Anda di halaman 1dari 8

MAQASHID SYARIAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM (Mencari Ilmu)

Baiq Nisa Fida Amelin


Institut Agama Islam Tazkia

Abstrak
Paper ini membahas tentang pentingnya pendidikan atau mencari ilmu. Dalam maqashid syariah
mencari dan memiliki ilmu itu termasuk ke dalam salah satu dari 5 bentuk Maqashid Syariah
menurut Imam Asy-Syaitibi yaitu menjaga akal (hifdzu ‘aql). Akal adalah anugrah yang diberikan
Allah SWT kepada manusia, sehingga manusia menjadi makhluk ciptaan Allah SWT yang paling
mulia dibanding dengan mahkluk-nakhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya. Dengan demikian
manusiapun perlu meningkatkan dan memperdalam Pendidikan atau ilmu mereka agar bermanfaat
bagi diri sendiri dan orang lain. Bentuk Maqashid Syariah yang lainnya juga termasuk dalam
subyek pendidikan, baik tentang makna, tujuan, konsep dasar, apapun yang berhubungan dengan
penerapan pendidikan. Bentuk Maqashid Syariah lainnya itu ada menjaga agama (hifdzu din),
menjaga jiwa (hifdzu nafs), menjaga keturunan (hifdzu nasab), menjaga harta (hifdzu maal).

Keywords: Ilmu, Pendidikan, Pendidikan Islam, Maqashid Syariah

Pendahuluan
Zaman dahulu maupun zaman sekarang masih banyak terjadi tindakan-tindakan negatif yang
dilakukan oleh manusia, seperti pembunuhan, pencurian, pemerkosaan yang merenggut nyawa,
perjudian, narkoba, pesta miras (minuman keras) dan lain-lain. Mirisnya tindakan-tindakan
tersebut banyak diaksikan oleh para remaja hingga dewasa, inilah mengapa pentingnya pendidikan
sedari kecil dan terus mengasahnya hingga bermanfaat untuk dirinya dan dapat berguna juga bagi
orang lain.

Pendidikan membantu setiap insan menjalani kehidupan yang lebih baik juga menjadi beradab,
karena ilmu yang di dapatkan membuat manusia berpikir, menganalisa dan memutuskan hal apa
yang baik untuk dilakukan. Pendidikan juga memberikan taraf kehidupan yang baik, dengan terus
meningkatkan ilmu banyak pengalaman yang akan didapat, maka akan dapat juga kemampuan
bekerja sehingga hal ini akan memberikan kesempatan kerja dan penghasilan kerja yang baik.
Dengan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang semakin bertambah, kesempatan kerja dan
kesempatan mendapat penghasilan yang baik tersebut akan membantu menciptakan generasi yang
baik pula. Dengan demikian tujuan dari maqashid Syariah akan terbentuk yaitu memberikan
manfaat untuk umat manusia baik di dunia maupun di akhirat, serta terlaksananya 5 unsur
maqashid Syariah tersebut, diantaranya : menjaga agama, menjaga akal, menjaga jiwa, menjaga
keturunan, dan menjaga harta.

Sebenarnya dalam agama islam umat diharuskan untuk pintar, cerdas, kaya informasi, dan juga
unggul dalam ilmu pengetahuaan bahkan unggul juga pada teknologi. Pada masa Nabi Muhammad
SAW kebodohan dianggap sebagai kegelapan, siapapun yang berada dalam kegelapan pasti tidak
akan bisa melihat kearah manapun, begitupula dengan orang bodoh, jika hanya berdiam diri tidak
mengasah akal dan pikirannya dengan ilmu maka ia akan tertinggal, terbelakang, dapat ditipu, dan
tidak ada maslahah untuk dirinya apalagi orang lain.

Kewajiban menuntut ilmu dijelaskan juga dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11
mengatakan “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah
dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan
apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Maka dari itu tuntutlah ilmu yang
bermanfaat dunia dan akhirat bagi diri sendiri dan orang lain, karena pendidikan mengantarkan
manusia pada kemaslahatan yang berujung bahagia dunia dan akhirat juga.

