Anda di halaman 1dari 28

RESUME BUKU EVALUASI PEMBELAJARAN

Untuk Menenuhu Tugas Kuliah Semester Pendek

Yang diampu oleh:

Dr. Muhamad Zaini, M.A.

Disusun oleh:

Nurul Khomariyah

12201173374

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) TULUNGAGUNG

Agustus 2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

A. Identitas Buku……………………………………………………………..1
B. Deskripsi Buku……………………………………………………………1

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………3

A. Konsep Dasar Evaluasi………………………………………………….3


B. Standar Penilaian Dalam Perspektif Standar Nasional Pendidikan……6
C. Karakteristik, Model, Dan Pendekatan Evaluasi Pembelajaran……….8
D. Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran………….…………...10
E. Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes………….………….……12
F. Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Non Tes………….………….12
G. Penilaian Berbasis Kelas………….………….………….………….…….14
H. Model Penilain Portofolio………….………….………….………….…...16
I. Teknik Pengolahan Hasil Evaluasi………….………….………….…….18
J. Analisis Kualitas Tes Dan Butiran Soal………….………….…………...19
K. Pemanfaatan Hasil Evaluasi Dan Refleksi Pelaksanaan Evaluasi…….22

BAB III PENUTUP………….………….………….………….………….………25

A. Kekurangan………….………….………….………….………….………25
B. Kelebihan………….………….………….………….………….………....25

DAFTAR PUSTAKA………….………….………….………….………….……..26

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Identitas Buku
Buku : Evaluasi Pembelajaran
Penulis : Drs. Zaenal Arifin, M.Pd
Jumlah Halaman : 312
Cetakan : Pertama Oktober 2009
Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya
Alamat Penerbit : Jl. Ibu Inggit Gamasih No.40, Bandung 40252
E-mail : rosdakarya@rosda.co.id

B. Deskripsi Buku
Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teksnis Prosedur, salah satu komponen
yang penting yang merupakan tugas professional guru dalam pembelajaran
adalah melaksanakan evaluasi pembelajaran. Istilah “evaluasi” sengaja
digunakan oleh penulis untuk membedakannya dengan istilah “penilaian”.
Alasannya, pembelajaran sebagai suatu sistem tidak hanya terdiri atas hasil
belajar tatapi juga komponen-komponen penting lainnya, seperti guru,
strategi, dean media. Namun, bukan berarti di dalam buku ini tidak digunakan
istilah penilaian karena hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari evaluasi itu sendiri.
Sebagai bentuk akuntabilitas guru dalam melaksanakan pembelajaran,
maka setiap guru dan tenaga kependidikan lainya harus memahami konsep,
prinsip, teknik, dan procedur evaluasi pembelajaran sehingga hasil evaluasi
pembelajaran sehingga hasil evaluasi dapat memberikan kepuasan bagi
berbagai pihak. Di lingkungan pendidikan formal, guru juga harus dapat
menggunakan berbagai inovasi dalam modelpenilaian yang diamanatkan oleh
pemerintah melalui kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004, yaitu
penilaian berbasis kelas dengan salah satu jenisnya adalah penilain portofolio.

1
Hasil evaluasi pembelajaran selain untuk mengisi buku rapor peserta
didik juga dapat dijadikan feedback bagi guru untuk melakukan refleksi
pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian, setiap saat guru dapat
meningkatkan kinerjanya secara bertahap dan semoga mutu pendidikan dapat
ditingkatkan dengan adanya evaluasi pembelajaran.

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Evaluasi


1. Arti Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran
Evaluasi lebih luas ruang lingkupnya daripada penilaian, sedangkan
penilaian lebihberfokus pada aspek tertentu. Istilah yang tepat dalam
menilai sistem pembelajaran adalah evaluasi, bukan bernilai. Jika hal yang
ingin dinilai satu atau beberapa bagaian atau komponen pembelajaran,
misalnya hasil belajar maka istilah yang tepat digunakan adalah penilain,
bukan evaluasi. Selain itu ada juga pengukuran.
Evaluasi dan penilaian merupakan kualitatuf sedangkan pengukuran
merupakan kuantitatif (sekor atau angka) yang standar baku. Dalam
konteks hasil belajar atau alat ukur atau instrument tersebut dapat
berbentuk tes atau non-tes. Evaluasi merupakan salah satu komponen
penting dan tahap yang harus di tempuh oleh guru untuk mengetahui
keefektifan pembelajaran. Selain itu evaluasi adalah suatu peruses yang
sistematis dan berkelanjutanuntuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari
sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka
pembuatan keputusan, selain itu evaluasi bukanlah suatu hasil produk
Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensip yang meliputi
pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat(instrument)
pengukuran pengukuran lebih membatasi pada gambar yang bersifat
kuantitatif (angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik,
sedangkan evaluasi dan penilian lebih bersifat kualitati. Di samping itu
evaluasi dan penilaian pada hakikatnya merupakan suatu penilaian tidak
hanya didasrkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula di dasarkan pada
jenisnya.

3
2. Kedudukan Evaluasi Dalam Pembelajran
Kata dasar “pembelajaran” adalah belajar. Dalam arti sempit
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses atau cara yang
dilakukan agar seseorang dilakaukan untuk belajasecra sungguh-sungguh
yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan social, sadangkan kata
“pengajaran” lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas.
Dengan demikian, kata “pembelajaran” ruanglinkupnya lebih luas
daripada kat “pengajaran”. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu
proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif
dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, baik di kelas
maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasi
kompetensi yang ditentukan.
Kata “Prestasi” berasal dari kata Belanda yaitu prestatie. Dalam
bahasa Indonesia “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Istilah “prestasi
belajar” (achievenment) berbeda dengan “hasil belajar” (learning
autcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembetukan watak
peserta didik.
Kata prestasi banyak yang digunakan dalam berbagai dan kegiatan
antara lain dalam kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya
pembelajaran. Salah satu komponen pembelajaran adalah evaluasi. Begitu
juga dalam prosedur pembelajaran, salah satu langkah yang harus
ditempuh guru adalah evaluasi mempunyai kedudukan yang sangat
penting dan strategis karena evaluasi merupakan suatu bagian yang tidak
bisa terpisahkan dari pembelajaran.

3. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran


a. Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus.
Jika tujuan evaluasi masih bersifat umum, maka tujuan tersebut perlu
diperinci menjadi tujuan khusus, sehingga dapat menuntun guru dalam

4
nenyusun soal atau megembangkan instrumen evaluasi lainnya. Ada
dua cara yang dapat dtempuh guru untuk merumuskan tujuan evaluasi
yang bersifat khusus. Pertama, melakukan perincian ruang lingkup
evaluasi. Kedua, melakukan perincian proses mental yang akan
dievaluasi. Selian itu tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk
mengetahui keefektifan dan efesiensi sistem pembelajaran, baik yang
menangkut tentang tujuan, materi, metode, media,sumber belajar, baik
lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Tujuan khusus
evaluasi pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran
itu sendiri.
b. Fungsi evaluasi pembelajaran, menurut Scriven (1967) fungsi evaluasi
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi
sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh
dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu
atau sebagian besar kurikulum yang sedangdikembangkan. Sedangkan
fungsi sumatif dihubungkan dengan penyimpulan mengenai kebaikan
dari sistem secara keseuruhan dan fungsi ini dapat dilaksanakan
apabila menggembangkan suatu kurikulum telah dianggap selsai.
Selain itu, Stanley dalam Oemar Hamalik (1989) mengemukakan
secara spesifik tentang fungsi tes dalam pembelajaran yang
dikatagorikan kedalam tiga fungsi yang saling berinteraksi yakni
fungsi instruksional, fungsi administratif, dan fungsi bimningan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka fungsi evaluasi pembelajaran
untuk perbaikan dan pengembangan sistem pembelajaran. Selanjutnya
untuk akreditasi. Dalam UUD No.20/2003 Bab I Pasal 1 ayat 22,
dijelaskan bahwa “akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan
program dalam satuan pendidikan berdasarkan criteria yang telah
ditetepkan”. Salah satu komponen akreditasi adalah
pembelajaran.artinya, fungsi akreditasi dapat dilaksanakan jika hasil

5
evaluasi pembelajaran digunakan sebagai dasar akreditasi lembaga
pendidikan.

4. Jenis Evaluasi Pembelajran


a. Evaluasi perencanaan dan pengembangan hasil evaluasi ini sangat
diperlukan untuk mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya
adalah memberikan bantuan tahap awal dalam penyusunan program
pembelajaran.
b. Evaluasi monitoring, untuk memeriksa apakah program pembelajaran
mencapai sasaran secara efektif dan apakah program pembelajaran
terlaksana sebagai mestinya
c. Evaluasi dampak, untuk mengrtahui dampak yang ditimbulkan oleh
suatu program pembelajaran
d. Evaluasi efesiensi-ekonomi, untuk menilai tingkat efesiensi
pelaksanaan program pembelajaran.
e. Evaluasi program konprehensif, untuk menilai program pembelajaran
secara menyeluruh, seperti perencanaan program, pelaksanaan
program, monitoring pelaksanaan, dampak program, tingkat
keefektifan dan efisiensi. Dalam model dikenal dengan education
system evaluation model.

B. Standar Penilaian dalam Prespektif Standar Nasional Pendidikan


Menurut Carter V. Good dalam Dictionary of Education, pendidikan
adalah proses pengembangan kecakapanseseorang dalam bentuk sikap dan
prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya, proses social ketika seseorang
dipengaruhi oleh suatu lingkingan yang terpimpin (sekolah), sehingga dapat
mencapai kecakapan sosialdan mengembangkan pribadinya. Pengertian
pendidikan juga dapat dipahami dari pendekatan monodisipliner, dimana
konsep pendidikan dilihat dalam berbagai disiplin keilmuan diantaranya,
sosiologi, antropologi, pisikologis, ekonomi, politik, dan agama.

