Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN KONSUMSI PROTEIN HEWANI

KOTA CIMAHI
TAHUN 2022

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PETERNAKAN
Jl. Kawaluyaan Indah Raya No. 6 Soekarno-Hatta : 022-87327711 Faksimili : 022-87354100 
Website : www.dkpp.jabarprov.go.id, e-mail : dkpp@jabarprov.go.id
Bandung 40286
1. Latar Belakang

Keragaman dan keseimbangan konsumsi pangan pada tingkat keluarga akan


menentukan kualitas konsumsi pada tingkat wilayah, baik kabupaten/kota, provinsi, dan
nasional. Kualitas konsumsi pangan penduduk ditingkat wilayah (makro) ini dicerminkan
dengan skor Pola Pangan Harapan (PPH). Sedangkan di tingkat keluarga dan individu,
asupan makanan sesuai prinsip konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman
(B2SA) untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dapat diketahui dengan melakukan penilaian
konsumsi pangan, melalui pendekatan penghitungan porsi.

Indikator kualitas konsumsi pangan ditunjukkan oleh skor Pola Pangan Harapan
(PPH) yang dipengaruhi oleh keragaman dan keseimbangan konsumsi antar kelompok
pangan. PPH biasanya digunakan untuk perencanaan konsumsi, kebutuhan dan penyediaan
pangan yang ideal di suatu wilayah.

Dalam pasal 60 UU No 18 tahun 2012 disebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah


Daerah berkewajiban mewujudkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat. Tercapainya penganekaragaman konsumsi pangan tersebut
diukur melalui pencapaian nilai, komposisi, pola pangan dan gizi seimbang, dengan indikator
yang ada saat ini adalah Pola Pangan Harapan (PPH). Terkait dengan hal tersebut,
pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) merupakan indikator kunci yang perlu diukur
dan dianalisis secara periodik, baik ditingkat pusat dan di daerah, sesuai dengan amanat UU
No 18 Tahun 2012 tersebut. Untuk memudahkan pengukuran Skor PPH baik di pusat
maupun di daerah, maka perlu disusun panduan penghitungan Skor PPH.

Data yang digunakan dalam penghitungan skor PPH adalah data jumlah konsumsi
energi per kelompok pangan. Proporsi konsumsi energi untuk masing-masing kelompok hasil
kesepakatan Deptan tahun 2001 yaitu: (1) Padi-padian 50%, (2) Umbi-umbian 6%, (3)
Pangan hewani 12%, (4) Minyak dan lemak 10%, (5) Buah dan biji berminyak 3%, (6)
Kacang-kacangan 5%, (7) Gula 5%, (8) Sayur dan buah 6%, serta (9) Lain-lain (bumbu)
3%. Selanjutnya, berdasarkan hasil perkalian antara proporsi energi dari masingmasing
kelompok pangan dengan masing-masing pembobotnya diperoleh skor PPH. Dalam konsep
PPH akan diperoleh skor ideal sebesar 100, yang artinya kualitas konsumsi pangan
penduduk disebut ideal apabila mempunyai skor PPH sebesar 100.
2. Dasar Pelaksanaan

Adapun dasar pelaksanaan dari Skor Pola Pangan Harapan adalah sebagai berikut:

1. Undang - Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan;


2. Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi;
3. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;
4. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 60 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal;
5. Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 501/51/Prodi tanggal 27 Desember 2017
tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal
dan Pencapaian Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi.

3. Maksud dan Tujuan

Tujuan dari Pola Pangan Harapan (PPH) adalah untuk menghasilkan suatu komposisi
norma (standar) pangan guna memenuhi kebutuhan gizi penduduk, yang
mempertimbangkan keseimbangan gizi ( nutritional balance) berdasarkan: cita rasa
(palatability), daya cerna (digestability), daya terima masyarakat ( acceptability), kuantitas
dan kemampuan daya beli (affortability).

4. Kegunaan

Adapun kegunaan dari Pola Pangan Harapan (PPH) adalah sebagai berikut:
a. Untuk menilai situasi konsumsi atau ketersediaan pangan, baik jumlah dan
komposisi/keragaman pangan.
b. Untuk perencanaan konsumsi atau ketersediaan pangan
5. Konsumsi Protein Hewani Kota Cimahi
Total Wilayah
Kandungan Gizi Berat Pangan
3. Pangan Hewani
Energi Protein Gram Kilogram
Kkal/Hari Gram/Hari Per Hari Per Tahun
Daging Ruminansia 58,2 4,6 13,3 4,8
Daging Unggas 98,7 7,1 32,3 11,8
Telur 38,6 3,1 28,1 10,2
Susu 44,4 1,6 12,0 4,4
Ikan 40,3 6,4 37,4 13,7
Subtotal 280,2 22,8 123,0 44,9

Berdasarkan SUSENAS Tahun 2021 yang telah diolah dengan Aplikasi Harmonisasi
PPH, konsumsi daging ruminansia sebesar 13,3 gram/kap/hari, daging unggas sebesar 32,3
gram/kap/hari, telur sebesar 28,1 gram/kap/hari, susu sebesar 12,0 gram/kap/hari, ikan
sebesar 37,4 gram/kap/hari.

Anda mungkin juga menyukai