SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Dedik Mujiono
NIM 092110010
i
ii
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai
(Al-Baqarah :153).
“Jangan menganggap diri kita tidak mampu sebelum mencoba, belajar dan
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk Universitas
Muhammadiyah Purworejo
Skripsi ini juga saya hadiahkan untuk:
1. Kedua orang tuaku, Prayitno dan Jumini yang
tidak pernah lelah mendoakan dan
menyemangati saya di setiap hari yang saya lalui.
2. Istriku, Lely Risnawati yang selalu memberikan
semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Anakku, Rezian Affandi Saputra yang selalu
memberi motivasi semangat dalam penyelesaian
skripsi ini.
iv
PERNYATAAN
NIM : 092110010;
menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan plagiat dari orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat
atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
Apabila terbukti/ dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat,
Dedik Mujiono
v
PRAKATA
Swt. Atas limpahan rahmat, karunia, hidayah, dan inayah-Nya, penulis dapat
Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye dan Skenario Pembelajaran di Kelas
XI SMA”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan
Penulis menyadari selama penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
Purworejo ini;
3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
skripsi ini;
4. Drs. Khabib Soleh, M. Pd. selaku pembimbing I dan Drs. H. Bagiya, M. Hum.
vi
5. memotivasi dengan penuh kesabaran dan tidak kenal lelah, serta mengoreksi
skripsi ini.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang
telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat dan berbagai pihak yang telah
Penulis berdoa semoga Allah Swt. memberikan pahala, rahmat dan karunia-
Nya kepada segenap dosen atas segala jasa dan bantuan yang telah diberikan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca
pada umumnya.
Dedik Mujiono
vii
ABSTRAK
Mujiono, Dedik. 2016. “Analisis Bahasa Kiasan dalam Novel Ayahku (Bukan)
Pembohong karya Tere Liye dan Skenario Pembelajarannya di Kelas XI SMA”.
Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL. ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN. ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
PERNYATAAN............................................................................................... v
PRAKATA ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Penegasan Istilah ...................................................................... 6
C. Identifikasi Masalah ................................................................. 7
D. Rumusan Masalah .................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 9
G. Sistematika Skripsi ................................................................... 10
ix
2. Skenario Pembelajaran Novel Ayahku (Bukan) Pembohong
karya Tere Liye ........ ........................................................ 27
B. Pembahasan Data
1. Bahasa Kiasan pada Novel Ayahku (Bukan) Pembohong
karya Tere Liye......... ........................................................ 31
BAB V PENUTUP
A. Simpulan............................................................................ 46
B. Saran .................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Sajian data dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohonng
Karya Tere Liye..................................................................................... 27
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bagian ini penulis memaparkan beberapa poin yang berisi Latar
Pada era globalisasi dan era reformasi seperti saat ini setiap orang
ilmu pengetahuan dan teknologi maupun dalam bidang sosial, seni, dan budaya.
Sastra sebagai suatu karya seni merupakan wujud keindahan yang menjelma
pengalaman jiwa seseorang (Najid, 2003: 7). Pengalaman itu sendiri sangat
terbatas karena terbatasnya kesempatan atau waktu yang ada. Menghayati suatu
pengalaman jiwa orang lain yang menjelma dalam suatu karya tersebut.
Pengalaman jiwa dalam karya sastra mencangkup berbagai hal tentang hidup
sendiri sehingga kehidupan ini akan menjadi lebih dewasa dan kemampuan akan
1
2
medianya (Winarni, 2009: 5). Sastra dibagi menjadi 2 jenis yakni imajinatif dan
nonimajinatif. Prosa fiksi (cerpen, novel atau roman), puisi, dan drama termasuk
dibaca, tetapi merupakan struktur pikiran yang tersusun dari unsur-unsur yang
padu. novel adalah karya sastra yang mampu menghadirkan perkembangan satu
karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau
sedikit karakter, dan berbagai peristiwa rumit yang terjadi beberapa tahun silam
secara mendetil.
Karya sastra sebagai hasil cipta manusia selain memberikan hiburan juga
sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran hidup. Orang
dapat mengetahui nilai- nilai hidup, susunan adat istiadat, suatu keyakinan, dan
pandangan hidup orang lain atau masyarakat melalui karya sastra. Dengan
hadirnya karya sastra yang membicarakan persoalan manusia, antara karya sastra
dengan manusia memiliki hubungan yang tidak terpisahkan. Sastra dengan segala
dirinya dengan media karya sastra. Hal ini, dapat dikatakan bahwa tanpa
kehadiran manusia, sastra mungkin tidak ada. Memang sastra tidak terlepas dari
intrinsiknya saja, malainkan juga ditentukan oleh latar sosial budaya dan
kesejahteraannya. Hal ini disebabkan oleh karya sastra ditulis sastrawan tidak
lepas dari latar sosial budaya pada waktu dia menulis. Karya sastra tidak ditulis
dalam kekosongan budaya (Teeuw: 1980: 11). Karya sastra ditulis atau
diciptakan berdasarkan konvensi sastra yang ada. Karya sastra ditulis dengan
mencontoh karya yang sudah ada sebelumnya. Akan tetapi disaping itu karya
sastra adalah karya kreatif maka karya sastra ditulis tidak semata-mata hanya
bahkan menyimangi cirri-ciri dan konvensi yang sudah ada dalam batasan-
batasan tertentu. Dalam sejarah sastra selalu ada ketegangan antara konvensi
dengan pembaharu (Teeuw, 1980: 12) hal ini merupakan prinsip kreativitas dan
penting dalam menentukan karya itu berkualitas atau tidak. Seorang penikmat
karya sastra secara umum tentu beragam dalam hal memahami unsur-unsur yang
ada di dalam karya sastra, serta dalam proses pencarian makna yang terkandung
di dalam sebuah novel. Karya sastra memang banyak jenisnya antara lain novel,
cerpen, dongeng, puisi, dan lain sebagainya. Novel dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2005: 694) novel diartikan sebagai karangan prosa yang panjang,
4
dikarenakan sulit menangkap isi atu maksud cerita di dalam sebuah novel. Tidak
penciptaan sebuah karya sastra. Isi dari novel itu sendiri banyak mengandung
pesan yang sarat akan nilai yang dapat digunakan untuk mentransformasikan
pertama, dilihat dari segi nonbahasa, dan kedua dilihat dari segi bahasanya
tertentu dari suatu benda atau hal dengan cara membandingkannya dengan
benda atau hal lain yang lebih umum. Menurut Perrine (dalam Waluyo, 1987:
penyair karena:
5
b. majas adalah cara untuk menghasilkan imaji tambahan dalam puisi sehingga
yang abstrak menjadi konkret dan menjadikan puisi lebih nikmat dibaca;
c. majas adalah cara menambah intensitas perasaan penyair untuk puisinya dan
Majas atau gaya bahasa sebagai gejala penggunaan sistem tanda, dapat
dipahami bahwa gaya bahasa pada dasarnya memiliki sejumlah mitra hubungan.
Mitra hubungan tersebut dapat dikaitkan dengan dunia proses kreatif pengarang,
dunia luar yang dijadikan objek dan bahan penciptaan, fakta yang terkait dengan
keindahan. Hal itu terjadi karena dalam karya sastralah paling sering dijumpai,
secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai
bahasa (Keraf, 2002: 113). Gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam
sudut pandang. Oleh karena itu, sulit diperoleh kata sepakat mengenai suatu
pembagian yang bersifat menyeluruh dan dapat diterima oleh semua pihak.
6
Bahasa kiasan yang dianalisis antara lain (a) majas persamaan atau
simile/ perbandingan, (b) majas metafora, (c) majas personifikasi, dan (d) majas
dalam gaya bahasa yang polos atau langsung, dan perbandingan yang termasuk
dalam gaya bahasa kiasan. Bahasa kiasan dibentuk dengan mengiaskan atau
membandingkan dengan hal yang lain, hal ini dilakukan supaya dalam karya
adalah bahasa kiasan yang ada di dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong
karya Tere Liye. Untuk itu, tujuan analisis ini adalah mengetahui dan dapat
Pembohong karya Tere Liye dan juga berharap analisis ini berguna untuk
B. Penegasan Istilah
digunakan dalam judul penelitian ini agar tidak terjadi kesalahan penafsiran
1. Bahasa
ujaran yang dihasilkan oleh ucapan manusia. (Keraf, 1984: 1 dan 1991: 2)
7
2. Makna kias
Makna kias adalah pemakaian leksem dengan makna yang tidak sebenarnya.
