Oleh: Tim Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB Dan Pusat Konsumsi Pangan Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian R.I. 3 5 Juni 2010 1
I. TUJUAN PRESENTASI
Memberikan pemahaman kepada peserta tentang tujuan dan kegunaan perencanaan konsumsi pangan wilayah dengan pendekatan Pola Pangan Harapan
II. PENGEMBANGAN KONSUMSI PANGAN WILAYAH: PENTINGNYA PERENCANAAN KONSUMSI PANGAN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN
NASIONAL, PROV, KAB
INPUT Kebijakan dan Kinerja Sektor Ekonomi, Sosial dan Politk : Ekonomi -Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Prasarana/ Sarana -Lahan/Pertanah an -Sumberdaya Air/Irigasi -Perhubungan Transportasi -Permodalan Kesra -Kependudukan -Pendidikan -Kesehatan Stabilitas dan Keamanan Nasional RUMAH TANGGA INDIVIDU
KETERSEDIAAN
O U T P U T
DISTRIBUSI
S T A T U S G I Z I
Pemenuhan
KEBUTUHAN KONSUMSI
Penelitian Leann Birch (Pensylvania State University) : Usia 13 minggu dalam kandungan, janin sudah mulai mampu mendeteksi perbedaan rasa dalam cairan amniotik (amniotic fluid). Laju penyerapan cairan oleh janin meningkat seiring peningkatan kadar gula dari cairan amniotic alasan mengapa anak lebih menyukai buah yang berasa lebih manis dibanding sayuran yang tidak manis dan kadang sedikit pahit Anak yang mendapat ASI lebih mampu menerima aneka rasa saat transisi dari makanan cair ke makanan padat dibanding anak yang mengkonsumsi susu formula karena apa yang dimakan ibunya dapat dirasakan oleh anak.
Pasta, diciptakan di Cina, dikembangkan di Italia, digemari di seluruh dunia Sekarang mudah cari pecel lele di Makassar, Padang hingga Kupang
Suatu ketika mungkin sulit mencari minuman ringan karena Iklan minuman ringan bersoda sudah mulai dilarang di DEPT GM FEMA IPB - BKP beberapa negara WRKSHOP PPM BANDUNG
Pemilihan pangan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti karakteristik organoleptik pangan, pengalaman, pengetahuan, status sosial, budaya dan ekonomi, ketersediaan, serta pemahaman tentang manfaat konsumsi dan keamanan pangan Dalam memilih pangan masyarakat perlu diarahkan agar berlaku bijak, tidak semata mempertimbangkan faktor organoleptik dan status sosial-ekonomi pangan, namun juga harus seimbang dengan alasan manfaat pangan untuk kesehatan dan tumbuh kembang optimal
III. PENGGUNAAN PPH SEBAGAI SALAH SATU PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN KONSUMSI PANGAN WILAYAH
Pemenuhan Gizi Seimbang Perencanaan kebutuhan pangan yang ditujukan untuk menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan sesuai dengan norma gizi : - memenuhi AKG (Angka Kecukupan Gizi) - memenuhi keseimbangan gizi sesuai PPH (Pola Pangan Harapan)
Pemenuhan Kebutuhan Aktual Perencanaan kebutuhan pangan yang ditujukan untuk menjamin ketersediaan pangan sesuai dengan permintaan aktual masyarakat sebagai cerminan: - Pendapatan - Harga pangan - Preferensi pangan - Nilai sosial pangan - Budaya/pola konsumsi pangan
Kurang relevan
Kurang relevan
Belum tentu/tidak ada Belum tentu Terrpenuhi Relatif Ketimpangan antar kelompok pangan
Belum tentu/tidak ada Belum tentu terpenuhi Relatif Ketimpangan antar kelompok pangan
4. Diversifikasi Pangan Terpenuhi dan Gizi 5. Kemudahan 6. Waktu Relatif, tapi ada indikator tunggal Keseimbangan antar kelompok pangan
Pengertian PPH
FAO-RAPA (1989) :
PPH adalah komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya.
PPH : susunan beragam pangan yang didasarkan atas proporsi keseimbangan energi dari 9 kelompok pangan dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama.
13
GIZI SEIMBANG
GIZI SEIMBANG
33.3
33.3 33.3
1. Padi-padian
2. Umbi-umbian 3. Pangan hewani 4. Minyak dan lemak 5. Buah/biji berminyak 6. Kacang-kacangan 7. Gula
2.0 0.5
0.5 2.0 0.5 5.0
0.0
2000
100.0
100.0
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kelompok Pangan Padi-padian Umbi-umbian Pangan Hewani Minyak dan Lemak Buah/Biji Berminyak Kacang-kacangan Gula Sayur dan Buah Lain-lain Total
% Aktual 52.6 3.4 4.6 27.5 2.3 3.0 2.3 3.9 0.5 100.0
% AKE 57.5 3.8 5.0 30.0 2.5 3.3 2.5 4.3 0.5 109.3
Bobot 0.5 0.5 2.0 0.5 0.5 2.0 0.5 5.0 0.0
Skor Aktual 26.3 1.7 9.2 13.7 1.1 6.0 1.1 19.4 0.0 73.2
Skor AKE 28.8 1.9 10.0 15.0 1.3 6.5 1.3 21.3 0.0 132.7
Skor Maks 25.0 2.5 24.0 5.0 1.0 10.0 2.5 30.0 0.0 100.0
Skor PPH 25.0 1.9 10.0 5.0 1.0 6.5 1.3 21.3 0.0 71.9
17
20
dimana : n = selisih tahun yang dicari dengan tahun dasar dt = selisih waktu antara tahun 2020 dengan tahun awal
Rata2 Energi thn dasar + n (Rata2 Energi thn 2020 - Rata2 Energi thn dasar)/dt
dimana : n = selisih tahun yang dicari dengan tahun dasar dt = selisih waktu antara tahun 2020 dengan tahun awal
dimana : n = selisih tahun yang dicari dengan tahun dasar dt = selisih waktu antara tahun 2020 dengan tahun awal
Tahap Penghitungan
a. Menghitung kontribusi energi tiap komoditas terhadap kelompok pangan Contoh: Beras Padi-padian : 1057 kkal (data SUSENAS) : 1074 kkal
b.
Contoh : Beras = 98.4 % dari padi-padian Proyeksi konsumsi energi padi-padian tahun 2008 = 1296 kkal maka Konsumsi beras tahun 2008 = 98.4 x 1296 kkal 100 = 1275 kkal
c.
Mengkonversi proyeksi konsumsi energi menjadi konsumsi pangan (dengan DKBM) gr komoditas = energi komoditas) x energi per 100 gr komoditas Contoh : Proyeksi energi beras DKBM beras proyeksi beras (gr) = = 10000 BDD
V. Pemanfaatan hasil perencanaan konsumsi pangan dalam program pangan dan gizi
1. Pengembangan Konsumsi Pangan (P2KP) 2. Pengembangan Ketersediaan/Produksi Pangan (termasuk kebutuhan lahan pertanian pangan)
Daun Katuk
31