Anda di halaman 1dari 61

Flora normal, antisepsis,

disinfeksi dan sensitivitas


bakteri terhadap antibiotik

Bagian Mikrobiologi, FK Universitas YARSI


Materi Praktikum
A. Flora udara dan Flora normal
B. Higienitas tangan dan antisepsis
C. Sensitivitas bakteri terhadap antibiotika
D. Faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan bakteri
A. Flora udara dan Flora Normal
1. Flora udara
2. Flora normal mulut
3. Flora normal kulit
A.1. Flora udara (airborne microorganisms)
• Udara bukan merupakan habitat asli
mikroorganisme, karena tidak mengandung nutrisi
yang cukup untuk pertumbuhannya
• Flora di udara bersifat transien
• Sumber flora di udara → lingkungan, manusia,
hewan, tanaman
Sumber flora udara

Prussin, A.J., Marr,


L.C.(2015). Sources of
airborne microorganisms
in the built environment.
Microbiome 3, 78.
Teknik pengambilan sampel flora udara (air
sampling)
• Pengukuran flora udara sering dilakukan untuk
mengetahui tingkat kontaminasi suatu ruangan
• Ada dua metode untuk mengetahui flora udara di
ruangan, yaitu
– Pengambilan sampel aktif (active sampling method)
– Pengambilan sampel pasif (passive sampling method)
→ settle plate method
Settle plate method
• Movie 1. Settle plate method
Percobaan 1
• Tujuan :
– mengetahui cara pengambilan sampel bakteri
udara dengan metode pasif
– menjelaskan morfologi koloni bakteri yang
didapatkan dari hasil percobaan.
Prosedur percobaan
• Disediakan 1 plat agar darah
• Bawa agar darah plat ke ruangan yang sudah ditentukan
• Buka tutup plat agar darah di tengah-tengah ruangan.
• Biarkan terbuka selama 15 menit
• Tutup kembali agar darah plat dan bawa ke laboratorium
Mikrobiologi
• Tulis identitas dan tanggal pengambilan sampel di bagian
bawah plat
• Inkubasi 24 jam pada suhu 37o C. Lihat hasilnya
Hasil percobaan
Deskripsikan morfologi
koloni yang terdapat pada
hasil percobaan dan ada
berapa jenis koloni?
A.2. Flora normal mulut
• Flora normal adalah mikroorganisme yang ada dalam
atau pada tubuh manusia sehat
• Mulut merupakan habitat bagi berbagai jenis
mikroorganisme, baik aerob maupun anaerob.
• Keseimbangan flora normal mulut berperan penting
untuk kesehatan dan sistem pertahanan tubuh.
Percobaan 2
• Tujuan :
– Mengetahui cara membuat sediaan kotoran gigi
dan melakukan pewarnaan sederhana
– Menjelaskan morfologi sel bakteri dari hasil
pewarnaan
Bahan dan alat
➢ Lampu spirtus
➢ Ose
➢ NaCl fisiologis
➢ Tusuk gigi steril
➢ Obyek glass
➢ Pinset
➢ Pinsil gelas
Prosedur pembuatan sediaan
• Nyalakan api spirtus
• Ambil 1 kaca obyek, bakar sesaat di api
• Tandai bagian bwah kaca obyek dengan pinsil gelas
• Ambil 1 ose NaCl fisiologis secara aseptis. Taruh di kaca obyek.
• Ambil sedikit kotoran gigi secara aseptis menggunakan tusuk
gigi steril.
• Campurkan dengan NaCl fisiologis dan buat pulasan.
• Fiksasi dengan dilewatkan lidah api 3 kali
Cara pembuatan sediaan
• Movie 2. Pembuatan sediaan kotoran gigi
Prosedur pewarnaan sederhana
• Taruh sediaan di bak pewarnaan
• Berikan fuchsin selama 1-2 menit. Bilas dengan
aquades
• Keringkan dengan kertas saring
• Amati di bawah mikroskop denga pembesaran 1000x
menggunakan minyak emersi
Pewarnaan sederhana
• Movie 3. Pewarnaan sederhana
Hasil percobaan
• Deskripsikan
morfologi sel
bakteri yang
terdapat pada
sediaan!
A.3. Flora normal kulit
• Kulit merupakan organ manusia yang terluas dan
habitat dari berbagai jenis mikroorganisme
• Flora normal kulit memberikan manfaat yaitu
mencegah kolonisasi mikroorganisme patogen pada
kulit → pertahanan tubuh
Percobaan 3
• Tujuan :
– Mengetahui dan menjelaskan morfologi koloni
flora normal (bakteri) kulit
Prosedur percobaan
• Disediakan 1 plat agar darah untuk masing-masing kelompok
• Pada bagian bawah plat dengan menggunakan pinsil gelas,
bagi menjadi beberapa bagian. Tandai dengan nomor 1 dst
• Buka plat di dekat api spirtus.
• Tempelkan telunjuk masing-masing anggota kelompok pada
permukaan agar darah sesuai bagian yang ditentukan
• Tutup kembali plat agar dan tulis nama kelompok di bagian
bawah
1 2