3. Novel
Baribin (1978) menyatakan bahwa novel adalah suatu cerita fiksi yang
4. Skenario
Rencana lakon sandiwara atau film berupa adegan demi adegan yang tertulis
5. Pembelajaran
Jadi, maksud judul skripsi “Analisis Bahasa Kiasan dalam Novel Ayahku
terdapat dalam Novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye dan
C. Identifikasi Masalah
ini.
1. Bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong karya
Tere Liye.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
masalah, sehingga dapat tercapai sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye dan dapat digunakan sebagai
F. Manfaat Penelitian
pihak, baik secara teoretis maupun secara praktis, diantaranya sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
a. Siswa
kepekaan siswa terhadap gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam karya
b. Guru
terjemahan.
c. Peneliti
G. Sistematika Skripsi
Skripsi ini terbagi menjadi beberapa bab yang terdiri dari subbab sebagai
berikut.
Pustaka pada dasarnya merupakan kajian secara kritis terhadap kajian terdahulu.
dalam penelitian.
Bab III berisi Metodologi Penelitian. Metode ini berisi tentang subjek
tentang data penelitian yang diambil dari hasil membaca dan menganalisis
bahasa kiasan pada novel Ayahku (bukan) Pembohong karya tere Liye.
Bab V berisi Penutup, berisi simpulan dan saran hasil penelitian. Bagian
membangun dan bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
BAB II
Pada bagian ini penulis memaparkan dua poin yang berisi Tinjauan
A. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang bahasa kiasan pada sebuah karya sastra telah banyak
bahasa kiasan yang akan dijadikan sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini,
Suryani (2004) dalam skripsi yang berjudul “Analisis Struktur dan Gaya
unsur-unsur intrinsik dan gaya bahasa yang terdapat dalam novel Kubur Ngemut
Unsur intrinsik yang ditemukan dalam skripsi Suryani, ialah (1) tema yaitu
masalah; (2) tokoh utama yaitu Indro sedangkan tokoh tambahan yaitu Dhik
Titik, Bu Sarti, dan Anton; (3) alur yaitu maju (progresif); (4) latar, tempat
berada di kost Indro, kamar Indro, di rumah Dhik Titik. Latar waktu siang hari,
pagi hari, sore hari, dan malam hari; (5) gaya bahasa adalah metafora, hiperbola,
12
13
menganalisis novel.
Kustanto (2013) “Analisis Makna Kias dalam Lirik Lagu Ebiet G.Ade dan
setiap lirik lagu-lagu Ebiet G. Ade. Dalam penelitian yang dilakukan Kustanto ,
objek penelitian yang digunakan penulis adalah lirik-lirik lagu Ebiet G. Ade
yang terdiri dari tiga buah lagu diantaranya Titip Rindu Buat Ayah dalam album
Camellia IV, Untuk Kita Renungkan dalam album Tokoh-Tokoh, dan Masih
B. Kajian Teoretis
teori yang digunakan sebagai panduan dalam penyusunan skripsi yang meliputi:
(1) pengertian bahasa kiasan dan (2) skenario pembelajaran. Berikut ini disajikan
dua pengertian, yaitu perbandingan yang termasuk dalam gaya bahasa yang
polos atau langsung dan perbandingan yang termasuk dalam gaya bahasa
langsung dan kelompok kedua termasuk gaya bahasa kiasan: (1) Dia sama
pintar dengan kakaknya; Kerbau itu sama kuat dengan sapi; (2) Matanya
kedua hal tersebut. (3) Perhatikan konteks dimana ciri-ciri kedua hal itu
diketemukan. Jika tak ada kesamaan maka perbandingan itu adalah bahasa
kiasan.
secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai
bahasa (Keraf, 2002: 113). Makna kias adalah bagian dari gaya bahasa dan
bahwa ia menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia
Contoh: (a) bibirnya seperti delima merekah; (b) matanya seperti bintang
timur.
