Anda di halaman 1dari 12

Materi :

Bentuk-bentuk Badan Usaha

Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


pengertian
Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh
atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
contoh BUMN
Jasa Keuangan:
• BRI, BNI, BTN
Jasa infrastruktur:
• Hutama karya, adhi karya, jasamarga, waskita karya
Jasa logistik :
• Kai, inka, pelni, damri
ciri-ciri BUMN
• Kekuasaan Dipegang Penuh oleh Pemerintah
• Sumber Pendapatan Negara
• Melayani Kepentingan Umum dan Pelayanan Publik
• Resiko Ditanggung Pemerintah
tujuan BUMN
• Ketentuan yang tercantum dalam UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN,
berikut adalah tujuan didirikannya BUMN:
• Memberikan sumbangsih bagi pergerakan ekonomi nasional.
• Mencari keuntungan agar dapat menambah pendapatan negara.
• Memberikan pelayanan dalam pengadaan barang atau jasa yang berkualitas
tinggi dan dibutuhkan oleh masyarakat.
• Menjadi pioner dalam kegiatan bisnis yang belum banyak dikerjakan oleh pihak-
pihak swasta dan koperasi.
• BUMN yang sehat bukanlah perusahaan yang memonopoli perdagangan, tetapi
juga memberikan kesempatan kepada swasta untuk mengerjakan bidang
tertentu.
• Secara aktif mengadakan pengabdian, pembinaan, hingga bantuan pada
pengusaha dengan ekonomi lemah, masyarakat hingga koperasi yang terangkum
dalam Corporate Social Responsibility (CSR)

fungsi BUMN
Ada beberapa fungsi BUMN sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945. Berikut fungsi
BUMN yang dilansir dari berkas.dpr.go.id:
• Sebagai penyedia barang ekonomis dan jasa yang tidak disediakan oleh swasta.
• Sebagai pengelola dari cabang-cabang produksi sumber daya alam untuk
masyarakat banyak.
• Sebagai pelopor terhadap sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh pihak
swasta.
• Pendorong dalam aktivitas masyarakat di berbagai lapangan usaha.
• Sebagai alat pemerintah dalam menata kebijakan perekonomian.
• Penghasil devisa negara
peran BUMN
Dalam sistem perekonomian nasional, BUMN ikut berperan menghasilkan barang dan/atau jasa
yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya Kemakmuran masyarakat. Peran
BUMN dirasakan semakin penting sebagai pelopor dan/atau perintis dalam sektor-sektor usaha
yang belum diminati usaha swasta. Di samping itu, BUMN juga mempunyai peran strategis
sebagai pelaksana pelayanan publik, penyeimbang kekuatan-kekuatan swasta besar, dan turut
membantu pengembangan usaha kecil/koperasi. BUMN juga merupakan salah satu sumber
penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen dan hasil
privatisasi.

KOPERASI
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal di Indoesia.
pelopor pengembangan perkoperasian di Indonesia adalah Bung Hatta dan sampai saat ini
beliau dikenal sebagai bapak koperasi Indonesia. Menurut Kasmir (2018: 252) “Koperasi adalah
badan usaha dengan kepemilikan dan pemakai jasa merupakan anggota dari koperasi itu sendiri
serta pengawasannya pun dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa/pelayanan badan
usaha itu (Richard Kohl dan Abrahamson)”. Dalam praktiknya terdapat banyak jenis-jenis
koperasi. Pendirian jenis koperasi tidak lepas dari keinginan para anggota koperasi tersebut.
Dalam menjalankan kegiatannya, koperasi simpan pinjam memungut sejumlah uang dari setiap
anggota koperasi. Uang yang dikumpulkan para anggota tersebut kemudian dijadikan modal
untuk di kelola oleh pengurus koperasi, dipinjamkan kembali bagi anggota yang
membutuhkannya. Bentuk kegiatan ekonomi koperasi sangat sesuai dengan keperibadian
bangsa Indonesia namun perkembangannya tidak menggembirakan. Koperasi yang pada
prinsipnya dianggap sebagai tulang punggung perekonomian bangsa justru perkembangannya
timbul tenggelam, sekalipun pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mendorong
perkembangan koperasi dalam masyarakat. Segala kemudahan-kemudahan yang bersifat
administratif diberikan kepada masyarakat yang ingin mendirikan dan mengembangkan koperasi
di lingkungannya namun badan ekonomi ini belum juga dapat dikembangkan sesuai harapan
pemerintah.

