Rahimakumullah
Tidak ada kata yang paling indah yang kita ucapkan pada
hari ini, melainkan kata “Alhamdulillah” atas segala nikmat
yang Allah SwT berikan kepada kita semua, yang mustahil
kita bisa menghitungnya. Dengan kenikmatan tersebut kita
dapat menjalan perintah dan menjauhi laranga-Nya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah dan
limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw.
Atas perjuangan beliau, atas tetesan darah dan keringat
beliau kita masih merasakan indah dan nikmatnya Islam.
indah yang diucapkan oleh hamba ketika shalat. Kalimat kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang
indah ini minimal diucapkan sebayak lima puluh satu kali semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan
oleh seorang hamba ketika mengerjakan shalat lima menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu
waktu yang terdapat pada setiap rukuk dan sujud. Apabila ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-
seorang hamba mampu memahami begitu mendalamnya sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi
bacaan rukuk dan sujud ini, pasti akan senantiasa dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang
membasahi bibirnya setiap saat dengan kalimat ini. Bukan cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah
hanya bacaan yang mengandung pujian kepada Allah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb
SwT, namun juga bacaan permohonan ampun kepada kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
Allah SwT. Rukuk dan sujudnya seorang hamba ketika ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas
shalat adalah bentuk taubatnya kepada Allah SwT. segala sesuatu” (QS. At-Tahrim ayat 8).
Sebagaimana Allah SwT berfirman: Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud
disebutkan:
َّ صو ًحا َيَٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ تُوبُ َٰٓواْ ِإلَى
ٗٱَّللِ ت َۡو َبة ُ َّن
ي أ َ ْخ َب َرهُ قَا َل
ّ ب ِإ َّن أ َ َبا َقت َادَة َ بْنَ ِر ْب ِع َ س ِعيدُ ب ُْن ْال ُم
ِ س ِّي َ
سى َ عَ عن ُك ۡم يُ َك ِفّ َر أَن َربُّ ُك ۡم َ َويُ ۡد ِخ َل ُك ۡم
َ س ِيّاتِ ُك ۡم
َّ سلَّ َم قَا َل
َّللاُ تَعَالَى َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ َِّللاَّ سو ُلُ قَا َل َر
ٗيُ ۡخ ِزي َل يَ ۡو َم ۡٱۡل َ ۡن َه ُر ت َۡحتِ َها ِمن ت َۡج ِري َجنَّت
َ صلَ َوات َو
ُع ِهدْت َ علَى أ ُ َّمتِ َك خ َْم
َ س ْ ِإنِّي فَ َر
َ ُضت
علَ ْي ِه َّن ِل َو ْقتِ ِه َّن ُ ِع ْهدًا أَنَّهُ َم ْن َجا َء يُ َحاف
َ ظ َ ِع ْندِي diucapkan namun berat di timbangan “Subahanallahi wa
bi hamdih, Subhanallahil ‘adzim”.
ُع ْهدَ لَه َ علَ ْي ِه َّن َف ََل
َ ظ ْ ِأ َ ْدخ َْلتُهُ ْال َجنَّةَ َو َم ْن َل ْم يُ َحاف Dengan demikian sudah jelas, hamba-hamba yang
senantiasa mengerjakan shalat lima waktu, adalah
ِع ْندِي hamba-hamba yang senantiasa sujud di hadapan Allah
SwT seraya memuji, mengagungkan dan memohon
Artinya: Sa’id bin Al Musayyib berkata bahwa Abu ampun kepada Allah SwT. Shalat bukan hanya menjadi
Qatadah bin Rib’iy mengabarkan kepadanya bahwa ibadah yang wajib dilaksanakan, namun di luar itu semua,
Rasulullah bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: shalat adalah bentuk identitas aqidah umat Islam. Maka
“Sesungguhnya Aku mewajibkan umatmu shalat lima kerjakanlah shalat dengan ikhlas dan tepat waktu, jadikan
waktu, dan Aku berjanji bahwa barang siapa yang shalat sebagai kebiasaan bukan hanya kewajiban. Karena
menjaga waktu-waktunya pasti Aku akan memasukkannya sebagaimana janji Allah SwT, orang-orang yang
ke dalam surga, dan barang siapa yang tidak menjaganya senantiasa bersujud kepada-Nya, maka Allah SwT akan
maka dia tidak mendapatkan apa yang aku janjikan” (HR. masukkan kedalam surga. Mudah-mudahan kita semua
Abu Daud no 366). termasuk hamba-hambanya yang selalu mengerjakan
shalat, aamiin.
Kaum Muslimin Jama’ah Jum’at Rahimani wa
صلُّوا
ي َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آَ َمنُوا َ صلُّونَ َ
علَى النَّ ِب ِّ َّللا َو َم ََلئِ َكتَهُ يُ َ
ِإ َّن َّ َ
س ِلّ ُموا تَ ْس ِلي ًما
َعلَ ْي ِه َو َ
صلَّيْتَ َع َ
لى ِإب َْرا ِهي َْم لى آ ِل ُم َح َّمد َكما َ َ لى ُم َح َّمد َو َع َ ص ِّل َع َ اَللَّ ُه َّم َ
لى ُم َح َّمدلى آ ِل إِب َْرا ِهي َْم إِنـَّكَ َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيد ٌ اَللَّ ُه َّم با َ ِر ْك َع َ َو َع َ
لى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم ِإنـَّكَ
لى ِإب َْرا ِهي َْم َو َع َ لى آ ِل ُم َح َّمد َكما َ با َ َر ْكتَ َع َ َو َع َ
َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد ٌ
اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِم ِنيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَاتَِ ،و ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َو ْال ُم ْس ِل َماتِ،
اءَ .ربَّنَا ْب الدُّ َع ِْب ُم ِجي ُ س ِم ْي ٌع قَ ِري ٌ اء ِم ْن ُه ْم َواۡل َ ْم َواتِِ ،إنَّكَ َ اۡل َ ْحيَ ِ
ان َو َل تَ ْجعَ ْل فِي اِلي َم ِ ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِ ِِل ْخ َوانِنَا الَّذِينَ َ
سبَقُونَا بِ ْ ِ
وف َر ِحي ٌم َ .ربَّنَا َل ت ُ ِز ْغ قُلُو ِبنَا ِغ اَل ِللَّذِينَ آَ َمنُوا َربَّنَا ِإنَّكَ َر ُء ٌ
قُلُوبَنَا بَ ْعدَ إِ ْذ هَدَ ْيتَنَا َوهَبْ لَنَا ِم ْن لَدُ ْنكَ َر ْح َمةً إِنَّكَ أَ ْنتَ ْال َو َّه ُ
اب
Pergantian tahun yang terus berulang ini memberi Kemudian, bagi orang dungu, niscaya hanya
secarik pesan berharga kepada kita: betapa menjadikan waktu berlalu begitu saja. Mereka
cepatnya kilatan waktu berlalu. Kita boleh culas untuk bertindak. Alhasil hidupnya hampa
tanpa arti, makna, dan manfaat yang selanjutnya َٰيَلَ ۡيتَنِي قَد َّۡمتُ ِل َحيَا ِتي
niscaya mereka terperosok ke dalam ngarai
kerugian selama-lamanya. Artinya: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu
mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini“. (Qs
Saudara-Saudara yang Budiman al-Fajr [89]: 24).
Hidup di dunia yang hanya sekali ini merupakan Peringatan Allah melalui redaksi surah di atas
aktualisasi dari investasi kehidupan di akhirat seyogianya mencambuk diri kita agar bangkit
kelak. Oleh karenanya, penting sekali dalam siksa berkobar melakukan perbaikan diri terhadap
waktu yang masih ada ini untuk dipergunakan tingkah laku yang gemar menyia-nyiakan waktu.
mencari amal saleh. Saripati dari amal saleh itu Sudah saatnya kita mengeliminasi perilaku buruk
sebagai perbuatan yang dapat melahirkan tersebut sebagai biang kerok dari sulitnya kita
kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. menjadi manusia Islam cendekia, maju, dan
mencerahkan peradaban.
Kita bisa melakukan perbuatan berupa bekerja,
menimba dan menebarkan ilmu, salat, puasa, Nabi Muhammad SAW pernah memberikan
zakat, sedekah, membaca Al-Qur’an, menjenguk setetes percik embun petuah sarat makna tentang
orang sakit seraya mendoakannya, berbuat baik penggunaan waktu. Kiranya petuah darinya bisa
kepada non-muslim, menasehati orang lain jika kita kontemplasikan bersama demi menghindari
dipandang keliru, menolong orang yang tertimpa rasa penyesalan yang begitu mendalam terhadap
bencana alam, dan hamparan perbuatan lainnya, waktu.
intinya tergolong baik lagi adiluhung.
س َق ِمكَ َو َ ص َّحتَكَ قَ ْب َل ِ ش َبا َبكَ َق ْب َل ه ََر ِمكَ َو َ :سا قَ ْب َل خ َْم ٍسً اِ ْغتَنِ ْم خ َْم
Kesempatan Allah diberikan kepada kita hari ini َ ِغنَاكَ قَ ْب َل فَ ْق ِركَ َو فَ َراغَكَ قَ ْب َل
َش ْغلِكَ َو َح َياتَكَ قَ ْب َل َم ْوتِك
merupakan modal besar untuk memperbanyak
amal saleh lainnya selain beberapa contoh yang Artinya: “Manfaatkanlah lima sebelum datangnya
sudah dibentangkan di atas tadi. Kejarlah amal lima; yakni waktu mudamu sebelum datang waktu
saleh itu selagi kita masih ada kesempatan waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu
sebagai majra′at al-akhirat, yakni ladang menuju sakitmu, waktu kayamu sebelum datang masa
hari akhir. Jangan sampai kita menunda-nunda kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang
waktu untuk berbuat demikian, karena pada masa sibukmu, hidupmu sebelum datang
akhirnya nanti juga akan merasakan sendiri matimu“. (HR. al-Hakim).
penyesalan terbesar dalam hidupnya.
Saudara-Saudara yang Budiman saleh tersebut melalui pelbagai aneka bentuk dan
paradigma lainnya. Semoga perjuangan hidup di
Jika kita dibedah lebih mendalam lagi petuah nabi dunia ini mampu mengantarkan kita dan seluruh
akhir zaman di atas, maka bisa kita peroleh anggota keluarga memasuki surga bersama
sebagai berikut: “Ketika masih muda kita malas Rasulullah Muhammad SAW. Aamiin.•
berbuat kebaikan, jangan harap waktu tua mau
berbuat kebaikan. Ketika masih sehat saja kita َّ ِإنَّهُ ه َُو ْالغَفُ ْو ُر،ُ فَا ْست َ ْغ ِف ُر ْوه،ي َولَكُ ْم
الر ِح ْي ُم َ ي َٰهذَا َوأ َ ْست َ ْغ ِف ُر
ْ هللا ِل ْ أَقُ ْو ُل قَ ْو ِل
sudah malas salat dan beramal saleh, jangan
harap di masa tua kita bisa bersemangat. Ketika Khutbah Kedua
masih ada waktu panjang tetapi malas
mempelajari ilmu, jangan harap saat sibuk bisa أَ ْش َه ُد أ َ ْن ََّّل إِ َٰلهَ إِ ََّّل.لى ت َْوفِ ْي ِق ِه َوا ِْمتِنَانِ ِه
َ ع َ ُش ْك ُر لَه ُّ سانِ ِه َوال
َ ْلى اِحَ عَ ِا َ ْل َح ْم ُد هلل
menggapai ilmu. Ketika masih mampu berderma س ْولُهُ أ َ َّما بَ ْع ُد ُ ع ْب ُدهُ َو َر َ سيِِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َ هللاُ َوحْ َدهُ ََّل ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َه ُد أ َ َّن
kepada orang lain tetapi malas melakukannya,
jangan harap dikala kita jatuh miskin, bisa َ صلُّوا
علَ ْي ِه َ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا،ي َ َصلُّون
ِِّ علَى النَّ ِب َ ُهللا َو َم ََلئِ َكتَهُ ي
َ ِإ َّن
يما ِّ
ً س ِل ُموا ت َ ْس ِل
َ َو
melakukannya. Dan terakhir, manfaatkan
kegunaan hidup sebelum tergilas oleh kematian.
ِ اَلل ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ ِمنَاتِ َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما
ت اََّلَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم
Sebab, jika sudah meninggal dunia, amalannya
terputus”.