6
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan
kemampuan dan kepribadian individu melalui proses atau kegiatan tertentu
(pengejaran, bimbingan atau latihan) secara interaksi individu dengan
lingkungannya untuk mencpai manusia seutuhnya (insan kamil).usaha yang
dimaksud adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan secara sadar
dan terencana, sedangkan kemampuan berarti kemampuan dasar atau potensi.
Asumsinya, setiap manusia mempunyai potensi untuk dapat dididik dan dapat
mendidik. Aspek kepribadian menyangkut tentang sika, bakat, minat,
motivasi, nilai-nilai yang melakat pada diri seseorang.
Dalam UU No.20/2003 Bab Ipasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa
“standar nasional pendidikan adalah kritera minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia”.standar nasional pendidikan bukan hanya mengatur tentang standar
isi, tetapi juga stadar proses, kompetensi standar lulusan, tenag kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
Stsandar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar
peserta didik.
Artinya pemerintah sudah mengatur bagaimana tahapan-tahapan
melakukan penilaian, langkah-langkah operasional yang harus ditempuh oleh
pendidikan, dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik. Untuk jenjeng pendidikan dasar dan
menengah, pelaksanaan penilain pendidikan dapat dilakukan oleh pendidik,
satuan pendidikan, pemerintah.
Standar Nasional Pendiadikan sebagai criteria minimal dalam sistem
pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus
berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Hal ini dimksudkan agar dapat mencapai tujuan Standar Nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.

7
Dalam UU. No. 20/2003 Bab IX Pasal 35 ayat (3) dijelaskan bahwa
pengembangan standar nasional pendidikn secara pemantauan dan pelaporan
pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan sandardisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. Keberadaan badan tersebut
diatur dalam PP.19/2005 Bab XI pasal 73. Ditegaskan dalam Pasal 77 bawa
dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 76 ayat (3),
BSNP didukung dan berkoordinasi dengan depatemen dan departemen yang
menangani urusan pemerinttahan di bidang agama, dan dinas yang menangani
pendidikan di provinsi/kabupaten/kota.

C. Karakteristik, Model, dan Pendekatan Evaluasi Pembelajaran


1. Karakteristik Instrumen Evaluasi
a. Valid, suatu instrument dapat dikatakan valid jika betul-betul
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
b. Realibel, suatu instrument dapat dikatakan relibel atau handal
jika ia mempunyai hasil yang taat asas (consistent).
c. Relevan, instrumen yang digunakan harus sesuai dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah
ditetapkan.
d. Representative, materi instrumen harus betul-betul mewakili
seluruh materi yang disampaikan.
e. Praktis, mudah digunakan.
f. Deskriminatif, instrumen itu harus disusun sedemikian rupa,
sehingga dapat menunjukan perbedaan-perbedaan yang sekecil
apapun.
g. Spesifik, suatu instrument disusun dan digunakankhusus untuk
objek yang dievaluasi.
h. Proporsional, instrument harus memiliki tiap kesuitan yang di
propoesional antara sulit, sedang, dan mudah.

8
2. Model-Model Evaluasi
a. Model Tyler, model ini dibangun atas dua dasar
pemikiran. Pertama, evaluasi ditunjukan pada tingkah laku peserta
didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal
peserta didik sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dan
seudah melaksanakan kegiatan pembelajaran (hasil). Menurut
Tyler ada tiga langkah pokok yang herus dilakukan, yaitu
menentukan tujuan pembelajaran yang akan dievaluasi,
menentukan situasi dimana pesrta didik memperoleh kesempatan
ununjukan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, dan
menentukan alat evaluasi yang akan dipergunakanuntuk mengukur
tingkah laku peserta didik.
b. Model yang Berorientasi pada Tujuan, dalam pembelajaran, kita
mengenal adanya tujuan pembelajaran umum dan khusus. Model
evaluasi ini menggunakan kedua tujuan tersebut sebagai criteria
untuk menentukan keberasilan. Evaluasi diartikan sebagai proses
pengukuran untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran
telah tercapai.
c. Model Pengukuran, banyak mengemukakan pemikran-pemikiran
dari .Thorndike dan R.L.Ebel. model ini sangat menitikberatkan
pada kegiatan pengukuran. Pengukuran digunakan
untukmenentukan kualitas suatu sifat (attribute) tertentu yang
ditentukan oleh objek, orang maupun peristiwa, dalam bentuk unit
ukuran tertentu.
d. Model Kesesuaian, (Ralph W.Tyler, John B.Carrol, and Lee
J.Cronbach), model ini, evaluasi adalah suatu kegiatan untuk
melihat kesesuaian (Cogruence) antara tujuan dan hasilbelajar
yang telah dicapai. Hasil evaluasi digunakan untuk
menyempurnakan sistem bimbinganpeserta didik dan untuk
memberikan informasi kepada pihak-pihak yang memerlukan.

9
e. Educational System Evalu Ation Model, evaluasi berarti
membandingkan performance dari berbagai dimensi (tidak hanya
dimensi hasil saja) dengan sejumlah criterion, baik yang bersifat
mutlak/interen maupun relative/ekstern.
f. Model Alkin, evaluasi adalah suatu prosesuntuk menyakinkan
keputusan, mengumpulkan informasi yang tepat menganalisis
informasi sehingga dapat di susun laporan bagi pembuat keputusan
dalam memilih beberapa alternative.
g. Model Responsif, menekankan pada pendekatan kualitatif-
naturalistik.

3. Pendekatan Evaluasi
Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandan seseorang dalam
menelaah atau mempelajari evaluasi. Pendekatan tradisional
berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan di sekolah yang
ditunjukan pasa perkembanggan aspek intelektual
pesertadidik.pendekatan sistem, totalitas dari berbagai komponen yang
saling berhubungan dan kerergantungan.

D. Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran


Perencanaan Evaluasi, perencanaan evaluasiini harus dirumuskan secara
jelas dan spesifik terurai dan khoperenshif sehingga perencanaan tersebut
bermakna dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya. Pentingnya
analisis kebutuhan merupakan integral dari sistem pembelajaran secara
keseluruhan.selanjutnya dalam perencanaan penilaian hasil belajar, ada
beberapa factor yang harus diperhatikan, seperti merumuskan tujuan
penilaian, mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar, menyususun kisi-
kisi, mengbangkan draft instrument,uji coba dan analisis instrument,revisi dan
merakit instrument baru.

10
Pelaksanaan Evaluasi, pelaksanaan evalusai artinya bagai mana cara
melaksanakan suatu evaluasi sesuai dengan perencanaan evaluasi. Dalam
perencanaan evaluas telah disinggung semua hal yang berkaitan dengan
evaluasi. Artinya tujuan evaluasi, model dan jenis evaluasi,objek evaluasi,
instruman evaluasi,sumber data, semuanya sudah dipersiapkan pada tahap
perencanaan evaluasi. Pelaksanaan evaluasi sangat bergantung pada jenis
evaluasi yang digunakan.
Monitoring Pelaksanaan Evaluasi, tujuannya adalah untuk mencegah
hal-hal yang negative dan meningkatkan efesiensi pelaksanaan evaluasi.
Monitoring mempunyai dua fungsi pokok. Pertama, untuk melihat relevansi
pelaksanaan evaluasi dengan perencanaan evaluasi. Kedua, utuk melihat hal-
hak apa yang terjadi selama pelaksanaan evaluasi.
Pengelola Data, setelah semua data dikumpulkan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, maka selanjutny dilakukan pengelola data. Mengelola
data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan menjadi sebuah
sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil evaluasi, ada yang
berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk kuantitatif, sedangkan data
kualitatif tentu diolah dan dianalisis secara kualitatif, sedangkan data
kuantitatifdiolah dan dianalisis dengan bantuan statiska, baik statistika
deskriptif maupun statistika infernsial.
Pelaporan Hasil Evaluasi, semua hasil evaluasi harus dilaporkan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan seperti orang tua/wali, kepala sekolah,
pengawas pemerintah, mitra sekolah, dan peserta didik itu sendiri sebagi
akuntabilitas publik. Dalam dokumen kurikulum berbasis kompetensi, Pusat
Kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan, “laporan kemajuan
siswa dapat dikategorikan menjadi dua jenis yaitu, laporan prestasi dalam
mata pelajaran dan laporan pencapaian.
Pengguanaan Hasil Evaluasi, untuk keperluan laporan pertanggung
jawaban, untuk keperluan sleksi, untuk keperluan promosi, untuk keperluan
diagnosis, untuk memperdiksi masa depan peserta didik.

11
E. Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes
Pengemangan Tes Bentuk Uraian, bentuk uraian dapat digunakan untuk
mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif.
Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk enguraikan,
mengorganisaikan, dan menyatakan jawaban dengan kata-katnya sendiri
dalam dalam bentuk, teknik dan gaya yang berbeda satu dengan yang lainya.
Pengembangan Tes Bentuk Objektif, sering juga tes dikotomi, karena
jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.disebut tes
objektif karena peniliannya objektif. Tes objektif terdiri atas beberapa bentuk,
yaitu benar-salah,pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban
singkat.
Pengembangan Tes LIsan, yaitu tes yang menuntut jawaban dari peserta
didik dalam bentuk lisan.peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan
kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan.
Pengembangan Tes Perbuatan, adalah tes yang menuntut jawaban
peserta didik dalam bentuk prilaku, tindakan, atau perbuatan.

F. Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Non-Tes


Observasi (observation), sebenarnya observasi merupkan proses yang
alami, pentingnya observasi dalam kegiatan evaluasi pembelajaran
mengharuskan guru untuk memehami lebih jauh tentang judgement, bertindak
secara reflektif, dan menggunakan komentar orang laian sebagai informasi
untuk membuat judgement yang lebih reliable.
Wawancara (Interview), wawancara merupakan salah satu alat evaluasi
jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan Tanya jawab, baik
langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Wawancara adalah
yang dilakukan secara langsuang antara pewawancara atau guru dengan orang
yang diwawancari atau peserta didik tanpa melalui perantara.
Sekala Sikap (Attitude Scale),sikap merupakan seatu kecenderungan
tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola

12
tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa
objek-objek tertentu.
Daftar Cek (Check List), adalah suatu daftar yang berisi subjek dan
asfek-asfek yang akan diamanti. Daftar cek dapat memungkinkan guru
sebagai penilai mencatat tiap-tiap kejadian yang betapaun kecilnya, tetepi
dianggap penting.
Sekala Penilaian ( Rating Scale), dalam daftar cek, penilian hanya dapat
mencatat ada tidaknya variable tingkah laku tertentu, sedangkan dalam skala
penilaian fenomena-fenomena yang akan dinilai itu disusun dalam tingkatan-
tingkatan yang telah ditentukan.
Angket (Quetioner), angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan
mencatat data atau informasi, pendapat, pemahaman dalam hubungan kasual.
Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara kecuali dalam
implementasinya. Angket dilaksanakan secara tertulis, sedangkan wawancara
dilaksanakan secara lisan.
Studi Kasus (Case Study),adalah studi yang mendalam dan komperensif
tentang peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu.
Pengerian mendalam dan kompernsif adalah mengungkapkan semua variable
dan aspek-aspek yang melatar belakanginya, yang diduga menjadi penyebab
timbulnya prilaku atau kasus tersebut dalam kurun waktu tertentu.
Catatan Insidental (Anecdotal Records),adalah catatan-catatan singkat
tentang peristiwa-peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara
perseorangan. Catatan ini merupakan pelengkap dalam rangka penilaian guru
terhadap peserta didiknya, terutama yang berkenan dengan tingkah laku
peserta didik.
Sosiometri, adalah suatu proseduruntuk merangkum, menysun, dan
sampai batas tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapat peserta didik
tentang penerimaan teman sebayanya serta hubungan diantra mereka.
Inventori Kepribadian, hampir serupa dengan tes kepribadian,bedanya
pada inventori jawaban peserta didik tidak memakai criteria benar-

