Anda di halaman 1dari 2

BISMILLAHI RAHMANI RAHIM..

Alhamdulillahilladzi an'amanaa bini'matil iimaan


walislaam. Wanusholii wanusalimu 'alaa khoril anam,
sayyidinaa muhammadin wa'alaa alihi wasohbihi
ajma'iina amabadu.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat yang tidak ada putusnya kepada kita semua.
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umat ini dari kegelapan menuju
risalah kebenaran yang terang benderang.

Tak terasa, hari ini kita telah berada pada hari ke 4 bulan Ramadhan yang
penuh kemuliaan. Bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih utama
dari 1000 bulan. Ini menjadi salah waktu dilaksanakannya ibadah paling
agung, yakni puasa Ramadhan.
Kita meyakini dengan sepenuh hati bahwa Ramadhan adalah bulan penuh
keberkahan. Di bulan nan indah ini kita diperintahkan untuk melaksanakan
ibadah puasa. Ibadah ini menjadi spesial karena menjadi jalur langsung
antara seorang hamba dengan Rabb-Nya.
Ibadah puasa langsung dinilai oleh Allah Sang Maha Kuasa. Rasulullah
SAW meriwayatkan firman Allah dalam hadits Qudsi yang artinya:
“Setiap amal manusia, adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya
(puasa) itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya.” (HR. Ahmad
dan Muslim)

Pada kesempatan ini, izinkan saya untuk memaparkan ulang


keutamaan puasa yang dihimpun dari berbagai sumber.

Pertama, puasa sebagai penghapus dosa-dosa.


Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan
Ramadhan, karena penuh keimanan dan mengharap ridha Allah maka
dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Dari Hadits ini menunjukkan bahwa jika kita berpuasa dengan keimanan
yang penuh, ikhlas, dan mengharapkan ganjaran dari Allah, maka dosa-
dosa akan diampuni.
Kedua, puasa adalah perisai (penghalang).
Dalam hadits Imam Ahmad disebutkan bahwa, “Puasa itu perisai atau
(penghalang), yang akan menghalangi seorang hamba dari api neraka.”
Kemudian hadits ini dikuatkan oleh hadits Imam Nasa’i, “Puasa itu
penghalang, selagi tidak dirusak.”
Dari kedua hadits tersebut dapat kita simpulkan bahwa puasa yang kita
lakukan, selagi tidak dirusak, maka akan menjadi penghalang dan (perisai)
dari api neraka kelak. Adapun hal-hal yang merusak puasa seperti berdusta,
menggunjing, memfitnah, dan kemaksiatan dan lain sebagainya. Karenanya,
sebaiknya kita menjaga puasa agar tetap bermakna dengan selalu
meningkatkan ketaqwaan, ketaatan dan selalu berusaha mendekatkan diri
dengan sang pencipta dengan meningkatkan ibadah kita dan menjauho
larangan larangannya.

Dan puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum. Lebih tepatnya
menahan diri dari hawa nafsu, baik itu menjaga perkataan, penglihatan,
pendengaran dan tingkah laku. Nafsu itu sendiri bika dituruti terus menerus oleh
seseorang, berarti orang tersebut sudah kalah dari perang melawan nafsunya
sendiri. Naudzubillah Min Dzalik
Kesimpulannya: Pada dasarnya sesuatu yang dijalani dengan ikhlas dan hati
yang lapang akan diberikan kemudahan dan keberkahan dari setiap langkah kita
oleh Allah SWT. Semoga kita semua dapat menjalani puasa dengan ikhlas dan
sanggup untuk sampai ke tujuan hakiki bulan puasa, aamiin aamiin ya rabbal
alamin..

Demikianlah, dua dari banyak keutamaan puasa yang dapat saya


sampaikan pada kesempatan pagi hari ini. Semoga menjadi motivasi bagi
kita untuk menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya.

Allohumma ainna ‘ala dzikrika wasyukrika wahusni ibadik.


Aamin ya robbal alamin.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai