Anda di halaman 1dari 31

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA PROTESTAN
NAMA “PROTESTAN” BERASAL DARI KATA “PROTES”
YANG
DILANCARKAN OLEH PANGERAN-PANGERAN JERMAN YANG
MENDUKUNG GERAKAN REFORMASI MELAWAN KEPUTUSAN
MAYORITAS
YANG BERAGAMA KATHOLIK ROMAWI,SEWAKTU SIDING
DEWAN
KEKAISARAN (DEWAN NEGARA) KE-2 DI KOTA SPEYER (1529)
KARENA
MELARANG LUASNYA INFORMASI. PARA RAJA ATAU PANGERAN
JERMAN
TERSEBUT PADA UMUNYA MENJADI PENGIKUT INJILI ATAU
RAJA-RAJA
LUTERAN, DAN MENENTANG TEKANAN YANG LEBIH KUAT
SEKALI DARI
PENGUASA YANG BERAGAMA ROMA KATHOLIK. DARI PROTES
MEREKA
DALAM SIDANG ATAS LAHIRNYA NAMA KELOMPOK
“PROTESTAN”.
SEMULA NAMA TERSEBUT BERNADA NEGATIF DAN BERSIFAT
EJEKAN,
TAPI LAMA KELAMAAN DISAMBUT POSITIF SEBAGAI
NAMA
KEHORMATAN.
1. KEADAAN GEREJA SEBELUM REFORMASI LUTHER
KELAHIRAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN BANYAK
DIPENGARUHI OLEH LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN
MASYARAKAT EROPA BARAT PADA ABAD-ABAD
MENJELANG
KELAHIRANNYA, YAITU ABAD KE-16. SECARA FUNDAMENTAL
DAN
RADIKAL TERJADI PEMBAHARUAN MASYARAKAT SESUAH
ABAD
PERTENGAHAN DAN MULAILAH ZAMAN RENAISANS SELAMA
ABAD
15 SAMPAI ABAD 16. PERTUMBUHAN INDIVIDUALISME
MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING DI EROPA,
KARENA DI
SATU PIHAK MENIMBULKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEBUDAYAAN BANGSA EROPAYANG SANGAT MENDASAR,
AKAN
TETAPI DI LAIN PIHAK GEREJA YANG MAPAN TERKENA
AKIBAT
ADANYA KEMEROSOTAN MORAL PADA LAPISAN PIMPINAN
MULAI
DARI PAUS SAMPAI RAJA-RAJA DAN PANGERAN-PANGERAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA PROTESTAN
NAMA “PROTESTAN” BERASAL DARI KATA “PROTES”
YANG
DILANCARKAN OLEH PANGERAN-PANGERAN JERMAN YANG
MENDUKUNG GERAKAN REFORMASI MELAWAN KEPUTUSAN
MAYORITAS
YANG BERAGAMA KATHOLIK ROMAWI,SEWAKTU SIDING
DEWAN
KEKAISARAN (DEWAN NEGARA) KE-2 DI KOTA SPEYER (1529)
KARENA
MELARANG LUASNYA INFORMASI. PARA RAJA ATAU PANGERAN
JERMAN
TERSEBUT PADA UMUNYA MENJADI PENGIKUT INJILI ATAU
RAJA-RAJA
LUTERAN, DAN MENENTANG TEKANAN YANG LEBIH KUAT
SEKALI DARI
PENGUASA YANG BERAGAMA ROMA KATHOLIK. DARI PROTES
MEREKA
DALAM SIDANG ATAS LAHIRNYA NAMA KELOMPOK
“PROTESTAN”.
SEMULA NAMA TERSEBUT BERNADA NEGATIF DAN BERSIFAT
EJEKAN,
TAPI LAMA KELAMAAN DISAMBUT POSITIF SEBAGAI
NAMA
KEHORMATAN.
1. KEADAAN GEREJA SEBELUM REFORMASI LUTHER
KELAHIRAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN BANYAK
DIPENGARUHI OLEH LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN
MASYARAKAT EROPA BARAT PADA ABAD-ABAD
MENJELANG
KELAHIRANNYA, YAITU ABAD KE-16. SECARA FUNDAMENTAL
DAN
RADIKAL TERJADI PEMBAHARUAN MASYARAKAT SESUAH
ABAD
PERTENGAHAN DAN MULAILAH ZAMAN RENAISANS SELAMA
ABAD
15 SAMPAI ABAD 16. PERTUMBUHAN INDIVIDUALISME
MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING DI EROPA,
KARENA DI
SATU PIHAK MENIMBULKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEBUDAYAAN BANGSA EROPAYANG SANGAT MENDASAR,
AKAN
TETAPI DI LAIN PIHAK GEREJA YANG MAPAN TERKENA
AKIBAT
ADANYA KEMEROSOTAN MORAL PADA LAPISAN PIMPINAN
MULAI
DARI PAUS SAMPAI RAJA-RAJA DAN PANGERAN-PANGERAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA PROTESTAN
NAMA “PROTESTAN” BERASAL DARI KATA “PROTES”
YANG
DILANCARKAN OLEH PANGERAN-PANGERAN JERMAN YANG
MENDUKUNG GERAKAN REFORMASI MELAWAN KEPUTUSAN
MAYORITAS
YANG BERAGAMA KATHOLIK ROMAWI,SEWAKTU SIDING
DEWAN
KEKAISARAN (DEWAN NEGARA) KE-2 DI KOTA SPEYER (1529)
KARENA
MELARANG LUASNYA INFORMASI. PARA RAJA ATAU PANGERAN
JERMAN
TERSEBUT PADA UMUNYA MENJADI PENGIKUT INJILI ATAU
RAJA-RAJA
LUTERAN, DAN MENENTANG TEKANAN YANG LEBIH KUAT
SEKALI DARI
PENGUASA YANG BERAGAMA ROMA KATHOLIK. DARI PROTES
MEREKA
DALAM SIDANG ATAS LAHIRNYA NAMA KELOMPOK
“PROTESTAN”.
SEMULA NAMA TERSEBUT BERNADA NEGATIF DAN BERSIFAT
EJEKAN,
TAPI LAMA KELAMAAN DISAMBUT POSITIF SEBAGAI
NAMA
KEHORMATAN.
1. KEADAAN GEREJA SEBELUM REFORMASI LUTHER
KELAHIRAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN BANYAK
DIPENGARUHI OLEH LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN
MASYARAKAT EROPA BARAT PADA ABAD-ABAD
MENJELANG
KELAHIRANNYA, YAITU ABAD KE-16. SECARA FUNDAMENTAL
DAN
RADIKAL TERJADI PEMBAHARUAN MASYARAKAT SESUAH
ABAD
PERTENGAHAN DAN MULAILAH ZAMAN RENAISANS SELAMA
ABAD
15 SAMPAI ABAD 16. PERTUMBUHAN INDIVIDUALISME
MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING DI EROPA,
KARENA DI
SATU PIHAK MENIMBULKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEBUDAYAAN BANGSA EROPAYANG SANGAT MENDASAR,
AKAN
TETAPI DI LAIN PIHAK GEREJA YANG MAPAN TERKENA
AKIBAT
ADANYA KEMEROSOTAN MORAL PADA LAPISAN PIMPINAN
MULAI
DARI PAUS SAMPAI RAJA-RAJA DAN PANGERAN-PANGERAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA PROTESTAN
NAMA “PROTESTAN” BERASAL DARI KATA “PROTES”
YANG
DILANCARKAN OLEH PANGERAN-PANGERAN JERMAN YANG
MENDUKUNG GERAKAN REFORMASI MELAWAN KEPUTUSAN
MAYORITAS
YANG BERAGAMA KATHOLIK ROMAWI,SEWAKTU SIDING
DEWAN
KEKAISARAN (DEWAN NEGARA) KE-2 DI KOTA SPEYER (1529)
KARENA
MELARANG LUASNYA INFORMASI. PARA RAJA ATAU PANGERAN
JERMAN
TERSEBUT PADA UMUNYA MENJADI PENGIKUT INJILI ATAU
RAJA-RAJA
LUTERAN, DAN MENENTANG TEKANAN YANG LEBIH KUAT
SEKALI DARI
PENGUASA YANG BERAGAMA ROMA KATHOLIK. DARI PROTES
MEREKA
DALAM SIDANG ATAS LAHIRNYA NAMA KELOMPOK
“PROTESTAN”.