13
salah.semua jawaban peserta didik adalah benar selamadia menyatakan yang
sesungguhnya. Aspek-aspek kepribadian yang biasanya dapat diketahui
melalui inventori ini, seperti sikap, minat, sifat-sifat, kepemimpinan, dan
dominasi.
Teknik Pemberian Penghargaan Kepada Peserta Didik, dianggap penting
karena banyak respons dan tindakan positif dari peserta didik yang timbul
sebagai akibat tindakan belajar, tetapi kurang mendapat perhatian dan
tanggapan yang serius dari guru.seharusnya guru memberikan penghargaan
kepada setiap tindakan positif dari peserta didik dalam berbagai bentuk baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat meningkatkan
motivasi belajar.

G. Penilaian Berbasis Kelas


1. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian berbasis kelas adalah penilaian dalam arti “assessment”.
Maksudnya, data dan informasi dari penilaian berbasis kelas merupakan
salah satu bukti yang sapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu
peogram pendidikan. Selanjutnya dapat diartikan juga sebagai suatu
proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan data dan informasi
tentang hasil belajar peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.

2. Tujuan dan Fungsi Penilaian Berbasis Kelas


Tujuan umum penilaian berbasis kelas yaitu untuk memberikan
penghargaan terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik dan
memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Fungsi penilaian
berbasis kelas bagi peserta didik dan guru adalah membantu peserta didik
dalam mewujudkan dirinya dengan mengubah atau mengembangan
priakunya kea rah yanlebih baik dan maju, membantu peserta didik
mendapat kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya, membantu guru

14
menetapkan apakah strategi, metode dan media mengajar yang
digunakannya telah memadai, dan keputusan membantu guru dalam
membuat pertimbangan dan keputusan daministrasi.

3. Objek Penilaian Berbasis Kelas


Sesuai dengan petunjuk penngembangan Kurikulum Berbasis
Kompetensi yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yaitu
penilian kompetensi dasar mata pelajaran, penilian kompetansi rumpun
pelajaran, penilian kompetensi lintas kurikulum, penilaian kompetensi
tamatan, penilian terhadap pencapaian keterampilan hidup.

4. Domain dan Alat Penilaian Berbasis Kelas


Domain Kognitif, tingkatan hafalan, tingkatan pemahaman,
tingkatan aplikasi, tingkatan analisis, tingkatan sintesis, tingkatan evaluasi.
Domaian pisikomotor, tingkatan penguasaan gerakan awal berbasis
kemampuan peserta didik dalam menggerakan sebagian anggota badan,
tingkatan gerakan semirutin ,tingkatan gerakan rutin berisi.
Domaian Afektif, memberikan respons atau reaksi terhadap nila-nilai
yang dihadapken kepadanya, menikmati atau menerima nilai, menilai
ditinjau dari segi baik buruk, menerapkan atau mempraktikan nilai.

5. Prinsip-prinsip Penilaian Kelas


Pusat kurikulum balitbang Depdiknas (2002) menjelaskan bahwa
secara umum, penilaia berbasis kelas harus memenuhi prinsip-prinsip
valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka,
berkisinambungan, menyeluruh dan bermakna. Adapun secara khusus
adanya kesempatan yang terbaik bagi peserta didik untuk menujukan apa
yang mereka ketahui dan pahami, selanjutnya melaksanakan prosedur
penilaian berbasis kelas dan pencatatan secara tepat.

6. Manfaat Hasil Penialaian Berbasis Kelas


Penilaian sangat bermanfaat bagi guru karena penilaian berbasis
kelas bermanfaat untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta

15
didik, bagi orang tua karena peniliaain berbasis kelas nermanfaat untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya, bagi peserta didik karena
penilian berbasis kelas bermanfaat untuk mementau hasil pencapaian
kompetensi secara utuh baik aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai.

7. Jenis-Jenis Penilaian Berbasis Kelas


Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004) mengemukakan
jenis-jenis penilian berbasis kelasyaitu tes tertulis, tes perbuatan,
pemberian tugas, penilian kinerja, penilian proyek, penilian hasil kerja
peserta didik, penilaian sikap, dan penilaian portofolio.

H. Model Penilaian Portofolio


1. Dasar Pemikiran
Penilaian portofolio sebagai suatu penilaian model baru yang
diterapkan di Indonesia sajak kurikulum 2004 tentu mempunyai maksud
dan tujuan tertentu, yaitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia. Halini memeng logis dan wajae karena sealam sistem penilaian
yang digunakan sekolah cenderung hanya melihat hasil belahar peserta
didik dan membeikan proses belajarnya, sehingga nilai akhir yang
dilaporkan kepada orangtua dan pihak-pihakterkait hanya menyangkut
domaian kognitif.

