Anda di halaman 1dari 36

Kisi-Kisi UAS PKN

12 MIPA 2

SMAN 2 PADANG
PANJANG
TP. 2022/2023
NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KERANGKA PELANGGARAN PEMERINTAHAN
NEGARA
A. Sistem Pembagian kekuasaan NKRI
1. Macam-macam Kekuasaan Negara
a. John Loce
1. Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan membuat dan membentuk UU
2. kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan UU, termasuk mengadili
setiap pelanggaran terhadap UU
3. Kekuasaan federatif adalah kekuasaan untuk melaksanakan hubungan luar negeri.

b. Montesquieu
Mengemukakan gagasannya tentang pembagian kekuasaan negara yang disebut Trias Political
1. Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan membuat peraturan dan undang-undang.
2. Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan melaksanakan atau menjalankan UU
3. Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan yang mengawasi jalannya pelaksanaan peraturan
perundang-undangan dan mengadili pelanggaran UU

2. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia


Pembagian kekuasaan di Indonesia digolongkan menjadi dua yaitu pembagian kekuasaan
secara horizontal dan pembagian kekuasaan secara vertikal.
a. Pembagian Kekuasaan Secara Horizontal
 Kekuasaan Konstitutif (MPR)
Adalah kekuasaan untuk mengubah dan menetapkan UU (pasal 3 ayat (1) UUD
NRI Tahun 1945)
 Kekuasaan Eksekutif (Presiden)
Adalah kekuasaan menjalankan UU dan penyelenggaraan pemerintahan
negara (pasal 4 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)
 Kekuasaan Legislatif (DPR)
Adalah kekuasaan membentuk undang-undang (pasal 20 ayat (1) UUD NRI
Tahun 1945). DPR berwenang membuat UU berdasarkan aspirasi rakyat.
 Kekuasaan Yudikatif ( MA dan MK)
Adalah kekuasaan menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan ( pasal 24 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945)
 Kekuasaan Eksaminatif / Inspektif ( BPK)
Adalah Kekuasaan yang berhubungan dengan penyelenggaraan atas
pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara ( pasal 23E ayat (1)
UUD NRI Tahun 1945). BPK bersifat bebas dan mandiri.
 Kekuasaan Moneter (BI selaku bank sentral)
Adalah Kekuasaan untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta memelihara
kestabilan nilai rupiah (pasal 23D UUD NRI Tahun 1945)

b. Pembagian Kekuasaan Secara Vertikal


 Yaitu pembagian kekuasaan yang dilakukan berdasarkan tingkat
pemerintahannya atau pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat
(nasional) dan satuan pemerintahan yang lebih rendah (pemerintah daerah).

B. Kedudukan dan Fungsi Kementerian Negara Republik Indonesiadan Lembaga Pemerintah Non
Kementerian
Kewenangan Presiden Republik Indonesia Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Tahun 1945
Kewenangan Presiden Republik Indonesia Kewenangan Presiden Republik Indonesia
sebagai Kepala Negara sebagai Kepala Pemerintahan
a. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas a. Memegang kekuasaan pemerintahan (Pasal
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan 4 Ayat 1)
Udara (Pasal 10)
b. Mengajukan Rancangan Undang Undang
b. Menyatakan perang. membuat perdamaian kepada DPR (Pasal 5 Ayat)
dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 1) e. Menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5
ayat 2)
c. Membuat perjanjian. internasional lainnya
dengan persetujuan DPR (Pasal 11 Ayat 2) d. Membentuk suatu dewan pertimbangan
yang bertugas memberikan nasihat dan
d. Menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12) pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)

e. Mengangkat duta dan konsul. Dalam e. Mengangkat dan memberhentikan Menteri-


mengangkat duta, Presiden memperhatikan Menteri (Pasal 17 Ayat 2)
pertimbangan DPR (Pasal 13 Ayat 1 dan 2)
f. Membahas dan memberi persetujuan atas
f. Menerima penempatan duta negara lain RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU
dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 20 Ayat 2 dan 4)
(Pasal 13 Ayat 3)
g. Menetapkan peraturan pemerintahsebagai
g. Memberi grasi, rehabilitasi, dengan pengganti Undang-Undang dalam kegentingan
memperhatikan. pertimbangan Mahkamah yang memaksa (Pasal 22 Ayat 1)
Agung (Pasal 14 Ayat 1)
h. Mengajukan RUU APBN untuk dibahas
h. Memberi amnesti dan abolisi dengan bersama DPR dengan memperhatikan
memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14 pertimbangan DPD (Pasal 23 Ayat 2)
Ayat 2) i. Meresmikan keanggotaan BPK yang dipilih
DPR dengan memperhatikan pertimbangan
i. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda DPD (Pasal 23 F Ayat 1)
kehormatan yang diatur dengan Undang-
Undang (Pasal 15) j. Menetapkan Hakim Agung dari calon yang
diusulkan Komisi Yudisial dan disetujui DPR
(Pasal 24 A Ayat 3)

k. Mengangkat dan memberhentikan anggota


Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR (Pasal
24 B Ayat 3)

l. Mengajukan tiga orang calon hakim


konstitusi dan menetapkan sembilan orang
Hakim Konstitusi (Pasal 24 C Ayat 3)

Keberadaan Kementrian Negara Republik Indonesia diatur secara tegas dalam Pasal 17 UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan:
(1) Presiden dibantu oleh menterimenteri negara.
(2) Menterimenteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam Undang-Undang.

Klarifikasi Kementrian Negara Republik Indonesia


Kementerian Negara Republik Indonesia dapat diklasifikasikan berdasarkan urusan pemerintahan yang
ditanganinya.
a. Kementerian Yang Menangani Urusan Pemerintahan Yang Nomenklatur:
1) Kementerian Dalam Negeri
2) Kementerian Luar Negeri
3) Kementerian Pertahanan
b. Kementerian Yang Menangani Urusan Pemerintahan Yang Ruang Lingkupnya Disebutkan Dalam UUD
Tahun 1945:
1) Kementerian Agama
2) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
3) Kementerian Keuangan
4) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaa
5) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
6) Kementerian Kesehatan
7) Kementerian Sosial
8) Kementerian Ketenagakerjaan
9) Kementerian Perindustrian
10) Kementerian Perdagangan
11) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
12) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
13) Kementerian Perhubungan
14) Kementerian Komunikasi dan Informatika
15) Kementerian Pertanian
16) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
17) Kementerian Kelautan dan Perikanan
18) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
19) Kementerian Agraria dan Tata Ruang
c. Kementerian Yang Menangani Urusan Pemerintahan Dalam Rangka Penajaman, Koordinasi, Dan
Sinkronisasi Program Pemerintah
1) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
2) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
3) Kementerian Badan Usaha Milik Negara
4) Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
5) Kementerian Pariwisata
6) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
7) Kementerian Pemuda dan Olahraga
8) Kementerian Sekretariat Negara

Ada juga kementerian koordinator yang bertugas melakukan sinkronisasi dan koordinasi urusan
kementerian-kementerian yang berada di dalam lingkup, tugasnya Kementerian koordinator terdiri
atas beberapa kementerian sebagai berikut:
a. Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan
1) Kementerian Dalam Negeri
2) Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Luar Negeri
3) Kementerian Pertahanan.
4) Kementerian Komunikasi dan Informatika
5) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
b. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
1) Kementerian Keuangan
2) Kementerian Ketenagakerjaan
3) Kementerian Perindustrian
4) Kementerian Perdagangan
5) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
1) 6)Kementerian Pertanian
6) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
7) Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional
8) Kementerian Badan Usaha Milik Negara
9) Kementerian Kocerasi dan Usaha Kecil dan Menengah
c. Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
1) Kementerian Agama
2) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 3) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi 4 Kementerian Kesehatan
6) Kementerian Sosial
7) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
8) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
9) Kementerian Pemuda dan Olahraga
d. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
1) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
2) Kementerian Perhubungan
3) Kementerian Kelautan dan Perikanan
4) Kementerian Pariwisata

3. Lembaga Pemerintah Non Kementerian


Berikut ini Daftar Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang ada di Indonesia, yaitu:
1) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi;
2) Badan Informasi Geospasial (BIG);
3) Badan Intelijen Negara (BIN);
4) Badan Kepegawaian Negara (BKN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi;
5) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), di bawah koordinasi Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
6) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian;
7) Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), di bawah koordinasi Menteri
Riset dan Teknologi;
8) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG);
9) Badan Narkotika Nasional (BNN);
10) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB);
11) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT);
12) Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI);
13) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), di bawah koordinasi Menteri Kesehatan;
14) Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), di bawah koordinasi Menteri Riset dan TeknolBNPT
15) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP);
16) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal), di bawah koordinasi Menteri Lingkungan
Hidup;
17) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), di bawah koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi;
18) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas),di bawah koordinasMenteri
Koordinator Bidang Perekonomian;
19) Badan Pertanahan Nasional (BPN), di bawah koordinasi Menteri Dalam Negeri;
20) Badan Pusat Statistik (BPS), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
21) Badan SAR Nasional (Basarnas);
22) Badan Standardisasi Nasional (BSN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi;
23) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi;
24) Badan Urusan Logistik (Bulog), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
25) Lembaga Administrasi Negara (LAN), di bawah koordinasi Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi;
26) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di bawah koordinasi Menteri Riset dan Teknologi;
27) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas);
28) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP);
29) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), di bawah koordinasi Menteri Riset dan
Teknologi;
30) Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Politik,
Hukum dan, Keamanan;
31) Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), di bawah koordinasiMenteri Pendidikan
dan Kebudayaan

Kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban

Pengertian Hak :
Semua hal yang kita peroleh atau dapatkan.Setiap hak yang diperoleh merupakan akibat dari
dilaksanakannya kewajiban. Dengan kata lain, hak baru bisa diperoleh apabila kewajiban sudah
dilakukan Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang melekat pada diri manusia yang
dibawa sejak lahir merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa
Macam macam Hak asasi manusia :
3. Hak asasi pribadi (personal right) :
 contohnya hak kebebasan untuk bergerak, hak menyatakan pendapat, hak memilih
agama
4. Hak asasi politik (political right)
 Hak untuk memilih dan dipilih
 Hak ikut serta dalam pemerintahan
 Hak mendirikan partai politik

5. Hak asasi persamaan dibidang hukum ( legal equality right )


 Mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan4. Hak asasi
ekonomi (property right)
 Hak untuk menjual atau membeli
 Hak untuk perjanjian kontrak
 Hak sewa menyewa, dan hutnag piutang
 Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan
 Hak asasi sosial budaya ( social and cultural right)
 Hak untuk memilih dan menentukan Pancasila6
 Hak mendapatkan pengajaran
 Hak untuk mengembangkan kebudayaan
 Hak asasi tata cara peradilan dan perlindungan hukum (procedural right)
 Contohnya dalam hal penangkapan, penahanan, pengeledahan, penyitaan
Ciri-ciri HAM
1. Hakiki : hak asasi manusia yang sudah ada sejak lahir
2. Universal : hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status suku bangsa
3. Tidak dapat dicabut : hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan pada orang lain
4. Tidak dapat dibagi : semua orang berhak untuk mendapatkan semua hak ( hak sipil, poltik,
ekonomi, dan sosial budaya)
Hak warga negara merupakan seperangkat hak yang melekat manusia dalam diri dalam kedudukannya
sebagai anggota dari sebuah negara.
Hak warga negara Indonesia ada dua macam, yaitu :
1. Hak konstitusional : hak- hak yang dijamin didalam dan oleh Undang Undang Dasar 1945
2. Hak hukum : timbul berdasarkan jaminan Undang-undang dan peraturan perundangan
dibawahnya
Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.
Kewajiban warga negara adalah Pancasil atau perbuatan yang harus dilakukan oleh Seorang warga
negara sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang- undangan yang berlaku.

