Oleh:
MUHAMMAD NURMAN, M.Pd.
JURUSAN PBA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
IAIN MATARAM
PENGUKURAN, PENILAIAN,
EVALUASI
Pengukuran,
penilaian,
evaluasi.
Apa bedanya?
Pengukuran/Measurement
KULIAH
PENILAIAN
MAHASISWA HASIL
BELAJAR BELAJA
R
TIDA
KLUL
US
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam sebuah
evaluasi pendidikan
KAPAN SIAPA
MENGAPA
Hubungan hierarki evaluasi, penilaian, dan
pengukuran
EVALUATION
ASSESSMENT
MEASUREMENT
Menyempurnakan Kembali
Bagi Mengenal Kapasitas
Secara Psikologis
Pendidik Dan Status Dirinya
Fungsi
Evaluasi Bagi
Dorongan Perbaikan
dan Peningkatan
Pembelajaran
Pendidik Prestasi
Secara Didaktis
Bagi -Fungsi Diagnostik
Siswa -Fungsi Penempatan
-Fungsi Selektif
-Fungsi Bimbingan
-Fungsi Instruksional
Secara
Khusus
- Memberikan Laporan
Secara Administratif - Memberikan Data
- Memberikan Gambaran
SUBJEK DAN SASARAN
EVALUASI
SUBJEK DAN SASARAN
EVALUASI
1. Subjek Evaluasi : orang yang
melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa
yang dapat disebut sebagai subjek
evaluasi untuk setiap tes,ditentukan
oleh suatu aturan pembagian tugas
atau ketentuan yang berlaku.
contoh :
Untuk melaksanakan evaluasi tentang
pretasi belajar atau pencapaian maka
sebagai subjek evaluasi adalah guru
• Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang
menggunakan sebuah skala maka sebagai subjeknya
dapat meminta petugas yang ditunjuk,dengan
didahului oleh suatu latihan melaksanakan evaluasi
tsb.
3. Sikap-sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku
manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang
memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan
sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam
pergaulan maka banyak orang yang menginginkan informasi
khusus tentangnya. Alat untuk mengetahui keadaan sikap
seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test. Oleh
karena itu tes ini berupa skala, maka lalu disebut skala
sikap atau attitude scale.
4. Inteligensi
• Untuk mengetahui tingkat inteligensi ini digunakan
tes inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh
para ahli. Tes yang terkenal buatan Binet dan
Simon yang dikenaldengan tes Binet-Simon. Tes-
tes yang lain seperti SPM, Tintum,dsb.
INTERNAL
INPUT TRANSFORMASI
TRANSFORMASI OUTPUT
OUTPUT
INPUT
EKSTERNAL
UMPAN BALIK
PRINSIP-PRINSIP
EVALUASI
1. Prinsip Keseluruhan (comprehensive); artinya
evaluasi dilakukan secara bulat, utuh atau
menyeluruh, tidak terpisah-pisah atau
sepotong-sepotong. Evaluasi yang menyeluruh
ialah yang mampu memproyeksikan seluruh
aspek pola tingkah laku yang diharapkan
sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk dapat
melaksanakan evaluasi yang memenuhi asas
ini, maka setiap tujuan instruksional harus
telah dijabarkan sejelas-jelasnya, sehingga
dapat dijadikan pedoman untuk melakukan
pengukuran. Alat atau instrument evaluasi
harus mengandung atau mencerminkan item-
item yang representatif, yang dijabarkan
dari tujuan-tujuan instruksional yang telah
disusun.
2. Prinsip Kesinambungan (contonuity); artinya evaluasi dilakukan
secara teratur dan sambung-menyambung dari waktu ke waktu.
Maksudnya ialah agar kita (guru) memperoleh kepastian atau
kemantapan dalam mengevaluasi. Dan dapat mengetahui tahap-
tahap perkembangan yang dialami oleh siswa.
3. Prinsip obyektivitas (objectivity); artinya evaluasi harus
dilakukan dengan apa adanya, wajar, tidak dicampuri oleh
kepentingan2, dan terlepas dari faktor-faktor yg sifatnya
subyektif.
