PROGRAM IMS
(INFEKSI MENULAR SEKSUAL)
DINAS KESEHATAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada banyak jenis pathogen yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual,
dengan manisifasi klinis bervariasi menurut jenis kelamin dan umur. Meskipun
penyakit IMS terutama ditularkan melalui hubungan seksual, namun penularan
dapat juga melalui produk darah.IMS dapat ditularkan dari ibu kejanin dan
pemberian ASI dari ibu yang menderita IMS (HIV).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mencegah terjadinya penularan penyakit IMS pada masyarakat umum,ibu
rumah tangga pada kelompok khusus
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit IMS
b. Meningkatkan jumlah ibu yang diskrining IMS dan HIV
c. Meningkatkan kesadaran,sikap dan prilaku masyarakat untuk merubah
prilaku yang beresiko menjadi lebih baik
d. Menurunkan angka kesakitan pada penderita penyakit IMS
e. Menghilangkan stigma di masyarakat pada penderita HIV/AIDS
f. Meningkatkan akses dan cakupan terhadap upaya promosi,pencegahan
dan pengobatan penyakit IMS melalui skrining secara dini.
C. Sasaran
Sasaran dalam pedoman ini adalah :
1. Progremer
2. Tim VCT HIV Dan IMS
3. Pelayanan KIA/KB
4. Pelayanan di Ruang Pemeriksaan
D. Ruang lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan
IM,baik pelayanan di dalam gedung dan pelayanan luar gedung di wilayah
Puskesmas Gurilla.
E. Batas optimal
Pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif
dan rehabilitative, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Progremer kesehatan IMS adalah pegawai negri sipil atau non pegawai negeri
sipil yang diberi tugas,tanggungjawab,wewenang dan hak secara penuh oleh
pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengamatan ,pengawasan
dan pemberdayaan masyarakat dalam rangka perbaikan kualitas kesehatan
penderita IMS.
Infeksi menular seksual atau penyakit kelamin adalah infeksi yang ditularkan
melalui kontak hubungan seksual baik melalui vagina, anus maupun oral dari
orang ke orang lain.program pencegahan dan pengendalian IMS bertujuan untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas berkaitan dengan IMS dan mencegah
infeksi HIV/AIDS ada masyarakat di wilayah kerja puskesmas, setiap puskesmas
wajib menyelenggarakan pelayanan kegiatan program IMS Yang dilakukan
melalui bentuk :
1. Kegiatan pemeriksaan penderita penyakit IMS
Infeksi menular seksual atau penyakit kelamin adalah infeksi yang
ditularkan melalui kontak hubungan seksual baik melalui vagina,anus
maupun oral dari satu orang ke orang lain.sedangkan tujuan dari kegiatan
ini adalah untuk pemerpaduan pemeriksaan bagi dokter atau paramedis
yang bertugas di ruang pemeriksaan.
2. Peyuluhan
Penyuluhan dilakukan dengan sasaran masyarakat, kelompok khusus dan
remaja dengan tujuan agar meningkatkatnya pengetahuan dan
meningkatnya kewaspadaan sasaran pada penularan penyakit IMS.
Penyuluhan pada kelompok remaja dilakukan melalui kegiatan UKS dan
promkes. dengan penyuluhan ini diharapkan penularan penyakit IMS dapat
dicegah atau berkembang.
3. Kegiatan VCT (Voluntary Cocing Dan Tasting)
VTC adalah proses konseling pre tes dan post tes dan testing HIV secara
sukarela.
VTC bersifat rahasia dan secarara dini untuk mendeteksi orang tersebut infeksi
HIV atau tidak.
Konseling pra tes memberikan pengetahuan tentang HIV,cara penularan,dan
manfaat pemeriksaan juga disampaikan tentang pengembalian keputusan yang
akan diambil dengan hasil tes yang dilakukan.
F. Landasan Hukum
1. Undang-undang Negara Republik Indonesia No.39 tahun 1999 tentang hak
asasi
Manusia
2. Undang Undang Negara Republik Indonesia No.36 Tahun 2009 tentang
kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1507/Menkes/SK/V/2005
Tentang Pedoman Konseling dan testing HIV/AIDS secara sukarela/VCT
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.832/Menkes/SK/X/2006
Tentang rumah sakit rujukan ODHA
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.364/Menkes/SK/V/20069
Tentang pedoman penanggulangan Tuberkolosis. Peraturan Menteri
Kesehatan No.1144/Menkes/PER/VIII/2010 Tentang struktur organisasi dan
tata kerja kementrian kesehatan RI
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik indonesia
No.1278/Menkes/SK/XII/2009Tentang pedoman pelaksanaan kolaborasi
pengendalian penyakit TB dan HIV
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.782/Menkes/SK/IV/2011T entang Rumah Sakit Rujukan bagi ODHA
8. Keputusan presiden No.36 tahun 1994 Komisi Penanganan AIDS
BAB II
STANDAR KETENANGAN
Jadwal Kegiatan
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
1. Ruang konseling
2. Daftar pertanyaan, infomed consent VCT dan IMS untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan
3. Peralatan yang dibutuhkan dalam pemeriksaan pasien IMS
4. Buku register
5. Media komunikasi,informasi dan edukasi
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistick untuk pelaksaan program IMS direncanakan dalam
perencanaan tahunan puskesmas sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode yang
digunakan.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
PENGENDALIAN MUTU
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas program dan lintas
sector terkait dalam pelaksanaan program IMS di puskesmas Gurilla.Keberhasilan
program IMS tergsntung pada komitmen yang kuat dari semua pihak sehingga
diharapkan dalam layanan ini orang yang tidak sakit agarsemakin sehat, yang belum
terinfeksi agartidak tertular dan yang sudah terinfeksi agar kualitas hidup nya
meningkat.