Substansi hak dan kewajiban warga Negara dlm Pancasila

Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Pancasila sangat


menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara. Pancasila mengatur hak dan kewajiban setiap
warga negara melalui nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yang terdiri atas :
1. Nilai dasar
2. Nilai instrumental
3. Nilai praksis

1. Hak dan Kewajiban Warga dalam Nilai Dasar Sila-Sila Pancasila


Nilai dasar adalah nilai yang berkaitan dengan hakikat kelima sila pancasila yang bersifat
 Universal sehingga didalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar
 tetap melekat pada kelangsungan hidup bernegara
Hubungan antara hak dan kewajiban warga negara dengan Pancasila
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
 Hak warga negara untuk bebas memeluk agama sesuai dengan
kepercayaannnya serta melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama masing-
masing.
 Kewajiban warga negara
 Membina kerja sama dan tolong menolong dengan pemeluk agama lain sesuai
situasi dan kondisi
 Mengembangkan toleransi antar umat beragama
 Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Hak setiap warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum
 Hak yang sama untuk mendapatkan jaminan dan perlindungan hukum
 Kewajiban warga negara
 Memperlakukan orang lain sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan tuhan Yang Maha Esa
 Mengakui persamaan derjat, hak dan kewajiban setiap manusia tanpa
membedakan suku, keturunan, agama, dan jenis kelamin
 Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, tidak
semena mena terhadap orang lain
 Melakukan kegiatan kemanusiaan
3) Persatuan Indonesia
 Hak setiap warga negara dalam keberagaman
 Hak mengembangkan kebudayaan daerah untuk memperkaya kebudayaan
nasional
 Kewajiban warga negara
 Menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan
 Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
 Mencintai tanah air dan bangsa Indonesia
 Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
IkaMemajukan pergaulabn demi persatuan dan kesatuan bangsa

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan


 Hak : menjamin partisipasi politik warga negara, yang diwujudkan dalam bentuk
kebebasan berpendapat, berorganisasi, berpartisipasi dalam pemilu
 Kewajiban warga negara
 Mengutamakan musyawarah mufakat
 Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
 Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang telah terpilih untuk
melaksanakan musyawarah dalam menjalakan tugas sebaik-baiknya
5) Keadilan Sosial bagi Selurugh Rakyat Indonesia
 Hak : mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh
negara
 Kewajiban warga negara
 Mengembangkan sikap gotong royong dan kekeluargaan
 Tidak melakukan kegiatan yang merugikan kepentingan umum
 Suka bekerja kerasa
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Instrumental Sila Pancasila
Nilai instrumental adalah penjabaran dari nilai dasar yang terkandung dalam pancasila.
Jenis Hak dan Kewajiban warga negara yang diatur dalam UUD tahun 1945
 Hak atas Kewarganegaran
• Pasal 26 ayat (1) yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia Asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara.
• Pasal 26 ayat (2) Yang menjadi penduduk Indonesia adalah warga negara Indonesia dan
orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
Pasal 26 merupakan jaminan atas hak stiap orang untuk mendapatkan status
kewarganegaraannya yang tidak dapat dicabut semena-mena
 Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan
• Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa "Semua warga negara menghadiri kedudukannya
di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan kecualinya".
• Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban dan tidak ada
diskriminasi di antara warga negara
 Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak Bagi Kemanusiaan
• Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan".
 Kemerdekan Memeluk Agama
• Pasal 29 ayat (1) menyatakan bahwa "Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa".
• Ketentuan ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
• Pasal 29 ayat (2) menyatakan "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu",
 Hal ini merupakan hak warga negara atas kebebasan beragama.
 Pertahanan dan Keamanan Negara
 Pertahanan dan keamanan negara dalam UUD NRI Tahun 1945 dinyatakan dalam
bentuk hak dan kewajiban yang dirumuskan dalam Pasal 30 ayat (1) dan (2).
 Pasal 30 ayat (1) menyatakan “tiap-tiap warga negara wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”
 Pasal 30 ayat (2)menyatakan “usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta olah TNI dan POLRI sebagai
kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”
 Pasal 30 ayat 3 “Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut
dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan Negara”.
 Pasal 30 ayat 4 “Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
kemanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi melayani
masyarakat, serta menegakkan hukum.”
 Pasal 30 ayat 5 “Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya syarat-syarat keikutsertaan
warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.”
 Hak Mendapat Pendidikan
 Pasal 31 ayat (1) menyatakan “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan".
 Ketentuan ini merupakan penegasan hak warga negara untuk mendapatkan pendidikan.
 Pasal 31 ayat (2) menyatkan"Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya".
 Pasal ini merupakan penegasan atas kewajiban warga negara untuk mengikuti
pendidikan dasar. Untuk maksud tersebut,
 Pasal 31 ayat (3) menyatakan “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang”
 Kebudayaan Nasional Indonesia
 Pasal 32 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menetapkan bahwa "Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dalam memeliharadan mengembang-kan nilai-nilai budayanya".
 Hal ini merupakan penegasan atas jaminan hak warga negara untuk mengembangkan
nilai-nilai
 Pasal 32 ayat (2), disebutkan “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah
sebagai kekayaan budaya nasional".
 Ketentuan ini merupakan jaminan atas hak warga negara untuk mengembangkan dan
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pergaulan.
 Perekonomian Nasional
 Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 mengatur tentang perekonomian nasional. Pasal 33
terdiri atas lima ayat, yaitu sebagai berikut.
 (1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
 (2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara.
 (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
 (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dan yang menguasai dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
 (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
Ketentuan Pasal 33 ini merupakan jaminan hak warga negara atas usaha perekonomian dan
hak warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.
 Kesejahteraan Sosial
 Masalah kesejahteraan sosial dalam UUD RI Tahun 1945 diatur dalam Pasal 34. Pasal ini
terdiri atas empat ayat, yaitu sebagai berikut :
 (1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
 (2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruah rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
 (3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
 (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
Ketentuan dalam pasal ini memberikan jaminan atas hak warga negara untuk mendapatkan
kesejahteraan sosial yang terdiri atas hak mendapatkan jaminan sosial, hak mendapatkan
jaminan kesehatan, dan hak mendapatkan fasilitas umum yang layak.

3. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
Nilai praksis pada hakikatnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai instrumental. Atau nilai praksis
merupakan realisasi dari ketentuan-ketentuan yang termuat dalam peraturan perundang-undangan
yang terwujud dalam sikap dan tindakan sehari-hari.

KASUS PELANGGARAN HAK DAN PENGINGKARAN KEWAJIBAN


WARGA NEGARA

Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau memperoleh
haknya sebagaimana yang ditetapkan oleh undang-undang. Pelanggaran hak warga negara merupakan
akibat dari adanya pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh warga negara sendiri.
1. Penyebab Terjadinya Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Faktor-faktor Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
 Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
 Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegar
 Sikap tidak toleran
 Penyalahgunaan kekuasaan
 Ketidaktegasan aparat penegak hokum
 Penyalahgunaan teknologi
2. Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara
 Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih terjadi kasus
salah tangkap, (Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945
 Tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih cukup tinggi, (Pasal
27 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945
 merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan, pemerkosaan,
kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya. (Pasal 28A–28J UUD NRI Tahun 1945
menjamin keberadaan Hak Asasi Manusia.
 Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya penyerangan
tempat peribadatan, (Pasal 29 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945
 Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksana secara
sepenuhnya amanat (Pasal 31 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945
 Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku plagiat dalam
membuat sebuah karya dan sebagainya
3. Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Pengingkaran kewajiban warga negara banyak sekali bentuknya, mulai dari sederhana sampai
yang berat, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Membuang sampah sembarangan
2. Melanggar aturan berlalu lintas, misalnya tidak memakai helm, mengemudi tetapi tidak
mempunyai Surat Izin Mengemudi, tidak mematuhi rambu- rambu lalu lintas, berkendara
tetapi tidak membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), dan sebagainya.
3. Merusak fasilitas negara, misalnya mencorat-coret bangunan milik umum, merusak jaringan
telepon.
4. Tidak membayar pajak kepada negara, seperti pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan
bermotor, retribusi parkir dan sebaganya.
5. Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, misalnya mangkir dari
kegiatan siskamling

Hak Asasi Manusia (HAM)

1. Pengertian Hak Asasi Manusia


HAM menurut UUD No. 39 Tahun 1999 ADALAH seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, Pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2. Instrumen HAM
a. Pasal 28A – 28J. (UUD
b. TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998.tentnag Hak Asasi Manusia yang disebut Piagam Ham
Indonesia
c. Undang undang organik :
 UU RI No 5 tahun 1999 tentang konferensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman yang kejam.
 UU RI No 39 tahun 1999 tentang HAM.
 UU RI No 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM.
 UU RI No 11 tahun 2005 tentang konvenan internasional hak sipil dan politik.
 UU RI No 12 tahun 2005 tentang konvenan internasional hak ekonomi dan sosial.
d. Perpu No 1 tahun 1999 tentang pengadilan HAM.
e. Peratuhan Pemerintahan
 PP No.2 tahun 2002 Tentang Tata Cara Perlindungan terhadap korban dan saksi dalam
pelanggaran HAM yang berat.
 PP No. 3 tahun 2002 tentang kompensasi,restitusi,rehabilitasi terhahap korban
Pelanggaran HAM Berat.
f. Ketentuan dan Keputusan presiden (Kepres)
 Kepres No.50 tahun 1993 tentnag pengesahan Komisi Nasional HAM

3. Faktor Pelanggaran HAM


A. Faktor Internal
1. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
Sikap ini menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya dan mengabaikan
kewajibanya. Sikap ini akan menghalalkan segala cara supaya hak nya dapat terpenuhi
meskipun caranya melanggar hak orang lain.
2. Rendahnya kesadaran ham
Hal menyebabkan pelaku pelanggaran HAM berbuat seenaknya.dan seolah tidak tau
bahwa orang lain pun mempunyai hak yang sama yang harus dihormati.
3. Sikap tidak toleran
Sikap ini menyebabkan munculnya saling tidak mengahargai dan tidak menghormati
atas kedudukan atau keberadaan orang lan. Sikap ini pada akhirnya akan mendorong
orang untuk melakukan deskriminasi kepada orang lain.
B. Faktor Eksternal
1. Penyalahgunaan kekuasaan
Seperti contoh para penguasa yang yang tidak memperdulikan hak hak buruhnya yang
jelas melanggar hak asasi manusia.
2. Ketidaktegasan Aparat Penegak hukum
Aparat hukum tidak bertindaktegas terhadap setiap pelanggaran setiap pelanggaran
HAM.selain itu aparat penegak hukum yang bertindak sewenang-wenang juga
termasuk bentuk pelanggaran ham.
3. Penyalahgunan teknologi
Kemajuan teknologi dapat membrikan pengaruh positif dan negatif yang dapat
memicu kejahatan.Penculikan yang berawal dari pertemanan dalam jejaring sosial.
4. Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi
Kesenjangan menggambarkan terjadnya ketidakseimbangan yang mwncolok didalam
kehidupan masyarakat.Pemicunya adalah perbedaan tinkat kekayaan atau jabatan
yang dimiliki.apabila hal tersebut dibiarkan akan menimbulkan terjadinya pelanggaran
ham,misalnya;perbudakan ,pelecehan,perampokn bahkan pembunuhan.

4. KASUS-KASUS PELANGGARAN HAM DALAM PERSPEKTIF PANCASILA


Pelanggaran HAM berat menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000
tentang pengadilan HAM dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Kejahatan Genosida
Setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh
atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara:
a. Membunuh anggota kelompok.
b. Menyebabkan penderitaan fisik dan mental yang parah bagi anggota kelompok.
c. Menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kehancuran fisik.
d. Memaksakan tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalamkelompok.
e. Memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

2. Kejahatan terhadap kemanusiaan


Setiap perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas. Serangan tersebut
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
a. Pembunuhan
b. Perbudakan
c. Pemindahan penduduk secara paksa
d. Perampasan kemerdekaan
e. Penyiksaan
f. Pemerkosaan
g. Penganiayaan
h. Penghilangan orang secara paksa
i. Kejahatan apartheid

5. MACAM-MACAM UPAYA PENEGAKAN HAM DI INDONESIA

1.Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia


Komnas HAM dibentuk pada 7 Juni 1993 melalui Kepres Nomor 50 tahun 1993. Keberadaan
Komnas HAMselanjutnya diatur Undang-Undang RI nomor 39 tahun 1999 pasal 75 sampai dengan pasal
99. Komnas HAM merupakan satu di antara lembaga penegakan HAM mandiri setingkat lembaga negara
lainnya.Fungsi KOMNAS HAM sebagai lembaga pengkajian, penelitian, penyuluhan,pemantauan, dan
mediasi HAM.
Komnas HAM mempunyai wewenang sebagai berikut;
a. Melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah
b. Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi
c. Menyampaikan rekomendasi suatu kasus pelanggaran ham kpd pemerintah dan DPR untuk
ditindak lanjuti.
d. Memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan sengketa di pengadilan.

2. Pembentukan PengadilanHAM
Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2000.
Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang diharapkan dapat
melindungi hak asasi manusia, baik perseorangan maupun masyarakat dan menjadi dasar dalam
penegakan, kepastian hukum, keadilan dan perasaan aman, baik perseorangan maupun masyarakat.
Pengadialan ham bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran ham yang
berat.

Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dalam Kehidupan Berbangsa


dan Bernegara
A. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
1. Memetakan Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia adalah Negara kepulauan. Hal itu ditegaskan dalam pasal 25 A UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Indonesia adalah sebuah negara
kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas batas dan haknya ditetapkan
oleh undang undang.
Kesatuan wilayah Indonesia mencakup:
 Kesatuan politik
 Kesatuan hokum
 Kesatuan sosial budaya
 Kesatuan pertahanan dan keamanan

Sesuai dengan hukum Laut Internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982,
berikut ini gambar pembagian wilayah laut menurut Konvensi Hukum Laut
Wilayah laut Indonesia dapat dibedakan tiga macam:
a) Zona Laut Teritorial
Laut teritorial jarak 12 mil
b) Zona bersebelahan

c) Landas Laut Kontinen


Landas kontinen adalah batas perpanjangan dari benua yang terendam air laut. Baatas
landas kontinen diukur sampaii sedalam 200 meter dari permukaan laut.
a. Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
ZEE adalah wilayah laut sejauh 200 mil Batas Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia
b. Zona bebas
a) Batas Wilayah Indonesia Sebelah Barat
i. Samudra Hindia
ii. Perairan negara india
b) Batas Wilayah Indonesia Sebelah Utara:
i. Malaysia
ii. Singapura
iii. Vietnam
iv. Thailand
v. Filiphina
c) Batas Wilayah Indonesia Sebelah Timur
i. Papua nugini bagian barat
ii. Samudra pasifik
d) Batas Wilayah Indonesia Sebelah Selatan
i. Timor Leste
ii. Perairan Australia
iii. Samudra Hindia
B. Kedududukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
1. Status Warga Negara Indonesia
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Salah satu syarat berdirinya negara adalah adanya rakyat. Tanpa adanya rakyat, negara itu tidak
mungkin terbentuk.
a. Penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal atau
menetap dalam suatu negara. Sedangkan yang bukan penduduk adalah orang yang berada
di suatu wilayah suatu negara dan tidak bertujuan tinggal atau menetap di wilayah negara
tersebut.
b. Warga negara dan bukan warga negara. Warga negara ialah orang yang secara hukum
merupakan anggota dari suatu negara. Sedangkan bukan warga negara disebut orang asing
atau warga negara asing.
c. Rakyat sebagai penghuni negara mempunyai pearanan penting dalam merencanakan,
mengelola dan mewujudkan tujuan negara. Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk
mapun warga negara, secara konstitusional tercantum dalam Pasal 26 UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 3 ayat sebagai berikut:
1) Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2) Penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dalam UU.

2. Asas Asas Kewarganegaraan Indonesia


Asas kewarganegaraan adalah berpikir dalam menentukan masuk tidaknya seseorang dalam
golongan warga negara dari suatu negara tertentu. Dibeadakan menjadi dua :
a. Asas ius sanguinis (asas keturunan), yaitu kewarganegaraan seorang di tentukan
berdasarkan keturunan orang yang bersangkutan. Tanpa memperhatikan dimana anak itu
lahir.
b. Asas ius soli (asas kedaerahan/tempat kelahiran), yaitu kewarganegaraan seseorang
ditentukan berdasarkan tempat kelahirannya. Yang menjai patokan adalah tempat
kelahirannya.

Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaraan di beberapa negara yaitu :


a. Apatride, yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai
kewarganegaraan. Misalnya, seorang keturunan bangsa A yang menganut asas ius soli lahir
di negara B yang menganut asas ius sanguinis. Orang tersebut tidaklah menjadi warga
negara A dan juga tidak dapat menjadi warga negara B.
b. Bipatride, yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarganegaraan
sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Misalnya, seseorang keturunan bangsa B yang
menganut asas ius sanguinis lahir di negara A yang menganut asas ius soli.karena ia
keturunan bangsa B, makai a dianggap sebagai warga negara B. Akan tetapi, negara A juga
menganggap dia warga negaranya berdasarkan tempat kelahirannya.
Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu negara lazim
menggunakan dua stelsel sebagai berikut :
a. Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif untuk
menjadi warga negara (naturalisasi biasa)
b. Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa
melakukan suatu Tindakan hukum tertentu (naturalisasi istimewa).

Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu negara pada dasarnya
mempunyai hal-hal sebagai berikut.
a. Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif)
b. Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif).

Menurut UU RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dalam


penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai berikut.
a. Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan
keturunan, bukan berdasarkan negara tempat dilahirkan.
b. Asas ius soli secara terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai
dengan ketentuan yang diatur UU.
c. Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang.
d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asass yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU.

3. Syarat Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia


Proses permohonan orang bangsa asing untuk menjadi WNI itu dinamakan dengan
pewarganegaraan atau naturalisasi. Permohonan pewarganegaraan dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Naturalisasi Biasa
WNA yang akan mengajukan permohonan kewarganegaraan dengan cara naturalisasi biasa,
harus memenuhi syarat yang tertera dalam Pasal 9 UU RI Nomor 12 Tahun 2006 sebagai
berikut :
• Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara
Republik Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau paling singkat 10
tahun tidak berturut-turut.
• Berusia 18 tahun atau sudah kawin.
• Sehat jasmani dan rohani.
• Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
• Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang dengan
ancaman pidana penjara satu tahun lebih.
• Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda.
• Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
• Membayar uang kewarganegaraan ke kas negara.
b. Naturalisasi Istimewa
Naturalisasi istimewa diberikan sesuai dengan ketentuan Pasal 20 Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006. Naturalisasi Istimewa diberikan kepada orang
asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan
negara, setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Naturalisasi istimewa batal diberikan jika menyebabkan orang asing tersebut
berkewarganegaraan ganda.
Integrasi Nasional
A. Pengertian Integrasi Nasional
Secara Politis
Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan
wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
Secara Antropologis
Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan
yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat.

Pendapat para ahli tentang integrasi.


1. Howard Wriggins
Integrasi bangsa berarti penyatuan bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi suatu
keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang jumlahnya banyak
menjadi satu kesatuan bangsa.
2. Myron Weiner
Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya kedalam satu
kesatuan wilayah, dalam rangka pembentukan suatu identitas nasional. Integrasi biasanya
mengandalkan adanya satu masyarakat yang secara etnis majemuk dan setiap kelompok masyarakat
memiliki bahasa dan sifat-sifat kebudayaan yang berbeda.
3. Dr.Nazaruddin Sjamsuddin
Integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek
kehidupannya, yaitu aspek sosial,politik,ekonomi,dan budaya. Integrasi juga meliputi aspek vertikal dan
horisontal.