SEMULA NAMA TERSEBUT BERNADA NEGATIF DAN BERSIFAT
EJEKAN,
TAPI LAMA KELAMAAN DISAMBUT POSITIF SEBAGAI
NAMA
KEHORMATAN.
1. KEADAAN GEREJA SEBELUM REFORMASI LUTHER
KELAHIRAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN BANYAK
DIPENGARUHI OLEH LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN
MASYARAKAT EROPA BARAT PADA ABAD-ABAD
MENJELANG
KELAHIRANNYA, YAITU ABAD KE-16. SECARA FUNDAMENTAL
DAN
RADIKAL TERJADI PEMBAHARUAN MASYARAKAT SESUAH
ABAD
PERTENGAHAN DAN MULAILAH ZAMAN RENAISANS SELAMA
ABAD
15 SAMPAI ABAD 16. PERTUMBUHAN INDIVIDUALISME
MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING DI EROPA,
KARENA DI
SATU PIHAK MENIMBULKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEBUDAYAAN BANGSA EROPAYANG SANGAT MENDASAR,
AKAN
TETAPI DI LAIN PIHAK GEREJA YANG MAPAN TERKENA
AKIBAT
ADANYA KEMEROSOTAN MORAL PADA LAPISAN PIMPINAN
MULAI
DARI PAUS SAMPAI RAJA-RAJA DAN PANGERAN-PANGERAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA PROTESTAN
NAMA “PROTESTAN” BERASAL DARI KATA “PROTES”
YANG
DILANCARKAN OLEH PANGERAN-PANGERAN JERMAN YANG
MENDUKUNG GERAKAN REFORMASI MELAWAN KEPUTUSAN
MAYORITAS
YANG BERAGAMA KATHOLIK ROMAWI,SEWAKTU SIDING
DEWAN
KEKAISARAN (DEWAN NEGARA) KE-2 DI KOTA SPEYER (1529)
KARENA
MELARANG LUASNYA INFORMASI. PARA RAJA ATAU PANGERAN
JERMAN
TERSEBUT PADA UMUNYA MENJADI PENGIKUT INJILI ATAU
RAJA-RAJA
LUTERAN, DAN MENENTANG TEKANAN YANG LEBIH KUAT
SEKALI DARI
PENGUASA YANG BERAGAMA ROMA KATHOLIK. DARI PROTES
MEREKA
DALAM SIDANG ATAS LAHIRNYA NAMA KELOMPOK
“PROTESTAN”.
SEMULA NAMA TERSEBUT BERNADA NEGATIF DAN BERSIFAT
EJEKAN,
TAPI LAMA KELAMAAN DISAMBUT POSITIF SEBAGAI
NAMA
KEHORMATAN.
1. KEADAAN GEREJA SEBELUM REFORMASI LUTHER
KELAHIRAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN BANYAK
DIPENGARUHI OLEH LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN
MASYARAKAT EROPA BARAT PADA ABAD-ABAD
MENJELANG
KELAHIRANNYA, YAITU ABAD KE-16. SECARA FUNDAMENTAL
DAN
RADIKAL TERJADI PEMBAHARUAN MASYARAKAT SESUAH
ABAD
PERTENGAHAN DAN MULAILAH ZAMAN RENAISANS SELAMA
ABAD
15 SAMPAI ABAD 16. PERTUMBUHAN INDIVIDUALISME
MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING DI EROPA,
KARENA DI
SATU PIHAK MENIMBULKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEBUDAYAAN BANGSA EROPAYANG SANGAT MENDASAR,
AKAN
TETAPI DI LAIN PIHAK GEREJA YANG MAPAN TERKENA
AKIBAT
ADANYA KEMEROSOTAN MORAL PADA LAPISAN PIMPINAN
MULAI
DARI PAUS SAMPAI RAJA-RAJA DAN PANGERAN-PANGERAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA PROTESTAN
NAMA “PROTESTAN” BERASAL DARI KATA “PROTES”
YANG
DILANCARKAN OLEH PANGERAN-PANGERAN JERMAN YANG
MENDUKUNG GERAKAN REFORMASI MELAWAN KEPUTUSAN
MAYORITAS
YANG BERAGAMA KATHOLIK ROMAWI,SEWAKTU SIDING
DEWAN
KEKAISARAN (DEWAN NEGARA) KE-2 DI KOTA SPEYER (1529)
KARENA
MELARANG LUASNYA INFORMASI. PARA RAJA ATAU PANGERAN
JERMAN
TERSEBUT PADA UMUNYA MENJADI PENGIKUT INJILI ATAU
RAJA-RAJA
LUTERAN, DAN MENENTANG TEKANAN YANG LEBIH KUAT
SEKALI DARI
PENGUASA YANG BERAGAMA ROMA KATHOLIK. DARI PROTES
MEREKA
DALAM SIDANG ATAS LAHIRNYA NAMA KELOMPOK
“PROTESTAN”.
SEMULA NAMA TERSEBUT BERNADA NEGATIF DAN BERSIFAT
EJEKAN,
TAPI LAMA KELAMAAN DISAMBUT POSITIF SEBAGAI
NAMA
KEHORMATAN.
1. KEADAAN GEREJA SEBELUM REFORMASI LUTHER
KELAHIRAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN BANYAK
DIPENGARUHI OLEH LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN
MASYARAKAT EROPA BARAT PADA ABAD-ABAD
MENJELANG
KELAHIRANNYA, YAITU ABAD KE-16. SECARA FUNDAMENTAL
DAN
RADIKAL TERJADI PEMBAHARUAN MASYARAKAT SESUAH
ABAD
PERTENGAHAN DAN MULAILAH ZAMAN RENAISANS SELAMA
ABAD
15 SAMPAI ABAD 16. PERTUMBUHAN INDIVIDUALISME
MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING DI EROPA,
KARENA DI
SATU PIHAK MENIMBULKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEBUDAYAAN BANGSA EROPAYANG SANGAT MENDASAR,
AKAN
TETAPI DI LAIN PIHAK GEREJA YANG MAPAN TERKENA
AKIBAT
ADANYA KEMEROSOTAN MORAL PADA LAPISAN PIMPINAN
MULAI
DARI PAUS SAMPAI RAJA-RAJA DAN PANGERAN-PANGERAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA PROTESTAN
NAMA “PROTESTAN” BERASAL DARI KATA “PROTES”
YANG
DILANCARKAN OLEH PANGERAN-PANGERAN JERMAN YANG
MENDUKUNG GERAKAN REFORMASI MELAWAN KEPUTUSAN
MAYORITAS
YANG BERAGAMA KATHOLIK ROMAWI,SEWAKTU SIDING
DEWAN
KEKAISARAN (DEWAN NEGARA) KE-2 DI KOTA SPEYER (1529)
KARENA
MELARANG LUASNYA INFORMASI. PARA RAJA ATAU PANGERAN
JERMAN
TERSEBUT PADA UMUNYA MENJADI PENGIKUT INJILI ATAU
RAJA-RAJA
LUTERAN, DAN MENENTANG TEKANAN YANG LEBIH KUAT
SEKALI DARI
PENGUASA YANG BERAGAMA ROMA KATHOLIK. DARI PROTES
MEREKA
DALAM SIDANG ATAS LAHIRNYA NAMA KELOMPOK
“PROTESTAN”.
SEMULA NAMA TERSEBUT BERNADA NEGATIF DAN BERSIFAT
EJEKAN,
TAPI LAMA KELAMAAN DISAMBUT POSITIF SEBAGAI
NAMA
KEHORMATAN.
1. KEADAAN GEREJA SEBELUM REFORMASI LUTHER
KELAHIRAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN BANYAK
DIPENGARUHI OLEH LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN
MASYARAKAT EROPA BARAT PADA ABAD-ABAD
MENJELANG
KELAHIRANNYA, YAITU ABAD KE-16. SECARA FUNDAMENTAL
DAN
RADIKAL TERJADI PEMBAHARUAN MASYARAKAT SESUAH
ABAD
PERTENGAHAN DAN MULAILAH ZAMAN RENAISANS SELAMA
ABAD
15 SAMPAI ABAD 16. PERTUMBUHAN INDIVIDUALISME
MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING DI EROPA,
KARENA DI
SATU PIHAK MENIMBULKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEBUDAYAAN BANGSA EROPAYANG SANGAT MENDASAR,
AKAN
TETAPI DI LAIN PIHAK GEREJA YANG MAPAN TERKENA
AKIBAT
ADANYA KEMEROSOTAN MORAL PADA LAPISAN PIMPINAN
MULAI
DARI PAUS SAMPAI RAJA-RAJA DAN PANGERAN-PANGERAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA PROTESTAN
NAMA “PROTESTAN” BERASAL DARI KATA “PROTES”
YANG
DILANCARKAN OLEH PANGERAN-PANGERAN JERMAN YANG
MENDUKUNG GERAKAN REFORMASI MELAWAN KEPUTUSAN
MAYORITAS
YANG BERAGAMA KATHOLIK ROMAWI,SEWAKTU SIDING
DEWAN
KEKAISARAN (DEWAN NEGARA) KE-2 DI KOTA SPEYER (1529)
KARENA
MELARANG LUASNYA INFORMASI. PARA RAJA ATAU PANGERAN
JERMAN
TERSEBUT PADA UMUNYA MENJADI PENGIKUT INJILI ATAU
RAJA-RAJA
LUTERAN, DAN MENENTANG TEKANAN YANG LEBIH KUAT
SEKALI DARI
PENGUASA YANG BERAGAMA ROMA KATHOLIK. DARI PROTES
MEREKA
DALAM SIDANG ATAS LAHIRNYA NAMA KELOMPOK
“PROTESTAN”.
SEMULA NAMA TERSEBUT BERNADA NEGATIF DAN BERSIFAT
EJEKAN,
TAPI LAMA KELAMAAN DISAMBUT POSITIF SEBAGAI
NAMA
KEHORMATAN.
1. KEADAAN GEREJA SEBELUM REFORMASI LUTHER
KELAHIRAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN BANYAK
DIPENGARUHI OLEH LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN
MASYARAKAT EROPA BARAT PADA ABAD-ABAD
MENJELANG
KELAHIRANNYA, YAITU ABAD KE-16. SECARA FUNDAMENTAL
DAN
RADIKAL TERJADI PEMBAHARUAN MASYARAKAT SESUAH
ABAD
PERTENGAHAN DAN MULAILAH ZAMAN RENAISANS SELAMA
ABAD
15 SAMPAI ABAD 16. PERTUMBUHAN INDIVIDUALISME
MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING DI EROPA,
KARENA DI
SATU PIHAK MENIMBULKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEBUDAYAAN BANGSA EROPAYANG SANGAT MENDASAR,
AKAN
TETAPI DI LAIN PIHAK GEREJA YANG MAPAN TERKENA
AKIBAT
ADANYA KEMEROSOTAN MORAL PADA LAPISAN PIMPINAN
MULAI
DARI PAUS SAMPAI RAJA-RAJA DAN PANGERAN-PANGERAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA PROTESTAN
NAMA “PROTESTAN” BERASAL DARI KATA “PROTES”
YANG
DILANCARKAN OLEH PANGERAN-PANGERAN JERMAN YANG
MENDUKUNG GERAKAN REFORMASI MELAWAN KEPUTUSAN
MAYORITAS
YANG BERAGAMA KATHOLIK ROMAWI,SEWAKTU SIDING
DEWAN
KEKAISARAN (DEWAN NEGARA) KE-2 DI KOTA SPEYER (1529)
KARENA
MELARANG LUASNYA INFORMASI. PARA RAJA ATAU PANGERAN
JERMAN
TERSEBUT PADA UMUNYA MENJADI PENGIKUT INJILI ATAU
RAJA-RAJA
LUTERAN, DAN MENENTANG TEKANAN YANG LEBIH KUAT
SEKALI DARI
PENGUASA YANG BERAGAMA ROMA KATHOLIK. DARI PROTES
MEREKA
DALAM SIDANG ATAS LAHIRNYA NAMA KELOMPOK
“PROTESTAN”.
SEMULA NAMA TERSEBUT BERNADA NEGATIF DAN BERSIFAT
EJEKAN,
TAPI LAMA KELAMAAN DISAMBUT POSITIF SEBAGAI
NAMA
KEHORMATAN.
1. KEADAAN GEREJA SEBELUM REFORMASI LUTHER
KELAHIRAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN BANYAK
DIPENGARUHI OLEH LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN
MASYARAKAT EROPA BARAT PADA ABAD-ABAD
MENJELANG
KELAHIRANNYA, YAITU ABAD KE-16. SECARA FUNDAMENTAL
DAN
RADIKAL TERJADI PEMBAHARUAN MASYARAKAT SESUAH
ABAD
PERTENGAHAN DAN MULAILAH ZAMAN RENAISANS SELAMA
ABAD
15 SAMPAI ABAD 16. PERTUMBUHAN INDIVIDUALISME
MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING DI EROPA,
KARENA DI
SATU PIHAK MENIMBULKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEBUDAYAAN BANGSA EROPAYANG SANGAT MENDASAR,
AKAN
TETAPI DI LAIN PIHAK GEREJA YANG MAPAN TERKENA
AKIBAT
ADANYA KEMEROSOTAN MORAL PADA LAPISAN PIMPINAN
MULAI
DARI PAUS SAMPAI RAJA-RAJA DAN PANGERAN-PANGERAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA PROTESTAN
NAMA “PROTESTAN” BERASAL DARI KATA “PROTES”
YANG
DILANCARKAN OLEH PANGERAN-PANGERAN JERMAN YANG
MENDUKUNG GERAKAN REFORMASI MELAWAN KEPUTUSAN
MAYORITAS
YANG BERAGAMA KATHOLIK ROMAWI,SEWAKTU SIDING
DEWAN
KEKAISARAN (DEWAN NEGARA) KE-2 DI KOTA SPEYER (1529)
KARENA
MELARANG LUASNYA INFORMASI. PARA RAJA ATAU PANGERAN
JERMAN
TERSEBUT PADA UMUNYA MENJADI PENGIKUT INJILI ATAU
RAJA-RAJA
LUTERAN, DAN MENENTANG TEKANAN YANG LEBIH KUAT
SEKALI DARI
PENGUASA YANG BERAGAMA ROMA KATHOLIK. DARI PROTES
MEREKA
DALAM SIDANG ATAS LAHIRNYA NAMA KELOMPOK
“PROTESTAN”.
SEMULA NAMA TERSEBUT BERNADA NEGATIF DAN BERSIFAT
EJEKAN,
TAPI LAMA KELAMAAN DISAMBUT POSITIF SEBAGAI
NAMA
KEHORMATAN.
1. KEADAAN GEREJA SEBELUM REFORMASI LUTHER
KELAHIRAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN BANYAK
DIPENGARUHI OLEH LATAR BELAKANG PERKEMBANGAN
MASYARAKAT EROPA BARAT PADA ABAD-ABAD
MENJELANG
KELAHIRANNYA, YAITU ABAD KE-16. SECARA FUNDAMENTAL
DAN
RADIKAL TERJADI PEMBAHARUAN MASYARAKAT SESUAH
ABAD
PERTENGAHAN DAN MULAILAH ZAMAN RENAISANS SELAMA
ABAD
15 SAMPAI ABAD 16. PERTUMBUHAN INDIVIDUALISME
MERUPAKAN FAKTOR YANG SANGAT PENTING DI EROPA,
KARENA DI
SATU PIHAK MENIMBULKAN PERUBAHAN-PERUBAHAN
KEBUDAYAAN BANGSA EROPAYANG SANGAT MENDASAR,
AKAN
TETAPI DI LAIN PIHAK GEREJA YANG MAPAN TERKENA
AKIBAT
ADANYA KEMEROSOTAN MORAL PADA LAPISAN PIMPINAN
MULAI
DARI PAUS SAMPAI RAJA-RAJA DAN PANGERAN-PANGERAN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL AGAMA PROTESTAN
NAMA “PROTESTAN” BERASAL DARI KATA “PROTES”
YANG
DILANCARKAN OLEH PANGERAN-PANGERAN JERMAN YANG
MENDUKUNG GERAKAN REFORMASI MELAWAN KEPUTUSAN
MAYORITAS
YANG BERAGAMA KATHOLIK ROMAWI,SEWAKTU SIDING
DEWAN
KEKAISARAN (DEWAN NEGARA) KE-2 DI KOTA SPEYER (1529)
KARENA
MELARANG LUASNYA INFORMASI. PARA MAKALAH
SEJARAH KRISTEN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK IV
NAMA : Noberman Zai
Istuti Nisjana Zebua
Putri Ayu Ndruru

