Anda di halaman 1dari 18

RESUME MATERI

Bab
Aspek hukum dan Aspek Lingkungan

KELOMPOK 2

NAMA DAN NIM 1. MOCH HAFID F – 2020113300013


2. MICHAEL HENDRICO T - 202011330014
3. TORIKUL MUNJASI - 202011330031
4. PUJI ANGGI ROHMAH - 202011330033
5. LILIS SAFITRI - 202011330036
6. DINDA WULANDARI – 202011330042
7. JUNITA KOLINGGEA-201911330029
KELAS
: AKUNTANSI/A
MATA KULIAH
: STUDI KELAYAKAN BISNIS
DOSEN PENGAMPU
: RIKA PUSPITA SARI, SE, AK, CPA

1
Aspek hukum dan Aspek Lingkungan Dalam Studi Kelayakan Bisnis

Aspek Hukum
Untuk memulai studi kelayakan usaha, umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun banyak
yang melakukannya dari aspek lainnya tergantung dari kesiapan masing-masing perusahaan.
Tujuan dari analisis terhadap aspek hukum yaitu untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan dan
keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki.
Bagi peneliti studi kelayakan bisnis, dokumen yang perlu diteliti keabsahan, kesempuranaan
dan keasliannya meliputi badan hukum, perizinan yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen
lainnya yang mendukung kegiatan usaha tersebut.

Dalam aspek hukum hal yang dibahas meliputi:

1. Bentuk badan hukum perusahaan

2. Prosedur perizinan/legalitas

3. Lembaga/departemen/instansi yang terkait dengan perusahaan

BADAN HUKUM USAHA

Dalam prakteknya, jenis badan hukum yang ada diIndonesia meliputi:

1. Perseorangan Firma

2. Perseroan comanditer (CV)

3. Perseroan Terbatas (PT)

4. Perusahaan Negara (BUMN)

5. Perusahaan Daerah (BUMD)

6. Yayasan

1. Perusahaan Perorangan
2
- Perusahaan perseorangan merupakan perusahaan yang hanya dimiliki
perseorangan (hanya seorang) . Pendirian tidak memerlukan syarat khusus, sebagaimana
badan usaha lainnya. Kebutuhan modal hanya dipenuhi dari pemilik sendiri, dan untuk
mencari modal dari luar relatif lebih sulit.

Kelebihan:

1. Memiliki kebebasan dalam bergerak

2. Pajak rendah karena pemerintah tidak memungut pajak perusahaan, tetapi hanya kepada
pemilik

3. Rahasia perusahaan terjamin

4. Motivasi usaha yang tinggi

5. Proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat

6. Penanganan aspek hukum yang minimal

Kekurangan :

1. Mengandung tanggung jawab hukum dan keuangan yang tidak terbatas

2. Keterbatasan kemampuan keuangan

3. Keterbatasan kemampuan manajerial

4. Kontinuitas kerja karyawan terbatas

Langkah dalam mendirikan badan usaha Persiapan

- Menyiapkan KTP pihak yang akan mendirikan perusahaan perseorangan

- Menentukan calon nama perusahaan

- Menentukan tenpat kedudukan perusahaan

- Menentukan maksud dan tujuan yang spesifik dari perusahaan perseorangan


3
tersebut

2. Firma (Fa)

- Firma adalah perusahaan yang didirikan oleh dua orang atau lebih dan
menjalankan perusahaan atas nama perusahaan Untuk mendirikan Fa, dapat dilakukan
melalui dua cara yaitu:

Pertama: melalui akta resmi yang proses selanjutnya sampai di berita negara Kedua: melalui
akta di bawah tangan yaitu kesepakatan antara pihak-pihak terkait Pendaftaran ke notaris

Peraturan perundangan

 Ketentuan tentang Firma di atur dalam pasal 16 kitab undang-undang hukum dagang
(Wetboek van koophandel) yang berbunyi “Perseroan dibawah firma adalah suatu
persekutuan untuk menjalankan perusahaan dibawah nama bersama"

 Pasal 18 KUUHD menyebutkan bahwa tiap-tiap anggota saling menanggung dan


semuanya bertanggung jawab

Kelebihan

1. Penguasaan terhadap keuntungan tinggi, meskipun dibagi dengan anggota kongsi yang
lain

2. Motivasi yang tinggi

3. Penanganan aspek hukum minimal, meskipun sedikit lebih rumit dibanding perusahaan
perseorangan karena harus ada kesepakatan antara anggota kongsi.

Kekurangan

1. sering terjadi konflik antar anggota kongsi berkaitan dengan pembagian keuntungan

4
maupu strategi bisnis

2. tanggung jawab keuangan tak terbatas, namun sudah dpt dibagi dengan anggota kongsi
yang lain

3. keterbatasan kemampuan keuangan, namun sudah lebih baik dibandingkan dengan


perusahaan perseorangan

4. keterbatasan kemampuan manajerial

5. kontinuitas kerja karyawan terbatas

3. Perseroan Kamanditer (Comanditer Vennotschap)

- CV merupakan persekutuan yang didirikan atas dasar kepercayaan. Dalam CV


terdapat sekutu yang secara penuh bertanggung jawab atas sekutulainnya, kemudian ada satu
sekutu atau lebih yang bertindak sebagai pemberi modal. Tanggung jawab sekutu
komanditer terbatas hanya pada modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Tujuan
pendirian CV adalah memberi peluang bagi perseorangan untuk ikut menanamkan modalnya
dengan tanggung jawab terbatas.

Peraturan perundangan ketentuan tentang perserikatan komanditer(CV) diatur dalam pasal


19 kitab undang-undang hukum dagang(Wetboek Van koophandel) yang bunyinya:
“persekutuan secara melepas uang yang dinamakan persekutuan komanditer didirikan antar
satu orang atau beberapa sekutu yang secara tanggung menanggung bertanggung jawab
untuk seluruhnya pada pihak satu dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak
lain

Kelebihan :

1. Penguasaan terhadap keuntungan tinggi, meskipun dibagi dengan anggota kongsi yang
lain

2. Motivasi usaha yang tinggi

3. Penanganan aspek hukum minimal, meskipun sedikit lebih rumit dibanding perusahaan
5
perseorangan karena harus ada kesepakatan antara anggota kongsi.

Kekurangan :

1. Mengandung tanggung jawab keuangan sekutu aktif tak terbatas, meskipun sdh dpt dibagi
dengan anggota sekutu aktif yang lain

2. Status hukum CV belum badan hukum sehingga sulit mendapatkan proyek-proyek besar

3. nama CV sering sama antara satu dengan lain karena tidak ada pengecekan dengan nama
cv sebelumnya

4. Perseroan Terbatas (PT) UU tentang PT adalah UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun


2007 PT adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian untuk melakukan
kegiatan usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya Dalam
prakteknya jenis PT terdiri dari: Dilihat dari segi kepemilikannya:

 Perseroan Terbatas biasa

 Perseroan Terbatas Terbuka

 Perseroan Terbatas PERSERO

Dilihat dari segi status Perseroan Terbatas:

 Perseroan Tertutup

 Perseroan Terbuka

Modal perseroan terbatas terdiri dari:

 Modal dasar (authorized capital)

1) Modal ditempatkan atau dikeluarkan (issued capital)

2) Modal disetor (paid-up capital)

 Syarat pendirian PT:

6
1) PT didirikan sekurang-kurangnya oleh 2 orang

2) Pendirian PT dituangkan dalam Akta Notaris

3) Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia

4) Mencantumkan perkataan “PT” dalam akta notaris

5) Disyahkan oleh menteri kehakiman

 Syarat pendirian PT:

1) Didaftarkan dalam berita negara

2) Memiliki modal dasar skurang-kurangnya Rp ,- (UU PT No. 40 Tahun 2007)

3) Modal ditempatkan sekurang-kurangnya 25% dari modal dasar

4) Menyetor modal setor 50% dari modal ditempatkan pada saat


perusahandidirikan

 Bagi PT yang mengalami perubahan dipersyaratkan untuk:

1) Mencantumkan nama, maksud, dan tujuan kegiatan perseroan

2) Perpanjangan jangka waktu perseroan

3) Peningkatan atau penurunan modal

4) Perubahan status perseroan terbatas dari tertutup menjadi terbuka atau


sebaliknya

 Hal yang perlu diteliti khususnya berkaitan dengan keabsahan Ptadalah

1. Akta notaris

2. Persetujuan menteri kehakiman

3. Pendaftaran di pengadilan setempat

Diumumkan dalam Berita Negara Repubilik Indonesia

7
Kelebihan:

1. Memiliki masa hidup yang tidak terbatas

2. Pemisahan kekayaan dan utang-utang pemilik dengan kekayaan dan utang-


utang perusahaan

3. Kemampuan keuangan yang sangat besar

4. Kemampuan manajerian yang tinggi

5. kontinuitas kerja karyawan yang tinggi

Kekurangan:

1. Pajak yang besar karena PT merupakan subyek pajak tersendiri sehingga bukan
perusahaan yang kena pajak, tetapi dividen yang dibagikan kepada pemeganng saham

2. Penaganan aspek hukum yang rumit karena dalam pendirian PT memerlukan


akta notaris dan izin khusus untuk usaha tertentu

3. Kerahasiaan perusahaan kurang terjamin karena setiap aktivitas perusahaan


harus dilporkan kepada pemegang saham

5.Perusahaan Negara (PN)

 Perusahaan negara adalah perusahaan yang didirikan berdasarkanundang-


undang

 Modal untuk mendirikan PN adalah kekayaan negara yangdipisahkan dan tidak


dipisahkan atas saham

 PN dipimpin oleh seorang kepala atau direksi yang diangkat olehpemerintah

6. Perusahaan Daerah

 Perusahaan daerah merupakan perusahaan yang didirikan dengan


suatuperaturan daerah.
8
 Modal seluruh atau sebagian besar milik pemerintah daerah yang
dipisahkankesuali dengan ketentuan lain dengan dasar undang-undang

 Pimpinan perusahaan daerah diangkat oleh Kepala Daerah

7. Yayasan

 Pendirian yayasan didasarkan atas PP No. 63 Tahun 2008 Tentang Yayasan

 Yayasan merupakan badan usaha yang tidak bertujuan untuk


mencarikeuntungan dan lebih menekankan usahanya pada tujuan sosial

 Yayasan memiliki pengurus dan harta milik pengurus yang dipisahkan dari
harta yayasan

Jenis - Jenis Izin Usaha

Banyaknya izin dan jenis-jenis izin yg dibutuhkan tergantung dari jenis usaha yang dijalankan.
Izin yg dimaksud adalah:

 Tanda daftar perusahaan (TDP)

 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

 Izin-izin usaha

 Sertifikat tanah atau surat-surat berharga yang dimiliki

Izin- izin perusahaan lainya yg harus segera diurus oleh pemilik sesuai dgn jenis bidang usaha
adalah:

 Surat Izin Usaha Perdagangan(SIUP)

 Surat Izin Usaha Industri (SIUI)

 Izin usaha tambang

 Izin usaha perhotelan dan pariwisata

 Izin usaha farmasi dan rumah sakit


9
 izin usaha peternakan dan pertanian

 izin domisili, dimana perusahaan / lokasi proyek berada

 Izin mendirikan bangunan

 Izin tenaga kerja asing jika perusahaan menggunakan tenaga kerja asing

Dokumen yang diteliti Bentuk Badan Usaha Bukti Diri

 Tanda daftar perusahaan (TDP)

 NPWP

 Izin-izin perusahaan

 Keabsahan dokumen lainnya

Penelitian di Lapangan

 Mendatangi sumber informasi yang berhak mengeluarkan surat-surat atau


dokumendokumen

 Mencari informasi dari laporan, koran, majalah, atau perpustakaan yang relevan
dengan analisis kita

Aspek Lingkungan

Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk di tela`ah sebelum
investasi atau usaha dijalankan untuk mengetahui dampak yang akan ditimbulkan dari usaha
bisnis, baik dari dampak positif maupun negatif. Oleh karena itu, sebelum suatu usaha atau
proyek dijalankan maka sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang dampak
lingkungan yang bakal timbul, baik baik dampak sekarang maupun mendatang. Studi ini kita
kenal dengan nama analisis dampak lingkungan hidup (AMDAL).

Suatu bisnis dapat menimbulkan berbagai aktivitas sehinggga menimbulkan dampak bagi
lingkungan disekitar lokasi bisnis. Perubahan kehidupan masyarakat sebagai akibat dari
1
0
adanya aktivitas bisnis dapat berupa semakin ramainya lokasi disekitar lokasi bisnis,
timbulnya kerawanan sosial, timbulnya penyakit masyarakat, juga perubahan gaya hidup
sebagai akibat masuknya tenaga kerja dari luar daerah. Suatu ide bisnis dinyatakan layak
berdasarkan aspek lingkungan sesuai dengan kebutuhan ide bisnis dan ide bisnis tersebut
mampu memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan dampak negatifnya di wilayah
tersebut.

