Disusun Oleh:
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................
B. Identifikasi Masalah................................................................................................
C. Batasan Masalah....................................................................................................
D. Rumusan Masalah..................................................................................................
E. Tujuan Survey.........................................................................................................
F. Manfaat Survey Manfaat Survey............................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Berlandaskan Pancasila ....................................
1. Definisi Filsafat Pendidikan Pancasila ...................................................................
2. Pandangan Filsafat Pendidikan tentang Pendidikan .............................................
3. Dasar Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia .................................................
4. Hakikat Filsafat .......................................................................................................
B. Konsep dan Nilai-Nilai Filsafat Pendidikan
1. Nilai-nilai Pendidikan berdasarkan Pancasila ........................................................
2. Pendidikan Karakter berdasarkan nilai-nilai Pancasila ..........................................
3. Tujuan Pembangunan Karakter Bangsa ...............................................................
BAB III. METODE SURVEY
A. Tempat dan Waktu Survey ...................................................................................
B. Subject Survey ......................................................................................................
C. Teknik Pengambilan Data ....................................................................................
D. Instrumen Survey ..................................................................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Hasil Survey .........................................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................
B. Saran ......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
(Undang-undang Nomor 20 tahun 2003)
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional diatas, jelaslah bahwa pendidikan
mulai dari Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi harus diselenggarakan secara
sistematis untuk mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan
karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, dan
berakhlak serta berinteraksi dengan masyarakat.
Lembaga pendidikan sebagai tempat pembentukan karakter peserta didik dituntut untuk
meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaannya. Tuntutan tersebut didasarkan pada
perilaku siswa contohnya, meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan
anak-anak dan remaja, kebiasaan menyontek, tawuran dan sebagainya.
Oleh karena itu lembaga pendidikan sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda
diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta
didik disamping keluarga dan masyarakat.
Untuk mencegah semakin parahnya krisis akhlak pada generasi muda, pendidikan
karakter perlu diberikan secara terintegrasi dalam semua mata pelajaran, tidak
dibebankan pada mata pelajaran tertentu seperti selama ini terjadi.
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dalam memahami ruang lingkup
permasalahan
dalam penelitian ini maka penulis membatasi masalah berdasarkan identifikasi masalah
diatas maka permasalahan ini dibatasi untuk beberapa video tentang sikap dan karakter
siswa disekolah.
D. RUMUSAN MASALAH
E. Tujuan survey
F. Manfaat
1. Agar mahasiswa memahami definisi dari filsafat pendidikan.
2. Agar mahasiswa memahami pendidikan karakter.
3. Agar mahasiswa mengetahui dasar dan hubungan filsafat dengan pendidikan
karakter.
4. Agar mahasiswa bisa berpikiran berfilsafat dalam pendidikan berkarakter.
5. Agar mahasiswa mengetahui peran filsafat dalam membangun manusia
berkarakter.
6. Agar mahasiswa memahami peran guru dalam pendidikan berkarakter disekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan Berlandaskan Pancasila
Filsafat Pancasila adalah penggunaan nilai Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bernegara. Pada prinsipnya, Pancasila sebagai filsafat ialah perluasan
keunggulan dari awal sebagai dasar dan ideologi yang telah merambah ke dalam Produk
filsafat (filsafah).
Pancasila sebagai suatu produk filsafat berarti digunakan sebagai suatu pandangan hidup
dalam prakteknya. Hal ini berarti filsafat Pancasila memiliki fungsi dan peran sebagai
pedoman dan pegangan sikap, tingkah laku dan juga perbuatan dalam kehidupan sehari-
hari dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai filsafat juga berarti bahwa Pancasila memuat pandangan, nilai dan
pemikiran yang dapat menjadi isi dan subtansi dari pembentukan ideologi Pancasila.
Alasan untuk pernyataan ini adalah bahwa Pancasila memang memiliki sistem nilai yang
berasal dari penggalian dan pengejawantahan dari nilai kebudaya Indonesia yang
mendasar sepanjang sejarah, yang berasal dari unsur budaya eksternal yang sesuai untuk
menyatu dengan budaya bangsa Indonesia.
Dasar pendidikan yaitu suatu aktifitas untuk mengembangkan dalam bidang pendidikan
dan pengembangan kepribadian, tentunya pendidikan memerlukan landasan kerja untuk
memberi arah bagi programnya. Sebab dengan adanya dasar juga dapat berfungsi
sebagai semua sumber peraturan yang akan dicitakan sebagai pegangan hidup dan
pegangan langkah pelaksanaan dan langkah jalur yang menentukan. Tujuan pendidikan
dapat diuraikan menjadi 4 macam, yaitu sebagai berikut:
Tujuan Institusional
Adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki
oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
Tujuan Kurikuler
Adalah perumusan pola perilaku dan pola kemampuan serta keterampilan yang harus
dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
Tujuan Instruksional
Adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh peserta didik
sesudah ia menyelesaikan kegiatan instruksional yang bersangkutan.
Pendidik merupakan individu yang manpu melaksanakan tindakan mendidik dalam satu
situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan peserta didik adalah
anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun segi
perkembangan mental. Setiap anak memiliki pembawaan yang berlainan. Karena itu
pendidik wajib senantiasa berusaha untuk mengetahui pembawaan masing-masing anak
didiknya, agar layanan pendidikan yang diberikan sesuai dengan keadaan pembawaan
masing-masing.
Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Hubungan kurikulum dengan pandangan filsafat adalah dalam bentuk kurikulum yang
dilaksanakan. Adapun salah satu tugas pokok dari filsafat adalah memberikan arah dari
tujuan pendidikan. Suatu tujuan pendidikan yang hendak dicapai itu haruslah
direncanakan (diprogramkan) dalam apa yang disebut kurikulum.
Sistem Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu
perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan
hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan
memilih isi (materi), Srategi kegiatan dan tekdik penilaian yang sesuai. Sistem pendidikan
merupakan suatu alat, pendidikan merupakan suatu aplikasi dari kebudayaan, yang
posisinya itu tidak netral melainkan selalu bergantung pada siapa dan bertujuan apa
pendidikan itu dilaksanakan.
4. Hakikat Filsafat
Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi
dan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi
berikut:
3. Asas kodrat alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu
dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi
keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya.
Nilai-nilai yang dapat diambil dari Pancasila untuk menguatkan pendidikan karakter
adalah:
1. Pada sila ke-1 ada nilai toleransi beragama dalam pendidikan karakter peserta didik
2. Pada sila ke-2 yaitu nilai memahami dan menghargai sesama manusia sehingga
membentuk karakter yang beradab
3. Pada sila ke-3 dapat memahami nilai persatuan dan cinta tanah air sehingga
pendidikan selalu mengutamakan keragaman budaya di Indonesia
4. Pada sila ke-4 menjadi nilai penting untuk memahami kehidupan demokrasi yang
sesuai dengan hati nurani, serta adanya keharusan taat pada hukum sehingga
menjadi pribadi yang disiplin
5. Pada sila ke-5 mengandung nilai memperjuangkan kepentingan bersama dalam
kehidupan bersosialisasi, sehingga keadilan sosial selalu ada dalam kehidupan
sehari-hari
Jika pendidikan karakter diselenggarakan di sekolah maka guru akan menjadi pioner dan
sekaligus koordinator program tersebut. Hal itu karena guru yang memang secara khusus
memiliki tugas untuk membantu siswa mengembangkan kepedulian sosial dan masalah-
masalah. kesehatan mental, dengan demikian guru harus sangat akrab dengan program
pendidikan karakter.