ِاجات َ ي ْال َحَ اض ِ َت َوقِ ع َوا ُ إِنَّكَ قَ ِريْبٌ َم ِجي،َِواَّْلَ ْم َوات
َ ْب ال َّد
Mengungkapkan rasa syukur juga menjadi Setiap tanggal 10 November, Indonesia selalu
sebuah kewajiban bagi kita semua atas karunia memperingati hari Pahlawan. Peringatan ini tentu
nikmat tiada tara yang telah diberikan oleh Allah memberikan secercah sesanti sarat makna yang
swt. Syukur ini menjadi pemantik terus menuntut generasi pasca kemerdekaan agar bisa
ditambahkannya nikmat-nikmat Allah swt yang mereguk sekaligus mengaplikasikan sesanti
jika kita menghitungnya, maka tiada sanggup kita tersebut.
melakukannya. Allah berfirman:
Berbicara mengenai hari pahlawan,
ٌ ُ إِ َّن هللاَ لَغَف،صوها
: (النحل.ور َر ِحي ٌم ُ َوإِ ْن تَعُدُّوا نِ ْع َمةَ هللاِ َل ت ُ ْح mengingatkan kita akan kisah heroik pertempuran
18) Surabaya tahun 1945. Kisah ini sangat
melegenda hingga detik sekarang, karena dalam
Artinya: “Jika kalian menghitung nikmat Allah, catatan literatur sejarah menyatakan pertempuran
niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. ini hanya dilakukan dengan senjata bambu
Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun runcing.
lagi Maha Penyayang.” (Surat an-Nahl ayat 18).
Bayangkan para musuh saja sudah
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. menggunakan senjata yang super canggih pada
kala itu. Sedangkan pejuang kita masih
Di antara nikmat yang harus kita syukuri adalah menggunakan senjata yang paling sederhana.
dianugerahkannya nikmat kemerdekaan dan Tentu dalam pikiran kita era digital ini mustahil
kemananan di tanah air Indonesia. Kondisi yang mampu mengalahkan mereka.
kita rasakan saat ini bukan tiba-tiba datang begitu
saja. Keamanan dan kenyamanan dalam
Tapi Bung Tomo dengan menggelegar kelompoknya, akan tetapi memikirkan hajat bagi
memberikan spirit menggebu kepada para kehidupan bangsa dan negara.
pejuang, “Lebih baik kita hancur lebur daripada
tidak merdeka!” Atas spirit itulah, seakan ada Tanpa penghayatan spiritual yang dalam, tentu
energi besar yang mendorong mereka untuk sangat sukar bagi kita untuk menjadi seorang
menumpaskan para imperialisme dengan tetesan pahlawan. Perlu ditekankan bahwa pahlawan
peluh dan darah membasahi tubuh. Pertempuran tidak saja dikonotasikan sebagai bentuk melawan
pun terjadi. Diperkirakan sekitar 6-16 ribu pejuang dengan senjata, tetapi bagaimana pahlawan itu
kemerdekaan Indonesia gugur dalam dapat memberikan dampak besar bagi kemajuan
pertempuran selama tiga minggu tersebut. bangsanya. Inilah tantangan besar yang dihadapi
Semoga syahid! oleh bangsa pada saat ini.
Inilah pertempuran paling akbar yang pernah Oleh karena itu, dalam menyongsong 100 tahun
terjadi selama proses perjuangan kemerdekaan. ulang tahun kemerdekaan pada 2045 nanti, kita
Kepadanya kita doakan agar arwahnya tenang mesti merancang sebuah kerangka masa depan
dan kita lanjutkan harapan terbesar mereka yakni yang mencakup kiprah konstruktif untuk bisa
menjadikan bangsa ini semakin melesat maju dan menjadi seorang pahlawan bagi kemajuan
gemilang di masa depan. bangsa. Kita selaku generasi penerus sudah
saatnya memulai mengejawantahkan kiprah
Para Hadirin yang Budiman konstruktif tersebut.
Hari ini Indonesia tengah mencari sosok
pahlawan. Tentu pahlawan yang mampu Satu di antara kiprah yang bisa dilakukan bagi
membawa arah transformasi dan kemajuan besar kita semua adalah selalu menampilkan paradigma
bagi kehidupan bangsa. pemikiran besar (big thinking). Disini kita dituntut
untuk melenyapkan pemikiran cetek dan daya
Mencari pahlawan di era krusial ini sangat sukar. nalar ilmiah rendah yang membuat sulitnya
Bahkan untuk dapat menyepadankan dengan mengambil keputusan secara cepat dan arif.
pahlawan yang telah gugur itu, pasti jauh lebih Padahal kita menyaksikan percaturan global saat
sulit lagi. Sebab karakteristik pahlawan sejati itu ini sangat dibutuhkan sosok yang berani
dia selalu peduli dan mencintai bangsanya mengambil keputusan dengan segala
dengan sadik yaitu ( jujur, benar, setia, lurus). konsekuensinya.
Tidak memikirkan hajat pribadi maupun
Bagi David J. Schwartz dalam bukunya “Berpikir Terlebih di era digital saat ini di mana berbagai
dan Berjiwa Besar” mengatakan pemikir besar narasi informasi provokatif sering muncul di media
sebagai ahli dalam menciptakan gambar yang sosial. Kita dan khususnya para generasi muda
positif, memandang ke depan, optimistis baik di harus dipahamkan agar tidak mudah larut
dalam pikiran mereka sendiri maupun pikiran mengikuti paham-paham yang ingin memecah
orang lain. belah bangsa. Para generasi muda khususnya,
harus terus disadarkan untuk meneladani spirit
David memberikan contoh pernyataan, “Tidak ada para pahlawan dan mengusir penjajah di zaman
gunanya; kita sudah kalah.” Kalau pemikir cetek modern yang kerap masuk melalui perang
tentu akan mengabaikan. Berbeda dengan pemikiran (Ghazwul fikri) di media sosial.
pemikir besar, pasti dia akan melenyapkan dan
digantikan dengan diksi “Kita belum kalah. Mari Kuncinya pada kesungguhan (sooth), ketulusan
kita terus berusaha. Ini ada segi lain yang baru.” (sincerity), dan kemauan (desire) harus melekat
kuat di dalam jiwa kita. Dengan demikian masa
Pernyataan ini seolah membongkar kebobrokan depan bangsa ini akan terjamin maju karena telah
diri kita. Yang selalu pesimistis terhadap iklim di nakhodai oleh para pemikir besar. Dan inilah
kehidupan yang terjadi. Namun, bagi seorang sosok pahlawan bangsa yang dicari selama ini.
pemikir besar tentu akan selalu memancarkan Selamat Hari Pahlawan.
tabiat optimistis betapapun kelamnya kehidupan.
Dan pada saat yang sama mampu menyuguhkan ار َك هللا ُ ِلى َولَ ُك ْم فِي اْلقُ ْراَ ِن اْلعَ ِظ ِيم َونَفَ َعنِى َواِيَّا ُك ْم ِب َما َ َب
aneka hidangan gagasan-gagasan ilmiah yang
bisa berkontribusi dalam merekonstruksi
ت َوال ِذّ ْك ِراْل َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ ِمنَّا َو ِم ْن ُك ْم ِ فِ ْي ِه ِمنَ اْلَيَا
kehidupan kebangsaan yang maju dan mendunia. س ِم ْي ُع اْلعَ ِلي ِْم
َّ تَِلَ َوتَهُ اِنَّهُ ه َُوال
Lewat peringatan hari Pahlawan ini, khatib
mengajak agar kita semua yang hadir di masjid
mulia ini untuk bisa memulai hidupnya dengan
menjadi seorang pemikir besar. Dengan cara
mengisi kemerdekan dengan hal-hal yang baik
bukan sebaliknya mewarnai kemerdekaan
dengan sikap-sikap negatif yang akan
merongrong integritas serta eksistensi bangsa.
هللا
ِعبَادَ ِ
ان َو ِإ ْيت َِاء ذِي القُ ْربَى َويَ ْن َهى س ِ
اِلحْ َ ِإ َّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َو ِ
َاء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي ِ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْونَ
َع ِن ْالفَحْ ش ِ
بَّ
ََّّر ََِّّلِلِ َعلَىَّأ ُ ُم ْو ِرََّّال ُّد ْنيَاَّ اْل َح ْم ُد ِ ستَ ِع ْي ُنََّّ َ َّ،و ِب ِهََّّنََّ ْ
َّن َ ا ْلعَالَ ِم ْي َ
الد ْي َِّ
ن ،و ِ َ
ش َه ُدََّّأنََّّ ُم َحمدًاَّ َ َ
ََّّوحْ ََّدهََُّّالَش َِر ْي َكََّّلَهََُّّوأ ْ ش َه ُدََّّأ ْنََّّالَ ِإلهَََّّ ِإالّللاُ َ َ أَ ْ
س ْوَّلُهََُّّالل ُهمَّ ََّّو َر ُ علَىَّآ ِل ِهََّّ َ
ع ْب ُد ُه َ علَىَّ ُم َحم ٍد َ
ََّّو َ ص ِلََّّ ََّ َ
ص َحابِ ِهََّّأَجْ َم َِّع ْي ََّ
ن ،وأَ ْ أَماَّبَ ْعدَُّ:فَيََّاَّ ِعبَا َدََّّّللاََِّّأ ُ ْو ِص ْي َُّك ْمََّّ َ
ََّّوقَا َلََّّّللاََُّّتَعَالَىَّفِ ْيََّّ ِكتََّا ِب ِهََّّا ْلك َِر ْي ِمَّ: ِيََّّ ِبتَ ْق َوىَّّللاِ َ َونَ ْفس ْ
َوالَََّّتَ ُم ْوتُنََّّ َّت ُقَاتَِّ َِّه يَآأَيُّ َهاَّال ِذ ْي َنََّّ َءا َمنُ ْواَّاتقُ ْواَّّللاَََّّ َحقَّ
س ِل ُم ْو ََّ
ن ََّّوأَ ْنت ُ ْمََّّ ُم ْ ِإال َ
ََّّر َِّ
ب ََّّلِلِ َ ن اَّْل َح َّْم ُد ِ علَىَّ ،ا ْلعَالَ ِم ْي ََّ علَىَّ ُم َحم ٍد َ
ََّّو َ َّلََّّ َ
صِ الل ُهمََّّ َ
ص َحابِ ِهََّّأَجْ َم ِع ْي ََّ
ن ََّّوأَ ْ .آ ِل ِه َ
ََّّوا ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َنََّّوا ْل ُم ْؤ ِمنََّا ِ
تََّّ ت َ س ِل َما ِ ََّّوا ْل ُم ْ
س ِلم ْي َن َ اللَّ ُهمََّّا ْغ ِف ْرََّّ ِل ْل ُم ْ
س ِم ْيعََّّقَ َِّر ْيبََّّ ُم ِج ْي ُ
َّبََّّ تََّّإِن َكََّّ َ ََّّواْألَ ْم َوا ِ ََّّم ْن ُه ْم َ اء ِ حيَ ِ اَّْألَ َّْ
اض َيََّّا ْل َحا َجا َِّ
ت تََّّفَيَاقَ ِ َّوا ِ .الد ْع َ
ع َملًََّّ ُمتَقَب َّ
لً اَّو َس ًع َ اَّوا ِ اَّو ِر ْزقً َ سئَلُ َكََّّ ِع ْل ًماَّنَ ِف ًع َ .الل ُهمََّّ ِإناَّنَ ْ
عذ َ َ
ابََّّ ََّّو ِقنَاَّ َ سنَ ً
َّة َ ح َ ََّّو ِفيَّاْألَ ِخ ََّ
َّر ِةََّّ ََّ سنَةً َ َربنَاَّآ ِتنَاَّ ِفيَّال ُّد ْن َياَّ َح َ
.الن َِّ
ار
علَىَّ سلَمََّّ َ ََّّو َ َّبََّّاَّْل ِعزَّ ِةََّّعَمَّاَّيَ ِصفُ ْو َن َ ََّّر ِب َك َ
ََّّر ِ ان َ س ْب َح َ ُ
بََّّا ْلعَالَ ِم ْي ََّ
ن ََّّر ِ
ََّّلِلِ َ ََّّوا ْل َح ْم ُد ِ س ِل ْي َن َ .اَّْل ُم ْر َ
Jika menelaah fenomena yang terjadi sekarang
nampak secara terang berbagai kerancuan dalam
kehidupan manusia. Seakan manusia telah
kehilangan arah dan orientasinya Siapa yang
menciptakan?, untuk apa ia diciptakan?, dan
kemana ia akan kembali?. Benar yang dikatakan
seorang filsuf Islam Syed Muhammad Naquib al-
Attas, masalah umat sekarang adalah loss of
adab atau hilangnya adab manusia, hilang adab
kepada Allah, hilang adab terhadap sesamanya
dan hilang adab kepada dirinya sendiri.