b. Majas Metafora
pembanding di antara dua hal yang berbeda. Dengan kata lain, metafora
yaitu majas yang berupa kiasan persamaan antara benda yang diganti
bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata,
dan sebagainya. Metafora dapat berdiri sendiri sebagai kata, tetapi dibatasi
oleh sebuah konteks (Keraf, 1988: 139). Senada dengan pendapat tersebut,
dengan hal yang lain. Contoh: (a) Kapan Anda bertemu dengan lintah darat
itu?; (b) Siti Mutmainah adalah kembang desa di kampung sebelah.; (c)
c. Majas Personifikasi
16
dengan cara memberikan wujud manusia yang nyata kepada benda atau
matahari mulai merangkak ke atas; (c) banjir besar telah menelan harta
penduduk.
d. Majas Ironi
Sebagai bahasa kiasan, ironi atau sinisme adalah suatu acuan yang ingin
mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang
sebenarnya. Sebab itu, ironi akan berhasil kalau pendengar juga sadar akan
143). Menurut Zaidan (2007: 90), ironi adalah majas yang berisi pernyataan
(a) bagus benar ucapanmu itu, sehingga menyakitkan hati; (b) kau memang
Sastra merupakan satu cabang ilmu seni. Seni merupakan satu hasil
memandang bahwa sastra merupakan salah satu ragam fungsi terapan dari
bahasa, maka sastra masuk dalam wilayah bahasa. Akan tetapi, berdasarkan
merupakan unsur dalam wilayah bahasa saja melainkan satu unsur yang
membaca, dan menulis. Pengajaran sastra merupakan suatu hal penting guna
mengapresiasikan sebuah karya sastra baik yang berwujud lagu, puisi, dan
karya sastra lainnya, sehingga diharapkan siswa dapat berpikir secara logis
1) Standar Kompetensi
yang terstruktur.
2) Kompetensi Dasar
yang diterapkan.
3) Indikator
4) Tujuan Pembelajaran
intensif.
5) Materi Pembelajaran
materi dan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
lebih tertarik dan mudah menerima materi. Materi dalam pembelajaran sastra
6) Metode
7) Langkah-langkah Pembelajaran
dan penutup.
20
8) Alokasi Waktu
tiap kompetensi dasar. Seorang guru dituntut dapat mengatur waktu yang
9) Sumber Belajar
sikap, keterampilan, dan kecerdasan kearah yang lebih baik. Sumber belajar
dapat berupa: (1) buku pelajaran, (2) media cetak, (3) media elektronik, (4)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitian
(2010: 38) mengemukakan bahwa objek penelitian adalah suatu atribut atau nilai
dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh penulis untuk dipelajari dan menarik kesimpulan. Objek penelitian ini
adalah bahasa kiasan dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye
B. Fokus Penelitian
makhluk di dunia ini, baik itu makluk hidup maupun makhluk tak hidup yang
terdapat dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye dan skenario
pembelajarannya di Kelas XI SMA. Oleh karena itu, fokus penelitian ini adalah
21
22
kehidupan sehari-hari makhluk di dunia ini, baik itu makhluk hidup maupun
makhluk tak hidup yang terdapat dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong
C. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto,
2006: 129). Data penelitian ini berupa kalimat atau kutipan-kutipan yang
D. Instrumen Penelitian
penulis. Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai instrumen penelitian dan
dibantu dengan kartu pencatat data. Dalam penelitian kualitatif, penulis sebagai
peneliti atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama.
kartu pencatat data dari hasil membaca novel Ayahku (bukan) Pembohong karya
Tere Liye.
Setelah data terkumpul, dilakukan analisis data dengan metode simak dan
(Ibrahim, 2009: 97). Objekif berarti menurut aturan atau prosedur yang apabila
dilaksanakan oleh orang atau peneliti lain dapat menghasilkan kesimpulan yang
serupa; sistematis artinya penetapan isi atau kategori dilakukan menurut aturan
berikut:
Metode simak ialah penyediaan data yang dilakukan dengan penggunaan bahasa
dengan cara menyimak (membaca) serta memahami isi (Sudaryanto, 1993: 121).
24
simak, pilah, dan catat. Teknik simak dilakukan untuk mengetahui secara
keseluruhan isi dari novel. Teknik pilah dilakukan untuk memilah secara
Pembohong karya Tere Liye. Teknik catat disajikan untuk mencatat analisis
bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong karya
Tere Liye.
berikut.
sebagai sumber data sehingga peneliti dapat mengetahui keseluruhan isi dari
novel tersebut.
bahasa kiasan yang terdapat dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong karya
Tere Liye.
mencatat data yang berupa kutipan kalimat yang mengandung bahasa kiasan
analisis data. Dalam penelitian ini penulis menyajikannya dengan informal dan
25
masalah yang disajikan. Metode untuk menyajikan hasil analisis data dalam
BAB IV
Pada bagian ini disajikan dua hal paparan pokok, yakni Penyajian data dan
Pembahasan data merupakan hasil penelitian yang terdiri dari bahasa kiasan pada
novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye dan skenario pembelajarannya
di Kelas XI SMA.