JENIS-JENIS KOPERASI
Jenis-jenis koperasi bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Koperasi merupakan
organisasi ekonomi yang dibangun dengan asas kekeluargaan. Tiap jenis-jenis koperasi mampu
membantu perekonomian masyarakat. Jenis-jenis koperasi bisa dibedakan menurut
kepentingannya. Tujuan dibentuknya jenis-jenis koperasi membantu meningkatkan
kesejahteraan para anggotanya. Jenis-jenis koperasi ini memiliki peran dan fungsinya sendiri.
Jenis-jenis koperasi berisi perkumpulan orang secara secara sukarela untuk memperjuangkan
peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka. Berikut adalah jenis-jenis koperasi:
1. Jenis-Jenis Koperasi Menurut Pasal 16 UU No. 25 Tahun 1992 Pasal 16 UU No. 25 Tahun 1992
menjelaskan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan dan kepentingan ekonomi
anggotanya. Berikut jenisjenis koperasi menurut Pasal 16 UU No. 25 Tahun 1992:
a. Koperasi konsumen
Koperasi konsumen adalah Koperasi konsumen adalah koperasi yang melaksanakan kegiatan
bagi anggota dalam rangka penyediaan barang atau jasa yang dibutuhkan anggota. Pada
koperasi ini, angggota memiliki identitas sebagai pemilik (owner) dan sebagai pelanggan
(customer). Koperasi konsumen berperan dalam mempertinggi daya beli sehingga pendapatan
riil anggota meningkat.
b. Koperasi produsen
Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya-anggotanya adalah para produsen.
Anggota koperasi ini adalah pemilik (owner) dan pengguna pelayanan (user). Dalam
kedudukannya sebagai produsen, anggota koperasi produsen mengolah bahan baku/input
menjadi barang jadi/output, sehingga menghasilkan barang yang dapat diperjualbelikan,
memperoleh sejumlah keuntungan dengan transaksi dan memanfaatkan kesempatan pasar
yang dapat diperjual belikan, memperoleh sejumlah keuntungan dengan transaksi dan
memanfaatkan kesempatan pasar yang ada
c. Koperasi simpan pinjam
Koperasi simpan pinjam yaitu koperasi yang bergerak dalam penghimpunan simpanan dari
anggota kemudian meminjamkannya kembali kepada anggota yang membutuhkan. Dalam
koperasi ini anggotanya memiliki kedudukan identitas ganda sebagai pemilik (owner) dan
nasabah (customers).
d. Koperasi pemasaran
Koperasi pemasaran yaitu koperasi yang dibentuk untuk membantu anggota dalam
memasarkan barang-barang yang mereka hasilkan. Anggota berkedudukan sebagai pemasok
barang atau jasa kepada koperasinya. Dengan demikian bagi anggota, koperasi merupakan
bagian terdepan dalam pemasaran barang ataupun jasa anggota produsen.
e. Koperasi jasa
Koperasi Jasa merupakan koperasi di mana identitas anggota sebagai pemilik dan nasabah
konsumen jasa dan atau produsen jasa. Dalam status anggota sebagai konsumen jasa, maka
koperasi yang didirikan adalah koperasi pengadaan jasa. Sedangkan dalam status anggota
sebagai produsen jasa, maka koperasi yang didirikan adalah koperasi produsen jasa atau
koperasi pemasaran jasa.

JENIS - JENIS KOPERASI BERDASARKAN JENIS ANGGOTANYA:


a. Koperasi karyawan (Kopkar)
b. Koperasi pedagang pasar (Koppas)
c. Koperasi angkatan darat (Primkopad)
d. Koperasi mahasiswa (Kopma)
e. Koperasi pondok pesantren (Koppontren)
f. Koperasi peranserta wanita (Koperwan)
g. Koperasi pramuka (Kopram)
h. Koperasi pegawai negeri (KPN)

