakukan dalam
mengadakan evaluasi ? (tes, objektif, tes isi, tes tulis)
responden diarahkan untuk memmilih salah satu
b. Wawancara tak berstruktur
 Wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya.
 Contoh: Mengapa memilih guru sebagai profesi anda ?
Pertanyaan seperti ini tidak terikat pada struktur
jawaban tertentu
KUESIONER/ANGKET
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab.
Macam Kuesioner
•Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang
mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya
berbentuk uraian tentang sesuatu hal.
•Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang
mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan
responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban
dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.
Keuntungan teknik Angket
1. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat
dikirim lewat pos
2. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah
3. Angket tidak terlalu mengganggu responden karena
pengisiannya ditentukan oleh responden itu sendiri

Kerugian teknik Angket


1. Jika dkirim melalui pos, maka prosentase yang dikembalikan
relatif rendah
2. Tidak dapat digunakan pada responden yang tidak mampu
membaca dan menulis
3. Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah
oleh responden
Komponen Angket agar efektif
• Ada Subyek, yaitu individu atau lembaga
yang melaksanakan penelitian
• Adanya ajakan, yaitu permohonan dari
peneliti kepada responden untuk turut serta
mengisi secara aktif dan obyektif
• Ada petunjuk pengisian angket, yang mudah
dimengerti dan tidak bias
• Ada pertanyaan atau pernyataan beserta
tempat mengisi jawaban baik secara
tertutup, semi tertutup maupun terbuka
• Pertanyaan dalam angket ini dapat berbentuk
pertanyaan terbuka atau tertutup ataupun
kombinasi antara terbuka dan tertutup
Berdasarkan bentuk pertanyaan atau
pernyataan ad tiga jenis angket yaitu :
a. Angket terbuka (Opened Questionare)
Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya
memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan
jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka
b. Angket tertutup (Closed Questionare)
Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya tidak
memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan
jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka
c. Angket Semi terbuka (Semi Opened Questionare)
Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya
memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan
jawaban dan pendapat menurut pilihan pilihan jawaban yang
telah disediakan sesuai dengan keinginan mereka
OBSERVASI
Pengertian
Metode yang menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku
dengan mengamati individu atau kelompok secara
langsung
Tujuan Observasi
Mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-
aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang
terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat
dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian
yang diamati tersebut.
Kelebihan teknik observasi
a. Data yang diperoleh adalah data aktual/ segar dalam arti
bahwa data diperoleh dari responden pada saat terjadinya
tingkah laku
b. Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung.
Tingkah laku yang diharapkan muncul mungkin akan muncul
atau mungkin juga tidak muncul, karena tingkah laku dapat
dilihat atau diamati, maka kita segera dapat mengatakan
bahwa yang diukur memang sesuatu yang dimaksudkan
untuk diukur

Kekurangan teknik observasi


a. Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus
menunggu danmengamati sampai tingkah laku yang diharapkan
terjadi/muncul
b. Beberapa tingkah laku, seperti tingkah laku kriminal atau yang
bersifat pribadi, sukar atau tidak mungkin diamati bahkan
mungkin dapat membahayakan si pengamat jika diamati
Macam-Macam Observasi
Berdasarkan keterlibatan pengamat :
a. Observasi partisipan
Merupakan observasi dimana pengamat ikut serta terlibat
dalam kegiatan –kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang
diteliti atau yang diamati, seolah –olah merupakan merupakan
bagian dari mereka
b. Observasi tak partisipan
Merupakan observasi dimana pengamat berada diluar subyek
yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang
mereka lakukan.
Berdasarkan cara pengamatan
a. Observasi berstruktur
Merupakan observasi dimana pengamat dalam melaksanakan
observasinya menggunakan pedoman pengamatan
b. Observasi tak berstruktur
Merupakan observasi dimana pengamat dalam melaksanakan
observasinya melakukan pengamatan secara bebas
PENYUSUNAN TES DAN
ANALISIS BUTIR SOAL
LANGKAH
LANGKAH PENYUSUNAN
PENYUSUNAN TES
TES DAN
DAN
ANALISIS
ANALISIS BUTIR
BUTIR SOAL
SOAL
ANALISIS
KUALITATIF ANALISIS
PENULIS UJI
PENUL & KUANTITATIF:
AN COBA
REVISI .MANUAL
ISAN SOAL TES .KOMPUTER
KISI- SOAL
KISI
SOAL
SELEKSI
SOAL SOAL
JELEK

BANK SOAL
SOAL BAIK
Pengertian Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang
memuat informasi yang dapat dijadikan
pedoman untuk menulis tes atau merakit tes

FORMAT KISI-KISI PENULISAN SOAL


Sekolah : ............................
Mata Pelajaran : ............................
Kelas/Smester : ............................

