Anda di halaman 1dari 14

RESUME PENANGANAN PERKARA PERDATA

Nama Kantor : EVAN RONI & PARTNERS

Nama Calon Advokat : Rio Fernandez Sibarani, S.H.

Nama Advokat Pendamping : Evan Gumandang, S.H.

Jangka Waktu Magang : September 2016 s/d. sekarang

No. Perkara No. 79/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Utr Uraian Kasus :


1 TENTANG DUDUK PERKARANYA
Antara:
1. Bahwa awal pertama kali Penggugat
Penggugat : Yuyun Kadarlia, SH., M.Kn kenal dengan Tergugat I adalah pada
Tergugat : tanggal 6 Juli 2012, dikenalkan oleh
1. Ir. Susanto, M.M. Mantan suami Penggugat di acara
2. NY. Nita syukuran anak Penggugat, dan
3. PT Anak Global Indonesia setelah itu tidak pernah ketemu, lalu
beberapa tahun kemudian, yaitu
Susunan Majelis Hakim pada sekitar pertengahan tahun 2017
Hakim Ketua : Rianto Adam Pontoh, Tergugat I datang ke rumah
S.H., M.Hum. Penggugat menceritakan tentang
Hakim Anggota : keadaannya yang lagi susah terkait
Sarwono,, S.H.,M.Hum. dengan tagihan pembayaran pajak
Dodong Imam Rusdani, S.H.,M.H. Tax Amnesti atas aset milik Tergugat
I bersama isterinya (Tergugat II) yang
Panitera Pengganti : Hulman terletak di Bogor, namun Penggugat
Panggabean, SH., MH. tidak merespon keluhan Tergugat I
tersebut;
Kuasa Hukum Tergugat III : 2. Bahwa selanjutnya Penggugat
Tarsisius Teren Budi Utomo SH MH bertemu kembali dengan Tergugat I
Irenius Kidaman SH di Kota Banjar pada hari Kamis,
tanggal 7 September 2017, ketika itu
Putusan tanggal : 26 Januari 2021 Penggugat bersama keluarga sedang
berada di Kota Banjar dalam rangka
menghadiri Undangan acara
menyantuni Anak Yatim dan Panti
Jompo yang diadakan oleh Yayasan
Maharya Pati, dimana Penggugat
adalah sebagai salah seorang donatur
di Yayasan tersebut. Sedangkan
keberadaan Tergugat I di acara
tersebut katanya ingin menjalin
kerjasama dengan Yayasan Maharya
Pati untuk Investasi penanaman
Pohon Aren dan membuka pabrik
Gula Aren;
3. Bahwa dalam pertemuan tersebut,
Tergugat I mengutarakan maksudnya
untuk meminjam uang kepada
Penggugat sebesar Rp. 500.000.000,-
(Lima ratus juta rupiah) yang katanya
untuk membayar tunggakan tagihan
ke salah satu Supplier atas bisnis
retail yang sedang Ia jalankan;
4. Bahwa lebih lanjut dikatakan oleh
Tergugat I kepada Penggugat, bahwa
Ia akan secepatnya mengembalikan
pinjamannya tersebut paling lama
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan,
karena Ia akan membayar/
mengembalikan pinjaman tersebut
dari hasil penjualan tanah dan rumah
yang merupakan milik bersama
Tergugat I dengan isterinya
(Tergugat II), terletak di Jalan K.H.
Agus Salim No. 24 RT. 009, RW. 007,
Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur,
Kota Bekasi, yang sedang
ditawarkannya kepada pihak pembeli
dengan harga penjualan yang
ditawarkan sebesar Rp.
10.000.000.000,- (Sepuluh milyar
rupiah);
5. Bahwa pada awalnya Penggugat
menolak permintaan Tergugat I
tersebut karena pada saat itu
Penggugat pun sangat membutuhkan
dana untuk keperluan pembiayaan
pembangunan kantor Penggugat
Halaman 3 dari 47 Putusan Perdata
Nomor 79/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Utr. dan
untuk keperluan itu Penggugat
terpaksa harus meminjam uang
melalui Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) di bank Mandiri sebesar Rp.
