Anda di halaman 1dari 76

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.

S
YANG MENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN DIAGNOSIS
KEPERAWATAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAK TIMUR

Dosen Pembimbing :
Dr. Yessy Dessy Arna, M.Kep.,Sp.Kom

Disusun Oleh :
Dhea Putri Magfihro
P27820722155

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


PROGRAM ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Diabetes Melitus di Wilayah Kerja


Puskesmas Perak Timur Surabaya yang dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2023
sampai 01 April 2023 telah disahkan sebagai Laporan Praktek Klinik
Keperawatan Komumitas, Keluarga, dan Gerontik Semester II di Wilayah Kerja
Puskesmas Sememi Surabaya atas nama Dhea Putri Magfihro NIM
P27820722155

Surabaya, 01 April 2023


Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

Dr. Yessy Dessy Arna, M.Kep.,Sp.Kom Medyasa Anggraini, S.Kep.,Ns


NIP. 197612042001122001 NIP.

Mengetahui
Kepala Ruangan,

dr. Anggraini Dian Prameswari


NIP.
KONSEP KELUARGA

A. Definisi Konsep Keluarga


Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses
pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan di dalam
gedung, melainkan juga keluar gedung dengan mengunjungi keluarga di
wilayah kerjanya (Kemenkes, 2017).
Keluarga sebagai fokus dalam pendekatan pelaksanaan program
Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998) didalam Kemenkes (2017),
terdapat Lima fungsi keluarga, yaitu :
1. Fungsi afektif (The Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga
berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna
untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan
nilainilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi
tugas keluarga di bidang kesehatan. Sedangkan tugas-tugas keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan adalah :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarganya
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat,
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas
kesehatan.
Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini
merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh Puskesmas dan
perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang
meliputi kegiatan berikut (Kemenkes, 2017).
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan
Keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya
promotif dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam
gedung.
4. Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk
pengorganisasian/pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas.
B. Klasifikasi Keluarga
Tahun 2005, dilakukan kajian indikator keluarga sejahtera secara terbatas
di kalangan BKKBN untuk mengakomodir berbagai saran perbaikan. Hasil
kajian tersebut menghasilkan beberapa perubahan indikator, adapun
tahapantahapan indikator dari keluarga sejahtera tersebut sebagai berikut :
1. Keluarga pra sejahtera
Keluarga pra sejahtera merupakan keluarga yang belum mampu memenuhi
kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal, seperti kebutuhan akan
spiritual, sandang, pangan, papan, kesehatan dan KB.
2. Keluarga sejahtera I
Keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal tapi belum mampu memenuhi kebutuhan sosial psikologinya
seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, transportasi, interaksi lingkungan
tempat tinggal. Keluarga sejahtera I adalah keluarga yang kebutuhan dasar
sudah terpenuhi tapi kebutuhan sosial psikologi belum bisa terpenuhi
merupakan pengertain dari Keluarga sejahtera I. Indikator Keluarga
sejahtera I adalah :
a. Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan 2 kali atau lebih dalam
satu hari.
b. Saat berada di rumah, bekerja, sekolah maupun berpergian anggota
keluarga mempunyai pakaian berbeda
c. Rumah yang dihuni keluarga memiliki atap, lantai dan dinding yang baik.
d. Dibawa ke sasaran kesehatan apabiila anak sakit dan atau pasangan usia
subur ingin ber KB.
e. Pergi ke sarana pelayanan kontrasepsi apabila pasangan usia subur (PUS)
ingin menggunakan KB
f. Semua anak bersekolah khususnya anak usia 7-15 tahun di keluarga.
3. Keluarga sejahtera II
Keluarga sejahtera II adalah keluarga yang sudah bisa memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan
keluarganya. Indikator Keluarga sejahtera II meliputi :
a. Anggota keluarga melakukan ibadah sesuai dengan kepercayaan dan
agama masing-masing.
b. Dalam seminggu paling kurang sekali keluarga makan daging atau ikan
atau telur.
c. Semua anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian baru
dalam kurun waktu setahun terakhir.
d. Untuk setiap penghuni satu rumah luas lantai rumah paling kurang 8 m2 .
e. Keluarga dalam keadaan sehat sehingga bisa melakukan tugas dan fungsi
masing-masing dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.
f. Ada satu atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan.
g. Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga usia 10-60 tahun. h.
Menggunakan alat atau obat kontrasepsi bagi pasangan usia subur dengan
anak dua atau lebih.
C. Tipe Keluarga
Beberapa tipe keluarga menurut Friedman (2010) antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Nuclear Family (keluarga inti) yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan
anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah,
terpisah dari keluarga lainnya.
2. Extended Family (keluarga besar) yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu
atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang
satu sama lain.
3. Single parent family yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang bergantung kepadanya.
4. Dyad family yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suamu istri tanpa
anak, tinggal dalam satu rumha yang sama.
5. Blended family yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan
pasangan yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil
perkawinan terdahulu.
6. Three generation family yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu
kakek, nenek, bapak, Ibu dan anak dalam satu rumah.
7. Single adult living alone yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu
orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8. Middle age / elderly couple yaitu keluarga yang hanya terdiri dari sepasang
suami istri paruh baya.
D. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap Posisi dalam Tugas Kritis
Keluarga
Pasangan 1. Isti 1. Mempertahankan kepuasan
Menikah 2. Suami pernikahan yang saling timbal balik
2. Penyesuaian terhadap kehamilan dan
menjelang kedudukan sebagai orang
tua
3. Menyesuaikan diri dengan sanak
famili dari berbagai pihak
Membesarkan 1. Istri – ibu 1. Memiliki, menyesuaikan, dan
Anak 2. Suami – ayah mendorong perkembangan bayi
3. Bayi 2. Menjaga kenyamanan suasana
rumah bagi orang tua dan bayi
Anak Usia 1. Istri – ibu 1. Menyesuaikan dengan kebutuhan
Pra Sekolah 2. Suami – ayah anak preschool akan pentingnya
3. Anak sebagai stimulasi, dengan cara yang kondusif
kakak 2. Mengatasi terkurasnya energi dan
4. Anak sebagai adik waktu privasi sebagai orang tua

Anak Usia 1. Istri – ibu 1. Menyesuaikan diri dengan


Sekolah 2. Suami – ayah kornunitas sekolah secara konstruktif
3. Anak – kakak 2. Mendorong tercapainya prestasi
4. Anak – adik akademik anak
Remaja 1. Istri – ibu 1. Menyeimbangkan antara kebebasan
2. Suami – ayah dan tanggungiawab sejalan dengan
3. Anak – kakak bertambah matangnya arrak usia
4. Anak – adik remaja
2. Orang tua mulai berupaya kembali
untuk memajukan diri mereka
sendiri, misalnya dengan mulai
beralih pada kegiatan di luar
pengasuhan, dan memajukan karir
Launching 1. Istri – ibu – nenek 1. Melepaskan anak menuju kuliah,
Center 2. Suami – ayah – dunia kerja, pernikahan, dll dengan
kakek pendampingan dan pengesahan yang
3. Anak – kakak – sesuai
paman/bibi 2. Mempertahankan fungsi 'rumah'
4. Anak – adik – sebagai pusat pendukung bagi anak
(a supportiue home base).
paman/bibi
Orang Tua di 1. Istri – ibu – nenek 1. Membangun kembali hubungan
Usia 2. Suami – ayah - pernikahan
Pertengahan kakek 2. Menjaga hubungan dengan keluarga
yang lebih tua juga yang lebih muda
Masa Tua 1. (Janda/Duda) 1. Penyesuaian terhadap masa pensiun
2. Istiri – ibu – nenek 2. Mengatasi rasa kehilangan dan
3. Suami – ayah - kesendirian
kakek 3. Menyesuaikan kondisi rumah
dengan masa tua
(Agustini, 2007)
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN DIABETES MELITUS