Permasalahan yang terjadi sekarang bisa diurai
secara perlahan, jika meresapi kembali
pertanyaan diatas maka yang akan terjadi adalah
kesadaran manusia yang penuh dalam
menginsafi hidupnya sehingga akan memberikan
ketenangan jiwa pada dirinya bukan kerancuan Kemudian Khotib melanjutkan pada pertanyaan
yang melanda jiwanya. kedua yaitu “untuk apa manusia diciptakan
Pada khutbah Jum’at kali ini khotib akan didunia ini?”. Allah berfirman:
menjawab satu persatu dari pertanyaan diatas,
“siapakah pencipta manusia?” Allah berfirman:
Khutbah Kedua
Allah SwT. Salawat dan salam kita sanjungkan ke
atas baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang
pada bulan ini bulan Rabiul awal, bulan mulia di
mana penutup para nabi dan rasul dilahirkan ke
dunia ini, menjadi berita gembira bagi seluruh
alam. Tiada amalan yang dapat mendekatkan diri
kita pada Surga, melainkan telah Rasulullah
ajarkan, dan tiada yang dapat menjauhkan diri
kita pada siksa api Neraka, melainkan telah
Rasulullah cegah, baik dalam sunnah maupun
sirah keteladanannya sepanjang
masa. Allahumma shalli ‘alaihi wa sallim tasliiman
katsiiraa
Rasa syukur kita masih berada dalam hidayah Oleh karena itu sudah sepantasnya sebagai umat
Iman dan Islam, semoga setiap tarikan dan Nabi Muhammad SAW kita menjadikannya
hembusan nafas kita selalu dalam bimbingan sebagai suri teladan. Allah SWT berfirman:
ٱَّلل َو ْٱليَ ْو َم َ ٱَّلل أُس َْوة ٌ َح
َ َّ سنَةٌ ِلِّ َمن َكانَ يَ ْر ُجوا ِ َّ لَّقَ ْد َكانَ لَكُ ْم فِى َرسُو ِل Jamaah Jumat Rahimakumullah,
َٰ
يرا َ َّ ْٱۡل ِخ َر َوذَ َك َر
ً ٱَّلل َك ِث Rasulullah memiliki pribadi yang paripurna,
sempurna dalam membangun hubungan dengan
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah sesama maupun dengan Tuhannya. Semakin
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi dirinci karakter utama yang beliau miliki, semakin
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan banyak yang luput untuk disebut. Dari sekian
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak keteladanan yang ada, terdapat beberapa hal
menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21) yang perlu kita jadikan hikmah dan bahan
instropeksi. Sebagaimana kesaksian Ummul
Keteladanan Rasulullah bukan hanya terbatas Mukminin Khadijah Radhiyallahu ‘anha saat
untuk kalangan umat Islam saja, namun juga mendapati Rasulullah merasa khawatir ketika
secara universal, sebagaimana juga disampaikan kembali dari Goa Hira, tepatnya setelah bertemu
dalam QS. Al-Anbiya: 107, dengan Malaikat Jibril untuk menerima wahyu
saat pertama kalinya.
ََاك ِإ َّل َرحْ َمةً ِل ْل َعالَ ِميْن
َ س ْلن
َ َو َما أَ ْر
Berdasarkan riwayat yang cukup panjang
“Dan tidaklah Kami mengutus engkau, melainkan mengenai awal turunnya wahyu, Imam Bukhari
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. mencantumkan di antaranya riwayat Ummul
Al-Anbiya: 107) Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha:
Khutbah Kedua
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: telah bersabda Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu).
Apabila ajalnya tiba mereka tidak dapat meminta
Rasulullah SAW: di antara tanda bagusnya Islam
seseorang adalah ia meninggalkan segala penundaan atau percepatan sesaat pun. (Q.S. al-
sesuatu yang tidak bermanfaat baginya. (HR. A’raf: 34)
Tirmidzi)
Setiap manusia pasti memiliki batas waktu
Jama’ah Sholat Jum’at yang Berbahagia kehidupannya, adanya awal ataupun akhir selalu
Esensi dari seorang muslim yang menghargai terkait dengan manusia. Keberadaan manusia
waktu justru terletak pada cara ia dalam tentu dimulai ketika ia dilahirkan hingga pada
menggunakan waktu untuk aktivitas sehari-hari, akhirnya menua dan memenuhi panggilan Allah
apakah lebih banyak dipergunakan untuk SWT. Hal ini adalah sudah pasti tidak mungkin
kemanfaatan dan kebaikan ataukah dipergunakan kita mampu untuk mengulurkan atau
untuk hal-hal yang merugikan dirinya dan orang mempersingkatkan waktu sedikitpun. Justru
sebagai hamba yang beriman kita diberikan solusi
lain.
melalui spiritualitas al-‘Ashr yaitu memiliki etos
Perlu diingat pula jika waktu telah sampai di disiplin waktu dalam berbuat sesuatu yang terbaik
penghujung hidup, maka kita tidak juga mampu dan bermanfaat.
memutar kembali. Untuk itulah jika kebaikan yang
Pada hakikatnya muslim sejati adalah seseorang
yang mampu memanfaatkan waktu secara cerdas
untuk kepentingan kemaslahatan dan ditujukan
dalam rangka untuk beribadah kepada Allah SWT
meskipun itu dalam keadaan Bahagia ataupun
susah, sakit ataupun sembuh, tua maupun muda,
miskin atau kaya, dan lain sebagainya hingga ia
mampu memahami bahwa hidup ini adalah
anugerah dan keberkahan yang sangat layak
untuk dihargai.
اِل ْسَلَ ِم َرحْ َمةً ِل ْل َعالَ ِميْن ،أ َ ْش َهدُ أ َ ْن َل ِإ َلهَ ِإ َل هللاُ ِ Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
علَى
ص ِّل َ سولُهُ .الل ُه َّم َ وأ َ ْش َهدُ أ َ َّن محمدًا َ
ع ْبدُهُ َو َر ُ mengaruniakan berbagai nikmat kepada kita yang tak
terhitung banyaknya serta masih memberikan
ص َرا َ
ط علَى آ ِل ِه َوا َ ْ
ص َحا ِب ِه َو َم ِن ات َّ َب َع ُه ْم ِ ُم َح َّمد َو َ kesempatan, kemudahan dan kesehatan serta petunjuk
ْال ُم ْست َ ِقي ِْم kepada kita semua untuk bisa menghadiri shalat Jumat
pada hari ini.
ــوى هللا ص ْي ُك ْم َونَ ْفسِــ ْي ِبتَ ْق َ أ َ َّما بَ ْعدُ .فَيَا ِعبَادَ هللا أ ُ ِ Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepada
, keluarganya, para sahabatnyaﷺ Nabi kita Muhammad
ــــونَ َ .ك َما قَال هللاُ ت َ َعالَى ِف ْي ِكتا ِب ِه فَقَــ ْد فَازَ ا ْال ُمتَّقُ ْ secaraﷺ serta siapa saja yang mengikuti sunnah beliau
ش ْي َ ع ْوذُ ِباهللِ منَ ال َّ ال َك ِريْم :أ َ ُ
lahir dan batin dengan penuh keikhlasan dan kesabaran
الر ِجيْمَ ،يا أيُّ َها ان َّ ط ِ hingga hari kiamat nanti.
الَّ ِذيْنَ أ َ َمنُوا اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه و َل ت َ ُموت ُ َّن ِإ َّل selanjutnya marilah kita bersama-sama meningkatkan
ضا ،يَاأَيُّ َها الَّ ِذيْنَ أَ َمنُوا اتَّقُوا َوا َ ْنتُم ُم ْس ِل ُمونَ َ .وقَا َل أَ ْي ً kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT
ََوا ْش ُك ُر ْوا ِ هَّللِ ا ِْن ُك ْنت ُ ْم ِايَّاهُ ت َ ْعبُد ُْون Ayat ini berkaitan dengan sikap orang Yahudi, yang
enggan bersyukur. Padahal mereka termasuk kaum yang
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki paling banyak mendapatkan nikmat dari Allah SWT.
yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan Misalnya saat mereka diselamatkan dari kebiadaban dan
bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kekejaman Fir’aun.
kepada-Nya.”
Juga anak laki-laki mereka diselamatkan dari
Hadirin jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah pembunuhan (penyembelihan kepada anak laki-laki yang
Dalam ayat di atas, Allah SWT memerintah orang-orang lahir dari bani Israil) hal tersebut merupakan nikmat yang
yang beriman agar memakan makanan yang baik-baik
sangat besar akan tetapi mereka tetap tidak mau dalam menjauhinya, meskipun hal itu sangat menggiurkan
bersyukur. hati, misalnya perbuatan menyogok, korupsi, berzina, dan
lain-lain.
Maka dari itu kita sebagai orang-orang yang beriman,
peristiwa tersebut menjadi pelajaran bagi kita, jangan Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan. Seperti
sampai diri kita ini terjangkit virus kesombongan yang halnya kita bersama menghadapi Covid-19, virus yang
nantinya memunculkan sikap takabbur. Dan menganggap sangat ganas, mengerikan, dan selalu menghantui hidup
kenikmatan tersebut merupakan buah dari usaha pribadi kita. Karena memang tidak sedikit memakan korban
yang dilakukan selama ini tanpa melibatkan Allah bahkan di Indonesia sendiri, ribuan nyawa wafat.
sebagai Sang Khaliq.
Sehingga membuat kita tidak sebebas dulu, kita betul-
Akan tetapi hendaknya diri kita ini senantiasa selalu betul diajari untuk hidup disiplin.
bersyukur kepada Allah SWT sehingga dengan bersyukur
tersebut muncul lah sikap-sikap positif dalam diri kita, di Ini merupakan ujian dan cobaan untuk kita. dan kita
antaranya sabar, ikhlas, tawakal, dzikullah, sebagai hamba yang baik harus yakin bahwa cobaan dan
dan husnudzan. ujian tersebut datangnya dari Allah SWT, untuk menguji
kadar keimanan kita, maka dari itu sikap syukur harus
As-Shobru, yaitu sabar, atau menahan diri. Artinya tetap dimunculkan.
seseorang yang selalu bersyukur kepada Allah maka dia
dapat menahan dirinya dari tiga hal. Dampak dari sikap syukur yang kedua, al-Ikhlasu fil
Ibadah sikap ikhlas dalam beribadah, berbuat kebaikan
Sabar dalam menjalankan perintah Allah, mereka dengan tanpa ingin dipuji, pamer atau lainnya. Tapi murni lillahi
mudah menjalankan agamanya tanpa beban sedikitpun, ta’ala, sehingga tidak bangga kala mendapat pujian, dan
misalnya perintah shalat, puasa zakat, dan perintah- tidak pula sakit hati kala mendapat hinaan. Itulah sikap
perintah lainya dia tau maktu dan melaksanakannya muslim yang sebenarnya. Karena semua yang kita
dengan baik, sehingga tidak pernah mengeluh, baik itu lakukan hanya untuk-Nya, bahkan hidup dan mati kita.
