Anda di halaman 1dari 3

ITU ADALAH AKU ‘2020’

Smartphone yang dulu jarang diisi kuota, kini rutin tak pernah terjadi kehabisan kuota. Malam yang dulu
cuma di penuhi dengan overthinking - overthinking yang tidak jelas, kini juga diisi oleh perbincangan
hangat seputar hal ringan dilayar sentuh. Memikirkan ketidakjelasan yang dulu menjadi makanan wajib,
kini berganti rupa menjadi memikirkan puisi dan sajak. Jatuh cinta memang aneh, daya magisnya
mampu menyentuh sanubari seseorang.

Manusia itu bernama Mahesa Bagaskara, lahir 24 tahun silam, pada bulan Juni di tengah-tengah kota
Jakarta. Ia tumbuh di rumah sederhana dalam suasana hiruk-pikuk kota jakarta.

Ayah Mahe adalah seorang pria sederhana yang senantiasa menjaga keutuhan NKRI. Dia adalah
seseorang yang selalu menuntut Mahe untuk menjadi sepertinya. Sejak kecil Mahe di didik keras oleh
ayahnya, tapi keras kepala Mahe membuat dia tidak bisa menuruti keinginan ayahnya itu. Seorang ayah
yang juga selalu mengingatkannya agar selalu taat beribadah dan tak lupa dengan Tuhan.

Beruntung Mahe mempunyai seorang bunda yang selalu ada disampingnya. Tatkala Mahe pergi dari
rumah 2 tahun silam, sehabis bertengkar hebat dengan ayahnya karena perbedaan pendapat. Hanya air
mata bunda lah yang mampu melemahkan langkah kakinya untuk melakukan perjalanan gila dengan
menggembel dari daratan Jakarta ke daratan Sumatra. Namun pada akhirnya ia tetap melangkahkan
kakinya setelah mencium kaki sang bunda dan mengatakan kepadanya bahwa ia akan menjadi
seseorang yang berguna.

Mahe pun melepaskan penatnya di Bandung dan memutuskan untuk menetap disana. Kota yang
menurutnya sebagai kota untuk ketenangan. Tidak sebising Jakarta, namun tidak sejauh itu pula untuk
menjenguk sang bunda.

Kadang ia menjadi seorang wartawan lepas, yang memastikan bahwa sang bunda baik-baik saja. Sering
kali ia membantu Vito di kedai kopi yang menjadi tongkrongannya itu. Sambil nongkrong dengan teman-
temannya, sering kali Mahe berusaha untuk memikirkan cara untuk meraih cita-cita yang sudah lama ia
impikan. Satu tahun berselang, Mahe kini mengerti bahwa tidak semudah itu menjadi seseorang yang
berguna. "Namun, sekarang anak pertamamu ini sedang jatuh cinta bunda."
TENTANGMU

Semua hal tentang Nabilla berubah menjadi sekumpulan karya sastra yang wajib dibaca oleh semua
orang.

"Apa kabar?", " Lagi apa?", "sudah makan apa belum?" menjadi sebuah pintu pembuka yang
mengantarkan mereka pada obrolan sebelum tidur.

Tidak jarang juga Nabilla bercerita soal kuliahnya, soal keluarganya, dan bahkan soal pacarnya. Hm ya,
pacar. Yang membuat Mahe iri pada seseorang yang mampu menjadi tempat gadis itu menaruh hati.
Tapi, ia selalu menguatkan diri dengan kalimat: "Apa harus menggunakan sebuah status?" Di negeri ini,
selama janur kuning belum melengkung, masih ada harapan. Sampai ia sadar bahwa: terperangkap
dalam zona pertemanan adalah hal yang menyebalkan. Dan Mahe paham, perasaan bukan soal timbal
balik atau bukan soal menyamakan rasa. Apa yang kita berikan belum tentu sama dengan apa yang kita
terima. Beberapa mimpi memang harus tetap menjadi penghangat tidur, bukan untuk diwujudkan, tapi
hanya untuk dijadikan sebagai pereda dinginnya malam. Dan tidak semua rindu harus diungkapkan,
sebagian rindu memang diciptakan untuk tidak diungkapkan. Tapi cukup hanya dikirimkan lewat doa,
masalah sampai atau tidaknya doa tersebut, itu tak jadi soal.

"Boleh saya mengajakmu ke suatu tempat?"

Mahe akhirnya memberanikan diri mengetik kalimat tersebut setelah hampir satu bulan berkenalan
dengan Nabilla. "Kemana?" tanya gadis itu. "Melihat matahari terbenam," balasnya dengan cepat. "Itu
namanya senja bukan, kamu suka senja?"

"Kenapa harus enggak?"

"Bukannya senja akan membawa kita pada kegelapan?"

Seketika kedua jempol Mahe seakan-akan tidak dapat digerakkan, sebelum ia kembali mengetik. Ingin
sekali dapat menjelaskan bahwa ia sedang jatuh cinta, tapi keadaan memaksanya untuk diam.

Namun dia akhirnya mengetik, "Memang senja membawa kita pada kegelapan, tapi kalau kita tahu cara
menikmati dan bersyukur, banyak cahaya indah dalam kegelapan yang menunggu untuk kita nikmati."
Entah darimana kata-kata itu berasal, mungkin Mahe pernah mendengar atau membacanya dari sebuah
film atau novel.

"Hmm... Bagus sih jawaban kamu, aku jadi penasaran sama senja. Oke, aku mau. Eh, tapi ini bukan
kencan lho, ya."
ORANG YANG TEPAT ITU SEPERTI APA ?

Anda mungkin juga menyukai