BENTUK-BENTUK KOPERASI
1. Bentuk-Bentuk Koperasi Sesuai PP NO. 60/1959
a. Koperasi Primer
Koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan. biasanya terdapat di
tiap desa di tumbuhkan koperasi primer
b. Koperasi Pusat
Koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer di tiap daerah tingkat II
(kabupaten) ditumbuhkan pusat koperasi
c. Koperasi Gabungan
Koperasi yang beranggotakan 3 koperasi pusat di tiap daerang tingkat I (Propinsi) ditumbuhkan
gabungan koperasi
d. Koperasi Induk
Koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi, di ibukota di tumbuhkan
induk koperasi
2.. Bentuk Koperasi Menurut UU No.12 tahun 1967:
a. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang.
Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang. Yang termasuk dalam koperasi
primer adalah:
• Koperasi Karyawan
• Koperasi Pegawai Negeri
• KUD
b. Koperasi Sekunder
Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi
koperasiyang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi. Koperasi sekunder dibentuk sekurang-
kurangnya 3 koperasi.
PERSEROAN TERBATAS
A. Pengertian
Perseroan terbatas (pt) yang dulunya disebut juga dengan naamloze vennotschaap (nv) adalah
suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham,
yang pemilikinya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Perseroan terbatas (pt)
merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola
usaha bersama, dimana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk
menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan.
Dari pengertian di atas dapat kita kemukakan hal-hal penting sebagai berikut:
1. Bahwa perseroan terbatas merupakan suatu badan hukum perusahaan untuk melakukan
suatu kegiatan
2. Pendirian perseroan terbatas dilakukan atas dasar suatu perjanjian antara pihak-pihak yang
ikut terlibat di dalamnya
3. Pendirian perseroan terbatas didasarkan atas kegiatan atau ada usaha tertentu yang akan
dijalankan
4. Pendirian perseroan terbatas dengan modal yang terbagi dalam bentuk saham
5. Perseroan terbatas harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam undang-
undang serta peraturan pemerintah lainnya

B. Kelebihan dan kekurangan pt (perseroan terbatas)


Bentuk badan usaha perseroan terbatas memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan
dan kekurangan badan usaha perseroan terbatas itu sebagai berikut:
1. Kelebihan, antara lain:
• memiliki masa hidup yang tidak terbatas
• pemisahan kekayaan dan hutang-hutang pemilik dengan kekayaan dan hutang-
hutang perusahaan
• kemampuan keuangan yang sangat besar
• kontinuitas kerja karyawan yang panjang
• luasnya kerja karyawan yang panjang
2. Kekurangan antara lain:
• Pajak yang besar karena PT merupakan subjek pajak tersendiri sehingga bukan
perusahaan yang kena pajak, tetapi dividen yang dibagikan kepada pemegang
saham juga kena pajak
• Penanganan aspek hukum yang rumit karena dalam pendirian pt memerlukan
akta notaris dan izin khusus untuk usaha tertentu
• Biaya pembentukan yang relatif tinggi dibandingkan dengan badan usaha lain
Tata cara mendirikan perseroan terbatas dan syarat- syarat yang harus dipenuhi untuk pendirian
tersebut adalah sebagai berikut:
• Pt didirikan sekurang-kurangnya oleh 2 orang
• Pendirian pt dituangkan dalam akta notaris
• Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia
• Mencantumkan perkataan PT dalam akta notaris
• Disahkan oleh menteri kehakiman
• Didaftarkan berdasarkan undang-undang wajib daftar perusahaan
• Diumumkan dalam berita negara
• Memiliki modal dasar sekurang-kurangnya Rp. 20.000.000,-9 dua puluh juta
rupiah
• Modal ditempatkan sekurang-kurangnya 25% dari modal dasar
• Menyetor modal setor 50% dari modal ditempatkan pada saat perusahaan
didirikan
Demikian pula bagi perseroan terbatas yang mengalami perubahan dipersyaratkan untuk:
• Mencantumkan nama, maksud, dan tujuan kegiatan perseroan
• Perpanjangan jangka waktu perseroan
• Peningkatan atau penurunan modal
• Perubahan status perseroan terbatas dari tertutup menjadi terbuka atau
sebaliknya

Struktur Organisasi Perseroan Terbatas


Orang-orang yang menjadi komponen perusahaan PT akan digambarkan dalam bentuk struktur
organisasi. PT menjadi bentuk usaha yang memiliki struktur yang jelas dan tegas. Berikut
merupakan struktur organisasi PT berdasarkan urutannya:
• Pemegang Saham
• Dewan Komisaris
• Dewan Direksi
• Ketua Dewan Direksi
• Presiden Direktur
• Wakil Presiden Direktur
• Staff/Karyawan.

