Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 4 No.

ANALISIS KANOPI PADA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA


MENGGUNAKAN SIMULASI BERBASIS MATLAB R2008A

Tugiman Farudin*
Universitas Islam As-Syafiiyah, Fakultas teknik, Jakarta*

Abstract

Research on canopy for two wheeled vehicle is a mixed of field of studies, each with it’s
own rapid development. To determine aerodynamic coefficient and center of gravity, each vehicle
has six aerodynamic coefficients and three aerodynamic coefficient moments. Therefore the
obstacle and speed of the three aerodynamics moments on the vehicle can be determined.
Aerodynamic coefficient on vehicle can be determined with experiment and fluid dynamic
simulation. This research uses matlab R2008a based simulation to determine resistant coefficient
(C_D) and Coefficient (F_R) on a two wheeled vehicle by mathematic modeling to be able to
calculate (C_D) and (C_F) value. Therefore, the canopy on two wheeled vehicle is focused on
security, comfort, and safety. The calculation analysis of canopy on two wheeled vehicle resulted
with the length of canopy is 1320 mm, 730 mm width, and 1060 mm height.

Keywords: Aerodynamic, rolling, pitching, yawing


terhadap kendaraan, sistem koordinat seperti
I PENDAHULUAN ini dinamakan sistem koordinat global.
Sistem koordinat global ini digunakan untuk
Kanopi adalah alat pelindung dari mengevaluasi jalur lintasan atau trayektori
terik matahari, terpaan angin, dan hujan. dari kendaraan.
Pada Tesis ini diusulkan kanopi sepeda
motor sebagai pelengka untuk mencegah 2.2. Gaya-gaya aerodinamika
pengendara dan penumpang dari kecelakan Secara umum dimana arah kecepatan
ringan, sedang, maupun sampai meninggl relative angin terhadap kendaraan tidak
dunia. Maka dari itu kanopi juga sebagai alat selalu bisa sejajar dengan sumbu
pelindung yang mengutamakan keamanan, longitudinal kendaraan, maka terjadi tiga
kenyaman, dan mengutamakan keselamatan. gaya aerodinamik pada kendaraan. Gaya-
gaya aerodinamika yaitu:
II STUDI LITERATUR  Gaya hambat (drag) aerodinamik (FD).
 Gaya angkat (lift) aerodinamik (FL)
2.1. Pusat Tekanan Terhadap Pusat  Gaya samping (side) aerodinamik (Fs).
Berat Karena bentuk kanopi pada kendaraan
Berdasarkan pada kendaraan bermotor roda dua dan pola aliran udara
bermotor dipengaruhi oleh dua jenis besaran, pada kendaraan maka besaran kemungkinan
yaitu berat muatan kendaraan dan besaran titik kerja ketiga gaya angin tersebut yang
aerodinamis. Berat dan muatan kendaraan pada umumnya disebutkan “center of
adalah pada pusat kendaraan Centre of pressure” (Cp) berada diluar titik pusat
Grafity (CG), sedangkan besaran massa dari kendaraan (Cg). Karena letak Cp
aerodinamis bekerja pada pusat tekanan dan Cg berbeda maka ketiga gaya
(CP), beban-beban tersebut harus di artikan aerodinamik diatas dapat menimbulkan
oleh system beban kendaraan menurut I momen aerodinamik diatas dapa
Nyoman Sutanta. Bambang: Teknologi menimbulkan momen aerodinamis terhadap
Otomotif, Edesi ke dua, Surabaya 2010 sumbu x, y ,z yang berpusat pada Cg. Ada
Beban tersebut beban adalah beban tiga momen aerodinamik yang dapat terjadi
hambatan yang diterima dari besaran pada kanopi kendaraan bermotor roda dua
aerodinamis. yaitu:
Kendaraan memiliki sistem koordinat  Momen roling (MR) yaitu momen
tetap pada kendaraan itu sendiri dengan terhadap sumbu x
menggunakan aturan tangan kanan. Namun  Moment pitching (MP) yaitu
demikian, pergerakan dari kendaraan harus momen terhadap sumbu y
didefinisikan ke dalam suatu sistem  Moment yawing (MY) yaitu
koordinat lain yang tetap atau tidak berubah momen terhadap sumbu z

6
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 4 No. 1

2.2.1 Gaya hambat (drag) aerodinamik. =


Gaya hambat adalah gaya yang
bekerja dalam arah horizontal (parallel
terhadapaliran) dan berlawanan arah dengan
arah dengan arah gerak maju kendaraan. =
Gaya hambat total terdiri dari beberapa jenis
gaya hambat (Scybor Rylski, 1975) yaitu:
2.2.1.1. Hambatan bentuk
Gaya hambatan yangdisebabkan
oleh adanya gradient tekanan ( pressure Di mana : = sudut serang angin.
drag) dan adanya gesekan (friction drag).
Terbentuknya gaya hambatan (form drag) 2.2. 2 Gaya angkat aerodinamik
pada kendaraan dapat dijelas 3.2. Perbedaan bentuk permukaan atas
Bentuk kanopi pada kendaraan bermotor dan bagian bawah kendaraan menyebabkan
roda dua yang sangat kompleks aliran udara pada permukaan atas lebih cepat
menyebabkan terjadinya distribusi tekanan daripada aliran udara pada permukaan
di sepanjang permukaan kanopi. Aliran bawah, sehingga tekanan permukaan atas
udara bersifat viscous maka timbul tekanan kendaraan lebih rendah daripada tekaan
geser di sepanjing permukaan kendaraan. permukan bawah.
Dengan adanya perbedaan tekanan antara Gaya ini bekerja dalam arah vertical dan
bagian depan tekanan antara bagian depan arah keatas ditandai sebagai arah positif dan
kendaraan dan bagian belakang kanopi pada kebawah sebagai arah negative (gambar 5)
kendaraan bermotor roda dua, di mana Gaya angkat dapat dirumuskan sebagai
tekanan positif bekerja pada bagian depan berikut:
kanopi dan tekanan negatif di bagian
belakang kanopi sehingg menyebabkan =
timbulnya gaya drag yang bekerja
berlawanan dengan arah gerakan kendaraan.
2.2.1.2. Hambatan pusaran
Karena adanya perbedaan tekanan =
antara bagian atas dan bagian bawah
kendaraan, menyebabkan timbulnya gerakan
aliran udara dari permukaan bawah menuju
ke permukaan atas kendaraan yang berupa
pusaran (vortex). Di mana :
Vortex yang terjadi akan mengubah arah lift = koefisien gaya angkat
yang semula tegak lurus terhadap jalan
menjadi miring ke belakang depan sudut 2.2. 3. Gaya Samping
yang relative kecil Ԑ. Jika kendaraan bergerak dalam
Timbulnya defleksi kea rah belakang dari udara yang diam (tidak ada angin) atau
gaya lift menyebabkan terjadinya komponen adagerakan angin yang sejajar dengan arah
induced drag dalam arah horizontal sebesar: gerak kendaraan maka tidak timbul gaya
Di = FL sin Ԑ samping. Arah serangan angin tidak sejajar
2.2.1.3. Hambatan tonjolan terhadap arah gerak kendaraan sehingga
Gaya hambatan yang disebabkan membentu sudut (δ) terhadap lintasan
oleh adanya tonjolan profil tertentu pada kendaraan. sehingga dengan demikian akan
bagian permukaan kanopi pada kendaraan dihasilkan resultan kecepatan udara (Va)
seperti kaca spion, pegangan pintu, antenna dari kecepatan kendaraan(Vw), dengan
dan aksesoris lainnya. membentuk sudut teertentu (βa) terhadap
lintasan kend araan.
2.2.1.4. Hambatan aliran dalam Gaya samping dapat dirumuskan sebagai
Pada kenyataanya hanya hambatan berikut:
bentuk dan hambatan pusat yang paling
besar pengaruhnya terhadap gaya hambat =
secara keseluruhan.
Gaya samping dapat dirumuskan sebagai
berikut:

7
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 4 No. 1

= =

Secara umum momen roling aerodinamik


Di mana : = sudut serang angin.
dirumuskan sebagai berikut:
2.3. Momen guling (rolling)
=
aerodinamik (Mg)
Momen guling adalah momen
terhadap sumbu x pada kendaraan yang
disebabkan oleh gaya-gaya aerodinamik Dengan mengabungkan rumus (12) dan (13)
yang mempunyai lengan terhadap sumbu x. di dapat:
maka titik pusat terhadap titik berat
mempunyai komponen jarak Xp, Yp, Zp kea =
rah X,Y, Z pada kendaraan, maka momen ……….........……(4)
rolling besaranyan sebagai berikut:
2.3.2 Momen (yawing) aerodinamik (My)
= . - . Momen yawing aerodinamik
…......…………......…(7) adalah momen yang diakibatkan oleh gaya
aerodinamik terhadap sumbu Z kendaraan
Dengan memasukan rumus (1) dan (5) pada melalui titik pusat masake titik berat.
rumus (7) Dengan menggunakan komponen jarak dari
titik pusa terhadap titik berat kendaraan
= terhadap momen putar aerodinamik dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Secara umum momen roling aerodinamik = . - . ………………..…. (15)


dirumuskan sebagai berikut:
Dengan memasukan Persamaan (1) dan (15)
= pada rumus (3.4),

Dimana: Secara umum momen yaming aerodinamik


= Koefisen momen rolling aerodinamik dirumuskan sebagai berikut:
L = panjang kendaraan
Dengan mengabungkan rumus (8) dan (9) di =
dapat:
=
...…….….(10) Dengan mengabungkan persamaan (16) dan
(17) di dapat:
2.3.1 Momen angguk (pitching)
aerodinamik (Mp)
Momen angguk aerodinamik adalah = .... (18)
momen oleh gaya aerodinamik terhadap Keterangan:
sumbu y dari kendaraan. Dengan W = berat kendaraan (N)
FL = gaya angkat aerodinamis (N)
memperhatikan titik pusat terhadap titik
Fc = gaya centrifugal akibat belok (N)
berat kendaraan maka momen angguk Fs = gaya samping aerodinamis (N)
dapat di rumuskan sebagai berikut: Fd = gaya hambat aerodinamis (N)
MRa = Momen Rolling aerodinamis (Nm)
MPa = Momen Pitching aerodinamis (Nm)
= . - . …………......… (11) b = sudut side slip (0)
L = panjang Wheelbase (m)
Dengan memasukan rumus (1) dan (3) pada L1 = jarak poros depan terhadap CG (m)
rumus (11) L2 = jarak poros belakang terhadap CG (m)
tf = jarak roda depan (m)
tr = jarak roda belakang (m)

8
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 4 No. 1

2.4 Mencari koefisien aerodinamik dan


laju kendaraan sesuai kecepatan/jam.
Menentukan koefisien aerodinamika
dan posisi titik tengah kendaraan, setiap .................................................................(21)
kendaraan mempunyai 6 koefisien
aerodinamik yaitu 3 buah koefisien gaya Dari hasil yang di dapat dari tiga persamaan
aerodinamik dan 3 koefisien momen yang linier dapat dihitung koefisien
aerodinamik. Dalam penelitian ini hambatan (CD) dan angkat (CL)
menentukan ke enam koefisien aerodinamik aerodinamik serta koefisien rolling (FR).
dari suatu kendaraan roda dua yang
menggunaka kanopi. Maka ketiga momen 2.5. Kebutuhan daya pada berbagai
aerodinamik yang bekerja pada kendaraan modus gerak kendaraan
dapat ditentukan hambatan dan Mekanika gerak kendaraan dapat
kecepatannya. dirumuskan dengan perhitungan sederhana
Koefisien aerodinamik kendaraan dari persamaan yang sudah dikenal. Faktor
dapat dicari secara eksperimen dan dengan utama yang diperhitungkan pada kendaraan
simulasi dengan prinsif dinamika Fluida. beroda adalah :
Dalam penelitian ini mengunakan salah satu 1. Hambatan aerodinamik antara lain
menghitung kecepatan awal. Kecepatan hambatan angin/udara
akhir, kecepatan rata, dan perlambatan 2. Hambatan jalan antara lain hambatan
km/jam mengunakan office Excel untuk gelinding (rolling) dan gesekan.
mendapat koefisien hambatan (CD) dan 3. Hambatan kemiringan jalan (gradient)
koefisien (fr) suatu kendaraan bermotor roda 2.5.1 Hambatan udara
dua dengan memodelkan matematika untuk Hambatan udara atau angin
dapat menghitung besaran yang dicari yaitu bergantung pada kecepatan kendaraan,
Cd dan Cf. bentuk badan kendaraan dan kecepatan
angin. Kecepatan angin hanya
Table 2.1 untuk menentukan rumus laju dipertimbangkan untuk kondisi tertentu saja
kendaraan km/h di luar itu diabaikan. Secara umum
persamaan hambatan udara dinyatakan
dalam bentuk umum :

Ra = 9.81 . Ka . A . V2 …...................... (22)

Dimana:
Ra = hambatan udara (N)
A = luas permukaan proyeksi berhadapan
langsung dengan vektor kecepatan m2
V = kecepatan kendaraan (km/jam)
0.3-0.6 untuk kendaraan penumpang.
= koefisien hambatan udara ( )

2.5.2 Hambatan gelinding (rolling)


Hambatan gelinding bervariasi
Hasil penelitian mendapat 3 sesuai dengan jenis permukaan jalan
persamaan arah laju kendaraan sebagai sebagaimana
berikut: ditunjukkan pada tabel 4 dan besar hambatan
traksinya dinyatakan dalam persamaan
berikut :

.. .............................................................(19) = 9.81 . KW ……...........…...............(23)

Dimana:
= hambatan gelinding (N)
W = berat kendaraan (ton)
Kr = konstanta hambatan (tabel 4)
.................................................................(20)

9
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 4 No. 1

Sedangkan hambatan gesekan dinyatakan kemiringan jalan yang dinyatakan dalam


dalam persamaan berikut : persamaan berikut :
f = 135 + 0.0515 . W
f = hambatan gesekan (N) = 9.81 . W . G ….................….......... (25)
W = berat kendaraan (ton)
Dimana:
Table 2.2 Hambatan permukan lintas = Tahanan kemiringan jalan (N)
kendaraan W = Berat kendaraan (kg)
G = Kemiringan jalan dinyatakan dengan
No. Jenis Hambatan perbandingan ketinggian dibagi jarak
Permukaan kg/ton berat ditempuh. Untuk jalan lurus G = 0, untuk
Jalan kendaraan kemiringan 5% G = 0,05, kemiringan 15%
1. Rail road 4.5 G = 0.15, kemiringan 25% G = 0.25
2. Good asphalt 7.0
3. Medium 9.5 2.6. Gaya normal pada roda.
asphalt Gaya momen pada kendaraan belok
4. Poor asphalt 12.5 pada jalan datar gaya normal pada jalan
5. Eood paving 1.0 datar, kendaraan belok pada jalan datar.
6. Granite sets 15.0 dengan mengacu pada gambar 2 dan
7. Best 19.5 menerapkan rumus standar statika, besar
macandum gaya normal pada masing-masing roda dapat
8. Ordinary 21-26 dirumuskan sebagai berikut :
9. Soft macadam 41.5
10 Well-rolled 24.5 ;
gravel

11. Hard dry clay 43.3


12. Sand road 155
13 Loose sand 240
…….... (26)
Persamaan-persamaan di atas
mengabaikan kecepatan kendaraan. Apabila
kecepatan dipertimbangkan maka dapat .…. (27)
digunakan persamaan yang digunakan
General Motors di bawah ini :
Gaya Normal pada jalan miring
Besar gaya normal pada masing-
= 0.0112 . W + 0.0006 . W . V ..... (24)
masing roda dapat dirumuskan sebagai
Dimana:
berikut:
= hambatan gelinding (N)
W = beban total diangkut oleh kendaraan
(N) ..….. (28)
V = kecepatan kendaraan (km/jam). ….... (29)

Persamaan di atas adalah persamaan empiris


2.7. Roda kendaraan
yang sudah diuji coba secara luas pada
Roda merupakan komponen yang
berbagai kondisi antara lain dengan
penting bagi kendaraan. Semua gaya-gaya
kecepatan tetap, jenis jalan, hambatan angin
penggerak yang menimbulkan pergerakan
normal.
kendaraan jalan raya dihasilkan oleh ban. Di
2.5.3 Hambatan kemiringan jalan
dalam kendaraan, semua kontrol utama dan
(gradient)
gaya-gaya yang berpengaruh pada kendaraan
Dalam memperhitungkan gaya
terletak pada roda, kecuali gaya aerodinamik
dorong pada kendaraan haruslah pula
yang dihasilkan oleh fluida lingkungan,
diperhitungkan hambatan kemiringan jalan
dalam hal ini udara. Dapat dikatakan bahwa
yang ditambahkan pada hambatan gelinding
kontrol terhadap gaya pada kendaraan yang
sebagai kompilasi terhadap gaya total
menentukan apakah kendaraan tersebut akan
hambatan. Besar hambatan ini adalah
berbelok, melakukan pengereman, dan
sebagai fungsi dari berat kendaraan terhadap

10
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 4 No. 1

mengalami percepatan dihasilkan oleh Hasil perhitungan penelitihan :


kontak antara ban dengan jalan yang luasnya Berat Axle depan :
tidak kurang daripada pemahaman terhadap Berat Axle belakang :
keterkaitan antara ban, kondisi operasi dari Maka :
ban tersebut, dan gaya-gaya serta moment Berat bodi :
yang dihasilkan oleh ban tersebut ………….................................……... (33)
merupakan suatu aspek yang penting
terhadap karakteristik dinamik dari 2.9 Radius gyrasi
kendaraan secara keseluruhan. Momen Inertia
Ban memegang peranan penting bagi
kendaraan, ada tiga fungsi dasar ban bagi
kendaraan, yaitu: ……..........................................… (34)
Dimana : panjang kendaraan
1. Menahan beban pada arah vertikal, ketika
wheelbase
mengalami gangguan dari kondisi jalan yang
Maka :
tidak rata.
2. Menghasilkan gaya pada arah →pitching/geta
longitudinal ketika mengalami percepatan r ……………...............................…… (35)
atau pengereman. →rolling
3. Menghasilkan gaya pada arah lateral ……………..……..........................… (36)
ketika menikung. Untuk kendaraan kosong:
Ban yang digunakan pada kendaraan
jalan raya, adalah ban peneumatik. Ban
peneumatik dapat memenuhi ketiga fungsi di Maka : …….…........…....….... (37)
atas dengan efektif dan efisien, sehingga ban ……………….……........…… (38)
jenis ini lazim digunakan pada kendaraan 2.10 Jarak titik berat terhadap roda
jalan raya, dan juga cukup popular depan dan roda belakang berat
digunakan pada kendaraan off-road. Kajian total kendaraan kosong
terhadap ban pneumatik ini sangat penting
dilakukan untuk dapat memahami unjuk Jika hasil penimbangan kendaraan didapat
kerja serta karakteristik lainnya dari data sebagai sebagai berikut :
kendaraan jalan raya. Dari data spesifikasi ;
wheel disk-nya adalah : Alloy wheel,
100/80 R10 Maka :
Tire width : 90 mm
Aspect ratio 18 %
Type : Radial
Rim diameter : 10 in = 245 mm
.....… (39)
……. (40)
Aspect ratio :
2.11 Menentukan titik berat kendaraan[4]
Maka tire section height : Jika setelah dilakukan penimbangan
……….……………... (30)[6] dengan kemiringan 30o dari lantai
Diameter roda/ban : horizontal dari hasil perhitungan
penelitian , maka posisi titik berat
………....……..(31)[6] dari jalan adalah :
Maka jari-jari roda/ban: …..
(32)[6] …......… (41)
2.12 Parkir 2 roda di bidang miring[4]
2.8 Perhitungan berat bodi.[4] Diassumsikan kemiringan jalan 30o
Komponen bodi kendaraan adalah Dua roda depan dan belakang direm
komponen yang fungsinya untuk melindungi
dan mengamankan penumpang dari segala ...… (42)
ganguan dari luar dan melindung
penumpang dari beban impak yang terjadi …. ( 43)
akibat kecelakang atau tabrakan. …………......…. (44)

11
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 4 No. 1

2.13. Unjuk Kerja Rem Apabila maka kendaraan


2.13.1. Prinsip Dasar Pengereman tergelincir karena gaya gesek tidak mampu
Pada setiap kendaraan bermotor, menahan gaya berat kendaraan.
kemampuan sistem pengereman menjadi 2.14 Parkir miring[4]
suatu hal yang sangat penting karena dapat Assumsi : kemiringan bidang parkir 30o
mempengaruhi keselamatan kendaraan
tersebut. Semakin tinggi kemampuan
kendaraan tersebut untuk melaju maka
semakin tinggi pula tuntutan kemampuan
sistem rem yang lebih handal dan optimal ….…… (49)
untuk menghentikan atau memperlambat Assumsikan
laju kendaraan tersebut. Untuk mencapainya,
diperlukan perbaikan-perbaikan dalam
....………….....……..... (50)
sistem pengereman. Sistem rem yang baik
adalah sistem rem yang jika dilakukan Sudut kemiringan maksimum
pengereman baik dalam kondisi apapun
pengemudi tetap dapat mengendalikan arah Jika maka kendaraan akan terguling
dari laju kendaraannya. 2.15 Akselerasi pada bidang datar
Untuk kerja pengereman dari Untuk mengetahui respon
kendaraan jalan raya tidak diragukan lagi kendaraan pada kondisi akselerasi lateral
merupakan salah satu hal penting yang dapat yang berubah dengan cepat, model transien
mempengaruhi keselamatan dalam diperlukan. Respon transien untuk
berkendara. Dengan meningkatnya perhatian memperlihatkan variasi roll seiring waktu.
lebih tentang keselamatan berkendara pada Pendekatan paling sederhana untuk
tahun-tahun belakangan ini, upaya yang mengetahui respon roll transien adalah
intensif telah diarahkan terhadap unjuk kerja dengan pemodelan yang hampir sama
pengereman yang telah disempurnakan. dengan kendaraan bersuspensi, dimana
Standar keselamatan membutuhkan ditambahkan momen inersia roll untuk
beberapa tipe spesifik dari sistem sprung mass.
pengereman yang telah diperkenalkan di Diassumsikan percepatannya
banyak negara. …......….....… (51)
Diasumsika melakukan masing-masing roda
kendaran direm baik roda belakang dan roda ………….....…. (52)
depan yaitu:
2.13.2. Roda belakang yang direm Percepatan maximum pada jalan datar,

…….. ( 45)

Apabila maka kendaraan tidak Apabila maka akan terjadi slip


tergelincir karena gaya gesek mampu karena gaya dinamik kendaraan lebih besar
menahan gaya berat kendaraan. dari gaya geseknya.
2.13.3. Roda depan yang direm.
2.16 Akselerasi pada bidang tanjakan
….… ( 46) Diasumsikan kemiringan tanjakan 30o

Apabila maka kendaraan tidak


tergelincir karena gaya gesek mampu
menahan gaya berat kendaraan. . ( 53)
2.13.4 Roda belakang dan roda depan
direm secara bersamaan ( 54)

Assumsi Gaya axle pengereman


.. ( 47) Pengereman pada beton kering
….....…...…. ( 55)
……...…...........……… (48)
Catatan

12
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 4 No. 1

 Momen roling (MR)


 Moment pitching (MP)
 Moment yawing (MY)
 Prilaku Arah kendaraan

Axle depan : 3.2 Gaya-gaya aerodinamika


( 56) Secara umum dimana arah kecepatan
Axle relative angin terhadap kendaraan tidak
belakang: selalu bisa sejajar dengan sumbu
( 57) longitudinal kendaraan, maka terjadi tiga
gaya aerodinamik pada kendaraan. Gaya-
2.17 Gerak lateral gaya aerodinamika yaitu:
Gaya lateral pada roda depan : Gaya hambat (drag) aerodinamik (FD).
Gaya samping (side) aerodinamik
………...….…… (58) (Fs).
Gaya lateral pada roda depan : Karena bentuk kanopi pada kendaraan
………..…......… (59) bermotor roda dua dan pola aliran udara
pada kendaraan maka besaran kemungkinan
K adalah dynamic safety factor : titik kerja ketiga gaya angin tersebut yang
Garret suggested K = 1,75 pada umumnya disebutkan “center of
Others suggested K = 1.4 pressure” (Cp) berada diluar titik pusat
Maka : massa dari kendaraan (Cg). Karena letak Cp
……………..…… (60) dan Cg berbeda maka ketiga gaya
aerodinamik diatas dapat menimbulkan
……….......….. (61)
momen aerodinamik diatas dapa
menimbulkan momen aerodinamis terhadap
sumbu x, y ,z yang berpusat pada Cg. ada
III METODOLOGI PENELITIHAN tiga momen aerodinamik yang dapat terjadi
pada kanopi kendaraan bermotor roda dua
yaitu:
Momen roling (MR) yaitu momen terhadap
sumbu x
Moment pitching (MP) yaitu momen
terhadap sumbu y
Moment yawing (MY) yaitu momen
terhadap sumbu z
3.3. Gaya Hambat (Drag) Aerodinamik.
Gaya dan momen dinamika
 Gaya Hambat aerodinamika Gaya
yang bekerja dalam arah horizontal
(parallel terhadapaliran) dan berlawanan
arah gerak laju kendaraan.
 Gaya angkat aerodinamik Gaya
berasal dari bawah kendaraan
 Gaya samping aerodinamik Jika
kendaranna bergerak dalam udara yang
diam atau angin sejajar dengan arah
Gambar 1 Diagrama alir penelitian gerak kendaraan maka tidak timbul gaya
samping,karena kesimetrisan aliran udara
3.1 Karakteristik Statik Data Kendaraan pada bagian samping kendaraan sehingga
Karakteristi dan data kendaraan adalah tekanan pada bagian samping kendaraan
menjadi faktor utama dalam menentukan sama.
kinerja kendaraan dari sisi kemampuan  Momen roling (MR) yaitu momen
kerja, mobilitas, dan keamanan pengguna. terhadap sumbu x Momen terhadap
Karakteristik tersebut meliputi: sumbu X pada kendaraan yang disebab
 Gamabar titik pusat kan oleh gaya-gaya aerodinamik yang
 Gaya-gaya aerodinamika. mempunyai lengan terhadap sumbu x.
 Hambat aerodinamik. jika posisi Cp terhadap Cg mempunyai

13
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 4 No. 1

komponen jarak Xp, Yp, Zp kearah 3.4. Pendekatan Sistematik Simulasi


sumbu X,Y, Z pada kendaraan.[4] Performa Traksi
 Moment pitching (MP) yaitu momen Pada pendekatan sistematik ini dibuat 2
terhadap sumbu yMomen piching tahapan pendeskripsian fungsi yaitu tahap
aerodinamik adadalah momen oleh gaya pertama adalah fungsi keseluruhan dan
aerodinamik terhadap sumbu y dari struktur fungsi. Fungsi keseluruhan adalah
kendaraan. gambaran menyeluruh dari fungsi yang akan
 6. Moment yawing (MY) yaitu momen direalisasi, sedangkan struktur fungsi adalah
terhadap sumbu zMomen yang penjabaran fungsi menyeluruh ke dalam
diakibatkan oleh gaya aerodinamik fungsi-fungsi detail yang secara terintegrasi
terhadap sumbu Z kendaraan melalui akan menghasilkan sistem sebagaimana
titik pusat masa C_g. ditetapkan pada fungsi keseluruhan.
 Mencari koefisien aerodinamika, posisi Pada kasus simulasi performa motor ini
titik pusat, dan titik berat pada fungsi keseluruhan dari sistem yang akan
kendaraan. Karena adanya perbedaan dikembangkan adalah „ Menampilkan
tekanan antara bagian atas dan bagian performa bhp dan torsi motor dari hasil
bawah kendaraan, menyebabkan pengujian
timbulnya gerakan aliran udara dari
permukaan bawah menuju ke permukaan IV HASIL SIMULAS KANOPI PADA
atas kendaraan yang berupa pusaran . KENDARAAN BERMOTOR
 Prilaku arah kendaraan yang dimodekan RODA DUA
matematis:
 Roda kendaraan Alat pemutar laju 4.1 Karakteristik BHP Dan Torsi
kendaraan Setelah jumlah data dimasukkan, akan
 Berat bodi Beban seluruh tampil papan disple untuk memasukkan nilai
kompon kendaraan data rpm (gambar 1) sejumlah data yang
 Radius gyasi Lintasan sebelumnya diminta dalam papan disple.
kendaran pada posisi melengkung Selanjutnya akan muncul papan disple untuk
 Titik berat kendaraan Titik memasukkan nilai data Torsi untuk diisi.
berat kendaran terleta pada tengah- Dari rpm dan Torsi yang telah dientri secara
tengah kendaraan otomatis akan dihitung besar Bhp motor.
 Parkir miring 2 roda Saat Untuk melakukannya adalah “Input
kendaraan berhenti pada posisi Data“, maka akan muncul dialog untuk
miring memasukkan data putaran (rpm) dari hasil
 Sudut kemiringan pada saat parkir perhitungan yang akan didapat dalam
Sudut kemiringan parker simulasi seperti gambar berikut.
diperhitungkan pada saat posisi
kendarangan berada pada
kemiringan sin30/ 0.5
 Pengereman pada roda depan dan
belakang Pengereman pada 2ua
roda ini di lakuka
 Parkir miring Pada saat
kendaraan miring
 Akselerasi pada bidang datar
Kendaraan saat melaju
pada jalan datar
 Pada kondisi jalan beton
Kendaraan melintas pada
jalan beton (cor-coran)
 Gerak lateral kendaraan pada
kondisi akselerasi lateral yang
berubah dengan cepat, model Gambar 2 Grafik karakteristik BHP dan torsi
transien diperlukan. Respon (Nm)
transien untuk memperlihatkan
variasi roll seiring waktu. Setelah data dimasukkan, akan tampil
hasil dialog nilai rpm. Sejumlah data yang
sebelumnya diminta dalam dialog.

14
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 4 No. 1

Selanjutnya akan muncul dialog untuk 4.3. Display Simulasi Performa Motor di
memasukkan nilai data Torsi untuk diisi. Torsi
Dari rpm dan Torsi yang telah dientri secara Dari simulasi torsi disajikan dalam bentuk
otomatis akan dihitung besar Bhp motor. dibawah ini sebagaimana ditunjukkan pada
gambar berikut:

Gambar 3 Grafik torsi Need (Motor 6000


rpm)
Gambar 6 Grafik dispay torsi
4.2. Display Simulasi Performa Motor di
Transmisi
Simulasi Performa Motor diinput pada
dialog “TR ke Gearbox“, “Gear 1“, “Gear
2“, “Gear 3“,dan “Gear 4“. Jika poros motor
langsung ke transmisi maka besar TR=1.
Setelah semua data transmisi rasio telah
diisi, tekan tombol “Transmisi“ akan keluar
display performa Torsi Gear vs rpm motor
tiap level transmisi ratio seperti ditunjukkan
gambar berikut:

Gambar 7Gravfik karakteristik taksi motor

4.4. Keseluruhan Simulasi Demand


Traksi terhadap Performa Motor
Setelah semua data dimasukkan
Gambar 4 Grafik putaran gear lakukan eksekusi dengan menekan tombol
“Karakteristik Kendaraan“ seperti gambar
4.11 berupa tampilan simulasi performa
Torsi vs Kecepatan Kendaraan pada
berbagai posisi Gear dan tampilan performa
Demand Torsi vs Kecepatan Kendaraan.
Eksekusi simulasi ini sekaligus melengkapi
display Simulasi Performa Motor pada axis
1 yang sebelumnya hanya tampilan Bhp dan
Torsi vs rpm, sekarang dilengkapi dengan
Gambar 5 Grafik potongan gear tampilan Torsi Need dan Bhp Need pada
setiap putaran motor.

15
Jurnal Ilmiah TEKNOBIZ Vol. 4 No. 1

Daftar Pustaka
1. William H Crouse & Donald L
Anglin. (1980). Automotive Body
Repair.
And Refinishing.USA: McGraw-
Hill, Inc. Draft Only.Reza N. Jazar,
Vehicle Dynamics: Theory and
Applications, Springer Science dan
Business Media, LLC, 2008.
2. William A. Greco : Some
Dynamics of Motor Vehicle
Motion, 2008
3. I Nyoman Sutanta. Bambang:
Teknologi Otomotif, Edesi ke dua,
Surabaya 2010.
4. Silvia Sukirman : Dasar-dasar
Gambar 8 Grafik seluruh display Perencanaan Geometrik Jalan,
Bandung 1999.
5. Nazrul Effendy, dan Vani
V KESIMPULAN Sugiyono,: Matematika Teknik I,
Jakarta 2013.
Dari hasil perhitungan analisis 6. Djoko W. Karmiadji, Optimasi
dapat disimpulkan bahwa: Desain, Matrial, Komponen,
Kontroksi, Teori Dasar dan
1. dinamika kendaraan bermotor roda Aplikasi, Universitas Pancasila
dua yang menggunakan kanopi 2011.
adalah hambatan hambatan pusat 7. Undang-undang republik Indonesia
dan koefesien hambatan 0.682 nomor 22 tahun 2009 tentang lalu
km/j dan 0.179 km/j, gaya angguk lintas dan angkutan jalan.
0,190 km/j, gaya samping 0.193 8. Wibawa, Agus A. Tugas Akhir :
km/j, momen guling 0.029 km/j, Perbaikan Karakteristik
momen angguk 0.308 km/j, momen Aerodinamika Van Dalam
putar -2.870, dan hambatan udara Pengujian Studi Model Pada
atau angin adalah 1.2 km/jam, Terowongan Angin. Surabaya :
hambatan gelinding sesuai dengan Jurusan Teknik Mesin Universitas
jenis permukaan jalan 0,4 Km/jam, Kristen Petra. 1994.
dan hambatan kemiringan jalan 9. Anderson, John D. Fundamentals
pada kemiringan 25 % adalah jarak of Aerodynamics. New York : Mc
tempuh kendaraan 0,29 Km/jam. Graw Hill. 1986.
2. Jarak titik pusat Roda depan 0.65 N 10. Hucho, Wolf-Heindrich.
dan roda belakang 0.76 N, titik Aerodynamics of Road Vehicles.
berat 0.66 N, jarak titik h 0.53 m ( London : Butterworths. 1987. on :
pijak tanah), pegereman dua roda Butterworths. 1987.
pada saat parker miring roda depan
189.18 N dan roda belakan 498.53
N, sudut sudut kemiringan roda
depan 7.16°, kemiringan roda
belakang 7.16°, parkir miring roda
depan dan roda belakang 74.791 N,
akselerasi pada bidang datar roda
depan 11.60 N dan roda belakang
113.82 N.

16

Anda mungkin juga menyukai