Anda di halaman 1dari 28

oleh :

Pairus, SP.,MM
Kepala Bidang Konsumsi Pangan

Disampaikan dalam Sosialisasi Analisis Konsumsi Pangan


Berbasis Pola Pangan Harapan

Pangkalpinang, 19-20 April 2018

DINAS PANGAN
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1
OUTLINE

I. PENDAHULUAN

II. DATA KONSUMSI PANGAN


A. Data Nasional
B. Data Provinsi

2
I. PENDAHULUAN

3
UU PANGAN No.18/2012 :
Pengukuran Konsumsi Pangan

Pasal 60 Pasal 62
Tercapainya penganekaragaman
(1) Pemerintah dan Pemda berkewajiban konsumsi Pangan diukur melalui
mewujudkan penganekaragaman kon- pencapaian nilai komposisi pola
sumsi Pangan utk memenuhi kebutuhan Pangan dan Gizi seimbang.
Gizi masyarakat dan mendukung hidup
sehat, aktif, dan produktif.

(2) Penganekaragaman konsumsi Pangan INDIKATOR:


seba-gaimana dimaksud pada ayat (1) POLA PANGAN HARAPAN
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran (PPH)
masyarakat dan membudayakan pola
konsumsi Pangan yang beragam, bergizi
seimbang, dan aman serta sesuai dengan
potensi dan kearifan lokal.

4
PERAN STRATEGIS DATA KONSUMSI PANGAN
Sebagai sasaran utama prioritas Provinsi di
Bidang Pangan dalam RPJMD 2015-2019
(dalam bentuk Kalori dan PPH)

5
INDIKATOR KINERJA
PROGRAM PENINGKATAN DIVERSIFIKASI DAN
KETAHANAN PANGAN MASYARAKAT, TH 2017
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM TARGET
1. Peningkatan ketersediaan Skor PPH Ketersediaan 92,04
pangan yang beragam
2. Penurunan jumlah penduduk Penurunan Jumlah Penduduk Rawan Pangan 1%
rawan pangan (%/thn)
3. Stabilitas harga pangan pokok di Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat ≥ HPP
tingkat produsen dan konsumen produsen (Rp/Kg)
Koefisien variasi pangan (beras) di tingkat < 10%
konsumen (Cv)
4. Peningkatan kuantitas dan Konsumsi Energi (Kkal/Kap/hr) 2.077
kualitas konsumsi pangan
masyarakat
Konsumsi protein (Gram/kap/hr) 56,6
Skor PPH Konsumsi 88,4
5. Peningkatan pangan segar yang Peningkatan produk pangan segar yang 10
aman dan bermutu tersertifikasi (%)
Tingkat keamanan pangan segar yg diuji (%) ≥ 680%
INSTRUMEN PPH
KONSUMSI PANGAN

WILAYAH/MAKRO

INSTRUMEN
KONSUMSI
Hewani 3 P
Nabati 3 P SAYUR
LAUK 3-4 P
BUAH
PAUK
INDIVIDUAL/MIKRO
BUAH
PANGAN SAYURAN
4-5 P
POKOK
4-8 P
B2SA
P = Porsi 7
PENGOLAHAN DATA KONSUMSI PANGAN

PENGOLAHAN/
ANALISIS DATA
KOMPOSISI PANGAN
DAN GIZI SEIMBANG
TINGKAT KECUKUPAN GIZI =SKOR PPH
(KUANTITAS) (KUALITAS)
POLA PANGAN HARAPAN (DEPTAN 2001)
= UMLAH KONSUMSI GIZI X
100 % ANGKA KECUKUPAN GIZI Kelompok Pangan Kontribusi Skor
 Padi-padian 50% 25
(AKG)  Umbi-umbian 5% 2.5
TINGKAT KECUKUPAN GIZI  Pangan Hewani 12% 24
 Minyak & Lemak 10% 5
Klasifikasi Tingkat Kecukupan Energi dan
 Buah/Biji Bminyak 3% 1
Protein terdapat 5 tingkat (Depkes,
 Kacang-kacangan 5% 10
1996):
- defisit tingkat berat (<70%),  Gula 5% 2.5
 Sayur & Buah 6% 30
- defisit tingkat sedang (70-79%),  Lain-lain 3% 0
- defisit tingkat ringan (80-89%), Total 100% 100
- normal (90-119%), dan 8
AKE = Angka Kecukupan Energi
ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG) AKP = Angka Kecukupan Protein

Adalah suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang
menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktifitas tubuh untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.