A. Penyajian Data
Dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye yang akan
penulis teliti mengenai bahasa kiasan yang ada di dalam novel Ayahku (Bukan)
Pembohong karya Tere Liye antara lain persamaan atau simile, metafora,
Pembohong Karya Tere Liye, terlebih dahulu penulis menyajikan data. Data-
Di bawah ini disajikan tabel yang memuat data novel Ayahku (Bukan)
Pembohong Karya Tere Liye. Agar efektif, data yang berupa kutipan teks
26
27
kutipan tersebut dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye.
Tabel
Sajian data dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong
karya Tere Liye
Halaman
No Bahasa Kiasan
Data
1. Persamaan atau simile 36, 85, 98, 147, 228
2. Metafora 20, 92
3. Personifikasi 60, 115, 220
4. Ironi 63, 229, 245
sama dengan jenis sastra prosa lainnya seperti cerpen dan novel.
a. Standar Kompetensi
b. Kompetensi Dasar
c. Indikator
yaitu:
d. Tujuan pembelajaran
2) Siswa dapat menjelaskan gaya bahasa kiasan yang ada di dalam novel
e. Materi pembelajaran
pembelajaran sastra ini adalah gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam
f. Waktu
g. Langkah-langkah pembelajaran
a) Pendahuluan
b) Kegiatan Inti
Pembohong.
3) Membaca novel memerlukan waktu yang cukup lama, oleh karena itu
c) Penutup
a) Pendahuluan
b) Kegiatan Inti
c) Penutup
Pada tahap ini guru dan siwa melakukan refleksi kegiatan belajar
h. Evaluasi
B. Pembahasan Data
Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye yang meliputi (a) persamaan
sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia memerlukan upaya yang
dengan patung batu. Patung batu merupakan benda mati yang hanya diam
dan tidak bergerak. Artinya orang yang disamakan seperti patung yang
hanya terdiam dan tak bernyawa. Penanda kalimatnya adalah seperti. Selain
itu, gaya persamaan atau simile juga ditemukan lagi seperti kutipan di bawah
ini.
Dari kutipan di atas terlihat bahwa ada kesamaan antara jatuh dengan
daun kering. Daun kering merupakan bagian dari pohon yang akan gugur
bila terkena angin. Artinya orang yang kecewa karena harapanya tidak
“…. Pelatih juga bilang aku seperti penyu, bukan hiu, merangkak,
bukan melesat menyelesaikan bagian terakhir.…”
(ABP:98)
dengan penyu dan hiu. Penyu merupakan binatang air yang berjalan
penyu dan hiu yang hanya merangkak dan tidak secepat hiu berenang.
33
dengan naga tidur. Naga tidur merupakaan binatang melata yang panjang
yang tenang dan diam karena tidur. Artinya ahwa sungai itu tenang
layaknya naga yang sedang tidur. Penanda kalimatnya adalah bagai. Gaya
Dari kutipan di atas terlihat bahwa ada kesamaan antara kereta api
dengan siput. Kereta api merupakan alat transportasi yang dijalankan dengan
lambat. Artinya kereta api yang disamakan seperti siput yang berjalan
b. Metafora
Metafora adalah perbandingan dua hal secara langsung, tetapi dalam
bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata,
dan sebagainya. Metafora dapat berdiri sendiri sebagai kata, tetapi dibatasi
34
oleh sebuah konteks (Keraf, 1988: 139). Senada dengan pendapat tersebut
“…. Aku menyeringai sekali lagi, aku juga tidak akan mengeluh soal
panggilan si Keriting (Pengecut). Itu tidak penting. Bukankah sang
Kapten waktu kecil juga dipanggil seperti itu…..”
(ABP:20)
ini.
“.… Dulu aku juga memperlihatkan surat sang Kapten, dan Taani
membalasnya dengan membuat seluruh sekolah tahu. Dasar ember
bocor. Dua hari terakhir ia memang menjelaskan ke mana-mana….”
