Anda di halaman 1dari 17

SUBJEK EVALUASI PEMBELAJARAN

BIMBINGAN DAN KONSELING


Makalah ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah: Evaluasi Pembelajaran BK

Oleh:
Deby Elystiadi Dalimunthe (0303192101)
Desi Rahmayanti (0303192104)
Nuri Fadhilah (0303192087)
Marini Kurniati (0303192095)
Maslan (0303181041)

Dosen Pengampu
Amal Hayati, M.Pd

SEMESTER VI BKPI-3

BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Subjek Evaluasi Pembelajaran Bimbingan dan Konseling” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok pada mata kuliah Evaluasi Pembelajaran BK. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana subjek evaluasi
pembelajaran dalam bimbingan dan konseling bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Amal Hayati, M.Pd yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan mata kuliah yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 22 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
MIND MAPPING iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Subjek Evaluasi 3
B. Evaluasi Prestasi Belajar 3
C. Evaluasi Sikap 4
D. Evaluasi Kepribadian 6
E. Objek Evaluasi 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 13

ii
Subjek Evaluasi Evaluasi Prestasi Belajar
Subjek evaluasi adalah orang yang Evaluasi merupakan suatu penilaian
melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa terhadap suatu kinerja yang sudah
yang dapat disebut sebagai subjek dikerjakan dalam pandangan umum
evaluasi untuk setiap tes, ditentukan masyarakat. Misal, dunia pendidikan
oleh suatu aturan pembagian tugas sangat memerlukan evaluasi dalam
atau ketentuan yang berlaku. setiap langkah untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.

SUBJEK EVALUASI
Evaluasi Sikap Objek Evaluasi
Pengertian sikap bermula dari perasaan Objek evaluasi adalah semua aspek yang
(suka atau tidak suka) yang terkait Evaluasi Kepribadian terkait dengan kinerja transformasi, yaitu (1)
dengan kecenderungan seseorang Pengukuran tentang kepribadian itu masukan mentah. (2) masukan instrumental,
dalam merespons sesuatu/objek. Sikap dilakukan dengan menggunakan (3) masukan lingkungan, (4) proses
terdiri dari tiga komponen, yakni instrumen berupa tes yang bersifat transformasi itu sendiri, dan (5) keluaran,
afektif, kognitif, dan konatif. baku (standardized test). Oleh karena yaitu hasil dari transformasi.
itu, subjek evaluasinya tidak bisa lain,
kecuali seorang psikolog.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu.
Kegiatan penilaian, baik mengenai proses maupun hasil, perlu dianalisis
untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan
pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian
secara komprehensif, jelas, dan cermat, maka diperoleh data atau informasi
tentang proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan
penilaian, baik mengenai proses maupun hasil, perlu dianalisis untuk
kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan
pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian
secara komprehensif, jelas, dan cermat, maka diperoleh data atau informasi
tentang proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.
Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk
pertanggungjawaban atau akuntabilitas pelaksanaan program bimbingan
dan konseling. Adapun subjek yang dievaluasi baik di bidang pengajaran
maupun bimbingan adalah prestasi belajar, sikap dan kepribadian.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan subjek evaluasi?
2. Bagaimana evaluasi tentang prestasi belajar didalam pembelajaran BK?
3. Bagaimana evaluasi sikap didalam pembelajaran BK?
4. Bagaimana evaluasi kepribadian didalam pembelajaran BK?
5. Apa saja objek dari evaluasi pembelajaran BK?

C. TUJUAN
Adapun tujuan yang akan dicapai, yaitu:
1. Untuk mengetahui maksud dari subjek evaluasi.

1
2. Untuk mengetahui dan memahami evaluasi tentang prestasi belajar
didalam pembelajaran BK.
3. Untuk mengetahui dan memahami evaluasi sikap didalam pembelajaran
BK.
4. Untuk mengetahui dan memahami evaluasi kepribadian didalam
pembelajaran BK.
5. Untuk mengetahui dan memahami objek dari evaluasi pembelajaran
BK.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. SUBJEK EVALUASI
Yang dimaksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang
melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat disebut sebagai subjek
evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau
ketentuan yang berlaku.1
1. Untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau pencapaian
maka sebagai subjek evaluasi adalah guru.
2. Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang menggunakan sebuah skala
maka sebagai subjeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk, dengan
didahului oleh suatu latihan melaksanakan evaluasi tersebut.
3. Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana
menggunakan sebuah alat ukur yang sudah distandardisasikan maka
subjeknya adalah ahli-ahli psikologi. Di samping alatnya yang harus
bersifat rahasia, maka subjek evaluasi haruslah seorang yang betul-betul
ahli karena jawaban dan tingkah laku orang yang di tes harus
diinterpretasikan dengan cara tertentu.
Tidak setiap orang dapat menafsirkan jawaban tes kepribadian ini
sehingga hanya orang yang telah mempelajari tes secara mendalam saja
yang dapat melakukannya. Demikian juga dengan tes inteligensi, subjek
pelakunya harus seorang ahli.