dalam kondisi sakitpun atau dalam waktu sibuk dan dalam Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-An’am
perjalanan. ayat 162:
اللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َو ْال ُمؤْ ِمنَاتَِ ،و ْال ُم ْس ِل ِميْنَ
اء ِم ْن ُه ْم َواۡل َ ْم َواتِِ ،إنَّ َك َ
س ِم ْي ٌع َو ْال ُم ْس ِل َماتِ ،اۡلَحْ َي ِ
ْب الدُّ َع ِ
اء ْب ُم ِجي ُ قَ ِري ٌ
اللَّ ُه َّم اجْ َع ْل َج ْم َعنَا َهذَا َج ْمعا ً َم ْر ُح ْوماًَ ،واجْ عَ ْل تَفَ ُّرقَنَا
ش ِقياا َول ع فِ ْينَا َول َمعَنَا َ ص ْوماًَ ،ول تَدَ ْ ِم ْن بَ ْع ِد ِه تَفَ ُّرقا ً َم ْع ُ
َمحْ ُر ْوما ً
اف َوال ِغنَى اللَّ ُه َّم ِإنَّا نَ ْسأَلُ َك ْال ُهدَى َوالتُّقَى َوال َعفَ َ
صادِقا ً ذَا ِكراً، سانا ً َ اللَّ ُه َّم إِنَّا نَ ْسأَلُ َك أَ ْن ت َْر ُزقَ ُكَلا ِمنَّا ِل َ
صا ِلحا ً زَ ا ِكياًَ ،و ِع ْلما ً نَافِعا ً َوقَ ْلبا ً َخا ِشعا ً ُمنِيْباًَ ،و َع َمَلً َ
صادِقا ً خَا ِلصاًَ ،و ِر ْزقا ً َرافِعاًَ ،و ِإ ْي َمانا ً َرا ِسخا ً ثَا ِبتاًَ ،ويَ ِقيْنا ً َ
اِل ْك َر ِامط ِيّبا ً َوا ِسعاً ،يَا ذَا ْال َجَلَ ِل َو ِ َحَلَلً َ
غ قُلُ ْو َبنَا َب ْعدَ ِإ ْذ َهدَ ْيتَنَاَ ،وهَبْ لَنَا ِم ْن لَدُ ْن َك َربَّنَا ل ت ُ ِز ْ
ُنُم َح ّمدًاُ َعبْدهُُ َو َرس ْولهُُاللّه ُّم ُّ َْكُلَهُُوأَ ْش َهدُُأ َُ َوحْ ُدَهُُالَش ََري
ُُأَ ّما،َُحابَ َُهُُأَ ْج َم َعيْنَُ ص ْ َلُ َعلَىُم َح ّمدُُ َو َعلَىُآ َل َُهُ َوأ َُ ص َ
ُّ ُل
َُللا ُّ ُيُ َبتَ ْق َوى
َُ َللاَُ َوقَا ُْ سَُ صيْك ُْمُ َونَُْف ُّ َُُفَيَاُ َعبَا ُد:ُبَ ْعد
َ َللاَُأ ْو
ُّ ُُ َيآأَيُّ َهاُالّ َذيْنَُُ َءا َمن ْواُاتّق ْوا:يُ َكتَا َب َُهُ ْال َك َري َُْم
ُّ َللاَُ َح
ُق ُْ َتَ َعالَىُف
ُّ ُصلّى
َُللا َ ُي ُُّ لُالنّ َبَُ ُ َوقَا، َالُّ َوأَ ْنت ُْمُم ْس َلمُ ْون ُّ الَُتَم ْوت
ُ نُ َإ ُ تقَا َت َُهُ َو
َُسنَ ُةَ سيَئَ ُةَُ ْال َح
ّ تُ َوأَتْبَ َُعُالَُ َللاَُ َحيْث َماُك ْنُّ ُق َُ ُُّاَُت:سلّ َُمَ َعلَ ْي َُهُ َو
ُسن َ اسُبَخلقُُ َح َُ ّقُالن َُ ت َْمح َهاُ َوخَا َل
Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia
Pada ayat ini Allah merintahkan agar manusia selalu Ketiga, Tolong menolong. Firman Allah Q.S Al Maidah ayat
taqwa kepada-Nya yaitu dengan selalu memelihara 2:
silaturahmi antar keluarga. Sarana pemgikat silaturahim ىٱِل ۡث ِم َو ۡٱلعُ ۡد َو ۚ ِن َ ْىٱل ِب ِ ّر َوٱلتَّ ۡق َو ۖى َو َلت َ َع َاونُوا
ِ ۡ َعل ۡ َعل
َ َْوت َ َع َاونُوا
itu adalah dengan berbuat kebajikan.
Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan
Contoh kebajikan tersebut, Rasulullah saw juga bersabda dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
: dan permusuhan
“ Artinya: Barangsiapa beriman kepda Allah dan Hari Akhir Pada ayat ini Allah merintahkan agar manusia hidup harus
maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam, dan barang tolong menolong apalagi sebagi makluk sosial yang selalu
siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka membutuhkan bantuan orang lain, namun juga jangan
hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan barang siapa tolong-menolong dalam hal perbatan yang dosa apa lagi
beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah ia dapat menimbulkan permusuhan
memuliakan tamunya. ” (HR Bukhari Muslim).
Keempat, jangan mencela dan menghina.
Kedua:Membina persatuan yang kuat. Firman Allah Q.S Firman Allah Q.S Al Hujurot ayat 11
Ali Imron ayat 103 :
َٰٓسُى
َ ع
َ سآء
َ َآء َمننٞ س َ م َمنُقَ ۡومعَ َسىَٰٓأَنيَكونواْ َخ ۡيرٞ يََٰٓأَيُّ َهاٱلّذَينَ َءا َمنواْ َاليَسۡ خ َۡرقَ ۡو
َ َام ۡنه ۡم َو َالن
َْصمواْبَ َح ۡبِلَللّ َه َج َميع َاو َالت َ َف ّرقوُا ۡ َو
َ ٱعت َ أَنيَكنّخ َۡير
ُّ ام ۡنه
ن
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang
dan janganlah kamu bercerai berai laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang
ditertawakan itu lebih baik dari mereka.
Dahulu di masa jahiliyah manusia bermusuh-musuhan
sehingga timbul perang saudara yang beratus-ratus tahun Pada ayat ini jangan sampai sebagi orang yang beriman
lamanya. Seperti kaum Aus dan Kharaj. Maka Allah telah kepada Allah merendahkan atau menganggap remeh
mempersatukan hati mereka dengan datangnya Nabi orang lain karena boleh jadi yang di rendahkan atau
Muhammad SAW dan mereka telah masuk agama Islam dianggab remeh lebih mulia dan terhormat dari yang
dengan berbondong-bondong dan Allah telah mencabut mengolok-olok. Demikian juga seorang wanita juga tidak
hati mereka sifat dengki sehingga tidak bercerai berai. boleh mengolok-olok wanita yang lain.
Rasulullah SAW bersabda:
Kamu harus hidup dalam jamaah siapa saja yang Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia
mengasingkan diri, dia akan menyendiri masuk kedalam apai Kelima, saling memberi salam. Firman Allah Q.S An Nisa
neraka (HR Turmidzi) ayat 86 :
Marilah kita memohon kepada Allah semoga kita sebagai
َُ علَىُُك
ُُلُش َۡيء َ َُُٱلِلُ َكان ُّ سنَُُ َُم ۡن َهآُأَوُُۡردُّوهَآُُ َإ
َُّ ُن َ َو َإذَاُح َييتمُ َبت ََحيّةُُفَ َحيُّوُاُْ َبأ َ ۡح seorang muslim diberikan hidayah oleh Allah SWT
َُحسَيبًُا memiliki akhlak yang dicontohkan nabi Muhammad saw
Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu
penghormatan, maka balaslah penghorma َُّ ُُيَآأَيُّ َهاُالّ َذيْنَُُ َءا َمن ُْواُاتّق ْوا:يُ َكت َابَ َُهُ ْال َك َري َُْم
َُللا ُْ ََللاُتَعَا َلىُف ُّ ُل َُّ ُبَت َ ْق َوى
َُ َللاُ َوقَا
tan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah َُالُّ َوأ َ ْنت ُْمُم ْس َلم ْون
ُ َنُإ ُّ قُتقَاتَ َُهُ َوالَُُت َم ْوت ُّ َح
penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah ُص َحابَ َُه َ
ُْ علىُآ َل َُهُ َوأ َ َ ح ّمدُُ َو َُ علىُم َ َ ُل َُ ص ّ
َ ُُالله ُّم،َُبُالعَال َميْن َ ْ َُ لِلُ َر َُّ َ ُُاْل َح ْمد
memperhitungankan segala sesuatu. ُ .َُأَجْ َم َعيْن
Pada ayat ini Allah mengajarkan kepada mauusia
ُاءُ َم ْنه ُْمَُ َتُاْلَحْ ي َُ والمؤْ َمنَا ْ َُُتُ َو ْالمؤْ َمنَيْن َُ اللّه ُّمُا ْغ َف ُْرُ َل ْلم ْس َلميْنَُُ َو ْالم ْس َل َما
kesopanan dalam pergaulan supaya memelihara ُ .تَُ يُ ْال َحا َجا َُ اض َ َتُفَيَاق َُ س َميْعُُقَ َريْبُُم َجيْبُُالدّع َْوا َ َُُتُ َإنّك َُ َواْل َ ْم َوا
hubungan persaudaraan yang baik dan ketika diberi salam ُ .ًُع َملًُُمتَقَبّل َ س ًعاُ َو َُ اللّه ُّمُ َإنّاُنَ ْسئ َلكَُُ َع ْل ًماُنَ َفعًاُ َو َر ْزقًاُ َوا
supaya menjawab dengan salam syukur ucapan salam َُ ّابُالن
ُ .ار َُ َعذ َ ُسنَ ُةًُ َوقَنَا َ سنَ ُةًُ َوفَيُاْل َ َخ َرةَُُ َح َ َربّنَاُآ َتنَاُفَيُالدُّ ْنيَاُ َح
lebih lengkap lebih baik ْ
َُّ َ ُُس َليْنَُُ َوال َح ْمد
ُلِل ْ
َ علَىُالم ْر َ ُُسلَم َ صف ْونَُُ َو َ َع ّماُي َ َُُبُ ْال َع ّزةَُ س ْب َحانَُُ َر َبكَُُ َر
ُ َُبُ ْال َعالَ َميْن َُ َر
Itulah beberapa akhlak muslim yang terdapat dalam al-
qur’an dan hadits. Semoga kita bisa mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kita bisa menjadi
muslim yang baik dalam sosial, yang mampu menhadirkan
kedamaian dan ketentraman bagi siapapun dan di
manapun.
KHUTBAH KEDUA
َٗ ُ َّلل ْل َح ْمد
ِ َّ ِ ُ صَلَةَّ سَلَ ُم َوال َّ علَى َوال َ س ْو ِل ِ ، َِإلَّ قُ َّوة َ َولَ َح ْو َل َول
ُ هللا َر
ِ ِبا. ُ ُم َح َّمدًا أ َ َّن َوأ َ ْش َهد ُ لَهُ ش َِريْكَ لَ َوحْ دَهُ هللا إِلَّ ِإلَ َه لَ أ َ ْن َوأ َ ْش َهد
هلل
َ ُس ْولُه
ُع ْبدُه ُ و َر.َ ص ِّل اَللَّ ُه َّم َ س ِّل ْم ِ علَى َو َب
َ ار ْك َو َ َعلَى ُم َح َّمد نَ ِب ِيّك َ آ ِل ِه َو
ال ِق َيا َم ِة َي ْو ِم ِإلَى هُدَاهُ ت َ ِب َع َو َم ْن.ْ شدَكُ ُم ْال ُم ْس ِل ِميْنَ َم َعا ِش َر ِ أ ُ ْو
َ ص ْيكُ ْم هللاُ أ َ ْر
َ هللا ِبتَ ْق َوى َو ِإي
َّاي ِ ، َب ْعد ُ؛ أ َ َّما
Hadirin jamaah Jum’at yang berbahagia
ٌ ظ ْر نَ ْف
ْ س َما قَدَّ َم
ت ِلغَد ُ َّللاَ َو ْلتَ ْن
َّ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آَ َمنُوا اتَّقُوا
Sesungguhnya , sebaik-baik bekal dalam perjalanan adalah َير بِ َما تَ ْع َملُون َّ َواتَّقُوا
َّ َّللاَ ِإ َّن
ٌ َِّللاَ َخب
takwa dan hanya orang-orang bertakwa sajalah yang akan
diterima amalan kebaikannya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. - Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
Waktu berjalan demikian cepat. Seakan tak terasa ketika kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
detik berganti, menit berlalu, jam demi jam kita lewati. kamu kerjakan. (al-Hasyr: 18)
Maka hari berganti hari, bulan berganti bulan.
Alhamdulillah sebentar lagi kita akan memasuki Bulan Seluruh ulama mufassirin sepakat bahwa ghad pada ayat
Muharram. Bulan pertama Hijriyyah 1444 H. Sebagai umat ini maksudnya adalah akhirat. Sehingga muhasabah kita
Islam, kita haruslah bersyukur dengan meningkatkan yang paling utama adalah terkait dengan apa yang sudah
ketaqwaan kita kepada Allah SWT. kita lakukan untuk akhirat nanti; apa yang kita persiapkan
untuk hidup setelah mati.
Marilah kita senantiasa menjadi Muslim yang bijak dalam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan,
menunaikan segala aktivitas sehingga waktu yang berlalu Muslim yang cerdas adalah yang paling sering
menjadi sebuah ikhtiar bernilai Ibadah, senantiasa pandai melakukan muhasabah. Tentang apa yang akan ia siapkan
ber-muhasabah, menghitung apakah aktivitas kita bernilai menghadapi hidup setelah mati.
pahala ataukah
kemaksiatan.
sebaliknya bernilai mudharat dan ِ سهُ َو َع ِم َل ِل َما بَ ْعدَ ْال َم ْو
ت ُ ِْال َكي
َ ّس َم ْن دَانَ نَ ْف
Sebagaimana telah dingatkan Khalifah Umar bin Khattab
Orang yang cerdas adalah orang yang menyiapkan dirinya dan
mengingatkan kepada kita,
beramal untuk hari setelah kematian. (HR Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan Ahmad)
َ س ُك ْم قَ ْب َل أَ ْن ت ُ َحا
سبُوا َ َُحا ِسبُوا أَ ْنف
Dalam hadits yang lain, seorang Anshar pernah bertanya
Hitung-hitunglah diri kalian sendiri sebelum kalian dihitung (di kepada Rasulullah tentang Mukmin yang paling cerdas,
akhirat nanti) beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
علَى النَّ ِب ْي يَآأَيُّ َها َ َصلُّ ْون َ َُّللاَ َو َمَلَئِ َكتَهُ ي َّ ِإ َّن
kita terlambat salat jamaah. Jangan sampai alasan
mengejar jabatan, kita tidak sempat salat sunnah.
