Anda di halaman 1dari 39

MODUL AJAR 2

KEBERADAAN
TUHAN YME
PKT SMP Fase D
Kelas VII

0leh Jaya Damanik


IDENTITAS

Nama penyusun : Jaya Damanik

Institusi : MLKI/ SMP Negeri 1 Lumbanjulu Toba

Tahun disusunnya Perangkat Ajar : 2021

Jenjang : SMP

Kelas : VII

Alokasi waktu (dalam menit) : 360 menit

Jumlah pertemuan (dalam jam pelajaran) : 3 X Pertemuan (9JP)

Kata kunci (materi pokok) : Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa

Kode perangkat : KPC.D.JAD. 7.12, 7.13, dan 7.14

Jumlah peserta didik : 32 orang/ kelas

Moda : PJJ, TM, dan Blended


KATA PENGANTAR

Modul Ajar ini sebagai panduan guru merancang kegiatan pembelajaran yang menggambarkan aktifitas yang akan dilakukan siswa untuk mencapai Capaian
Pembelajaran Fase D Kelas VII sesuai dengan tujuan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti pada jenjang SMP. Tujuan
akhir pendidikan membentuk Profil Peserta didik Pancasila sebagai pemelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dengan berperilaku
Pancasila.

Profil tersebut akan dicapai apabila Proses belajar sepanjang hayat diterpkan sesuai tahapan perkembangan peserta didik. Modul Ajar ini
diperuntukkan bagi guru yang mengajar peserta didik tahun pertama pada fase D yaitu pada kisaran umur 13-15 tahun (SMP). Peserta didik dapat
menceritakan adanya Tuhan dan Tuhan itu Maha Esa serta sifat-sifat Tuhan.

Peserta didik dapat menceritakan kemahakuasaan Tuhan dalam berbagai peristiwa kehidupan. Peserta didik dapat mengakui dan menerima adanya
keterbatasan dalam diri manusia, sehingga mulai memiliki kemampuan menata dan mengelola proses maupun hasil belajarnya lebih baik dalam hal sikap
kritis dan pebelajar mandiri. Belajar mulai lebih memilih sendiri bahan, cara dan media pembelajaran yang sesuai minat/ bakatnya, lebih efektif baginya,
serta memilih yang lebih sesuai dengan kondisi lingkungannya. Modul Ajar ini ditekankan orientasi pembelajaran harus berpusat pada peserta didik dan
menggunakan Model Pembelajaran yang membangun kecakapan hidup abad 21 yaitu Berpikir Kritis, Komunikatif, Kolaborasi / Gotong royong dan Kreativ.

Mengingat kondisi saat ini masa sulit “Pandemi Covid-19”, maka Modul Ajar ini disusun yang mengharapkan guru secara proaktif meningkatkan
pemamfaatan teknologi pembelajaran dengan baik yang berkaitan dengan Moda Daring, pemanfaatan Teknologi sebagai LMS. Saat ini peranan guru
sebagai mentor alih fungsi teknologi informasi bagi siswa. Guru dapat membantu siswa dalam menggunakan teknologi, menemukan strategi dan sumber
belajar yang beragam.

Penulis
ROFIL PANCASILA

BERAHKLAK
MULIA

MANDIRI GOTONG
ROYONG

BERNALAR KREATIF
KRITIS

Berahklak Mulia (Berakhlak mulia menjaga keselarasan dengan lingkungan sekitar dalam mencapai keharmonisan hidup)
Mandiri (Memahami bahwa emosi yang dirasakan berpengaruh pada perilakunya dan menggambarkan konsekuensi emosi terhadap perilakunya dalam
konteks pembelajaran, sosial, dan pekerjaan. Merencanakan dan merancang strategi yang menunjang pencapaian tujuan belajar, pengelolaan dan
pengembangan diri dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan dirinya serta tantangan -tantangan yang dihadapi.
Bernalar Kritis (Mengajukan pertanyaan, Merefleksi proses berpikir)
Bergotong royong (Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama, kerjasama, koordinasi sosial)
Kreatif (Mengembangkan gagasan yang ia miliki untuk membuat kombinasi hal yang baru dan imajinatif untuk mengekspresikan pikiran dan/atau
perasaannya. Menghasilkan karya dan tindakan untuk mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya, mengevaluasinya, dan mempertimbangkan
dampaknya bagi orang lain).
Bergotong royong (Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama, kerjasama, koordinasi sosial)

CAPAIAN PEMBELAJARAN
Modul ajar ini menggunakan Alur Tujuan Pembelajaran yang sudah dibuat, dengan mengambil tujuan pembelajaran yang sesuai dengan materi,
yaitu Keagungan Tuhan.
Peserta didik dapat:
• Mempresentasikan hasil karya tentang materi keberadaan Tuhan Yang Maha Esa di depan kelas.
• Menghayati keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dalam lingkungannya.
• Mempresentasikan hasil karya tentang materi sifat-sifat Tuhan Yang Maha Esa di depan kelas
• Menghayati sifat Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Pengasih dalam lingkungannya
• Mempresentasikan hasil karya tentang materi karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah kita terima masing-masing di depan kelas.