Syarat Integrasi
Syarat keberhasilan suatu integrasi disuatu negara adalah sebagai berikut.
A. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan kebutuhan
antara satu dan lainnya.
B. Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
dilestarikan dan dijadikan pedoman.
C. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses integrasi
sosial

Faktor-Faktor Pembentuk Integrasi Nasional


A. Faktor pembentuk integrasi nasional
1) Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah.
2) Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan
semboyan BhinnekaTunggal Ika.
3) Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu dikalangan bangsa indonesia seperti yang
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda.
4) Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan
bangsa Indonesia.
5) Penggunaan bahasa Indonesia.
6) Adanya semangat persatuan dan kesatuan dalam bangsa,bahasa,dan tanah air Indonesia.
7) Adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan yang sama, yaitu Pancasila.
8) Adanya jiwa dan semangat gotong royong,solidaritas,dan toleransi keagamaan yang kuat.
9) Adanya rasa senasib sepenanggungan akibat penderitaan penjajahan.
10) Adanya rasa cinta tanah air dan mencintai produk dalam negeri

B. Faktor penghambat integrasi nasional


1) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen.
2) Kurangnya toleransi antar golongan.
3) Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar.
4) Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan.

Upaya untuk mencapai integrasi nasional dapat dilakukan dengan cara menjaga keselarasan
antar budaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan partisipasi masyarakat
dalam proses integrasi nasional.
Pengertian Bela Negara

UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai bela
negara, sebaiknya kalian memahami terlebih dahulu pengertian bela negara. Menurut penjelasan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Pertahanan Negara,
upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar

Beberapa macam tantangan bela negara


1. Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang dilakukan
secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis. Ancaman militer adalah ancaman yang
menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai memiliki kemampuan yang
membahayakan kedaulatan nasional, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.
Ancaman militer dapat berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Beberapa macam
ancaman dan gangguan pertahanan dan keamanan negeri.
Dari luar negeri
1) Agresi (fenomena yang dapat terjadi dalam berbagai bentuk yg didasari oleh kekecewaan,
mulai dari tindakan yang relatif kecil hingga tindakan yang lebih serius.)
2) Pelanggaran wilayah oleh negara lain
3) Spionase/ mata-mata ( adalah suatu praktik pengintaian atau memata-matai untuk
mengumpulkan informasi mengenai sebuah organisasi atau lembaga yang dianggap rahasia) 4)
Sabotase ( tindakan perusakan yang dilakukan secara terencana, disengaja dan tersembunyi
terhadap peralatan, personel dan aktivitas dari bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang
berada di tengah-tengah masyarakat, kehancuran harus menimbulkan efek psikologis yang
besar.)
5) Aksi teror dari jaringan internasional

Dari dalam negeri


1) Pemberontakan bersenjata
2) Konflik horizontal (terminologi konflik yang terjadi antar individu atau kelompok organisasi
yang memiliki kedudukan yang sama atau setara.)
3) Aksi teror
4) Sabotase ( tindakan perusakan yang dilakukan secara terencana, disengaja dan tersembunyi
terhadap peralatan, personel dan aktivitas dari bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang
berada di tengah-tengah masyarakat, kehancuran harus menimbulkan efek psikologis yang
besar.)
5) Aksi kekerasan yang berbau SARA
6) Gerakan separatis (upaya pemisahan diri untuk membuat negara baru)
7) Pengrusakan lingkungan

Adapun ancaman nonmiliter adalah ancaman yang tidak menggunakan senjata, tetapi jika
dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan
keselamatan segenap bangsa.
2. Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan.
3. Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.
4. Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan
atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
Dasar Hukum Bela Negara
Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara.
a. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan
Rakyat.
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam
Negara RI, diubah oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1988.
d. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
e. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
f. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 Ayat (1)
dan (2) menyatakan “bahwa tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara yang dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh TNI dan kepolisian sebagai komponen utama, dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung”. Ada pula pada Pasal 27 Ayat (3): “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaaan negara”.

Ciri-ciri sishankamrata
 Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan oleh dan untuk
kepentingan seluruh rakyat.
 Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi upaya pertahanan.
 Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara menyebar di seluruh wilayah
NKRI, sesuai dengan kondisi geografis sebagai Negara kepulauan.

ANCAMAN INTEGRASI NASIONAL


Ancaman bagi integrasi nasional tersebut datang dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri
dalam berbagai dimensi kehidupan. Ancaman tersebut biasanya berupa ancaman militer dan non-
militer.
1. Ancaman di Bidang Militer
Ancaman ini dinilai mempunyal kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Kekuatan senjata ini dapat digunakan untuk
melakukan.agresi/invasi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi
teror bersenjata, dan ancaman keamanan laut dan udara.
2. Ancaman Non-Militer
Ancaman non- militer di antaranya dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi dan sosial budaya.
Contoh ancaman non-militer seperti pengaruh gaya hidup (lifestyle) kebarat-baratan, sudah tidak
mencintai budaya sendiri, tidak menggunakan produk dalam negeri, dan sebagainya.

WAWASAN NUSANTARA

PENGERTIAN
1. Menurut Lemhanas Tahun 1999 sebagai berikut.
“Cara pandang dan sikap bangsa untuk mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam
dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional. “
2. Menurut Sumarsono (2005)
Wawasan Nusantara pada dasarnya merupakan cara pandang terhadap bangsa sendiri. Kata
“wawasan” kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah berasal dari kata “wawas” yang berarti
melihat atau memandang
3. Menurut Prof. Wan Usman
"Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya
sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam."
4. Menurut GBHN 1998,
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
A. Hakikat Wawasan Nusantara
Hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan nusantara dalam pengertian cara pandang yang
selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut
berarti bahwa setiap warga masyarakat dan aparatur negara harus berpikir, bersikap, dan
bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.Kita
memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu kesatuan.
B. Asas Wawasan Nusantara
a. Kepentingan yang sama. Ketika menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan
bersama bangsa Indonesia adalah menghadapi penjajah secara fisik dari bangsa lain.
Sekarang, bangsa Indonesia harus menghadapi penjajahan yang berbeda.
b. Keadilan. Kesesuaian pembagian hasil dengan adil, jerih payah, dan kegiatan baik
perorangan, golongan, kelompok maupun daerah.
c. Kejujuran. Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai realita serta ketentuan yang
benar biarpun realita atau ketentuan itu pahit dan kurang enak didengarnya. Demi
kebenaran dan kemajuan bangsa dan negara, hal itu harus dilakukan.
d. Solidaritas. Diperlukan kerja sama, mau memberi, dan berkorban bagi orang lain tanpa
meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.
e. Kerja sama. Adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga
kerja kelompok, baik kelompok kecil maupun besar dapat mencapai sinergi yang lebih baik.
f. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan negara
Indonesia yang dimulai, dicetuskan, dan dirintis oleh Boedi Oetomo Tahun 1908, Sumpah
Pemuda Tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kesetiaan terhadap
kesepakatan ini sangat penting dan menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan
kesatuan dalam kebhinnekaan. Jika kesetiaan ini goyah, dapat dipastikan persatuan dan
kesatuan akan hancur berantakan

Kedudukan, Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara


1. Kedudukan
Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini
kebenarannya oleh seluruh rakyat Indonesia agar tidak terjadi penyesatan atau penyimpangan dalam
upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, Wawasan Nusantara menjadi
landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.
2.Fungsi
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara
di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara
3.Tujuan
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan
rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan
individu,kelompokgolongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut tetap
dihormati, diakui, dan dipenuhi selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau
kepentingan masyarakat. Nasionalisme yang tinggi di segala bidang demi tercapainya tujuan nasional
tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa, paham, dan semangat kebangsaan
dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara

C. Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara


1. Aspek - Aspek Trigatra
a. Letak dan Bentuk Geografis
Indonesia terletak pada 6 LU–11 LS, 95 BT–141 BT, dilalui garis khatulistiwa yang di tengah-
tengahnya terbentang garis equator sehingga Indonesia mempunyai 2 musim, yaitu musim
hujan dan kemarau.
b. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
c. Keadaan dan kekayaan alam Kekayaan sumber-sumber alam sebenarnya terdapat di atmosfir, di
permukaan bumi, di laut, di perairan, dan di dalam bumi
2. Aspek - Aspek Pancagatra Pancagatra
1) Ideologi
Dalam strategi pembinaan ideologi berikut adalah beberapa prinsip yang harus diperhatikan.
a. Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI
b. Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
c. Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
d. Aktualisasi ideologi dikembangkan kearah keterbukaan dan kedinamisan.
e. Ideologi Pancasila mengakui keaneragaman dalam hidup berbangsa dan dijadikan alat untuk
menyejahterakan dan mempersatukan masyarakat.
f. Kalangan elit eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus harus mewujudkan cita-cita bangsa
dengan melaksanakan GBHN dengan mengedepankan kepentingan bangsa.
g. Menyosialisasikan Pancasila sebagai ideologi humanis, relijius, demokratis, nasionalis, dan
berkeadilan
2) Politik
Politik diartikan sebagai asas, haluan, atau kebijaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan
dan kekuasaan. Kehidupan politik dapat dibagi kedalam dua sektor yaitu sektor masyarakat yang
memberikan input dan sektor pemerintah yang berfungsi sebagai output.
3) Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat dalam mengelola faktor
produksi dan distribusi barang dan jasa untuk kesejahteraan rakyat.
4) Sosial Budaya
Sosial budaya dapat diartikan sebagai kondisi dinamik budaya bangsa yang berisi keuletan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ancaman, tantangan, halangan,
dan gangguan (ATHG).
5)Pertahanan dan Keamanan
Prinsip-prinsip Sistem Ketahanan Nasional antara lain adalah sebagai berikut.
a. Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan
b. Pertahanan keamanan berlandasan pada landasan ideal Pancasila, landasan konstitusional UUD
1945, dan landasan visional wawasan nusantara.
c. Pertahanan keamanan negara merupakan upaya terpadu yang melibatkan segenap potensi dan
kekuatan nasional.
d. Pertahanan dan keamanan diselenggarakan dengan sistem pertahanan dan keamanan nasional
(Sishankamnas) dan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).

Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintahan Pusat dan Daerah

SENTRALISASI
Sentralisasi adalah segala sesuatu diatur dan diurus oleh pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah
tinggal melaksanakannya saja.
Yang dipegang oleh pemerintahan pusat;
1. Politik
2. Pertahanan dan keamanan
3. Moneter dan viskal
4. Yustisi(peradilan)
5. Agama
DESENTRALISASI
Desentralisasi adalah pelimpahan wewenang oleh pemerintahan pusat kpd kepala daerah tingkat 1 (
gubernur) untuk mengurus rumah tangga nya sendiri (otonomi daerah).
Tujuan otonomi daerah adalah untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
PRINSIP Otonomi Daerah;
1. Prinsip Kesatuan
Pelaksanaan otonomi daerah harus menunjang aspirasi perjuangan rakyat guna memperkokoh
negara kesatuan dan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakat lokal.
2. Prinsip Riil dan Tanggung Jawab
Pemberian otonomi kepada daerah harus merupakan otonomi yang nyata dan bertanggung
jawab bagi kepentingan seluruh warga daerah. Pemerintah daerah berperan mengatur proses
dinamika pemerintahan dan pembangunan di daerah.
3. Prinsip Penyebaran
Asas desentralisasi perlu dilaksanakan dengan asas dekonsentrasi. Caranya dengan memberikan
kemungkinan kepada masyarakat untuk kreatif dalam membangun daerahnya.
4. Prinsip Keserasian
Pemberian otonomi kepada daerah mengutamakan aspek keserasian dan tujuan di samping
aspek pendemokrasian.
5. Prinsip Pemberdayaan
Tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah untuk meningkatkan daya guna dan hasil
guna penyelenggaraan pemerintah di daerah, terutama dalam aspek pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat serta untuk meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan
kesatuan bangsa.

Fungsi kedudukan pemerintahan daerah


Fungsi pemerintahan daerah dapat diartikan sebagai perangkat daerah yang menjalankan, mengatur,
dan menyelenggarakan jalannya pemerintahan
Hakikat pemerintahan daerah
Pada hakikatnya, Pemerintahan daerah adalah penyelenggara urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum

KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH PUSAT


Pemerintah pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah, memiliki 3 (tiga) fungsi, yaitu;
1) Fungsi Layanan (Servicing Function)
dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara tidak diskriminatif dan
tidak memberatkan serta dengan kualitas yang sama.
2) Fungsi Pengaturan (Regulating Function)
Fungsi ini memberikan penekanan bahwa pengaturan tidak hanya kepada rakyat tetapi kepada
pemerintah sendiri.
3) Fungsi Pemberdayaan
Fungsi ini dijalankan pemerintah dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Pemerintah dalam
fungsi ini hanya sebagai fasilitator dan motivator untuk membantu masyarakat menemukan
jalan keluar dalam menghadapi setiap persoalan hidup

KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

Perencanaan dan pengendalian 7. Penanggulangan masalah


pembangunan: sosial.
1. Perencanaan, pemanfaatan, dan 8. Pelayanan bidang
pengawasan tata ruang. ketanagakerjaan
2. Penyelenggaraan ketertiban umum 9. Fasilitas pengembangan
dan ketenteraman masyarakat. koperasi, usaha kecil, dan
3. Penyediaan sarana dan prasarana menengah.
umum. 10. Pengendalian lingkungan
4. Penanganan bidang kesehatan. hidup.
5. Penyelenggaraan pendidikan. 11. Pelayanan pertanahan.
KEWAJIBAN PEMERINTAHAN DAERAH
1) Melindungi masyarakat, menjaga persatuan dan kesatuan, kerukunan nasional, serta keutuhan
NKRI
2) Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
3) Mengembangkan kehidupan demokrasi.
4) Mewujudkan keadilan dan pemerataan.Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan.
5) Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan.
6) Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak.
7) Mengembangkan sistem jaminan sosial.
8) Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.
9) Mengembangkan sumber daya produktif di daerah.
10) Melestarikan lingkungan hidup.
11) Mengelola administrasi kependudukan.
12) Melestarikan nilai sosial budaya.
13) Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya.

DAERAH KHUSUS
PROVINSI ACEH
Aceh menegakkan syariat Islam, seperti yang sudah ditetapkan dalam UU 44/1999. Aceh bisa mengatur
dan mengembangkan penyelenggaran kehidupan dengan berlandaskan syariat Islam.
OTONOMI KHUSUS PAPUA
Hal-hal mendasar yang menjadi isi UU Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus bagi Provinsi Papua adalah sebagai berikut.
1. Pengaturan kewenangan antara Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Papua serta penerapan
kewenangan tersebut di Provinsi Papua yang dilakukan dengan kekhususan.
2. Pengakuan dan penghormatan hak-hak dasar orang asli Papua serta pemberdayaannya secara
strategis dan mendasar.
3. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik yang berciri-ciri sebagai berikut.
A. Partisipasi rakyat sebesar-besarnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan pembangunan melalui
keikutsertaan para wakil adat, agama, dan kaum perempuan.
B. Pelaksanaan pembangunan yang diarahkan sebesar-besarnya untuk memenuhi
kebutuhan dasar penduduk asli Papua pada khususnya dan penduduk Provinsi Papua
pada umumnya dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip pelestarian lingkungan,
pembangunan berkelanjutan, berkeadilan dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.
C. Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang transparan dan
bertanggung jawab kepada masyarakat.
D. Pembagian wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang tegas dan jelas antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif, serta Majelis Rakyat Papua sebagai representasi
kultural penduduk asli Papua yang diberikan kewenangan tertentu.

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2012, keistimewaan DIY meliputi; (a)
tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang gubernur dan wakil gubernur, (b)
kelembagaan Pemerintah DIY, (c) kebudayaan, (d) pertanahan, dan (e) tata ruang. Kewenangan DIY
adalah dalam bidang tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang gubernur dan wakil
gubernur. Syarat khusus bagi calon gubernur DIY adalah Sultan Hamengku Buwono yang bertahta dan
wakil gubernur adalah Adipati Paku Alam yang bertahta.

DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA


Provinsi DKI Jakarta sebagai satuan pemerintahan yang bersifat khusus dalam kedudukannya sebagai
ibu kota dan sebagai daerah otonom memiliki fungsi dan peran yang penting dalam penyelenggaraan
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut UUD NRI Nomor 29 Tahun 2007, hal yang
menjadi pengkhususan bagi Provinsi DKI Jakarta sebagai berikut;
1) Provinsi DKI Jakarta berkedudukan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Provinsi DKI Jakarta adalah daerah khusus yang berfungsi sebagai ibu kota Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan sekaligus sebagai daerah otonom pada tingkat provinsi.
3) Provinsi DKI Jakarta berperan sebagai ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
memiliki kekhususan tugas, hak, kewajiban, dan tanggung jawab tertentu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan sebagai tempat kedudukan perwakilan negara asing, serta
pusat/perwakilan lembaga internasional.
4) Wilayah Provinsi DKI Jakarta dibagi dalam kota administrasi dan kabupaten administrasi.
5) Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta berjumlah paling banyak 125% (seratus dua puluh lima
persen) dari jumlah maksimal untuk kategori jumlah penduduk DKI Jakarta sebagaimana
ditentukan dalam undang-undang.

Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia

POLITIK LUAR NEGERI


Indonesia menggunakan politik luar negeri yang bebas aktif, yaitu;
1. Bebas, artinya bangsa Indonesia bebas menentukan sikap yang berkaitan dengan dunia
internasional.
2. Aktif, artinya Indonesia berperan serta secara aktif dalam memperjuangkan terciptanya
perdamaian dunia dan berpartisipasi dalam mengatasi ketegangan internasional.

TUJUAN POLITIK LUAR NEGERI


Tujuan politik luar negeri Indonesia menurut Muhammad Hatta:
1. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
2. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran rakyat.
3. Meningkatkan perdamaian internasional.
4. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul dalam
Pancasila, dasar dan ilsafah negara kita.
LATAR BELAKANG POLITIK LUAR NEGERI
Sikap bangsa Indonesia tersebut tertuang dalam rumusan politik luar negeri Indonesia.Pemerintah
Indonesia yang pada waktu itu dipimpin oleh Ir. Soekarno dan Drs. Muhammad Hatta pada tanggal 2
September 1948 di hadapan Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat mengumumkan pendirian
politik luar negeri Indonesia. Pemerintah Indonesia pada waktu itu berpendapat bahwa pendirian yang
harus diambil tidak menjadikan negara kita terjebak dalam kepentingan dua blok tersebut,kemudian
dirumuskan lagi secara eksplisit sebagai prinsip bebas aktif, yang kemudian menjadi corak politik luar
negeri Indonesia sampai sekarang.
KOMPONEN KOMPONEN HUBUNGAN INTERNASIONAL
1. Politik internasional (international politics)
2. Studi tentang peristiwa internasional (The study of foreign affair)
3. Hukum internasional (internasional law)
4. Organisasi Administrasi Internasional (International organization of administration)
FAKTOR-FAKTOR PERLUNYA KERJASAMA DALAM BENTUK HUBUNGAN INTERNASIONAL
1. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancamnya kelangsungan hidup kesananya, baik
melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain.
2. Faktor Eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara
tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantuangan
tersebut terutama dalam upaya memecahkam masalah-masalah ekonomi,politik,hukum, sosial
budaya,pertahanan, dan keamanan.
RUANG LINGKUP HUBUNGAN INTERNASIONAL
Ruang lingkup hubungan internasional terletak dalam dua bidang.
1. Bidang politik,yang meliputi politik internasional,politik luar negeri, pertahanan dan
keamanan,hukum internasional, diplomasi, organisasi internasional, dan kejahatan
internasional.
2. Bidang Privat, meliputi ekonomi dan moneter internasional, ilmu pengetahuan dan turisme
(kepariwisataan).
AZAZ HUBUNGAN INTERNASIONAL
• Asas teritorial.
Negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang berada di wilayah-
wilayahnya
• Asas kebangsaan
Hukum tetap berlaku bagi warga negaranya di mana pun warga negara tersebut berada,
sekalipun jika warga tersebut melakukan perbuatan melawan hukum di luar negeri atau di
negara lain.
• Asas kepentingan umum
Didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan dalam
kehidupan bermasyarakat..
• Asas Persamaan derajat
Negara yang berhubungan harus berdaulat
• Asas Keterbukaan
Kedua belah pihak harus saling terbuka yang dilandasi dengan kejujuran

ASEAN (8 AGUSTUS 1967)


• Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut.
• Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas
nasional setiap negara.
• Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan,
subversif atau koersi pihak luar.
• Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota.
• Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
• Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan.
• Kerja sama efektif antara anggota.

PBB
Indo masuk
Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950 dengan suara bulat dari
para negara anggota. Hal tersebut terjadi kurang dari setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh
Belanda melalui Konferensi Meja Bundar
Indo keluar
Mulai 7 Januari 1965, sebenarnya Indonesia telah menyatakan akan keluar dari PBB. Pada 20 Januari
1965, Indonesia resmi mengumumkan dan mendeklarasikan keluar dari PBB.