2. Pengertian Portofolio
Istilah portofolio (portfolio) pertama kali digunakan oleh kalangan
artis dan potografer. Secara umum portofolio merupakan kumpulan
dokumen berupa objek penilaian yang dipakai oleh seseorang,kelompok,
lembaga, organisai atau perusahaan yang bertujuan untuk
mendokumentasikan dan menilai perkembangan suatu proses.

3. Tujuan dan Fungsi Portofolio

16
Tujuan penilaian portofolio adalah untuk membeerikan informasi
kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap
dengan dukungan data dan dokumen yang kuat. Fungsi penilaian
portofolio,portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua
untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta
didik, tanggung jawab dalam belajar, perluasan dimensi belajar, dan
inovasi pembelajaran, portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan
komponen kurikulum, portofolio sebagai alat penilaian autentik, prtofolio
sebagai suber informasi.

4. Prinsip-prinsip Penilaian Portofolio


Proses penilaian portofolio menuntut terjadinya interaksi multiarah
yaitu dari guru kepeserta didik, dari peserta didik ke guru, dan
diantarpeserta didik. Direktorat PLP Ditjen Dikdasmen Depdiknas (2003)
mengemukakan pelaksanaan penilaian portofolio hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip, mutual trust (saling memeprcayai),
confidentiality (kerahasiaan bersama), joint ownership(milik berasam),
satisfaction (keputusan), dan relevance (kesesuaian).

5. Kelebihan dan Kekurangan Portofolio


Kelebihan model penilaian portofolio, dapat melihat pertumbuhan
dan perkembangan kemampuan peserta didik, membantu guru melakukan
penilaian secara adil, mengajak peserta didikuntuk bertanggung jawab,
member kesempatan untuk pesertadidk dalam meningkatkan
perstasi,membantu guru mengklarifikasikan. Kekeurangan penilaian
portofolio, memebutuhkan waktu dan kerja ekstra, tidak tersedianya
criteria penilaian yang jelas, sulit dilakukan terutama menghadapi ujian
dalam skala nasional.

6. Jenis Penialaian Portofolio


Jenis penilaian portofolio akan memberikan pemahaman tentang
perlunya penggunaan penilaian portofolio secara berfareasi sesuai dengan

17
jenis kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik. Jenis penilaian
portofolio terdapat peserta didik didalamnya bisa perseorangan atau
kelompok, selanjutnya sistem terdapat proses, kerja produk, tampilan,
dokumen.

7. Tahap-tahap penialaian Portofolio


Menurut Athhoni J. Nitko (1996) adan enam menggunaan sebuah
sistem portofolio yaitu mengidentifikasi tujuan dan focus portofolio,
megidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai, mengidentifikasikan
perorganisasian portofolio, menggunakan portofolio dalam praktik,
evaluasi pelaksanaan portofolio dan evaluasi portofoliosecara umum.

8. Bahan-bahan Penilaian Portofolio


Penghargaan yang diperoleh peserta didik, hasil pekerja peserta
didik, catatan/laporan dariorang tua peserta didik atau teman sekelasnya,
catatan pribadi peserta didik, bahab-bahab lain yang relevan, dan alat-alat
audio visualvidio dan disket.

I. Teknik Pengolaan Hasil Evaluasi


1. Teknik Pengolaan Hasil Test
Menurut Zaenal Arifin (2006) dalam mengeola data hasil tes, ada
empat langkah pokok yang harus ditempuh. Pertama, menskor, yaitu
member skor pada hasil tes yang dapat dicapai oleh peserta
didik. Kedua ,mengubah skor mentah menjadi skor standar sesuai dengan
norma tertentu. Ketiga,mengkonversikan skor standar ke dalam nilai, baik
berupa angka maupun huruf. Keempat, melakukan analisis soal untuk
mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal
dan gaya pembeda.
2. Skor Total
Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk
soalsetelah diolah dengan rumus tebakan (guessing formula).

18
3. Konversi Skor
Konvesi skor adalah proes transformasi skor mentah yang dicapai
peserta didik ke dalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan
nilai hasil belajar yang diperoleh.

4. Cara Memberikan Skor untuk Sekala Sikap


Salah satu peinsip umum evaluasi adalah prinsip komprehensif,
artinya objek evaluasi tidak hanya domain kognitif, tetapi juga afektif, dan
psikomotorik. Tugas guru adalah megembangkan sikap positif dan
meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap suatu pelajaran.
5. Cara Memberi Skor untuk Domain Psikomotor
Dalam domain psikomotor, pada umumnya yang diukur adalah
penampilan atau kinerja, untuk mengukurnya, guru dapat menggunakan
tes tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu
instrument yang dapat digunakan adalah skala penilaian yang terentang
dari sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sampai
dengan tidak baik (1).
6. Pengelolaan Data Hasil Test: PAP dan PAN
Setelah diperoleh skor stiap peserta didik, guru hendaknya tidak
tergesa-gesa menentukan prestasi belajar (nilai) peserta didik yang
didasarkan pada angka yang diperoleh setelah membagi skor dengan
jumlah soal, karena cara tersebut dianggap kurang propesional.
Pendekatan penilaian acuat patokan PAP pada umumnya digunakan untuk
menfsirkan hasil tes fomatif, sedangkan penilaian acuan norma PAN
digunakan untuk menfsirkan hasil tes sumatif. Namun, dalam kurikulum
berbasis kompetensi dengan model penilaian berbais kelas pendekatan
yang digunakan adalah PAP.