CAPAIAN PEMBELAJARAN PER-TAHUN (PER-ELEMEN)


1. Mendeskripsikan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa
2. Mempresentasikan hasil karya tentang materi keberadaan Tuhan Yang Maha Esa di depan kelas
3. Menghayati keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dalam lingkungannya
4. Menjelaskan sifat-sifat Tuhan Yang Maha Esa dengan menggunakan kata-kata sendiri
5. Mempresentasikan hasil karya tentang materi sifat-sifat Tuhan Yang Maha Esa di depan kelas
6. Menghayati sifat Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Pengasih dalam lingkungannya

7. Mendeskripsikan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah kita terima masing-masing
8. Mempresentasikan hasil karya tentang materi karunia Tuhan Yang Maha Esa yang telah kita terima masing-masing di depan kelas.
Tujuan, Alur, dan Target Pencapaian Modul Ajar

Tujuan

Dengan mengangkat topik Keagungan Tuhan dalam mata pelajaran Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa SMP Kelas VII yang
mengacu kepada pembelajaran berbasis inkuiri, PBL dan Pjbertujuan untuk mengembangkan keterampilan bernalar kritis. Dengan melalui tahap
bertanya, menyelidiki, diskusi dan melakukan aksi peserta didik akan benar-benar memaknai tidak hanya pengetahuan tentang Keagungan Tuhan,
namun juga memaknai untuk diamalkan mulai dari sekolah, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Target

Melalui modul ajar ini, peserta didik diharapkan bisa menceritakan kembali dengan kata-kara sendiri mendeskripsikan keberadaan Tuhan Yang
Maha Esa, mempresentasikan hasil karya tentang materi keberadaan Tuhan Yang Maha Esa di depan kelas dan menghayati keberadaan Tuhan
Yang Maha Esa dalam lingkungannya di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sehingga bisa mengasah keterampilan untuk menuju dimensi Profil
Pelajar Pancasila yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia (Menjaga Lingkungan), Mandiri (Mengembangkan refleksi
diri), Bernalar Kritis (Mengajukan pertanyaan, Merefleksi proses berpikir), Bergotong royong (Komunikasi untuk mencapai tujuan bersama,
kerjasama, koordinasi sosial).

Alur

Modul ajar ini menggunakan siklus belajar inkuiri, dimulai dari bertanya untuk mencari pemahaman bermakna, kemudian menyelidiki dengan
mencari, menganalisis informasi, mendiskusikan hasil investigasi dan melakukan aksi, dengan mempraktekkan apa yang sudah dipelajari dan
dipahami. Rangkaian kegiatan belajar melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan murid untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuan-penemuannya dengan penuh percaya diri. Bagian inti dari kegiatan
pembelajaran berbasis kontekstual, sehingga pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh murid diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat
fakta, melainkan hasil dari menemukan sendiri. Dalam modul ajar ini banyak kegiatan refleksi yang akan terjadi di setiap tahapan proses, dan
fokus pada sejarah Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan tujuan jaran di fase ini.

Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Memulai Proses Pembelajaran

Proses Inkuiri/ Discovery

Selama proses pembelajaran aktivitas murid secara maksimal untuk mencari dan menemukan, seluruh aktivitas yang dilakukan murid diarahkan
untuk mencri dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan untuk dapat menumbuhkan sikap percaya
diri untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian
dari proses mental.

Langkah-langkah kegiatan inkuiri adalah sebagai berikut :


✓ Merumuskan masalah
✓ Mengamati atau melakukan observasi
✓ Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya
✓ Mengkomunikasikan atau mnyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru, audiens yang lainnya.
Penting sekali untuk memberikan pertanyaan pemantik yang membangun pemahaman, dan bukan pertanyaan untuk mengetes. Dengan bertanya
dan ditanya, peserta didik akan lebih terasah nalar berpikirnya, dibandingkan apabila hanya diberikan informasi langsung. Dengan memulai
dengan pertanyaan, diberikan pilihan yang menantang, peserta didik bisa mencari tahu sendiri, bertanggung jawab akan pilihannya sehingga
menjadi pelajar merdeka.
Pendekatan Pedagogi Genre
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dalam Kurikulum 2013 menuntut pendekatan pembelajaran tersendiri. Pendekatan yang dapat
melatih keterampilan peserta didik untuk menghasilkan teks sesuai tujuan sosial yang diharapkan. Pendekatan tersebut dikenal dengan
pendekatan Pedagogi Genre. Seperti yang dikemukakan Kemdikbud (2016), bahwa tujuan pembelajaran yang bersifat keterampilan dapat
menggunakan pendekatan Pedagogi Genre. Pendekatan Pedagogi Genre didasarkan pada siklus belajar-mengajar. Peserta didik belajar melalui
bimbingan dan interaksi yang mengutamakan teknik pemodelan teks dan membangun teks secara terbimbing bersama (joint construction)
sebelum membuat teks secara mandiri. Dalam pendekatan Pedagogi Genre, bimbingan dan interaksi guru dengan peserta menjadi penting
dalam proses pembelajaran.

Siklus belajar mengajar yang terdiri atas empat tahap, sebagai berikut:
✓ Menyiapkan konteks dan membangun pembelajaran
Pada tahap ini, proses pembelajaran pada setiap teks perlu diawali dengan paparan tentang relevansi dan fungsi materi yang akan dibahas
dengan konteks kepentingan para peserta didik, baik di dalam kegiatan pembelajaran maupun kehidupan sehari-harinya secara
reseptif maupun produktif. Guru dapat melakukannya dengan metode tanya jawab atau curah pendapat. Tujuannya untuk membantu
peserta didik dalam memaknai konteks situasional dan kultural tipe teks yang sedang dipelajari. Menurut Elisah (2015), tahap ini juga
dapat dilakukan melalui kegiatan menelaah ulang (review) kandungan pelajaran sebelumnya dengan tanya jawab atau cerita ulang. Guru
juga dapat memulai kegiatan dengan menciptakan suatu prakondisi melalui pertanyaan-pertanyaan dalam konteks pengalaman bersama
tentang tujuan sosial teks. Artinya, tahapan ini akan dapat terealisasi dengan persiapan perencanaan guru yang totalitas, baik dari segi
bahan ajar maupun persediaan media pembelajaran yang mendukung fungsi sosial teks yang akan dibahas.

✓ Pemodelan dan dekonstruksi


Menurut Mahsun (2014), terdapat dua kegiatan utama dalam tahapan pemodelan, yaitu membangun konteks dan percontohan teks yang
ideal. Pada tahap pemodelan, guru dapat mengenalkan nilai, tujuan sosial, struktur, ciri-ciri bentuk dan ciri-ciri kebahasaan yang menjadi
penanda teks yang diajarkan. Wujud kegiatan yang dilakukan guru, yaitu menyajikan model teks itu sendiri, baik itu secara lisan, tertulis,
ataupun melalui tayangan. Para peserta didik mengamati model teks tersebut untuk kemudian dimanfaatkan sebagai dasar untuk
dimunculkannya sejumlah pertanyaan yang diharapkan relevan dengan Kompetensi Dasar atau tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai. Kegiatan ini semacam membongkar dan merakit kembali bangunan teks berdasarkan tingkat pengetahuan peserta didik melalui
model yang disajikan.

✓ Konstruksi terbimbing
Tahapan ini, guru dan peserta didik membangun kompetensi teks bersama-sama. Menurut Kosasih (2018), tahapan konstruksi terbimbing
dapat dilakukan dengan model pembelajaran deduktif ataupun induktif. Deduktif berarti guru memberikan penjelasan langsung tentang
konsep, prinsip, dan prosedur di dalam mengidentifikasi, menganalisis, menyimpulkan, ataupun memproduksi teks itu. Induktif berarti
guru membimbing siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan penemuan, praktik, ataupun proyek terkait dengan KD yang relevan
dengan teks.

✓ Konstruksi mandiri
Pada tahap ini, peserta didik meproduksi teks (berteks baik tulis maupun lisan) secara mandiri. Kegiatan dapat berupa serangkaian
latihan, penugasan, ataupun studi kasus/lapangan, berkaitan dengan KD yang sedang mereka pelajari. Kegiatan ini hendaknya dimulai
dari kegiatan yang sederhana menuju pada pembelajaran yang lebih kompleks dengan memanfaatkan kegiatan-kegiatan mereka
dalam proses pembelajaran terbimbing.

Tahapan-tahapan yang dilalui peserta didik dalam proses pembelajaran dengan pendekatan pedagogi genre memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk aktif membangun pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ramadania (2016) menyatakan, pedagogi genre
yang dilaksanakan mengajak peserta didik secara aktif untuk mengenal konteks melalui membangun konteks, mendekonstruksi teks
beserta nilai dan ciri kebahasaannya melalui kegiatan dekonstruktif dalam tahap pemodelan. Selanjutnya, peserta didik merekonstruksi
teks bersama-sama dengan teman atau bantuan guru, dan dilanjutkan dengan pemberian tugas kepada peserta didik untuk membuat
teks dengan genre yang sama tetapi topik yang berbeda.

Sintaks Model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara
individu maupun kelompok. serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual.
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata. pengintegrasian
konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan keterampilan.
Karakteristik yang tercakup dalam Problem Based Learning (PBL) antara lain:
(1) masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;
(2) biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (ill-structured);
(3) masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multiple-perspective);
(4) masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru;
(5) sangat mengutamakan belajar mandiri;
(6) memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja, dan
(7) pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan
masalah.
Pada Problem Based Learning (PBL), guru berperan sebagai guide on the side dari pada sage on the stage. Hal ini menegaskan pentingnya
bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran.
Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi
lainnya.
Langkah kerja (sintak) model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Orientasi peserta didik pada masalah;
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Berdasarkan sintak tersebut, langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang bisa dirancang oleh guru adalah sebagai
berikut:

Langkah Kerja Aktivitas Guru Aktivitas Peserta Didik

Orientasi peserta didik pada Guru menyampaikan masalah yang akan Kelompok mengamati dan memahami masalah yang
masalah dipecahkan secara kelompok. Masalah yang disampaikan guru atau yang diperoleh dari bahan bacaan
diangkat hendaknya kontekstual. Masalah bias yang disarankan.
ditemukan sendiri oleh peserta didik melalui bahan
bacaan atau lembar kegiatan.

Mengorganisasikan peserta Guru memastikan setiap anggota memahami Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk
didik untuk belajar. tugas masing-masing. mencari data/ bahan-bahan/ alat yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.

Mengembangkan dan Guru memantau diskusi dan membimbing Kelompok melakukan diskusi untuk menghasil-kan solusi
menyajikan hasil karya. pembuatan laporan sehingga karya setiap pemecahan masalah dan hasilnya dipresentasikan/
kelompok siap untuk dipresentasikan. disajikan dalam bentuk karya.

Menganalisis dan Guru membimbing presentasi dan Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang
mengevaluasi proses mendorong kelompok memberikan penghargaan lain memberikan apresiasi. Kegiatan dilanjutkan dengan
pemecahan masalah. serta masukan kepada kelompok lain. Guru merangkum/ membuat kesimpulan sesuai dengan
bersama peserta didik menyimpulkan materi. masukan yang diperoleh dari kelompok lain.
Peran Guru

✓ Fasilitator: memfasilitasi kegiatan, menyediakan media belajar, lembar belajar, lembar kerja dan lain-lain.
✓ Moderator: memoderasi diskusi, memberikan pertanyaan pemantik, menutup dengan kesimpulan. Penyedia Informasi: menyediakan
artikel, video, tautan informasi.
✓ Mentor: membimbing peserta didik dalam mengembangkan projek.
✓ Mengorganisir pameran: mengorganisir pameran karya, mengundang pengunjung, orang-tua murid atau murid dan guru dari sekolah
lain

Sarana dan Prasarana

Dalam modul ajar ini dibuat untuk proses belajar daring atau online sehingga perlu diperhatikan:
• Apakah guru mempunyai perangkat daring yang memadai?
• Apakah murid mempunyai perangkat daring yang memadai?
• Apakah ada alternatif untuk perangkat?
Guru bisa menyiasati metode daring agar bisa menjadi luring dengan mengunduh materi online atau mencetak file pdf apabila mempunyai
keterbatasan jaringan.

Kolaborasi dan Narasumber

Apabila guru dan murid mempunyai keterbatasan untuk memperoleh konten, guru bisa mengundang narasumber ahli misalnya dari Pemuka
Kepercayaan, Sesepuh Kepercayaan, Pengurus Organisasi Kepercayaan dan bisa menggunakan sarana sekitar sebagai sumber belajar primer
maupun sekunder.
Cara Penggunaan Modul Ajar
Modul ajar ini dirancang untuk membantu guru SMP Kelas VII (Fase D) yang berada di sekolah penggerak untuk melaksanakan kegiatan di mata
pelajaran Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Di dalam modul ajar ini ada beberapa aktivitas yang saling berkaitan, dengan beberapa formatif asesmen sebagai diagnostik asesmen dan
asesmen sumatif sebagai ujung dari proses pembelajaran. Disarankan agar modul ajar ini dilakukan pada semester gasal awal, sesuai dari
urutan di alur tujuan pembelajaran.

Waktu yang direkomendasikan untuk pelaksanaan modul ajar ini adalah 2 minggu atau 2 kali tatap muka dengan durasi kurang lebih 6 JP (240
menit). Sebaiknya ada jeda waktu antar aktivitas agar di satu sisi para guru mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan persiapan materi
untuk memantik diskusi dan refleksi peserta didik. peserta didik juga mempunyai waktu untuk berpikir, berefleksi, dan menjalankan masing-
masing aktivitas dengan baik.

Alur Tujuan Pembelajaran Modul Ajar

Mempresentasikan hasil karya tentang Menghayati keberadaan Tuhan


Mendeskripsikan keberadaan
materi keberadaan Tuhan Yang Maha Yang Maha Esa dalam
Tuhan Yang Maha Esa
Esa di depan kelas lingkungannya.
PROSES PEMBELAJARAN

Pertemuan I: Suka Menolong Hidup Diberkati Tuhan Yang Maha Esa


Ringkasan Materi Ajar

Pernahkah kalian mengalami kesulitan atau kesusahan dalam kehidupan sehari-hari? Jika pernah, apakah kalian yang menginginkannya, dan
bagaimana cara kalian menyikapinya? Tentu kalian tidak menginginkannya bukan. Cara kalian untuk menyikapinya juga berbeda beda. Ada yang
berfkir positif atau berbaik sangka, namun mungkin ada juga yang berburuk sangka kepada diri sendiri.

Sebaiknya kalian berbaik sangka terhadap berbagai kesulitan. Maka kalian akan memiliki sikap percaya diri, optimis, dan bekerja keras untuk
menghadapinya. Berharap tidak terulang kembali, sehingga orang lain pun berbaik hati untuk menolong kalian. Sebaliknya, jika seseorang yang
berfkir negatif atau berburuk sangka kepada diri sendiri, ia akan merasa pesimis, tidak percaya diri, dan malas berusaha. Akhirnya orang lain pun
enggan untuk menolong kalian.

Sumber: Kemdikbud 2021


Dalam ajaran kepercayaan meyakini bahwa semua wujud kehidupan manusia adalah atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, sebagai
makhluk sosial manusia selalu membutuhkan orang lain dan saling tolong menolong. Sikap suka menolong dan welas asih terhadap orang lain
akan muncul di dalam diri kita jika memiliki hati yang bersih yang selalu berfkir positif. Sikap ini akan menuntun kita memperlakukan orang lain
di sekitar kita secara baik, santun, saling menghormati, dan saling menyayangi. Berprasangka baik atau berfkir positif kepada orang lain akan
menumbuhkan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat. Sebaliknya banyak pertikaian dan kerusuhan terjadi karena sikap buruk sangka.
Jika ada berita miring sebaiknya dikonfrmasi terlebih dahulu agar kita tidak terjerumus kepada sikap curiga dan buruk sangka. Oleh karena itu,
mari kita bangun prasangka baik dan welas asih kepada keluarga, teman, tetangga, dan sesama manusia agar hidup kita bahagia di dunia dan
di akhirat.

Seseorang yang suka menolong dan welas asih terhadap orang lain, maka hidupnya terhindar dari kesusahan. Karena ia meyakini Tuhan melihat
dan mengetahui segala apa yang ia perbuat dimana saja , kapan saja, dan selalu menolongnya dalam setiap kesulitan. Tuhan Yang Maha Esa
akan selalu memberkati setiap langkah hidupnya agar selalu bijaksana, sehingga terhindar dari kemalasan, kebodohan, kemiskinan dan
kejahatan. Sikap suka menolong dan welas asih terhadap orang lain bukanlah suatu kerugian tetapi sikap rendah hati, oleh karena itu ia akan
disukai banyak orang dan disayangi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Membiasakan diri berbaik sangka atau berfkir positif dalam membangun sikap tolong menolong atau welas asih terhadap orang lain akan
memperoleh manfaat yaitu hidup akan senantiasa bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan dan bersabar dan tabah apabila mendapatkan
ujian dan cobaan hidup. Hal ini akan menjadikan hidupnya tenang dan penuh optimis, membentuk pribadi yang tangguh, teguh pendirian, kreatif,
memiliki hubungan persahabatan dan persaudaraan yang lebih baik, serta selalu senang atas kebahagiaan orang lain.
Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan

1 Pembelajaran dimulai, guru mengucapkan salam Rahayu dan mengajak peserta didik berdoa bersama.

2 Guru mengabsen peserta didik, kerapian pakaian peserta didik dan kebersihan kelas.

3 Guru mengatur meja dan bangku peserta didik yang akan disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

4 Guru menyampaikan capaian pembelajaran yang akan dicapai peserta didik.

5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik.

