Anda di halaman 1dari 6

TANGGUNG JAWAB PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIBERHENTIKAN

DENGAN TIDAK HORMAT TERKAIT DENGAN KREDIT YANG


DIPEROLEHNYA PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI
Oleh
Komang Satria Wibawa Putra
Desak Putu Dewi Kasih
Ida Bagus Putra Atmadja
Program Kekhususan Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

ABSTRAK
Terciptanya hubungan hukum yang timbul dari perjanjian kredit antara
pegawai negeri sipil yang selanjutnya disebut PNS dengan pihak PT. Bank
Pembangunan Daerah Bali dapat menimbulkan suatu permasalahan di kemudian hari
apabila PNS tersebut diberhentikan dengan tidak hormat. Adapun permasalahan yang
dihadapi yaitu : Bagaimana pelaksanaan pemberian kredit terhadap PNS pada PT. Bank
Pembangunan Daerah Bali? Dan Bagaimanakah tanggung jawab PNS yang
diberhentikan dengan tidak hormat terkait dengan kredit yang diperolehnya pada PT.
Bank Pembangunan Daerah Bali? Penulisan ini menggunakan metode penelitian hukum
empiris, menggunakan pendekatan fakta dan pendekatan perundang-undangan.
Kesimpulan dari penulisan ini adalah bahwa pelaksanaan pemberian kredit yang
dilakukan oleh PT. Bank Pembangunan Daerah Bali sudah sesuai Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 13/6/DPNP Perihal : Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut
Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar dan
pertanggungjawaban pegawai negeri sipil yang diberhentikan dengan tidak hormat
tehadap kredit di PT. Bank Pembangunan Daerah Bali, akan ditanggung oleh pihak PT.
Asuransi yang berkewajiban menanggung permasalahan kredit tersebut sesuai dengan
pejanjian yang telah disepakati oleh para pihak. Namun pertanggungjawaban baru dapat
terlaksana apabila pihak bank mengirimkan permohonan (klaim) kepada pihak PT.
Asuransi..

Kata kunci: Tanggung Jawab, Pegawai Negeri Sipil, Diberhentikan, Perjanjian


Kredit
ABSTRACT
The creation of the legal relationships arising from a credit agreement
between civil servants, hereinafter referred to civil servants with the PT. Bank
Pembangunan Daerah Bali could pose a problem in the future if the civil servants
dishonorably discharged. The problems faced are: How is the implementation of the
provision of credit to civil servants in PT. Bank Pembangunan Daerah Bali? And How
is the responsibility of civil servants dishonorably discharged relating to loans obtained
on PT. Bank Pembangunan Daerah Bali? This writing method empirical legal research,
using the approach of the facts and law approach. The conclusion of this paper is that
the implementation of the lending done by. Regional Development Bank Bali was
appropriate Bank Indonesia Circular Letter No. 13/6 / DPNP Subject: Guidelines for
calculation of Risk Weighted Assets for Credit Risk by Using the Standard Approach
and the accountability of civil servants were dismissed with no respect Cosmos credit at
PT. Bank Pembangunan Daerah Bali, will be borne by the PT. Insurance is obliged to

1
bear the credit crunch in accordance with pejanjian agreed upon by the parties. But
accountability can only be done when the bank sends a request (claim) to the PT.
Insurance..
Keywords: Responsibility, Civil Servants, Dismissed, the Credit Agreement.

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
PT. Bank Pembangunan Daerah Bali dikatakan sebagai Bank Umum atau yang
dapat diartikan sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran. Bank umum dalam praktik perbankan disebut juga sebagai bank
komersial (commercial bank).1
Terciptanya hubungan hukum yang timbul dari perjanjian kredit antara PNS
dengan pihak PT. Bank Pembangunan Daerah Bali dengan persyaratan surat keputusan
pengangkatan PNS dapat menimbulkan suatu permasalahan di kemudian hari apabila
PNS tersebut diberhentikan dengan tidak hormat dan tentunya dapat menimbulkan
kerugian bagi bank.
Undang-Undang mewajibkan kepada debitur untuk memberikan ganti rugi
kepada kreditur sebagaimana terlihat dalam Pasal 1239 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata yang berbunyi :“Tiap-tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak
berbuat sesuatu, apabila si berutang tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan
penyelesaiannya dalam kewajiban memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga.”2
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui dan memahami
pelaksanaan pemberian kredit terhadap pegawai negeri sipil pada PT. Bank
Pembangunan Daerah Bali serta untuk mengetahui dan memahami bagaimana tanggung
jawab pegawai negeri sipil yang diberhentikan dengan tidak hormat terkait dengan
kredit yang diperolehnya pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali.