A. DEFINISI
Diabetes melitus atau sering disebut dengan kencing manis adalah suatu
penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup
insulin atau tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin), dan di
diagnosa melalui pengamatan kadar glukosa di dalam darah. Insulin merupakan
hormon yang dihasilkan oleh kalenjar pankreas yang berperan dalam
memasukkan glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk digunakan
sebagai sumber energi (IDF, 2017).
Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau
sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada pasien diabetes mellitus yaitu
polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan, kesemutan (Restyana,
2015).
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi diabetes mellitus menurut Rumahorbo (2014) terdiri dari :
1. Diabetes mellitus tipe 1, yaitu diabetes tergantung insulin atau insulin
dependen diabetes mellitus (IDDM). Penyebab utamanya adalah tubuh tidak
menghasilkan insulin atau hilangnya sel beta, penghasil insulin pada pulau-
pulau Langerhans pankreas. Penderita tergantung dengan insulin dari luar
tubuh karena pankreas tidak adekuat mencukupi kebutuhan tubuh.
2. Diabetes mellitus tipe II, yaitu diabetes tidak tergantung insulin atau non
insulin dependen diabetes mellitus (NIDDM), diabetes mellitus tipe II
disebabkan oleh berkurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas,
menurunnya aktifitas insulin di jaringan dan atau meningkatnya resistensi
jaringan terhadap insulin.
3. Diabetes mellitus tipe lain, yaitu diabetes yang timbul akibat penyakit lain
yang mengakibatkan gula darah meningkat seperti infeksi berat, kelainan
pankreas, kelainan hormonal, karena obat/zat kimia, kelainan reseptor
insulin, dan kelainan genetik.
4. Gestasional Diabetes mellitus (GDM) yaitu intoleransi glukosa yang terjadi
selama kehamilan. Kondisi ini dapat terjadi bila pada trimester ke dua
kehamilan sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik
somatomamotropin (HCS) meningkat untuk mensuplai asam amino dan
glukosa ke fetus.
C. ETIOLOGI
Hasdianah (2012) menyatakan bahwa etiologi penyakit DM adalah :
1. Kelainan genetik
DM dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab DM akan
dibawah oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.
2. Usia
Usia seseorang setelah >40 tahun akan mengalami penurunan fisiologis.
Penurunan ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas
untuk memproduksi insulin.
3. Pola hidup dan pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes. Pola hidup juga sangat
mempengaruhi, jika orang malas berolahraga memiliki risiko lebih tinggi
untuk terkena diabetes, karena olahraga berfungsi untuk membakar kalori
yang berlebihan di dalam tubuh.
4. Obesitas
Seseorang dengan berat badan > 90 kg cenderung memiliki peluang lebih
besar untuk terkena penyakit DM.
5. Stress
Stres akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan
akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas sehingga
pankreas mudah rusak dan berdampak pada penurunan insulin.
6. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas
sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu menyebabkan sel beta (B)
pada pankreas tidak bekerja secara optimal dalam mensekresi insulin.
D. PATOFISIOLOGI
Diabetes tipe I terjadi akibat ketidakmampuan sel-sel pankreas
memproduksi insulin yang biasanya disebabkan oleh rusak nya sel-sel pankreas
akibat proses autoimun. Ketika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi,
ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar,
akibatnya glukosa tersebut diekskresikan dalam urin (glukosuria). Kondisi
tersebut akan disertai dengan dieresis osmotik yaitu pengeluaran cairan dan
elektrolit yang berlebihan dengan meningkatnya frekuensi dalam berkemih
(poliuri) sehingga pasien juga akan merasa sering haus (polidipsi).
Pada Diabetes Mellitus tipe II terjadi penurunan sensitivitas jaringan
terhadap insulin (resistensi insulin). Hal ini diperberat oleh bertambahnya usia
yang mempengaruhi berkurangnya jumlah insulin dari sel-sel beta, lambatnya
pelepasan insulin dan atau penurunan sensitifitas perifer terhadap insulin.
Akibat defisiensi insulin adalah pemecahan lemak menjadi asam-asam lemak
dan gliserol. Asam lemak bebas Akan diubah menjadi badan keton oleh hati.
Badan keton bersifat asam dan bila bertumpuk dalam sirkulasi darah akan
menimbulkan asidosis metabolic. Ketosis dan asidosis menimbulkan gejala
gastrointestinal seperti anoreksia, mual, muntah, dan nyeri abdomen.
(Rumahorbo, 2014).
Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan
kadar zat berlemak dalam darah meningkat sehingga mempercepat terjadinya
aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Sirkulasi
darah yang buruk akibat aterosklerosis yang melalui pembuluh darah besar
(makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki, sedangkan yang
melalui pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf, dan
kulit serta memperlambat penyembuhan luka. Kerusakan pada pembuluh darah
mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan retina mata
(retinopati diabetikum). Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa
menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat.
Terjadinya ulkus diabetikum diawali adanya hiperglikemia pada penyandang
diabetes mellitus yang menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada
pembuluh darah. Neuropati, baik neuropati sensorik maupun motorik dan
autonomik akan mengakibakan perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki
dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus (Rumahorbo, 2014).
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis diabetes melitus menurut Tandra (2013) yaitu :
1. Sering buang air kecil (poliuri)
2. Peningkatan rasa haus (polidipsi)
3. Berat badan menurun meski sudah banyak makan (polifogi)
4. Rasa seperti flu dan lemah
5. Pamdangan kabur
6. Luka yang sukar sembuh
7. Gusi merah dan bengkak
8. Kesemutan atau mati rasa
9. Kulit kering dan gatal
10. Mudah terkena infeksi
F. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi diabetes mellitus yaitu :
1. Penyakit kardiovaskular : penderita diabetes memiliki resiko dua kali lebih
besar terkena penyakit jantung dan pembuluh darah (penyakit
kardiovaskular), seperti atherosclerosis, penyakit jantung koroner dan
stroke. Sekitar 75% kematian penderita diabetes disebabkan penyakit
jantung koroner.
2. Retinopati diabetik : Komplikasi diabetes yang disebabkan oleh kerusakan
pembuluh darah kecil (kapiler) retina mata, dengan gejala penurunan
penglihatan dan kebutaan.
3. Nefropathy diabetes : adalah komplikasi yang disebabkan kerusakan
pembuluh kapiler ginjal, sehingga menyebabkan kebocoran protein ke
dalam air kencing (urin), dan menyebabkan gagal ginjal kronis yang
memerlukan terapi cuci darah.
4. Neuropati diabetik : Komplikasi diabetes pada sistem saraf yang
menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan peningkatan risiko kerusakan kulit,
terutama kaki, akibat berkurangnya hipersensitivitas kulit.
5. Ulkus diabetes (Diabetic Food Ulcer) : yaitu luka pada kaki yang sulit
sembuh dan sering menimbulkan masalah serius. Bahkan, pada beberapa
kasus memerlukan amputasi.
6. Penurunan daya pikir (Cognitive Deficit) : beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pasien diabetes yang dibandingkan dengan pasien
tanpa diabetes mengalami penurunan fungsi kognitif 1,2 sampai 1,5 kali
lebih besar (Lewis Bucher, Heitkemper, & Harding, 2017).
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang pada diabates
melitus yaitu :
1. Kadar glukosa darah
a. Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl)
Kadar glukosa darah sewaktu DM Belum pasti DM
Plasma vena >200 100-200
Darah kapiler >200 80-100

b. Kadar glukosa darah puasa (mg/dl)


Kadar glukosa darah puasa DM Belum pasti DM
Plasma vena >120 110-120
Darah kapiler >110 90-110

2. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes melitus pada setidaknya 2 kali


pemeriksaan :
a. Glukosa plasma sewaktu >200mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) >200 mg/dl)
3. Tes laboratorium DM
Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tes diagnostik, tes
pemantauan terapi, dan tes untuk mendeteksi komplikasi.
4. Tes saring
Tes – tes saring pada DM adalah :
a. GDP, GDS
b. Tes glukosa urin :
1) Tes konvensional (metode reduksi/benedict)
2) Tes carik celup (metode glucose oxidase/hexokinase)
5. Tes diagnostik
Tes – tes diganostik pada DM adalah GDP, GDS, GD2PP (glukosa darah 2
jam post prandial), glukosa jam ke-2 TTGO
6. Tes monitoring terapi
Tes – tes monitoring terapi DM adalah :
a. GDP : plasma vena, darah kapiler
b. GD2PP : plasma vena
c. A1c : darah vena, darah kapiler
7. Tes untuk memdeteksi komplikasi
Tes – tes untuk mendeteksi komplikasi adalah :
a. Mikroalbumin : urine
b. Ureum, kreatinin, asam urat
c. Kolesterol total : plasma vena (puasa)
d. Kolesterol LDL : plasma vena (puasa)
e. Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)
f. Trigliserida : plasma vena (puasa)
H. PENATALAKSANAAN
Menurut PERKENI (2021) terdapat empat pilar penatalaksaaan diabetes
melitus yaitu :
1. Edukasi
Edukasi menjadi urutan pertama dalam pengelolaan diabetes melitus.
Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu dilakukan sebagai
bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian sangat penting dari
pengelolaan DM secara holistic (PERKENI, 2021). Edukasi yang dilakukan
yaitu edukasi perawatan mandiri diabetes self-management education
(DSME). Edukasi asuhan mandiri meningkatkan pengetahuan dan perilaku
asuhan mandiri pada pasien Diabetes Melitus, menurunkan HbA1C dan
meningkatkan kualitas hidup pasien. Edukasi juga dapat memperbaiki
HbA1C menjadi 0,6% sama dengan pemberian terapi obat dan tanpa efek
samping.
2. Terapi nutrisi
Semua pasien diabetes melitus harus mendapatkan terapi nutrisi. Terapi
nutrisi bertujuan untuk mempertahankan berat badan normal, mencapai
target glukosa darah, tekanan darah dan kadar lipid, mencegah atau
memperlambat komplikasi. Prinsip pengaturan makan pada pasien diabetes
melitus hampir sama dengan anjuran makan untuk masyarakat umum, yaitu
makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi
masing-masing individu. Pasien Diabetes Melitus perlu diberikan
penekanan mengenai pentingnya keteraturan jadual makan, jenis dan jumlah
kandungan kalori, terutama pada pasien yang menggunakan obat untuk
meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin (PERKENI, 2021). Menurut
Waspadji (2013), dalam penatalaksanaan diet DM ada 3 (tiga) J yang harus
diketahui dan dilaksanakan oleh penderita DM, yaitu jumlah makanan, jenis
bahan makanan, dan jadwal makan. Diet 3J adalah diet DM kalori seimbang
dengan memperhatikan hal berikut :
1) Jumlah
Jumlah makanan yang disediakan bagi penderita untuk setiap kali makan
sudah ditetapkan berdasarkan kandungan hidrat arang dan kalori
makanan tersebut. Apabila penderita tidak dapat menghabiskan porsi
makanan yang disajikan atau makanan lebih dari porsi yang boleh
dimakan, maka akan mengakibatkan hipoglikemi atau hiperglikemi.
2) Jenis
Jenis diet dan bahan makanan yang diperlukan dan direkomendasikan
untuk penderita diabetes pada dasarnya tidak berbeda dengan jenis diet
untuk orang sehat, termasuk sumber karbohidrat, protein, dan nutrisi
lemak. Penderita DM disarankan untuk mengikuti diet yang mengandung
bahan-bahan berikut.
a. Dua perlima dari diet mengandung karbohidrat, sebagian besar
karbohidrat berserat tinggi seperti kentang.
b. Dua perlima dari diet tinggi buah dan sayuran yang kaya serat.
c. Seperlima dari porsi lainnya harus diisi dengan makanan berprotein
seperti daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan. Penderita DM harus
mempertimbangkan pilihan bahan makanan.
Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras, ubi, singkong, Sumber karbohidrat
roti tawar, tepung terigu, tinggi natrium, seperti :
sagu, dan tepung cake, biscuit, dan
singkong kreakers
Sumber protein Daging sapi, ayam, ikan, Daging dan ikan yang
hewani telur, susu dan hasil diawetkan, seperti : ikan
olahannya asin, dendeng, sarden dan
corned beef
Sumber protein - Semua jenis kacang-
nabati kacangan dan hasilnya
yang merupakan sumber
protein bernilai biologik
rendah
Sayuran Rendah kalium, seperti : Tinggi kalium, seperti :
caisim, kangkong, sawi, tomat, kol, bayam, bit,
wortel, dan terong daun bawang, tauge
kacang hijau, kacang
buncis, kembang kol,
waluh, dan rebung
Buah-buahan Rendah kalium, seperti : Tinggi kalium, seperti :
jambu, kedondong, anggur, arbei, belimbing,
manga, markisa, melon, duku, jambu biji, jeruk,
semangka, Nangka, pir, papaya, dan pisang
salak, sawo
Minuman - Berbagai minuman
bersoda dan beralkohol
Bumbu Semua jenis bumbu Semua jenis gula dan
selain gula madu

3) Jadwal
Jadwal makan atau frekuensi makan pada umumnya orang memiliki 6
porsi makan yaitu 3 porsi besar dan 3 porsi kecil dengan interval 3 jam
setiap kali makan utama maupun selingan. Hal ini dilakukan agar kalori
yang dibutuhkan dapat tercukupi secara merata tiap harinya. Disamping
itu penjadwalan yang dilakukan dengan disiplin waktu membantu
pankreas mengeluarkan insulin secara rutin pula. Dengan demikian
terhindar dari kenaikan kadar gula yang melonjak.
Jenis makanan Waktu Total kalori
Makan pagi 07.00 20%
Selingan 10.00 10%
Makan siang 13.00 30%
Selingan 16.00 10%
Makan sore/malam 19.00 20%
Selingan 21.00 10%
Sumber : (Insana Maria, 2021) Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus
Dan Asuhan Keperawatan Stroke
Contoh menu diit diabetes melitus 1500 kkal menurut Sri Hartini (2009) :
Waktu Jenis Makanan Berat (gram) Ukuran
Pagi Roti tawar 70 2 iris
Telur dadar 50 1 butir
Selada + tonat + Sekehendak
timun
Susu skim 20 4 sdm
Snack pagi Jus melon 190 1 potong besar
Siang Nasi 200 1.5 gelas
40
Pepes ikan 50 1 potong sedang
Tempe goreng 100 2 potong sedang
Sayur asem 110 1 gelas
Jeruk 2 buah besar
Snack sore Pisang rebus 50 1 buah
Malam Nasi 100 ¾ gelas
Ungkep/opor ayam 40 1 potong sedang
Perkedel tahu kukus 110 1 biji besar
Tumis sayuran 100 1 gelas
Apel 85 1 buah