َاي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَازَ ْال ُمتَّقُ ْون ِ ِعبَادَ هللاِ أ ُ ْو
َ َّص ْي ُك ْم َوإِي
Sebagai khatib tidak lupa kami mengingatkan untuk senantiasa
bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dengan
menaati perintah-Nya serta berharap ridho maupun pahala dari-
َاس اتّقُ ْوا َربّ ُك ُم الّذِي َخلَقَ ُك ْم ِم ْن
ُ َياأَيّ َها الن:قَا َل هللاُ تَ َعالَى Nya. Kemudian meninggalkan larangan-Nya dengan penuh rasa
ًث ِم ْن ُه َما ِر َجال ّ احدَة َو َخلَقَ ِم ْن َها زَ ْو َج َها َو َب ِ نَ ْفس َو takut akan adzab Allah di dunia maupun akhirat kelak. Sebab
dengan takwa ini, Allah SWT akan memudahkan semua urusan
سا َءلُ ْونَ بِ ِه َواْۡل َ ْر َحام َ إِ ّن
َ َسا ًء َواتّقُوا هللاَ الَذِي ت َ َِكثِي ًْرا َون kita, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ath-Thalaq ayat 4 :
هللاَ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا
ِ َّ ﴿ يُسْرا ً أ َ ْم ِر ِه م ِْن لَّهُ يَ ْجعَل َّللاَّ َ يَت٤﴾
ق َو َمن
ْصلِح َ ًيَاأَيّ َها الّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتّقُوا هللاَ َوقُ ْولُ ْوا قَ ْول
ْ ُس ِد ْيدًا ي "Barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah
ُ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْرلَ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هللاَ َو َر
ُس ْولَه menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya".
"Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad Hatinya diisi dengan dzikir, lisannya terpelihara dengan kalimah
pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat bermakna yang penuh nasihat dan membahagiakan sesama.
kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Tangannya ringan membantu, menjadikan tetangga dan
Muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar lingkungannya merasa nyaman dan aman bersamanya. Syariat
Islam ditunaikannya dengan tulus ikhlas, lapang dada, bersikeras untuk membelinya? Bukankah Abu Bakar shahabat
kesungguhan serta hati yang bahagia. Keluarga dan beliau? Dan, sebelum itu Nabi saw sering menerima hadiah dan
lingkungannya merasakan kemanfaatan hidupnya. pemberian dari Abu Bakar. Di sini terdapat pelajaran yang
sangat berharga.
Begitulah manusia merdeka yang hidupnya didedikasikan untuk
menjalankan perintah Allah SWT yang diimaninya. Rasulullah saw. ingin mengajarkan bahwa untuk
Kemerdekaan inilah yang diupayakan oleh Rasulullah SAW mencapai suatu usaha besar, dibutuhkan pengorbanan maksimal
sehingga melaksanakan perintah untuk hijrah bersama para dari setiap orang. Beliau bermaksud berhijrah dengan segala
sahabatnya.. daya yang dimilikinya, tenaga, pikiran dan materi, bahkan
dengan jiwa dan raga beliau. Dengan membayar harga unta itu,
Ma'asyiral Muslimin, Rahimakumullah Nabi mengajarkan kepada Abu Bakar r.a dan kepada kita semua
bahwa dalam mengabdi kepada Allah, janganlah mengabaikan
Hijrah Rasulullah SAW mengandung banyak pelajaran yang sedikit pun kemampuan kita.. Dalam mencapai suatu usaha
bisa dipetik dalam konteks hidup kekinian. Menurut Profesor besar & cita-cita yang besar - janganlah kita terlalu
Quraish Shihab sebagian diantaranya adalah: mengharapkan bantuan dan belas kasihan dari orang lain. Allah
SWT telah menganugerahkan kepada semua manusia potensi-
Pertama : Pengorbanan potensi besar untuk bisa digali dan dimanfaatkan.
Ketika Rasulullah menyampaikan kepada Abu Bakar r.a. Beliau mengajarkan agar dalam proses berjuang, janganlah
bahwa Allah SWT memerintahkannya untuk berhijrah, dan justru mencari kesempatan untuk mendapat keuntungan, fasilitas
mengajak sahabatnya itu untuk berhijrah bersama, Abu Bakar dan bonus apa yang bisa didapatkan atau bahkan sekedar
menangis kegirangan. Dan seketika itu juga ia membeli dua ekor mencari ‘gratisan’. Semestinya yang dimiliki adalah semangat
unta dan menyerahkannya kepada Rasulullah saw untuk berkorban: “apa yang bisa aku berikan dan korbankan bagi
memilih yangk dikehendakinya. Terjadilah dialog: perjuangan yang besar dan mulia ini.”
Dari hal ini kita bisa memetik pelajaran: bila kita ingin
memajukan bangsa dan negara Indonesia yang tercinta, maka
Nabi berkata: “Aku tidak akan mengendarai unta yang sangat dinantikan lahirnya para pejuang yang rela berkorban
bukan milikku.” sebagaimana keteladanan Rasulullah SAW ini. Bukannya justru
para aktor yang berlagak ‘sok’ menjadi pejuang atau pahlawan
Abu Bakar menjawab: “Unta ini kuserahkan untukmu.” yang katanya cinta NKRI dan rela berkorban, tetapi hatinya
busuk dengan polah tingkah yang sibuk mengeruk, merampok
Jawab Nabi: “Baiklah, tapi aku akan membayar dan menguras kekayaan negara dan bahkan menggadaikan nasib
harganya.” masa depan bangsa.
Abu Bakar bersikeras agar unta ini diterima sebagai Ma'asyiral Muslimin, Rahimakumullah
hadiah, namun Nabi saw tetap menolak, Abu Bakar pada
akhirnya setuju untuk menjualnya. Mengapa Nabi saw Kedua : Makna Hidup
Rasulullah saw. berangkat ke Medinah sambil memesan mati hatinya, dan Al-Qur’an menganggap orang-orang itu
kepada kemenakannya, ‘Ali bin Abi Thalib, agar tidur di berada di dalam kubur.
pembaringannya, sambil mengenakan selimut Rasulullah SAW
guna mengelabui kaum musyrik. Dengan kesediaan ini, ‘Ali Hidup dalam pandangan agama adalah kesinambungan dunia
pada hakikatnya mempertaruhkan jiwa raganya demi membela dan akhirat dalam keadaan bahagia, kesinambungan yang
agama Allah. Di sini, sekali lagi, kita bisa memetik pelajaran melampaui usia di dunia ini. Sehingga dengan demikian, tiada
tentang : Apa sebenarnya arti hidup menurut pandangan agama? arti hidup seseorang yang tidak menyadari akan kewajiban-
kewajiban di hadapan Allah. Setiap orang yang beriman wajib
Hidup bukan sekedar menarik dan menghembuskan mempercayai dan menyadari bahwa disamping ada wujud masa
napas. Ada orang-orang yang telah terkubur, tetapi oleh Al- kini, masih ada lagi wujud yang lebih kekal yaitu akhirat nanti,
Qur’an masih dinamai orang yang hidup dan mendapat rizki, al yang kebahagiaannya kita upayakan mulai di dunia ini.
hayah fil maut. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an surat Ali
Imran ayat 169 :
“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang Ketika Rasul saw. bersama Abu Bakar r.a. bersembunyi
gugur di jalan Allah itu mati, sebenarnya mereka itu hidup, di di gua Tsur dan para pengejar mereka telah berdiri di mulut gua
sisi Tuhannya mendapat rezeki”. tersebut, Abu Bakar r.a. sangat takut dan gusar. Rasulullah saw.
menenangkannya sambil berkata : “Jangan khawatir dan jangan
Sebaliknya ada pula orang yang masih manarik dan bersedih. Sesungguhnya Allah bersama kita.”
menghembuskan napas, namun dianggap sebagai orang-orang
mati, al maut fil hayah. Allah berfirman di dalam Al-Qur’an Dan peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an:
surat Faatir ayat 22 :
َّص ُروهُ ِإل ُ ص َرهُ فَقَدْ ت َن ّ َْار فِي هُ َما ِإذْ اثْنَي ِْن ثَان َِي َكف َُرواْ الَّذِينَ أ َ ْخ َر َجهُ ِإذ
َ ََّللاُ ن ِ ِإذْ ْالغ
َّللا إِ َّن ْاۡل َ ْم َواتُ َو َل ْاۡلَحْ يَاء يَ ْست َ ِوي َو َما ْ ُفِي َّمن بِ ُمسْمِع أَنتَ َو َما يَشَا ُء َمن ي
َ َّ س ِم ُع ُ
صاحِ بِ ِه يَقو ُل َ َّللا إِ َّن تَحْزَ ْن لَ ِل َ
َ ّ َّللاُ فَأنزَ لَ َمعَنَا ّ ُسكِينَتَه َ عل ْي ِه َ َ ُت ََر ْوهَا لَّ ْم بِ ُجنُود َوأيَّدَه
َ
ِ ﴿ ْالقُب٢٢﴾
ُور س ْفلَى َكف َُرواْ الَّذِينَ َك ِل َمةَ َو َج َع َلُّ َّللاِ َو َك ِل َمة ُ ال
ّ ِي َ َّللا ُ ْالعُ ْل َيا ه
ّ يز َو ٌ ع ِز َ ﴿ َحكِي ٌم٤٠﴾
“Dan tidak pula sama orang yang hidup dengan orang yang “Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad( maka
mati. Sungguh, Allah memberikan pendengaran kepada siapa sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-
yang Dia kehendaki dan engkau (Muhammad) tidak akan orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah)
sanggup menjadikan orang-orang yang di dalam kubur dapat sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada
mendengar”. dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah
kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka
Ayat di atas menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW tidak Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan
dapat memberi petunjuk kepada orang-orang musyrik yang telah membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan
Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Kekhawatiran Nabi ketika itu timbul karena keraguan
Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi beliau akan persiapan-persiapan yang dilakukannya selama ini.
Maha Bijaksana.” (Qs. At Taubah: 40( Karena, jika keraguan beliau itu benar, tentulah beliau telah
menjerumuskan umat, bahkan agama ke jurang yang berbahaya.
Keadaan ini bertolak belakang dengan apa yang kemudian Beliau dan tentaranya dapat kalah akibat kurangnya persiapan.
terjadi dalam peperangan Badar, sekitar satu setengah tahun Dan inilah wilayah ikhtiar (usaha) kemanusiaan seorang hamba.
setelah peristiwa hijrah ini. Ketika itu, yang gusar dan kuatir Sekali lagi, kita belajar kapan tawakal digunakan dan bagaimana
adalah Nabi Muhammad SAW, sedang Abu Bakar r.a. yang batas-batasnya, serta arti pentingnya ikhtiar (usaha) dalam
menenangkan beliau. kehidupan ini.
Mengapa terjadi dua sikap yang berbeda dari Nabi dan Demikian khutbah yang kita sampaikan saat ini, apabila
Abu Bakar? Sekali lagi kita mendapat pelajaran yang sangat kita ingin sukses dalam mencapai kejayaan sebagaimana sukses
dalam menyangkut arti hakekat-hakekat keagamaan. Dua yang telah diraih oleh Rasulullah SAW dan para sahabat, maka
peristiwa yang berbeda di atas menuntut pula dua sikap kitapun harus banyak belajar dari peristiwa hijrah tersebut.
kejiwaan yang berbeda dan keduanya diperankan dengan jitu Semoga Allah SWT memberikan bimbingan, kekuatan lahir-
oleh Nabi Muhammad saw. Kedua hakekat keagamaan itu batin serta perlindungan kepada kita semua. A-miin.
adalah : tawakal dan usaha (ikhtiar).
َ آن فِي َولَكُ ْم ِل ْي هللاُ َب
َارك ِ ت مِنَ فِ ْي ِه بِ َما َو ِإيَّاكُ ْم َونَفَ َعن ِْي ْال َعظِ ْي ِم ْالقُ ْر
ِ ال َح ِكي ِْم َوال ِذّ ْك ِر اْآليَا. ْ
Ma'asyiral Muslimin, Rahimakumullah َ مِن ْال ُم ْسلِمِ يْنَ َو ِل
سائ ِِر َولَكُ ْم ل ِْي هللاَ َوأ َ ْست َ ْغف ُِر َهذَا قَ ْو ِل ْي أَقُ ْو ُل ْ فَا ْست َ ْغف ُِر ْوهُ ذَ ْنب كُ ِّل
ُالرحِ ْي ُم ْالغَفُ ْو ُر ه َُو إِنَّه
َّ
Rasulullah saw. diperintahkan berhijrah seketika
perintah itu tiba, tanpa didahului perintah bersiap-siap untuk
melaksanakan hijrah. Karena itu, perintah tersebut
dilaksanakannya dengan penuh keyakinan bahwa pasti Allah
bersama mereka. Apapun yang terjadi, maka itu adalah pilihan-
Nya, sehingga ketika itu tiada lagi alasan untuk takut, gentar
atau bersedih. Inilah wilayah tawakal.