6 Guru menyiapkan media/ alat peraga yang akan dipakai dalam proses pembelajaran, berupa video atau ilustrasi
gambar.
7 Guru memilih strategi pembelajaran model/ metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pendekatan
yang digunakan pendekatan saintifik dengan model inquiri dan PBL. Metode yang digunakan metode tanya jawab,
metode diskusi, metode ceramah, metode penugasan.

8 Guru melakukan cipta kondisi dengan melakukan apersepsi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif
tentang bagaimana kalian membuktikan keberadaan Tuhan YME di alam ini.

Inti
1. Peserta didik diminta untuk mencermati gambar yang ditampilkan oleh guru dan yang ada di dalam buku siswa PKT.

2. Peserta didik mengemukakan isi gambar dan makna dari gambar-gambar tersebut tentang keberadaan Tuhan Yang
Maha Esa.
3. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan peserta didik isi gambar tersebut.

4. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok kecil dan diberikan tugas pada LKPD 1 dan 2 (terlampir) untuk
berdiskusi sesuai dengan tema yang telah ditentukan (bukti-bukti keberadaan Tuhan YME).
5. Secara bergantian setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dan kelompok lainnya memperhatiakn, menyimak,
dan memberikan tanggapan
6. Guru membimbing dan memfasilitasi murid selama diskusi berlangsung sehingga menumbuhkan kebanggaan dan
rasa percaya diri serta pengalaman yang bermakna.
Penutup

1. Guru dan murid membuat simpulan tentang bergotong royong dalam keberagaman.

2. Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan.

3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.


Pertemuan II : Melanggar Ajaran Kepercayaan, Hidup Tidak Rahayu
Ringkasan Materi Ajar

Marilah kita renungkan dan kita hayati, apa jadinya apabila tidak ada siang dan malam yang silih berganti. Tentu yang ada hanya malam atau
siang hari bukan? Jika yang ada hanya malam hari, maka manusia dan makhluk hidup lainnya akan kesulitan untuk beraktivitas. Sebaliknya jika
hanya ada siang hari maka manusia dan makhluk hidup lainnya akan terus beraktivitas yang menyebabkan tubuh kita kelelahan. Akibatnya
dapat merusak sistem organ tubuh. Oleh karena itu siang hari kita gunakan untuk beraktivitas sehari-hari, sedangkan malam untuk beristirahat,
sehingga tubuh kita sehat kembali. Jadi semuanya sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa demikian adanya untuk keharmonisan segala
ciptaan-Nya.

Sumber: Kemdikbud 2021

Demikian juga dengan kehidupan manusia di dunia ini, harus memiliki aturan yang jelas dan benar demi keharmonisan hidup orang banyak.
Tuhan Yang Maha Esa menghendaki hidup kita ini saling membantu, saling membahagiakan, serta menabur berbagai amal kebaikan selama
hidup di dunia. Sebaliknya, Tuhan tidak menghendaki manusia saling menyengsarakan dan menyakiti satu sama lain.

Manusia yang menjalani hidupnya dengan aturan pada ajaran kepercayaannya dengan baik dan benar, akan merasakan kebahagiaan dalam
kehidupannya. Sebaliknya, mereka yang menjalani hidup tanpa aturan dan seenaknya sendiri tentu akan lebih sering mengalami masalah,
kesulitan, dan kegelisahan atau hidupnya tidak rahayu.

Sumber: Kemdikbud 2021

Orang yang suka melanggar aturan ajaran kepercayaannya juga bisa membuat orang lain di sekelilingnya merasa terganggu bahkan gelisah.
Ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa meyakini suatu saat Tuhan akan memberikan imbalan yang setimpal jika kejahatan manusia
telah melampaui ambang batas.
Kegiatan Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan

1 Pembelajaran dimulai, guru mengucapkan salam Rahayu dan mengajak peserta didik berdoa bersama.

2 Guru mengabsen peserta didik, kerapian pakaian peserta didik dan kebersihan kelas.

3 Guru mengatur meja dan bangku peserta didik yang akan disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.

4 Guru menyampaikan capaian pembelajaran yang akan dicapai peserta didik.

5 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik.

6 Guru menyiapkan media/alat peraga yang akan dipakai dalam proses pembelajaran, berupa video atau ilustrasi gambar.

7 Guru memilih strategi pembelajaran model/ metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pendekatan yang
digunakan pendekatan saintifik dengan model inquiri dan PBL. Metode yang digunakan metode tanya jawab, metode
diskusi, metode ceramah, metode penugasan.
8 Guru melakukan cipta kondisi dengan melakukan apersepsi dan mengajukan pertanyaan secara komunikatif tentang
pelanggaran ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, hidup tidak rahayu.

Inti

1. Peserta didik diminta untuk mencermati ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilarang melanggar ajaran
kepercayaan.
2. Peserta didik mengemukakan salah satu ajaran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dianutnya.
3. Guru memberikan penjelasan tambahan dan penguatan yang dikemukakan peserta didik tentang isi pelanggaran ajaran
Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

4. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan diberikan tugas LKPD 3 (lampiran) untuk berdiskusi sesuai tema yang
telah ditentukan.
5. Secara bergantian setiap kelompok mempresentasikan hasilnya dan kelompok lainnya memperhatiakn, menyimak, dan
memberikan tanggapan.

6. Guru membimbing dan memfasilitasi murid selama diskusi berlangsung sehingga menumbuhkan kebanggaan dan rasa
percaya diri serta pengalaman yang bermakna.
Penutup

1. Guru dan murid membuat simpulan tentang bergotong royong dalam keberagaman.

2. Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap kegiatan.