3. Latihan fisik
Latihan fisik merupakan pergerakan seluruh badan yang meningkatkan
penggunaan energi tubuh. Tujuan dari aktivitas fisik yaitu meningkatkan
kontrol glukosa darah, menurunkan factor kardiovaskuler, menurunkan
berat badan meningkatkan kesehatan secara umum. Program latihan fisik
secara teratur dilakukan 3-5 hari seminggu selama sekitar 30-45 menit,
dengan total 150 menit per minggu, dengan jeda antar latihan tidak dan
lebih dari 2 hari berturut-turut. Latihan fisik yang dianjurkan berupa latihan
fisik yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50 -70% denyut
jantung maksimal) seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan
berenang. Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara mengurangi 220
dengan usia pasien (PERKENI, 2021).
4. Terapi obat
Tujuan pemberian terapi obat yaitu untuk mencapai target glukosa darah,
bukan menurunkan glukosa darah. Terapi farmakologis terdiri dari bat oral
dan bentuk suntikan (insulin). Termasuk anti hiperglikemia suntik, yaitu
insulin, GLP-1 RA dan kombinasi insulin dan GLP-1 RA. Beberapa jenis
obat yang tersedia di Indonesia yaitu :
Golongan Obat Cara Kerja Efek Samping
Metformin Menurunkan produksi Disprepsia, diare,
glukosa hati dan asisodis laktat
meningkatkan sensitivitas
terhadap insulin
Thiazolidinedione Meningkatkan sensitivitas Edema
terhadap insulin
Sulfonilurea Meningkatkan sekresi BB naik, hipoglikemia
insulin
Glinid Meningkatkan sekresi BB naik, hipoglikemia
insulin
Penghambat Alfa- Menghambat absorpsi Flatulen, tinja lembek,
glukosidase glukosa sebah, muntah
Penghambat DPP-4 Meningkatkan sekresi Sebah, muntah
insulin dan menghambat
sekresi glukagon
Penghambat SGLT- Menghambat reabsorbsi Infeksi saluran kemis
2 glukosa di tubulus distal dan genital
I. PATHWAY
Reaksi autoimun Genetik, gaya hidup, obsitas

Kerusakan sel beta pankreas resistensi insulin

Defisiensi Insulin Ketidakstabilan kadar glukosa


darah (D. 0027)

Glukagon ↑ Penurunan pemakaian glukosa oleh sel

Glukoneogenesis Hiperglikemia

Hipovolemia
Lemak Protein Osmotic Diuresis
(D.0023)
Ketogenesis Blood urea nitrogen↑ Dehidrasi

Ketonemia Nitrogen urin ↑ Hemokonsentrasi

Mual pH ↓ Trombosis

Muntah Asidosis Aterosklerosis

a. Koma
b. Kematian Makrovaskuler Mikrovaskuler

Defisit Nutrisi
Miokard Infark Serebral Retina Ginjal
(D.0019)
Stroke Gangren Retinopati Nefropati
Nyeri Akut
(D.0077)
Gangguan Resiko Jatuh
Intregitas (D.0143)
Kulit/Jaringan
(D.0129)
KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA KLIEN YANG MENDERITA DIABETES MELITUS

I. PENGKAJIAN
Proses pengkajian keluarga dapat berasal dari berbagai sumber seperti
wawancara, observasi, rumah keluarga, dan fasilitasnya, pengalaman yang
dilaporkan anggota keluarganya.
A. Data Keluarga
1. Yang perlu dikaji pada data umum antara lain nama kepala keluarga dan
anggota keluarga, alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan,
bahasa sehari-hari, yankes terdekat, alat transportasi, status gizi (BB, TB,
IMT), TTV (Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), status kesehatan
saat ini, riwayat penyakit/alergi. Pada umumnya kelompok usia yang
beresiko menderita diabetes melitus adalah usia 46-64 tahun (Pahlawati
dan Nugroho, 2019).
2. Genogram
Dengan adanya genogram dapat diketahui adanya faktor genetik atau
keturunan.
3. Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai tipe/jenis keluarga beserta kendala atau masalah
yang terjadi pada keluarga tersebut. Biasanya dapat terjadi pada bentuk
keluarga apapun.
4. Suku
Mengenai asal-usul suku bangsa keluarga serta mengidentifkasi budaya
suku bangsa dan kebiasaan adat.
5. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan.
6. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga atau anggota keluarga lainnya.
B. Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkmebangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2. Tugas Perkembangan Keluarga
Menjelaskan tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
C. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi
Meliputi penggunaan komunikasi antar anggota keluarga bagaimana
anggota keluarga sebagai pendengar, serta dalam menyampaikan
pendapat dan perasaannya selama berkomunikasi atau berinteraksi.
2. Peran dalam Keluarga
Meliputi data peran formal dan informal dalam keluarga yang meliputi
peran dan posisi setiap anggota keluarganya. Tidak ada konflik dalam
peran serta apakah peran keluarga dapat berlaku.
3. Nilai/Norma Keluarga
Nilai kebudayaan yang dianut oleh keluarga, apakah ada konflik, nilai
yang menonjol dalam keluarga itu sendiri, bagaimana nilai-nilai
mempengaruhi kesehatan keluarga.
4. Pengambilan Keputusan dalam Keluarga
Meliputi bagaimana cara keluarga dalam menyelesaikan masalah dan
mengambil keputusan dalam keluarga.
D. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keliarga, perasaan memiliki antar anggota
keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya dan
seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling mendukung, hubungan
baik dengan orang lain, menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap
perasaan.
2. Fungsi Sosial
Mengkaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga disiplin, norma, budaya, penghargaan, hukuman,
dan perilaku serta memberi dan menerima cinta.
3. Fungsi Ekonomi
Menjelaskan sjauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, dan papan serta sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber
yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan
keluarga.
E. Pola Koping Keluarga
Menguasai mekanisme koping dan stressor yang dihadapi oleh keluarga.
F. Data Penunjang Keluarga
1. Rumah dan Sanitasi Lingkungan
Mengkaji kondisi rumah klien, apakah keadaan rumah klien bersih,
penerangan rumah baik, ventilasi, saluran pembuangan limbah, sumber
air bersih pada keluarga, kondisi jamban, tempat sampah pada rumah
klien.
2. PHBS di Rumah Tangga
Mengkaji penggunaan air bersih, kebiasaan mencuci tangan, pembuangan
sampah pada tempatnya, menjaga lingkungan rumah tampak bersih,
mengkonsumsi lauk dan pauk, penggunaan jamban sehat, memberantas
jentik – jentik, aktivitas fisik, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
G. Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan Kesehatan Anggota
Keluarga
1. Mengkaji perhatian keluarga kepada anggota keluarganya yang
menderita penyakit diabetes melitus.
2. Mengaji apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarga yang menderita diabetes melitus.
3. Mengkaji apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarga yang menderita diabetes melitus.
4. Mengkaji apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarga yang menderita diabetes
melitus.
5. Mengkaji apakah mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarganya yang menderita diabetes melitus.
6. Mengkaji kepada siapa keluarga bisa menggali informasi tentang
masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya.
7. Kaji keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami
anggota keluarga.
8. Kaji upaya yang dilakukan keluarga dalam meningkatkan kesehatan.
9. Mengkaji apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarganya.
10. Mengkaji apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota
keluarga dengan masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya.
11. Mengkaji apakah keluarga dapat melakukan pencegahan pada masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarganya yang menderita diabetes
melitus.
12. Mengkaji apakah keluarga mampu memelihara atau memfasilitasi
lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
13. Mengkaji apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber
dimasyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
H. Kemandirian Keluarga
Mengkaji tingkat kemandirian keluarga klien.
I. Pengkajian Fisik Individu
1. Status Kesehatan Umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan, dan tanda-tanda vital.
2. Kepala dan Leher
Mengkaji bentuk kepala, keadaan rambut, adanya pembesaran vena
jugularis atau tidak, ada lesi atau tidak,
3. Nyeri
Mengkaji lokasi nyeri, tipe nyeri, durasi, dan intensitas nyeri apabila
klien merasa nyeri.
4. Status Mental
Kaji apakah klien tampak bingung, cemas, disorientasi, depresi atau
menarik diri.
5. Status Integumen
Mengkaji struktur kulit klien, warna kulit, adanya lesi atau tidak, adanya
benjolan atau tidak, akral teraba hangat/dingin, ada luka atau tidak,
mukosa mulut kering/lembab, CRT >2 detik atau < 2 detik.
6. Sistem Pernapasan
Mengkaji apakah terdapat suara napas tambahan atau tidak, adanya
sputum atau tidak.
7. Sistem Perkemihan
Mengkaji frekuensi BAB dan BAK klien, warna, konsistensi, apakah
kalien mengalami disuria, hematuria, retensi, dan inkontinensia.
8. Sistem Muskuloskeletal
Mengkaji kekuatan otot klien.
9. Sistem Pencernaan
Mengkaji apakah klien mengalami diare, konstipasi, intake cairan
kurang, mual, muntah, nyeri perut, muntah darah, flatus, distensi
abdomen, terpasang sonde atau tidak, dan bising usus klien.
10. Sistem Persyarafan
Mengkaji adanya nyeri kepala atau tidak, pusing, tremor.
11. Riwayat Pengobatan
Mengkaji adanya alergi terhadap obat-obatan dan jenis obat apa saja
yang dikonsumsi klien.
J. Pemeriksaan Penunjang
Mengkaji pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan oleh klien seperti
GDP/2JPP/acak, asam urat, kolesterol, dan Hb.
II. ANALISA DATA
Berisi kelompok data subjektif dan data objektif sesuai dengan masalah
kesehatan yang dialami klien. Etiologi atau kemungkinan penyebab pada aalisa
data asuhan keperawatan keluarga diantaranya :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan pada anggota
keluarga dengan diabetes melitus.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi anggota
keluarga yang menderita penyakit diabetes melitus.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan diabetes
melitus.
4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah untuk
meningkatkan kesehatan anggota keluarga dengan diabetes melitus.
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehaan untuk
menobati anggota keluarga dengan diabetes melitus.
III. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang sakit diabetes melitus
(D.0027).
2. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan
diabetes meltus (D. 0116).
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada anggota
keluarga dengan diabetes melitus (D. 0099).
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosis Keperawatan Keluarga
Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarganya yang sakit diabetes melitus
(D.0027).
2. Tujuan
a. Umum
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 2x30 menit diharapkan
keluarga mampu memahami bagaimana cara merawat anggota keluarga
dengan diabetes melitus dan kadar glukosa darah pada klien dalam
rentang normal (100-200 mg/dl)
b. Khusus
Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 2x30 menit diharapkan
keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan diabetes melitus
dengan keluhan pusing menurun, lelah/lesu menurun, gemetar menurun,
rasa haus menurun, jumlah urine membaik, kadar glukosa dalam darah
membaik (SLKI, L.03022).
3. Evaluasi
a. Kriteria : verbal dan nonverbal
b. Standar :
1) Keluarga mampu memahami perawatan diabetes melitus dirumah.
2) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
3) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk merawat anggota
keluarga dengan memelihara kebersihan rumah.
4) Keluarga mampu menyebutkan prinsip diit diabetes melitus.
4. Rencana Intervensi
(SIKI, 1.03115)
Observasi :
a. Monitor kadar glukosa darah
b. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. poliuria, plidipsia,
polifagia, kelemahan, malaise, pandangan kabur, sakit kepala)
Terapeutik :
a. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada
atau memburuk.
Edukasi :
a. Anjurkan menghindari olahraga saat kadar glukosa darah lebih dari 250
mg/dl
b. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
c. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah fase ketika perawat melaksanakan tindakan
keperawatan sesuai dengan intervensi yang telah disusun dalam tahap
perencanaan untuk membanatu mendapatkan status kesehatan yang lebih baik
sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan dan kemudian mengakhiri tahap
implementasi dengan mencatat tindakan keperawatan dan respons klien
terhadap tindakan tersebut. (Kozier et al., 2010).
VI. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir proses keperawatan. Penentuan
tercapainya tindakan keperawatan berdasarkan intervensi, tujuan, dan kriteria
hasil yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustini, Hendriati. (2007). Tahap Perkembangan Keluarga. Bandung:
Universitas Padjajaran.
Fatimah, Restyana., (2015). Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Majority [e-journal],
4 (5): pp. 93-101. Tersedia di:
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/615/619
[Diakses 22 Maret 2023]
Friedman, M. (2010). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek. Jakarta: EGC.
Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa dan Anak-.
Anak dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika.
International Diabetes Federation. (2017). IDF Diabetes Atlas Eighth Edition
2017. International Diabetes Federation.