4. Kooperatif ; artinya dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran
harus bekerjasama dengan semua pihak yang terlibat dalam
kegiatan evaluasi (guru, wali murid, kepala sekolah, siswa,
tenaga administrasi dll)
5. Praktis, ekonomis dan mendidik ;artinya evaluasi pembelajaran
yang baik adalah mudah dilaksanakan, rendah biaya, efisien
waktu dan tenaga serta mampu mencapai tujuan yang oftimal
6. Evaluasi harus dilaksanakan dengan alat pengukur yang baik
Asas ini diperlukan, sebab untuk dapat memberikan penilaian secara
obyektif diperlukan informasi atau bukti -bukti yang relevan
dan untuk itu dibutuhkan alat yang tepat guna. Ada beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi untuk alat pengukur yang baik,
yaitu: valid, reliabel dsb
LANGKAH-LANGKAH
EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Menyusun Rencana Evaluasi Pembelajaran
a. Merumuskan Tujuan dilaksanakannya Evaluasi
b. Menetapakkan aspek-aspek yang akan dievaluasi
(kognitif, afektif dan psikomotor)
c. Memilih Teknik yang akan digunakan dalam evaluasi
(tes atau non tes)
d. Menyusun alat ukur yang akan digunakan
e. Menentukan tolok ukur sebagai patokan (PAN atau
PAP)
Norm Referenced (NR) ---- PAN
Penguasaan siswa dibandingkan dengan tingkat penguasaan
kawan-kawannya dalam satu kelompok, bersifat relatif.
alat evaluasi
3. Mengolah dan Menganalisis Data
Mengolah atau menganalisis data menggunakan
staistik
atau non statistik tergantung jenis data yang akan
diolah.
4.Memberikan Interpretasi dan Menarik
Kesimpulan
5. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
Merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang
perlu
Jenis-Jenis Evaluasi Belajar
MENURUT FUNGSINYA
a. Evaluasi Formatif
Penilaian formatif adalah penilaian yang
dilaksanakan pada akhir program pembelajaran
(umumnya setelah selesai satu pokok bahasan),
untuk melihat tingkat keberhasilan proses
pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian,
penilaian formatif berorientasi kepada proses
pembelajaran. Dengan penilaian formatif
diharapkan guru dapat memperbaiki programnya
dan strategi pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran.
b. Evaluasi Sumatif
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk
keperluan penentuan angka kemajuan atau hasil
belajar siswa.
Jenis evaluasi ini dilaksanakan setelah guru
menyelesaikan pengajaran yang diprogramkan
untuk satu semester. Dan kawasan bahasannya
sama dengan kawasan bahan yang terkandung di
dalam satuan program semester.
Penilaian sumatif berorientasi kepada produk,
bukan pada proses .
c. Evaluasi Diagnostik
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang dilaksanakan bertujuan
untuk mengetahui kelemahan -kelemahan peserta serta faktor
penyebabnya. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbingan
belajar, pembelajaran remedial, menemukan kasus-kasus, dll. Soal-
soal tentunya disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar
yang dihadapi oleh peserta.
d. Evaluasi Selektif
Adalah evaluasi yang ditujukan guna membantu memecahkan kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa tertentu.
Jenis evaluasi formatif dan sumatif terutama menjadi tanggungjawab
guru (guru bidang studi), evaluasi penempatan dan diagnostik lebih
merupakan tanggungjawab guru bimbingan penyuluhan.
e. Evaluasi Penempatan
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk menempatkan siswa dalam
situasi belajar atau program pendidikan yang sesuai dengan
kemampuannya.
MACAM-MACAM ALAT
EVALUASI
TES :
a. Tes lisan, yaitu tes yang menuntut jawaban
secara lisan
b. Tes tulisan yaitu tes yang menuntut
jawaban secara tulisan
c. Tes perbuatan yaitu tes yang menuntut
jawaban dalam bentuk perbuatan
NON TES :
a. Angket
b. Observasi
c. Wawancara
dll
TES
T EKNIK PENYUSUNAN TES
CIRI-CIRI TES HASIL BELAJAR
YANG BAIK
1. VALID: TES DENGAN TEPAT, BENAR,
SAHIH MENGUKUR HASIL BELAJAR SISWA
SETELAH MENEMPUH PROSES BELAJAR
DLM WAKTU TERTENTU
2. RELIABEL: HASIL PENGUKURAN SECARA
BERULANGKALI THD SUBYEK YG SAMA
ADALAH STABIL KAPAN SAJA, DI MANA
SAJA, OLEH SIAPA UJIAN DILAKUKAN,
DIPERIKSA DAN DINILAI
CIRI-CIRI TES HASIL BELAJAR
YANG BAIK
1. RUKUN IMAN KE
5 ADALAH IMAN
…….