ب هلل ْال َح ْمد ُ أ َ ِن دَع َْوانَا َوآخِ ُر ْال َعالَ ِميْنَ َر ِّ
Khutbah Kedua
ع ْبدُهُ ُم َح َّمدا ً أ َ َّن َوأ َ ْش َهد ُ لَهُ ش َِريْكَ لَ َوحْ دَهُ إِلَّهللا ُ إِلَهَ لَ أ َ ْن أ َ ْش َهد ُ
.و َرسُ ْولُهُ َ
َ
Khutbah Kedua
ع َلى إِ ََّّل عُد َْوانَ ََّل َو ل ِْل ُمت َّ ِقي ِْن ْالعَا ِقبَةُ َو العَالَمِ يْنَ َربِّ ِ هللِ ال َح ْم ُد َّ ال, أن أ َ ْش َه ُد
َ َظا ِل ِميْن ْ َّل
َلَهُ ش َِريكَ ََّل َوحْ َدهُ هللاُ إَّل إلَه، أن َوأ َ ْش َه ُد َّ ع ْب ُدهُ ُم َح َّمدًا
َ هُ لو س
ُ رو.
ْ َ َ َ َ اي َ ف اه ي
ُّ َ أ َنوْ ُ ا ْل ُم ْس
م ل
ِ
ُ ُ ْ ُ َّ ْ َّ ْ َ
ِ ال ُمتق ْونَ فَازَ فَقَ ْد هللاِ بِتَق َوى إِيَّاك ْم َو أ ْو, ُم ْس ِل ُم ْونَ أنت ُ ْم َو إَِّل ت َ ُم ْوت ُ َّن ََّل َو.
ص ْين ِْي
2. Orang yang bertakwa akan mendapatkan solusi “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
(jalan keluar) dari setiap problematika dan kesulitan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka
hidup yang dihadapinya, serta akan mendapat berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-
rezeki dari berbagai sumber yang tidak pernah ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
disangkanya. Hal ini sebagaimana janji Allah dalam perbuatannya”
surat At-Talaq ayat 2 – 3:
Jama’ah Jum’ah yang dirahmati Allah,
…ٱَّلل يَ ۡجعَل لَّ ۥهُ َم ۡخ َرجٗا
َ َّ ق ُ َويَ ۡر ُز ۡقهُ ِم ۡن َح ۡي
ِ َّ َو َمن يَت٢ ث َل Demikianlah janji Allah kepada kita. Apabila kita memiliki
٣ …ِب ُ ۚ َي ۡحتَس sikap takwa dalam menjalani kehidupan ini maka Allah
akan memberikan keutamaan-keutamaan yang
“… Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan merupakan buah dari ketakwaan kita kepada-Nya.
mengadakan baginya jalan keluar, Dan memberinya rezeki dari Akhirnya marilah kita berupaya semaksimal mungkin,
arah yang tiada disangka-sangkanya…” dengan seluruh potensi yang kita miliki untuk memelihara
dan mewujudkan sikap takwa kita dalam kehidupan
3. Orang yang bertakwa akan mendapatkan sehari-hari. Komitmen takwa kepada Allah SwT hanyalah
kemudahan dalam melaksanakan segala diberikan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa perilaku takwa
akan mudah kita raih kalau kita memiliki keimanan yang
kuat kepada Allah SwT. Ketakwaan kepada Allah
merupakan bagian dari konsekuensi dari keimanan kita Khutbah Kedua
kepada-Nya. Iman tanpa diiringi perilaku takwa, yaitu لش َِريْكَ لَهُ. لهلل ُ َوحْ دَه َ لاِلهَ ِا َّ ا َ ْل َح ْمد ِ ّ ِ
َُّلل َح ْمدًا َكثِي ًْرا َك َماا َ َم َرَ .وا َ ْش َهدُا َ ْن َ
berupa ihsan, maka sesungguhnya keimanan tersebut س ِيّدُاْ ِل ْن ِس
ع ْبدُهُ َو َرسُ ْولُهُ َ ا ِْرغَا ًما ِل َم ْن َج َحدَ ِب ِه َو َكفَ َرَ .وا َ ْش َهدُا َ َّن ُم َح َّمدًا َ
س ِلّ ْم َ َو ْالبَش َِر .اَللّ ُه َّم َ
tidak sempurna adanya. Oleh karena itu, marilah terus kita صلَ ْ
pelihara dan perkuat iman kita, dan selanjutnya
ت صحْ ِب ِه َماات َّ َ
لى ا َ ِل ِه َو َ ع َلى ُم َح َّمد َو َ ع َ ص ِّل َو َ
diwujudkan dengan ketakwaan kita yang semaksimal ظر َواُذ ُ ٌن ِب َخ َبر عي ٌْن ِبنَ َ َ
mungkin, sesuai batas kemampuan yang kita miliki.
ش الىَ .وذَ ُر ْ
وال َف َو ِ
اح َ اس !! اِتَّقُوهللاَ تَعَ َ ا َ َّما بَ ْعد ُ :فَيَاا َ يُّ َهاال َّن ُ
أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم بسم هللا الرحمن الرحيم لى
ع َ ُ َ َ ض ْو ِر ْال ُج ْم َع ِة َوال َج َما َ
ع ِة َماظ َه َر َو َمابَط ْنَ .و َحافِظ ْوا َ ْ ع ِة َو ُح ُ َّ
.الطا َ
بارك هللا لى ولكم فى القرآن العظيم ونفعنى وإياكم من اآليات ض َولَهُ الْ َح ْمد ُ ِفي ت َو َما فِي ْاۡل َ ْر ِ س َم َاوا ِْال َح ْمد ُ ِ ََّّللِ الَّذِي لَه ُ َما فِي ال َّ
.والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم إله هو الغفور الرحيم ير اللهم صل وسلم على محمد وعلى آله محمد ْاآل ِخ َرةِ َوه َُو ْال َح ِكي ُم ْال َخبِ ُ
كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آله إبراهيم فى العالمين إنك حميد
.مجيد
ْ
اء ِمن ُه ْم َ
ت الحْ يَ ِ ْ ْ ْ
ت َوال ُمؤْ ِم ِنيْنَ َوال ُمؤْ ِمنَا ِ ْ ْ
اَللّ ُه َّم اغ ِف ْر ِلل ُم ْس ِل ِميْنَ َوال ُم ْس ِل َما ِ
ْ
تب ْالعَ ِطيَّا ِت بِ َرحْ َمتِكَ َي َاوا ِه َ .واْلَ ْم َوا ِ َ
ال َّل ُه َّم اجْ َع ْل َج ْم َعنَا َهذَا َج ْم ًعا َم ْر ُح ْو ًماَ ،واجْ َع ْل تَفَ ُّرقَنَا ِم ْن َب ْع ِد ِه تَفَ ُّرقًا
حْر ْو ًما
ش ِقياا َول َم ُ ع ِف ْينَا َول َم َعنَا َ ص ْو ًماَ ،ول تَدَ ْ َ .م ْع ُ
اراب ال َّن ِ عذ َ َسنَةً َوقِنَا َ سنَةً َوفِى اْلَ ِخ َرةِ َح َ َربَّنَااَتِنَافِى الدُّ ْن َيا َح َ
ْ
ان َواِ ْيت َا ِءذِى القُ ْربَى َو َي ْن َهى َ
ع ِن س ِ ِعبَادَهللا ا َِّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ِبال َعدْ ِل َوا ِلحْ َ
ْ ْ
َاء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِى يَ ِعظُكُ ْم لَ َعلَّكُ ْم تَذَ َّك ُر ْونَ فَاذْكُ ُروهللاَ
ْالفَحْ ش ِ
لى نِ َع ِم ِه يَ ِزدْكُ ْمَ .ولَ ِذ ْك ُرهللاِ ا َ ْكبَ ُر
ع َ ْال َع ِظي ِْم يذكركم َوا ْشكُ ُروهُ َ
Pada siang yang berbahagia ini marilah kita bersama-
sama mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada
kita semua berupa nikmat iman dan islam serta nikmat
ilmu yang Allah anugrahkan kepada kita semua sehingga
kita bisa menjalani kehidupan di dunia ini dengan baik.
Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada
junjungan nabi besar kita Rasulullah Muhammad SAW,
beliau yang telah mengajarkan kepada kita bagaimana
menjalani kehidupan di dunia ini dan menyiapkan bekal
untuk kehidupan di akhirat nanti dengan sebaik-baiknya
bekal.
Kehidupan kita di dunia ini merupakan satu fase dari
berbagai fase kehidupan yang akan kita lalui hingga kita
bertemu dengan sang pencipta yakni Allah SWT. Allah
SWT telah menentukan bahwa kehidupan dunia
merupakan tempat menabung sebagai bekal akhirat atau
sebagai tempat menanam yang akan kita panen dihari
akhir nanti.
اااااااااا اااااااااا ااااااااا
“Dunia adalah ladang akhirat”
Memaknai dunia sebagai tempat menanam berarti kita
harus melakukan suatu tindakan berupa amalan baik yang
sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya. Amal pada
prinsipnya tidak hanya terbatas pada ibadah
mahdhah saja namun juga termasuk didalamnya ibadah
‘am.
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Melakukan suatu amal harus didasari dengan ilmu,
beramal tanpa ilmu seperti orang yang mendirikan
bangunan di tengah malam dan menghancurkannya di
siang hari, atau dalam perumpamaan yang lain orang
yang beramal tanpa ilmu pengetahuan sebagaimana
seseorang yang berjalan bukan di jalan yang benar, tidak
mendekatkan pada tujuan melainkan menjauhkan. Allah
SWT berfirman
ااااا اااااا ااا اااااا اااا اااا
ااااااا ااااا ااااااااا ااااااااااا
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
اااااااااااا ااااا اااااااااا ااااا tertolak, dan menjadi kesai-siaan yang tak berujung.
اااااا اااااااااا Dalam sebuah syair juga disebutkan
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu
ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati اااااا اااااااا اااا ااااااا
nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. اااااااا ااااااااااا اااااااااااا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak اااااااا ااا
mempunyai pengetahuan tentangnya. (Qs Al-Isra’ : 36) “Setiap yang beramal tanpa ilmu, amalannya tertolak dan
tidak diterima.” (Hasyiyah Tsalatsah Al-Ushul)
Menurut M Quraish Shihab dalam tafsirnya al-Misbah, Sehingga sangat jelas bagi kita dalam melakukan segala
Allah memerintahkan kepada manusia agar melakukan amalan harus berdasarkan ilmu atau dapat disebut
suatu yang telah Allah perintahkan dan hindari yang tidak beramal ilmiah, karena segala amal kita akan ditanyai dan
sejalan dengan perintahnya dan jangan ikuti apa-apa yang dimintai pertanggungjawabbnya oleh Allah SWT di akhirat
tiada bagimu pengetahuan tentangnya, jangan berucap kelak.