Dewan komisaris merupakan dewan yang berwenang untuk mengawasi jalannya perusahaan
oleh direksi. Sementara, direksi berwenang untuk menjalankan perusahaan. Prinsip-prinsip
organisasi PT atau dasar-dasar organisasi PT yaitu terdiri dari hubungan kerja sama (kolega) dan
hubungan hirarki.
Syarat tahap pendaftaran dan Pengumuman PT:
• PT didaftarkan pada panitera pengadilan yang jangka waktunya 30 hari
• PT akan diumumkan dalam berita negara dalam jangka waktu 30 hari atau
setelah kedatangan wakil PT untuk melakukan pendaftaran PT.
Dalam hal pendaftaran dan e ini, PT sudah berbadan hukum penuh. Artinya, sudah ada
tanggung jawab atas modal dan kepengurusan perusahaan.

YAYASAN
Mengacu pada UU No 16 Tahun 2001 yang disempurnakan melalui UU No 28 Tahun 2004,
Yayasan adalah sebuah badan hukum yang tersusun dari kekayaan baik harta maupun lainnya
yang dipisahkan dan bertujuan untuk dapat mencapai sebuah tujuan tertentu dalam beberapa
bidang, seperti bidang sosial, bidang kemanusiaan, dan bidang keagamaan yang tidak memiliki
anggota.

Organ Pada Yayasan


Pada Yayasan terdapat organ yang terlibat secara langsung dalam keberlangsungan Yayasan.
Dalam Pasal 2 UU No 16 Tahun 2001, organ Yayasan terdiri atas 3:
• Pembina;
• Pengurus; dan
• Pengawas.
Pembina Yayasan adalah organ yayasan yang memiliki kewenangan yang tidak dapat diserahkan
kepada pengurus atau pengawas oleh Undang-undang atau anggaran dasar. Anggota pembina
tidak diperkenankan untuk memiliki rangkap jabatan sebagai anggota pengurus dan/atau
anggota pengawas.
Pengurus Yayasan adalah organ Yayasan yang memiliki tugas mengelola kekayaan dan mengurus
kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan yayasan. Jika dalam PT yang mengurus
perseroan/perusahaan adalah direksi, dalam suatu Yayasan adalah pengurus.
Pengawas yayasan bertugas untuk selalu mengawasi dan memberikan beberapa nasihat kepada
seorang pengurus untuk membantu memudahkan pengurus dalam mengurus dan
mengembangkan organisasi

CIRI-CJRI YAYASAN
Berikut ini ciri-ciri yayasan :
• Semua peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia belum bisa
berperan sebagai landasan dari keberadaan yayasan.
• Berbeda dengan badan hukum lainnya, yayasan memiliki sebuah pengakuan yang
tergolong menjadi salah satu jenis badan hukum yang sampai saat ini belum
memiliki landasan yuridis yang cukup kokoh.
• Adanya proses pemisahan kekayaan ditujukan untuk berbagai tujuan, seperti
tujuan sosial, tujuan keagamaan , dan tujuan kemanusiaan. Selain itu ada tujuan
lainnya, seperti tujuan nirlaba dan tujuan lain untuk dapat membentuk yayasan
dengan tujuan yang lebih ideal dan proporsional.
• Yayasan sendiri hanya memiliki tiga anggota yang diberi jabatan. Salah satu dari
ketiga hambatan tersebut adalah pengurus yang bertanggung jawab atas yayasan
dengan tujuan utama untuk mengembangkan yayasan, merealisasikan tujuan
yayasan, dan masih banyak lagi. Hal ini dikarenakan yayasan tidak memiliki
anggota.
• Kedudukan badan hukum dari yayasan bersifat mandiri. Mengapa demikian? Hal
ini dikarenakan adanya peristiwa dimana kekayaan yang ada pada yayasan
bersifat terpisah antara kekayaan pribadi milik pengurus dan kekayaan milik
pendiri. Selain itu, yayasan juga memiliki tujuan yang berbeda dengan tujuan
pribadi pengurusnya.

TUJUAN
• Yayasan dibentuk dengan tujuan jelas, yakni untuk mencapai tujuan sesuai
dengan bentuk awal didirikannya sebuah yayasan. Ketiga tujuan tersebut adalah
sosial, kemanusiaan, dan keagamaan.
• Yayasan cenderung harus memiliki sifat yang sama dengan bentuk dari yayasan
tersebut, seperti sosial, kemanusiaan, dan keagamaan.
• Semua tujuan dan maksud kedepannya mengenai seperti apa yayasan akan
berjalan dan jalan apa yang yayasan tersebut lalui, haruslah dicantumkan dalam
AD atau ART atau biasa disebut dengan anggaran dasar dari yayasan.