No Kompetensi Indikator Aspek yang No Soal Jumlah


Dasar diukur Soal
1.VALIDITAS
2.RELIABILITAS
3.ANALISIS DERAJAT KESUKARAN ITEM
4.ANALISIS DAYA PEMBEDA ITEM
5.ANALISIS FUNGSI DISTRAKTOR
VALIDITAS
Pengertian Validitas :
Alat evaluasi dikatakan VALID apabila alat evaluasi
tersebut dapat mengukur tentang apa yang mau hendak
diukur

Macam-macam Validitas :
1.1. Validitas
Validitas Logis
Logis (Logical
(Logical Validity)
Validity)
2.
2. Validitas
Validitas Empiris
Empiris (Empirical
(Empirical Validity)
Validity)
Validitas Logis (Logical Validity)

1. Validitas isi (Content Validity)


2. Validitas konstruksi (Construct Validity)

Validitas isi (Content Validity)


Apabila alat evaluasi tersebut berisi tentang materi
yang mau diukur

Validitas konstruksi (Construct Validity)


Apabila butir-butir soal yang membangun tes
tersebut telah disusun berdasarkan aspek – aspek
berpikir
Aspek Yang Diukur Dalam
Penilaian Berbasis Kompetensi
ASPEK KOGNITIF (6 Tingkat Kognitif Berfikir)
1. Pengetahuan (Knowledge), Kemampuan mengingat

2. Pemahaman (Comprehension), Kemampuan memahami

3. Aplikasi (Application), Kemampuan Penerapan (Misalnya: menggunakan


suatu informasi/ pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan
masalah).

4. Analisis (Analysis), Kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas


menjadi bagian-bagian kecil

5. Sintesis (Synthesis), Kemampuan menggabungkan beberapa informasi


menjadi suatu kesimpulan

6. Evaluasi (Evaluation), Kemampuan mempertimbangkan mana yang


baikP dan mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil
tindakan tertentu.
Validitas Empiris (Empirical Validity)
1. Validitas Prediksi (Predictive Validity)
2. Validitas Konkuren atau Validitas ada sekarang
(ConcurrentValidity)

Validitas Prediksi (Predictive Validity)


Apabila alat evaluasi tersebut mampu meramalkan apa
yang akan terjadi dimasa yang akan datang

Validitas Konkuren(ConcurrentValidity)
Apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama
mampu menunjukan dengan tepat akan adanya
hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes
berikutnya
MENGUKUR VALIDITAS BUTIR

A. Intrumen Yang Penskorannya Tidak Dikotomi


 

Rumus : koefisien korelasi product moment :


 

Keterangan :
Rxy = koefisien korelasi product moment
X = Skor butir
Y = Skor total
N = Jumlah sampel
B. Intrumen Yang Penskorannya Dikotomi

Rumus : Korelasi point biserial :


 
 

Keterangan :
Xp = rata-rata skor tes yang menjawab soal tersebut
dengan benar
Xt = rata-rata skor total untuk semua testi
SDt = simpangan baku skor total semua testi
p = proporsi testi yang dapat menjawab benar
butir soal yang bersangkutan
q = 1- p
Rumus Simpangan Baku :

Pemberian keputusan :
Untuk keputusan valid atau tidak validnya butir-butir soal, akan
dipergunakan taraf signifikansi 0.05. Apabila nilai r hitung lebih besar
atau sama dengan r tabel, maka butir tersebut dinyatakan valid dan
sebaliknya apabila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir
tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Mencari Xt :

3 + 3 + 2 + 2 + 3 + 2 15
-------------------- = ------ = 2,50
6 6

3. Mencari SDt :

= 0,5

4. Mencari harga p :

3
---- = 0,5
6
5. Mencari harga q :
3
------ = 2,5
6

6. Memasukan kerumus : Korelasi point biserial

= 5,34 x 0,2

= 1,068

7. Membuat kesimpulan
r hitung = 1,068
r tabel = 0,811
r hitung > r tabel (1,068 > 0,811) berarti butir nomor 1 valid
RELIABILITAS