Aspek lingkungan dalam studi kelayakan bertujuan untuk:

1. Menganalisis kondisi lingkungan operasional

2. Menganalisis kondisi lingkungan industri

3. Menganalisis lingkungan ekonomi

4. Menganalisis dampak positif maupun negatif bisnis terhadap lingkungan 5. Menganalis


usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif bisnis terhadap
lingkungan.

Aspek Lingkungan Industri

Aspek lingkungan industri lebih mengarah pada aspek persaing an dimana bisnis perusahan
berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan seperti ancaman
pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu
sendiri menjadi perlu untuk dianalisis guna studi kelayakan bisnis. Michael E. Porter
mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis
berdasarkan 5 aspek utama yang disebut 5 kekuatan bersaing. Lalu R.E. Freeman
sebagaimana dikutip oleh Wheelen merekomendasikan aspek yang keenam untuk
melengkapinya.

Berikut penjelasanya :

1. Ancaman Masuk Pendatang Baru Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan
menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas
menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar serta perebutan sumber daya produksi
1
1
yang terbatas. Ada beberapa faktor penghambat pendatang baru masuk ke dalam suatu
industri, yang sering disebut dengan Hambatan Masuk, diataranya adalah :

a) Skala Ekonomi. Apabila pendatang baru berproduksi dengan skala kecil, maka mereka akan
dipaksa berproduksi pada biaya per unit yang tinggi padahal perusahaan yang ada tengah
berupaya pada skala produksi yang terus diperbesar dan proses produksi yang terus menerus
diefisiensikan sehingga harga per unit barang menjadi lebih rendah.

b) Diferensiasi Produk. Diferensiasi yang menciptakan hambatan masuk memaksa pendatang


baru untuk mengeluarkan biaya dan usaha yang besar untuk merebut para pelanggan yang
loyal kepada perusahaan utama.

c) Kecukupan Modal. Jenis industri yang memerlukan modal besar merupakan hambatan yang
besar bagi pemain baru, terutama pada jenis industri yang memerlukan biaya yang besar
untuk riset dan pengembangan serta eksplorasi.

d) Biaya Peralihan. Biaya peralihan (switching cost) ini dapat berupa biaya pelatihan kembali
karyawan, biaya peralatan pelengkap yang baru, dan desain ulang produk. Padaakhirnya
biaya ini akan ditanggung oleh konsumen.

2. Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri Persaingan dalam industri sangat


mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli,
perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Persaingan
pasar yang sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam
hal harga produk. Menurut Porter, tingkat persaingan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu :

a) Jumlah competitor. Jumlah kompetitor atau pesaing sudah tentu akan mempengaruhi tingkat
persaingan kompetitor hendaknya dilihat dari beberapa sisi seperti jumlah, ukuran, dan
kekuatannya.

b) Tingkat pertumbuhan industry. Pertumbuhan industri yang besar biasanya menyediakan


sejumlah peluang bagi perusahaan untuk tumbuh bersama industrinya. Pertumbuhan industri
yang lambat sebaiknya tidak direspons dengan ekspansi pasar kecuali perusahaan mampu
mengambil pangsa pasar pesaing.
1
2
c) Karakteristik Produk. Produk hendaknya tidak hanya sekedar menyediakan kebutuhan dasar
akan tetapihendaknya memiliki suatu pembedaan (differentiation) atau nilai tambah.

1) Ancaman Dari Produk Pengganti Perusahaan–perusahaan yang berada dalam suatu industri
bersaing pula dengan produkpengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang
substitusinya dapat memberikanfungsi atau jasa yang sama.

2) Kekuatan tawar menawar pembeli (Buyers) Pembeli mampu mempengaruhi perusahaan


untuk memotong harga, meningkatkan mutudan pelayanan serta mengadu perusahaan
dengan competitor melalui kekuatan yang mereka miliki.

Beberapa kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan antara lain adalah :

a) Pembeli membeli dalam jumlah yang besar.

b) Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan.

c) Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok d) Switching Cost pemasok adalah
kecil

3) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Suppliers) Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat
kemanapun mereka menaikan harga ataumengurangi kualitas produk atau servis. Pemasok
akan kuat apabila beberapa kondisiberikut terpenuhi :

a) Jumlah pemasok sedikit

b) Produk/pelayanan yang ada adalah unik dan mampu menciptakan Switching Cost yang besar

c) Tidak tersedia produk substitusi

d) Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yangdihasilkan


menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan

e) Perusahaan hanya membeli dalam jumlah yang kecil dari pemasok

4) Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya. Kekuatan ke enam yang ditambahkan oleh freeman
1
3
yang dikutip Wheelen adalah berupakekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh
dan kepentingan secara langsungkepada perusahaan. Stakeholder yang dimaksud antara lain
adalah pemerintah, serikatpekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi
dagang, kelompok yangmempunyai kepentingan lain, dan pemegang saham.