2. RUKUN ISLAM KE
2 ADALAH……
3. IBU NABI
MUHAMMAD
BERNAMA……..
CONTOH:
MULTIPLE CHOICE ITEM
PILIHLAH:
A. BILA 1, 2 DAN 3 BETUL
B. BILA 1 DAN 3 BETUL
C. BILA 2 DAN 4 BETUL
D. BILA HANYA 4 YG BETUL
E. BILA SEMUANYA BETUL
MCI ANALISIS ANTAR HAL
PILIHLAH:
A. PERNYATAAN BETUL, ALASAN BETUL DAN
MENUNJUKKAN HUBUNGAN SEBAB
AKIBAT
B. PERNYATAAN BETUL, ALASAN BETUL
TETAPI TIDAK MENUNJUKKAN HUBUNGAN
SEBAB AKIBAT
C. PERNYATAAN BETUL DAN ALASAN SALAH
D. PERNYATAAN SALAH DAN ALASAN BETUL
E. PERNYATAAN SALAH DAN ALASAN SALAH
MCI MODEL ANALISIS KASUS
CONTOH SOAL:
1. (1) Banyak melakukan
kemaksiatan
(2) Kualitas ibadah
2. (1) Tingkat kerajinan belajar
(2) Prestasi belajar
MCI MODEL PERBANDINGAN KUANTITATIF
Tulislah:
A. Jika (1) lebih besar daripada (2)
B. Jika (1) lebih kecil daripada (2)
C. Jika keduanya sama besar atau hampir
sama besar
CONTOH:
1. Arab Saudi
2. Aljazair
NON TES
INTERVIEW (WAWANCARA)
Pengertian
Wawancara adalah teknik
pengambilan data melalui
pertanyaan yang diajukan secara
lisan kepada responden.
Wawancara bisa dilakukan secara
tatap muka di antara peneliti
dengan responden dan bisa juga
melalui telepon.
Keunggulan wawancara
1.Flexibility . Pewancara dapat secara luwes
mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi
yang dihadapi pada saat itu dan
memmungkinkan diberikan penjelasan kepada
respoden bila pertanyaan kurang dimengerti
2.Nonverbal behavior. Pewawancara dapat
mengobservasi perilaku nonverbal, Misalnya
rasa suka, rasa tidak suka, atau perilaku
lainnya pada saat pertanyaan diajukan dan
dijawab oleh responden.
3.Completeness. Pewawancara dapat memperoleh
jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan
secara langsung.
Keunggulan wawancara
4.Time of interview. Pewawancara dapat
menyusun jadwal wawancara yang relatif
pasti. Kapan, di mana, sehingga data yang
diperoleh tidak keluar dari rancangan
penelitian.
5.Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal
yang rumit dan mendetail.
6.Wawancara dapat dilaksanakan kepada
setiap individu tanpa dibatasi oleh faktor usia
maupun kemampuan membaca
7.Data yang diperoleh dapat langsung diketahui
obyektifitasnya karena dilaksanakan secara
tatap muka
Kelemahan wawancara
1. Prores wawancara membutuhkan biaya dan tenaga yang
besar (biaya pelatihan pewawancara, perjalanan,
pemondokan)
2. Waktu wawancara tidak dapat dilakukan kapan saja
(disesuaikan dengan responden)
3. Keberhasilan wawancara sangat tergantung kepandaian
pewawancara dalam menggali, mencatat dan menafsirkan
setiap jawaban
4. Interview bias. Walau telah dilakukan tatap muka, namun
kesalahan bertanya dan juga kesalahan menafsirkan
jawaban, masih bisa terjadi
5. Responden sulit menyembunyikan identitas dirinya .
Artinya pewawancara bisa dipandang mempunyai potensi
yang bisa mengancam dirinya, sehingga jawaban harus
dilakukan secara ekstra hati-hati. Apalagi jika
jawabannya direkam melalui pita perekam.
Langkah dasar pengembangan
pelaksanaan wawancara
1.Pedoman wawancara (daftar
pertanyaan)
2.Pelatihan pewawancara, situasi sosial
yang berbeda mempunyai dampak
psikologis yang berbeda pula. Artinya
walau pewawancara sudah mempunyai
pengalaman dalam mewawancarai
responden, namun penyelenggaraan
pelatihan buat pewawancara masih
diperlukan.