Kariadi, Sri Hartini. (2009). Diabetes? Siapa Takut!!: Panduan lengkap untuk
Diabetisi, Keluarganya, dan Profesional Medis. Bandung: Mizan Pustaka.

Maria, Insiana. (2021). Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus dan Asuhan


Keperawatan Stroke. Yogyakarta: Deepublish.

Nurarif, A.H & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Jakarta: Medication.

PERKENI. (2021). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe


2 Dewasa di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni.

Rumahorbo, H. (2014). Mencegah Diabetes Melitus dengan Perubahan Gaya


Hidup. Bogor: In Media.

Tandar, H. (2013). Life Healthy With Diabetes. Yogyakarya: Rapha Publishing.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi I. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi I Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi
I Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI.
ANALISA DATA

No. Kelompok Data Etiologi Masalah


1. DS : Ketidakmampuan Ketidakstabilan
 Ny. S mengatakan selalu keluarga dalam kadar glukosa
minum obat dari puskesmas merawat anggota darah (D.0027)
 Ny. S mengatakan ketika keluarga yang
dirumah tidak memeriksa kadar sakit diabetes
gula darahnya melitus
 Ny. S mengatakan sering pusing
dan tangan serta kaki kesemutan
DO :
 GDA : 256 mg/dl
 Ny. S mengalami DM sudah
kurang lebih 1 tahun
 Ny. S mendapatkan obat
glimepiride dan metformin
2. DS : Ketidakmampuan Manajemen
 Ny. S mengatakan belum keluarga dalam kesehatan tidak
mengetahui dan menerapkan mengenal masalah efektif (D.0116)
dengan baik diit dan aktivitas kesehatan pada
fisik yang benar untuk anggota keluarga
penyakitnya dengan diabetes
 Ny. S mengatakan jika obat melitus
sudah habis, beliau tidak minum
obat lagi.
 Ny. S tidak mengetahui
penyebab dari DM yang diderita
 Ny. S belum mengetahui gejala
yang timbul akibat DM
 Ny. S tidak mengetahui akibat
yang ditimbulkan apabila DM
tidak kontrol
DO :
Upaya yang dilakukan Ny. S
hanya mengurangi makanan
yang manis dan asin
3. DS : Ketidakmampuan Pemeliharaan
 Ny. S mengatakan penyakitnya keluarga kesehatan tidak
akan baik-baik saja dengan mengambil efektif (D. 0117)
minum obat dan mengurangi keputusan untuk
konsumsi gula mengatasi anggota
 Ny. S mengatakan kontrol ke keluarga yang
puskesmas tidak rutin dan menderita
kontrol jika ada keluhan saja penyakit diabetes
DO : melitus.
 Kurang menunjukkan
pemahaman tentang DM
 Kurang memanfaatkan yankes
untuk kontrol kesehatannya
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah pada Ny. S di Keluarga Tn. M b.d


ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
diabetes melitus d.d Ny. S mengeluh pusing, tangan dan kaki kesemutan,
kadar glukosa dalam darah tinggi (GDA : 256 mg/dl) (D.0027).
2. Manajemen kesehatan tidak efektif pada keluarga Ny. S b.d ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan
diabetes melitus d.d Ny. S belum menerapkan dengan baik diit dan aktivitas
fisik yang benar, kurang menunjukkan pemahaman tentang DM, Ny. S
mengatakan jika obat sudah habis, beliau tidak minum obat lagi (D. 0116).
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada Ny. S di keluarga Tn. M b.d
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi anggota
keluarga yang menderita penyakit diabetes melitus d.d Ny. S mengatakan
penyakitnya akan baik-baik saja dengan minum obat dan mengurangi konsumsi
gula, kontrol ke puskesmas tidak rutin dan jika ada keluhan saja, kurang dalam
memanfaatkan yankes (D. 0117).
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No. Diagnosis Kriteria Skor Bobot Perhitunga Pembenaran


Keperawatan n
1. Sifat Masalah 1 3 Klien mengalami
x1=1
Skala : 3 ketidakstabilan kadar
Tidak/kurang sehat 3 glukosa darah karena
Ancaman kesehatan 2 ketidakmampuan keluarga
Keadaan sejahtera 1 dalam merawat anggota
keluarga dengan diabetes
melitus

Kemungkinan 2 2 Keluarga mempunyai


x2=2
masalah 2 motivasi tinggi untuk
Skala : merawat Ny. S agar
Mudah 2 kondisi kesehatannya
Sebagian 1 membaik
Tidak dapat 0

Potensial masalah 1 3 Masalah untuk dicegah


x1=1
untuk dicegah 3 cukup dengan melibatkan
Skala : keluarga, perawat, dan
Tinggi 3 kemauan klien, mengingat
Rendah 2 banyaknya faktor yang
Cukup 1 berpengaruh terhadap
tinggi rendahnya kadar
gula darah

Menonjolnya 1 2 Keluarga mengerti bahwa


x1=1
masalah 2 harus rutin untuk kontrol
Skala : kadar gula darah akan
Masalah berat, 2 tetapi keluarga belum
harus segera semepuhnya mengetahui
ditangani tentang akibat DM bila
Ada masalah tetapi 1 tidak ditangani dengan
tidak perlu benar
ditangani 0
Masalah tidak
dirasakan

JUMLAH 5
No. Diagnosis Kriteria Skor Bobot Perhitunga Pembenaran
Keperawatan n
2. Sifat Masalah 1 3 Ketidakmampuan keluarga
x1=1
Skala : 3 dalam mengenal masalah
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1

Kemungkinan 2 2 Ny. S mengatakan jika


x2=2
masalah 2 masalah bisa diatasi jika ia
Skala : melaksanakan pengobatan
Mudah 2 secara rutin dan menjaga
Sebagian 1 kesehatan dengan baik
Tidak dapat 0

Potensial masalah 1 3 Upaya yang benar dan


x1=1
untuk dicegah 3 harus dilakukan Ny. S dan
Skala : keluarga untuk mencegah
Tinggi 3 diabetes melitus
Rendah 2
Cukup 1

Menonjolnya 1 1 1 Ny. S memahami gejala


x1=
masalah 2 2 yang dirasakan dapat
Skala : diatasi dengan minum obat
Masalah berat, 2 dan istirahat yang cukup
harus segera sehingga masalah yang
ditangani dirasakan oleh Ny. S
Ada masalah tetapi 1 bukan gejala yang serius
tidak perlu
ditangani 0
Masalah tidak
dirasakan

JUMLAH 4½
No. Diagnosis Kriteria Skor Bobot Perhitunga Pembenaran
Keperawatan n
3. Sifat Masalah 1 3 Ketidakmampuan keluarga
x1=1
Skala : 3 dalam mengambil
Tidak/kurang sehat 3 keputusan
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1

Kemungkinan 2 2 Keluarga mempunyai


x2=2
masalah 2 motivasi yang tinggi untuk
Skala : merawat Ny. S agar
Mudah 2 kondisinya membaik
Sebagian 1
Tidak dapat 0

Potensial masalah 1 2 2 Ny. S dan keluarga kurang


x1=
untuk dicegah 3 3 memnafaatkan yankes
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1

Menonjolnya 1 1 1 Ny. S dan keluarga hanya


x1=
masalah 2 2 pergi ke yankes apabila
Skala : terdaat masalah kesehatan
Masalah berat, 2 saja
harus segera
ditangani
Ada masalah tetapi 1
tidak perlu
ditangani 0
Masalah tidak
dirasakan

JUMLAH 4 1/6
RUMUSAN PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah pada Ny. S di Keluarga Tn. M b.d


ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
diabetes melitus d.d Ny. S mengeluh pusing, tangan dan kaki kesemutan,
kadar glukosa dalam darah tinggi (GDA : 256 mg/dl) (D.0027).
2. Manajemen kesehatan tidak efektif pada keluarga Ny. S b.d ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan
diabetes melitus d.d Ny. S belum menerapkan dengan baik diit dan aktivitas
fisik yang benar, kurang menunjukkan pemahaman tentang DM, Ny. S
mengatakan jika obat sudah habis, beliau tidak minum obat lagi (D. 0116).
3. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada Ny. S di keluarga Tn. M b.d
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi anggota
keluarga yang menderita penyakit diabetes melitus d.d Ny. S mengatakan
penyakitnya akan baik-baik saja dengan minum obat dan mengurangi konsumsi
gula, kontrol ke puskesmas tidak rutin dan jika ada keluhan saja, kurang dalam
memanfaatkan yankes (D. 0117).
INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx Tujuan Kriteia Evaluasi Rencana Tindakan