Diserahkan Kepada Dosen Untuk Melengkapi Mata Kuliah Agama-


Agama Dunia. YUPITER A. ZEGA, M,Pd.K

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SYALOM NIAS


T.A 2023/2024

KATA PENGATAR

Puji syukur saya panjatkan dan rahmat Tuhan yang maha esa atas penyertaanya
sehingga kami kelompok IV dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sesuai
tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada Pater, YUPITER A. ZEGA
M,Pd,K dosen mata kuliah Agama-agama Dunia, yang membimbing kami dalam
mengerjakan tugas makalah ini. Kami juga berterimaksih kepada teman-teman tingkat III
atas kerja samanya dalam membangun hubungan yang baik antar sesama sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini banyak kesalahan yang kelompok belum
ketahui baik kekurangan segi bahasa maupun segi penulisan, maka dari itu kelompok
mohon saran & kritik dari dosen dan kepada teman-teman kami sekalian demi tercapainya
makalah yang sempurna.

       

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengertian dan Asal Ususl Agama Kristen


Nama “protestan” berasal dari kata “protes” yang dilancarkan oleh
pangeran-pangeran Jerman yang mendukung gerakan reformasi melawan
keputusan mayoritas yang beragama Katolik Romawi, sewaktu sidang dewan
kekaisaran (Dewan Negara) ke-2 di kota Speyer (1529) karena melarang meluasnya
reformasi. Para raja atau Pangeran Jerman tersebut pada umumnya menjadi
pengikut Injili atau raja-raja Luteran, dan menentang tekanan yang kuat sekali dari
penguasa yang beragama Katolik. Dari protes mereka timbullah
kelompok  “protestan”. Semula nama tersebut bernada negatif dan bersifat ejekan
tetapi lama-kelamaan disambut positif sebagai nama kehormatan.

1. Keadaan Gereja sebelum Reformasi Luther

Kelahiran agama Kristen Protestan banyak dipengaruhi oleh latar belakang


perkambangan masyarakat Eropa Barat pada abad-abad menjelang kelahiranya,
yaitu abad 16. Secara fundamental dan radikal terjadi pembaharuan masyarakat
sesudah abad pertengahan, dan mulailah zaman renaisans selama abad 15
sampai abad 16. Lahirnya Humanisme di Eropa merupakan gerakan yang
berdampak positif dan juga negatif terhadap gereja saat itu. Pertumbuhan
individualisme merupakan faktor yang sangat penting di Eropa, karena disatu
pihak menimbulakan perubahan-perubahan kebudayaan bangsa Eropa yang
sangat mendasar, akan tetapi dilain pihak gereja yang mapan terkena akibat
adanya kemerosotan moral pada lapisan pimpinan mulai dari Paus sampai raja-
raja dan pangeran-pangeran. Perpecahan pada tingkat kepausan terjadi,
sebaliknya raja-raja mempunyai pengaruh yang lebih kuat sehingga wibawa
moral Paus menjadi merosot, bahkan dapat dikatakan hilang dari pentas dunia
Eropa.

2. Kelahiran Agama Kristen Protestan

Keadaan seperti digambarkan diatas merupakan kondisi yang melahirkan


kenyataan adanya perbedaan antara teologi beserta prakteknya dengan ajaran
dalam Alkitab. Kondisi demikian dirasakan oleh Luther sebagai titik tolak untuk
memulai pembaharuan gereja. Sebagai seorang biarawan yang saleh, Luther
adalah anggota ordo Agustin, suatu ordo yang sangat ketat dan keras, dibawah
pimpinan Johan von Staupitz. Luther adalah seorang doktor teologi
dari Universitas Wittenberg. Tugasnya sampai tahun 1517 adalah menafsirkan
Alkitab meliputi Mazmur, surat-surat Paulus kepada Jemaat Roma dan Galatia,
dan surat kepada orang-orang Ibrani. Melalui studinya terhadap Alkitab, ia
merasakan penghayatan terhadap Tuhan secara baru sehingga corak yang
dihadapi dalam kehidupan gereja tidak bisa tidak dirubahnya. Dengan ajaran
“solafides”nya, jantung Reformasi mulai berdenyut dan mempengaruhi seluruh
kehidupan gereja di dunia.

Peristiwa yang mendorong timbulnya Reformasi ialah penjualan surat-surat


penghapusan siksa (indulgensi) yang dilakukan semasa Paus Leo X. Untuk itu ia
merumuskan 95 dalil mengenai penghapusan siksa (dalam bahasa Latin). Pada
tahun 1517, dalil-dalil tersebut diperkenalkan dan ditempelkan pada dinding
pintu gereja di pintu gereja di Wettenberg. Sejak itu gereja Roma Katolik
menuduh Luther sebagai penyesat ajaran gereja.

Dengan berbagai cara dan siasat, gereja Roma Katolik berusaha


memadamkan gerakan dan ajaran Luther. Akan tetapi, ajaran-ajaranya dapat
sambutan di mana-mana di Eropa, sementara usaha memadamkan dan
menghancurkanya tidak berhasil. Cara dan siasat gereja Roma Katolik tersebut
anatara lain berbentuk ancaman pengucilan, perdebatan terbuka dalam sidang
bulla kutukan, ancaman fisik dan akhirnya dengan melaksanakan persidangan
resmi kekaisaran.