3.Penentuan jadwal wawancara
Tahap Pelaksanaan Wawancara
Pewawancara harus menciptakan atmosfir yang bersahabat dan tidak
menekan
Memberikan paparan terhadap studi yang dilakukan untuk
meyakinkan bahwa wawancara yang berlangsung dengan dirinya
sangat berguna
Meyakinkan kerahasiaan identitas responden
Memberikan responden lebih banyak waktu untuk memikirkan
jawaban
Upayakan agar responden memiliki rasa aman dan nyaman.
Responden seringkali curiga terhadap pewawancara. Sehingga dalam
menjawab pertanyaan, mereka ekstra hati-hati.
Jika proses wawancara akan direkam melalui “tape recorder”
sebaiknya minta persetujuan responden.
Pewawancara harus benar-benar bisa merekam jawaban responden
dengan baik (benar dan lengkap).
Pada akhir wawancara bacakanlah rangkuman hasil. Mintalah
kesediaan pada responden untuk dihubungi /diwawancara lagi
bilamana diperlukan
Macam-Macam Wawancara
Dilihat dari bentuk pertanyaan
a. Wawancara berstruktur,
Pertanyaan mengarahkan jawaban dalam pola
pertanyaan yang dikemukakan
Dilakukan bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh.
Pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya telah disiapkan.
contoh: Bentuk tes apakah yang anda lakukan dalam
mengadakan evaluasi ? (tes, objektif, tes isi, tes tulis)
responden diarahkan untuk memmilih salah satu
b. Wawancara tak berstruktur
Wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya.
Contoh: Mengapa memilih guru sebagai profesi anda ?
Pertanyaan seperti ini tidak terikat pada struktur
jawaban tertentu
KUESIONER/ANGKET
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab.
Macam Kuesioner
•Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang
mengharapkan responden untuk menuliskan jawabannya
berbentuk uraian tentang sesuatu hal.
•Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang
mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan
responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban
dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.
Keuntungan teknik Angket
1. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat
dikirim lewat pos
2. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah
3. Angket tidak terlalu mengganggu responden karena
pengisiannya ditentukan oleh responden itu sendiri
BANK SOAL
SOAL BAIK
Pengertian Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah suatu format atau matriks yang
memuat informasi yang dapat dijadikan
pedoman untuk menulis tes atau merakit tes
Macam-macam Validitas :
1.1. Validitas
Validitas Logis
Logis (Logical
(Logical Validity)
Validity)
2.
2. Validitas
Validitas Empiris
Empiris (Empirical
(Empirical Validity)
Validity)
Validitas Logis (Logical Validity)
Validitas Konkuren(ConcurrentValidity)
Apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama
mampu menunjukan dengan tepat akan adanya
hubungan yang searah antara tes pertama dengan tes
berikutnya
MENGUKUR VALIDITAS BUTIR
Keterangan :
Rxy = koefisien korelasi product moment
X = Skor butir
Y = Skor total
N = Jumlah sampel
B. Intrumen Yang Penskorannya Dikotomi
Keterangan :
Xp = rata-rata skor tes yang menjawab soal tersebut
dengan benar
Xt = rata-rata skor total untuk semua testi
SDt = simpangan baku skor total semua testi
p = proporsi testi yang dapat menjawab benar
butir soal yang bersangkutan
q = 1- p
Rumus Simpangan Baku :
Pemberian keputusan :
Untuk keputusan valid atau tidak validnya butir-butir soal, akan
dipergunakan taraf signifikansi 0.05. Apabila nilai r hitung lebih besar