saat ini
AKG, WNPG VIII-2004 AKG, WNPG X-2012
ENERGI PROTEIN ENERGI PROTEIN
KECUKUPAN (Kkal) (Gram) KECUKUPAN
(Kkal) (Gram)
Tk.Konsumsi 2000 52 Tk.Konsumsi 2150 57
Tk. Ketersediaan 2200 57 Tk. Ketersediaan 2400 63
(Permenkes No.75 Th 2013)
SEBAGAI ACUAN
KEGUNAAN AKG DALAM MENILAI
KECUKUPAN GIZI 9
10
ANALISIS KONSUMSI SECARA KUANTITAS
TINGKAT KONSUMSI ENERGI = KONSUMSI ENERGI
AKE (Konsumsi)

TINGKAT KONSUMSI PROTEIN = KONSUMSI PROTEIN


AKP(Konsumsi)

Perkembangan Konsumsi
Uraian Per Kapita Per Hari

2013 2014 2015 206

Energi(kkal/kap/hr) 2023 2002 2031 1976


Tingkat Konsumsi Energi
106,8 101,9 99,8 95,1
(% AKG)
Sumber : Susenas BPS diolah BKP Kementan

Konsumsi energi belum memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG)


Rata-rata > 95 % (dalam batas konsumsi normal) 10
ANALISIS KONSUMSI SECARA KUALITAS

POLA PANGAN HARAPAN (PPH)
PPH

BERAS 50 %

• Current status: PPH Konsumsi Provinsi Babel tahun


2017 adalah 88,4
Dominasi
• Target PPH (RPJMD 2015 - 2019) :
Padi-Padian
 Skor PPH 2019 = 92,5
(Berdasarkan Data Survey Mandiri) 11
% METODE
AKE PERHITUNGAN SKOR PPH
1. Padi-padian
50 BOBOT
2. Umbi-umbian 6 0,5 SKOR
3. Pangan Hewani 0,5 …
12 …
2,0
4. Minyak & Lemak …
0,5
10
0,5 …
5. Buah/Biji berminyak 3


6. Kacang-kacangan
2,0 …
5
0,5 …
7. Gula 5
5,0 …
8. Sayur dan Buah
0
6
9. Lain-lain (bumbu)
SKOR PPH (ideal) 100 12
KONSUMSI IDEAL (WNPG, 2004)

Pola Pangan Harapan (PPH) : Jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang dianjurkan
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi berdasarkan kontribusi zat gizi energi masing-masing
kelompok pangan (FAO-RAPA, 1989). 13
RINGKASAN PERHITUNGAN SKOR PPH
3) % Terhadap AKE = 2000
Kkal/Kap/Hari
5) Ambil Skor AKE
2) % Terhadap Total Energi Aktual 4) % AKE x Bobot atau Gunakan Skor
Maks jika Skor
1) Konsumsi Aktual (Kkal/Kap/Hari) Cantumkan AKE>Skor Mak
bobot

Energi % Skor Skor Skor


No Kelompok Pangan % AKE Bobot
Aktual Aktual AKE Maks PPH
1 Padi-padian 1119 26,9 26,0 0.5 25,0 25.0 24,5
2 Umbi-umbian 59 1,4 1,4 0.5 2,5 2.5 1,4
3 Pangan Hewani 379 36,1 35,3 2.0 24,0 24.0 24
4 Minyak dan Lemak 192 4,7 4,5 0.5 5,0 5.0 4,2
5 Buah/Biji Berminyak 15 0,4 0,4 0.5 1,0 1.0 0,4
6 Kacang-kacangan 67 6,3 6,2 2.0 10,0 10.0 5,9
7 Gula 64 1,5 1,5 0.5 2,5 2.5 1,5
8 Sayur dan Buah 114 27,6 26,6 5.0 30,0 30.0 26,6
9 Lain-lain 85 0,0 0,0 0.0 0,0 0.0 0,0
Total 2094 104,8 101,7 100 100.0 88,4
II. DATA KONSUMSI PANGAN
A. Data Provinsi

15
POLA KONSUMSI PANGAN (% AKG Per Provinsi Tahun 2009-2013)

No Provinsi Padi-Padian Provinsi Umbi-Umbian Provinsi Pangan Hewani


1 Nusa Tenggara Barat 72,08 Papua 30,39 DKI Jakarta 15,06
2 Nusa Tenggara Timur 70,58 Maluku 12,69 Kalimantan Timur 13,81
3 Jawa Barat 68,01 Papua Barat 9,94 Kepulauan Riau 13,39

4 Sulawesi Barat 67,92 Maluku Utara 9,23 Kalimantan Tengah 11,47


5 Bali 66,13 Sulawesi Tengah 5,10 Bangka Belitung 11,47
6 Sulawesi Selatan 65,76 Sulawesi Tenggara 4,47 Riau 10,98
7 Sulawesi Tenggara 65,09 Nusa Tenggara Timur 3,00 Kalimantan Selatan 10,61
8 Banten 65,04 Sulawesi Utara 2,53 Sulawesi Utara 10,53
9 Jawa Tengah 64,70 Jawa Timur 2,28 Papua Barat 10,18
10 Kalimantan Barat 64,04 Lampung 2,27 Kalimantan Barat 9,64