8 3

7 4

6 5
Hasil percobaan
• Bagaimana
kesimpulan
Saudara terhadap
hasil percobaan
tersebut?
B. Higienitas tangan dan antisepsis
1. Higienitas tangan (hand hygiene)
2. Antisepsis
B.1. Higienitas tangan (Hand hygiene)
• Movie 4. Hand hygiene
Percobaan 4. Cuci tangan / hand washing
• Tujuan :
– Mengetahui pengaruh cuci tangan terhadap
jumlah bakteri di telapak tangan
– Menjelaskan morfologi koloni bakteri yang
terdapat pada percobaan
Bahan dan alat
Prosedur percobaan
• Movie 5. Hand washing before
Hand washing-WHO
• Movie 6. Hand-washing WHO
Prosedur percobaan
• Movie 7. Hand washing after
B.2. Antisepsis
• Definisi : tindakan menghilangkan atau menghambat
mikroorganisme, kecuali bentuk spora, pada kulit
atau jaringan hidup
• Antiseptik : zat kimia yang digunakan untuk tindakan
antisepsis, contoh alkohol / isopropyl alcohol, iodine
Percobaan 5. Antisepsis
• Tujuan :
– Mengetahui pengaruh antisepsis terhadap
pertumbuhan koloni bakteri
– Menjelaskan morfologi koloni yang diperoleh dari
percobaan
Bahan dan alat
Prosedur percobaan
• Movie 8. Sebelum antisepsis
Prosedur percobaan
• Movie 9. Antisepsis
Prosedur percobaan
• Movie 10. Setelah antisepsis
Gambaran usapan pada Agar Darah Plat (ADP)

1 2
4 3
Hasil percobaan 4 dan 5
• Bagaimana interpretasi
1 2 Saudara terhadap hasil
percobaan 4 dan 5?
4 3
Keterangan :
Kuadran 1 : sebelum cuci tangan
Kuadran 2 : setelah cuci tangan
Kuadran 3 : sebelum antisepsis
Kuadran 4 : setelah antisepsis
C. Sensitivitas bakteri terhadap antibiotika
• Antibiotika adalah senyawa yang digunakan untuk
menghambat atau membunuh bakteri, dan digunakan
untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri
• Tes sensitivitas bakteri terhadap antibiotika dilakukan
untuk mengetahui pola kepekaan bakteri terhadap
antibiotika, sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam
pemberian terapi.
Tes sensitivitas terhadap antibiotika
• Ada dua metode untuk menguji
sensitivitas/kepekaan bakteri terhadap antibiotika,
yaitu :
1. Metode pengenceran tabung (tube dilution
method)
2. Metode cakram difusi (disc diffusion method)
1. Metode pengenceran tabung
• Dilakukan dengan mencampurkan suspensi kuman
dengan antibiotika yang dilakukan
pengenceran/penipisan
• Dapat diketahui Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) yaitu konsentrasi antibiotika terkecil yang
dapat menghambat/membunuh bakteri.
Hasil metode pengenceran tabung
• Berapakah KHMnya?
2. Metode cakram difusi
• Dilakukan dengan mengusapkan suspensi bakteri setara McFarland
0.5 (1.5 x 108 sel/ml) pada permukaan agar, yang kemudian
diletakkan cakram antibiotik di permukaanya
• Antibiotik akan terdifusi dalam agar dan menyebabkan adanya
daerah hambat (zone of inhibition), yaitu daerah dimana tidak
terjadi pertumbuhan bakteri
• Diameter daerah hambat kemudian diukur dan dibandingkan
dengan standar dari Clinical & Laboratory Standard Institute (CLSI)
Hasil metode cakram difusi