500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah),
dengan masa kredit selama 120
(Seratus dua puluh) bulan, dengan
agunannya aset milik Penggugat,
sebidang tanah Sertipikat Hak Milik
(SHM) No. 9267/ Lorok Pakjo atas
nama Penggugat, yang di atasnya
berdiri bangunan Rumah tinggal dan
Kos-kosan sebanyak 18 (delapan
belas) kamar, yang berlokasi di Kota
Palembang, Provinsi Sumatera
Selatan (vide Perjanjian Kredit Bank
Mandiri KPR Multiguna Nomor :
R.06.KRW/0268/MGM/2017);
6. Bahwa keesokan harinya, hari Jum’at,
tanggal 8 September 2017, masih pagi
hari sekitar jam 09.00 WIB, Tergugat I
kembali datang menghubungi
Penggugat, membujuk Penggugat
agar berkenan meminjamkan dulu
uang yang akan Penggugat
pergunakan untuk membangun
kantor Notaris tersebut, karena
katanya keperluan Tergugat I sangat
mendesak sekali;
7. Bahwa pada pagi hari itu Tergugat I
menyatakan kepada Penggugat
bahwa apabila Penggugat bersedia
membantu untuk memberikan
pinjaman uang sebesar Rp.
500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah)
maka Tergugat I berjanji akan
mengembalikan kepada Penggugat
hanya dalam waktu 1 (satu) bulan
saja, dan Ia juga berjanji akan
membantu tambahan dana untuk
pembangunan kantor Penggugat
sebesar Rp.500.000.000,- (Lima ratus
juta rupiah), sehingga total uang yang
akan dikembalikan oleh Tergugat I
kepada Penggugat adalah sebesar
Rp.1.000.000.000,- (Satu milyar
rupiah), yang dijanjikan akan
dibayarkannya kepada Penggugat
dari hasil penjualan rumah milik
bersamanya dengan Tergugat II yang
ada di Bekasi sebagaimana yang
tersebut dalam point 4 di atas, karena
menurut Tergugat I uang yang
dipinjam Penggugat dari bank
Mandiri sebesar Rp.500.000.000,-
(Lima ratus juta rupiah) tidak cukup
untuk membangun sebuah kantor
Notaris yang agak bagus, diperlukan
dana paling tidak sebesar
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah);
8. Bahwa akibat bujuk rayu dan iming-
iming dari Tergugat I tersebut,
akhirnya Penggugat bersedia untuk
meminjamkan uang sebesar Rp. 500
juta yang sedianya diperuntukan
untuk biaya pembangunan kantor
Penggugat tersebut kepada Tergugat
I. Maka sebelum Pengguat dan
Tergugat I berangkat ke bank
Mandiri terdekat, Penggugat kembali
Halaman 4 dari 47 Putusan Perdata
Nomor 79/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Utr.
mengingatkan Tergugat I bahwa
pengembalian uang tersebut jangan
lewat 1 (satu) bulan, karena
Penggugat harus segera membangun
dan membuka kantor Notaris agar
ada segera “pemasukan” untuk
membayar angsuran pokok dan
bunga bank ke Bank Mandiri, dan
apabila Tergugat I lalai atau tidak
memenuhi janjinya untuk
mengembalikan uang pinjaman +
bantuan pembangunan kantor
tersebut dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan, maka dengan sendirinya
pembayaran Angsuran Pokok +
Bunga ke bank Mandiri yang jatuh
tempo setiap bulannya, yaitu sebesar
Rp 7.218.044,00 (Tujuh juta dua ratus
delapan belas ribu empat puluh
empat rupiah) per bulan, menjadi
beban dan tanggung jawab Tergugat I
untuk membayarnya. Dan pada saat
itu Tergugat I secara “gentlemen
agreement” telah menyatakan
kesediaannya bertanggung jawab
untuk membayar Angsuran Pokok +
Bunga tersebut ke bank setiap
bulannya melalui Penggugat apabila
Ia lalai atau terlambat