B. POKOK-POKOK AJARAN PROTESTAN

Kristosentrisme adalah dasar dari ajaran-ajaran Kristen. Hal ini dapat dilihat
dari kedudukan Yesus Kristus sebagai pusat segala-galanya dalam kehidupan
seorang Kristiani. Ajarannya terwujud dalam konsep inkarnasi, penebusan, dan
trinitas.

Ajaran Protestan yang menonjol  dapat dilihat dari dua hal: pertama, asas anti
pemutlakan terhadap hal-hal yang nisbi, dan kedua, pembenaran iman (percaya).
Dalam kepercayaan seorang Kristiani, manusia dapat bertemu dengan Allah dalam
tiga tempat, yaitu : (1) dalam tatanan dan keagungan alam; (2) dalam pribadi Yesus
Kristus yang hidup dalam sejarah, dan (3) dalam hati nurani manusia. Segi-segi
kehidupan tersebut masing-masing ada pada Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh
Kudus, dan dapat dipelajari dari isi dan makna yang tercantu dalam 12 pasal
“Pengakuan Iman Rasuli” sebagaimana singkat diuraikan di bawah ini.

1. Pengakuan Iman Rasuli


Dalam agama Protestan, pengakuan iman disebut Apostolicum (Yunani :
apostoles = iman) yanng didefinisikan dengan “Pengakuan Iman Rasuli”. Nama
lain yang biasa digunakan adalah “Dua Belas Pasal Kepercayaan Kristen”.
Pengakuan ini dibuat oleh para rasul dan disusun secara bertahap.

Pada mulanya, pengakuan gereja Kristen disimpulkan dalam rumusan


pendek “Yesus adalah Tuhan” atau “Yesus adalah Kristus”. Berdasarkan
pengakuan itu seseorang dapat dibaptiskan karena pada mulanya gereja Kristen
berada di tengah-tengah bangsa Yahudi, sehingga pengakuan cukup dengan
satu pasal saja. Karena kemudian orang Yahudi sudah percaya dengan Tuhan
orang Israel, yang menurut kepercayaan Kristen disebut “Bapa Yesus Kristus”,
maka pembaptisan memerlukan satu pasal lagi, yaitu pengakuan bahwa Yesus
Kristus adalah “Anak Allah”, Sang Mesias yang telah dijanjikan oleh Tuhan.

Pengakuan akan Yesus Kristus itu ditumbuhkan oleh Roh Kudus yang
bekerja dalam setiap hati manusia. Roh Kuduslah yang menyatakan pada diri
manusia bahwa Yesus adalah Tuhannya. Jadi, Roh Kudus adalah Tuhan yang
berbicara dalam hati manusia. Dengan demikian pengakuan Kristen itu menjadi
pengakuan yangterdiri dari tiga bagian, yakni tentang Tuhan Bapa, Yesus
Kristus, dan tentang Roh Kudus atau Roh Tuhan. Ketiga-tiganya diyakini
sebagai sungguh-sungguh satu, yang melahirkan konsep “Tuhan Tritunggal”.

2. Kepercayaan tentang Tuhan

Seorang Kristen mempercayai adanya dua pihak, yaitu Allah tidak boleh
diturunkan dari dalam surga, tetapi di pihak lain Allah telah menjadi manusia
dalam kedatangan Yesus Kristus yang tidak boleh ditempatkan di titik tertinggi
yang tidak dapat dicapai manusia. Keduanya nampak kontradiktif, tetapi
keduanya harus memiliki tekanan yang sama tanpa harus meleburkannya satu
sama lain. Hal tersebut dapat digambarkan dalam kedatangan Yesus Kristus,
bahwa Allah yang hidup itu telah menyatakan diri sebagai Dia yang sungguh-
sungguh Allah dan sungguh-sungguh manusia.

Allah adalah roh. Artinya Allah itu bukan makhluk dan Allah tidak dibatasi
oleh tempat atau ruang tertentu. Karena Allah adalah roh maka menyembahnya
harus dengan roh dan kebenaran. Ibadah lahiriyah itu tidak memiliki arti apa-
apa dihadapan Allah jika tidak menyembahnya dengan roh dan kebenaran.

Allah adalah Esa. Allah itu buka dua atau lebih dari satu. Dia adalah Allah
yang menciptakan alam semesta dan berkuasa sepanjang zaman. Untuk datang
kepada yang Esa juga melalui jalan yang esa, yaitu melalui diriNya sendiri
dalam Yesus Kristus.

Allah adalah kekal. Tidak berubah karena waktu, tidak bergantung pada
makhluk, dulu, sekarang, dan selamanya. Allah tidak terbatasi oleh pikiran
manusia, tapi tahu segala yang dipikirkan manusia. Allah memilliki pikiran,
perasaan, kehendak, dan sebagainya.

3. Yesus Kristus

Pada bagian ke II Pegakuan Iman Rasuli, Yesus Kristus diberi kehormatan


yang sama dengan Allah Bapa, karena keduanya merupakan satu kesatuan
dalam konsep Tritunggal. Mengenai Yesus Kristus, gereja meyakini bahwa ia
adalah benar-benar Tuhan dan benar-benar manusia. Yesus juga bukan suatu
oknum yang derajatnya diantara Tuhan dan manusia, juga bukan manusia
setengah Tuhan. Untuk dapat memahami ini, gereja menggunakan pendekatan
dialektis, karena dalam dogmatika Kristen cara tersebut dipergunakan untuk
menyatakan seolah-olah ada dua kebenaran yang tidak boleh dihilangkan satu
sama lain.

Dengan demikian ditemukan dua segi pokok dalam pribadi Yesus Kristus.

1) Yesus orang Nazaret itu adalah benar-benar manusia, dan menjadi


manusia seperti manusia pada umumnya, hanya saja ia tak berdosa.

2) Yesus adalah benar-benar tergolong Allah. Nama Yesus berasal dari


bahasa Ibrani “Yosua” yang berarti Tuhan menolong, Dia adalah Juru
Selamat yang datang dari Allah untuk menyelamatkan dunia dan
manusia. Dia adalah Kristus yang dijelmakan oleh Allah menjadi Nabi,
Imam dan Raja yang tiada tara. Dia adalah Anak Allah yang sudah
dibanngkitkan dan hidup; bahkan Dia mengatakan “Aku dan Bapa
adalah Satu”.
Menurut ajaran Kristen, bukti-bukti keilahian dan kemanusiaan Yesus juga
telah nyata dalam Alkitab. Bukti keilahian misalnya adalah memiliki nama-
nama Ilahi, memiliki sifat-sifat Allah, dapat mengerjakan hal-hal yang dapat
dilakukan Allah seperti mencipta, mengampuni dosa, dan menghidupkan orang
mati. Bukti kemanusiaan diantaranya memiliki tubuh manusia, memiliki sifat
manusia, diperlakukan sebagai manusi, dan memiliki nama-nama manusia.
Tetapi sebagai manusia, Yesus tidak memiliki dosa.

Yesus juga disebut sebagai Anak Allah yang Tunggal. Pada hakikatnya
adalah Allah yang datang berdiri disamping manusia dalam keadaan Yesus
Kristus. Datangnya Allah kepada manusia itu adalah Anak Allah. Adapun
istilah “Yang Tuggal” berasal dari Injil Yohanes. Karena Yesus Kristus adalah
Anak Allah yang sungguh-sungguh Allah maka harus dipertegas dan diperkuat
dengan “Yang Tunggal”, yaitu Dia yang menurut asalnya adalah kekal, benar-
benar datang dari Allah.

