Anda di halaman 1dari 2

Duduk perkara :

A. Penggugat konsepsi
- Penggugat merupakan badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang penyediaan
manajemen, penjualan dan pemasaran, akuntansi keuangan, perawatan dan pengawasan
property dan/atau perhotelan
- Tergugat merupakan pemilik bangunan hotel yang terletak di Jl. Jl.Petitenget No.2, Kerobokan,
Kuta, Bali, setempat dikenal dengan nama HOTEL NEO SEMINYAK PETITENGET
- Antara penggugat sebagai operator dan tergugat sebagai pemilik sepakat bekerjasama dalam
pengelolaan hotel neo seminyak petitenget dan dituangkan dalam surat perjanjian manajemen
tanggal 18 Januari 2012
- Pada tanggal 31 Mei 2017 secara sepihak dan tidak berdasar tergugat telah menyatakan
mengakhiri/memutuskan perjanjian tersebut yang merugikan penggugat, dan tergugatt sesuai
dengan surat perjanjian manajemen tersebut diwajibkan membayar termination fee+PPh 10%
kepada penguggat
- Penggugat berulangkali menegor baik secara lisan maupun tertulis kepada tergugat untuk
memeuhi kewajibannya membayar termination dann manajemen fee namun tergugat tetap
tidak memenuhinya maka terjadi wanprestasi
B. Penggugat rekonsepsi
- penggugat rekonsepsi berkehendak untuk memenfaatkan sebidang tanah dan bangunan untuk
dikelola sebagai usaha bidang perhotelan, namun karena penggugat rekonsepsi tidak memiliki
pengalaman dalam bidang tersebut maka memerlukan pihak lain yang sudah berpengalaman
yaitu sebagai operator property.
- Selanjutnya Penggugat rekonsepsi menandatangani perjanjian manajemen pada tanggal 18
Januari 2018 dan melakukan kerjasama dengan tergugat rekonsepsi
- Sejak perjanjian manajemen ditandatangani dan periode operasi dimulai pada sekitar bulan
September 2014 sampai bulan mei 2017 tergugat rekonpensi belum pernah mencapai target
pendapatan yang di proyeksikan
- Penggugat rekonpensi mengalami kerugian dan akibatnya penggugat rekonpensi harus
melakukan pembayaran berupa suntikan modal kembali untuk menutupi kerugiannya.
- Penggugat rekonpensi telah memberitahukan bahwa mengalami kerugian dan meminta
tergugat memaksimalkan kinerjanya melalui surat elektronik tanggal 4 april 2016, dan tergugat
menyadari kerugian penggugat rekonpensi dan menawarkan skema bisnis lain akann tetapi
tetap tidak menguntungkan bagi penggugat rekonpensi.
- Sehingga adanya cacat kehendak (penyalahgunaan keadaan) dalam penandatanganan dan
pelaksanaan perjanjian manajeman
-
Putusan :
Menolak ekspesi tergugat, menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya, menyatakan gugatan
penggugat tdak dapat diterima dan membebankan penggugat dalam konspesi dan pengguggat
dalam rekonpensi membayar biaya perkara masing-masing separuh bagian yang hingga kini
seluruhnya dianggarkan sebesar Rp. 866.000
Analisis :
Dalam kasus diatas digunakannya pandagan penyalahgunaan keadaan modern karena tidak
hanya dwaling, dwang, bedrog akan tetapi tergugat rekonsepsi melakukan tindakan
penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandinghedenlundue influence) yang
memanfaatkan ketergantungan dan kurangnya pengalaman Penggugat Rekonpensi dalam dunia
usaha perhotelan sehingga perjanjian menejemen tanggal 18 januari 2021 batal demi hukum
sesuai dengan Pasal 44 ayat 1 yang menyebutkan bahwa perbuatan hukum dapat dibatalkan jika
terdapat:
a. Ancaman
b. Penipuan
c. Penyalagunaan keadaan

A. Identitas buku

Judul :

Penulis :

Pengarang :

B. Tentang Buku

C. Tentang Penulis
D. Isi Buku

Anda mungkin juga menyukai