mengembalikan uang pinjaman +
bantuan pembangunan kantor
Penggugat dalam jangka waktu 1
(satu) bulan;
9. Bahwa akhirnya pada hari Jum’at
tanggal 8 September 2017, sekitar
pukul 10:15 WIB, Penggugat dan
Tergugat I berangkat menuju salah
satu Bank Mandiri yang ada di Kota
Banjar, guna merealisasi permintaan
Tergugat I untuk mentrasfer uang ke
rekening Tergugat I sebesar Rp.
500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah),
dan sesampainya di Bank Mandiri
Tergugat I memberikan Nomor
Rekening penampungan transfer
uang kepada Penggugat, yaitu
Rekening Bank Mandiri Nomor :
1250011146859, yang ternyata tercatat
atas nama PT Anak Global Indonesia
(Tergugat III), yang menurut
penjelasan Tergugat I kepada
Penggugat, PT. Anak Global
Indonesia adalah perusahaan
miliknya bersama-sama dengan
isterinya (Tergugat II), dimana dalam
struktur kepengurusan PT. Anak
Global Indonesia tersebut Beliau
menjabat sebagai Direktur,
sedangkan isterinya (Tergugat II)
menjabat sebagai Komisaris;
10. Bahwa sesuai dengan Resi
Pengiriman Uang tertanggal 8
September 2017 (yang akan diajukan
Penggugat sebagai bukti surat dalam
perkara ini), jelas membuktikan
Penggugat telah memberikan
pinjaman uang sebesar Rp.
500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah)
kepada Tergugat I dengan cara
menyetorkan/mentransfer uang
tersebut langsung ke rekening
penampungan yang ditunjuk oleh
Tergugat I, yaitu ke Rekening
Halaman 5 dari 47 Putusan Perdata
Nomor 79/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Utr. PT.
Anak Global Indonesia, Rek. Nomor :
1250011146859, tercatat atas nama PT.
Anak Global Indonesia (Tergugat III);
11. Bahwa apa yang dijanjikan oleh
Tergugat I kepada Penggugat in casu
akan mengembalikan uang pinjaman
sebesar Rp. 500.000.000,- (Lima ratus
juta rupiah) + dana bantuan
pembangunan kantor Penggugat
sebesar Rp. 500.000.000,- (Lima ratus
juta rupiah), dalam jangka waktu 1
(satu) bulan, ternyata tidak benar
sama sekali, karena setelah waktu 1
(satu) bulan berlalu Tergugat I tidak
memenuhi janji dan kewajiban
hukumnya kepada Penggugat untuk
melakukan pengembalian pinjaman
sebesar Rp. 500.000.000,00 + dana
bantuan pembangunan kantor
Penggugat sebesar Rp.
500.000.000,00.- ;
12. Bahwa setiap kali dihubungi via
hand-phone, Tergugat I hanya
menyampaikan alasan-alasan
penundaan pembayaran dan
memberikan terus janji-janji yang
tidak pernah ada realisasinya. Bahkan
kewajiban hukumnya untuk
membayar Angsuran Pokok + Bunga
ke bank Mandiri sebesar Rp
7.218.044,00 (tujuh juta dua ratus
delapan belas ribu empat puluh
empat rupiah) per bulan sebagai
akibat Ia tidak menepati janji untuk
mengembalikan pinjaman +
pemberian dana bantuan
pembangunan kantor Penggugat
dalam jangka waktu 1 (satu) bulan,
juga tidak pernah dipenuhi oleh
Tergugat I, alhasil Penggugat lah
yang kerja keras untuk
mengupayakan pembayaran cicilan
bulanan sebesar Rp 7.218.044,00
(tujuh juta dua ratus delapan belas
ribu empat puluh empat rupiah)
tersebut ke bank Mandiri;
13. Bahwa oleh karena Penggugat belum
memiliki kantor sendiri di kota
Purwakarta dikarenakan dana hasil
pinjaman untuk pembangunan
kantor telah dipinjam oleh Tergugat I,
sehingga akibatnya berpengaruh
terhadap bonafiditas Penggugat