Bagi umat Kristiani kedatangan Yesus Kristus merupakan berita suka cita,
karena membuktikan bahwa Allah mengasihi manusia. Melalui penderitaannya
dapat disadari betapa besar kasih Tuhan kepada manusia. Penderitaan dan
kematian Yesus Kristus sudah direncanakan Tuhan, diantara maksud dari
penderitaan dan kematian itu adalah :

a. dalam rangka menggenapi apa yang telah dikatakan dalam Alkitab;

b. merupakan pernyataan kasih Tuhan kepada manusia;


c. untuk memikul atau menanggung dosa manusia yang percaya
kepadanya; dan
d. untuk mendamaikan manusia denga Allah melalui diriNya.
Yesus Kristus tidak berakhir pada saat kematiannya. Yaitu pada hari Jum’at
yang Agung, disusul oleh Hari Paskah, pada hari ketiga setelah dikubur ia
bangkit diantara orang yang mati. Kebangkitannya itu adalah kemenangan atas
dosa, maut dan iblis. Yesus tidak dibangkitkan dari kematian semua, tetapi
benar-benar telah mati, dan yanng bangkit bukan hanya roh tetapi dapat dilihat
sebagaimana manusia yang bertubuh.

Adapun arti kebangkitan Yesus Kristus bagi umat Kristiani ada tiga:
1. Memperoleh pengampunan dosa dan menjadi orang yang benar di
hadapan Tuhan berdasarkan kemenangan yang diperjuangkan
Kristus sebagai penebus
2. Karena telah disalib, maka dalam kehidupan kini manusia
dibangkitkan untuk memulai kehidupan yang baru
3. Karena Yesus adalah manusia pertama yang dibangkitkan, maka
umat Kristen percaya bahwa mereka pasti akan mengalami
kebangkitan seperti Yesus dan tidak dihukum, melainkan masuk
surga.
Yesus Kristus akan benar-benar datang ke dunia untuk kedua kalinya, yan
bagi orang Kristen merupakan pengharapan juga saat yang menakutkan bagi
orang yag tida percaya, karena kedatangannya adalah untuk menghukum
mereka yang tidak percaya karena dosa mereka, dan menjemput orang-orang
yang percaya padanya.

4. Roh Kudus

Roh Kudus adalah Allah sebagaimana dinyatakan oleh namanya, sifat-


sifatnya dan karya-karyanya. Maka dari itu orang Kristen bersyukur kepada
Allah sebab Allah melalui Roh Kudus mau bersemeyam di hati setiap orang
yang percaya kepadaNya.

Peranan Roh Kudus dalam keselamatan antara lain:


1) Meyakinkan manusia akan pertemuannya dengan Yesus Kristus
2) Melahirkan kembali manusia scara rohani, dengan syarat manusia harus
beriman kepada Yesus  sehingga ia mejadi ciptaan baru dan menerima
hidup yang baru pula
3) Mencap manusia adalah milik Allah bagi yang percaya dan bertaubat
4) Membaptis orang yang percaya untuk menjadi anggota tubuh Kristus
5) Mendiami hati orang yang percaya kepada Roh Kudus
6) Memenuhi kehidupan orang yang percaya, yaitu berupa perasaan,
kemauan, yang dikuasai oleh Roh Kudus. Caranya dengan hidup dengan
penuh penyerahan, melaksanakan firman Allah dan mengakui segala
dosa.
5. Ajaran Tentang Alam Dan Manusia
Alam dan sejarah adalah ciptaan Tuhan, tetapi Tuhan tidak berada pada
kedua ciptaan-Nya itu. Setiap orang Kristen percaya bahwa Tuhan bekerja di
dalam ciptaan-Nya. Dalam alam, manusia dititahkan Tuhan untuk memulainya.
Jadi melalui titah kerja tersebut dunia ini dibudayakan oleh manusia.
Kemampuan mengusahakan yang diberikan kepada manusia itu berada dalam
janji firman-Nya yang berlaku hingga sekarag. Selama manusia menyadari
titah-Nya, maka manusia aka bertanggung jawab kepada Tuhannya.

Menurut Kejadian 1:26-27, manusia diciptakan menurut gambar dan rupa


Allah (Imago Dei), tetapi manusia telah memberontak dan selalu akan
memberontak kepada Allah. Manusia pertama yag diciptakan adalah Adam,
sesudah itu baru Hawa. Semula Adam dan Hawa adalah manusia suci karena
mereka diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Tujuan penciptaannya
adalah agar manusia dapat bersekutu dengan Allah dan mencerminkan
kemuliaan-Nya di dunia. Tetapi karena manusia berbuat dosa, maka gambar
dan rupa Allah menjadi rusak. KejaTuhan manusia dalam dosa bukan rencana
Allah tetapi rencana iblis yang dituruti oleh manusia. Akibatnya semua manusia
yang lahir darinya menjadi ikut berdosa. Kemudian sebagai akibat dari dosa itu
mereka (Adam dan Hawa) diusir dari Eden dan semua keturunan mereka di
dunia sudah berada di bawah hukuman dosa yang membawa akibat kematian.

Manusia yag dikehendaki Allah adalah orang yang memandang kepada


Yesus Kristus, karena ia adalah gambar Allah yang sebenarnya. Sebalikmya,
orang yang belum menerima Yesus Kristus sama saja dengan orang yang
memiliki gambar dan rupa Allah yang sudah dirusak oleh dosa. Orang-orang ini
memerlukan Yesus agar gambar dan rupa Allah yang telah rusak tersebut dapat
diperbarui kemballi oleh kuasa Yesus Kristus dan manusia dapat bersekutu
kembali dengan Allah.

Menurut keyakinan Protestan, setiap orang yang percaya kepada Yesus


Kristus sudah menjadi ciptaan baru (manusia baru). Sebaliknya, manusia di
dalam Adam adalah manusia lama yang menerima hukuman dosa. Bagi yang
menjadi manusia baru (di dalam Kristus) akan menerima penebusan dosa bukan
karena perbuatannya, tetapi karena kuasa Yesus Kristus. Kelahiran kembali
seseorang dilakukan oleh Roh Kudus dan terjadi saat orang tersebut percaya.
Istilah dilahirkan kembali merupakan kiasan yang berarti “dilahirkan dari atas”,
yaitu diperbarui dari kesalahannya, menjadi hidup kembali sebagai anak Allah,
seorang yang hidup dalam hubungan yang benar dengan Bapanya.  

6. Etika Kristen

Etika Kristen adalah etika yang berdasar agama, etika transenden, etik
ateonom, dan etika teosentris. Etika Kristen bertugas mengupas hubungan
antara iman dan manusia, sesama manusia di dunia, dan sebagainya. Bila
ditinjau dari sejarah teologi Kristen, etika termasuk dalam dogmatika Kristen,
oleh karena itu etika tersebut merupakan suatu pengetahuan yang normatif,
yang hanya menerangkan tindakan manusia dari sudut iman kepada hukkum
Tora dan Injil dalam masalah-masalah baik dan buruk sebagaimana yang
dikehendaki Allah.

Sumber-sumber etika Kristen adalah :


1) Alkitab
2) Etika Falsafi, baik yang bercorak naturalistik maupun idealistic
3) Adat istiadat dari suatu masyarakat. Dengan dasar:
a. Kepercayaan kepada Allah yang menyatakan diriNya dalam Kristus
b. Pengakuan tentang manusia, yakni tentang pandangan manusia
menurut Alkitab dan menurut pandangan lainnya
c. Hal ihwal manusia menurut gambaran gambar dan rupa Allah
d. Hal-hal yang menyangkut asal, hakikat dan perkembangan dosa
e. Tentang kebebasan kehendak manusia.
Tujuannya adalah untuk menggerakkan orag supaya bertobat dan
membangunkan orang agar berjuang melawan gangguan-gangguan yang timbul
dari wataknya, melalui pembenaran dalam kehidupan manusia sehingga dirinya
menjadi “ciptaan baru”.