A. Intrumen Yang Penskorannya Tidak Dikotomi


Rumus : Koefisien alpha cronbach :

Keterangan :
r11 = Koefisien reliabilitas
k = banyak butir soal yang diuji cobakan
Sdi = simpangan baku skor butir ke-i
SDt = simpangan baku skor total
 
B. Intrumen Yang Penskorannya Dikotomi

 Rumus : KR - 20

Keterangan :
k = banyak butir soal
p = proporsi peserta tes yang menjawab dengan
benar
q = 1 – p
CONTOH : Menghitung Reliabilitas Tes Menggunakan KR-20

NO NAMA NO BUTIR TES SKOR


  1 2 3 4 5 6 7 TOTA
  L

1 A 1 0 1 1 1 1 0 5
2 B 0 1 1 0 1 1 1 5
3 C 0 0 0 0 1 0 1 2
4 D 0 1 1 1 1 1 1 6
5 E 1 0 0 0 1 0 0 2
6 F 0 1 1 1 1 0 0 4
7 G 0 0 0 1 1 1 0 3
8 H 0 1 0 1 1 0 0 3
9 I 0 1 0 1 1 0 0 3
10 J 0 0 0 1 1 0 0 2
1. Mencari pq

p 0,2 0,5 0,4 O,7 1 0,4 0,3


q 0,8 0,5 0,6 0,3 0 0,6 0,7
  pq 0,16 0,25 0,24 0,21 0 0,24 0,21 1,31
 

2. Mencari SDt

= 1,36
3. Memasukan kerumus KR - 20

= 0,341

4. Membuat Kesimpulan
Angka 0,341 berada interval 0.20 --------- < 0.40
Berarti reliabilitas Instrumen Tes tersebut RENDAH
 
Kriteria yang digunakan untuk menentukan tingkat
reliabilitas :

KERITERIA  KUALIFIKASI

0.90 1.00 Sangat tinggi


 
0.70 < 0.90 Tinggi
 
0.40 < 0.70 Cukup
 
0.20 < 0.40 Rendah
 
0.00 < 0.20 Sangat rendah
 
TINGKAT KESUKARAN
ITEM
1. BUTIR ITEM TES DINYATAKAN BAIK BILA TDK TERLALU
SUKAR DAN TDK TERLALU MUDAH
2. WITHERINGTON: SUDAH ATAU BELUM MEMADAHINYA
DERAJAT KESUKARAN ITEM TES DPT DIKETAHUI DR BESAR
KECILNYA INDEK KESUKARAN ITEM (DIFFICULTY INDEX)
3. DIFFICULTY INDEX: BESARNYA BERKISAR ANTARA 0,00 S/D
1,00
4. DIFFICULTY INDEX SEBESAR 0,00 MENUNJUKKAN BUTIR
ITEM SOAL TERLALU SUKAR (YG DPT MENJAWAB DG BETUL
= 0). DIFFICULTY INDEX SEBESAR 1,00 MENUNJUKKAN
BUTIR ITEM SOAL TERLALU MUDAH (JAWABAN SELURUH
TESTEE BENAR)
RUMUS UTK MENGUKUR
DIFFICULTY INDEX

P = B/JS
P = PROPORTION (DIFFICULTY INDEX)
B = BANYAKNYA TESTEE YG DAPAT MENJAWAB
DG BETUL TERHADAP BUTIR YG
BERSANGKUTAN
JS= JUMLAH TESTEE YG MENGIKUTI TES
INTERPRETASI DIFFICULTY INDEX

BESARNYA P INTERPRETASI

KURANG DR 0,30 TERLALU SUKAR

0,30 – 0,70 CUKUP

LEBIH DR 0,70 TERLALU MUDAH
SKOR JAWABAN 10 TESTEE THD 10 BUTIR ITEM SOAL
TES MAPEL AQIDAH AKHLAK

BUTIR SOAL
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
B 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1
C 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
D 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1
E 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
F 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1
G 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
H 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1
I 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
J 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
  6 2 8 5 6 2 8 3 8 7
PERHITUNGAN UTK MENGETAHUI DIFFICULTY INDEX 10
BUTIR ITEM SOAL TES MAPEL AQIDAH AKHLAK