sebagai Notaris di mata para klien,
dan berpengaruh pula terhadap
income dan pemasaran jasa kantor
Penggugat, maka akibatnya
pendapatan yang diperoleh
Penggugat sebagai Notaris belum
dapat disisihkan untuk membayar
biaya operasional kantor setiap bulan,
yang padahal menurut perhitungan
awal Penggugat, apabila Penggugat
memiliki gedung kantor Notaris
sendiri yang “representative” di
Purwakarta, maka pemasaran jasa
kantor Notaris Penggugat akan lebih
mudah dan lancar, sehingga
penghasilan yang didapat Penggugat
paling tidak akan bisa menyisihkan
penghasilan bersih (setelah dipotong
biaya operasional kantor) sebesar Rp.
20.000.000,00 (Dua puluh juta rupiah)
setiap bulannya; Halaman 6 dari 47
Putusan Perdata Nomor
79/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Utr. Jadi, akibat
perbuatan Cidera Janji (Wanprestasi)
yang telah dilakukan oleh Tergugat I,
terhitung sejak bulan Oktober 2017
sampai dengan bulan Januari 2020,
telah menimbulkan kehilangan
potensi penghasilan/ pendapatan
bagi Penggugat uang sejumlah total
Rp.560.000.000,00 (Lima ratus enam
puluh juta rupiah), (Rp. 20.000.000,00
x 28 bulan);
14. Bahwa bulan demi bulan, hingga 2
(dua) tahun berlalu, walaupun
hampir setiap hari ditagih melalui
hand phone, WA, dan sms, Tergugat
I tetap bergeming tidak melakukan
pembayaran kepada Penggugat,
bahkan belakangan ini sudah
semakin sulit menghubungi Tergugat
I via handphone, apalagi untuk dapat
bertemu langsung dengan beliau
guna menagih kewajiban hukumnya,
jelas tidak akan dapat bertemu,
karena Tergugat I selalu menghindar;
15. Bahwa justru yang lebih menyakitkan
Penggugat atas tindakan Tergugat I
in casu ialah ketika Penggugat
melakukan pengecekan langsung ke
lokasi tanah dan rumah milik
Tergugat I dan Tergugat II yang
terletak di Jalan K.H. Agus Salim No.
24 RT. 009, RW. 007, Bekasi Jaya,
Kecamatan Bekasi Timur, Kota
Bekasi, yang semula dijanjikan oleh
Tergugat I akan dijual dan uang hasil
penjualannya akan disisihkan sebesar
Rp.1.000.000.000,- (Satu milyar
rupiah) untuk diserahkan kepada
Penggugat sebagai pelunasan
pembayaran pinjaman + dana
bantuan pembangunan kantor
Penggugat, ternyata sudah berpindah
tangan kepemilikannya kepada pihak
lain, karena di atas tanah tersebut
sudah tidak ada rumah milik
Tergugat I dan Tergugat II, karena di
lokasi tanah tersebut sedang
dilakukan pembangunan gedung
sekolah;
16. Bahwa akhirnya kesabaran
Penggugat ada batasnya, maka tidak
ada cara atau upaya lain yang dapat
dilakukan oleh Penggugat untuk
meminta pertanggung jawaban
hukum kepada Tergugat I, selain
dengan cara mengajukan gugatan ini
melalui Pengadilan Negeri Jakarta
Utara sesuai dengan domisili
hukum / tempat tinggal Tergugat I
bersama-sama dengan Tergugat II;
17. Bahwa dari uraian-uraian tersebut di
atas jelas terbukti dengan
sesungguhnya Tergugat I telah
melakukan perbuatan Cidera Janji
(Wanprestasi) terhadap Penggugat
dengan segala akibat-akibatnya
menurut hukum;
18. Bahwa akibat perbuatan Cidera Janji
(Wanprestasi) yang telah dilakukan
oleh Tergugat I kepada Penggugat
maka dengan mengacu kepada
Halaman 7 dari 47 Putusan Perdata
Nomor 79/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Utr.
ketentuan Pasal 1243 KUHPerdata,
secara hukum Tergugat I
berkewajiban untuk memenuhi dan
