Pada era zaman saat ini, dunia digital mengalami perkembangan yang
pesat. Tingginya minat penggunaan teknologi dalam memenuhi kebutuhan
manusia menjadi peluang dan tantangan kedepannya salah satunya penggunaan
fintech. Fintech (financial technology) merupakan salah satu inovasi teknologi
pada bidang keuangan yang memberikan layanan digital untuk mempermudah
masyarakat. Perkembangan fintech secara inovatif telah memasuki sektor
asuransi bertujuan untuk meringankan beban keuangan individu dan memberikan
kemudahan pembiayaan. Nyatanya, pada tahun 2020 merebaknya kasus
kecurangan asuransi Jiwarasya menyebabkan tingkat kepercayaan dan minat
terhadap produk asuransi mengalami penurunan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Insurtech
Insurtech merupakan penggabungan dari kata insurance dan technology.
Insurtech merupakan salah satu produksi hasil dari kehadiran fintech. Saat ini,
sektor keuangan mulai bergeser ke digital (fintech), kemudian sektor asuransi pun
mulai bertransformasi ke arah digital dengan munculnya insurtech. Hal ini
memiliki tujuan supaya asuransi lebih mudah dijangkau oleh masyarakat, karena
melihat keadaan selama ini bahwa angka kepemilikan asuransi individu masih
jauh lebih rendah daripada asuransi industri. Adanya e-commerce yang
memperjualbelikan asuransi menjadi salah satu bukti nyata hadirnya insurtech.
Insurtech adalah perusahaan yang dipimpin oleh teknologi yang memasuki
sektor asuransi yang memanfaatkan teknologi baru untuk memberikan
perlindungan kepada basis pelanggan yang lebih cerdas secara digital. Insurtech
merupakan teknologi platfrom yang dapat membantu mengoptimalkan salah satu
prinsip kesuksesan asuransi. Hal ini menggambarkan penggunaan teknologi dalam
transaksi dan proses asuransi kini telah menjadi sektor industri tersendiri.
Penggunaan teknologi di sektor asuransi telah dipercepat untuk meningkatkan
proses dan model asuransi tradisional. Dengan merujuk pada pelaksanaan inovasi
teknologi yang bertujuan untuk menekan penghematan dan efisiensi dari model
industri asuransi saat ini. Sehingga saat ini, perusahaan rintisan asuransi sedang
berjuang untuk mendapatkan tempat terbaik mereka dengan penawaran yang lebih
mudah diakses, kecepatan layanan yang lebih tinggi, dan personalisasi yang lebih
baik. Untuk perusahaan asuransi yang sudah mapan, perusahaan asuransi dapat
menjadi pendukung digital yang mendorong adopsi teknologi digital di sepanjang
rantai nilai.
McKinsey insurtech database mencakup lebih dari ~500 perusahaan
rintisan insurtech yang sukses secara komersial. Setiap model bisnis start-up
dianalisis secara rinci untuk memahami area rantai nilai, lini bisnis, segmen
pelanggan, dan lainnya dimana mereka fokus dan untuk mendapatkan wawasan
tentang model monetisasi mereka. Database dapat menjadi alat khusus untuk
memetakan dan menavigasi dunia insurtech untuk menemukan peluang investasi
atau kemitraan. Hal ini juga berguna untuk membentuk visi industri asuransi,
memetakan potensi arah masa depan bisnis asuransi untuk memprioritaskan
inovasi yang relevan.
Jika dilihat dari beberapa model insurtech yang dijelaskan di atas, maka di
Indonesia model bisnis insurtech yang mendominasi adalah model bisnis yang
pertama yaitu Marketplace atau Aggregator. Masih banyak model insurtech yang
belum dikembangkan atau masih sedikit yang mengembangkannya saat ini di
Indonesia dengan masing-masing memiliki target pasar yang berbeda. Mengingat
pasar asuransi di Indonesia masih sangat besar, sehingga masih layak jika semua
model tersebut suatu saat akan berkembang di negara Indonesia sehingga dunia
asuransi mampu bertransformasi menuju ke digital yang kemudian asuransi dapat
dimengerti dan dirasakan oleh semua orang dengan lebih mudah.
KESIMPULAN