Daerah hambat/ zone of


inhibition
Tujuan percobaan 6
1. Mengetahui cara melakukan uji sensitivitas bakteri
terhadap antibiotika dengan cara cakram difusi
2. Mengetahui cara mengukur diameter daerah
hambat
3. Menjelaskan interpretasi hasil dari pengukuran
daerah hambat
Bahan dan alat
1. Dua buah swab kapas steril
2. Dua buah pelat agar
Mueller-Hinton
3. Suspensi E.coli dan S. aureus
setara McFarland 0.5
4. Cakram antibioka
5. Lampu spirtus
6. Pinset
Prosedur percobaan
• Movie 11. Disc diffusion method
E.coli S. aureus

Link tabel CLSI: https://bit.ly/3ddqzgZ


Disinfeksi
• Definisi : tindakan membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada benda mati
• Disinfektan : zat kimia yang digunakan untuk
disinfeksi, contoh fenol, alkohol, surfaktan
• Faktor yang mempengaruhi disinfeksi : jenis
disinfektan, waktu kontak, konsentrasi
Tujuan percobaan 7
• Mengetahui disinfektan mana yang menunjukkan
hasil lebih baik
• Mengetahui waktu kontak yang tepat dari dua
disinfektan
Bahan dan alat
1. Satu tabung suspensi
bakteri E.coli
2. Tiga tabung berisi
disinfektan lysol dan
alkohol
3. Tiga tabung aquades
4. Empat tabung Brain
Heart Infussion (BHI)
5. Empat batang gelas
Hasil percobaan

Alkohol Lysol
Pertanyaan
• Bagaimana interpretasi Saudara terhadap hasil
percobaan tersebut?
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri
1. Suhu
2. Tekanan osmotik
D.1. Suhu
• Bakteri memiliki suhu
pertumbuhan
optimum
• Jika suhu lingkungan
di luar kisaran suhu
optimum
pertumbuhan bakteri
→ pertumbuhan
terhambat atau mati
Hasil Pengamatan
Bagaimana pengaruh
suhu inkubasi
terhadap
pertumbuhan bakteri
E. coli?
Pengaruh suhu terhadap pembentukan pigmen
bakteri
• Bakteri ada yang dapat membentuk pigmen → koloni
berwarna
• Pigmen merupakan salah satu hasil metabolit bakteri yang
aktivitasnya dipengaruhi oleh suhu
• Contoh pigmen pada bakteri : pyosianin (Pseudomonas
aeruginosa), prodigiosin (Serratia marcescens), violacein
(Chromobacterium violaceum) dan staphyloxantin
(Staphylococcus aureus)
• Sifat pyosianin → larut dalam air → medium terwarnai hijau
Hasil percobaan

A B C D

Inkubasi pada suhu 25o C


A. Staphylococcus aureus, B. Serratia marcescens, C.
Chromobacterium violaceum, D. Pseudomonas aeruginosa

Bagaimana interpretasi A B C D
Saudara terhadap hasil Inkubasi pada suhu 37o C
A. Staphylococcus aureus, B. Serratia marcescens, C.
percobaan ini? Chromobacterium violaceum, D. Pseudomonas aeruginosa
D.2. Tekanan osmotik
• Pertumbuhan bakteri
dipengaruhi oleh tekanan
osmotik pada
lingkungannya.
• Umumnya bakteri hidup
pada lingkungan yang
isotonis atau hipotonis
http://crcooper01.people.ysu.edu/microlab/osmotic.pdf
Pengaruh konsentrasi gula terhadap
pertumbuhan bakteri
Bagaimana interpretasi
terhadap hasil percobaan
ini?

Keterangan :
A. Konsentrasi gula 1%
B. Konsentrasi gula 5%
C. Konsentrasi gula 10%
A B C D D. Konsentrasi gula 60%

Anda mungkin juga menyukai