J. Analisis Kualitas Test dan Buturan Soal


1. Validitas

19
Validitas menunjukan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang
sedang, dan ada yang rendah. Selanjutnya validitas selalu dihubungkan
dengan suatu putusan atau tujuan yang spesifik. Dalam literature modern
tentang evaluasi, banyak dikemukakan tentang jenis-jenis validitas, antara
lain validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, dan validitas
konstruk dan vailiditas factor.
2. Relibilitas
Relibilitas dalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu
instrument. Relibilitas tes berkenaan dengan petanyaan. Menurut
perhitungan product moment dari pearson, ada tiga macam relibilitas,
yaitu kefisien stabilitas, koefisien ekuivalen, dan koefisien konsistensi
internal.
3. Kepraktisan
Kepraktisan meruoakan syarat satu tes standar. Kepraktisan
mengandung arti kemudahan suatu tes, baik dalam mempersiapkan,
menggunakan, mengolah, dan menafsirkan maupun
mengadministrsikannya. Dimyati dan Mujiono (1994) ecaluasi meliputi
kemudahan mengadministrasi, waktu yang disediakan untuk melancarkan
evaluasi, kemudahan menskor,kemudahan interpretasi dan aplikasi,
tersedianya bentuk instrument evaluasi yang ekuivalen atau sebanding.
4. Analisis Kualitas Butiran Soal
Tingkat kesukaran soal, perhitungan tingkatan kesukaran soal adalah
pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal
memiliki tingkatan tingkatan kesukaran seimbang, maka dapat dikatakan
bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan
tidak pula terlalu mudah. Menghitung tingkatat kesukaran soal bentuk
objektif dan uraian.
Daya pembeda, penghitungan daya pembeda adalah pengukuran
sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang

20
belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan criteria tertentu.
Semakain tinggi daya pembeda suatu butiran soal, semakin mampu
butiran soal tersebut membedakan antara peserta didik yang menguasai
dan tidak menguasai kompetensi.

5. Analiasi Pengoceh
Pada soal bentuk pilihan ganda ada alternative jawaban (opsi) yang
merupakan pengoceh. Butiran soal yang baik, pengocehnya akan dipilih
secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sebaliknya,
butirsoal yang kurang baik, pengocehnya akan dipilih secara tidak merata.
Pengoceh dianggap baik bila jumlahnya peserta didik yang memilih
pengoceh itu sama atau mendekati jumlah ideal. Indek pengoceh dihitung
dengn rumus:
IP =Keterangan:
IP = indeks pengoceh
P = jumlah peserta didik yang memilih pengoceh
N = jumlah peserta didik yang ikut tes
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal
n = jumlah alternative jawaban (opsi)
1 = bilangan tetap
6. Analisis Homogen Soal
Homogeny tidaknya butiran soal diketahui dengan hitungan
koefisien korelasi antara skor tiap soal den skor tota.penghitunganya
dikakukan sebanyak butiran soal dalam tes bersangkutan. Salah satu
teknik korelasi yang dapat digunakan adalah korelasi produc-moment atau
korelasi point biserial.
7. Efektifitas Fungsi Opsi
Setelah tingkat kesukaran soal, daya pembeda, homogenitas, dan
analisis pengoceh dihitung, selanjutnya perlu diketahui pula apakah suatu

21
opsi dari setiap soal berfungsi secara efektif atau tidak. Dapat digunakan
langkah-langkah berikut, menentukan jumlah peserta didik, menetukan
jumlah sampel, baik untuk kelompokatas maupun kelmpok bawah,
membuat table penguji efektivitas opsi, menghitung jumlah alternative
jawaban yang dipilih peserta didik, menentukan efektivitas fungsi opsi.

K. Pemanfaatan Hasil Evaluasi dan Refleksi Pelaksanaan Evaluasi


1. Pengertian Memanfaatkan Hasil Evaluasi
Salah satu manfaat hasil evaluasi adalah untuk memberikan umpan
balik kepada semua pihak yang bersangkutan atau yang terlibat dalam
pembelajaran, baik secara langsung maupu tidak langsung. Crooks (2001)
menyimpulkan agar umpan balik dapat bermanfaat untuk memotivasikan
peserta didik, maka harus difokuskan pada kualitas pekerjaan peserta didik
dan bukan membandingkannya dengan hasil pekerjaan peserta didik lain,
cara-cara yang spesifik sehingga pekerjaan peserta didik dapat
ditingkatkan, peningkatan pekerjaan peserta didik yang harus
dibandingkan dengan pekerjaan sebelunya.

2. Manfaat Hasil Evaluasi


Bagi peserta didik, membengkitkan minat dan motivasi belajar,
membentuk sikap yang positif terhadap belajar dan pembelajaran,
membentu pemahaman peserta didik menjadi lebih baik.
Bagi guru, promosi peserta didik seperti kenaikan kelas atau
kelulusan, mendiagnosisi peserta didik yang memeiliki kelemahan atau
kekurangan, menentukan pengelompokan dan penetapan peserta didik
berdasarkan prestasi masing-masing,.
Bagi orang tua, mengetahui kemajuan peserta didik, membingbing
kegiatan belajar pererta didikdirumah, menentukan tidak lanjut pendidikan
yang sesuai dengan kemampuan anaknya.