11 Aceh 63,90 Kalimantan Timur 2,10 Bali 9,61


12 Bengkulu 63,69 Sulawesi Barat 2,09 Banten 9,35
13 Kalimantan Selatan 63,06 Sumatera Selatan 2,04 Jambi 9,32
14 Gorontalo 62,93 Kalimantan Tengah 2,00 Sumatera Utara 9,04
15 Sumatera Selatan 62,66 Sumatera Barat 1,99 DI Yogyakarta 8,98
16 Sumatera Utara 62,29 DI Yogyakarta 1,99 Papua 8,85
17 Jawa Timur 62,23 Jawa Tengah 1,96 Sulawesi Selatan 8,59
18 Bangka Belitung 61,98 Jambi 1,93 Maluku 8,59
19 Sumatera Barat 61,80 Gorontalo 1,91 Sumatera Selatan 8,53
20 Lampung 61,65 Sulawesi Selatan 1,88 Sumatera Barat 8,44
21 Sulawesi Tengah 61,62 Riau 1,79 Jawa Barat 8,42
22 DI Yogyakarta 61,28 Jawa Barat 1,74 Sulawesi Tenggara 8,13
23 Kalimantan Tengah 60,10 Kalimantan Barat 1,73 Aceh 8,11
24 Jambi 59,50 Kepulauan Riau 1,68 Bengkulu 8,05
25 Sulawesi Utara 59,32 Bengkulu 1,66 Maluku Utara 7,59
26 DKI Jakarta 58,34 Banten 1,53 Sulawesi Tengah 7,08
27 Riau 57,29 Bangka Belitung 1,51 Gorontalo 7,04
28 Kalimantan Timur 56,22 Sumatera Utara 1,50 Sulawesi Barat 6,92
29 Kepulauan Riau 55,39 Bali 1,43 Jawa Timur 6,82
30 Papua Barat 51,39 Kalimantan Selatan 1,38 Lampung 6,59
31 Maluku 50,78 DKI Jakarta 1,23 Jawa Tengah 6,56
32 Maluku Utara 48,20 Nusa Tenggara Barat 1,15 Nusa Tenggara Barat 5,49
33 Papua 35,61 Aceh 0,91 Nusa Tenggara Timur 5,18
16
Ket : > 50% > 6% >15%
PEMENUHAN KONSUMSI PANGAN
(%-ase terhadap anjuran)

17
PERKEMBANGAN KONSUMSI KELOMPOK PANGAN TAHUN 2011 - 2014
(Gram / kapita / hari )
(Berdasarkan Data Survey Mandiri)

18
PERKEMBANGAN KONSUMSI PANGAN HEWANI, 2011 - 2014
(gr/kap/hari)
(Berdasarkan Data Survey Mandiri)

19
PERKEMBANGAN KONSUMSI SAYUR-BUAH, 2011 - 2014
(gr/kap/hari)

20
PERKEMBANGAN KONSUMSI BERAS, 2011 - 2014
(kg/kap/th)

21
PERKEMBANGAN KONSUMSI DAGING SAPI, 2011 - 2014
(kg/kap/th)

22
PERKEMBANGAN KONSUMSI KEDELAI, 2011 - 2014
(kg/kap/th)

23
KONSUMSI ENERGI PER PROVINSI, TH 2016

Standar AKE 2000


kkal/kap/hari

Perkembangan Konsumsi Energi:


Tahun 2015 : 9 (sembilan) provinsi dibawah AKE
Tahun 2016 : 8 (delapan) provinsi dibawah AKE
24
Sumber : Susenas 2016 triwulan 1; BPS diolah dan diJustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP
KONSUMSI PROTEIN PER PROVINSI, TH 2016
(gram/kap/hari)

Perkembangan Konsumsi Protein:


Tahun 2015 : 2 (dua) provinsi dibawah AKP
Tahun 2016 : 1 (satu) provinsi dibawah AKP
Sumber : Susenas 2016 triwulan 1; BPS diolah dan diJustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP25
SKOR PPH PER PROVINSI, TH 2016

Sumber : Susenas 2016 triwulan 1; BPS diolah dan diJustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP
26
KONSUMSI BERAS PER PROVINSI, TH 2016

Sumber : Susenas 2016 triwulan 1; BPS diolah dan diJustifikasi dengan pendekatan pengeluaran oleh BKP
27
28

Anda mungkin juga menyukai