apa yang engkau tidak ketahui, jangan mengaku tahu apa اااااا ااااا اااا اااااااا ااا
yang engkau tidak tahu dan jangan mengaku mendengar اااااااااااا اااااااااا
apa yang engkau tidak dengar. Hal ini menunjukkan ااااا اااااااااااا اااااااااااا
bahwa Allah memerintahkan manusia agar melakukan اااااا اااا ااااااااا ااااااااااا
suatu amalan harus berdasarkan ilmu yang di dapat اااااااا اااااااا .ااااااااااا
melalui penglihatan, pendengaran serta hati. suatau اااا اااااااااااااا ااااا
amalan tidak bisa dilakukan tanpa jika tidak ada ilmunya. اااااااا اااا ااااااااااا
ااااااااااااااا ااااااااااا
Hadirin Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah اااااااااااااااا ااااااااااااااااا
Pada akhir-akhir ini sering kita lihat bagaiamana banyak اااااا اااا ااااااااااا اااااااااا
orang yang tanpa memilki ilmu namun menanggapi Khutbah Kedua
berbagai persoalan yang bukan bidangnya, sehingga ااااااااا اااااا اااااااا اااااااا
bukan memberikan kemaslahatan namun menyebabkan ااااااا اااااااااا ااااااااا
kerancauan dan kekacauan. Fenomena tersebut ااااا اااااااااااا اااااااا
menujukkan betapa pentingnya seseorang beramal dan اااااا اااااا ااااااا اااااااا
berbuat harus memiliki ilmu. Lalu bagaimana اااااااااااااا اااااااا اااا ااا
jika manusia beramal tanpa ada ilmu, hasilnya adalah اااااا اااااا ااااااا اااااااا ااا
kerusakan dan ketertolakan amalan tersebut ااااا اااااااااا اااا ااااااا
sebagaimana dalam hadits disebutkan ااااااااااا اااااااا اااااااااا
اااااا ااااااا اااااا اااااااا اااا ااااااااااا ااااا ااااااااا ااااا
ااااااااا اااااا ااااا اااااااااا ااااااااا ااااااا ااااا
“Siapa yang beramal tanpa dasar dari kami, maka amalan اااااا اااااااااااا اااااااااا
tersebut tertolak.” (HR. Muslim, no. 1718) ااااا
Menurut hadits tersebut sengat jelas bahwa semua Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
amalan yang dilakukan tanpa berdasar ilmu maka akan
Pada khutbah yang kedua ini marilah kita merenungi اااااااا ااااااا ااااا اااااا
bersama sejauh mana kita melakukan amalan kita sesuai اااااا ااااااا اااااااااا
dengan ilmu yang kita miliki, jika belum sesuai dengan ااااااااااا ااااااااااا
ilmunya maka mari kita tambah lagi belajarnya. Sebagai اااااااااا اااااا اااااااااا
penutup pada khutbah ini mari kita memanjatkan do’a ااااااا اااااااا ااااااااا اااااااا
kepada Allah agar kita istiqomah untuk meningkatkan ااااااااا ااااااااااا
ilmu kita dan mendapatkan kemudahan dalam ااااااااا ااا اااااااا ااااااا
mengarungi kehidupan dunia sebagai tempat menyiapkan اااااااا ااااا ااااااااااا اااااااا
bekal akhirat. .ااااااا ااااااا ااااااا
اااااااا ااااااا اااا اااااااااااا ااااا ااااااا ااااااااااا
ااااا اااااا ,ااااااااااا ااااااااااااا
ااااااااا اااااااااا اااااااااا
ااااااااااااا ااااا ااااااا
ااااااااااا ااااا ااااا ااااااااا
ااااا ااااااااا ااا ااااااا
ااااااااااااا ااااا ااااااااا
.ا اااااااااااااا ااا ااااااا
ااااااااا ااااا ااااااااا ااااااا Jama’ah Jum’at rahimakumullah
ااا ااااااااا ااااا ااااااااا ااااا Al Qur’an, seperti diketahui adalah diturunkan di muka
ااا ااااااا ااااااااااااا bumi ini, tepatnya di negara Arab 14 abad silam, saat
اااااااا ااااااا اااااااااااااا mana di negara-negara tersebut begitu berkecamuknya
اااااااا. pola pemikiran dan gaya hidup kebanyakan orang
ااااااا ااااااااااا seorang yang bernuansakan kejahiliyahan, baik dalam
اااااااااااااااا ااااااااااااااااا hubungan dengan sesama manusia, maupun hubungan
ااااااااااااااااا اااااااااااااااا dengan Tuhan.
اااااااا اااااااااااا
ااااااااااااااا ااااااا اااااااا Mereka melakukan penyembahan-penyembahan terhadap
,ااااااااااا اااااااا اااااااا benda/makhluk yang dianggap bisa mendatangkan
ااااا ااااااا اااااااا manfaat serta diyakini bisa menghindarkan dari
ااااااااا اااااااااااااااا kemudharatan atau malapetaka. Seperti berhala,
ااااا ااااااااااااا اااااااااا matahari, bulan, binatang serta benda atau makhluk yang
اااااا اااااااااا ااا اااااااا lainnya. Di samping itu secara rutin mereka juga
اااااااا ااااااا ااااااااااا mengadakan upacara atau acara ritual, misal mencari air
ااااااا ااااااا اااااااا antara bulan Rajab dan Ramadlan, yang kemudian
اااااااا ااااااااا اااااااااا ااااا dikenal sebagai upacara ritual atau peribadatan – nisfu
ااااا اااااااا ااااا ااااااااااااا Sa’ban – Mengapa hal itu dilakukannya? Mereka
َاااااااااااا اااا اااااااااااا bermaksud mendatangkan air hujan, karena pada bulan-
bulan itu di negara tersebut udara sangat panas, terjadi Lalu bagaimana untuk meraih kemurnian akidah serta
kekeringan dimana-mana. mengamalkan akhlak yang baik di tengah masyarakat
sebagai sarana untuk meraih kebahagiaan hidup di negeri
Sayangngya, acara-acara yang tidak berdasar syar’i ini akhirat? Baiklah dalam format ini Khatib petikan sebuah
kini masih dilestarikan oleh sebagian ihwan Muslim kita, firman Allah SwT dalam Al-Qur’an yang barangkali bisa
yaitu mengadakan serangkaian acara atau peribadatan digunakan sebagai rujukan, sebagaimana ditegaskan-
guna menyongsong nisfu Sya’ban. Nya:
Al Qur’an telah diturunkan ke bumi ini, maka bagi Katakanlah: “Sesungguhnya aku (Muhammad) ini hanya
seseorang yang mengaku dirinya Muslim harus meyakini seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan
kebenarannya. Firman Allah SwT sebagai tersurat dan kepadaku; Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
tersirat dalam Al-Qur’an adalah benar-benar sebagai Tuhan Yang Esa,” Barangsiapa mengharap perjumpaan
penerang serta sebagai satu-satunya solusi yang tepat, dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan
benar/hak untuk membebaskan pemikiran serta akhlak amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan
manusia dari belenggu kejahiliyahan untuk menuju seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (Q.s. Al-
kepada pemapanan pemikiran dan kehidupan serta Kahfi [18]: 110).
pemantapan keyakinan menuju pemahaman akidah yang Apabila kita kaji maka ayat di atas memberikan petunjuk
murni, yaitu mentauhidkan Tuhan Allah SwT. kepada manusia bahwa Tuhan yang disembah itu
hanyalah Allah SwT. Di samping itu kepada siapa saja
Mungkin timbul suatu pertanyaan, benarkah dengan yang ingin berjumpa dengan Allah SwT, agar
diturunkannya Al-Qur’an, apakah orang seorang sudah mengerjakan amal-amal shalih, serta manusia dilarang
terbebas dari nuansa kejahiliyahan? Jawabannya, belum untuk mempersekutukan seorang-pun dengan Allah SwT.
semua! Mengapa begitu? Karena sebagian besar manusia
masih suka serta mencintai dan menggemari Jama’ah Jum’at rahimakumullah
kejahiliyahan! Lalu bagaimana pelaksanaannya dengan kontek mencari
kebahagiaan uhrawi. Dalam kasus Ini, maka yang benar-
Jama’ah Jum’at rahimakumullah benar perlu disadari, bahwa “muara baku”-nya adalah
Menurut akal fitrah, bahwa nuansa kejahiliyahan ini bisa terletak pada masalah akidah. Di sini peranan akhlak yang
diatasi dengan berpegang kepada keyakinan, serta akhlak baik yang konsisten adalah memegang kunci utama. Oleh
yang baik, yang mapan. Sedang akhlak yang baik itu bisa karenanya apabila terjadi kecacatan pada akhlak akan
dimiliki seseorang manakala pemikiran serta polahtingkah menjadikan pemahaman tentang ke-Esaan Allah bisa
kehidupannya selalu berpedoman kepada Al-Qur’an serta terganggu, bisa eror, dan bisa tidak murni. Dan apabila
sunnah Rasul yang shahih. Sebab banyak ditengarai, terkondisi yang demikian, maka ujung-ujungnya usaha
apabila mengambil sarana di luar Al-Qur’an serta di luar meraih kebahagiaan negeri akhirat bakal tidak tercapai
sunnah Rasul saw, tidak jarang akan menjadikan akhlak bahkan sebaliknya manusia akan memetik ulahnya itu
eror dan iman selalu goyah. dalam kesengsaraan yang panjang yang tiada taranya.
Sebagai gambaran yang simple tentang ke-eroran akhlak “Dan di antara manusia ada orangyang menyembah Allah
dalam masalah akidah, misal: Memohon keselamatan dengan berada di tepi (tidak penuh keyakinan); maka jika
dengan memberi sesaji/sesembahan kepada yang ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu,
dianggap sebagai “penunggu/baureksa” dan jika ia ditimpa suatu bencana, berbaliklah ia ke
perempatan/pertigaan jalan, jembatan, bumi, gunung, laut belakang (kembali melakukan kekufuran/kemusyrikan).
serta sesaji kepada macam-macam benda/makhluk; keris, Rugilah ia di dunia dan di akhirat…..,”. (Q.s. Al-Haj [22]:
patung, pepohonan, juga binatang. Serta 11).
mengkeramatkan kuburan seseorang yang dianggap َآن فِ ْي لَكُ ْم َو ِل ْي هللاُ با َ َرك ِ ت مِنَ فِ ْي ِه بِ َما إِيَّاكُ ْم َو نَفَعَن ِْي َو العَظِ ي ِْم ْالقُ ْر ِ ال ِذِّ ْك ِر َو اْليَا
shalih dsb. Perbuatan semacam ini apabila dilakukan oleh الرحِ ْي ُم ْالغَفُ ْو ُر ه َُو إِنَّهُ ت ََِل َوتَهُ مِ ْنكُ ْم َو ِمنِّ ْي هللاُ تَقَبَّلَ َو ال َح ِكي ِْم
ْ َّ
seorang Muslim, secara sadar atau tidak sadar ia telah
mencampur-baurkan antara pemahaman yang hak dan Khutbah Kedua
yang batil. Yang berarti telah terjadi kekacauan pada ع َلى إِ ََّّل عُد َْوانَ ََّل َو ل ِْل ُمت َّ ِقي ِْن ْالعَا ِقبَةُ َو العَالَ ِم ْينَ َربِّ ِ هللِ ال َح ْم ُدَ َظالِمِ يْن َّ ال, أن أ َ ْش َه ُد ْ َّل
akhlak. Ia sudah terperangkap kepada perbuatan syirik, َلَهُ ش َِريكَ ََّل َو ْح َدهُ هللاُ إَّل إلَه، أن َوأ ْش َه ُد َ َ و َرسُ ْولُه.
َّ ع ْب ُدهُ ُم َح َّمدًا َ ْال ُم ْس ِل ُم ْونَ أيُّ َها فَيَا
َ
yaitu menyembah kepada selain Allah SwT. ِ ال ُمتَّقُ ْونَ فَازَ فَقَ ْد هللاِ بِتَ ْق َوى إِيَّاكُ ْم َو أ ُ ْو,
ص ْينِ ْي ْ ُم ْس ِل ُم ْونَ أ َ ْنت ُ ْم َو إِ ََّّل ت َ ُم ْوت ُ َّن ََّل َو.
ت ل ِْل ُمؤْ ِمنِينَ ا ْغف ِْر اللَّ ُه َّمت َو ْال ُم ْس ِلمِينَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا ِ ت َو ِم ْن ُه ْم اۡل َ ْح َياءِ َو ْال ُم ْس ِل َما ِ
ْاۡل َ ْم َوا ِ
س ِم ْي ٌع ِإنَّكَ
ْب قَ ِريْبٌ َ ت ُم ِجي ُ ِف َب ْي ِن ِه ْم ذَاتَ أَصْ ِل ْح اللِّ ُه َّم .ال َدع َْوا ِ قُلُ ْو ِب ِه ْم َبيْنَ َوأَلِّ ْ
ُ
اْل ْي َمانَ قُل ْوبِ ِه ْم ف ِْي َواجْ عَ ْل علَ ْي ِه ْم أ َ ْنعَ ْمتَ الَتِي نِ ْع َمتَكَ يَ ْشكُ ُر ْوا أ ْن َوأ ْو ِز ْع ُه ْم َوالحِ ْك َمةَ ِ
ْ َ َ َ .
ِف اللَّ ُه َّم مِنَ َونَ ِ ِّجنَا ،الس َََّل ِم سُبُ َل َوا ْه ِدنَا ،بَ ْينِنَا َذاتَ َوأَصْ ِل ْح ،قُلُ ْوبِنَا بَيْنَ أ َ ِّل ْ
ت ُ ُ
ش َو َج ِنِّ ْبنَا ،النُّ ْو ِر ِإلَى الظل َما ِ ظ َه َر َما الف ََواحِ َ طنَ َو َما ِم ْن َها َار ْك ،بَ َ ف ْي لَنَا َوبَ ِ
َ
ارنَا ،أ ْس َما ِعنَا ص ِ ،وأ ْب ََ ُ
اجنَا َ ،وقُل ْوبِنَا َ َ
علَ ْينَا َوتُبْ َ ،وذُ ِ ِّريَّاتِنَا َ ،وأ ْز َو ِ اب أ َ ْنتَ ِإنَّكَ َ الت َّ َّو ُ
الرحِ ْي ُم َّ ، َا
ن ْ
ل ع ج او
ِ ْنَ َ ْ َ ي ِر ك َا
ش تم ع نل ، ي نْ ثم
ِ ِ َ ِ َ ُ ِ ْنَ ِ ِ ْ َ ِكَاه ب ، اه ي
ْ لبا َ ق ، اه م تَ
َع َل ْينَا َ َّ َ
َ أو
ص ْر اللَّ ُه َّم
ص َر َم ْن ا ْن ُِو ال ِكف ِِرةِ َوا ْهلِكِ ,ال ُم ْس ِل ِميْنَ َخذَ َل َم ْن ا ْخذُ ْل َو ،ال ِ ِّديِنَ نَ َ
صابِ ِريْنَ مِنَ َوا ْج َع ْلنَا ,ال ِ ِّدي ِْن أ َ ْع َدا َء أ َ ْع َدا َءكَ ,ال ُم ْش ِر ِكيْنَ
ال ُم ْفلِحِ يْنَ مِنَ ا ْج َع ْلنَا َو ,ال َّ
ّللا اتَّقُوا َٰا َمنُوا الَّ ِذيْنَ َٰيٓاَيُّ َها ُ س َو ْلت َ ْن
َ ٰ ظ ْر ٌ ت َّما نَ ْف
ْ ّللا َواتَّقُوا ِلغَ ٍد قَ َّد َم
َ ٰ ّللا ا َِّن
َٰ Setelah bermuhasabah dan bermujahadah, selanjutnya kita
ت ْع َمل ْونَ بِ َما َ َخبِي ٌْر ُ َ bisa melakukan muraqabah kepada Allah. Muraqabah
adalah upaya kita mendekatkan diri kepada Allah swt.
Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah Upaya kita untuk dekat dengan Allah ini akan
kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan memunculkan keyakinan di dalam hati bahwa kita selalu
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok, dan dilihat dan diawasi oleh Allah swt. Ketika Allah senantiasa
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti mengawasi kita, maka akan muncul rasa takut untuk
terhadap apa yang kamu kerjakan." melakukan segala hal yang dilarang oleh Allah swt.
Rasulullah saw bersabda:
Setelah melakukan muhasabah, selanjutnya kita
melakukan mujahadah yakni bersungguh-sungguh dalam ّللا ت َ ْعبـــ ُ َد أ َ ْن
َ َّ ََي َراكَ فَإِنَّهُ ت ََراهُ تَكُ ْن لَ ْم فَإ ِ ْن ت ََراهُ َكأَنَّــك
berjuang untuk mempertahankan tren positif ibadah bulan
Ramadhan. Di bulan Syawal ini, kita harus tancapkan tekad Artinya: “Hendaknya engkau menyembah Allah seakan-
untuk terus melestarikan kebiasaan-kebiasaan positif akan engkau melihat-Nya, sebab meski engkau tidak
selama Ramadhan. Perjuangan ini tentu akan banyak melihat-Nya, Dia melihatmu...”
menghadapi tantangan, baik dari lingkungan sekitar kita
maupun dari diri kita sendiri. Oleh karenanya, kita harus Semakin kuat tekad kita untuk bermuraqabah, maka
memiliki tekad kuat dan benar agar hambatan dan secara otomatis akan menjadikan kita sadar bahwa kita
tantangan yang bisa mengendurkan semangat ibadah kita sangat lemah dan miskin amal ibadah sehingga akan
ini bisa kita kalahkan. muncul kesadaran untuk terus melipatgandakan ibadah
dan kebaikan kita sebagai wujud penghambaan kepada
Allah telah memberikan motivasi pada orang yang Allah.
bersungguh-sungguh dalam berjuang sebagaimana
firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 69:
َسبُلَنَا لَنَ ْه ِد َينَّ ُه ْم ِف ْينَا َجا َهد ُْوا َوالَّ ِذيْن َ ٰ ْال ُمحْ ِس ِنيْنَ لَ َم َع
ُ ّللا َوا َِّن Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh- Itulah beberapa upaya yang bisa kita lakukan agar di bulan
sungguh) untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan Syawal ini kita masih bisa terus memaksimalkan kualitas
dan kuantitas ibadah serta semangat dalam menjalankan
perintah beribadah kepada Allah swt. Semoga kita bisa
melakukan Muhasabah, Mujahadah, dan Muraqabah ini
sehingga hari ini akan lebih baik dari hari kemarin dan hari
esok lebih baik dari hari ini. Amin.
Khutbah II
Hadirin jama’ah jumat rakhimakumullah
Tiada kata yang paling pantas kita senandungkan pada hari yang
berbahagia ini melainkan kata-kata syukur kepada Allah SWT yang
telah mencurahkan dan mencucurkan berbagai kenikmatan kepada kita
semua, sehingga kita semua dapat berkumpul dalam majelis ini dalam
keadaan sehat wal ‘afiyat. Dan marilah kita merealisasikan rasa syukur
kita dengan menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhi segala
larangan-larangan-Nya.
س َع َٰى ت ََولَّ َٰى َو ِإذَا ِ ث َويُ ْهلِكَ فِي َها ِليُ ْف ِس َد ْٱۡل َ ْر
َ ض فِى َ َ َوٱلنَّ ْس َل ْٱل َح ْر
َّ سا َد ي ُِحبُّ ََّل َو
ُٱَّلل َ َْٱلف
“Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi
untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-
tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai
kebinasaan.“ )Q.S. Al-Baqarah: 205)
ُُ
ُُ ُ
ُُ ُ
ُ ُُُ
Dan sebaliknya manusia yang mentaati perintah Allah SWT dan rasul-
Nya serta menjauhi segala larangannya, akan ditempatkan pada
tempat yang paling indah yakni surga yang didalamnya penuh dengan Kedua, kita harus menggunakan karunia badan yang masih sempurna
kenikmatan-kenikmatan yang abadi. ini dengan menggunakannya sesuai dengan fungsi dan kegunaannya,
karena Allah SWT akan meminta pertanggung jawabannya di akhirat
Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah. kelak.
Lalu bagaimana kita meraih kedudukan Ahsani taqwim dan menjauhi ُُ ُ ُ ُ
dengan sejauh-jauhnya Asfala safilin? ُُ ُ ُ
ُُ
Pertama, kita harus mensyukuri karunia Allah SWT yang berupa dua
ُُ
mata, dua telinga, dua tangan, dan dua kaki yang masih sempurna ini
dengan syukur yang sebenar-benarnya. ُُ ُ
ُ ُُ
ُُ ُ
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
ُُ pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
ُُ dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya”. (QS.
ُ Al-Isra’: 36)
ُُ ُ
ُُُُ Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.
“Katakanlah: “Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi Dari ayat di atas kita dapat mengambil hikmahnya, bahwa semua
kamu pendengaran, penglihatan dan hati”. (tetapi) Amat sedikit kamu tindakan yang kita lakukan baik itu dari mata, telinga, tangan, dan kaki
bersyukur.” (QS. Al-Mulk: 23) semuanya akan di mintai pertanggung jawabannya. Maka jangan
sampai tangan yang seharusnya kita gunakan untuk membantu serta
Dan Allah SWT juga berfirman: memberikan sedekah kepada orang yang membutuhkan, malah kita
gunakan untuk menganiaya, menyiksa, bahkan membunuh orang lain
ُُ ُ hanya karena hal yang sepele. Dan jangan sampai tangan yang kita
ُُ miliki ini kita biarkan untuk mengurangi timbangan, mengurangi yang
seharusnya menjadi hak orang lain, lebih-lebih korupsi yang sangat-
ُُ ُ
sangat merugikan orang lain.
ُُ ُ
ُ ُُ Begitu juga dengan mata, jangan sampai kita biarkan mata kita melihat
hal-hal yang di larang oleh agama bahkan hal-hal yang jelas-jelas di
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya laknat oleh Allah SWT. Begitu juga telinga mulut dan kaki, jangan
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, sampai telinga dan mulut kita, kita gunakan untuk mendengar dan
dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku mengucapkan hal-hal yang tidak sewajarnya, tetapi marilah kita
sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7) gunakan mulut dan telinga ini dengan memperbanyak membaca al-
qur’an, berzikir kepada Allah SWT serta membaca kalimat-kalimat
Thoyyibah. Karena tangan, kaki, serta mulut kita ini akan menjadi saksi darah, manakala ia baik maka baiklah seluruhnya tapi manakala ia
di akhirat kelak. buruk maka buruklah seluruhnya, ia adalah hati” (HR. Muslim).
ُُ
ُُ
ُ Allah SWT juga berfirman di dalam surat Al-Isra’ ayat 36
ُُ
ُُ ُ ُ ُ
ُُ
ُُ ُ ُ
ُُ
ُُ
ُ ُ
ُُ
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami ُُ ُ
tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa ُ ُُ
yang dulu mereka usahakan”. (QS. Yasin: 65)
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
Ketiga, dengan bertambah besarnya seseorang, dari mulai kecil hingga pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan
ia menginjak masa muda inilah, yang seharusnya diperhatikan oleh dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.
semua orang. Ada pepatah mengatakan ‘muda foya-foya, tua kaya
raya, mati masuk surga’, pepatah ini sangat salah dan keliru, tidak Kelima, mari kita gunakan agama Islam ini, sebagai ruh utama bagi
mungkin seseorang yang tanpa berusaha payah ketika masa mudanya kita. Segala apa yang kita kerjakan dan lakukan hendaklah sesuai
dengan banyak menggali ilmu agama, begitu saja masuk surga. dengan tuntunan dan ajaran agama Islam. Karena agama Islam inilah
satu-satunya agama yang diridhoi oleh Allah SWT. Allah SWT
Mustahil sungguh-sungguh mustahil, nabi Muhammad SAW saja orang berfirman di dalam surat Ali-Imran ayat 19. Yang berbunyi:
yang kita kenal sebagai orang yang nomor satu dalam agama, ketika
hendak wafatnya beliau merasakan sakaratul maut yang benar-benar ُُ ُ
menyakitkan. Oleh karena itu, mari kita gunakan masa-masa emas ini ُُ ُ ُ
yakni masa-masa muda ini dengan banyak menuntut ilmu agama dan ُُ
pastinya tidak begitu saja mengabaikan kehidupan dunia ini. ُُ ُ
ُُ ُ
Hadirin jama’ah jumat rahimakumullah.
ُُ
Keempat, mari kita gunakan hati dan fikiran ini sebagai anugrah ُُ ُ
terbesar yang di berikan oleh Allah SWT kepada kita dengan sebaik- ُُ ُ
baiknya. Hati inilah yang menjadi motor atau penggerak bagi seluruh ُُ ُ ُ
anggota tubuh kita, hati ini pula yang menjadi raja bagi seluruh anggota ُ ُُ
tubuh kita ini, sebagaimana termaktub dalam hadits Rasulullah SAW
yang artinya “Sesungguhnya dalam tubuh manusia ada segumpal
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah SWT hanyalah
Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali
sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian
(yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-
ayat Allah SWT maka sesungguhnya Allah SWT sangat cepat hisab-
Nya.”
ُُ
ُُ
ُُ ُ ُ
ُُ ُ
ُُُ
Bapak/ibu guru, para orang tua siswa kelas XII, serta Ibu, Bapak, serta anak – anakku yang saya banggakan
para tamu undangan, kami mengucapkan terima kasih atas Seperti ungkapan yang sudah sering kita dengar
kehadiran dan dukungan atas acara perpisahan sekolah ini “dimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan”. Tiga tahun
sehingga dalam waktu yang relatif singkat acara perpisahan yang lalu kita bertemu di tempat ini, dan di tempat inilah kita
siswa-siswi tahun ajaran 2017/2018 ini dapat terlaksanakan. berpisah. Kami mohon maaf apabila selama ini ada hal-hal
Pada kesempatan ini, saya selaku kepala sekolah yang kurang berkenan. Saya ucapkan selamat sekali lagi untuk
mengucapkan selamat kepada siswa – siswi kelas XII yang kini anak-anakku yang telah menyelesaikan pendidikannya di
telah lulus dalam kegiatan pembelajaran selama tiga tahun di tingkat SMA ini, saya harap kalian semua akan menjadi orang
sekolah kita tercinta SMA MUH PACITAN. yang sukses di masa depan.
Anak - anakku yang saya banggakan, Sekian sambutan dari saya, terima kasih atas
Tak terasa tiga tahun telah berlalu, dari awal kalian perhatiannya.
masuk dan menuntut ilmu di sekolah ini, hingga pada saat ini
kalian semua lulus 100% dengan nilai yang memuaskan. Bapak Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
sangat bangga, berat rasanya melepas kalian. Tetapi itu
merupakan salah satu kewajiban bpk melepas kalian untuk
dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
untuk meraih cita-cita dan kesuksesan.
Jamaah Jum’at rahimatullah! Artinya: Ketahuilah bahwa amalan yang paling dicintai
oleh Allah adalah amalan yang kontinu (ajeg) walaupun
QS: an-Nisa (4): 36 sedikit.
Sementara ibadah yang shahih adalah ibadah yang
dalam pelaksanaanya benar dan sesuai dengan contoh
dari Rasulullah saw.
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu Khutbah kedua
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat
dan dia banyak menyebut Allah