atau sama dengan r tabel, maka butir tersebut dinyatakan valid dan
sebaliknya apabila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir
tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Mencari Xt :
3 + 3 + 2 + 2 + 3 + 2 15
-------------------- = ------ = 2,50
6 6
3. Mencari SDt :
= 0,5
4. Mencari harga p :
3
---- = 0,5
6
5. Mencari harga q :
3
------ = 2,5
6
= 5,34 x 0,2
= 1,068
7. Membuat kesimpulan
r hitung = 1,068
r tabel = 0,811
r hitung > r tabel (1,068 > 0,811) berarti butir nomor 1 valid
RELIABILITAS
Keterangan :
r11 = Koefisien reliabilitas
k = banyak butir soal yang diuji cobakan
Sdi = simpangan baku skor butir ke-i
SDt = simpangan baku skor total
B. Intrumen Yang Penskorannya Dikotomi
Rumus : KR - 20
Keterangan :
k = banyak butir soal
p = proporsi peserta tes yang menjawab dengan
benar
q = 1 – p
CONTOH : Menghitung Reliabilitas Tes Menggunakan KR-20
1 A 1 0 1 1 1 1 0 5
2 B 0 1 1 0 1 1 1 5
3 C 0 0 0 0 1 0 1 2
4 D 0 1 1 1 1 1 1 6
5 E 1 0 0 0 1 0 0 2
6 F 0 1 1 1 1 0 0 4
7 G 0 0 0 1 1 1 0 3
8 H 0 1 0 1 1 0 0 3
9 I 0 1 0 1 1 0 0 3
10 J 0 0 0 1 1 0 0 2
1. Mencari pq
2. Mencari SDt
= 1,36
3. Memasukan kerumus KR - 20
= 0,341
4. Membuat Kesimpulan
Angka 0,341 berada interval 0.20 --------- < 0.40
Berarti reliabilitas Instrumen Tes tersebut RENDAH
Kriteria yang digunakan untuk menentukan tingkat
reliabilitas :
KERITERIA KUALIFIKASI
P = B/JS
P = PROPORTION (DIFFICULTY INDEX)
B = BANYAKNYA TESTEE YG DAPAT MENJAWAB
DG BETUL TERHADAP BUTIR YG
BERSANGKUTAN
JS= JUMLAH TESTEE YG MENGIKUTI TES
INTERPRETASI DIFFICULTY INDEX
BESARNYA P INTERPRETASI
KURANG DR 0,30 TERLALU SUKAR
0,30 – 0,70 CUKUP
LEBIH DR 0,70 TERLALU MUDAH
SKOR JAWABAN 10 TESTEE THD 10 BUTIR ITEM SOAL
TES MAPEL AQIDAH AKHLAK
BUTIR SOAL
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
B 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1
C 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0
D 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1
E 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
F 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1
G 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
H 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1
I 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1
J 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1
6 2 8 5 6 2 8 3 8 7
PERHITUNGAN UTK MENGETAHUI DIFFICULTY INDEX 10
BUTIR ITEM SOAL TES MAPEL AQIDAH AKHLAK
D = PA-PB
D = DISCRIMINATORY POWER (ANGKA
INDEK DISKRIMINASI ITEM)
PA= PROPORSI TESTEE KELOMPOK ATAS
YG BISA MENJAWAB BETUL
PB = PROPORSI TESTEE KELOMPOK
BAWAHYG BISA MENJAWAB BETUL
RUMUS UTK MENGHITUNG
KETERANGAN :
PA = BA/JA
BA = BANYAKNYA TESTEE KELOMPOK ATAS YG BISA
MENJAWAB BETUL
JA = JUMLAH TESTEE KELOMPOK ATAS
PB = BB/JB
BB = BANYAKNYA TESTEE KELOMPOK BAWAH YG
BISA MENJAWAB BETUL
JB = JUMLAH TESTEE KELOMPOK BAWAH
SKOR JAWABAN 10 TESTEE THD 10 BUTIR ITEM SOAL TES
MAPEL QUR`AN HADITS
BUTIR SOAL
NA TO
KEL
MA TAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 5 BAWAH
B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 ATAS
C 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 ATAS
D 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 3 BAWAH
E 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 ATAS
F 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 4 BAWAH
G 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 7 ATAS
H 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 ATAS
I 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 4 BAWAH