(ABP:92)
dasar ember bocor yang artinya Taani adalah orang yang suka
c. Personifikasi
benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia (Keraf, 1988: 140.).
kepada benda atau konsep abstrak. Perhatikan kutipan di bawah ini yang
“Hujan membungkus kota. Ruang keluarga kami. “Zas dan Qon,” aku
berdeham,”sudah malam, saatnya tidur.” Dua anakku menoleh,
menatapku yang sudah berdiri di bawah bingkai pintu.”
(ABP:60)
bawah ini.
berdesis seperti manusia. Maksud dari gaya bahasa tersebut adalah suara rem
untuk menyentuh hutan. Maksud gaya bahasa tersebut adalah yang terkena
d. Ironi
Ironi di turunkan dari kata eironeia yang berarti penipuan atau pura-
pura. Sebagai bahasa kiasan, ironi atau sinisme adalah suatu acuan yang
ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa
sebenarnya. Oleh sebab itu, ironi akan berhasil kalau pendengar juga sadar
1988: 143). Menurut Zaidan (2007: 90), ironi adalah majas yang berisi
“…. Menyuruh Jarjit meminta maaf padaku (dan ibu). Ibu Jarjit
bertanya bagaimana pelipismu. Ibu mnerimanya sambil tersenyum.
“Bukan masalah besar, Bu. Hanya kenakalan anak-anak….”
(ABP:63)
Dam kepada ibunya Jarjit. Kalimat sindiran tersebut ditujukan untuk Dam
dan Jarjit karena mereka berdua sering berkelahi. Kalimat sindirannya yaitu
37
bukan masalah besar, Bu. Hanya kenakalan anak-anak artinya bahwa Dam
dan Jarjit nakal. Gaya bahasa ironi juga terdapat seperti kutipan di bawah ini.
ayah karena uang yang seharusnya untuk keperluan keluarga justru malah
dihabiskan untuk hal yang lebih berguna (menurut versi ayah) artinya bahwa
ayah mementingkan keperluan yang lain dari pada keperluan keluarga. Gaya
“…. Kau pasti Dam. Astaga, kau sekarang terlihat berbeda sekali.
Gadis itu menunjuk-nunjuk kepalaku.
Iya, rambut kau! Sejak kapan dipotong nyaris botak? Bukankah itu
rambut kebanggan sang Kapten? Aku tidak pernah tahu kau kuliah di
sini….”
(ABP:245)
Taani yang ditujakan kepada Dam karena Dam di cukur nyaris botak.
Kalimat sindirannya yaitu sejak kapan dipotong nyaris botak artinya bahwa
dulu semasa kecil Dam bangga terhadap rambut keritingnya dan sekarang
terhadap siswa.
(Bukan) Pembohong Karya Tere Liye bahasa yang digunakan adalah bahasa
diajarkan di SMA.
kemampuan berbahasa.
39
1) Standar Kompetensi
novel Indonesia.
2) Kompetensi Dasar
kiasan novel.
SMA, yaitu:
b) menjelaskan gaya bahasa kiasan yang ada di dalam novel Ayahku (Bukan)
Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi sastra yang
1) Tahap Penjelajahan
Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye agar siswa dapat memberi
40
tersebut.
2) Tahap Interpretasi
3) Tahap Rekreasi
a) Dalam tahap ini siswa diminta untuk merekreasikan kembali hal-hal yang
sastra di SMA.
kegiatan ini peserta didik tidak hanya berpegang pada hasil pemikiran
menit.
siswa.
e. Sumber Belajar
tidak hanya diperoleh dari guru saja, melainkan buku pelajaran juga dapat
hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar akan lebih bermakna dengan
menunjang (buku acuan) bahan ajar atau materi pelajaran selain buku
2) Media cetak (surat kabar dan majalah), media cetak sebagai sumber
dan tujuan belajar. Contohnya cerpen, puisi yang ada di surat kabar.
Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye sebaiknya 4 jam pelajaran (2x
pertemuan).
perlu waktu yang lebih lama. Dalam pembelajaran novel sebaiknya satu
(Bukan) Pembohong menggunakan bentuk tes esai. Tes esai adalah sejenis
atau uraian kata-kata. Bentuk esai ini menuntut peserta didik untuk dapat
berpikir sehingga daya kreativitas yang dimiliki peserta didik menjadi tinggi.