1
Zainal Asikin, 2015, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, h. 37.
2
I Gede Raka Ramanda, Anak Agung Ketut Sukranatha, 2016, “Penyelesaian Kredit Macet Pada
Pt. Bank Perkreditan Rakyat Ulatidana Rahayu Di Kabupaten Gianyar” Kertha Semaya, Vol.04, No.5,
Oktober 2016, h. 2, ojs.unud.ac.id, URL:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/24593/15854 Diakses tanggal 16 Januari 2016,
Jam 20:00.

2
II. ISI MAKALAH
1. Metode Penelitian
Dalam penulisan laporan ini menggunakan jenis penelitian yuridis empiris, yaitu
pendekatan yang didasarkan pada aturan-aturan hukum dalam mengkaji permasalahan
yang ada dan dikaitkan dengan pelaksanaanya dalam masyarakat, dalam hal ini
hubungan perjanjian kredit antara PT. Bank Pembangunan Daerah Bali dengan PNS.
Penelitian hukum empiris disebut juga penelitian hukum yang sosiologis, hukum
dikonsepkan sebagai pranata sosial yang secara riil dikaitkan dengan variabel-variabel
sosial lain.3 Dan untuk penyajiannya dilakukan secara deskriptif analisa yaitu suatu cara
analisa data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis sehingga
diperoleh suatu kesimpulan yang ilmiah.4
2. Hasil dan Pembahasan
2.2.1. Pelaksanaan pemberian kredit terhadap PNS pada PT. Bank Pembangunan
Daerah Bali
Sebagai kreditur, bank adalah lembaga yang salah satu fungsinya memberikan
kredit kepada masyarakat. Oleh sebab itu, bank memiliki resiko yang sangat tinggi
dalam operasional kegiatan kredit tersebut. Agar tetap stabil dalam divisi kredit tersebut
maka bank harus berpedoman pada asas perkreditan yang sehat.5
Menurut Bapak Nyoman Tri Kusuma Atmaja bahwa pelaksanaan pemberian
kredit terhadap pegawai negeri sipil dapat dilakukan dengan cara melampirkan syarat-
syarat sebagai berikut, yaitu;
1. Pengisian form permohonan kredit dan dengan plafon 80% dari gaji
pegawai negeri sipil tersebut;
2. Surat Kuasa untuk memotong gaji yang tentunya telah ditanda tangan oleh
pegawai negeri sipil yang meminjam tersebut, juga ditandatangani oleh
bendahara instansi terkait dan kepala kantor/atasan dimana pegawai negeri
sipil tersebut berdinas;

3
Amiruddin dan H.Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta, h. 133.
4
I Putu Agus Sukyantara, I Gusti Ayu Puspawati, 2013, “Implementasi Kredit Tanpa Agunan
Dalam Hal Debitur Wanprestasi Pada Pt Bank Overseas Chineese Banking Corporation (Ocbc) Nisp Tbk
Cabang Denpasar”, Kertha Semaya, Vol.01 No.05, Juli 2013, h.3, ojs.unud.ac.id, URL:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/6196/4688 Diakses tanggal 16 Januari 2016,
Jam 22:00.
5
Ni Wayan Indah Junyanitha, I Nyoman Mudana, 2015, “Pendaftaran Fidusia Dalam Praktek
Pemberian Kredit Pada Pt. Bank Perkreditan Rakyat Raga Jayatama Di Batubulan Gianyar”, Kertha
Semaya, Vol.03, No.05, September 2015, h.3, ojs.unud.ac.id, URL:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/15341/10184 Diakses tanggal 16 Januari 2016,
Jam 13:00

3
3. Surat Pernyataan dari kepala kantor/atasan beserta bendaharanya;
4. Surat Kuasa Khusus yang memberikan wewenang kepada Bank
Pembangunan Daerah Bali untuk memotong debet gaji pegawai negeri sipil
tersebut yang diberikan oleh bendahara instansi terkait sebagai pemberi
kuasa;
5. Surat Rekomendasi dari kepala kantor/atasan bahwa pegawai negeri
masih/tidak tersangkut cicilan-cicilan Bank/Koperasi;
6. Surat Persetujuan suami/istri apabila sudah menikah;
7. Melampirkan fotokopi KTP suami dan istri rangkap 2;
8. Melampirkan fotokopi kartu keluarga rangkap 2;
9. Melampirkan fotokopi NPWP rangkap 2 (jika pinjaman lebih dari Rp.
50.000.000,-);
10. Melampirkan fotokopi buku tabungan dengan print terbaru 3 bulan terakhir
rangkap 2;
11. Untuk pasangan jika diluar PNS menyertakan Surat Keterangan Kerja bagi
yang bekerja atau usaha
12. SK PNS 80%, SK PNS 100%, SK Terakhir, Taspen. (Wawancara, Selasa,
25 Oktober 2016, 16:00 WITA)

Dari hasil wawancara diatas terlihat bahwa PT. Bank Pembangunan Daerah Bali
dalam memberikan kredit kepada PNS sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam,
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/6/DPNP Perihal : Pedoman Perhitungan Aset
Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan
Standar. Walaupun ada penambahan-penambahan persyaratan yang bersifat
administratif dalam rangka memperkuat kepercayaan Bank.
2.2.2. Prinsip tanggung jawab PNS yang diberhentikan dengan tidak hormat
terkait dengan kredi yang diperolehnya pada PT. Bank Pembangunan
Daerah Bali
Secara umum, prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan
sebagai berikut.
1. kesalahan (liability based on fault);
2. praduga selalu bertanggung jawab (presumption of liability);
3. praduga selalu tidak bertanggung jawab (presumption of nonliability);
4. tanggung jawab mutlak (strict liability);
6
5. pembatasan tanggung jawab (limitation of liability).
Menurut ibu Ida Ayu Nyoman Tresna dalam kaitan perjanjian kredit antara bank
dengan PNS bahwa terhadap PNS menganut prinsip tanggung jawab mutlak, ini

6
Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2011, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, h.
92.

4
disebabkan nasabah harus bertanggung jawab secara penuh terkait dengan perjanjian
kreditnya. Apabila ada seorang pegawai negeri sipil yang diberhentikan dengan tidak
hormat terkait dengan kredit yang diperolehnya pada PT. Bank Pembangunan Daerah
Bali Cabang Denpasar, oleh karena perjanjian kredit yang tercipta antara pegawai negeri
sipil tersebut dengan Bank juga melibatkan pihak ketiga yaitu PT. Asuransi dapat
disimpulkan bahwa tanggung jawab pelunasan utang pegawai negeri sipil tersebut atas
kegagalan kewajibannya dicover oleh asuransi. Namun pertanggungjawaban tersebut
baru dapat terlaksana/terjadi apabila pihak bank sudah mengirimkan permohonan
(klaim) kepada pihak asuransi. (Wawancara, Selasa, 25 Oktober 2016, 16:30 WITA)
III. KESIMPULAN
Berdasakan uraian pembahasan yang telah dilakukan diatas, maka dapat
disimpulkan:
1. Pelaksanaan pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. Bank Pembangunan
Daerah Bali sudah sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/6/DPNP
Perihal : Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk
Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam ada kecocokan antara das sollen (apa yang
seharusnya dilakukan) dan das sein (apa yang terjadi).
2. Pertanggungjawaban pegawai negeri sipil yang diberhentikan dengan tidak
hormat terkait dengan kredit yang diperolehnya pada PT. Bank
Pembangunan Daerah Bali, akan ditanggung oleh pihak PT. Asuransi yang
berkewajiban menanggung permasalahan kredit tersebut sesuai dengan
pejanjian yang telah disepakati oleh para pihak. Namun
pertanggungjawaban baru dapat terlaksana apabila pihak bank mengirimkan
permohonan (klaim) kepada pihak PT. Asuransi.
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Amiruddin dan H.Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Asikin, Zainal 2015, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, PT Raja Grafindo


Persada, Jakarta.

5
Tri Siwi Kristiyanti, Celina, 2011, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika,
Jakarta
B. Internet

Ramanda, I Gede Raka, Anak Agung Ketut Sukranatha, 2016, “Penyelesaian Kredit
Macet Pada Pt. Bank Perkreditan Rakyat Ulatidana Rahayu Di Kabupaten Gianyar”
Kertha Semaya, Vol.04, No.5, Oktober 2016, h. 2, ojs.unud.ac.id, URL:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/24593/15854 Diakses
tanggal 16 Januari 2016, Jam 20:00.
Junyanitha, Ni Wayan Indah, I Nyoman Mudana, 2015, “Pendaftaran Fidusia Dalam
Praktek Pemberian Kredit Pada Pt. Bank Perkreditan Rakyat Raga Jayatama Di
Batubulan Gianyar”, Kertha Semaya, Vol.03, No.05, September 2015, h.3,
ojs.unud.ac.id, URL:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/15341/10184 Diakses
tanggal 16 Januari 2016, Jam 13:00.
Sukyantara, I Putu Agus, I Gusti Ayu Puspawati, 2013, “Implementasi Kredit Tanpa
Agunan Dalam Hal Debitur Wanprestasi Pada Pt Bank Overseas Chineese Banking
Corporation (Ocbc) Nisp Tbk Cabang Denpasar”, Kertha Semaya, Vol.01 No.05,
Juli 2013, h.3, ojs.unud.ac.id, URL:
http://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/6196/4688 Diakses
tanggal 16 Januari 2016, Jam 22:00.
C. Peraturan Perundang-undangan

Siregar, Bismar, 2013, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata terjemahan, Cetakan


kedua belas, Sinar Grafika, Jakarta.

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/6/DPNP Perihal : Pedoman Perhitungan Aset
Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan
Standar.

Anda mungkin juga menyukai