3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.


ASESMEN/ PENILAIAN

Panduan Kriteria Penilaian

Penilaan Metode/Teknik penilaian Bentuk Instrumen


- Observasi
- Lembar pengamatan sikap
1. Sikap - Penilaian diri
- Rubrik pengamatan sikap
- Penilaian Antarteman
- Soal pilihan ganda
2. Pengetahuan/ Proses Tes tertulis
- Esay tes
3. Keterampilan Presentasi - Rubrik penilaian Presentasi

Penilaian Sikap
Tabel : Penilaian Observasi Sikap
Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah Nilai Kode
No Nama Siswa
BM MD BK KR GR BG Skor Sikap Nilai

1 … ... ... ... ... ... ... ... ... ...

2 … ... ... ... ... ... ... ... ... ...

Keterangan :
• BM : Berakhlak Mulia
• MD : Mandiri
• BK : Bernalar Kritis
• KR : Kreatif
• GR : Gotong Royong
• BG : Berkebhinekaan Global

Rubrik penilaian sikap

No Aspek yang dinilai Rubrik butir sikap


(1) (2) (3)
3. menunjukkan kepatuhan terhadap norma-norma sosial dan kepercayaan (sikap sabar, toleransi, saling
menghormati, dan menghargai orang lain) yang ada dalam kegiatan kelompok.
Berakhlak Mulia 2. kurang menunjukkan kepatuhan terhadap norma-norma sosial dan kepercayaan (sikap sabar, toleransi,
1
(BM) namun kurang menghormati, dan menghargai orang lain) yang ada dalam kegiatan kelompok.
1. tidak menunjukkan kepatuhan terhadap norma-norma sosial dan kepercayaan (tidak sabar, tidak toleransi,
tidak menghormati, dan menghargai orang lain) yang ada dalam kegiatan kelompok.
(1) (2) (3)
3. memilih dan menggunakan strategi belajar yang efektif untuk mencapai tujuan, tekun dalam
menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang bisa dilakukan, berupaya tepat waktu.
2. memilih dan menggunakan strategi belajar yang efektif untuk mencapai tujuan, tidak tekun dalam
2 Mandiri (MD)
menyelesaikan tugas dengan hasil kurang baik, tidak berupaya tepat waktu.
1. tidak dapat memilih dan menggunakan strategi belajar yang efektif untuk mencapai tujuan, tidak tekun
dalam menyelesaikan tugas dengan hasil kurang baik, tidak berupaya tepat waktu.
3. dapat mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi dan menginterpretasi suatu informasi dan mencari
tahu penyebab dan konsekwensi dari informasi tersebut.
Bernalar Kritis 2. kurang dapat mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi dan menginterpretasi suatu informasi dan
3
(BK) mencari tahu penyebab dan konsekwensi dari informasi tersebut.
1. tidak dapat mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi dan menginterpretasi suatu informasi dan
mencari tahu penyebab dan konsekwensi dari informasi tersebut.
3. dapat mengembangkan gagasan yang ia miliki untuk membuat kombinasi hal yang baru dan imajinatif
2. kurang dapat mengembangkan gagasan yang ia miliki untuk membuat kombinasi hal yang baru dan
4 Kreatif (KR)
imajinatif
1. tidak dapat mengembangkan gagasan yang ia miliki untuk membuat kombinasi hal yang baru dan imajinatif
3. dapat menganalisis pendapatnya dan memberikan tanggapan kepada orang lain
Gotong Royong
5 2. kurang dapat menganalisis pendapatnya dan memberikan tanggapan kepada orang lain
(GR)
1. tidak dapat menganalisis pendapatnya dan memberikan tanggapan kepada orang lain
3. dapat mengidentifikasi dan menolak stereotip serta prasangka dalam gambaran identitas kelompok,
bangsa, dan regional
Berkebhinekaan 2. kurang dapat mengidentifikasi dan menolak stereotip serta prasangka dalam gambaran identitas kelompok,
6
Global (BG) bangsa, dan regional
1. tidak dapat mengidentifikasi dan menolak stereotip serta prasangka dalam gambaran identitas kelompok,
bangsa, dan regional

Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Nilai Sikap = Skor Perolehan/ Skor Maksimal x 100
3. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

Penilaian diri

Petunjuk: Berilah tanda centang(√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.

Nama : .................................................

Kelas : .................................................

Semester : .................................................

No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa ada.
2. Saya percaya bahwa Tuhan itu Maha Esa.

3. Ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang saya anut menjelaskan tentang adanya Tuhan.

4. Saya percaya bahwa dalam ajaran kepercayaan Tuhan Yang Maha Esa menjelaskan tentang Kemaha Esaan.

5. Saya wajib mengamalkan ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

6. Saya harus berdisiplin dalam melaksankan tugas dan kewajiban yang diberikan.

7. Saya harus bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan kewajiban yang diberikan.

8. Saya percaya bahwa ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa digali dari bumi Indonesia.

9. Saya meyakini bahwa budaya nusantara memiliki ajaran yang bermanfaat bagi generasi berikutnya.

Hasil penilaian diri perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan melakukan fasilitasi terhadap peserta didik yang belum menunjukkan sikap yang
diharapkan.

Penilaian Antarteman

Petunjuk: Berilah tanda centang ( ) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Nama teman yang dinilai : .................................................

Nama penilai : .................................................

Kelas : .................................................
Semester : .................................................

No Pernyataan Ya Tidak
1. Teman saya percaya bahwa Tuhan itu ada.

2. Teman saya percaya bahwa ajarannya menjelaskan tentang KemahaEsaan Tuhan.

3. Teman saya percaya bahwa adanya kehidupan manusia dan lingkungannya sebagai bukti adanya Tuhan
Yang Maha Esa.
4. Teman saya membuktikan bahwa Tuhan itu Maha Esa.