membayar kewajiban hukumnya
kepada Penggugat, yaitu
mengembalikan uang yang
dipinjamnya, memenuhi janjinya
untuk membantu biaya
pembangunan kantor Penggugat,
membayar / mengganti biaya,
kerugian dan bunga, dengan
perincian sebagai berikut : 18.1.
Pengembalian Uang Pinjaman - Rp
500.000.000,00 18.2. Dana bantuan
Pembangunan kantor - Rp
500.000.000,00 18.3. Penggantian
Biaya Cicilan Pinjaman ke -Bank
Mandiri (Pokok + Bunga) selama 28
bulan, mulai Oktober 2017 s/d Januari
2020 ( = Rp. 7.218.044,00 X 28 ) Rp
202.105.232,00 18.4. Potensi
Kehilangan Penghasilan selama 28
bulan, mulai Oktober 2017 s/d Januari
2020 (= Rp. 20.000.000,00 x 28) Rp
560.000.000,00 18.5. Total kewajiban
Penggugat Rp. 1.762.105.232,00 (Satu
Milyar Tujuh Ratus Enam Puluh Dua
Juta Seratus Lima Ribu Dua Ratus
Tiga Puluh Dua Rupiah)
19. Bahwa Penggugat ikut menarik
Tergugat II dalam perkara ini, baik
dalam kedudukannya pribadi
maupun dalam jabatannya sebagai
Komisaris PT. Anak Global
Indonesia, ialah karena sebagai isteri
yang sah dari Tergugat I, sepatutnya
mengetahui atau setidak-tidaknya
diberitahukan oleh Tergugat I
tentang adanya pemberian dana
pinjaman dari Penggugat sebesar
Rp.500.000.000,- (Lima ratus juta
rupiah) dan adanya kewajiban yang
bersumber dari janji yang harus
dipenuhi oleh Tergugat I kepada
Penggugat untuk memberikan dana
bantuan pembangunan kantor
Penggugat sebesar Rp.500.000.000,-
(Lima ratus juta rupiah). Begitupun
dalam jabatannya selaku Komisaris
PT. Anak Global Indonesia (Tergugat
III), seyogianya Tergugat II
mengetahui persis tentang adanya
dana yang telah masuk ke rekening
Tergugat III sebesar Rp.500.000.000,-
(Lima ratus juta rupiah) yang
dikirim/ditransfer oleh dan dari
rekening Penggugat;
20. Bahwa sebagai pasangan suami-isteri
yang sah, maka dengan sendirinya
secara hukum segala “hutang-
piutang” atau “untung-rugi” yang
dimiliki oleh masing-masing pihak
menjadi kewajiban bersama Tergugat
I dan Tergugat II secara tanggung
renteng untuk membayar /
memenuhi kewajiban hukumnya
kepada orang dengan siapa mereka
atau salah satu dari mereka telah
mengadakan perjanjian pinjam
meminjam atau melakukan
perbuatan hukum, sehingga in casu
seluruh Halaman 8 dari 47 Putusan
Perdata Nomor
79/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Utr. kewajiban
hukum Tergugat I kepada Penggugat
yang timbul akibat perbuatan Cidera
Janji (Wanprestasi) yang dilakukan
oleh Tergugat I, harus juga
ditanggung secara tanggung renteng
oleh Tergugat II bersama-sama
dengan Tergugat;
21. Bahwa begitu juga halnya dengan
Tergugat III, bahwa Penggugat ikut
menarik Tergugat III dalam perkara
ini ialah karena uang sebesar
Rp.500.000.000,- (Lima ratus juta
rupiah) yang dipinjam oleh Tergugat
I dari Penggugat telah ditransfer ke
rekening yang tercatat atas nama
Tergugat III atas permintaan dari
Tergugat I yang nota bene adalah
sebagai Direktur Tergugat III,
sehingga jelas di sini Tergugat III
telah menerima manfaat atas
peminjaman uang atau perbuatan
hukum yang telah dilakukan oleh
Tergugat I tersebut, maka oleh karena
itu seluruh kewajiban hukum
Tergugat I kepada Penggugat yang
timbul akibat perbuatan Cidera Janji
(Wanprestasi) yang dilakukan oleh
Tergugat I, harus juga ditanggung
secara tanggung renteng oleh
Tergugat III;