22
Bagi administrator, menentukan penetapan peserta didik,
menentukan kenaikan kelas, pengelompokan peserta didik disekolah
meningkat terbatasnya fasilitas pendidikan yang tersedia serta indikasi
kemajuan peserta didik pada waktu mendatang.

3. Refleksi Pelaksanaan Evaluasi


Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran sering ditemukan
berbagai kekurangan atau kelemahan, implikasinya adalah guru harus
melalukan melakukan evaluasi pembelajaran, baik dalam dimensi proses
maupun hasil belajar. Setelah mengikuti evaluasi pembelajaran peserta
didik akan menghadapi dua alternatifkeputusan berhaisil atau tidak
berhasil.

4. Keberhasilan Pembelajaran
Keberhasilan pembelajaran banyak dipengaruhi berbagai factor.
Salah satunya adalah factor guru dapat melaksanakan
pembelajaran.untukitu, dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus
berpijak pada prinsip-prinsip tertentu. Dimyati dan Mudjiono (1994)
mengenukakan ada tujuh prinsip pembelajaran yaitu, perhatian dan
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan,
tantangan, balikan dan penguatan, dan perbedaan individual.

5. Evaluasi Diri Terhadap Proses Pembelajaran


Evaluasi diri adalah evaluasi yang dilakukan oleh dan terhadap diri
sendiri. Sebagai guru, kita harus membiasakan melakukan evaluasi diri.
Hal ini penting untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang telah
dilakukan. Jangan sampaioranglain ynag mengevaluasi kinerja kita dalam
proses pembalajaran. Melalui evaluasi diri guru dapat mengetahui,
memehami, memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajarna
yang pada gilirannya dapat menentukan langkah menjadi lebih baik.
Dalam melakukan evaluasi diri, guru tentunya memerlukan berbagai
informasi, seperti hasil penilaian proses, hasil belajar peserta didik, hasil

23
observasi dan wawancara.untuk melengkapi hasil evaluasi diri, kita bisa
meminta bantuan peserta didik melakukan pengamatan terhadap
pembelajaran yang diikuti.
Factor-faktor Penyebab Kegagalan dan Pendukung Keberhasilan
dalam Pembelajaran. Salah satu jenis penilaia yang dapat dilakukan guru
dalam pembelajaran adalah penilian diagnosis, yaitu penilaian yang
berfungi mengidentifikasi factor-faktor penyebab kegagalan atau
pendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Guru dapat melakukan
perbaikn-perbaik dalam meningkatkan kualitas pembelajran.

6. Mengoptimalkan Proses dan Hasil Belajar


Untuk mengoptimalkan proses dan hasil belajar hendaknya kita
berpijak pada hasil identifikasi factor-faktor penyebab kegagalan dan
factor-faktor mendukung kebrhasilan.
Berdasakan hasil identifikasi ini kemudian kita mencari altrnatif itu
kita pilih mana yang mungkin dilaksanakan dilihat dari beberapa factor,
seperti kesiapan guru, kesiapan peserta didik, sarana dan prasarana, dan
sebagainya. Mengoptimalkan proses dan hasil belajar berarti melakukan
berbagai upaya perbaika agar proses belajar dapat berjalan dengan epektif
dan hasil belajar dapa diperoleh secara optimal.

7. Pembelajaran Remedial
Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah
materi. Banyak hasil penelitian menunjukan lemahnya penguasan peserta
didik terhadap materipembelajaran. Padahal dalam silabus, materi
pembelajaran sudah diatur dengan demikian rupa, baik ruang lingkup,
urutan materi maupun penetapan materi. Tujuan pembeajarabn remedial
adalh membentu dan menyembyhkan pserta didik yang mengalami
kesulitan belajar memalui perlakuan pembelajaran.

24
BAB III

PENUTUP

A. Kekurangan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kekurangan dalam
penulisan dan pembahasan yaitu dalam penulisan buku masih ada penulisan
EYD yang kurang tepat sehingga pembaca merasa kurang puas dalam buku
ini, selanjutnya dalam pembahasan buku evaluasi ini masih ada kata yang
masih kurang berkenan dalam pembahasan sehingga pembaca merasakan
beberapa subab yang masih pembaca kurang pahami, selanjutnya dalam
pemaparan yang menyangkut analisis kualitas tes itu masih belum paham
dalam subab tersebut dengan demikian penulis lebih rinci dalm pemaparan
subab tersebut.
B. Kelebihan
Di dalam buku evaluasi pembelajaran ini mengenai kelebihan buku ini
pembaca ingin berterima kasih sebelumnya tentang buku ini karena dengan
buku ini pembaca merasa menambah wawasan dan pengetahuan. Kelebihan
dalam buku ini yaitu dalam pembahasan mampu membuat pembaca merasa
paham dari subab yang telah dipaparkan selain itu dalam bahasa buku ini
sangat sederhana sehingga membuat pembaca merasa paham dalam isi buku
evaluasi pembelajaran dan bahasa buku ini tidak baku sekali dalm pemaparan
isi buku sehingga pembaca tidak merasa kesulitan dalm membaca.

25
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Zaenal, “Evaluasi Pembelajaran” Bandung: PT Remaja Rosdakarya

26

Anda mungkin juga menyukai