B. EVALUASI PRESTASI BELAJAR


Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap suatu kinerja yang
sudah dikerjakan dalam pandangan umum masyarakat. Misal, dunia
pendidikan sangat memerlukan evaluasi dalam setiap langkah untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagaimana kita ketahui, tujuan
pendidikan secara umum adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

1
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 3 (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2018), hlm.27

3
mengembangkan manusia seutuhnya. Dengan demikian, suatu evaluasi
pasti dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pengajaran dan
pembelajaran sudah dilaksanakan dalam suatu instansi.2
Evaluasi didalam pendidikan sudah pasti terjadi proses belajar
mengajar yang sistematis, yang terdiri dari banyak komponen. Masing-
masing komponen pengajaran tidak bersifat terpisah atau berjalan sendiri-
sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung dan
berkesinambungan. Proses belajar mengajar pada dasarnya adalah interaksi
yang terjadi antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan.3

C. EVALUASI SIKAP
Sikap merupakan kecenderungan seseorang dalam merespon
sesuatu atau objek yang tergambar melalui rasa suka, tidak suka, setuju dan
tidak setuju.4 Mardapi mengungkapkan sikap adalah sesuatu hal yang
mengacu pada respon dalam bentuk positif atau negatif terhadap suatu
objek. Menurut Saifudin, sikap merupakan salah satu bentuk dari evaluasi
atau reaksi pada sesuatu yang dijadikan objek, dan pemikiran seseorang
yang memihak atau tidak memihak pada aspek di lingkungannya.5
Pengertian sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang
terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek.
Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk hingga terjadilah perilaku
atau tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni
afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang
dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap suatu objek. Komponen
kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek.

2
Farid Mashudi, Panduan Praktis Evaluasi dan Supervisi Bimbingan Konseling
(Yogyakarta: DIVA Press, 2018), hlm.34
3
Akhmad Riadi, “Problematika Sistem Evaluasi Pembelajaran”. Jurnal Kopertais
Wilayah XI Kalimantan. Vol.15 No.27, 2017. hlm.2
4
Wildan, “Pelaksanaan Penilaian Autentik Aspek Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan
di Sekolah atau Madrasah”. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan. Vol.15 No.2, 2017.
hlm.142
5
Dina Rahmawati Hapsyah., dkk, “Hubungan antara Sikap terhadap Evaluasi Guru BK
dengan Keterlaksanaan Program Bimbingan dan Konseling”. Jurnal Renaissance. Vol.4 No.2, 2019.
hlm.565

4
Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau
berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.6
Dalam buku panduan penilaian hasil belajar pada sekolah
menengah kejuruan, penilaian sikap adalah kegiatan untuk mengetahui
kecenderungan perilaku spiritual dan sosial siswa dalam kehidupan sehari-
hari di dalam dan di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap
memiliki karakteristik yang berbeda dengan penilaian pengetahuan dan
keterampilan, sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda.7
Penilaian sikap yang utama dilakukan dengan menggunakan teknik
observasi selama periode satu semester oleh guru mata pelajaran (selama
proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling (BK),
dan wali kelas (selama siswa di luar jam pelajaran) yang ditulis dalam buku
jurnal (yang selanjutnya disebut jurnal), yang mencakup catatan anekdot
(anecdotal record), catatan kejadian tertentu (incidental record), dan
informasi lain yang valid dan relevan. Jurnal tidak hanya didasarkan pada
apa yang dilihat langsung oleh guru, wali kelas, dan guru BK, tetapi juga
informasi lain yang relevan dan valid yang diterima dari berbagai sumber.8
Adanya penilaian sikap diharapkan menjadi kontrol guru dan
peserta didik dalam memantau tingkat keberhasilan siswa dalam
pembelajaraannya. Jika tidak dijumpai perilaku yang sangat baik atau
kurang baik, maka nilai sikap siswa tersebut adalah baik dan sesuai dengan
indikator yang diharapkan. Perilaku sangat baik atau kurang baik yang
dijumpai selama proses pembelajaran dicatat dan dimasukkan ke dalam
jurnal guru.
Penilaian kompetensi sikap oleh guru dapat diperkuat dengan
penilaian diri dan penilaian antarteman. Teknik ini dapat dilakukan dalam
rangka pembinaan dan pembentukan karakter siswa, yang hasilnya dapat
dijadikan sebagai salah satu data konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh

6
Farid Mashudi, Panduan Praktis Evaluasi dan Supervisi Bimbingan Konseling
(Yogyakarta: DIVA Press, 2018), hlm.35
7
Muhammad Rizal Baidhowi, “Instrumen Penilaian Sikap Sosial (Mata Pelajaran Fikih
SMK Muhammadiyah 1 Patuk Jurusan Tehnik dan Bisnis Sepeda Motor)”. Jurnal of Islamic
Religious Education. Vol.2 No.1, 2018. hlm.43
8
Ibid., hlm.44

5
pendidik.

D. EVALUASI KEPRIBADIAN
Kepribadian adalah salah satu faktor khas dan unik dari seseorang
yang mendasari perilaku karyawan di tempat kerja. Menurut Gordon Allport
mengungkapkan bahwa, “personality is the dynamic organization within the
individual of those psychophysical systems that determine his unique
adjustments to the environtment”.9
Jika sasaran yang dievaluasi adalah kepribadian peserta didik,
maka pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan
instrumen berupa tes yang bersifat baku (standardized test). Oleh karena itu,
subjek evaluasinya tidak bisa lain, kecuali seorang psikolog, yaitu seseorang
yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang profesional di
bidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa di samping alat-
alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu
bersifat rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes
kepribadian hanya dapat diinterpretasikan dan disimpulkan oleh para
psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.10

E. OBJEK EVALUASI
Yang dimaksud dengan objek atau sasaran evaluasi adalah hal-hal
yang menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi. Apapun yang ditentukan
oleh evaluator atau penilai untuk dievaluasi, itulah yang disebut dengan
objek evaluasi. Pada waktu evaluator ingin menilai berat badan siswa maka
yang menjadi objek evaluasi adalah berat badan siswa, sedang angka yang
menunjukkan berapa berat badan siswa dimaksud, misalnya 34 kilogram,
40 kilogram, dan sebagainya adalah hasil evaluasi.11

9
Edi Riadi, “Pengaruh Kepribadian, Kecerdasan Emosional, dan Perilaku
Kewarganegaraan Organisasi terhadap Kinerja Kepala dan Perilaku Kewargaan Organisasi terhadap
Kinerja Kepala Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Di Kota Tangerang”. Jurnal Manajemen
Pendidikan. Vol.3 No.1, 2012. hlm.434
10
Farid Mashudi, Panduan Praktis Evaluasi dan Supervisi Bimbingan Konseling
(Yogyakarta: DIVA Press, 2018), hlm.36
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 3 (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2018), hlm.28

6
Jika evaluator ingin menilai keterampilan siswa dalam
menggunakan termometer maka yang menjadi objek evaluasi adalah benar
tidaknya gerakan tangan siswa ketika memegang alat, bagaimana siswa
meletakkan termometer di badan anak yang diukur suhunya, kemampuan
siswa untuk menentukan berapa lama termometer diletakkan di bagian
badan, kemudian juga kemampuan siswa dalam membaca skala yang ada
pada termometer. Gambaran tentang benar-salahnya siswa menggunakan
termometer adalah hasil evaluasi.
Dengan masih menggunakan diagram tentang transformasi maka
yang menjadi objek evaluasi adalah semua unsur atau komponen yang ada
dalam transformasi tersebut. Agar diperoleh gambaran yang menyeluruh
tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi maka yang dijadikan objek
evaluasi adalah semua aspek yang terkait dengan kinerja transformasi, yaitu
(1) masukan mentah. (2) masukan instrumental, (3) masukan lingkungan,
(4) proses transformasi itu sendiri, dan (5) keluaran, yaitu hasil dari
transformasi.12
1. Masukan Mentah sebagai Objek Evaluasi
Dalam transformasi pembelajaran, siswa berstatus sebagai
objek didik. Ahli-ahli pendidikan angkatan lama berpendapat bahwa
siswa adalah objek pendidikan. Kini pendapat seperti itu ditentang oleh
ahli-ahli pembaru. Dalam kegiatan pendidikan siswa adalah subjek yang
aktif, bukan sekedar objek pasif yang dapat diperlakukan dan diarahkan
menurut kehendak. Dalam berbicara tentang objek evaluasi ini mungkin
ada pembaca yang terkacaukan pengertiannya. Siswa yang dalam proses
pembelajaran berstatus sebagai subjek, dalam evaluasi dia merupakan
objek evaluasi, karena dicermati untuk diketahui kinerjanya ketika
mengikuti pembelajaran. Sekali lagi jangan keliru.
Dalam proses pendidikan, siswa berstatus sebagai subjek didik-
siswa aktif belajar.
Dalam evaluasi, kinerja siswa berstatus sebagai objek evaluasi-
kinerja siswa dicermati dan diperhatikan oleh evaluator.