Pembahasan

A. Pendidikan Islam
Banyak hal yang berkaitan tentang pendidikan misalnya hakikat pendidikan, pengertian, dasar,
tujuan, serta manfaat pendidikan. Namun dalam pemabahasan ini ditekankan pada pengertian dan
tujuan Pendidikan.
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan secara istilah merupakan pembinaan, pembentukan, pengetahuan, pencerdasan,
pengasahan, pelatihan kepada semua peserta didik. Jika dalam islam ada 3 istilah yang
digunakan untuk pendidikan yaitu al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Namun yang paling
sering digunakan adalah al-tarbiyah, kata ini memiliki banyak arti namun pada dasarnya
maknanya yaitu tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga
kelestarian atau eksistensinya. Al-tarbiyah mengandung 4 unsur pendekatan, diantaranya (1)
memelihara fitrah peserta didik (2) mengembangkan seluruh bakat dan kesiapannya hingga
sempurna (3) mengarahkan seluruh fitrah dan bakat agar menajdi baik dan sempurna dan (4)
melaksanakan proses Pendidikan secara bertahap.
Pada seminar Pendidikan islam tahun 1960 didapatkan hasil pengertian dari Pendidikan islam
diartikan sebagai bimbingan pertumbuhan jasmani dan rohani dengan syariat islam dengan
hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua
ajaran islam.
Tokoh pendidikan islam juga memiliki pengertian tersendiri tentang makna Pendidikan islam,
salah satunya Haidar Putra Daulay menurutnya, pendidikan islam merupakan Pendidikan yang
bertujuan membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan semua potensi yang
dimiliki manusia baik secara jasmani maupun rohani, menumbuhkan hubungan harmonis
antara diri pribadi dengan Allah, manusia dan alam semesta.
Secara umum pendidikan islam merupakan manusia yang disiapkan untuk hidup dengan
sempurna dan bahagia, mencintai negara tanah air, kuat jasmaninya, mulia akhlaknya, tertata
jalan pikirannya jangka panjang maupun jangka pendek, mahir dalam pekerjannya, sempurna
sikap sopan santunnya, manis tutur katanya secara lisan maupun tidak. Selain itu, pendidikan
islam juga menyesuaikan antara pertumbuhan fisik dan mental, jasmani dan rohani,
perkembangan individu dan masyarakat serta kebahagiaan dunia dan akhirat
2. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan manusia hidup adalah untuk taat kepada Allah SWT agar mendapatkan safaatnya.
Dalam taat tersebut ada berbagai proses yang harus dilalu, salah satunya adalah Pendidikan.
Secara istilah menurut Dr. Muhammad Athiyah al-Arbasyi tujuan utama pendidikan islam
adalah budi pekerti yang baik atau akhlak yang mulia. Sedangkan menurut al-Ghazali tujuan
pendidikan islam yaitu kesempurnaan untuk mendekatkan diri kepada Allah serta kebahagiaan
manusia yang sempurna di dunia maupun akhirat (insan kamil).
Kemudian ada Nahlawy yang juga berpendapat, bahwa terdapat 4 tujuan umum dalam
pendidikan Islam, yaitu: 1) pendidikan akal dan pikiran, 2) menumbuhkan atau mengasah
potensi-potensi dan bakat-bakat asli pada peserta didik, 3) menaruh perhatian pada kekuatan
dan potensi generasi muda dan mendidik mereka sebaik-baiknya, dan 4) berusaha untuk
mengembangkan segala potensi dan bakat anak didik.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan
pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dapat disimpulkan dari semua pendapat itu, bahwa tujuan pendidikan islam secara umum
adalah proses kegiatan pembelajaran dengan cara menanamkan nilai-nilai ajaran islam kepada
peserta didik agar menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, dengan
keimanan dan ketakwaan tersebut peserta didik harus siap dan sanggup menjadi khakifah atau
pemimpin di muka bumi ini dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT.
B. Maqashid Syariah
Secara Bahasa maqashid syari’ah terdiri dari dua kata yaitu maqashid dan al-syari’ah.
Maqashid adalah bentuk jamak dari maqshud yang berarti tujuan dan syariah berasal dari kata
syara‘a asy-syai’ yang berarti menjelaskan sesuatu. Sedangkan secara istilah maqashid syariah
menurut imam al-Shatibi merupakan aturan hukum yang ditetapkan oleh Allah swt untuk
mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia maupun di akhirat.

Memahami maqashid Syariah akan membuat manusia beribadah tidak berdasarkan hawa nafsu
melainkan berdasarkan kesadarannya sendiri sebagai makhluk ciptaan Allah swt. Dengan
demikian, maqashid Syariah adalah pembahasan yang sangat penting baik mengenai dasar
hukum islam, penerapan dan tujuannya. Ada beberapa landasan maqashid syariah dalam Al-
Qur’an salah satunya surat an-Nisa ayat 165 yang menjelaskan bahwa Allah swt ketika
menentukan hukum pasti akan bermanfaat bagi manusia, jika manusia tidak berusaha menaati
hukum tersebut maka dia akan merugi.

Al-Qur’an sebagai landasan hukum dan ajaran agama, untuk merealisasikan ajaran-ajaran
agama dengan tujuan kemaslahatan manusia di dunia dan di akhirat, ada lima unsur pokok
yang harus dipelihara dan diwujudkan, yaitu terpeliharanya agama (hifdzu din), terpelihara
jiwa (hifdzu nafs), terpelihara keturunan (hifdzu nasl), terpelihara harta (hifdzu maal), dan
terpelihara akal (hifdzu aql). Seorang muslim akan mendapatkan kemaslahatan, jika mereka
dapat memelihara kelima unsur pokok tersebut, jika mereka tidak memelihara 5 unsur tersebut
maka mereka akan mendapatkan kerusakan atau mafsadat. Kemudian upaya memelihara dan
mewujudkan kelima unsur pokok dalam aplikasi penetapan hukum, al-Syatibi membagi
kepada tiga tingkatan, yaitu maqashid dharuriyat, al-hajiyat, dan al-tahsiniyat. Untuk menjaga
atau memelihara semua hal yang terdapat dalam maqashid syariah ini perlu usaha, salah satu
caranya yaitu dengan pendidikan.

C. Hubungan Pendidikan dengan Maqashid Syariah


Dalam maqashid syariah pendidikan bukan hanya untuk aspek jasmani saja melainkan juga
untuk aspek-aspek rohani. Karena dalam islam manusia dituntut untuk menjadi manusia yang
berilmu, cerdas, berakhlak mulia. Terdapat aspek rohani dan jasmani dalam kelima unsur
maqashid syariah yang memiliki pemaparan masing-masing.
1. Menjaga Agama (Hifdzu Din)
Memelihara agama merupakan kewajiban bagi setiap individu, jika individu tidak menjaga
agamanya maka tidak akan teratur dan terarah kehidupannya, seperti berjalan di tempat gelap.
Konsep menjaga agama dapat diterapkan dengan cara pendidikan karkter beragama, sehingga
setiap individu akan belajar mengenai agama dan berniat semata-mata karna Allah Swt. Hal
ini akan membuat individu terus mendekatkan diri kepada Allah dan akan menjaga agamanya.
2. Menjaga Jiwa (Hifdzu Nafs)
Dalam agama islam diperintahkan manusia untuk menjaga jiwanya. Allah melarang umat
untuk menyakiti diri sendiri apalagi menyakiti orang lain. Dijelaskan dalam Al-Qur’an tentang
larangan manusia menyakiti dirinya apalagi hingga bunuh diri dalam surat an-Nisa ayat 29,
Allah berfirman “janganlah kamu membunuh dirimu, seseungguhnya Allah adalah Maha
penyayang kepadamu”.
Islam juga menganjurkan untuk memlihara jiwa sesame makhluk ciptaan Allah. Memberi
peringatan kepada sesame tentang menjaga jiwa merupakan hal yang sangat bermanfaat karena
dapat memberikan maslahat untuk sesame, dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Zariyat ayat
55 “ dan tetaplah memberi peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang mukmin”. Oleh karena itu, penting bagi manusia memperbaiki mentalnya melalu
pendidikan untuk kemaslahatan diri sendiri dan orang lain.
3. Menjaga Akal (Hifdzu Aql)
Salah satu pembeda antara manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya yaitu manusia
diberikan akal dengan tujuan untuk berfikir tentang mana hal baik dan mana hal buruk, mana
yang benar dan mana yang salah. Kemampuan akal seseorang untuk berfikir dan menganalisa
hal positif akan memberikan kedudukan yang tinggi, banyak disebutkan dala Al-Qur’an salah
satu diantaranya yaitu Ali-Imran ayat 190, Allah Swt berfirman “ sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan pergantian siang dan malam terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi orang yang berakal.
Pada pendidikan ditekankan menjaga akal terhadap peserta didik supaya dapat
mengembangkan pemikiran ketika membaca, mempelajari, meneliti, menganalisa sesuatu di
bumi ini untuk mendapatkan ilmu. Sehingga ilmu yang didapatkan seseorang lewat proses
berfikir, akan digunakan dalam semua aspek kehidupan untuk mencapai kesejahteraan dan
derajat hidup yang tinggi (Al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11).
4. Menjaga Harta (Hifdzu Maal)
Hal ini tidak hanya diartikan sebagai usaha dalam menjaga harta dari pencuri atau gangguan
lainnya. Namun dapat diartikan sebagai hak seseorang dalam mendapatkan harta atau rezeki
yang baik dan halal, sehingga dapat berbagi dengan orang yang tidak mampu sesuai dengan
yang diajarkan agama islam.
Maka pentingnya pendidikan yang berbasis maqashid syari’ah untuk menambah ilmu
pengetahuan tentang cara mendapatkan dan mempergunakan harta sesuai syarita sehingga bisa
menciptakan kesejahteraan umum dalam aspek sosio-ekonomi.
5. Menjaga Keturunan (hifdzu Nasl)
Menjaga keturunan diartikan sebagai bentuk menyiapkan generasi yang baik, sehat fisik
maupun mental, pintar, hidup yang berkecukupan, lingkungan yang bersih dan sehat serta
mendukung perkembangannya. Dalam pendidikan, ada dasar dan tujuan yang bersandarkan
atau berlandaskan Al-Qur’an, pada surat al-Tahrim ayat 6. Ayat tersebut memiliki makna
bahwa sebuah keluarga yang akan menjadi penerus keturunan dari generasi ke genarsi,
merupakan bagian terpenting yang perlu dijaga dan dipelihara. Bagian dari berbagai aspek
pemeliharaan adalah memperbaiki pendidikannya. Karena tidak berarti untuk melahirkan
generasi sebuah bangsa jika kualitas atau Pendidikan generasi tersebut rendah.

Kesimpulan

Pendidikan merupakan hal penting yang akan membawa maslahah bagi kehidupan umat, tujuan
dari pendidikanpun sudah jelas yaitu untuk membina, membimbing, melatih, dan menanamkan
nilai-nilai ajaran islam kepada peserta didik. Sehingga peserta didik memiliki ilmu pengetahuan
dari aspek rohani maupun jasmani yang termasuk kedalam lima unsur pokok maqashid syariah
yang juag menjadi subyek pendidikan.

1. Menjaga Agama
Al-qur’an dan hadist memuat tentang pendidikan islam, sehingga umat islam wajib
memilikinya. Dalam al-qur’an dan hadist ada petunjuk-petunjuk yang akan membimbing umat
untuk kehidupan yang bermaslahah salah satunya yaitu cara menerapkan pendidikan. Karena
meningkatkan pendidikan sam dengan menjaga agama.
2. Menjaga Jiwa
Menjaga jiwa dengan meneriman nasihat, menerima ilmu, dan membersihkan jiwa dengan
berzikir merupakan cerminan seseorang yang menerapkan pendidikan.
3. Menjaga Akal
Menjaga akal untuk selalu berpikir positif dan sehat serta berbuat baik dan benar adalah tanda
orang mengasah pendidikannya dengan akal. Karena dengan meningkatkan pendidikan
seseorang akan dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
4. Menjaga Harta
Menjaga harta berarti memajukan pendidikan, karena ketika kita menyalurkan harta kita untuk
mendukung pendidikan, maka itu bagian dari menjaga harta.
5. Menjaga Keturunan
Melalu pendidikan keturunan dapat menjadi berkualitas, berkualitas dalam artian sehat fisik
dan mental, cakap dalam segala hal, cerdas, dan hidup yang sejahtera. Jika keturunan yang
dilahirkan berkualitas, maka sama dengan menjaga keturunan.

Dengan demikian maqashid syariah dalam aspek pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan bahkan saling melengkapi.
Daftar Pustaka

Afifah, N. (2017). ESENSI MAQASHID SYARIAH DALAM KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN FIQH.

B, M. R. (2017). Konsep dan Tujuan Pendidikan Islam . Makassar.


Firdaus, M. A. (2018). MAQASHID AL-SYARI’AH : Kajian Maslahah Pendidikan dalam Konteks UN
Sustainable Development Goals. kediri: jurnaliainpontianak.

May, A. (2015). Melacak Peranan Tujuan Pendidikan dalam Persfektif Islam. Riau.

Rasyid, M. H. (2015). Konsep Pendidikan Islam dalam Konsep Maqashid Syariah . Makasar.

Sumardi, D. (2014). Maqashid Asy Syariah dalam Persfektif Pendidikan Hukum Islam. Bandung.

Suprayogo, P. D. (2015). Umat Islam Dilarang Bodoh.

Syah, A. (2008). TERM TARBIYAH, TA'LIM, TA'DIB DALAM PENDIDIKAN ISLAM : Tinjauan dari Aspek
Semantik.

Yuliana, E. (2016). Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia.

Anda mungkin juga menyukai