5. Teman saya percaya meyakini bahwa wajib mengamalkan ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
6. Temansayapercayabahwabersikapdisiplinsebagaipengamalan ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
7. Teman saya percaya bahwa sekecil apapun tugas dan kewajiban harus bertanggung jawab.

Hasil penilaian antarteman perlu ditindaklanjuti oleh guru dengan mem- berikan bantuan fasilitasi terhadap peserta didik yang belum
menunjukkan sikap yang diharapkan.
Penilaian Ketrampilan

Instrumen Penilaian Keterampilan Diskusi Kelas :

No Nama Siswa Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Skor Total

Rubrik Penilaian Diskusi Kelas :

skor
No Aspek yang dinilai
4 3 2 1
1 Banyaknya pertanyaan yang diajukan
2 Kualitas pertanyaan
3 Penguasaan materi presentasi
4 Akurasi jawaban

Nilai Ketrampilan = Skor Perolehan/ Skor Maksimal x 100


Penilaian Pengetahuan

Asesmen Formatif

Soal Pilihan Ganda

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

1. Berikut ini konsep tentang Tuhan yang benar bagi penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa, kecuali…
a. istilah atau sebutan Tuhan berbeda-beda untuk setiap suku bangsa, kebudayaan dan peradaban di dunia
b. istilah atau sebutan Tuhan bagi penghayat kepercayaan di Indonesia adalah Tuhan Yang Maha Esa
c. Tuhan itu hanya satu dan Tuhan yang satu adalah hanya untuk penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
d. Tuhan Yang Maha Esa itu terdahulu Ada-Nya, karena sudah ada sebelum bumi, langit, serta alam semesta ada, dan tunggal.
2. Dalam segala keadaan senang maupun susah, kita harus merasa berhadapan dengan Tuhan Yang Maha Esa, karena Tuhan….
a. selalu ada di dekat kita
b. tidak ada bersama kita
c. mengabulkan semua kehendak manusia
d. tidak akan membantu manusia
3. Sebagai seorang penghayat kepercayaan, sikap suka menolong dan welas asih terhadap orang lain harus selalu muncul di dalam diri kita.
Penyataan berikut yang benar adalah…
a. Tuhan selalu memberikan berkatnya kepada setiap orang yang melakukan kebajikan
b. Tuhan tidak pernah memperhatikan orang yang melakukan kejahatan
c. Setiap orang selalu menerima berkat dari Tuhan YME
d. Tidak semua perbuatan kita diketahui oleh Tuhan YME
4. Kita lahir di dunia atas kehendak ...
a. Leluhur
b. Tuhan Yang Maha Esa
c. Diri sendiri
d. Orang tua
5. Seseorang yang suka menolong dan welas asih terhadap orang lain, maka hidupnya terhindar dari kesusahan, karena ...
a. Tuhan akan mengabulkan semua permohonannya.
b. Tuhan tidak pernah menolongnya dalam setiap kesulitan.
c. Ia akan menjadi orang yang sombong dan angkuh
d. ia akan disukai banyak orang dan disayangi oleh Tuhan Yang Maha Esa

Soal Uraian:

1. Dalam ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan itu adalah Maha tunggal, tidak ada dua atau lebih. Jelaskan alasan!
2. Tuhan Yang Maha Esa Maha Pengasih menciptakan manusia. Sebagai pengamalan kita dalam kehidupan sehari-hari adalah suka menolong
dan welas asih terhadap sesama. Apakah mamfaat saling tolong-menolong dan welas asih antar sesama? Jelaskan dengan singkat!
3. Menurutmu apakah Tuhan pernah meninggalkanmu? Berikan alasan atas jawabanmu!
4. Mengapa ada manusia menjadi penjahat? Jelaskan alasannya !
5. Jelaskan keberadaan Tuhan ada dimana-mana, dan tidak pernah tidur!.
Rubrik Penilaian

No Skor
Rubrik Penilaian Pilihan Ganda
Soal maksimum
1. C 10

2. A 10

3. A 10

4. B 10

5. D 10

6. Jika Tuhan ada dua atau lebih, maka akan terjadi kekacauan pada semua ciptaanNya 10

7. Jika jawaban lengkap 10

8. Jika jawaban lengkap 10

9. Jika jawaban lengkap 10

10. Jika jawaban lengkap 10

Jumlah Skor 100

Nilai : Jumlah Nilai PG + Uraian


Contoh Lembar Monitoring Orang Tua
Tanda Tangan
Tanda Tangan Guru
Hari/ Mata Materi/ Topik Bentuk Tugas Komentar Orang Tua Orang Tua
Tanggal Pelajaran

Bentuk lain interaksi dengan orang tua, yaitu membangun keterlibatan orangtua dalam tugas-tugas sekolah para Peserta Didik. Guru dianjurkan
menyusun tugas untuk Peserta Didik yang dapat melibatkan orang tua dalam kegiatan-kegiatan bersama Peserta Didik. Misalnya berkaitan dengan
materi ini, orang tua dapat membimbing anaknya untuk memberi penjelasan tentang bukti-bukti adanya Tuhan Yang Maha Esa sesuai kepercayaan
yang dianutnya.

REFLEKSI SISWA

Kalian sekarang telah menghayati keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Terkait dengan materi ini, lakukanlah refleksi diri. Tanggapilah pernyataan-
pernyataan berikut, menurut apa yang kamu rasakan dengan cara memberi tanda ceklist ( ) pada ppilihan yang sesuai.