J 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5 BAWAH
5 9 2 8 6 8 5 6 6 6 61
HASIL PERHITUNGAN
BA , BB, PA,PB DAN D
BUTIR INTER
ITEM BA B B J A JB PA P B D PRETASI
1 3 2 5 5 0.6 0.4 0.2 POOR
2 5 4 5 5 1 0.8 0.2 POOR
3 2 0 5 5 0.4 0 0.4 SATISF
4 4 4 5 5 0.8 0.8 0 POOR
5 3 3 5 5 0.6 0.6 0 POOR
6 5 3 5 5 1 0.6 0.4 SATISF
7 4 1 5 5 0.8 0.2 0.6 GOOD
8 5 1 5 5 1 0.2 0.8 EXCELT
9 5 1 5 5 1 0.2 0.8 EXCELT
10 4 2 5 5 0.8 0.4 0.4 SATISF
DISTRAKTOR (PENGECOH)
1. FAKTOR PENCAPAIAN
ATAU PRESTASI
(ACHIEVEMENT)
2. FAKTOR USAHA (EFFORT)
3. FAKTOR ASPEK
KEPRIBADIAN DAN
SOSIAL (PERSONNAL
AND SOCIAL
CHARACTERISTICS)
4. FAKTOR KEBIASAAN
KERJA (WORK HABIT)
CONTOH PENENTUAN
NILAI AKHIR
2 (T) + 3 (H) + 5 (U)
NA =
10
NA = NILAI AKHIR
T = NILAI TUGAS
H = NILAI HARIAN (FORMATIF)
U = NILAI ULANGAN UMUM
(SUMATIF)
PENETAPANKKM
PENETAPAN KKM
ANALISIS
ANALISIS
PENCAPAIANKKM
PENCAPAIAN KKM
RAMBU-RAMBU
KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran
KKM
KKM KKM
KKM
INDIKATOR
INDIKATOR KK DD
KKM
KKM KKM
KKM
MM PP SS KK
KRITERIA PENETAPAN KKM
• Kompleksitas (Kesulitan &
Kerumitan)
• Daya dukung
• Intake siswa
FORMAT PENENTUAN DAN PENULISAN KKM :
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kompetensi dasar dan Kriteria Penetapan
Ketuntasan Nilai
Indikator Kompleksit Daya Intake KKM
as dukung
1.1. KD
a. Indikator 1
b. Indikator 2
MENAFSIRKAN KRITERIA MENJADI NILAI
A. Dengan memberikan poin pada setiap kriteria yang ditetapkan :
1. Kompleksitas : - Tinggi = 1
- Sedang = 2
- Rendah = 3
2. Daya dukung : - Tinggi = 3
- Sedang = 2
- Rendah = 1
3. Intake : - Tinggi = 3
- Sedang = 2
- Rendah = 1
Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung
tinggi dan intake peserta didik sedang nilainya adalah:
(3 + 3 + 2)
x 100 = 88.89 dibulatkan menjadi 89
9
MENAFSIRKAN KRITERIA MENJADI NILAI
1.Kompleksitas : - Tinggi = 50 - 64
- Sedang = 65 - 80
- Rendah = 81 - 100
2.Daya dukung : - Tinggi = 81 - 100
- Sedang = 65 - 80
- Rendah = 50 - 64
3. Intake : - Tinggi = 81 - 100
- Sedang = 65 - 80
- Rendah = 50 - 64
1. Kompleksitas : - Tinggi
- Sedang
- Rendah
2. Daya dukung : - Tinggi
- Sedang
- Rendah
3. Intake : - Tinggi
- Sedang
- Rendah
Contoh :
Jika indikator memiliki Kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi
dan intake peserta didik sedang maka dapat dikatakan ada dua
komponen yang mempengaruhi untuk dapat mencapai ketuntasan maksimal
100 yaitu kompleksitas rendah dan daya dukung tinggi. Jadi guru dapat
mengurangi nilai menjadi antara 90 – 80.
TINGKAT KOMPLEKSITAS
TINGKAT KOMPLEKSITAS
(Kesulitan & Kerumitan) setiap IP/KD yang harus dicapai
oleh peserta didik.
Tingkat kompleksitas tinggi, apabila dalam pelaksanaan-
nya menuntut :
• Guru
memahami Kompetensi yang harus dicapai peserta
didik
kreatif dan inovatif dalam melaksanakan
pembelajaran.
• WAKTU
cukup lama karena perlu pengulangan
• PENALARAN dan KECERMATAN peserta didik yang tinggi.
KEMAMPUAN SUMBER DAYA PENDUKUNG
• Ketersediaan tenaga,
• Sarana dan prasarana pendidikan
yang sangat dibutuhkan,
• Biaya operasional pendidikan,
• Manajemen sekolah,
• Kepedulian stakeholders sekolah.
INTAKE (TINGKAT KEMAMPUAN RATA-RATA)
PESERTA DIDIK :
74
1.1. KD
Rendah tinggi sedan 89
3 3 g 2
a. Indikator 1
tinggi sedan sedan 56
1 g 2 g 2
b. Indikator 2
Sedang tinggi sedan 78
2 3 g 2
c. Indikator 3
FORMAT B
Kriteria Ketuntasan Minimal
Kompetensi dasar dan Kriteria Penetapan Ketuntasan
Indikator Kompleksitas
Daya dukungIntake Nilai
KKM
75
1.1. KD
Sedang tinggi sedang
90 70
78
a. Indikator 1 75