Anda di halaman 1dari 2

Dyah Nurdiana Safitri / PGSD Kelas 5

PROYEK KEPEMIMPINAN I
T5. 1 Mulai dari Diri
Refleksi sebagai pintu masuk untuk dapat berbagi pengalaman, mengkomunikasikan
pembelajaran, dan meradiasikan semangat positif

Menurut KBBI Online Refleksi adalah gerakan, pantulan di luar kemauan


(kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar. Refleksi
dalam konteks kebahasaan dapat diartikan sebagai “cerminan”. Namun dalam
konteks pembelajaran, kata refleksi berarti pemberian umpan balik oleh peserta didik
terhadap pembelajaran yang telah dilalui kepada pendidik di dalam kelas. Refleksi
pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan media tulis maupun lisan, hal
tersebut bertujuan untuk menyampaikan kesan peserta didik mengenai pembelajaran
yang telah dilakukan. Selain itu menjadi bahan evaluasi bagi pendidik untuk
mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Kegiatan refleksi ini menjadi penting dan harus selalu dialksanakan lantaran pada
setiap pembelajaran yang akan disampaikan oleh pendidik tentunya tidak akan lepas
dari kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu pendidik membutuhkan refleksi untuk
meninjau ulang modul ajar/RPP yang telah berhasil mencapai tujuannya. Kegiatan
refleksi menghasilkan manfaat yang tentu sangat mendukung perkembangan peserta
didik dan menentukan lingkungan pembelajaran ke depannya.
Beberapa manfaat yang dapat dirasakan oleh peserta didik dengan adanya
kegiatan refleksi adalah mengetahui masalah dan kendala yang dihadapi dalam
belajar, terutama pada proses pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, penulis
merasa setuju bahwa kegiatan refleksi dapat menjadi pintu masuk untuk berbagi
pengalaman, mengkomunikasikan pembelajaran, dan menebar semangat positif.
Sikap atas persetujuan ini tentu bukan hanya berlandaskan kajian teoretis yang
menjemukan, pertanggungjawaban tersebut juga atas dasar pengalaman empiris di
lapangan yang pernah dihadapi oleh penulis, sewaktu kegiatan PPL 1 di salah satu
SD yang berada di Malang.
Penulis menemukan sebuah fakta bahwa adanya kegiatan pelatihan yang
menarik untuk menambah wawasan guru atau tenaga pendidik tentang teknologi
baru. Penulis mengikuti kegiatan tersebut dan mendapatkan pengalaman baru.
Pelatihan tersebut dilaksanakan di bulan Februari. Pelatihan berisi kegiatan
pengenalan pembuatan media pembelajaran yang menyenangkan kepada peserta
yaitu guru dan tenaga pendidik. Namun bercermin dengan kegiatan perayaan di
sekolah tersebut, peneliti dikejutkan dengan antusias peserta yang kurang.
Keterampilan merefleksikan suatu pengalaman dalam berkegiatan ini menjadi sangat
berkaitan dengan program yang ingin penulis jalankan, yakni “Pelatihan Aplikasi
Canva Sebagai Strategi Untuk Meningkatkan Technological Knowledge Guru Sekolah
Dasar di SDN Ngenep 1 Kabupaten Malang” sebuah kegiatan tentang pelatihan untuk
memudahkan guru dan tenaga pendidik membuat perangkat pembelajaran. Refleksi
yang menjadi cerminan dari suatu kondisi dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan
saat ini yang mengalami kekhawatiran kemajuan teknologi yang sangat pesat dan
harus diikuti. Nantinya melalui kegiatan pelatihan ini, diharapkan akan memberi
dampak positif kepada peserta (guru dan tenaga pendidik). Pendidik artinya seorang
yang mampu memfasilitasi kebutuhan dari peserta didiknya. Hal ini sangat berkaitan
dengan konsep yang bersama-sama telah dipahami bahwa menjadi seorang
pemimpin (Leader) artinya menjadi seorang yang mampu memberikan semangat,
motivasi, dan keteladanan bagi yang dipimpinnya. Maka dari uraian tersebut, menjadi
pendidik sama dengan menjadi pemimpin yang harus mampu membawa suatu
perubahahan positif di lingkungannya.
Pada konteks ini, pendidik setidaknya harus memberikan perubahan atau
dampak positif pada lingkungan kelas khususnya berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran. Pendidik yang mampu membuat perubahan positif di lingkungannya
tentu merupakan pemimpin yang selalu peka, terbuka, dan berjiwa besar. Tanpa ke
tiga sikap itu, seorang pendidik akan menjadi sosok yang arogan, tidak mau belajar,
dan terbelakang (karena jiwa nasionalisnya tertinggal entah dimana). Pendidik yang
memiliki ketiga sikap tersebut tentu akan selalu merefleksikan yang telah dikerjakan
bersama. Hal tersebut tentu akan dilakukan sebagai wujud evaluasi diri dari seorang
pendidik agar mampu memberikan fasilitas yang mampu mendukung orang-orang
yang sedang dipimpin, dalam konteks ini adalah peserta didik mencapai kodratnya
secara optimal. Pendidik yang mampu mendorong peserta didiknya mencapai
kodratnya menjadi pendidik yang sekaligus ikut andil dalam membangun Sumber
Daya Manusia (SDM) masyarakat Indonesia pada sektor pengetahuan juga pada
keilmuan. Hal itu nantinya akan menuntun peserta didik menjadi insan yang
bermanfaat dan mampu bersaing di kehidupan nyata selepas sekolah. Selain itu,
kegiatan refleksi akan membuat pendidik menjadi pribadi yang lebih tanggap dengan
keadaan zaman saat ini. Sehingga guru harus memiliki sikap kepemimpinan yang baik
agar generasi bangsa menjadi lebih baik dan Bahasa Indonesia tidak akan mengalami
kepunahan.

Rujukan :
Abdhul, Yusuf. 2022. “Apa itu bulan Bahasa? Sejarah, tujuan, kegiatan” artikel yang
didapatkan pada laman https://bukunesia.com/bulan-bahasa/
KBBI Online yang didapatkan pada laman https://kbbi.web.id/refleks

Anda mungkin juga menyukai