2) Jelaskan bahasa kiasan yang ada pada novel Ayahku (Bukan) Pembohong
Skor Penilaian
Penilaian
Kriteria Skor:
BAB V
PENUTUP
Bab ini berisi simpulan dan saran. Simpulan berisi jawaban singkat atas
masalah yang diteliti, sedangkan saran berisi masukan penulis yang berkaitan
A. Simpulan
1. Bahasa kiasan dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye
meliputi:
(a) persamaan atau simile terlihat pada saat menunjukkan kesamaan, yaitu
batu. Artinya orang yang disamakan seperti patung yang hanya terdiam
dan tak bernyawa. Penanda kalimatnya adalah seperti. Selain itu, pada
46
47
artinya orang yang berambut keriting dan pengecut. Gaya metafora juga
ditemukan lagi pada saat seseorang mengatakan dasar ember bocor yang
terlihat pada suatu kalimat sindiran yang diucapkan oleh ibu Dam kepada
ibunya Jarjit. Kalimat sindirannya yaitu bukan masalah besar, Bu. Hanya
kenakalan anak-anak artinya bahwa Dam dan Jarjit nakal. Gaya bahasa
ironi juga terdapat pada kalimat sindiran yang di tujukan kepada ayah
dihabiskan untuk hal yang lebih berguna (menurut versi ayah) artinya
48
keluarga.
pada proses belajar mengajar adalah strategi sastra yang dibagi menjadi tiga
tahapan, yaitu (1) tahap penjelajahan, (2) tahap interpretasi, dan (3) tahap
ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas. Sumber belajar yang
dipakai adalah hasil karya sastra atau novel, buku pelajaran Bahasa dan
Bahasa Indonesia.
B. Saran
1. Bagi Guru
Semoga penelitian ini dapat membantu para guru khususnya guru SMA
2. Bagi Siswa
3. Bagi Pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Baribin, Raminah. 1985. Teori dan Apresiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIP
Semarang Press.
Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia.
Kustanto, Sadyo, Dedy. 2013 “Analisis Makna Kias dalam Lirik Lagu Ebiet
G. Ade dan Skenario Pembelajaran Sastra Di Kelas X SMA”. Skripsi
Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Suryani. 2004 “Analisis Struktur dan Gaya Bahasa pada Novel Kubur Ngemut
Wewadi Karya A.Y.Suharyono”. Skripsi Purworejo: Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Tim Penyususn Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Keempat. Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama.
Zaidan, Abdul Rozak, Anita K. Rustapa, dan Hani’ah. 2007. Kamus Istilah Sastra.
Jakarta: Balai Pustaka.
51
Lampiran 1
52
Lampiran 2
yang bernama Dam dibesarkan dengan kisah-kisah petualangan ayahnya yang luar
biasa. Hingga ia tumbuh dengan cara berfikir berbeda dibandingkan anak lainnya.
kebohongan. Dam, ayah, ibunya tinggal dalam lingkungan yang sangat sederhana.
saat sang ayah menemukan suatu desa yang sangat tertutup dari peradaban dan
memakan apel emas, saat sang ayah berteman dengan pemain sepak bola
legendaris dari negara barat, dan saat sang ayah mengendarai layang-layang dari
ayahnya. Namun ada satu hal yang membuat Dam bingung, mengapa ia tak boleh
Sekolah yang tidak sama dengan sekolah pada umumnya, sekolah yang mencetak
dikendarai, serta cerita desa yang ditumbuhi pohon apel emas. Sejak itu
kepercayaan Dam pada ayaahnya runtuh dan mulai menganggap semua cerita
Saat sang ibu meningggal dunia karena sakit yang diderita ayahnyapun
hanya mengatakan Ibunya baik-baik saja dan bahagia, mengetahui hal itu
kepercayaan Dan terhadap ayah runtuh semua, hingga Dam menganggap sang
ayah pembohong sampai Dam mempunyai anak pun Dam selalu menjauhkan
anak-anaknya dari sang ayah. Pada akhirnnya sang Ayah meninggal karena usia,
ketika Ayahnya meninggal Dam baru sadar bahwa semua cerita yang diceritakan
yang diceritakan Ayah semua menghadiri pemakaman. Pada saat itulah Dam
sadar dan menyesal bahwa selama ini sudah menncampakkab sang Ayah dan
Lampiran 3
BIOGRAFI PENGARANG
Tere Liye merupakan nama pena seorang penulis tanah air yang produktif
dan berbakat. Nama Tere Liye sendiri diambil dari bahasa India dan memiliki arti
lahir pada tanggal 21 Mei 1979. Tere Liye menikah dengan Riski Amelia dan
dikarunia seorang putra bernama Abdullah Pasai dan seorang putri bernama
Faizah Azkia.