Umum Khusus Kriteria Umum
1. Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal dan Ny. S dan keluarga Observasi :
asuhan keperawatan asuhan keperawatan psikomotor dapat menjelaskan 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
selama 3 hari selama 3 hari perawatan DM di hiperglikemia
diharapkan kestabilan diharapkan keluarga rumah dengan 2. Monitor kadar glukosa darah
kadar glukosa darah dapat mengetahui menerapkan patuh 3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis.
meningkat dengan tentang prinsip diit DM terhadap diit DM, poliuria, polidipsia, polifagia, malaise, sakit
kriteria hasil : dan mampu melakukan minum obat secara kepala)
1. Pusing menurun perawatan pada Ny. S teratur, pola makan Terapeutik :
2. Kesemutan menurun yang mengalami yang baik, dan 4. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala
3. Kadar glukosa diabetes melitus dengan aktivitas fisik yang hiperglikemia tetap ada atau memburuk
dalam darah minum obat secara baik. Edukasi :
membaik (100-200 teratur, pola makan 5. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
mg/dl) yang baik, pola olahraga
(SLKI L.03022) aktivitas yang baik. 6. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis obat oral)
(SIKI 1.03115)
2. Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal dan Ny. S dan keluarga Observasi :
asuhan keperawatan asuhan keperawatan psikomotor dapat menjelaskan
selama 3 hari selama 3 hari tentang DM, diit 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
diharapkan manajemen diharapkan dapat DM, dan pencegahan menerima informasi
kesehatan meningkat memahami tentang DM, mampu 2. Identifikasi sumber – sumber yang dimiliki
dengan kriteria hasil : perawatan anggota menerapkan diit keluarga
1. Keluarga mampu keluarga yang sakit DM, pencegahan Terapeutik :
menjelaskan DM, mampu DM dan melakukan 3. Sediakan materi dan media pendidikan
masalah kesehatan menjelaskan penyebab, perawatan kesehatan
yang dialami Ny. S tanda gejala, akibat dari (perawatan kaki dan 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
yaitu diabetes DM, mampu senam diabetes) kesepakatan
melitus menjelaskan kepada Ny. S yang 5. Berikan kesempatan untuk bertanya
2. Aktivitas keluarga pencegahan DM dan mengalami diabetes Edukasi :
mengatasi masalah diit DM, mampu melitus 6. Jelaskan faktor resiko yang dapat
kesehatan dengan menerapkan mempengaruhi kesehatan
tepat meningkat pencegahan DM dan 7. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan
(SLKI L.12104) diit DM, mampu keluarga (perawatan kaki dan senam kaki
melakukan perawatan diabetes)
pada Ny. S yang sedang (SIKI 1.12383 dan 1.13477)
sakit DM (perawatan
kaki dan senam kaki
diabetes).
3. Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal Ny. S dan keluarga Observasi :
asuhan keperawatan asuhan keperawatan dapat menjelaskan 1. Identifkasi perilaku upaya kesehatan yang
selama 3 hari selama 3 hari pentingnya dapat ditingkatkan
diharapkan diharapkan mampu mengecek kesehatan Terapeutik :
pemeliharaan kesehatan menjelaskan pentingnya 2. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
meningkat dengan kontrol setiap bulan, dimanfaatkan
kriteria hasil : rutin minum obat, dan Edukasi :
1. Menunjukkan memanfaatkan yankes 3. Anjurkan mencuci tangan dengan air bersih
pemahaman dengan baik dan sabun
perilaku sehat 4. Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
meningkat 5. Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
2. Kemampuan (SIKI 1.12472)
menjalankan
perilaku sehat
meningkat
(SLKI L.12106)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Diagnosis Keperawatan Hari dan Implementasi TTD


DX Tanggal
1. Ketidakstabilan kadar glukosa Rabu, 22 Maret 1. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
darah pada Ny. S di Keluarga Tn. 2023 Respon : Ny. S tidak mengetahui penyebab pasti Ny. S menderita
M b.d ketidakmampuan keluarga 15.00 WIB diabetes melitus, hanya saja Ny. S mengatakan penyebabnya terjadi
dalam merawat anggota keluarga karena beliau sering makan-makanan yang manis dan asin.
yang sakit diabetes melitus d.d 2. Memonitor kadar glukosa darah
Ny. S mengeluh pusing, tangan Respon : GDA Ny. S 250 mg/dl
dan kaki kesemutan, kadar 3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. poliuria, polidipsia,
glukosa dalam darah tinggi (GDA polifagia, malaise, sakit kepala)
: 256 mg/dl) (D.0027). Respon : Ny. S mengatakan sering merasa pusing, kaki dan tangan
kesemutan.
4. Mengkonsultasikan dengan medis jika tanda dan gejala
hiperglikemia tetap ada atau memburuk
Respon : Ny. S akan mengkonsultasikan kondisinya ke puskesmas
apabila tanda dan gejala diabetes melitus tetap ada dan semakin
memburuk.
5. Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
Respon : Ny. S mengatakan akan menjaga pola makannya dan
olahraga secara rutin.
6. Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis obat oral)
Respon : Ny. S mendapatkan obat dari puskesmas yaitu metformin
(2x/ hari yaitu siang dan malam) dan glimepiride (1x/hari yaitu
siang) dan Ny. S mengatakan akan minum obat secara rutin.

2. Manajemen kesehatan tidak Rabu, 22 Maret 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
efektif pada keluarga Ny. S b.d 2023 Respon : Ny. S mengatakan siap menerima materi sambil
ketidakmampuan keluarga dalam 15.15 WIB menganggukan kepala.
mengenal masalah kesehatan 2. Mengidentifikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga
pada anggota keluarga dengan Respon : Ny. S mengatakan mendapatkan informasi tentang
diabetes melitus d.d Ny. S belum kesehatannya dari keluarganya dan juga petugas puskesmas
menerapkan dengan baik diit dan 3. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
aktivitas fisik yang benar, kurang Respon : pada kunjungan kedua masih belum menyediakan media
menunjukkan pemahaman tentang namun materi kesehatan disampaikan secara lisan tanpa media.
DM, Ny. S mengatakan jika obat 4. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
sudah habis, beliau tidak minum Respon : kesepakatan dengan Ny. S bersedia untuk dikunjungi ke
obat lagi (D. 0116) rumah pada hari Rabu, 22 maret 2023 pukul 15.00 WIB.
5. Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
Respon : Ny. S tampak memperhatikan dan menganggukan kepala.
6. Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
(perawatan kaki dan senam kaki diabetes)
Respon : pada kunjungan kedua hanya menjelaskan secara singkat
tentang perawatan kaki dan senam kaki diabetes namun belum
mendemonstrasikan.
7. Memberikan kesempatan untuk bertanya
Respon : klien mengatakan paham dan tidak ada yang ingin
ditanyakan.

3. Pemeliharaan kesehatan tidak Rabu, 22 Maret 1. Mengidentifkasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
efektif pada Ny. S di keluarga Tn. 20223 Respon : klien mengatakan mampu melakukan upaya pencegahan
M b.d ketidakmampuan keluarga 15.35 WIB yaitu mengurangi makan-makanan yang manis dan asin, minum
mengambil keputusan untuk obat secara rutin, dan melakukan olahraga setiap hari dan yang
mengatasi anggota keluarga yang perlu ditingkatkan adalah upaya untuk rutin cek kesehatan (kontrol)
menderita penyakit diabetes dan rutin minum obat
melitus d.d Ny. S mengatakan
penyakitnya akan baik-baik saja 2. Mengorientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
dengan minum obat dan Respon : klien mendengarkan dengan seksama saat dijelaskan
mengurangi konsumsi gula, bahwa dapat menggunakan pelayanan kesehatan seperti puskesmas
kontrol ke puskesmas tidak rutin untuk cek kesehatan, dianjurkan untuk kontrol 1 kali dalam sebulan
dan jika ada keluhan saja, kurang dan klien mengatakan akan kontrol 1 bulan sekali.
dalam memanfaatkan yankes (D. 3. Menganjurkan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
0117). Respon : Ny. S mengatakan sudah mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan sabun
4. Menganjurkan makan sayur dan buah setiap hari
Respon : Ny. S mengatakan selalu makan sayur dan buah setiap hari
5. Menganjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
Respon : Ny. S mengatakan akan berolahraga setiap hari

1. Ketidakstabilan kadar glukosa Jumat, 24 Maret 1. Memonitor kadar glukosa darah


darah pada Ny. S di Keluarga Tn. 2023 Respon : GDA Ny. S 215 mg/dl
M b.d ketidakmampuan keluarga 14.00 WIB 2. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. poliuria, polidipsia,
dalam merawat anggota keluarga polifagia, malaise, sakit kepala)
yang sakit diabetes melitus d.d Respon : Ny. S mengatakan masih merasa pusing, kaki dan tangan
Ny. S mengeluh pusing, tangan kesemutan.
dan kaki kesemutan, kadar 3. Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
glukosa dalam darah tinggi (GDA Respon : Ny. S mengatakan akan menjaga pola makannya dan
: 256 mg/dl) (D.0027). olahraga secara rutin.
4. Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis obat oral)
Respon : Ny. S mendapatkan obat dari puskesmas yaitu metformin
(2x/ hari yaitu siang dan malam) dan glimepiride (1x/hari yaitu
siang) dan Ny. S mengatakan minum obat secara rutin.

2. Manajemen kesehatan tidak Jumat, 24 Maret 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
efektif pada keluarga Ny. S b.d 2023 Respon : Ny. S mengatakan siap menerima materi tentang diabetes
ketidakmampuan keluarga dalam 14.15 WIB melitus, pencegahan DM, diit DM, perawatan kaki dan senam kaki
mengenal masalah kesehatan diabetes
pada anggota keluarga dengan 2. Mengidentifikasi sumber – sumber yang dimiliki keluarga
diabetes melitus d.d Ny. S belum Respon : Ny. S mengatakan mendapatkan informasi tentang
menerapkan dengan baik diit dan kesehatannya dari keluarganya dan juga petugas puskesmas
aktivitas fisik yang benar, kurang 3. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
menunjukkan pemahaman tentang Respon : media yang disediakan yaitu leaflet tentang diabetes
DM, Ny. S mengatakan jika obat melitus, pencegahan DM, diit DM, perawatan kaki dan senam kaki
sudah habis, beliau tidak minum diabetes
obat lagi (D. 0116). 4. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Respon : kesepakatan dengan Ny. S bersedia untuk dikunjungi ke
rumah pada hari Jumat, 24 maret 2023 pukul 14.00 WIB.
5. Menjelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
Respon : Ny. S mendengarkan dan memperhatikan dengan baik
6. Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
(perawatan kaki dan senam kaki diabetes)
Respon : Ny. S kooperatif, memperhatikan penjelasan dengan baik,
dan mampu mempraktekkan setiap gerakan senam kaki diabetes dan
mengatakan akan merawat kakikanya dan akan melaksanakan
senam kaki diabetes setiap hari.
7. Memberikan kesempatan untuk bertanya
Respon : klien mengatakan paham dan tidak ada yang ingin
ditanyakan.