7. Sakramen
Sakramen yaitu upacara suci dan resmi untuk bertemu degan Tuhan dan
untuk menerima rahmat Tuhan lewat tanda-tanda. Ada 7 sakramen, yaitu :
1. Pembaptisan (permandian)
2. Maha Kudus (ekaristi)
3. Penguatan (krisma)
4. Taubat (rekonsiliasi, pengakuan dosa)
5. Perkawinan (pernikahan)
6. Imamat (pentahbisan), dan
7. Minyak Suci (pengurapan orang sakit).
Sakramen-sakramen biasanya dilayankan oleh klerus (pada tahapan
tertentu), dan umumnya dipahami melibatkan unsur-unsur yang terlihat dan tak
terlihat. Unsur yang tak terlihat (yang bermanifestasi di dalam diri)  dianggap
terjadi berkat karya Roh Kudus, rahmat Allah bekerja di dalam diri para
penerima sakramen. Sedangkan unsur yang terlihat (atau yang tampak dari
luar) meliputi penggunaan benda-benda seperti air, minyak, roti, serta hosti dan
anggur yang dikosekrasi, penumpangan tangan; dimana semuanya diteguhkan
dengan suatu pernyataan oleh pelayan sakramen.

C. Apakah Itu Keselamatan?

keselamatan berasal dari Tuhan dan bahwa itu adalah pekerjaan yang
dilakukan oleh Tuhan demi menyelamatkan umat manusia yang dirusak oleh Setan,
sehingga pada akhirnya kita dapat memperoleh keselamatan dalam firman dan
pekerjaan Tuhan bertindak dan bertingkah laku sesuai dengan persyaratan Tuhan,
hidup dalam perawatan dan perlindungan-Nya dan memenangkan pujian dan
berkat-Nya. Inilah arti keselamatan dari Tuhan. 

# Keselamatan yang Telah Disiapkan Tuhan bagi Manusia di Akhir Zaman

Tuhan Yesus menebus kita umat manusia. Meskipun dosa-dosa kita


diampuni melalui kepercayaan kita kepada Tuhan, watak setan kita seperti
sombong, angkuh, bengkok, licik, egois, hina dan mencari keuntungan, masih
mengakar dalam di dalam diri kita. Didominasi oleh watak rusak ini, kita
sering berdosa dan menolak Tuhan tanpa sadar. Misalnya, meskipun kita
percaya dan mengikuti Tuhan, kita sering merindukan tren dunia, mengejar
kehidupan mewah, mendambakan ketenaran, kekayaan, dan status. Dalam
interaksi kita dengan orang lain, saat sesuatu mulai melanggar kepentingan kita
sendiri, kita masih bisa berbohong dan menipu orang lain. Ketika kita memiliki
pengetahuan teologi, merasa tinggi perkasa dan merendahkan orang lain, dan
saat bekerja kita sering kali pamer untuk membuat orang lain memandang dan
menyembah kita.

Ketika dihadapkan pada kemunduran, kegagalan, atau pencobaan dan


kesengsaraan, kita mengeluh kepada Tuhan, dan bahkan sampai mengkhianati-
Nya. Tuhan berkata: "Karena itu jadilah kudus, sebab Aku ini kudus" (Imamat
11:45). "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, siapa saja yang melakukan
dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tinggal di rumah selamanya: tetapi
Anak tetap tinggal selama-lamanya" (Yohanes 8:34-35). "Karena jika kita
dengan sengaja berbuat dosa setelah menerima pengetahuan kebenaran, maka
tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang ada adalah
penghakiman mengerikan dan lautan api yang akan menghanguskan orang-
orang durhaka" (Ibrani 10:26-27). Kita dapat melihat dari sini bahwa karena
dosa manusia tidak memenuhi syarat untuk masuk ke kerajaan surga, yang
ditentukan oleh watak Tuhan yang suci dan benar. Jika kita tidak pernah bisa
melepaskan belenggu dan kekangan dosa dan terus menerus berbuat dosa dan
menentang Tuhan, pada akhirnya kita akan disingkirkan dan dihukum. Oleh
karena itu, untuk sepenuhnya menyelamatkan manusia dari cengkeraman
Setan, dan memungkinkan kita untuk melepaskan ikatan dan batasan dosa dan
dimurnikan, Tuhan akan melakukan tahap pekerjaan keselamatan di akhir
zaman. Ini adalah keselamatan yang telah Tuhan persiapkan untuk kita di akhir
zaman. Seperti yang dikatakan Alkitab, Jadi Kristus satu kali dikorbankan
untuk menanggung dosa banyak orang; dan kepada mereka yang mencari-Nya,
Dia akan menampakkan diri kedua kalinya tanpa dosa untuk keselamatan.
(Ibrani 9:28)

D. Eskatologi

Eskatologi yaitu  ajaran tentang kejadian-kejadian pada hari akhir. Hal ini


telah terkait dengan Pengakuan Iman Rasuli pada bagian kedua dalam pasal yang
berbunyi “Yesus Kristus akan datang kembali untuk menghukumi orang yang
hidup dan mati”. Dalam ajaran eskatologi ini ada dua poin penting : pertama,
tentang keselamatan; kedua, tentang kedatangan Yesus Kristus kedua kalinya dan
Kerajaan Seribu Tahun.
Adapun keselamatan dibedakan menjadi dua macam :

1) Keselamatan di dunia, yakni hidup sebagai orang yang dosanya telah


diampuni, atau sebagai anak-anak Allah yang telah bertaubat dan
dilahirkan kembali

2) Keselamatan di masa depan, (kebangkitan daging dan hidup kekal),


yakni percaya bahwa Yesus Kristus yang telah disalibkan dan telah
bangkit akan datang dengan kemuliaan untuk mewujudkan Kerajaan
Allah. Semua orang Kristen yakin bahwa mereka sedang menuju ke
Kerajaan Allah, menuju kesempurnaan mengenal Allah, mengasihi-Nya
serta memuliakan-Nya. Karena penghormatan kepada-Ny dan
kehormatan Allah itu akan menjadi keselamatan bagi setiap Kristiani.

Kedatangan kembali Yesus Kristus diyakini sudah sangat dekat, meskipun


tidak ada yang tahu kapan akan terjadi dan tiap orang yang percaya hendaknya
berjaga-jaga. Namun hal ini pasti terjadi, karena Yesus sendiri ketika di dunia
pernah mengulang pernyataan tersebut sebanyak dua kali dalam penglihatan kepada
Rasul Yohannes. Kedatagan kembali itu adalah untuk mendirikan “Kerajaan Seribu
Tahun”. Keadaan kerajaan tersebut penuh dengan keindahan dan didirikan atas
Kuasa Allah. Ada waktu itu Yesus Kristus penuh dengan kemuliaan dan
kemahakuasaan. Tidak ada kekerasan, peperangan, perkelahian, semuanya dirubah
mejadi taman yang indah. Ibu kota kerajaan itu adalah Yerusalem, dan orang-orang
Yahudi sudah menjadi Kristen. Setan-setan dilemparkan ke dalam jurang maut
selama seribu tahun. Kalau ada orang yang melakukan pelanggaran, itu dari dirinya
sendiri, bukan bisikan setan. Karena itu Yesus akan menghukumnya dengan
kematian.

E. Penghakiman

Semua orang akan dihakimi di hadapan Allah. Ada dalam Alkitab,”Dan aku
melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka
semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-
orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis
di dalam kitab-kitab itu” (Wahyu 20:12).
Orang-orang akan dihakimi dengan apa yang telah mereka perbuat. Ada
dalam Alkitab,”Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya
diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang
menurut perbuatannya” (Matius 16:27).