petani biasa. Anak ke enam dari tujuh bersaudara ini sampai saat ini telah
Lampiran 4
SILABUS
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : XI/I
Standar Kompetensi : 7. Memahami berbagai hikayat, novel Indonesia/
terjemahan.
Kempetensi Dasar : 7.2. Menganalisis bahasa kiasan novel Indonesia/
terjemahan.
Indikator : a) Siswa mampu menceritakan isi novel Ayahku
(Bukan) Pembohong karya Tere Liye.
b) Siswa dapat menjelaskan bahasa kiasan yang ada
dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya Tere Liye.
Alokasi Waktu : 4 X 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
B. Materi Pembelajaran
C. Metode Pembelajaran
2
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Pemberian tugas
D. Langkah-langkah Pembelajaran
N Langkah-langkah W
O. Pembelajaran aktu
1 Pertemuan pertama 2x 45
. menit
Kegiatan awal
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru bersama-sama peserta didik berdoa 5
terlebih dahulu sebelum memulai menit
pelajaran
c. Guru mengabsen untuk mengetahui
kehadiran peserta didik
d. Guru menjelaskan tujuan pembalajaran
atau kompetensi dasar yang akan dicapai,
yaitu agar peserta didik mampu
menganalisis bahasa kiasan dalam novel
Indonesia/terjemahan
Kegiatan inti
Eksplorasi
a. Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengingat materi
tentang bahasa kiasan yang pernah
disampaikan sebelumnya
b. Guru bersama-sama dengan peserta didik
mengulas materi yang pernah
disampaikan terkait dengan bahasa kiasan
Elaborasi
3
telah dilaksanakan
e. Setelah diskusi selesai guru memberi tugas
peserta didik memperbaiki pekerjaannya
untuk kemudian disimpulkan
f. Guru memberi tugas kepada peserta didik
yang maju di depan kelas membacakan
simpulan hasil analisis bahasa kiasan.
Konfirmasi
a. Guru melakukan pengamatan atas kinerja
peserta didik dalam menjalankan tugas
yang telah di-berikan.
b. Guru memberikan penghargaan kepada
peserta didik yang terbaik.
Penutup
a. Guru bersama-sama dengan peserta didik
merefleksikan hasil pembelajaran. 5
b. Guru mengakhiri pembelajaran dengan menit
salam dan berdoa.
E. Sumber Belajar
Kunci Jawaban
Uraian
1. (a) persaan atau siimile, (b) metafora, (c) ppersonifikasi, dan (d) ironi.
(a) persamaan atau simile terlihat pada saat menunjukkan kesamaan, yaitu
Artinya orang yang disamakan seperti patung yang hanya terdiam dan tak
bernyawa. Penanda kalimatnya adalah seperti. Selain itu, pada saat Dam
(b) metafora mengacu pada perbandingan langsung yakni pada saat seseorang
yang berambut keriting dan pengecut. Gaya metafora juga ditemukan lagi
7
pada saat seseorang mengatakan dasar ember bocor yang artinya orang
(d) ironi adalah majas yang berisi pernyataan yang mengandung pertentangan
harapan dan kenyataan yang dihadapi. Ironi terlihat pada suatu kalimat
sindiran yang diucapkan oleh ibu Dam kepada ibunya Jarjit. Kalimat
artinya bahwa Dam dan Jarjit nakal. Gaya bahasa ironi juga terdapat pada
keperluan lain. Kalimat sindirannya yaitu uang ayah dihabiskan untuk hal
Lampiran 6
Tabel
Sajian data dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong
karya Tere Liye
Halaman
No Bahasa Kiasan
Data
1. Persamaan atau simile 36, 85, 98, 147, 228
2. Metafora 20, 92
3. Personifikasi 60, 115, 220
4. Ironi 63, 229, 245