3. Pemeliharaan kesehatan tidak Jumat, 24 Maret 1. Mengidentifkasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
efektif pada Ny. S di keluarga Tn. 2023 Respon : setelah dijelaskan dengan leaflet klien mengatakan mampu
M b.d ketidakmampuan keluarga 14.40 WIB melakukan upaya pencegahan yaitu mengurangi makan-makanan
mengambil keputusan untuk yang manis dan asin, minum obat secara rutin, melakukan olahraga
mengatasi anggota keluarga yang setiap hari, menjaga pola makan dan diit DM, melakukan perawatan
menderita penyakit diabetes kaki dan senam kaki diabetes setiap hari
melitus d.d Ny. S mengatakan 2. Mengorientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
penyakitnya akan baik-baik saja Respon : klien mendengarkan dengan seksama saat dijelaskan
dengan minum obat dan bahwa dapat menggunakan pelayanan kesehatan seperti puskesmas
mengurangi konsumsi gula, untuk cek kesehatan, dianjurkan untuk kontrol 1 kali dalam sebulan
kontrol ke puskesmas tidak rutin dan klien mengatakan akan kontrol 1 bulan sekali
dan jika ada keluhan saja, kurang 3. Menganjurkan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
dalam memanfaatkan yankes (D. Respon : Ny. S mengatakan sudah mencuci tangan dengan air yang
0117). mengalir dan sabun
4. Menganjurkan makan sayur dan buah setiap hari
Respon : Ny. S mengatakan selalu makan sayur dan buah setiap hari
5. Menganjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
Respon : Ny. S mengatakan akan berolahraga setiap hari

1. Ketidakstabilan kadar glukosa Sabtu, 25 Maret 1. Memonitor kadar glukosa darah


darah pada Ny. S di Keluarga Tn. 2023 Respon : GDA Ny. S 160 mg/dl
M b.d ketidakmampuan keluarga 10.00 WIB 2. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis. poliuria, polidipsia,
dalam merawat anggota keluarga polifagia, malaise, sakit kepala)
yang sakit diabetes melitus d.d Respon : Ny. S mengatakan masih merasa pusing, kaki dan tangan
Ny. S mengeluh pusing, tangan kesemutan.
dan kaki kesemutan, kadar 3. Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
glukosa dalam darah tinggi (GDA Respon : Ny. S mengatakan akan menjaga pola makannya dan
: 256 mg/dl) (D.0027). olahraga secara rutin.
4. Mengajarkan pengelolaan diabetes (mis obat oral)
Respon : Ny. S mendapatkan obat dari puskesmas yaitu metformin
(2x/ hari yaitu siang dan malam) dan glimepiride (1x/hari yaitu
siang) dan Ny. S mengatakan minum obat secara rutin

2. Manajemen kesehatan tidak Sabtu, 25 Maret 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
efektif pada keluarga Ny. S b.d 2023 Respon : Ny. S tampak siap menerima informasi
ketidakmampuan keluarga dalam 10.15 WIB 2. Menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan
mengenal masalah kesehatan Respon : materi yang disediakan sama seperti hari sebelumnya yaitu
pada anggota keluarga dengan leaflet tentang diabetes melitus, pencegahan DM, diit DM,
diabetes melitus d.d Ny. S belum perawatan kaki dan senam kaki diabetes
menerapkan dengan baik diit dan 3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
aktivitas fisik yang benar, kurang Respon : kesepakatan dengan Ny. S bersedia untuk dikunjungi ke
menunjukkan pemahaman tentang rumah pada hari Sabtu, 25 maret 2023 pukul 10.00 WIB.
DM, Ny. S mengatakan jika obat 4. Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
sudah habis, beliau tidak minum (perawatan kaki dan senam kaki diabetes)
obat lagi (D. 0116). Respon : Ny. S kooperatif, memperhatikan penjelasan dengan baik,
dan mampu mempraktekkan setiap gerakan senam kaki diabetes dan
mengatakan akan merawat kakikanya dan akan melaksanakan
senam kaki diabetes setiap hari.
5. Memberikan kesempatan untuk bertanya
Respon : klien mengatakan paham dan tidak ada yang ingin
ditanyakan.
EVALUASI KEPERAWATAN

No. Diagnosis Keperawatan Hari dan Tanggal Evaluasi


DX
1. Ketidakstabilan kadar glukosa Rabu, 22 Maret 2023 S :
darah pada Ny. S di Keluarga 15.10 WIB  Ny. S mengatakan penyebab terjadinya DM pada beliau karen
Tn. M b.d ketidakmampuan sering makan makanan yang manis dan asin
keluarga dalam merawat anggota  Ny. S mengatakan akan mengkonsultasikan ke puskesmas bla tanda
keluarga yang sakit diabetes dan gejala DM masih ada atau semakin memburuk
melitus d.d Ny. S mengeluh  Ny. S mengatakan akan menjaga pola makan dan olahraga secara
pusing, tangan dan kaki rutin
kesemutan, kadar glukosa dalam  Ny. S mengeluh pusing, kaki dan tangan kesemutan
darah tinggi (GDA : 256 mg/dl) O:
(D.0027).  GDA = 250 mg/dl
 Ny. S mengkonsumsi obat metformin (dimumin siang dan malam
hari) dan glimepiride (diminum siang hari)
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan (2,3,5,6)
2. Manajemen kesehatan tidak Rabu, 22 Maret 2023 S :
efektif pada keluarga Ny. S b.d 15.30 WIB
ketidakmampuan keluarga dalam  Ny. S siap menerima materi
mengenal masalah kesehatan  Ny. S mengatakan mendapatkan informasi tentang kesehatannya
pada anggota keluarga dengan dari keluarga dan tenaga kesehatan
diabetes melitus d.d Ny. S belum  Ny. S mengatakan paham tentang materi yang sudah dijelaskan
menerapkan dengan baik diit dan O:
aktivitas fisik yang benar,  Pada kunjungan kedua masih belum menyediakan media namun
kurang menunjukkan materri kesehatan disampaikan secara lisan tanpa media
pemahaman tentang DM, Ny. S  Ny. S tampak memperhatikan saat diberikan materi
mengatakan jika obat sudah A : masalah belum teratasi
habis, beliau tidak minum obat P : intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,5,6,7)
lagi (D. 0116)
3. Pemeliharaan kesehatan tidak Rabu, 22 Maret 2023 S :
efektif pada Ny. S di keluarga 15.45 WIB  Klien mengatakan mampu melakukan upaya pencegahan yaitu
Tn. M b.d ketidakmampuan mengurangi makan-makanan yang manis dan asin, minum obar
keluarga mengambil keputusan secara rutin, dan olahraga setiap hari
untuk mengatasi anggota  Ny. S mengatakan sudah mencuci tangan dengan air mengalir dan
keluarga yang menderita sabun
penyakit diabetes melitus d.d
Ny. S mengatakan penyakitnya  Ny. S mengatakan selalu makan sayur dan buah setiap hari
akan baik-baik saja dengan  Ny. S mengatakan akan berolahraga setiap hari
minum obat dan mengurangi  Ny. S mengatakan akan kontrol 1 bulan sekali
konsumsi gula, kontrol ke O:
puskesmas tidak rutin dan jika  Upaya kesehatan yang perlu ditingkatkan adalah upaya untuk rutin
ada keluhan saja, kurang dalam cek kesehatan (kontrol) 1 bulan sekali dan rutin minum obat
memanfaatkan yankes (D.  Klien mendengarkan dengan seksama saat dijelaskan pelayanan
0117). kesehatan yang dapat dimanfaatkan
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,5)
1. Ketidakstabilan kadar glukosa Jumat, 24 Maret S:
darah pada Ny. S di Keluarga 2023  Ny. S mengatakan akan menjaga pola makan dan olahraga secara
Tn. M b.d ketidakmampuan 14.10 WIB rutin
keluarga dalam merawat anggota  Ny. S mengeluh pusing, kaki dan tangan kesemutan
keluarga yang sakit diabetes O:
melitus d.d Ny. S mengeluh  GDA = 215 mg/dl
pusing, tangan dan kaki  Ny. S mengkonsumsi obat metformin (dimumin siang dan malam
kesemutan, kadar glukosa dalam hari) dan glimepiride (diminum siang hari)
darah tinggi (GDA : 256 mg/dl)
(D.0027). A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan (2,3,5,6)
2. Manajemen kesehatan tidak Jumat, 24 Maret S:
efektif pada keluarga Ny. S b.d 2023  Ny. S siap menerima materi
ketidakmampuan keluarga dalam 14.35 WIB  Ny. S mengatakan mendapatkan informasi tentang kesehatannya
mengenal masalah kesehatan dari keluarga dan tenaga kesehatan
pada anggota keluarga dengan  Ny. S mengatakan paham tentang materi yang sudah dijelaskan
diabetes melitus d.d Ny. S belum  Ny. S mengatakan akan melakukan perawatan kaki dan senam kaki
menerapkan dengan baik diit dan diabetes setiap hari
aktivitas fisik yang benar, O:
kurang menunjukkan  Media yang digunakan yaitu leaflet tentang diabetes melitus,
pemahaman tentang DM, Ny. S pencegahan DM, diit DM, perawatan kaki, dan senam kaki diabetes
mengatakan jika obat sudah
 Ny. S tampak memperhatikan saat diberikan materi
habis, beliau tidak minum obat
 Ny. S tampak mampu mempraktekkan setiap gerakan senam kaki
lagi (D. 0116).
diabetes
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan (1,3,4,5,7)

3. Pemeliharaan kesehatan tidak Jumat, 24 Maret S:


efektif pada Ny. S di keluarga 2023
Tn. M b.d ketidakmampuan 14.50 WIB  Setelah dijelaskan dengan leaflet klien mengatakan mampu
keluarga mengambil keputusan melakukan upaya pencegahan yaitu mengurangi makan-makanan
untuk mengatasi anggota yang manis dan asin, minum obar secara rutin, dan olahraga setiap
keluarga yang menderita hari, menjaga pola makan dan diit DM, melakukan perawatan kaki
penyakit diabetes melitus d.d dan senam kaki diabates setiap hari.
Ny. S mengatakan penyakitnya  Ny. S mengatakan sudah mencuci tangan dengan air mengalir dan
akan baik-baik saja dengan sabun
minum obat dan mengurangi  Ny. S mengatakan selalu makan sayur dan buah setiap hari
konsumsi gula, kontrol ke  Ny. S mengatakan akan berolahraga setiap hari
puskesmas tidak rutin dan jika  Ny. S mengatakan akan kontrol 1 bulan sekali
ada keluhan saja, kurang dalam O:
memanfaatkan yankes (D.
 Klien mendengarkan dengan seksama saat dijelaskan pelayanan
0117).
kesehatan yang dapat dimanfaatkan untuk cek kesehatan (kontrol)
seperti puskesmas
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