Tidak ada yang dapat disembunyikan dalam penghakiman. Ada dalam


Alkitab,”Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku
atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat” (Pengkhotbah
12:14).

Bagaimana pemandangan penghakiman yang diberikan oleh Daniel? Ada


dalam Alkitab, Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu
duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya
bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api
yang berkobar-kobar; suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya;
seribu kali beribu-ribu melayani Dia, dan selaksa kali berlaksa-laksa berdiri di
hadapan-Nya. Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab”
(Daniel 7:9-10).

Dalam ruang pengadilan Kristus adalah pembela kita. Ada dalam


Alkitab,”Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan
berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang
pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil” ( 1 Yohanes 2:1).

Bukti apakah menyatakan bahwa pembelaan itu untuk kita? Ada dalam
Alkitab,”Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian;
Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan
mengaku namanya di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya”
(Wahyu 3:5).

BAB II
TANGGAPAN

1. Tanggapan Ajaran Kristen Menurut Alkitab


Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan monoteistik yang berdasar pada
ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan menurut yesus kristus perjanjian
baru. Dalam kepercayaan Kristen, yesus kristus adalah pendiri jemaat(gereja) dan
kepemimpinan gereja yang abadi. Injil matius 16:18-19 umat Kristen juga percaya
bahwa yesus kristus akan datang untuk kedua kalinya sebagai raja dan hakim akan
dunia ini. Pemeluk agama Kristen mengimani bahwa yesus kristus adalah Tuhan
dan jurus selamat dan memegang ajaran yang disampaikan yesus kristus.
Sebagaimana agama yahudi, mereka menjunjung ajaran moral yang tertulis dalam
sepuluh perintah tuhan , kata Kristen memiliki arti “pengikut kristus atau pengikut
Tuhan”, murid-murid yesus kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika
mereka berkumpul di antiokhia.

2. Tanggapan Keselamatan Menurut Alkitab


Keselamatan adalah Rencana Allah Pada Yesaya 42:21, “Tuhan telah
berkenan demi penyelamatan-Nya”, maksudnya: “karena keadilan Hamba itu”,
yakni Kristus yang akan memuliakan hukum itu. Bacalah kembali dari ayat 1, dan
perhatikanlah hubungan ayat 3 dan 4. Ayat 3, “Sumbu yang pudar nyalanya tidak
akan dipadamkannya”; lalu kata ini dipakai juga pada ayat 4, “Ia (Kristus) sendiri
tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai Ia menegakkan
hukum di bumi.” Tuhan telah menegakkan hukum di bumi dan menegakkan
keadilan. Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan
yang akan datang (Ibr. 10:1). Dalam Perjanjian Lama memberikan bayangan dan
menggambarkan keselamatan yang akan dinyatakan oleh Mesias. Perjanjian Baru
menjelaskan bagaimana Yesus membawa keselamatan itu (Ibr. 10:1-10).
Keselamatan dalam Pemahaman Perjanjian Lama Menurut Christopher J. H.
Wright, keselamatan yang berasal dari Abrahamlah yang akan mengenal berkat
keselamatan, dan mengalir kepada bangsa Israel (umat pilihan Allah), dan mengalir
untuk seluruh bangsa. Menurut Philipus Pada Sulistya, di dalam PL istilahistilah
yang digunakan dengan pengertian keselamatan adalah yasha yang secara harafiah
berarti “kemerdekaan dari larangan-larangan dan ikatan-ikatan; melepaskan dari
kehancuran dan memberi kemenangan.” Kata ini digunakan 353 kali, misalnya
dalam Kel. 14:30; Ul. 33:29; 1 Sam. 17:47. Kata kedua adalah syalom yang berarti
“damai sejahtera dan tidak ada musuh”, “berkat” dan “sehat”. Kata syalom ini
digunakan lebih dari 250 kali, misalnya dalam 1 Raj. 4:25; 2 Sam. 15:27.
Keselamatan Menurut Perjanjian Baru Keselamatan adalah Dibebaskan dari
Hukum Taurat. Menurut situs kompasiana.com, Yesus memimpin kita kepada
keselamatan itu dan Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang
yang taat kepada-Nya (Ibr. 2:10 dan 5:9), serta keselamatan dari-Nya itu akan
menghasilkan pekerjaan baik dan kasih (Ibrani 6:9). Selain itu, Kristus
mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa kita, tetapi Ia akan datang
kembali, bukan untuk menanggung dosa kita lagi, melainkan untuk
menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia (Ibr. 9:28).

Tuhan Yesus Satu-Satunya Jalan Keselamatan Dalam Yohanes 14:6


dikatakan bahwa, “Kata Yesus kepadanya: ”Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.
Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Juga di
dalam Kisah Para Rasul 4:12 dikatakan bahwa, “Dan keselamatan tidak ada di
dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak
ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan.” Maka di Yohanes 1:14, “Firman itu telah menjadi manusia, dan
diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran.” Menurut George W. Peters, bahwa Allah “menyatakan diri-Nya dalam
rupa manusia,” dan yang “mendamaikan dunia dengan diriNya” (1Tim. 3:16; 2Kor.
5:18-21) adalah kabar baik bagi seluruh umat manusia.

3. Tanggapan Penghakiman Menurut Alkitab

Standar dalam penghakiman ialah Allah. Ada dalam Alkitab,”Sebab barang


siapa menuruti seluruh itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia
bersalah terhadap seluruhnya. Sebab Ia yang mengatakan: "Jangan berzinah", Ia
mengatakan juga: "Jangan membunuh". Jadi jika kamu tidak berzinah tetapi
membunuh, maka kamu menjadi pelanggar juga. Berkatalah dan berlakulah seperti
orang-orang yang akan dihakimi oleh yang memerdekakan orang. Sebab
penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak
berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman” (Yakobus
2:10-12).

Penghakiman Allah akan adil. Ada dalam Alkitab,”Karena Ia telah


menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia
oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua
orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang
mati” (Kisah 17:31). Tidak ada orang yang bisa luput dari penghakiman. Ada
dalam Alkitab,”Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus,
supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang
dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat” (2 Korintus 5:10).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nama “protestan” berasal dari kata “protes” yang dilancarkan oleh
Pangeran-pageran Jerman yang mendukung gerakan reformasi. Dari protes mereka
timbullah kelompok “protestan”. Semula nama tersebut bernada negatif dan bersifat
ejekan tetapi lama-kelamaan disambut positif sebagai nama kehormatan.

Kelahiran agama Kristen Protestan banya dipengaruhi oleh latar belakang


perkembangan masyarakat Eropa Barat pada abad-abad menjelang kelahirannya,
yaitu abad XVI. Peristiwa yang mendorong timbulnya reformasi ialah penjualan
surat-surat penghapusan dosa (indulgensi) yang dilakukan semasa Paus Leo X.

B. Kritik dan Saran

Demikian pembahasan kami dalam makalah yang sederhana ini. Pepatah


mengatakan, “Tak ada gading yang tak retak”, begitu pula makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Kritik dan saran sangatlah kami harapkan dari para pembaca
sekalian untuk perbaikan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah yang
ringkas ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
Leeuwen, Arend Th van. 1997. Agama Kristen dalam Sejarah Dunia. Jakarta : Gunung
Mulia.

Romdhon. dan A. Singgih Basuki. 1988. Agama-agama di Dunia. Yogyakarta : IAIN


Sunan Kalijaga Press.

Sou’yb, Yusuf. 1996. Agama-agama Besar di Dunia. Jakarta : Al Husna Zikra.

Anda mungkin juga menyukai