12
Ibid., hlm.29

7
Aspek-aspek yang menjadi objek evaluasi berkenaan dengan
siswa sebagai masukan mentah, masukan instrumental, dan masukan
lingkungan dapat dikembangkan. Apabila evaluator merasa kurang tepat
atau masih menginginkan hal-hal yang dievaluasi, silahkan mendaftar
lagi hal-hal lain menurut kebutuhan. Beberapa hal yang perlu
dibicarakan dalam objek evaluasi adalah: (a) penilaian dalam KBK dan
(b) penilaian tiga ranah psikologis.13
a. Penilaian dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Sejalan dengan tuntutan kebijakan baru tentang Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang mulai diujicobakan tahun 2001 di
beberapa sekolah, dan direncanakan oleh Kemendiknas mulai
diberlakukan tahun 2004, tentu saja objek atau sasaran evaluasi
menjadi lain. Dalam buku Pedoman Penilaian Berbasis Kompetensi
disebutkan bahwa kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum
yang dikembangkan berdasarkan pada kompetensi lulusan (untuk
satu kali pembelajaran, bukan lulusan, tetapi produk hasil
pembelajaran saat itu). Dalam Kepmendiknas No. 232/0/2000 dan
No. 045/1/2002 dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat
tindakan cerdas, penuh tanggungjawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu untuk masyarakat dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.14
Pengertian yang disebutkan dalam UU tersebut masih
terlalu luas dan perlu penjelasan yang disampaikan secara
sederhana. Secara singkat dan mudah dapat dimengerti bahwa
kompetensi adalah kemampuan. Definisi operasional yang tepat dan
rinci untuk kata “kompetensi” (lulusan maupun keluaran sementara)
sebetulnya susah dirumuskan, tetapi lebih mudah dipahami. Wujud
dari pemilikan kompetensi seseorang dapat diketahui dari kinerja
orang tersebut ketika menjawab pertanyaan atau melakukan sesuatu.
Bagi seorang siswa tingkat pemilikan kompetensi dapat diketahui

13
Ibid.
14
Ibid., hlm.30

8
dari tiga hal yang ditunjukkan oleh siswa yang bersangkutan setelah
yang bersangkutan mengikuti proses pendidikan tertentu.
b. Penilaian Tiga Ranah Psikologis
Menurut teori yang dikemukakan oleh Bloom, ada tiga
ranah dalam rekaan psikologis manusia yang dapat diamati oleh
evaluator, yaitu (1) aspek kognitif yang sudah banyak dikenal dan
dilakukan penilaiannya, (2) aspek afektif yang menunjukkan
pemilikan nilai dan sikap siswa, dan (3) aspek motorik atau
keterampilan. Di Australia ada satu aspek lain yang juga penting
untuk dikembangkan dan dievaluasi, yaitu (4) aspek perilaku yang
di dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah action.15
Penilaian kompetensi aspek kognitif atau yang lebih banyak
dikenal dengan istilah pengetahuan, dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan yang telah dikuasai
dan menjadi miliknya. Cara yang digunakan dapat melalui tes
tertulis maupun lisan. Perbedaan antara penilaian kurikulum yang
bukan KBK dengan yang KBK, terletak pada ketepatan objek yang
dinilai. Kecenderungan masa lalu sebelum ada kebijakan KBK.
c. Penilaian Aspek Afektif
Penilaian yang sudah banyak dilakukan oleh guru, bahkan
penilaian yang dilakukan Kemendikbud dalam ujian akhir atau
semester barulah penilaian yang tertuju pada ranah kognitif. Ada
lima ciri yang terdapat dalam penilaian antara lain sering adanya
kekeliruan-kekeliruan. Dalam uraian bagian tersebut masih dapat
ditambahkan satu lagi yang terkait dengan sasaran atau objek
penilaian. Kekeliruan dimaksud adalah bahwa aspek yang dinilai,
seperti sudah sedikit disinggung, yaitu masih cenderung hanya
aspek kognitif saja, dan melupakan aspek afektif yang sebetulnya
sangat erat dan mendukung pencapaian aspek kognitif.
d. Penilaian Aspek Penerapan