C. Aspek Lingkungan Hidup Studi mengenai dampak fisik ini bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya kemungkinan bahwa akibat dari pendirian dan proses produksi dari usaha baru itu
akan menimbulkan pencemaran udara, pencemaran air, dan sebagainya di sekitar lokasi
usaha.

AMDAL diperlukan untuk melakukan suatu studi kelayakan dengan dua alasan pokok :
Pertama, Karena UU dan Peraturan Pemerintah menghendaki demikian. Jawaban ini cukup
efektif untuk memaksa para pemilik proyek yang kurang memperhatikan
kualitasLingkungan. Kedua, AMDAL harus dilakukan agar kualitas lingkungan tidak rusak
dengan beroperasinya proyek-proyek industri.8 Dalam PP 51 Tahun 1993 ditetapkan 4 jenis
studi AMDAL, yaitu :

1. AMDAL Proyek, yaitu AMDAL yang berlaku bagi satu kegiatan yang berada dalam
kewenangan satu instansi sektoral. Misalnya rencana kegiatan pabrik tekstil yang
mempunyai kewenangan memberikan ijin dan mengevaluasi studi AMDALnya ada pada
Departemen Perindustrian.

2. AMDAL Terpadu / Multisektoral, adalah AMDAL yang berlaku bagi suatu rencana kegiatan
pembangunan yang bersifat terpadu, yaitu adanya keterkaitan dalam hal perencanaan,
pengelolaan dan proses produksi, serta berada dalam satu kesatuan ekosistem dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi. Sebagai contoh adalah satu kesatuan
kegiatan pabrik pulp dan kertas yang kegiatannya terkait dengan proyek hutan tanaman
industri (HTI) untuk penyediaan bahan bakunya, pembangkit tenaga listrik uap (PLTU)
untuk menyediakan energi, dan pelabuhan untuk distribusi produksinya. Di sini terlihat
adanya ket erlibatan lebih dari satu instansi, yaitu Departemen Perindustrian, Departemen
kehutanan, Departemen Pertambangan dan Departemen Perhubungan.
1
4
3. AMDAL Kawasan, yaitu AMDAL yang ditujukan pada satu rencana kegiatan pembangunan
yang berlokasi dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu
instansi. Contohnya adalah rencana kegiatan pembangunan kawasan industri. Dalam kasus
ini masing -masing kegiatan di dalam kawasan tidak perlu lagi membuatAMDALnya,
karena sudah tercakup dalam AMDAL seluruh kawasan.

4. AMDAL Regional, adalah AMDAL yang diperuntukan bagi rencana kegiatan pembangunan
yang sifat kegiatannya saling terkait dalam hal perencanaan dan waktu pelaksanaan
kegiatannya. AMDAL ini melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi, berada dalam satu
kesatuan ekosistem, satu rencana pengembangan wilayah sesuai Rencana Umum Tata
Ruang Daerah. Contoh AMDAL Regional adalah pembangunan kota -kota baru.
Selanjutnya, beberapa peran AMDAL adalah sebagai berikut:

1. Peran AMDAL dalam pengelolaan Lingkungan. Aktivitas pengelolaan lingkungan telah


disusun berdasarkan perkiraan dampak lingkungan yang akan timbul akibat dari proyek
yang akan dibangun.

2. Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek. AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan
lingkugan yang disyaratkan untuk mendapatkan perizinan. Bagian dari AMDAL yang
diharapkan oleh aspek teknis dan ekonomis biasanya adalah sejauh mana keadaan
lingkungan dapat menunjang perwujudan proyek, terutama sumber daya yang diperlukan
proyek tersebut.

3. AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sumber
informasi yang detail mengenai kedaan lingkungan pada waktu penelitian proyek dan
gambaran keadaan lingkungan di masa setelah proyek dibangun. Seperti telah diketahui
bahwa AMDAL merupakan suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanaan dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup.
Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5 dokumen yang terdiri dari: PIL
(Penyajian Informasi Lingkungan), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis Dampak
Lingkungan), RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan), dan RKL (Rencana Pengelolaan
Lingkungan). Sebagaimana telah dievaluasi oleh banyak pihak, proses AMDAL di Indonesia
memiliki banyak kelemahan, yaitu :

1
5
1. AMDAL belum sepenuhnya terintegrasi dalam proses perijinan satu rencana kegiatan
pembangunan, sehingga tidak te rdapat kejelasan apakah AMDAL dapat dipakai untuk
menolak atau menyetujui satu rencana kegiatan pembangunan.

2. Proses partisipasi masyarakat belum sepenuhnya optimal. Selama ini LSM telah dilibatkan
dalam sidang -sidang komisi AMDAL, akan tetapi suaranya belum sepenuhnya diterima
didalam proses pengambilan keputusan.

3. Terdapatnya berbagai kelemahan didalam penerapan studi -studi AMDAL. Dengan kata lain,
tidak ada jaminan bahwa berbagai rekomendasi yang muncul dalam studi AMDAL serta
UKL dan UPL akan dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa. Masih lemahnya metode - metode
penyusunan AMDAL, khusunya aspek “sosial - budaya”, sehingga kegiatan - kegiatan
pembangunan yang implikasi sosial – budayanya penting, kurang mendapat kajian yang
seksama.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL, pemrakarsa,
dan masyarakat yang berkepentingan. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL. Di tingkat
pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat Propinsi berkedudukan di
Bapedalda/lnstansi pengelo la lingkungan hidup Propinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota
berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup Kabupaten/Kota. Unsur
pemerintah lainnya yang berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena dampak
diusahakan terwakili di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan
Komisi Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup,
sementara anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan kabupaten/kota
ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.

2. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Masyarakat yang berkepentingan adalah masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk
keputusan dalam proses AMDAL berdasarkan alasan-alasan antara lain sebagai berikut:

1
6
kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau kegiatan, faktor pengaruh ekonomi,
faktor pengaruh sosial budaya, perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor pengaruh
nilai -nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses AMDAL
dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati. D.
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL)
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL (Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Upaya Pengelolaan perizinan. Bagian dari AMDAL yang diharapkan oleh aspek teknis dan
ekonomis biasanya adalah sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan
proyek, terutama sumber daya yang diperlukan proyek tersebut.

3. AMDAL sebagai dokumen penting. Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sumber
informasi yang detail mengenai kedaan lingkungan pada waktu penelitian proyek dan
gambaran keadaan lingkungan di masa setelah proyek dibangun. Seperti telah diketahui
bahwa AMDAL merupakan suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang
direncanaan dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup.
Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan pembuatan 5 dokumen yang terdiri dari: PIL
(Penyajian Informasi Lingkungan), KA (Kerangka Acuan), ANDAL (Analisis Dampak
Lingkungan), RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan), dan RKL (Rencana Pengelolaan
Lingkungan).

Sebagaimana telah dievaluasi oleh banyak pihak, proses AMDAL di Indonesia memiliki banyak
kelemahan, yaitu :

1. AMDAL belum sepenuhnya terintegrasi dalam proses perijinan satu rencana kegiatan
pembangunan, sehingga tidak te rdapat kejelasan apakah AMDAL dapat dipakai untuk
menolak atau menyetujui satu rencana kegiatan pembangunan.

2. Proses partisipasi masyarakat belum sepenuhnya optimal. Selama ini LSM telah dilibatkan
dalam sidang -sidang komisi AMDAL, akan tetapi suaranya belum sepenuhnya diterima

1
7
didalam proses pengambilan keputusan.

3. Terdapatnya berbagai kelemahan didalam penerapan studi -studi AMDAL. Dengan kata lain,
tidak ada jaminan bahwa berbagai rekomendasi yang muncul dalam studi AMDAL serta
UKL dan UPL akan dilaksanakan oleh pihak pemrakarsa. Masih lemahnya metode - metode
penyusunan AMDAL, khusunya aspek “sosial - budaya”, sehingga kegiatan - kegiatan
pembangunan yang implikasi sosial – budayanya penting, kurang mendapat kajian yang
seksama.

Daftar Pustaka

file:///C:/Users/Admin/Downloads/231-Article%20Text-365-2-10-20230128.pdf

http://eprints.binadarma.ac.id/5588/1/ASPEK%20HUKUM%20DALAM%20STUDI
%20KELAYAKAN%20BISNIS%20.pdf

1
8

Anda mungkin juga menyukai