22. Bahwa berdasarkan alasan-alasan
tersebut di atas maka beralasan
menurut hukum untuk menghukum
Para Tergugat secara tanggung
renteng membayar lunas dan
sekaligus kepada Penggugat seluruh
kewajiban Tergugat I yang timbul
atas perbuatan Cidera Janji
(Wanprestasi) yang dilakukan oleh
Tergugat I kepada Penggugat yang
rincian dan jumlahnya sebagaimana
tersebut dalam point 17 di atas;
23. Bahwa di samping membayar
kewajiban-kewajiban tersebut di atas,
secara hukum Para Tergugat juga
berkewajiban untuk membayar
bunga moratorium kepada
Penggugat sebesar 6% x
Rp.500.000.000,00 per bulan,
terhitung dari sejak gugatan ini
didaftarkan sampai dengan seluruh
kewajiban dibayar lunas
24. Bahwa untuk menghindari Gugatan
ini sia-sia atau Illusoir, mohon agar
Yang Mulia Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang
memeriksa dan mengadili perkara ini
berkenan untuk melakukan Sita
Jaminan terhadap aset yang
merupakan harta bersama Tergugat I
dan Tergugat II, yaitu sebidang tanah
darat yang di atasnya berdiri
bangunan Rumah bertingkat yang
terletak Jalan Musik Raya Barat BM
18 RT 007 RW 008 Kelurahan
Pegangsaan Dua, Kecamatan Kelapa
Gading Jakarta Utara, seluas ± 200
M2, tercatat atas nama: IR.
SUSANTO, MM (Tergugat I), dengan
batas-batasnya adalah sebagai
berikut: Sebelah Utara : Jalan Musik
Raya Barat BM 18 Halaman 9 dari 47
Putusan Perdata Nomor
79/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Utr. Sebelah
Barat : Jalan Torompio; Sebelah
Timur : Tanah /Rumah HeriSudiono
H Saipul; Sebelah Selatan : Tanah
/Rumah H Saipul;
25. Bahwa oleh karena Gugatan
Penggugat adalah mengenai hal yang
pasti serta didukung oleh alat-alat
bukti yang otentik dan sah,
memenuhi hukum pembuktian,
mengikat dan menentukan, maka
sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam Pasal 180 HIR maka
Penggugat mohon agar Putusan ini
dapat dijalankan terlebih dahulu
(UitvoerbaarbijVoorraad) meskipun
ada verzet, banding, kasasi atau
upaya hukum lainnya yang akan
diajukan oleh para Tergugat;
26. Bahwa gugatan Penggugat diajukan
dengan itikad baik dan berdasarkan
hukum semoga berkenan Yang Mulia
Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta Utara yang memeriksa dan
mengadili perkara ini menerima dan
mengabulkan gugatan Penggugat
untuk seluruhnya dan karenanya
para Tergugat harus dipanggil secara
patut ke persidangan yang telah
ditentukan oleh Yang Mulia Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Utara;

Amar Putusan
DALAM EKSEPSI
Menolak eksepsi Tergugat untuk seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA
1. Mengabulkan gugatan Penggugat
untuk sebagian;
2. Menyatakan putus hubungan kerja
antara Penggugat dengan Tergugat
terhitung sejak tanggal 30 September
2019;
3. Menghukum Tergugat untuk
membayar kompensasi pemutusan
hubungan kerja kepada Penggugat
berupa uang pesangon dan uang
penggantian hak yang seluruhnya
sejumlah Rp120.750.000,00 (seratus
dua puluh juta tujuh ratus lima puluh
ribu rupiah);
4. Menolak gugatan Penggugat untuk
selain dan selebihnya;
5. Menghukum Tergugat untuk
membayar biaya yang timbul dalam
perkara ini sebesar Rp.991.000,00
(sembilan ratus sembilan puluh satu
ribu rupiah);

Bekasi, 01 Maret 2021

RIO FERNANDEZ SIBARANI, S.H.

Anda mungkin juga menyukai