Contoh:

Sangat Yakin Yakin Tidak Yakin

1. Kepercayaan akan Tuhan ada dalam semua kebudayaan dan peradaban Manusia, walaupun istilahnya berbeda.

Sangat Yakin Yakin Tidak Yakin


2. Tuhan itu hanya satu tidak dapat diperbandingkan dan Tuhan yang satu adalah untuk semua umat-Nya di alam semesta.

Sangat Yakin Yakin Tidak Yakin

3. Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta bersifat mutlak sebagai segala sumber kehidupan yang bimbinganNya selalu
dibutuhkan manusia untuk kembali kepada sumber hidupnya.

Sangat Yakin Yakin Tidak Yakin

4. Suka menolong dan welas asih terhadap orang lain menuntun hidup terhindar dari kesusahan, karena Tuhan melihat dan mengetahui segala
apa yang kita perbuat.

Sangat Yakin Yakin Tidak Yakin

5. Seseorang yang hanya mementingkan diri sendiri biasanya menjalani hidup tanpa aturan dan seenaknya sendiri, serehingga sering
mengalami masalah, kesulitan, dan kegelisahan.

Sangat Yakin Yakin Tidak Yakin

EFLEKSI GURU

Apakah materi dapat tersampaikan secara baik kepada peserta didik?

Bagaimana keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar?

Sikap positif apa yang anda dapatkan selama proses belajar?

Apa saja yang anda dapat lakukan meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengadar?

Menurut anda, apakah metode belajarnya dapat diikuti dengan mudah oleh peserta didik?
PENGAYAAN
Peserta didik yang sudah menguasai materi Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa mengerjakan soal pengayaan identifikasi keragaman amalan ajaran
Kepercayaanterhadap Tuhan Yang Maha Esa peserta didik di tempat tinggalnya. Soal pengayaantelah disiapkan oleh guru. Guru mencatatdan
memberikan tambahan nilai bagi pesertadidik yang berhasil dalam pengayaan.

REMEDIAL

Peserta didik yang belum menguasai materi akan dijelaskan kembali oleh guru materi Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Guru akan melakukan
penilaian kembali dengan soal yang sejenis atau memberikan tugas individu merangkum materi perlindungan Penghayat Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Remedial dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan, boleh pada saat pembelajaran apabila masih ada waktu, atau di
luar jam pelajaran (30 menit setelah pulang jam pelajaran selesai).

GLOSARIUM

Welas asih : Sikap suka menolong orang lain yang muncul di dalam diri kita jika memiliki hati yang bersih yang selalu

Berfkir positif : Sikap ini akan menuntun kita memperlakukan orang lain di sekitar kita secara baik, santun, saling menghormati, dan saling
menyayangi.
INTERAKSI GURU DENGAN ORANG TUA

Komunikasi dengan orang tua dapat menggunakan buku penghubung yang memfasilitasi komunikasi yang baik antara sekolah/guru dengan orang tua Peserta
Didik. Buku penghubung ini juga bermanfaat untuk membangun kerjasama pihak sekolah dengan orang tua dalam membantu keberhasilan Peserta Didik. Buku
penghubung ini memuat hari/tanggal, matapelajaran, materi/topik, bentuk tugas, dan tanda tangan orang tua.

Contoh Lembar Monitoring Orang Tua

Tanda
Tanda Tangan
Hari/ Mata Materi/ Topik Bentuk Tugas Komentar Orang Tua Tangan
Guru
Tanggal Pelajaran Orang Tua

Bentuk lain interaksi dengan orang tua, yaitu membangun keterlibatan orangtua dalam tugas-tugas sekolah para Peserta Didik. Guru dianjurkan
menyusun tugas untuk Peserta Didik yang dapat melibatkan orang tua dalam kegiatan-kegiatan bersama Peserta Didik. Misalnya berkaitan dengan
materi ini, orang tua dapat membimbing anaknya untuk memberi penjelasan tentang bukti-bukti adanya Tuhan Yang Maha Esa sesuai kepercayaan
yang dianutnya
REFERENSI

Bustami, A. L. (2011). Pemberdayaan Budaya Spiritual. Makalah pada Gelar Budaya Spiritual, Yogyakarta, 8 Oktober 2011. Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Jakarta

Bustami, A. L. (2017). Modul Sejarah Kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, Pendidikan Dan Latihan Jabatan Penyuluh Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Jakarta.

Basuki, H. (2005). Membangun Moral Keindonesiaan. Wawasan Kebangsaan,

Gultom, I. (2010). Agama Malim Di Tanah Batak. Bumi Aksara, Jakarta.

Lampiran
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 1

Buatlah kelompok kecil yang terdiri dari 2-4 orang.

Dalam ajaran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan itu adalah Maha tunggal, tidak ada dua atau lebih. Analisis dalam kelompokmu,
apa yang akan terjadi jika Tuhan itu ada dua atau lebih. Jelaskan alasan kalian, dan buatlah laporan tertulis dari diskusi yang kalian lakukan, kemudian
presentasikan didepan kelasmu!

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 2


Buatlah kelompok kecil yang terdiri dari 2-4 orang.
Amati gambar berikut ini!
Dari gambar di samping, menurut kalian apakah mamfaat untuk menolong temannya
yang terjatuh bagi dirinya maupun bagi teman yang ditolong? Bagaimana sebaiknya
sikap temannya yang sudah ditolong? Jelaskan jawaban kalian, buatlah laporan dari
diskusi yang kalian lakukan, kemudian presentasikan di depan kelasmu!
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) 3

Ayo kita bereksplorasi !

Bentuklah kelompok kecil yang terdiri dari 2-4 orang.

Identifkasi pengalaman kalian yang melanggar aturan ajaran kepercayaan yang kalian anut dalam kehidupan sehari-hari. Tuliskan dan analisis
akibatnya bagi diri sendiri dan orang lain dalam diskusi kelompok. Kemudian simpulkan apa tindakan kalian berikutnya, lalu presentasikan di depan
kelasmu!

Anda mungkin juga menyukai