SYARAT MENDIRIKAN YAYASAN


• Yayasan harus didirikan oleh satu orang atau juga bisa lebih dengan metode
memisahkan harta kekayaan milik pendirinya dan menjadikan sebagai kekayaan
yang dimiliki oleh yayasan.
• Proses mendirikan yayasan harus dilakukan lewat akta notaris dan dibuat tentu
menggunakan Bahasa persatuan Bahasa Indonesia.
• Susunan organisasi atau struktur organisasi pada yayasan harus tersusun atas
Pembina yayasan, pengurus yayasan, dan pengawas yayasan.
• Pendirian yayasan melalui surat wasiat diperbolehkan.
• Yayasan akn mendapatkan status badan hukum sah setelah akta pendiriannya
sudah dilegalkan dan disahkan oleh pejabat atau juga menteri yang ditunjuk
untuk hal tersebut.
• Yayasan tidak diperbolehkan menggunakan nama yang sudah digunakan oleh
yayasan lain. Selain itu, yayasan tidak boleh melanggar ketertiban dan melakukan
tindakan asusila.

MACAM BENTUK YAYASAN


Yayasan Bidang Sosial
Ini adalah sebuah bentuk atau jenis yayasan yang akan bergerak pada lembaga sosial, baik
lembaga sosial non formal maupun lembaga sosial yang formal. Ini merupakan jenis yayasan
yang akan berupa sebuah panti jompo, poliklinik, rumah sakit, panti asuhan, penelitian dan
laboratorium yang nantinya bisa menunjang pergerakan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Yayasan Bidang Kemanusiaan
yayasan yang bergerak di bidang sosial ini merupakan sebuah yayasan yang akan memberikan
bantuan dan kepedulian terhadap beragam aksi kemanusiaan. Seperti pemberian bantuan
terhadap pengungsi, korban dari berbagai bencana alam, fakir miskin, tuna wisma, pembuatan
rumah duka dan rumah singgah sehingga bisa menjadi sebuah organisasi yang yang
melestarikan dan memberikan perlindungan terhadap yang membutuhkan.
3. Yayasan Bidang Keagamaan
Ini merupakan jenis dari yayasan yang akan melakukan pengelolaan terhadap berbagai rumah
ibadah, madrasah, beberapa pondok pesantren dan berbagai empat yang berhubungan dengan
keagamaan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2003/19TAHUN2003UUPenj.htm#:~:text=Peran%
20BUMN%20dirasakan%20semakin%20penting,membantu%20pengembangan%
20usaha%20kecil%2Fkoperasi.
https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-fungsi-bumn-dan-tujuannya-perlu- diketahui-
kln.html?page=3
https://bisnis.tempo.co/read/1683911/pengertian-bumn-ciri-ciri-jenis-tugas-dantujuannya
https://bumn.go.id/portfolio/cluster
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2003/19tahun2003uu.htm
Fathorrahman, & Nufus, K. (2021). Pemanfaatan Digital Marketing Pada Koperasi Dan Cara
Koperasi Menghadapi Financial Technology (Studi Kasus pada BMT AlFath IKMI). Jurnal Ilmiah
Feasible, 3(1), 1-12.
Hasmawati, N., & Raharja. (2021). Pengaruh Ukuran Koperasi Dan Jenis Koperasi Terhadap
Kuallitas Sistem Pengendalian Intern (Studi Kasus Pada Koperasi Di Semarang).
Diponegoro Journal Of Accounting, 1(2), 1-9.
Priliandani, N. M., Juniariani, N. M., & Mriyatni, N. P. (2018). Pengaruh Ukuran Koperasi,
Jenis Koperasi Serta Pengalaman Kepengurusan Manajemen Terhadap Kualitas
Sistem Pengendalian Intern Pada Koperasi Di Kabupaten Tabanan. Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis, 3(1), 141-178.
https://repository.uin-suska.ac.id/7057/4/BAB%20III.pdf
https://finance.detik.com/solusiukm/d-6314595/apa-itu-pt-ciri-ciri-perseroan-terbatas- dan-
cara-membuat/amp
https://infiniti.id/blog/legal/yayasan-pengertian-cara-mendirikan
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-yayasan/#Ciri-ciri_Yayasan
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/organisasi/bentuk-bentuk-yayasan

Anda mungkin juga menyukai