GNB (GERAKAN NON BLOK)


Gerakan Non-Blok (GNB) merupakan wadah yang tepat bagi negara-negara berkembang untuk
memperjuangkan cita-citanya dan untuk itu Indonesia senantiasa berusaha secara konsisten dan aktif
membantu berbagai upaya kearah pencapaian tujuan dan prinsip-prinsip Gerakan Non-Blok. GNB
mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir sebagai negara netral,
yang tidak memihak.
Sistem dan Dinamika Demokrasi Pancasila
A. Klasifikasi Demokrasi
1. Berdasarkan titik berat perhatiannya
1) Demokrasi formal, yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi
persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi
atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
2) Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan
dalam bidang politik kurang diperhatikan bahkan kadang-kadang
dihilangkan.
3) Demokrasi gabungan, yaitu bentuk demokrasi yang mengambil kebaikan
serta membuang keburukan dari bentuk demokrasi formal dan material.
2. Berdasarkan ideologi
1) Demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal, yaitu demokrasi yang
didasarkan pada kebebasan atau individualisme.
2) Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang
didasarkan pada paham marxisme-komunisme.

3. Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat


Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dapat dibedakan ke
dalam dua bentuk:
1) Demokrasi langsung, yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan
setiap warga negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan
kebijaksanaan umum negara atau undang-undang secara langsung.
2) Demokrasi tidak langsung, yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan
melalui sistem perwakilan.

C. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Henry B. Mayo Adapun, prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut.
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu
masyarakat yang sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
f. Menjamin tegaknya keadilan.

Kemudian, menurut Alamudi sebagaimana dikutip oleh Sri Wuryan dan


Syaifullah dalam bukunya yang berjudul Ilmu Kewarganegaraan, suatu negara
dapat disebut berbudaya demokrasi apabila memiliki soko guru demokrasi sebagai berikut:
a. Kedaulatan rakyat.
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah.
c. Kekuasaan mayoritas.
d. Hak-hak minoritas.
e. Jaminan hak-hak asasi manusia.
f. Pemilihan yang bebas dan jujur.
g. Persamaan di depan hukum.
h. Proses hukum yang wajar.
i. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional.
j. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik.
k. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat

Ahmad Sanusi mengutarakan 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan
Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:
a. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa. Seluk beluk sistem
serta perilaku dalam menyelenggarakan kenegaraan RI harus taat
asas, konsisten, atau sesuai dengan nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar
Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Demokrasi dengan kecerdasan. Mengatur dan menyelenggarakan
demokrasi menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 itu bukan dengan kekuatan naluri, kekuatan otot, atau
kekuatan massa semata-mata. Pelaksanaan demokrasi itu justru lebih
menuntut kecerdasan rohaniah, kecerdasan aqliyah, kecerdasan rasional,
dan kecerdasan emosional.
c. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat. Kekuasaan tertinggi ada di tangan
rakyat.
d. Demokrasi dengan rule of law. Hal ini mempunyai empat makna penting.
Pertama, kekuasaan negara Republik Indonesia harus mengandung,
melindungi, serta mengembangkan kebenaran hukum (legal truth) bukan
demokrasi ugal-ugalan, demokrasi dagelan, atau demokrasi manipulatif.
Kedua, kekuasaan negara memberikan keadilan hukum (legal justice)
bukan demokrasi yang terbatas pada keadilan formal dan pura-pura.
Ketiga, kekuasaan negara menjamin kepastian hukum (legal security)
bukan demokrasi yang membiarkan kesemrawutan atau anarki.
Keempat, kekuasaan negara mengembangkan manfaat atau kepentingan
hukum (legal interest), seperti kedamaian dan pembangunan, bukan
demokrasi yang justru mempopulerkan fitnah dan hujatan atau menciptakan
perpecahan, permusuhan, dan kerusakan.
e. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara. Demokrasi menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bukan
saja mengakui kekuasaan negara Republik Indonesia yang tidak tak
terbatas secara hukum, melainkan juga demokrasi itu dikuatkan dengan
pembagian kekuasaan negara dan diserahkan kepada badan-badan negara
yang bertanggung jawab.
f. Demokrasi dengan hak asasi manusia. Demokrasi menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengakui hak asasi
manusia yang tujuannya bukan saja menghormati hak-hak asasi manusia,
melainkan terlebih-lebih untuk meningkatkan martabat dan derajat
manusia seutuhnya.
g. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka. Demokrasi menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menghendaki diberlakukannya sistem pengadilan yang merdeka
(independen) yang memberi peluang seluas-luasnya kepada semua pihak yang
berkepentingan untuk mencari dan menemukan hukum yang seadil-adilnya.
h. Demokrasi dengan otonomi daerah. Otonomi daerah merupakan
pembatasan terhadap kekuasaan negara, khususnya kekuasaan legislatif
dan eksekutif di tingkat pusat, dan lebih khusus lagi pembatasan atas
kekuasaan presiden.
i. Demokrasi dengan kemakmuran. Demokrasi itu bukan hanya soal
kebebasan dan hak, bukan hanya soal kewajiban dan tanggung jawab,
bukan pula hanya soal mengorganisir kedaulatan rakyat atau pembagian
kekuasaan kenegaraan. Demokrasi itu bukan pula hanya soal otonomi
daerah dan keadilan hukum.
j. Demokrasi yang berkeadilan sosial. Demokrasi menurut Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menggariskan keadilan sosial di antara
berbagai kelompok, golongan, dan lapisan masyarakat.

Mengandung beberapa nilai moral demokrasi Pancasila yang


bersumber dari Pancasila, yaitu sebagai
berikut:
a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
c. Pelaksanaan kebebasan yang
dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain.
d. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan persatuan nasio-nal dan kekeluargaan.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan negara kita, semua konstitusi yang
pernah berlaku menganut prinsip demokrasi. Hal ini dapat dilihat misalnya dalam
ketentuan-ketentuan berikut:
a. Dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen) berbunyi
“kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat”.
b. Dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(setelah diamandemen) berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
c. Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1:
1) Ayat (1) berbunyi “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan
berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrastis dan berbentuk
federasi”
2) Ayat (2) berbunyi “Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat
dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat
dan Senat”

d. Dalam UUDS 1950 Pasal 1:


1) Ayat (1) berbunyi “ Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat
ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan”
2) Ayat (2) berbunyi “Kedaulatan Republik Indonesia adalah di tangan
rakyat dan dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan rakyat”

Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia

Menurut Andi Hamzah, perlindungan hukum dimaknai sebagai daya upaya yang dilakukan secara sadar
oleh setiap orangmaupun lembaga pemerintahan dan swasta yang bertujuan mengusahakan
pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yangada.
Menurut simanjuntak, perlindungan hukum sebagai segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya
kepastian hukum serta memberi perlindungan kepada warga nya agar hak-haknya sebagai seorang
warga negara tidak dilanggar, dan bagi yangmelanggarnya akan dapat dikenakan sanski sesuai peraturan
yangberlaku.
Tugas ketentuan hukum :
1. Menjamin kepastian hukum bagi setiap orang di dalammasyarakat
2 .Menjamin ketertiban, ketentraman, kedamaian, keadilan,kemakmuran, kebahagian dankebenaran.
3. Menjaga jangan sampai terjadi perbuatan main hakim sendiridalam pergaulanmasyarakat.

Unsur-unsur perlindungan hukum :


1. Adanya kepastian dari pemerintah kepadawarganya
2. Jaminan kepastianhukum
3. Berkaitan dengan hak-hak warganegara
4. Adanya sanski hukuman bagi pihak yangmelanggarnya

Perlindungan hukum terhadap konsumen diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen. UU ini mengatur segala hal yang menjadi hak dan kewajiban antara produsen
dankonsumen.
• Perlindungan hukum di Indonesia diberikan juga kepada hak atas kekayaan intelektual (HaKI).
Pengaturan meneganai hak atas kekayaan intelektual meliputi, hak cipta dan hak atas kekayaan industri.
• Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual tersebut telah dituangkan dalam seejumlah
peraturan seperti perundang-undangan, seperti
1. UU No. 28 Tahun 2014 tentang HakCipta
2. UU No. 15 Tahun 2001 tentangMerek
3. UU No. 13 Tahun 2016 tentangPaten
4. UU No. 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, dsb.
• Perlindungan hukum diberikan juga kepada tersangka sebagai pihak yang diduga telah melakukan
pelanggaranhukum.
• Hukum dapat secara efektif menjalankan fungsinya untuk melindungi kepentingan manusia, apabila
ditegakkan. Dengan kata lain, perlindungan hukum dapat terwujud apabila proses penegakan
hukumdilaksanakan.

Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum


Sebagai negara hukum, indonesia wajib melaksanakan proses perlindungan dan penegakan hukum.
Negara wajib melindungi warga negaranya dari berbagai macam ketidakadilan, ketidaknyamanan dan
penyimpangan hukum lainnya. Negara juga mempunyai kekuasaan untuk memaksa seluruh warganya
untuk melaksanakan semua ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan karena dapat mewujudkan hal-hal
berikut ini.
a. Tegaknya supremasi hukum
Semua tindakan warga negara maupun pemerintahan selalu berlandaskan pada hukum yang berlaku.
Tegaknya supremasi hukum tidak akan terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku tidak ditegakkan
baik oleh masyarakat maupun aparat penegakhukum.
b. Tegaknya keadilan
Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara, Setiap warga negara dapat
menikmati haknya dan melaksanakan kewajibannya merupakan wujud dari keadilan tersebut.Hal itu
dapat terwujud apabila aturan-aturan ditegakkan.
c. Mewujudkan perdamaian dalam kehidupan dimasyarakat
Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan setiap orang. Perdamaian akan
terwujud apabila setiap orang merasa dilindungi dalam segala bidang kehidupan. Hal itu akan terwujud
apabila aturan- aturan yang berlaku dilaksanakan.
Menurut Soerjono Soekanto, keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum tidaklah semata-
mata menyangkut ditegakkannya hukum yang berlaku, akan tetapi sangat bergantung pada beberapa
faktor, antara lain sebagaiberikut.
a. Hukumnya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah undang-undangPenanaman Kesadaran
Berkonstitusi Perlindungan dan penegakan akan terwujud apabila anggota masyarakat tidak
mempunyai kesadaranhukum.
b. Penegak hukum, yakni pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam bidang penegakan
hukum. Penegak hukum harus menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peranannya
masing-masing yang telah diadalam peraturanperundang-undangan.
c. Masyarakat, yakni masyarakat dilingkungan di mana hukumtersebut berlaku atauditerapkan.
d. Sarana dan fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Sarana tau fasilitas mencakup tenaga
manusia yang terdidik dan terampil,organisasi yang baik, peraltan yang memadai, keuangan
yang cukup,dsb.
e. Kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di
dalam pergaulan hidup.
PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN KEADILAN DAN KEDAMAIAN
1. Peran Kepolisian Republik Indonesia(Polri)
Polri merupakan lembaga negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negri.
Pasal 16 Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang kepolisisan Republik Indonesia, telah
menetapkan kewenangan sebagai berikut :
a. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.
b. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk
kepentingan penyidikan.
c. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.
d. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenaldiri.
e. Melakukan pemeriksaan danpenyitaan surat.
f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.
g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara.
h. Mengadakan penghentian penyidikan.
i. Menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum.
j. Mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di
tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah
atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana.
k. Memberikan petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta
menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut
umum.
l. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab, yaitu tindakan
penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan dengan syarat sebagaiberikut:

 Tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;


 Selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan;
 Harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya.
 Pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa;dan
 Menghormati hak asasi manusia.