1. Ketidakstabilan kadar glukosa Sabtu, 25 Maret S:


darah pada Ny. S di Keluarga 2023
Tn. M b.d ketidakmampuan 10.10 WIB  Ny. S mengatakan akan menjaga pola makan dan olahraga secara
keluarga dalam merawat anggota rutin
keluarga yang sakit diabetes  Ny. S mengeluh pusing, kaki dan tangan kesemutan
melitus d.d Ny. S mengeluh O:
pusing, tangan dan kaki  GDA = 160 mg/dl
kesemutan, kadar glukosa dalam  Ny. S mengkonsumsi obat metformin (dimumin siang dan malam
darah tinggi (GDA : 256 mg/dl) hari) dan glimepiride (diminum siang hari)
(D.0027). A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
2. Manajemen kesehatan tidak Sabtu, 25 Maret S:
efektif pada keluarga Ny. S b.d 2023  Ny. S siap menerima materi
ketidakmampuan keluarga dalam 10.30 WIB  Ny. S mengatakan paham tentang materi yang sudah dijelaskan
mengenal masalah kesehatan  Ny. S mengatakan akan melakukan perawatan kaki dan senam kaki
pada anggota keluarga dengan diabetes setiap hari
diabetes melitus d.d Ny. S belum O:
menerapkan dengan baik diit dan  Media yang digunakan yaitu leaflet tentang diabetes melitus,
aktivitas fisik yang benar, pencegahan DM, diit DM, perawatan kaki, dan senam kaki diabetes
kurang menunjukkan
pemahaman tentang DM, Ny. S  Ny. S tampak memperhatikan saat diberikan materi
mengatakan jika obat sudah  Ny. S tampak mampu mempraktekkan setiap gerakan senam kaki
habis, beliau tidak minum obat diabetes
lagi (D. 0116). A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Lampiran 1 Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DIABETES MELITUS

Topik : Diabetes Melitus


Sasaran : Ny. S
Hari : Jumat, 24 Maret 2023
Waktu : Pukul 14.00 WIB - Selesai
Tempat : Rumah Ny. S Pesapen Barat Gang 3
Penyuluh : Mahasiswa DIV Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Surabaya

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TU)


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan mampu memahami
tentang penyakit diabetes melitus.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TK)
Setelah mengikuti kegiatan, diharapkan peserta diharapkan mampu :
1. Mengetahui dan memahami pengertian diabetes melitus
2. Mengetahui dan memahami penyebab diabetes melitus
3. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala diabetes melitus
4. Mengetahui dan memahami komplikasi diabetes melitus
5. Mengetahui dan memahami pencegahan diabetes melitus
6. Mengetahui dan memahami diit diabetes melitus
7. Mengetahui dan memahami perawatan kaki dan senam kaki penderita
diabetes melitus
C. MATERI
(terlampir)
D. MEDIA DAN ALAT
1. Leaflet
2. Koran
E. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab atau diskusi
F. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Kegiatan Waktu

Tahap Persiapan
1. 1) Menyiapkan materi penyuluhan 2 menit
2) Menyiapkan media penyuluhan
Pendahuluan
1) Memberi salam
2. 2) Perkenalan 3 menit
3) Mengingatkan kontrak waktu
4) Menjelaskan maksud dan tujuan
Penyampaian Materi
1) Menjelaskan pengertian diabetes melitus
2) Menjelaskan penyebab diabetes melitus
3) Menjelaskan tanda dan gejala diabetes
melitus
3. 4) Menjelaskan komplikasi diabates melitus 20 menit
5) Menjelaskan pencegahan diabates melitus
6) Menjelaskan diit diabetes melitus
7) Menjelaskan dan mendemonstrasikan
perawatan kaki dan senam kaki pada
penderita diabates melitus
4. Diskusi dan Tanya jawab 10 menit
Penutup
1) Evaluasi
5. 5 menit
2) Kesimpulan
3) Memberi salam penutup dan terima kasih
MATERI PENYULUHAN
DIABETES MELITUS

A. Definisi Diabetes Melitus


Diabetes melitus atau sering disebut dengan kencing manis adalah suatu
penyakit kronik yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup
insulin atau tidak dapat menggunakan insulin (resistensi insulin), dan di
diagnosa melalui pengamatan kadar glukosa di dalam darah. Insulin merupakan
hormon yang dihasilkan oleh kalenjar pankreas yang berperan dalam
memasukkan glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh untuk digunakan
sebagai sumber energi (IDF, 2017).
Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang
dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan atau
sekresi insulin. Gejala yang dikeluhkan pada pasien diabetes mellitus yaitu
polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan berat badan, kesemutan (Restyana,
2015).
B. Penyebab Diabetes Melitus
Hasdianah (2012) menyatakan bahwa etiologi penyakit DM adalah :
1. Kelainan genetik
DM dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab DM akan
dibawah oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.
2. Usia
Usia seseorang setelah >40 tahun akan mengalami penurunan fisiologis.
Penurunan ini yang akan beresiko pada penurunan fungsi endokrin pankreas
untuk memproduksi insulin.
3. Pola hidup dan pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan
oleh tubuh dapat memicu timbulnya diabetes. Pola hidup juga sangat
mempengaruhi, jika orang malas berolahraga memiliki risiko lebih tinggi
untuk terkena diabetes, karena olahraga berfungsi untuk membakar kalori
yang berlebihan di dalam tubuh.
4. Obesitas
Seseorang dengan berat badan > 90 kg cenderung memiliki peluang lebih
besar untuk terkena penyakit DM.
5. Gaya hidup stress
Stres akan meningkatkan kerja metabolisme dan meningkatkan kebutuhan
akan sumber energi yang berakibat pada kenaikan kerja pankreas sehingga
pankreas mudah rusak dan berdampak pada penurunan insulin.
6. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Mikroorganisme seperti bakteri dan virus dapat menginfeksi pankreas
sehingga menimbulkan radang pankreas. Hal itu menyebabkan sel beta (B)
pada pankreas tidak bekerja secara optimal dalam mensekresi insulin.
7. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas
Bahan kimia tertentu dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang
pankreas. Peradangan pada pankreas dapat menyebabkan pankreas tidak
berfungsi secara optimal dalam mensekresikan hormon yang diperlukan
untuk metabolisme dalam tubuh, termasuk hormon insulin.
C. Tanda dan Gejala Diabetes Melitus
Manifestasi klinis yang serig dijumpai pada pasien DM menurut Bararah dan
Jauhar (2013) yaitu :
1. Poliuria (peningkatan pengeluaran urin) merupakan gejala yang paling
utama yang dirasakan oleh setiap pasien. Jika konsentrasi glukosa dalam
darah tinggi, ginjal tidak mampu menyerap kembali semua glukosa yang
tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria).
Ketika glukosa yang berlebihan diekskresikan ke dalam urin, ekresi ini akan
disertai pengeluaran cairan dan eletrolit yang berlebihan. Keadaan ini
dinamakan diuresis osmosis. Sebagai akibat dari kehilangan cairan dan
elektrolit yang berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih (poliuria).
2. Polidipsia merupakan peningkatan rasa haus akibat volume urine besar dan
keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel. Dehidrasi intrasel
mengikuti dihidrasi ekstrasel karena air intrasel akan derdisfusi keluar
mengikuti penurunan gradient konsentrasi ke plasma hipertonik. Dihidrasi
intrasel merangsang pengeluaran Antideuretik Hormone (ADH) dan
menimbulkan rasa haus.
3. Polifagia (peningkatan rasa lapar) diakibatkan habisnya cadangan gula
didalam tubuh meskipun kadar gula darah tinggi.
4. Peningkatan infeksi akibat penurunan protein sebagai bahan pembentukan
antibodi, peningkatan konsentrasi glukosa disekresi mucus, gangguan fungsi
imun, dan penurunan aliran darah pada penderita diabetes kronik.
5. Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan darah pada pasien diabetes
lama, katabolisme protein diotot dan ketidakmampuan sebagian besar sel
untuk menggunakan glukosa sebagai energi.
6. Kelainan kulit, yaitu kelainan kulit gatal-gatal diketiak dan dibawah
payudara, biasanya akibat tumbuh jamur.
7. Kesemutan rasa banl akibat terjadinya neuropati, pada penderita DM
regenerasi sel persyarafan mengalami gangguan akibat kurangnya bahan
dasar utama yang berasal dari unsur protein. Akibat banyak persyarafan
terutama perifer mengalami kerusakan.
8. Luka yang tidak sembuh-sembuh, proses penyembuhan luka membutuhkan
bahan dasar utama dari protein dan unsur makan yang lain. Pada penderita
DM bahan protein banyak diformulasikan untuk kebutuhan energi sel
sehingga bahan dipergunakan untuk pergantian jaringan yang rusak
mengalami gangguan. Selain itu luka yang sulit sembuh juga dapat
diakibatkan oleh pertumbuhan mikroorganisme yang cepat pada penderita
DM.
9. Mata kabur yang disebabkan gangguan refraksi akibat perubahan pada lensa
oleh hiperglikemia. Dapat disebabkan juga kelainan pada korpus itreum.
D. Komplikasi Diabetes Melitus
Komplikasi yang dapat terjadi pada klien DM adalah hipoglikemia,
hiperglikemia, (dapat berupa ketoasidosis atau hyperosmolar sindrom),
angiopati (baik mikrovaskuler maupun makrovaskuler), neuropati, dan
nefropati (Lewis Bucher, Heitkemper, & Harding, 2017).
Beberapa komplikasi diabetes mellitus yaitu :
1. Penyakit kardiovaskular : penderita diabetes memiliki resiko dua kali lebih
besar terkena penyakit jantung dan pembuluh darah (penyakit
kardiovaskular), seperti atherosclerosis, penyakit jantung koroner dan
stroke. Sekitar 75% kematian penderita diabetes disebabkan penyakit
jantung koroner.
2. Retinopati diabetik : Komplikasi diabetes yang disebabkan oleh kerusakan
pembuluh darah kecil (kapiler) retina mata, dengan gejala penurunan
penglihatan dan kebutaan.
3. Nefropathy diabetes : adalah komplikasi yang disebabkan kerusakan
pembuluh kapiler ginjal, sehingga menyebabkan kebocoran protein ke
dalam air kencing (urin), dan menyebabkan gagal ginjal kronis yang
memerlukan terapi cuci darah.
4. Neuropati diabetik : Komplikasi diabetes pada sistem saraf yang
menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan peningkatan risiko kerusakan kulit,
terutama kaki, akibat berkurangnya hipersensitivitas kulit.
5. Ulkus diabetes (Diabetic Food Ulcer) : yaitu luka pada kaki yang sulit
sembuh dan sering menimbulkan masalah serius. Bahkan, pada beberapa
kasus memerlukan amputasi.
6. Penurunan daya pikir (Cognitive Deficit) : beberapa penelitian
menunjukkan bahwa pasien diabetes yang dibandingkan dengan pasien
tanpa diabetes mengalami penurunan fungsi kognitif 1,2 sampai 1,5 kali
lebih besar.
E. Pencegahan Diabetes Melitus
1. Cek Kadar Gula Secara Teratur
Lakukanlah pengecekan gula darah secara teratur. Hal ini penting untuk
mendeteksi diabetes secara dini sehingga dapat segera ditangani dan
meminimalisir kemungkinan terjadi komplikasi.
2. Konsumsi Makanan yang Sehat dan Jaga Pola Makan
Jangan mengonsumsi makanan yang banyak mengandung gula,
lemak/minyak, dan garam secara berlebihan.
3. Menjaga Barat Badan Ideal
Berat Badan Ideal dapat diketahui dengan menghitung IMT
Berat badan(Kg)
IMT =
[Tinggi Badan (m)]2
Kurang dari 18,5 : BB kurang
18,5-22,9 : BB ideal
Lebih dari 23 : BB lebih
4. Latihan Jasmani Secara Teratur
Latihan fisik merupakan pergerakan seluruh badan yang meningkatkan
penggunaan energi tubuh. Tujuan dari aktivitas fisik yaitu meningkatkan
kontrol glukosa darah, menurunkan factor kardiovaskuler, menurunkan
berat badan meningkatkan kesehatan secara umum. Program latihan fisik
secara teratur dilakukan 3-5 hari seminggu selama sekitar 30-45 menit,
dengan total 150 menit per minggu, dengan jeda antar latihan tidak dan
lebih dari 2 hari berturut-turut. Latihan fisik yang dianjurkan berupa latihan
fisik yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50 -70% denyut
jantung maksimal) seperti jalan cepat, bersepeda santai, jogging, dan
berenang. Denyut jantung maksimal dihitung dengan cara mengurangi 220
dengan usia pasien (PERKENI, 2021).
F. Diit Diabetes Melitus
Tujuan diet keseluruhan dari penderita diabetes untuk mencapai dan
mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal, mencapai dan
mempertahankan lemak dalam batas normal, dan memperbaiki status
komplikasi kronis dan kualitas hidup pada penderita diabetes (Waspadji, 2007).
Menurut Waspadji (2007), dalam penatalaksanaan diet DM ada 3 (tiga) J yang
harus diketahui dan dilaksanakan oleh penderita DM, yaitu jumlah makanan,
jenis bahan makanan, dan jadwal makan. Diet 3J adalah diet DM kalori
seimbang dengan memperhatikan hal berikut :
1) Jumlah
Jumlah makanan yang disediakan bagi penderita untuk setiap kali makan
sudah ditetapkan berdasarkan kandungan hidrat arang dan kalori makanan
tersebut. Apabila penderita tidak dapat menghabiskan porsi makanan yang
disajikan atau makanan lebih dari porsi yang boleh dimakan, maka akan
mengakibatkan hipoglikemi atau hiperglikemi.
2) Jenis
Jenis diet dan bahan makanan yang diperlukan dan direkomendasikan untuk
penderita diabetes pada dasarnya tidak berbeda dengan jenis diet untuk
orang sehat, termasuk sumber karbohidrat, protein, dan nutrisi lemak.
Penderita DM disarankan untuk mengikuti diet yang mengandung bahan-
bahan berikut.
1. Dua perlima dari diet mengandung karbohidrat, sebagian besar
karbohidrat berserat tinggi seperti kentang.
2. Dua perlima dari diet tinggi buah dan sayuran yang kaya serat.
3. Seperlima dari porsi lainnya harus diisi dengan makanan berprotein
seperti daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan. Penderita DM harus
mempertimbangkan pilihan bahan makanan.
Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras, ubi, singkong, Sumber karbohidrat
roti tawar, tepung terigu, tinggi natrium, seperti :
sagu, dan tepung cake, biscuit, dan
singkong kreakers
Sumber protein Daging sapi, ayam, ikan, Daging dan ikan yang
hewani telur, susu dan hasil diawetkan, seperti : ikan
olahannya asin, dendeng, sarden dan
corned beef
Sumber protein - Semua jenis kacang-
nabati kacangan dan hasilnya
yang merupakan sumber
protein bernilai biologik
rendah
Sayuran Rendah kalium, seperti : Tinggi kalium, seperti :
caisim, kangkong, sawi, tomat, kol, bayam, bit,
wortel, dan terong daun bawang, tauge
kacang hijau, kacang
buncis, kembang kol,
waluh, dan rebung
Buah-buahan Rendah kalium, seperti : Tinggi kalium, seperti :
jambu, kedondong, anggur, arbei, belimbing,
manga, markisa, melon, duku, jambu biji, jeruk,
semangka, Nangka, pir, papaya, dan pisang
salak, sawo
Minuman - Berbagai minuman
bersoda dan beralkohol
Bumbu Semua jenis bumbu Semua jenis gula dan
selain gula madu

3) Jadwal
Jadwal makan atau frekuensi makan pada umumnya orang memiliki 6 porsi
makan yaitu 3 porsi besar dan 3 porsi kecil dengan interval 3 jam setiap kali
makan utama maupun selingan. Hal ini dilakukan agar kalori yang
dibutuhkan dapat tercukupi secara merata tiap harinya. Disamping itu
penjadwalan yang dilakukan dengan disiplin waktu membantu pankreas
mengeluarkan insulin secara rutin pula. Dengan demikian terhindar dari
kenaikan kadar gula yang melonjak.
Jenis makanan Waktu Total kalori
Makan pagi 07.00 20%
Selingan 10.00 10%
Makan siang 13.00 30%
Selingan 16.00 10%
Makan sore/malam 19.00 20%
Selingan 21.00 10%
Sumber : (Insana Maria, 2021) Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus
Dan Asuhan Keperawatan Stroke

Contoh menu diit diabetes melitus 1500 kkal menurut Sri Hartini (2009) :
Waktu Jenis Makanan Berat (gram) Ukuran
Pagi Roti tawar 70 2 iris
Telur dadar 50 1 butir
Selada + tonat + Sekehendak
timun
Susu skim 20 4 sdm
Snack pagi Jus melon 190 1 potong besar
Siang Nasi 200 1.5 gelas
Pepes ikan 40 1 potong sedang
Tempe goreng 50 2 potong sedang
Sayur asem 100 1 gelas
Jeruk 110 2 buah besar
Snack sore Pisang rebus 50 1 buah
Malam Nasi 100 ¾ gelas
Ungkep/opor ayam 40 1 potong sedang
Perkedel tahu kukus 110 1 biji besar
Tumis sayuran 100 1 gelas
Apel 85 1 buah

G. Perawatan Kaki dan Senam Kaki pada Penderita Diabetes Melitus


1. Perawatan Kaki
a. Bersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi.
b. Berikan pelembab/lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering agar
kulit tidak menjadi retak, tapi jangan disela-sela jari kaki karena akan
lembab dan dapat menimbulkan jamur.
c. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu
dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam.
d. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak
terjadi luka.
e. Gunakan sepatu atau sandal yang baik, sesuai dengan ukuran dan enak
untuk dipakai, dengan ruang sepatu yang cukup untuk jari-jari.
f. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam
seperti jarum dan duri.
g. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kassa bersih .
h. Periksa apakah ada tanda-tanda radang. Segera ke Dokter bila kaki
mengalami luka (P2PTM Kementrian Kesehatan).
2. Senam Kaki
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh penderita
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
memperlancar peredaran darah bagian kaki. Senam kaki dapat membantu
memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki, mencegah
terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas), meningkatkan kekuatan otot
betis, otot paha, dan mengatasi keterbatasa pergerakan sendi. Selain mudah,
senam kaki ini tak memakan waktu lama. Umumnya hanya sekitar 15 menit.
Berikut dibawah ini adalah langkah – langkah senam kaki diabetik menurut
Nusdin (2023) yaitu :
a. Posisikan pasien duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh
lantai.

b. Meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah kaki diluruskan keatas


lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti ceker ayam sebanyak 10
kali.

c. Meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki keatas.
Pada kaki lainnya, jari – jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkatkan keatas. Dilakukan pada kaki kiri dan kanan secara
bergantian dan diulangi sebanyak 10 kali.

d. Tumit kaki diletakkan dilantai. Bagian ujung kaki diangkat keatas dan
buat gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali.

e. Jari – jari kaki diletakkan dilantai. Tumit diangkat dan buat gerakan
memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

f. Angkat salah satu kaki dan luruskan. Gerakan jari-jari kedepan turunkan
kembali secara bergantian ke kiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
Luruskan salah satu kaki diatas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai.

g. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah urutan nomor 6 namun
menggunakan kedua kaki secara bersamaan, ulangi sebanyak 10 kali.

h. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakan


pergelangan kaki kedepan dan kebelakang.

i. Meletakkan kertas diatas lantai, kertas dibentuk menjadi bola dengan


kedua kaki lalu membuka kertas yang sudah dibentuk menjadi bola
menjadi kertas cara ini dilakukan sebanyak 1 kali.
j. Kemudian sobek kertas menjadi dua bagian, memisahkan kertas menjadi
dua bagian.
k. Salah satu kertas disobek jadi kecil menggunakan kedua kaki.
l. Memindahkan sobekan kertas dengan menggunakan kedua kaki,
kemudian diletakkan dibagian koran yang masih utuh. Bumgkus semua
kertas berbentuk bola dengan menggunakan kedua kaki.
DAFTAR PUSTAKA

Bararah, T dan Jauhar, M. (2013). Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap


Menjadi. Perawat Profesional. Jakarta : Prestasi Pustakaraya.

Fatimah, Restyana., (2015). Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal Majority [e-journal],


4 (5): pp. 93-101. Tersedia di:
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/615/619
[Diakses 26 Mei 2022]
Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Melitus Pada Orang Dewasa dan Anak-.
Anak dengan Solusi Herbal. Yogyakarta: Nuha Medika.
International Diabetes Federation. (2017). IDF Diabetes Atlas Eighth Edition
2017. International Diabetes Federation.

Kariadi, Sri Hartini. (2009). Diabetes? Siapa Takut!!: Panduan lengkap untuk
Diabetisi, Keluarganya, dan Profesional Medis. Bandung: Mizan Pustaka.

Maria, I., (2021). Asuhan Keperawatan Diabetes Mellitus dan Asuhan


Keperawatan Stroke. Yogyakarta : Deepublish.

Nusdin. (2023). Kenali Ulkus Diabetik, Penyebab dan Manajemen


Penatalaksanaannya. Makassar: Rizmedia.
Lampiran 2 Leaflet
Lampiran 3 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai