Anda di halaman 1dari 40

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman merambat termasuk dalam

famili Cucurbitaceae genus Cucumis. Tanaman melon berasal dari Lembah Panas

Persia, Tetapi beberapa literatur mengatakan bahwa tanaman melon berasal dari

Turki dan India (Tjahjadi, 1987). Tanaman melon merupakan tanaman semusim

berbatang sukulen, yang menjalar ditanah. Tanaman melon (Cucumis melo L.)

mirip dengan tanaman ketimun (Cucumis sativus), tetapi melon mempunyai sudut

daun yang tidak setajam sudut daun tanaman ketimun. Melon banyak mempunyai

cabang, sistem perakarannya dangkal dan menyebar, sehingga semakin dalam

tanah, jumlah akarnya semakin berkurang.

Menurut Setiadi (1999), tanaman melon menyerupai tanaman semangka

(Citrulus vulgaris) tetapi melon mempunyai buah lebih kecil, lebih harum, lebih

legit, dan lebih sempurna bulatnya jika dibandingkan dengan buah semangka.

Untuk memudahkan sistem penanaman serta pengelompokan melon para ahli

klasifikasi membagi melon dalam dua tipe yaitu netted melon dan winter melon.

Melon berasal dari daerah Mediterania yang merupakan perbatasan Asia

Barat dengan Eropa dan Afrika. Secara khusus ada yang menyebutkan bahwa

melon berasal dari lembah Persia (Syria). Tanaman ini kemudian menyebar secara

luas ke Timur Tengah dan merambah ke Eropa (Denmark, Belanda, Jerman). Dari

Eropa, melon dibawa ke Amerika pada abad ke-14 dan ditanam secara luas di

daerah Colorado, California dan Texas. Akhirnya, tanaman melon menyebar ke

segala
2

penjuru dunia, terutama pada daerah tropis dan subtropis mulai dari Jepang, Cina,

Taiwan, Korea, Australia, hingga berkembang di Indonesia.

Buah melon mempunyai nama latin (Cucumis melo) dan termasuk ke

dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Buah Melon dengan Buah semangka

dan blewah memiliki kesamaan namun nilai gizi yang berbeda. Sejak masuk ke

pasar Indonesia pada tahun 70-an, buah melon langsung menyandang predikat

sebagai buahnya orang petinggi karena harganya yang mahal dan masih jarang

ditemukan. dan saat ini, buah melon sudah dibudidayakan di Indonesia sehingga

semua orang dari berbagai kalangan masyarakat bisa mendapatkannya dengan

harga relatif lebih murah jika dibandingkan jaman dulu kala. Buah melon cukup

digemari karena rasanya yang manis dan segar. Selain dikonsumsi secara

langsung, buah yang satu ini juga sering diolah menjadi Jus dan minuman segar

lainnya, dan buah melon ini bisa dijadikan campuran dalam aneka minuman

seperti koktail. Tidak banyak orang yang tahu, bahwa dibalik kesegarannya, buah

melon mengandung banyak zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita.

jadi bagi anda yang sudah mengkonsumsinya, boleh merasa beruntung karena

kandungan zat gizi dalam buah melon ini, berikut ini beberapa kandungan Gizi

Buah melon per 100 gr ;

Kandungan Gizi Buah Melon (Gizinutrisiku.2016)

 Energi 33 kcal

 Protein 0,8 gr 

 Lemak 0,2 gr

 Lemak Jenuh 0,1 gr


3

 Lemak Tak Jenuh Ganda 0,1 gr

 Karbohidrat 8 gr

 Serat 0,9 gr

 Gula 8 gr

 Natrium 16 mg

 Kalium 267 mg

 Kalsium 9 mg

 Vit.A 3.382 IU

 Vit.B6 0,1 mg

 Vit.C 36,7 mg

 Zat Besi 0,2 mg

 Magnesium 12 mg

Luas Panen dan Produksi Melon Menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang,


2016
Harvested Area and Production of Melon by Subdistrict in Rembang Regency, 2016

Luas Panen Produksi Produktivitas


Kecamatan Area Harvested Production Productivity
Subdistrict
(Ha) (Kw) (Kw/Ha)
1 Sumber 42 9 475 225.6
2 Bulu 2 12 6
3 Gunem 8 427 53.38
4 Sale 1 30 30
5 Sarang 118 23 448 198.71
6 Sedan 37 3 115 84.19
7 Pamotan 46 7 460 162.17
8 Sulang 8 1 255 156.88
9 Kaliori 20 2 370 118.5
10 Rembang - - -
11 Pancur 8 800 100
12 Kragan 122 5 420 44.43
13 Sluke 13 1 317 101.31
14 Lasem - - -
4

Rembang 425 55 129 129.72

B. Tujuan

1. Mengetahui cara teknologi budidaya tanaman melon

2. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan tanaman melon

3. Mengetahui pengaruh pertumbuhan tanaman melon jika memakai aplikasi

pupuk organik dan anorganik.


5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Melon

Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah famili

Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari Lembah Panas

Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara Asia Barat

dengan Eropa dan Afrika. Tanaman ini tersebar luas ke Timur Tengah dan Eropa.

Pada abad ke 14, melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan ditanam luas di

Colorado, California, dan Texas. Akhirnya, melon tersebar ke seluruh penjuru

dunia, terutama di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, melon mulai dibudidayakan pada 1970. Saat itu, melon

merupakan buah yang bergengsi dan mahal harganya. Hanya kalangan menengah

ke atas yang menjadi konsumennya. Tetapi sekarang buah melon sudah biasa

dikonsumsi semua kalangan dan sudah di budidayakan di berbagai daerah di

Indonesia, antara lain di Kalianda (Lampung) dan Cisarua (Bogor). Daerah yang

menjadi sentra penghasil melon adalah daerah Ngawi dan Madiun (Jawa Timur),

Boyolali serta Klaten (Jawa Tengah). Konsumsi buah melon semakin meningkat

seiring dengan peningkatan pola makan penduduk Indonesia yang membutuhkan

buah segar sebagai salah satu menu gizi sehari-hari. Melon yang awalnya hanya

dikenal sebagai buah untuk konsumsi masyarakat golongan atas, sekarang sudah

merakyat ke semua lapisan masyarakat meskipun belum mampu menjangkau

seluruh pelosok Indonesia. Meskipun volume permintaan buah melon tinggi,

tetapi sering kali permintaan pasar domestik saja tidak terpenuhi. Keterbatasan

produksi melon diakibatkan oleh masih sedikitnya daerah sentra-sentra

penanaman melon di Indonesia (Prajnanta, F. 2008)


6

Menurut Prajnanta (2003), secara lengkap dari segi taksonomi tumbuhan

tanaman melon diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisi :

Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Klas : Dikotiledoneae, Subklas :

Sympetalae, Ordo : Cucurbitales, Famili : Cucurbitaceae, Genus : Cucumis,

Species : Cucumis melo

Akar tanaman melon menyebar, tetapi dangkal. Akar-akar cabang dan

rambut-rambut akar banyak terdapat dipermukaan tanah, semakin dalam akar-akar

tersebut semakin berkurang. Akar horizontal cepat bekembang didalam tanah,

menyebar dengan kedalaman 20-30cm (Tjahjadi, 1987).

Batang tanaman melon membelit, beralur, berwarna hijau . batangnya

berbentuk segi lima tumpul, tumbuh menjalar, berbulu, lunak, bercabang an

panjangnya dapat mencapai tiga meter. Batang melon mempunyai alat pemegang

disebut pilin yang digunakan sebagai tempat memanjat tanaman (Soedarya, 2010).

Daun melon berbentuk hampir bulat, tunggal dan tersebar sudutnya lima,

mempunyai jumlah lekukan sebanyak 3-7 lekukan. Daun melon berwarna hijau,

lebar berlekuk, menjari agak pendek. Permukaan daun kasar dengan panjang

pangkal berkisar 5cm-10cm dengan lebar 3cm-8cm (Soedarya, 2010).

Bunga tanaman melon berbentuk lonceng, berwaran kuning dan

kebanyakan uniseksual-monoesius. Oleh sebab itu, dalam penyerbukannya perlu

bantuan organisme lain. Penyerbukan yang biasa terjadi adalah penyerbukan

silang dan penyerbukan sendiri jarang terjadi. Bunga jantan tanaman melon

terbentuk berkelompok 3-5 buah, terdapat pada seua ketiak daun, kecuali pada

ketiak daun yang ditempati oleh bunga betina. Jumlah bunga jantan relative lebih

banyak dari pada bunga betina. Bunga jantan memiliki tangkai ynag tipis dan

panjang, akan rontok dalam 1-2 hari stelah mekar (Tjahjadi, 1987).
7

Buah melon bervariasi baik dari bentuk, ukuran, rasa, aroma, maupun

penampilannya. Umumnya buah melon berbentuk bulat, tetapi ada pula yang

lonjong. Buah melon dapat dipanen pada umur 60-120 hari, tergantung pada

jenisnya. Tanda-tanda melon yang sudah tua atau masak adalah kulit buahnya

telah penuh dengan net yang terlihat nyata, tebak, dan kasar (Soedarya, 2010)

Tanah yang baik untuk tanaman melon adalah tanah liat berpasir yang

memiliki lapisan bunga tanah yang tebal, serta banyak mengandung bahan organik

untuk memudahkan akar tanaman berkembang. Tanaman melon tidak menyukai

tanah yang terlalu basah. Tanaman melon lebih peka terhadap air tanah yang

menggenang atau kondisi aerasi tanah kurang baik daripada tanaman semangka.

Di tempat yang kelembaban udaranya rendah atau kering dan ternaungi, tanaman

melon sulit untuk berbunga. Tanaman ini lebih cepat tumbuh didaerah terbuka

tetapi sinar matahari tidak terlalu terik, yaitu cukup dengan penyinaran 70%

(Buditjahjono, 2007). Media Tanam yang baikuntuk menanam tanaman melon

(Cucumis melo L) ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan

organik, kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan cara

pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan. Tanaman melon

tidak menyukai tanah yang terlalu basah, yang ber pH tanah 5,8-7,2(Anonym,

2010).

Salah satu faktor tumbuh bagi tanaman melon adalah kesesuaian iklim.

Faktor iklim diantaranya adalah sinar matahari, kelembaban, suhu, keadaan angin

dan hujan. Tanaman melon perlu penyinaran matahari penuh selama

pertumbuhannya. Pada kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang

penyakit. Suhu optimal untuk tumbuh tanaman melon adalah antara 25-30 0C.

Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon dan hujan yang
8

turun terus-menerus juga akan merugikan tanaman melon. Tanaman melon

tumbuh baik pada ketinggian 300-900 m dpl (Anonym, 2010).

B. Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,

seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat

berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,

dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada

kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk

kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut

kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian,

dan limbah kota (sampah).

Untuk keunggulan pupuk organik yang digunakan pada praktikum ini

sebagai berikut :

 Meningkatkan kandungan air dan dapat menahan air untuk kondisi

berpasir.

 Meningkatkan daya tahan terhadap pengikisan.

 Meningkatkan pertukaran udara, jumlah pori-pori dan sifat peresapan air

untuk kondisi tanah liat.

 Menurunkan tingkat kekerasan lapisan permukaan tanah.

 Mengandung unsur hara makro mikro yang lengkap.

 Aman (ramah lingkungan).

 Efektif dan ekonomis (murah / mudah di dapat).

 Menghilangkan rasidu kimia.


9

Pengaruh Jenis Pupuk Organik (Kandang) Terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) Berdasakan hasil sidik

ragam menunjukkan bahwa perlakuan jenis pupuk organik (K) berpen sangat

nyata pada tinggi tanaman umur 4 minggu dan 8 minggu setelah tanam, umur

tanaman saat berbunga, jumlah buah/tanaman dan berat buah/tanaman. Berbeda

tidak nyata pada tinggi tanaman umur 2 minggu dan 6 minggu setelah tanam.

Pemberian beberapa jenis pupuk organik pada budidaya tanaman tomat, secara

umum memberikan pengaruh yang nyata pada parameter pertumbuhan vegetatif

maupun generatif.. Manfaat pupuk organik bagi tanaman tidak hanya sebagai

penyumbang unsur hara, tetapi juga dapat membantu memperbaiki keadaan

struktur tanah menjadi lebih longgar dan lepas, dan juga meningkatkan aktivitas

mikroorganisme di dalam tanah. Widyanto (2007) menyatakan bahwa selain

sebagi sumber unsur hara, pupuk organik dapat merangsang pertumbuhan akar,

meningkatkan kesehatan tanaman dan mengurangi penggunaan pestisida.

Menjadikan tanaman tumbuh lebih baik dan meningkatkan daya serap dan daya

ikat tanah terhadap air, sehingga ketersediaan air bagi tanaman tercukupi. (Hasil

Penelitian Maryanto dan Abdul Rahmi. 2015)

C. Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dengan proses fisika, kimia,

atau biologis. pada umumnya pupuk anorganik dibuat oleh pabrik. Bahan bahan

dalam pembuatan pupuk anorgank berbeda beda, tergantung kandungan yang

diinginkan. Misalnya unsur hara fosfor terbuat dari batu fosfor, unsure hara

nitrogen terbuat dari urea. Pupuk anorganik sebagian besar bersifat hidroskopis.
10

Hidroskopis adalah kemampuan menyerap air diudara, sehingga semakin tinggi

higroskopis semakin cepat  pupuk mencair.

Pupuk anorganik sering digunakan oleh petani sejak penerapan system

REVOLUSI HIJAU pada jaman Soeharto. Akibat dari sistem tersebut,

ketergantungan pada pupuk anorganik sampai saat ini pada petani. Pupuk

anorganik mempunyai kelebiahan dan kekurangan yang nyata.

Kelebihan pupuk anorganik:

1.    Hasil cepat terlihat pada tanaman

2.    Kandungan unsure hara  jelas

3.    Mudah pengaplikasian

4.    Tidak bau

5.    Pengangkutan mudah

Kekurangan pupuk anorganik

1.    Mengakibatkan residu pada tanah

2.    Penggunaan tidak bijaksana dapat merusak tanah

3.    Harga mahal

4.    Bersifat higroskopis

Kelebihan kelebihan pupuk anorganik tersebut sudah di ketahui petani di

Indonesia, tetapi kekurangan pada penggunaan pupuk anorganik hambir semua

petani di Indonesia belum mengetahui, karena mereka sampai saat ini juga masih
11

menggunakan pupuk anorganik secara besar besaran dampak tanah-tanah di

Indonesia rusak dan ketergantungan pupuk anorganik pada petani.

Contoh pupuk anorganik yang terkenal di pasaran Indonesia

1.    Urea

     Pupuk Urea mengandung 46% N, bersfat higroskopis tinggi, struktur granular

2.    KCL

     Pupuk KCL mengandug 50% K, bersifat higroskopis sedang.

3.    SP-36

     Pupuk ini mengandung 36% P, bersifat higroskopis rendah, berbentuk

granular.

Pemberian pupuk sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung

manis pada fase vegetatif. Unsur hara N, P dan K yang tersedia dalam jumlah

yang optimal dan seimbang akan mampu memberikan keseimbangan hara makro

bagi tanaman. Menurut Utomo et al (2016) unsur hara N, P dan K merupakan

salah satu unsur hara esensial yang memiliki peran atau fungsi fisiologis dalam

proses pertumbuhan tanaman. Ketidak ketersediaan unsur hara esensial dalam

tanaman akan mencegah atau menghambat tanaman menyelesaikan siklus hidup

vegetatif sampai generatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh

pemberian kombinasi pupuk anorganik tunggal dan pupuk hayati berpengaruh

nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman jagung manis seperti tinggi

tanaman, jumlah daun, tingkat kehijauan daun dan indeks luas daun (Darwin

Habinsaran Pangaribuan, Kus Hendarto, dan Karisma Prihartini 2017).


12

Menurut Syukur et al. (2012) tanaman cabai membutuhkan N, P dan K

dalam jumlah yang cukup. Dimana kebutuhan N, P dan K cabai adalah 250 kg/ha

Urea, 500 kg/ha TSP, 400 kg/ha KCl dengan perbandingan 1:1:1. Penggunaan

pupuk N, P dan K untuk kegiatan usahatani telah dianggap sebagai suatu

keharusan. Hal ini berhubungan erat dengan penggunaan varietas unggul

berpotensi hasil tinggi yang memerlukan hara tanah cukup banyak. Semakin

mahalnya harga pupuk, maka efesiensi pemupukan berimbang perlu dilakukan

(Purnomo, 2009). Pemberian abu serbuk gergaji berfungsi untuk memperbaiki

sifat fisika, kimia dan biologi tanah, abu tersebut mengandung unsur yang

dibutuhkan tanaman. Dengan pemberian pupuk Urea, TSP dan KCl diharapkan

tanaman dapat memanfaatkan unsur tersebut sehingga pertumbuhan dan produksi

tanaman meningkat (Raziliano, Husna Yetti, dan Sri Yoseva 2014)


13

III. BAHAN DAN METODE

A. Tempat dan Waktu

Pratikum ini dilaksanakan di lahan kompos Fakultas Pertanian Universitas

Islam Riau Jalan Kaharudin Nasution KM 11 No. 113 Marpoyan Kelurahan Air

Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan

selama 3 bulan terhitung mulai dari bulan Agustus sampai dengan November

(lampiran 1).

B. Bahan dan Alat

Adapun bahan-bahan yang di gunakan dalam pratikum ini adalah benih

tanaman melon, pupuk NPK, pupuk urea, pupuk kandang, pupuk TSP, pupuk

KCL, pipet, tali rapia, meteran dan ajir.

Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul,

gembor, meteran, gunting, garu, angkong, kamera, dan alat-alat tulis.

C. Pelaksanaan Pratikum

1. Persiapan dan Pengolahan lahan

Lahan pratikum dibersihkan, terutama gulma dan sampah-sampah yang

terdapat disekitar lokasi bedengan/plot yang terdapat disekitar lokasi pratikum.

Setelah lahan selesai dibersihkan kemudian lahan digemburkan terlebih dahulu

agar pertumbuhan akar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Setelah tanah

digemburkan selanjutnya akan melakukan perataan tanah yang dilakukan pada

setiap plot agar semua plot sama tinggi.


14

2. Pembuatan Plot

Setelah tanah digemburkan lalu pembuatan plot dilakukan dengan cara diukur

menggunakan meteran tanah dengan ukuran plot 1x3 meter dan jarak antar plot

50x50 cm, dengan tinggu plot kurang lebih 20 cm dan sebanyak 12 plot. Selain itu

juga dilakukan pemberian pupuk pada plot 1 karung untuk 1 plot.

3. Pemberian Pupuk Dasar

Pupuk kandang yang digunakan berasal dari kotoran ayam. Pemberian pupuuk

dilakukan pada saat apabila plot yang akan diberi pupuk sudah digemburkan.

Setelah pupuk diberi pada setiap plot, campurkan/aduk hingga merata supaya

pupuknya tersebar /tercampur dengan tanah. Pupuk yang diberikan sebanyak 1

karung 1 plot.

4. Penanaman

Penanaman bibit yang telah berumur 21 hari, penanaman dilakukan pada sore

hari, bibit yang dipindahkan kelapangan mempunyai ukuran yang sama dipilih

yang telah memiliki 4 daun. Jarak tanam yang digunakan adalah 50 x 50 cm.

Penanaman bibit dilakukan sedalam leher akar kemudian tanah disekitar tanah

perakaran dipadatkan kemudian dilakukan penyiraman.

5. Pemberian Perlakuan

Pupuk urea adalah pupuk kimia yang mengandung nitrogen berkadar tinggi.

Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman melon.

Pupuk urea berbentuk butir-butir Kristal berwarna putih merupakan pupuk yang

mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis),
15

pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100

kg mengandung 46 kg nitrogen, moisture 0,5%, kadar biuret 1%, ukuran 1-3,35m.

Pada pratikum ini menggunakan pupuk NPK mutiara 16 : 16 : 16 sebanyak

15 gr/tanaman yang diberikan satu kali pada saat tanam dengan cara membuat

lingkaran pada masing-masing tanaman melon dengan jarak 5 cm dari pangkal

batang. Pemberian ini disesuaikan dengan masing-masing dosis perlakuan. Dan

setelah pupuk NPK dtaburkan ke masing-masing tanaman ditututp kembali

dengan tanah.

Meningkatkan jumlah klorofil daun, mempercepat umur berbunga,

mempercepat umur panen, menurunkan bobot buah per tanaman, menurunkan

produksi per petak percobaan, tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap panjang

tanaman. Simanungkalit et al. (2013) menyatakan bahwa tanaman melon memiliki

sistem perakaran yang agak dangkal serta membutuhkan banyak unsur hara untuk

pertumbuhan dan produksinya, sehingga pada budidaya tanaman melon harus

dilakukan pemupukan secara berkala. Unsur hara dapat diperoleh dari sumber

anorganik dan organic unsur hara yang diperoleh dari pupuk TSP.

Pupuk KCl dapat menyumbangkan kali'om bagi tanah agar menambah

ketersediaarmya bagi tanaman. KCl mempunyai kandungan K2O sebanyak 60%.

Peningkatan pH tanah dapat dilakukan dengan cara pengapuran atau pemberian.

6. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Tanaman disiram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman akan

dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air penyiraman membasahi daun

dan air dari tanah jangan sampai terkena daun dan buahnya. Tujuannya adalah
16

supaya tanaman tidak terjangkit penyakit yang berasal dari percikan tersebut,

kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur yang sangat besar. Penyiraman

sebaiknya dilakukan pada pagi-pagi sekali atau malam hari, tetapi dalam pratikum

penulis melakukan penyiraman pada pagi dan sore hari setiap hari.

b. Pemasangan Ajir

Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk rambatan biasanya

dapat dipasang setelah selesai bibit ditanam, dan sudah menguluarkan sulur-

sulurnya yang kira-kira tingginya 2 m. Ajir harus terbuat dari bahan yang kuat

sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot kira-kira 2-3 kg. tempat

ditancapkannya ajir dengan jarak kira-kira 10 cm dari pinggir bedengan baik

kanan maupun kiri supaya ajir bisa lebih kokoh lagi, kita bisa menambahkan

bambu panjang yang diletakkan dibagian pucuk segitiga diantara kayu yang

menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir dibelakangnya.

c. Pemangkasan

Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon dilakukan betujuan

untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Pemangkasan

dilakukan pada saat udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang oleh

jamur. Yang paling awal dipangkas adalah cabang yang paling dekat dengan tanah

dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang yang tumbuh lalu dipangkas

dengan menyisakan dua helai daun. Pemangkasan dihentikan jika ketinggian daun

telah mencapai pada cabang 20 atau 25 cm.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pemberian insektisida decis sebanyak 2 kali aplikasi, dilarutkan kedalam 2

cc air kedalam 1 liter air. Kemudian disemprotkan pada daun tanaman sampai

basah. Penyemprotan dilakukan pada sore hari.


17

D. Parameter Pengamatan

1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengamatan persentase tinggi tanaman dilakukan pengukuran dengan

menghitung setiap seminggu sekali menggunakan penggaris. Selama pratikum

ditentukan dari 2 tanaman sampel yang telah ditamam mendapatkan hasil tinggi

tanaman.

2. Jumlah Daun (helai)

Pengamatan jumlah daun dihitung mulai dari tanaman muncul bunga dengan

kriteria bunga telah mekar (membuka) mencapai 50% pada masing-masing

tanaman melon. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel.

3. Umur Muncul Bunga Jantan (HST)

Pengamatan umur muncul bunga jantan dilakukan dengan menghitung jumlah

bunga yang mulai muncul, lalu amati apakah itu bunga jantan atau betina, jika

bunga jantan maka lakukan pendokumentasian untuk itu.

4. Umur Muncul Bunga Betina (HST)

Pengamatan umur muncul bunga jantan dilakukan dengan menghitung jumlah

bunga yang mulai muncul, lalu amati apakah itu bunga jantan atau betina, jika

bunga jantan maka lakukan pendokumentasian untuk itu.


18

5. Jenis Hama

Untuk Jenis Hama yang menyerang tanaman melon pada praktikum ini ialah

 Kutu aphids (Aphis gossypii Glover )

Ciri: Hama ini mempunyai getah cairan yang mengandung madu dan di lihat dari

kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang tanaman melon yang ada di lahan

penanaman. Aphids muda yang menyerang melon berwarna kuning, sedangkan

yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman.

Gejala: daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi kering akibat

cairan daun yang dihisap hama.

Pengendalian:

Gulma harus selalu dibersihkan agar tidak menjadi inang hama

Tanaman yang terserang parah harus disemprot secara serempak dengan

insektisida Perfekthion 400 EC (dimethoate) dengan konsentrasi 1,0–2,0 ml/liter

Tanaman yang telah terjangkit virus harus dicabut dan dibakar (dimusnahkan).
19

 Thirps (Thirps parvispinus Karny)

Ciri: Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa

thirps berwarna kekuning-kuningan dan thirps dewasa berwarna coklat kehitaman.

Thirps berkembang biak sangat cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan

keturunan meskipun tidak kawin). Serangan dilakukan di musim kemarau.

Gejala: daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting, dan bercaknya

kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara

normal. Kalau gejala ini timbul harus diwaspadai karena telah tertular virus yang

dibawa hama thirps.

Pengendalian: menyemprot dengan racun kontak, 3–4 hari sekali.


20

6. Jenis Penyakit

Untuk Jenis Penyakit yang menyerang tanaman melon pada praktikum ini

ialah :

 Layu bakteri,

Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat disebarkan

dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis

Motschulsky).

Gejala: daun dan cabang layu dan terjadi pengerutan pada daun, warna daun

menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu,

meskipun warnanya tetap hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan.

Apabila batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih

kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang.

 Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)

Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker.

Gejala: pangkal batang yang terserang mula-mula seperti tercelup minyak

kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan kemudian tanaman layu dan
21

mati; daun tanaman yang terserang akan mengering apabila diremas seperti

kerupuk dan berbunyi kresek-kresek apabila diterpa angin.


22

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tinggi Tanaman (cm)

Tabel 1. Tinggi Tanaman sampel

Tinggi tanaman (cm)


No Tinggi Tanaman
1 2 3 4 5

1. Sampel 1 35 45 37 35 38

2. Sampel 2 79 89 65 66 74

Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa tinggi tanaman yang tumbuh

pada lahan pratikum berbeda-beda. Tanaman dapat tumbuh setelah berumur 25-30

hari.

Dari tabel diatas menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman melon

mendapatkan tinggi yang berbeda-beda disebabkan karena kekurangan unsur hara

Nitrogen yang ada didalam tanah.

Pemberian Pupuk NPK dan pupuk Urea, TSP, KCL berpengaruh nyata

dalam pertumbuhan tinggi tanaman karena kedua pupuk ini mempunyai senyawa

yang berperan berbeda. Unsur hara yang diserap oleh peranan masing-masing

diantaraya untuk pertumbuhan, pembentukan bunga, serta peningkatan volume

buah.

Pengaruh faktor eksternal yang terjadi pada tanaman melon adalah kondisi

tanah yang tidak sesuai dengan pertumbuhan tanaman melon, karena tanaman

melon dapat tumbuh dengan kondisi tanah liat berpasir yang kaya bahan organik

dan tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, membutuhkan tanah

kaya akan bahan organik serta drainase nya baik dan air yang cukup banyak.
23

Faktor iklim yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman melon terutama

adalah sinar matahari, suhu, udara, dan curah hujan. Curah hujan juga dapat

menentukan keberhasilan penanaman, pertumbuhan tanaman, dan kualitas buah.

Jika curah hujan rendah maka pertumbuhan tanaman melon akan menjadi kerdil,

jumlah bunga berkurang dan menyebabkan hasil dari tanaman melon tidak sesuai

dengan yang diinginkan.

B. Jumlah Daun (helai)

Tabel 2. Jumlah Daun

No Sampel Jumlah Daun (helai)

1. Sampel 1 19 helai

2. Sampel 2 21 helai

Hasil pengamatan terhadap jumlah daun setelah dilakukan analisis

menunjukkan bahwa interaksi antara pupuk NPK dan pupuk Urea, TSP, KCL

tidak memberikan pengaruh nyata terhadap umur berbunga, tetapi pemberian

pupuk NPK dan pupuk Urea, TSP, KCL secara tunggal memberikan pengaruh

nyata terhadap umur berbunga tanaman melon.

Pemberian pupuk NPK secara tunggal memberikan pengaruhnyata terhadap

umur berbunga. Pemberian pupuk mengandung unsur Nitrogen yang cukup akan

bermanfaat untuk pertumbuhun vegetativ tanaman termasuk pertumbuhan jumlah

daun. Pupuk NPK merupakan salah satu pupuk yang mempunyai unsur Nitrogen,

sihingga dapat memenuhi kebutuhan unsur N pada tanaman.

Pengaruh faktor eksternal yang terjadi pada tanaman melon adalah kondisi

tanah yang tidak sesuai dengan pertumbuhan tanaman melon, karena tanaman
24

melon dapat tumbuh dengan kondisi tanah liat berpasir yang kaya bahan organik

dan tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah, membutuhkan tanah

kaya akan bahan organik serta drainase nya baik dan air yang cukup banyak.

Faktor iklim yang mempengaruhi proses peertumbuhan tanaman melon terutama

adalah sinar matahari, suhu, udara, dan curah hujan. Curah hujan juga dapat

menentukan keberhasilan penanaman, pertumbuhan tanaman, dan kualitas buah.

Jika curah hujan rendah maka pertumbuhan tanaman melon akan menjadi kerdil,

jumlah bunga berkurang dan menyebabkan hasil dari tanaman melon tidak sesuai

dengan yang diinginkan.

C. Umur Muncul Bunga Jantan (HST)

Table 3. Umur Muncul Bunga Jantan (HST)

Sampel Umur Muncul Bunga Jantan (HST)

1 14 hst

2 16 hst

Pada table diatas ditunjukkan bahwa umur muncul bunga jantan pada buah

melon mulai dari tanam hingga muncul bunga jantan hanya berbeda 1 hari,

perbedaan kedua sampel dalam memunculkan bunga jantan bisa disebabkan oleh

faktor-faktor tertentu seperti pemberian perlakuan yang tidak sama rata takaran

dan dosisnya. Pada fase pembungaan terdapat faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi. Faktor interal ialah faktor yang berasal dari tanaman misalnya

fitohormon dan genetik, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar tanaman

yaitu faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, intensitas cahaya, suhu dan

unsur hara.
25

D. Umur Muncul Bunga Betina (HST)

Table 4. Umur Muncul Bunga Betina (HST)

No Sampel Umur Muncul Bunga Betina (HST)

1. Sampel 1 29 hst

2. Sampel 2 32 hst

Pada table diatas ditunjukkan bahwa umur muncul bunga jantan pada buah

melon mulai dari tanam hingga muncul bunga jantan hanya berbeda 1 hari,

perbedaan kedua sampel dalam memunculkan bunga jantan bisa disebabkan oleh

faktor-faktor tertentu seperti pemberian perlakuan yang tidak sama rata takaran

dan dosisnya. Pada fase pembungaan terdapat faktor internal dan eksternal yang

mempengaruhi. Faktor interal ialah faktor yang berasal dari tanaman misalnya

fitohormon dan genetik, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar tanaman

yaitu faktor lingkungan seperti cahaya, kelembaban, intensitas cahaya, suhu dan

unsur hara.
26

E. Jenis Hama

Table 5. Jenis Hama

No Sampel Jenis Hama

 Kutu aphids (Aphis gossypii

Glover )
1. Sampel 1
 Thirps (Thirps parvispinus

Karny)

 Kutu aphids (Aphis gossypii

Glover )
2. Sampel 2
 Thirps (Thirps parvispinus

Karny)

Pada table diatas ditunjukkan bahwa kedua sampel mengalami serangan

hama yang sama, yang artinya kedua hama tanaman ini termasuk musuh utama

bagi tanaman melon

F. Jenis Penyakit

Table 6. Jenis Penyakit

No Sampel Jenis Penyakit

 Layu bakteri,

1. Sampel 1  Penyakit busuk pangkal batang

(gummy stem bligt)

2. Sampel 2  Layu bakteri,

 Penyakit busuk pangkal batang


27

(gummy stem bligt)

Pada table diatas ditunjukkan bahwa kedua sampel mengalami serangan

penyakit yang sama, yang artinya kedua hama tanaman ini termasuk musuh utama

bagi tanaman melon


28

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Menanam dan memelihara tanaman melon terbukti cukup sulit dilakukan.

Banyak prosedur yang harus dilakukan yaitu dari pengolahan lahan, pemberian

pupuk dasar, pembibitan, penyemaian, penanaman, pengajiran, pemangkasan,

penalian, pemberian pupuk susulan, pengendalian hama dan penyakit serta

pemanenan harus sesuai standar prosedur karena melon sangat membutuhkan

perawatan intensif. Melon juga cukup sensitif terhadap berbagai hama dan

penyakit serta kondisi cuaca yang ekstrim dan tidak menentu. Kombinasi

penggunaan Pupuk Organik (Kandang, Urea, TSP, KCL) dan Pupuk Organik

(NPK) memperlihatkan hasil yang cukup bagus pada awalnya, hanya saja pada

akhirnya tanaman melon terjangkit penyakit yang merusak dan membuat tanaman

layu dan mati.

B. Saran

Seharusnya dalam budidaya tanaman melon ini lebih diutamakan merwat

tanaman dengan rutin agar mendapatkan hasil yang baik dan sesuai dengan yang

diinginkan. Dan lebih bagus lagi melakukan pratikum lanjutan dengan metode

yang sama dan menaikkan dosisnya. Selanjutnya penulis juga ingin meminta maaf

atas kesalahan penulisan dan kesalahan dalam membuat laporan pratikum ini.

Maka dari itu untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat

membangun demi kesempurnaan umtuk penulisan laporan ini.


29

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Petani riau mulai melirik buah melon. (online :


http://www.halloriau.com/read-ekonomi. Diakses pada 13 agustus 2011)

Anonim. 2010. Budidaya Tanaman Melon.


http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/indek.php?mnu=2&id=25.
Diakses tanggal 16 Maret 2010

Anonym.2015.http://kebun.net/pupuk-npk-mutiara-manfaat-dan-cara-
penggunaannya/(Diakses pada 11 Desember 2018)

Anonim. 2011.https://media.neliti.com/media/publications/30133-ID-pengaruh-
jenis-dan-dosis-pupuk-organik-terhadap-pertumbuhan-dan-hasil-tanaman-
to.pdf (Diakses pada 11 Desember 2018)

Anonim. 2011. http://ulinq.blogspot.com/2011/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html


(Diakses pada 11 Desember 2018)

Anonim. 2011. https://media.neliti.com/media/publications/200187-none.pdf


(Diakses pada 11 Desember 2018)

Downey and Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Erlangga.Jakarta.

Eddy, M. 2011. (online : https://eddym78.wordpress.com. Diakses pada 11


Desember 2018)

Isnaini. 2007. Evaluasi Karakteristik Hortikultura Hibrida Melon (Cucumis melo


L).Introduksi dan Hasil Rakitan Pusat KajianBuah –Buahan Tropika
(PKBT). IPB. Bogor.

GiziNutrisiku. 2016 http://gizinutrisiku.blogspot.com/2016/05/kandungan-gizi-


buah-melon.html. (Diakses pada 11 Desember 2018)

Rembang. 2017. https://rembangkab.bps.go.id/statictable/2017/07/27/295/luas-


panen-dan-produksi-melon-menurut-kecamatan-di-kabupaten-rembang-
2016.html. (Diakses pada 11 Desember 2018)

SiIjo. 2016. Manfaat Pupuk. http://www.langgengsejati.com/pupuk/manfaat-


pp.php (Diakses pada 11 Desember 2018)

Samadi, Budi. 2010.Melon Usahatani dan Pengembangan Pasca Panen. Kanisius.


Yogyakarta.
30

Setiadi. 1998. Bertanam Melon. Penebar Swadaya.Jakarta.

Soedarya, Arif. 2010. Agribisnis Melon. Pustaka Grafika. Bandung.

Suryawaty. 2012. file:///C:/Users/User/Downloads/ipi293752.pdf. Medan

Tjahjadi, N. 1989 bertanam melon hibrida. Kasinius. Yogyakarta


31

Lampiran 1. Jadwal Pratikum Kesuburan Tanah

September Oktober November Desember


NO Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Asistensi
2 Pembukaan lahan
3 Pembuatan plot
4 Pemupukan dasar
5 Penanaman
6 Pemeliharaan tanaman

7 Pemasangan plat nama

8 Pemupukan Urea,TSP.KCl

9 Penyiramana
10 Pemasangan lanjaran
Penyiangan dan
11
pembumbunan

12 Pemasangan ajir penanda

13 Pemangkasan
14 Pengikatan batang
15 Penyeleksian buah
16 Pembungkusan buah
Pengendalian hama dan
17
penyakit
18 Pengamatan

19 Panen

20 Laporan

Lampiran 2. Lay Out di Lapangan


32

Kelas Kelas
1m 1m
F D

1m 1m
Kelas Kelas
1m 1m
B A

1m
Kelas
1m
E

1m

1m
Kelas
C
33

Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Melon

Nama Varietas : Melani F1


Bentuk Batang : Persegi
Warna Batang : Hijau
Bentuk Daun : Bulat Telur
Tepi Daun : Bergerigi
Ujung Daun : Tumpul
Warna Daun : Hijau
Permukaan Daun : Kasap
Umur Berbunga Jantan : 18 HSPT
Umur Berbunga Betina : 33 HSPT
Umur Panen : 75 HSPT
Bentuk Buah : Bulat Oval
Tipe Kulit Buah : Tidak Berjala
Warna Kulit Muda : Hijau
Warna Kulit Tua : Kuning
Ketebalan Kulit : 4 mm
Ketebalan Daging : 20 mm
Warna Daging : Putih Kehijauan
Tekstur Daging : Crispy
Aroma Buah : Tidak Wangi
Bobot Buah : 1-2 kg
Daya Simpan Buah :14 hari
Tempat Tumbuh : Dataran Rendah Hingga Menengah
Diproduksi : Bintang Asia
Rasa Manis : (Brix 15%)
34

Lampiran 4. Dokumentasi Pratikum

Gambar 1. Benih tanaman melon


Gambar 2. Benih tanaman melon

Gambar 3. Penanaman bibit melon Gambar 4. Penyiraman setelah bibit


ditanam
35

Gambar 5. Pupuk taspu (ajks) Gambar 6. Penimbangan Pupuk Urea

Gambar 11. Penimbangan pupuk TSP Gambar 12. Penimbangan pupuk KCL
untuk per mahasiswa masing-masing untuk per mahasiwa masing-masing
36

Gambar 13. Pembuatan lobang pupuk Gambar 14. Pemberian pupuk urea,
kcl, dan tsp dengan sistem tugal

Gambar 15. Pengukuran tinggi sampel Gambar 16. Pengukuran tinggi


sampel tananaman kedua tanaman kedua
37

Gambar 17. Tanaman sampel Gambar 18. Pengukuran tinggi


sampel tanaman pertama
38

Gambar 19. Pengukuran tinggi tanaman Gambar 20. Penyakit antraknosa


pada sampel Pertama tanaman melon

Gambar 21. Penyakit pada daun melon Gambar 22. Penyakit layu fusarium
pada tanaman melon
39

Gambar 24. Pemangkasan tanaman melon Gambar 24. Dokumentasi setelah


pratikum selesai beresama ibu Sri
Mulyani, SP. M.Si

BIODATA PENULIS
40

Nama : Ilham Waluyo

Npm : 164110057

Kelas :5A

Program Studi : Agroteknologi

Tempat/tanggal Lahir : Kuala, Medan 23 Juli 1995

Tempat Tinggal : JL.Soebrantas. Panam

Asal Sekolah

 SD KITA 049 Torganda

 SMPN 1 Muara Tebo, Jambi

 SMAN 3 Muara Tebo, Jambi

 Mahasiswa Universitas Islam Riau

Anda mungkin juga menyukai