2. Peran Kejaksaan RepublikIndonesia


Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya
di bidang penuntutan. Penuntutan merupakan tindakan jaksa untuk melimpahkan perkara pidana ke
pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang- undang
dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.
Keberadaan Republik Indonesia diatur dalam Undang-Undang RI Nomor16 Tahun 2004 tentang
Kejaksaan Republik Indonesia. Berdasarkan undang- undang tersebut, kejaksaan sebagai salah satu
lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum,
perlindungan kepentingan umum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi,
dan Nepetisme(KKN).
Lembaga kejaksaan di Indonesia memiliki tiga tingkatan, yaitu :
1. Kejaksaan Agung di tingkat pusat yang dipimpin oleh seorang Jaksa Agung.
2. Kejaksaan Tinggi di tingkat provinsi yang dipimpin oleh seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati).
3. Kejaksaan Negeri berada di tingkat kabupaten/ kota yang dipimpin oleh seorang Kepala
Kejaksaan Negeri (Kajari).

Tugas dan wewenang Kejaksaan dikelompokkan menjadi tiga bidang, berikut,Wewenangnya :


a. Di Bidang Pidana
1) Melakukan penuntutan.
2) Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukumtetap.
3) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat.
4) Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang.
5) Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.
b. Di Bidang Perdata dan Tata UsahaNegara
Kejaksaan, dengan kuasa khusus, dapat bertindak, baik di dalam maupun di luar pengadilan, untuk dan
atas nama negara atau pemerintah.
c. Dalam bidang ketertiban dan ketenteramanumum
1) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
2) Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
3) Pengawasan peredaran barang cetakan.
4) Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara.
5) Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.
6) Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal

3. Peran Hakim sebagai Pelaksana KekuasaanKehakiman


Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-undang untuk mengadili.
Mengadili merupakan serangkaian tindakan untuk menerima, memeriksa, dan memutuskan perkara
hukum berdasarkan asas bebas, jujur dan tidak memihak di sebuah sidang pengadilan berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.
Menurut ketentuan Undang-Undang RI Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman,lembaga peradilannya dapat diklasifikasikan menjadi Kelompok berikut: hakim berdasarkan
jenis :
1. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.
2. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, yaitu dalam lingkungan
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan
peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada dalam lingkungan
peradilantersebut.
3. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim Konstitusi.
4. Pengadilan secara umum mempunyai tugas untuk mengadili perkara menurut hukum dengan
tidak membeda-bedakan orang.

4. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum


Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Jasa hukum yang diberikan berupa memberikan konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa,
mewakili, membela, mendampingi, dan melakukan tindakan hukum.
Melalui jasa hukum yang diberikan, advokat menjalankan tugas profesi demi tegaknya keadilan
berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha memberdayakan
masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental mereka di depan hukum.
Adapun tugas dari advokat secara khusus adalah membuat dan mengajukan gugatan, jawaban,
tangkisan, sangkalan, memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau diputuskan perkaranya,
dan sebagainya.
Keberadaan advokat sebagai salah satu penegak hukum diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 18
Tahun 2003 tentang Advokat. Melalui UU ini, setiap orang yang memenuhi persyaratan dapat menjadi
seorang advokat. Adapun persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia diatur dalam Pasal 3
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, yaitu:
a. Warga NRI;
b. Bertempat tinggal di Indonesia;
c. Tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
d. Berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;
e. Berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum;
f. Lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;
g. Magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus-menerus pada kantor advokat;
h. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih;serta
i. Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi.

Sesuai Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003, seorang advokat mempùnyai hak dan kewajiban
yang dilindungi undang-undang. Adapun yang menjadi hak advokat adalah sebagai berikut.
a. Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara yang menjadi
tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik profesi
dan peraturan perundang-undangan.
a. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang menjadi
tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-
undangan.
b. Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan tugas
profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam sidang pengadilan.
c. Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya, baik dari instansi
pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut yang diperlukan
untuk pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
d. Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan atas
berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan terhadap
penyadapan atas komunikasi elektronik advokat.
e. Advokat tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela perkara klien oleh pihak yang
berwenang dan/atau masyarakat.
Kewajiban yang harus dipatuhi oleh seorang advokat di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuan terhadap klien
berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau latar belakang sosial dan budaya.
b. Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari kliennya karena
hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.
c. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan tugas dan
martabat profesinya.
d. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian rupa sehingga
merugikan profesi advokat atau mengurangi kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan
tugas profesinya.
e. Advokat yang menjadi pejabat negara tidak melaksanakan tugas profesi advokat selama
memangku jabatan.

5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK)


Komisi Pemberantasan Korupsi disingkat KPK adalah sebuah komisi dibentuk pada tahun 2003
berdasarkan Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. Tujuan dibentuknya KPK adalah untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi.

KPK mempunyai tugas sebagai berikut.


a. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
b. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
c. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
d. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi
e. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara

KPK memiliki beberapa wewenang sebagaiberikut.


1) Mengoordinasi penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi.
2) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.
3) Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada
instansiterkait.
4) Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindakan korupsi.
5) Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana korupsi.

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya itu,KPK memiliki azaz, yaitu


1) Kepastian hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan menjalankan tugas dan
wewenang KPK.
2) Keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat tindak untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang kinerja KPK dalam menjalankan
tugas dan fungsinya.
3) Akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir kegiatan KPK
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pėmegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4) Kepentingan umum, yakni asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif, dan selektif.
5) Proporsionalitas, yakni asas yang mengutamakan keseimbangan antara tugas, wewenang,
tanggung jawab, dan kewajiban KPK.

Kasus Pelanggaran HAM


1. Berbagai kasus pelanggaranHAM
Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan tindakan seseorang yang tidak sesuai atau bertentangan
dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain, pelanggaran hukum merupakan pengingkaran
terhadap kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku,
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum. Ketidakpatuhan
terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal,yaitu:
a. Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagaikebiasaan;
b. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutankehidupan.
2. Macam-macam sanski atas pelanggaran hukum
Sanksi dan Norma dalam Masyarakat
Dari tabel diatas disebutkan bahwa sanksi norma hukum adalah tegas dan nyata.

1. Tegas berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Misalnya,hukum pidana mengenaisanksidiaturdalam Pasal 10 KUHP.
Dalam pasal tersebut, ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk hukuman yang mencakup:
(1) Hukuman pokok, yang terdiri atas:
a) Hukuman mati;dan
b) Hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman sementara waktu
(setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1tahun).
(2) Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
a) Pencabutan hak-haktertentu;
b) Perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu;dan
c) Pengumuman keputusan hakim.

2. Nyata berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman berdasarkan
perbuatan yang dilanggarnya. Contoh: Pasal 338 KUHP, menyebutkan “barang siapa sengaja
merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama
lima belas tahun.
Sanksi hukum diberikan oleh negara, melalui lembaga-lembaga peradilan, sanksi sosial diberikan oleh
masyarakat, misalnya dengan cemoohan, dikucilkan dari pergaulan, bahkan yang paling berat diusir dari
lingkungan masyarakat setempat.
PENGARUH KEMAJUAN IPTEK TERHADAP NKRI

1. Pengaruh Positif Kemajuan IPTEK


a. Aspek Politik : Kemajuan iptek, menjadikan nilai-nilai seperti keterbukaan, kebebasan dan
demokrasi berpengaruh kuat terhadap pikiran maupun kemauan bangsa indonesia
- Dengan adanya keterbukaan, dimungkinkan akan dapat mecegah praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme sehingga dapat dicapai pemerintahan yang bersih dan beribawa
- Dengan adanya pmerintahan yang demokratis, sangat dimungkinkan akan
meningkatnya kualitas dan kuantitas partisipasi politik rakyat dalam penentuan
kebijakan publik oleh pemerintah
- Dengan adanya kebebasan dalam arti kebebasan dalam bertanggung jawab, maka
setiap orang dapat meningkatkan kualitas dirinya dengan kreativitas dalam
kehidupannya tentu saja dalam hal-hal positif.
b. Aspek Ekonomi
- Makin meningkatnya investasi asing atau penanaman modal asing di negara kita
- Makin terbukanya pasar internasional bagi hasil produksi dalam negeri
- Mendorong para pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan menghilangkan biaya
tinggi
- Meningkatkan kesempatan kerja dan devisi negara
- Meningkatkan kemakmuran masyarakat
- Menyediakan dana tambahan untuk pembangunan ekonomi.
c. Aspek Sosial Budaya : Kemajuan teknologi dan informasi yang ditandai dengan munculnya
internet dan makin canggihnya alat-alat komunikasi secara langsung telah mempermudah
kita untuk memperoleh infromasi dari belahan bumi lainnya, sehingga secara tidak langsung
telah melakukan proses trnasformasi ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita.
d. Aspek Hukum, Pertahanan dan Keamanan
- Makin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi dan tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak asasi manusia
- Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang
memihak dan bermanfaat ntuk kepentingan rakyat banyak.
- Makin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa dan
hakim) yang lebih profesional, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
- Menguatanya supremasi sipil dengan mendudukan tentara dan polisi sebatas penjaga
keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara.
2. Pengaruh Negatif Kemajuan IPTEK
a. Aspek Politik
- Dapat memegaruhi pola pikir manusia untuk berpaling dari ideologi pancasila dan
mencari alternatif ideologi lain seperti halnya liberalism
- Akan menimbulkan terganggunya stabilitas politik nasional seiring dengan terjadinya
tindakan tindakan anarki.
- Kemajuan iptek yang mestinya diwaspadai adalah munculnya gerakan-gerakan
radikalisme dan terorisme
b. Aspek Ekonomi
- Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang luar seiring dengan adanya perdagangan
bebas yang tidak mengenal adanya batas-batas negara
- Cepat atau lambat, perekonomian negara kita akan dikuasai oleh pihak asing, seiring
dengan makin mudahnya orang asing menanamkan modalnya di indonesia, yang pada
akhirnya mereka dapat menekan pemerintah
- Akan timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat dari adanya persaingan
bebas.
- Pemerintah hanya sebagai regulator pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan
ditentukan oleh pasar.
- Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi
makin sulit berkembang dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya makin
ditinggalkan
c. Aspek Sosial Budaya
- Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengonsumsi barang-barang dari luar
negri.
- Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai suatu nilai
hidup tertinggi.
- Adanya sikap individualisme, yaitu sikap selalu mementingkan diri sendiri serta
memandang orang lain itu tidak ada dan tidak bermakna.
- Bisa mengakibatkan kesenjangan sosial yang semakin tajam antara yang kaya dan
miskin.
- Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu berorientasi kepada budaya
barat tanpa diseleksi terlebih dahulu.
- Makin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan
kesetiakawanan sosial.
d. Aspek Hukum, Keamanan dan Pertahanan : Dampak negatif yang timbul dari kemajuan
iptek dalam aspek ini antara lain akan menimbulkan tindakan anarkis dari masyarakat yang
dapat menganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan
bangsa. Selain itu, peran masyarakat dalam menjaga keamanan, ketertiban dan kedaulatan
negara semakin berkurang.

DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM KONTEKS NEGARA


KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

A. HAKIKAT NKRI
1. Konsep negara kesatuan (unitarisme)
Istilah negarakesatuan sudah tertanam dalam pola pikir kita selaku Warga Negara Indonesia
(WNI). Menurut C.F. Strong dalam bukunya A History of Modern Political Constitution
(1963:84)
• Negara kesatuan : bentuk negara dimana wewenang legislative tertinggi dipusatkan
dalam suatu badan legislatif nasional. Kekuasaan negara dipegang oleh pemerintah
pusat. Pemerintah pusat dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada daerah
berdasarkan hak otonomi, tetapi pada tahap terakhir kekuasaan tetap berada di tangan
pemerintah pusat.
• Hakikat Negara Kesatuan Yang Sesungguhnya; Kedaulatan tidak terbagi-bagi baik ke luar
maupun ked lam dan kekuasaan pemerintah pusat tidak dibatasi.

2. Karakter NKRI
Kesatuan Republik Indonesia dalam lima Pasal, yaitu:
• Pasal 1 ayat (1), berbunyi “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk
Republik”
• Pasal 18 ayat (1), berbunyi “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap
provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang”
• Pasal 18B ayat (2), berbunyi “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan
masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang”
• Pasal 25A
Pasal 37 ayat (5) UUD NRI Tahun 1945 serta rumusan pasal-pasal yang mengukuhkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan keberadaan lembaga-lembaga dalam UUD NRI Tahun
1945.
Prinsip kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dipertegas dalam alinea
keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, yaitu “…. dalam upaya membentuk suatu
Pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia”. Karakteristik Negara Kesatuan Indonesia juga dapat dipandang
dari segi kewilayahan. Pasal 25A UUD NRI Tahun 1945 menentukan bahwa “Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang”
Istilah Nusantara dalam ketentuan tersebut dipergunakan untuk menggambakan kesatuan
wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudra Pasifik
dan Samudra Indonesia serta di antara Benua Asia dan Benua Australia.
Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup :
1) kesatuan politik;
2) kesatuan hukum;
3) kesatuan social budaya;
4) kesatuan ekonomi serta
5) kesatuan pertahanan dan keamanan.

B. PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA INDONESIA DARI MASA KE MASA


1. Masa Revolusi Kemerdekaan (18/08/1945-27/12/1949)
Pasal IV Aturan Peralihan UUD 1945 dijadikan dalih oleh Belanda untuk menuduh Indonesia
sebagai negara diktator karena kekuasaan Negara terpusat kepada presiden. Untuk melawan
propaganda Belanda pada dunia internasional, maka pemerintah RI mengeluarkan tiga buah
maklumat
1. Maklumat Wakil Presiden Nomor X (baca eks) tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan
kekuasaan luar bisa dari Presiden sebelum masa waktunya berakhir (seharusnya berlaku
selam enam bulan).
2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945, tentang pembentukan partai politik yang
sebanyak-banyaknya oleh rakyat.
3. Maklumat pemerintah tanggal 14 November 1945, yang intinya mengubah sistem
pemerintahan presidensial menjadi sistem pemerintahan parlementer.
2. Masa Republik Indonesia Serikat (27/12/1949-17/08/1950)
ciri ciri Prlementer semu ( quarter parlemnter).
1. Pengangkatan perdana menteri dilakukan oleh Presiden, bukan oleh parlemen sebagaimana
lazimnya.
2. Kekuasaan perdana menteri masih dicampurtangani oleh Presiden. Hal itu tampak pada
ketentuan bahwa Presiden dan menteri-menteri bersama-sama merupakan pemerintah.
Seharusnya, Presiden hanya sebagai kepala negara, sedangkan kepala pemerintahannya
dipegang oleh Perdana Menteri.
3. Pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden bukan oleh parlemen.
4. Pertanggungjawaban kabinet adalah kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), namun harus
melalui keputusan pemerintah.
5. Parlemen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga DPR tidak punya
pengaruh besar terhadap pemerintah. DPR tidak dapat menggunakan mosi tidak percaya
kepada kabinet.
6. Presiden RIS mempunyai kedudukan rangkap, yaitu sebagai kepala Negara dan kepala
pemerintahan.Pada tanggal 17 Agustus 1950, konstitusi RIS diganti dengan Undang-Undang
Dasar Sementara Tahun 1950. Sejak saat itulah, pemerintah menjalankan pemerintahan
dengan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara 1950.
Alat perlengkapann federal RIS :
1. Presiden
2. Menteri
3. Senat
4. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
5. MA (Mahkamah Agung)
6. DPK (Dewan Pengawas Keuangan)
3. Masa Demokrasi Liberal (17/08/1950-05/07/1959)
Praktik sistem pemerintahan parlementer yang diterapkan pada masa berlakunya UUDS 1950 ini
ternyata tidak membawa bangsa Indonesia ke arah kemakmuran, keteraturan dan kestabilan
politik.
Alat-alat pelengkapan negara meliputi Presiden dan Wakil Presiden, Menteri-menteri, Dewan
Perwakilan Rakyat, Mahkamah Agung, dan Dewan Pengawas Keuangan.
Itulah sebabnya Presiden Soekarno memutuskan untuk mengeluarkan Dekrit Presiden tanggal 5
Juli tahun 1959 dengan isi sebagai berikut:
- Pembubaran konstituante
- Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
- Pembentukan MPR dan DPA sementara.
Pada masa ini terjadi berbagai pemberontakan, seperti Gerakan Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia (DI/TII) di Sulawesi, Aceh, Kalimantan Selatan dan Pemberontakan
PRRI/Permesta.
4. Masa Orde Lama (05/07/1959-11/03/1966)
Penyimpangan yang terjadi selama pelaksanaan demokrasi terpimpin :
1. Membubarkan DPR hasil pemilu,dan menggantikannya dengan DPR Gotong Royong
(DPRGR)
2. Membentuk MPR sementara yang anggotanya diangkat dan diberhentikan oleh
presiden
3. Penetapan presiden seumur hidup (saat itu Ir.Soekarno) oleh MPRS
4. Membentuk Font Nasional melalui penetapan presiden No 13. Tahun 1959 yang
anggotanya berasal dari organisasi masyarakat dan sosial politik Indonesia
5. Terjadi pemerasan pancasila dalam penghayatan pancasila.Pancasila dibagi menjadi tiga
unsur yaitu trisila. Kemudian trisila dibagi lagi menjadi satu unsur bernama ekasila.
Ekasila inilah yang dimaksud dengan NASAKOM.
5. Masa Orde Baru (11/03/1966-21/05/1998)
Kelebihan sistem pemerintahan orde baru :
1. Pendapatan per-kapita Indonesia meningkat dari 70 dolar Amerika (1968) menjadi 1000
dolar Amerika (1996)
2. Suksesnya program Keluarga Berencana
3. Suksesnya program Transmigrasi
4. Suksesnya program Buta Huruf.
Kelemahan sistem pemerintahan orde baru :
1. Bidang Ekonomi : Penyelenggaraan ekonomi tidak didasari pasal 33 UUD 1945
2. Bidang Politik : Kekuasaan dominan oleh lembaga eksekutif daripada legislatif
3. Bidang Hukum : Perundang undangan yang mempunyai fungsi untuk membatasi
kekuasaan presiden kurang memadai,yang mengakibatkan adanya peluang terjadinya
KKN dalam pemerintahan.
6. Masa Reformasi (21/05/1998-Sekarang)
Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi :
1. Adanya pembatasan pemerintahan eksekutif
2. Jaminan atas hak asasi manusia dan hak warga negara
Perubahan mendasar dalam ketatanegaraan Indonesia setelah perubahan UUD 1945,yaitu :
1. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD pasal 1 ayat 2
2. MPR merupakan lembaga bikameral,anggotanya terdiri dari anggota DPR dan DPD
sesuai pasal 2 ayat 1
3. Presiden dan Wakil dipilih oleh rakyat sesuai pasal 6A ayat 1
4. Presiden menjabat hanya selama 5 tahun dan dipilih kembali dalam jabatan yang sama
untuk satu kali masa jabatan sesuai pasal 7
5. Pencantuman hak asasi manusia (pasal 28A-28J)
6. Penghapusan DPA sebagai lembaga tinggi negara
7. Presiden bukan mandataris MPR
8. MPR tidak lagi menyusun GBHN
9. Pembentukan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY) (pasal 24B-24C)
10. Anggaran minimal pendidikan 20% (pasal 31 ayat 4)
11. Negara Kesatuan tidak boleh diubah (pasal 37 ayat 5)
12. Penjelasan UUD 1945 dihapus
NO PERIODESASI KONSTITUSI UUD BENTUK NEGARA BENTUK SISTEM DEMOKRASI
PEMERINTAH PEMERINTAHAN
1. 18/08/1945 – UUD 1945 Kesatuan Republik Presidensil Liberal
14/11/1945
2. 14/11/1945 UUD 1945 Kesatuan Republik Parlementer Liberal

27/11/1949
3. 2/11/1949 – RIS Serikat Uni Republik Parlementer Liberal
17/08/1950
4. 17/08/1950 UUDS Kesatuan Republik Parlementer Liberal

05/07/1959
5. 05/07/1959 UUD 1945 Kesatuan Republik Presidensil Terpimpin

11/03/1966
6 11/03/1966 UUD 1945 Kesatuan Republik Presidensil Demokrasi
– Pancasila
21/05/1998
7. 21/05/1998 UUD 1945 Kesatuan Republik Presidensil Demokrasi
– sekarang amandemen Pancasila
Reformasi

Anda mungkin juga menyukai