BUTIR ITEM P (DIFFICULTY INDEX INTERPRETASI


1 P=B/JS= 6/10 = 0,60 SEDANG
2 2/10 = 0,20 TERLALU SUKAR
3 8/10 = 0,80 TERLALU MUDAH
4 5/10 = 0,50 SEDANG
5 6/10 = 0,60 SEDANG
6 2/10 = 0,20 TERLALU SUKAR
7 8/10 = 0,80 TERLALU MUDAH
8 3/10 = 0,30 SEDANG
9 8/10 = 0,80 TERLALU SUKAR
10 7/10 = 0,70 SEDANG
FOLLOW UP
HASIL ANALISIS DIFFICULTY INDEX

1. ITEM SOAL YG TERMASUK KATEGORI BAIK


DIDOKUMENTASIKAN KE DLM BANK SOAL, SUATU SAAT
DIKELUARKAN LAGI
2. ITEM SOAL YG TERMASUK KATEGORI TERLALU SUKAR DAN
TERLALU MUDAH, ADA TIGA ALTERNATIF:
 DIBUANG ATAU DIDROP
 DIPAKAI LAGI SETELAH DIPERBAIKI KELEMAHAN-
KELEMAHANNYA
 DIDOKUMENTASIKAN DI BANK SOAL DAN DIGUNAKAN
UTK TES SELEKSI (SOAL YG TERLALU SUKAR UTK TES YG
KETAT, TES YG TERLALU MUDAH UTK TES YG LONGGAR)
DAYA BEDA

DAYA PEMBEDA ITEM ADL


KEMAMPUAN BUTIR ITEM TES UTK
MEMBEDAKAN ANTARA TESTEE YG
PANDAI DENGAN YANG KURANG
PANDAI (BODOH) SEDEMIKIAN
RUPA SEHINGGA SEBAG BESAR
TESTEE YG PANDAI MAMPU
MENJAWAB BETUL SEMENTARA
TESTEE YG BODOH SEBAG BESAR
MENJAWAB SALAH TERHADAP
SUATU BUTIR ITEM TES.
TEKNIK ANALISIS
DAYA PEMBEDA ITEM

1. DPI BISA DIKETAHUI MELALUI BESAR KECILNYA


INDEKS DISKRIMINASI ITEM (IDI)
2. DISCRIMINATORY POWER DIHITUNG ATAS
DASAR PEMBAGIAN TESTEE KE DLM DUA
KELOMPOK, KELOMPOK ATAS (PANDAI) DAN
KELOMPOK BAWAH (BODOH)
3. JK IDI BERTANDA POSITIF BERARTI BUTIR ITEM
TES TELAH MEMILIKI DAYA PEMBEDA YG
BERSIFAT POSITIF.JK IDI = 0,00 BUTIR ITEM TDK
MEMILIKI DAYA PEMBEDA. JK IDI BERTANDA
NEGATIF MAKA DAYA PEMBEDA ITEM BERSIFAT
NEGATIF
STANDAR
DAYA PEMBEDA ITEM
IDI KLASIFIKASI INTERPRETASI

< 0,20 POOR DIANGGAP TDK MEMILIKI


DAYA PEMBEDA

0,20-0,40 SATISFACTORY DAYA PEMBEDA SEDANG

0,40-0,70 GOOD DAYA PEMBEDA YG BAIK

0,70-1,00 EXCELLENT DAYA PEMBEDA BAIK SEKALI

BERTANDA - DAYA PEMBEDA JELEK SEKALI


NEGATIF
RUMUS UTK MENGHITUNG
INDEKS DISKRIMINASI ITEM

D = PA-PB
D = DISCRIMINATORY POWER (ANGKA
INDEK DISKRIMINASI ITEM)
PA= PROPORSI TESTEE KELOMPOK ATAS
YG BISA MENJAWAB BETUL
PB = PROPORSI TESTEE KELOMPOK
BAWAHYG BISA MENJAWAB BETUL
RUMUS UTK MENGHITUNG

KETERANGAN :
PA = BA/JA
BA = BANYAKNYA TESTEE KELOMPOK ATAS YG BISA
MENJAWAB BETUL
JA = JUMLAH TESTEE KELOMPOK ATAS
PB = BB/JB
BB = BANYAKNYA TESTEE KELOMPOK BAWAH YG
BISA MENJAWAB BETUL
JB = JUMLAH TESTEE KELOMPOK BAWAH
SKOR JAWABAN 10 TESTEE THD 10 BUTIR ITEM SOAL TES
MAPEL QUR`AN HADITS

BUTIR SOAL
NA TO
KEL
MA TAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5 BAWAH
B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 ATAS
C 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 ATAS
D 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3 BAWAH
E 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 ATAS
F 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 4 BAWAH
G 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 ATAS
H 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 ATAS
I 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 4 BAWAH
J 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5 BAWAH
5 9 2 8 6 8 5 6 6 6 61
HASIL PERHITUNGAN
BA , BB, PA,PB DAN D

 BUTIR  INTER
ITEM BA  B B J A  JB PA  P B D  PRETASI 
1 3 2 5 5 0.6 0.4 0.2 POOR
2 5 4 5 5 1 0.8 0.2 POOR
3 2 0 5 5 0.4 0 0.4 SATISF
4 4 4 5 5 0.8 0.8 0 POOR
5 3 3 5 5 0.6 0.6 0 POOR
6 5 3 5 5 1 0.6 0.4 SATISF
7 4 1 5 5 0.8 0.2 0.6 GOOD
8 5 1 5 5 1 0.2 0.8 EXCELT
9 5 1 5 5 1 0.2 0.8 EXCELT
10 4 2 5 5 0.8 0.4 0.4 SATISF
DISTRAKTOR (PENGECOH)

1. DISTRAKTOR (PENGECOH): JAWABAN-


JAWABAN SALAH DALAM OPTION TES
HASIL BELAJAR.CONTOH:

‫ الى المدرسة‬....... ‫ذهبت‬


‫حذيفة‬
‫هند‬
‫احمد‬
‫الستاذ‬
‫الطالب‬
PEMASANGAN DISTRAKTOR

1. AGAR TESTEE TERTARIK UTK MEMILIHNYA


KRN MENYANGKANYA SBG JAWABAN YG
BETUL
2. SEMAKIN BANYAK TESTEE TERKECOH MAKA
DIKATAKAN BAHWA DISTRAKTOR TELAH
DAPAT MENJALANKAN FUNGSINYA DENGAN
BAIK
3. DISTRAKTOR YG BAIK: SEKURANG-
KURANGNYA TELAH DIPILIH OLEH 5% DARI
SELURUH PESERTA TES
CONTOH KASUS:

TES HASIL BELAJAR BAHASA ARAB


DIIKUTI OLEH 50 SISWA (2
KELAS).BENTUK SOALNYA MULTIPLE
CHOICE ITEM SEBANYAK 40
BUTIR.SETIAP BUTIR DILENGKAPI LIMA
OPTION JAWABAN, YAITU A, B, C, D DAN
E. KHUSUS NOMOR 1, 2 DAN 3 DIPEROLEH
PENYEBARAN JAWABAN SEBAGAI
BERIKUT: (LIHAT SLIDE SELANJUTNYA)
PENYEBARAN JAWABAN UTK 3 BUTIR
SOAL
OPTION
KUNCI 
ITEM JAWA-
BAN
A B C D E
1 4 6 5 30 5 D
2 1 44 2 1 2 B
3 1 1 10 1 37 C
KETERANGAN:

UNTUK NOMOR SATU, DISTRAKTORNYA ADL A, B,


C, E:
1.PENGECOH A DIPILIH OLEH 4 TESTEE (4/50 X
100%)=8%. JD DISTRAKTOR A TLH BERFUNGSI BAIK
KRN LEBIH DR 5%
2. PENGECOH B DIPILIH OLEH 6 TESTEE (6/50 X
100%)=12%. JD DISTRAKTOR B TLH BERFUNGSI
BAIK
3. DAN SETERUSNYA
PRINSIP PENULISAN SOAL TES URAIAN/ESAI
1. Gunakanlah tipe tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang
cocok
2. Beritahulah bahwa tes akan menggunakan butir soal tipe uraian
3. Batasilah ruang lingkup tes secara pasti
4. Pertanyaan hendaknya terutama untuk mengukur tujuan hasil
belajar yang penting saja
5. Jangan terlalu banyak digunakan untuk mengukur kemampuan
mengingat
6. Kemampuan dan ketrampilan menulis peserta tes haruslah
menjadi pertimbangan utama
7. Jangan memberikan butir soal yang dapat dipilih atau dapat
tidak dikerjakan
8. Setiap soal harus jelas, apakah jenis terbatas atau jenis bebas
9. Makin banyak jumlah butir soal untuk setiap perangkat soal
makin baik
10. Tulislah petunjuk awal yang jelas, dan petunjuk untuk setiap
butir soal harus rinci
11. Waktu yang tersedia haruslah cukup
12. Hendaknya pertanyaan menuntut respon atau jawaban yang
bersifat baru/pemikiran peserta tes
13. Hendaknya selalu ada kombinasi jenis tes uraian terbatas dan
jenis tes uraian bebas
14. Pergunakanlah kata-kata deskriptif
15. Dalam setiap butir soal harus dijelaskan skor maksimal yang
dapat diperoleh
16. Janganlah mulai kalimat butir soal dengan kata-kata seperti
"apa" dan "siapa"
PENENTUAN NILAI AKHIR
NILAI AKHIR ADL NILAI-
BAIK ANGKA ATAU HURUF-
YG MELAMBANGKAN
TINGKAT KEBERHASILAN
PESERTA DIDIK SETELAH
MENGIKUTI PROGRAM
PENDIDIKAN PADA
JENJANG TERTENTU, DLM
JANGKA WAKTU YG TELAH
DITENTUKAN
FUNGSI NILAI AKHIR

1. FUNGSI ADMINISTRATIF: NAIK, LULUS ATAU


TINGGAL KELAS ?, LAYAK TERIMA BEASISWA ?,
DIREKOMENDASIKAN UTK PEKERJAAN
TERTENTU, DITEMPATKAN DI KELOMPOK ATAU
KELAS TERTENTU.
2. FUNGSI INFORMATIF: BG ORTU, WALI KELAS,
PENASEHAT AKADEMIK DSB
3. FUNGSI BIMBINGAN: MIS BG SISWA YG
NILAINYA RENDAH
4. FUNGSI INSTRUKSIONAL: SBG UMPAN BALIK
BG PENYEMPURNAAN PROGRAM
FAKTOR2 YG DIPERTIMBANGKAN
DLM PENENTUAN NILAI AKHIR

1. FAKTOR PENCAPAIAN
ATAU PRESTASI
(ACHIEVEMENT)
2. FAKTOR USAHA (EFFORT)
3. FAKTOR ASPEK
KEPRIBADIAN DAN
SOSIAL (PERSONNAL
AND SOCIAL
CHARACTERISTICS)
4. FAKTOR KEBIASAAN
KERJA (WORK HABIT)
CONTOH PENENTUAN
NILAI AKHIR
2 (T) + 3 (H) + 5 (U)
NA =
10
NA = NILAI AKHIR
T = NILAI TUGAS
H = NILAI HARIAN (FORMATIF)
U = NILAI ULANGAN UMUM
(SUMATIF)
PENETAPANKKM
PENETAPAN KKM

ANALISIS
ANALISIS
PENCAPAIANKKM
PENCAPAIAN KKM
RAMBU-RAMBU
 KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran

 KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah

 Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat


dengan rentang 0 – 100
 Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100

 Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah nilai


ketuntasan belajar maksimal
 Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil
Belajar Peserta didik
MEKANISME/LANGKAH-LANGKAH :

KKM
KKM KKM
KKM
INDIKATOR
INDIKATOR KK DD

KKM
KKM KKM
KKM
MM PP SS KK
KRITERIA PENETAPAN KKM
• Kompleksitas (Kesulitan &
Kerumitan)
• Daya dukung
• Intake siswa
FORMAT PENENTUAN DAN PENULISAN KKM :
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kompetensi dasar dan Kriteria Penetapan
Ketuntasan Nilai
Indikator Kompleksit Daya Intake KKM
as dukung

1.1. KD
a. Indikator 1
b. Indikator 2
MENAFSIRKAN KRITERIA MENJADI NILAI
A. Dengan memberikan poin pada setiap kriteria yang ditetapkan :

1. Kompleksitas : - Tinggi = 1
- Sedang = 2
- Rendah = 3
2. Daya dukung : - Tinggi = 3
- Sedang = 2
- Rendah = 1
3. Intake : - Tinggi = 3
- Sedang = 2
- Rendah = 1
Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung
tinggi dan intake peserta didik sedang  nilainya adalah:
(3 + 3 + 2)
x 100 = 88.89 dibulatkan menjadi 89
9
MENAFSIRKAN KRITERIA MENJADI NILAI

B. Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria, misalnya:

1.Kompleksitas : - Tinggi = 50 - 64
- Sedang = 65 - 80
- Rendah = 81 - 100
2.Daya dukung : - Tinggi = 81 - 100
- Sedang = 65 - 80
- Rendah = 50 - 64
3. Intake : - Tinggi = 81 - 100
- Sedang = 65 - 80
- Rendah = 50 - 64

Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas sedang, daya dukung


tinggi dan intake sedang  nilainya adalah rata-rata setiap nilai dari
kriteria yang ditentukan.

Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap


kriteria perlu kesepakatan forum MGMP di Sekolah.
MENAFSIRKAN KRITERIA MENJADI NILAI
C. Dengan memberikan pertimbangan professional judgement pada setiap
kriteria untuk menetapkan nilai :

1. Kompleksitas : - Tinggi
- Sedang
- Rendah
2. Daya dukung : - Tinggi
- Sedang
- Rendah
3. Intake : - Tinggi
- Sedang
- Rendah

Contoh :
Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi
dan intake peserta didik sedang  maka dapat dikatakan ada dua
komponen yang mempengaruhi untuk dapat mencapai ketuntasan maksimal
100 yaitu kompleksitas rendah dan daya dukung tinggi. Jadi guru dapat
mengurangi nilai menjadi antara 90 – 80.
TINGKAT KOMPLEKSITAS

TINGKAT KOMPLEKSITAS
(Kesulitan & Kerumitan) setiap IP/KD yang harus dicapai
oleh peserta didik.
Tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pelaksanaan-
nya menuntut :
• Guru
 memahami Kompetensi yang harus dicapai peserta
didik
 kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran.
• WAKTU
 cukup lama karena perlu pengulangan
• PENALARAN dan KECERMATAN peserta didik yang tinggi.
KEMAMPUAN SUMBER DAYA PENDUKUNG

• Ketersediaan tenaga,
• Sarana dan prasarana pendidikan
yang sangat dibutuhkan,
• Biaya operasional pendidikan,
• Manajemen sekolah,
• Kepedulian stakeholders sekolah.
INTAKE (TINGKAT KEMAMPUAN RATA-RATA)
PESERTA DIDIK :

 KKM Kelas X dapat didasarkan pada


hasil seleksi PSB, NUN, Rapor kelas 3
SMP, tes seleksi masuk atau psikotes
 KKM Kelas XI dan XII didasarkan
pada tingkat pencapaian KKM peserta
didik pada semester atau kelas
sebelumnya
FORMAT A
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kompetensi dasar dan Kriteria Penetapan Nilai
Ketuntasan KKM
Indikator
KompleksitasDaya dukung Intake

74

1.1. KD
Rendah tinggi sedan 89
3 3 g 2
a. Indikator 1
tinggi sedan sedan 56
1 g 2 g 2
b. Indikator 2
Sedang tinggi sedan 78
2 3 g 2
c. Indikator 3
FORMAT B
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kompetensi dasar dan Kriteria Penetapan Ketuntasan
Indikator Kompleksitas
Daya dukungIntake Nilai
KKM

75

1.1. KD
Sedang tinggi sedang
90 70
78
a. Indikator 1 75

tinggi sedang sedan


g 70
68
b. Indikator 2 55 80

Sedang tinggi sedang


b. Indikator 3 78 85 70
78
PENULISAN KKM PADA LHB PESERTA DIDIK

LAPORAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK


SEKOLAH MENENGAH ATAS
Nama Peserta didik : ………………………………… Nama Sekolah : ………………………………
Nomor Induk : ………………………………… Tahun Pelajaran : ………………………………
Kelas/Semester : XI IA /1

Kriteria Nilai Hasil Belajar


Ketuntasan
No Mata Pelajaran Minimal *) Pengetahuan Praktik Sikap/
Afektif
Angka Huruf Angka Huruf Predikat

1. Pendidikan Agama 75 80 Delapan puluh - - B


2. Pendk. 75 80 Delapan puluh - - B
Kewarganegaraan
3. Bhs Indonesia 70 70 Tujuh puluh 75 Tujuh puluh B
lima
4. Bahasa Inggris 65 70 Tujuh puluh 65 Enam puluh B
lima
5. Matematika 60 60 Enam puluh - - B
6. Seni Budaya,dst 78 - 75 Tujuh puluh B
lima
Sampai Jumpa !

Anda mungkin juga menyukai