15
Ibid.

9
Sudah disebutkan bahwa di Australia, hasil belajar siswa
tidak hanya diukur tiga aspek atau tiga ranah saja, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotor, tetapi juga aspek penerapan yang dikenal
dengan istilah action. Setelah siswa mempelajari berbagai tanaman
dan mengenal umbi umbi, maka siswa dapat menyebutkan kegunaan
umbi-umbian tersebut. Dalam hal ini, guru menuntun siswa dengan
berbagai pertanyaan lain yang menyebabkan siswa mau berpikir
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang bisa didapat dari materi ini, yaitu:
1. Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa
yang dapat disebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan
oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
2. Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap suatu kinerja yang sudah
dikerjakan dalam pandangan umum masyarakat. Misal, dunia
pendidikan sangat memerlukan evaluasi dalam setiap langkah untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
3. Pengertian sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang
terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons
sesuatu/objek. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni afektif, kognitif,
dan konatif.
4. Pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan
instrumen berupa tes yang bersifat baku (standardized test). Oleh karena
itu, subjek evaluasinya tidak bisa lain, kecuali seorang psikolog, yaitu
seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang
profesional di bidang psikologi.
5. Objek evaluasi adalah semua aspek yang terkait dengan kinerja
transformasi, yaitu (1) masukan mentah. (2) masukan instrumental, (3)
masukan lingkungan, (4) proses transformasi itu sendiri, dan (5)
keluaran, yaitu hasil dari transformasi.

B. SARAN
Dari hasil penulisan makalah ini, pemakalah berharap kepada
teman-teman mahasiswa atau mahasiswi untuk lebih banyak lagi membaca
berdasarkan sumber pada buku lain agar memperoleh pengetahuan yang
luas tentang subjek evaluasi dalam pembelajaran bimbingan dan konseling.
Karena pemakalah merasa bahwa makalah ini kurang sempurna dalam

11
memaparkan seluruh materi yang ada sehingga mungkin banyak dari para
mahasiswa/mahasiswi yang tidak memahami makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2018. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi 3. Jakarta: PT


Bumi Aksara.
Baidhowi, Muhammad Rizal. (2018). Instrumen Penilaian Sikap Sosial (Mata
Pelajaran Fikih SMK Muhammadiyah 1 Patuk Jurusan Tehnik dan Bisnis
Sepeda Motor). Jurnal of Islamic Religious Education, 2(1).
Hapsyah, Dina Rahmawati., dkk. (2019). Hubungan antara Sikap terhadap Evaluasi
Guru BK dengan Keterlaksanaan Program Bimbingan dan Konseling.
Jurnal Renaissance, 4(2).
Mashudi, Farid. 2018. Panduan Praktis Evaluasi dan Supervisi Bimbingan
Konseling. Yogyakarta: DIVA Press.
Riadi, Akhmad. (2017). Problematika Sistem Evaluasi Pembelajaran. Jurnal
Kopertais Wilayah XI Kalimantan, 15(27).
Riadi, Edi. (2012). Pengaruh Kepribadian, Kecerdasan Emosional, dan Perilaku
Kewarganegaraan Organisasi terhadap Kinerja Kepala dan Perilaku
Kewargaan Organisasi terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Atas
dan Kejuruan Di Kota Tangerang. Jurnal Manajemen Pendidikan, 3(1).
Wildan. (2017). Pelaksanaan Penilaian Autentik Aspek Pengetahuan, Sikap dan
Keterampilan di Sekolah atau Madrasah. Jurnal Pemikiran dan Penelitian
Pendidikan, 15(2).

13

Anda mungkin juga menyukai