Anda di halaman 1dari 23

GAYA SAMPING

KENDARAAN
SIDIK PURNOMO, M.Pd
Penjelasan gaya samping
• Apabila kendaraan bergerak dalam udara yang diam
(tidak ada angin) atau ada gerakan angin yang sejajar
dengan arah gerak kendaraan maka tidak akan timbul
gaya samping, karena kesimetrisan aliran udara pada
bagian samping kendaraan, sehingga tekanan sama.
• Jika arah serangan angin tidak sejajar terhadap arah
gerak mobil sehingga membentuk sudut tertentu (β)
terhadap lintasan kendaraan.
Lanjutan
• Gaya samping bekerja dalam arah horisontal dan
transversal sehingga bersifat mendorong kendaraan
kesamping. Gaya samping juga terjadi pada kondisi
kendaraan berbelok.
• Gaya samping dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ket:
CS = koefisien gaya samping
βa = sudut serang angin
Lanjutan
• Gaya aerodinamis total yang dihasilkan oleh aliran udara
relatif yang melingkupi bodi kendaraan yang bekerja pada
suatu titik disebut centre of pressure (CP).
• Selama resultan gaya aerodinamis bekerja pada titik
centre of pressure maka tidak akan menimbulkan momen.
Sedangkan pada titik lain dari kendaraan gaya
aerodinamis akan menghasilkan momen
• Dalam meninjau masalah kestabilan gerakan massa
kendaraan dan gaya inersia massa (menolak perubahan)
terkonsentrasi pada centre of gravity (CG). Jadi apabila
antara centre of gravity dan centre of pressure tidak
berimpit maka akan terjadi momen aerodinamis
Tiga momen aerodinamis pada ketiga
sumbu ruang, yaitu :
• Momen guling (rolling) aerodinamik
Momen rolling aerodinamik (MR) adalah momen terhadap
sumbu X pada kendaraan yang disebabkan oleh gaya-gaya
aerodinamik yang mempunyai lengan terhadap sumbu X.
Jika posisi CP terhadap CG mempunyai komponen jarak
Xp, Yp, Zp ke arah sumbu X, Y, Z pada kendaraan, maka
momen rolling besarnya
sebagai berikut:
MR = FL . Yp – FS . Zp
Gambar
Lanjutan
• Momen angguk (pitching) aerodinamik
Momen pitching aerodinaik (MP) adalah momen oleh gaya
aerodinamik terhadap sumbu Y dari kendaraan. Dengan
memperhatikan posisi CG dan CP maka momen pitching
aerodinamik dapat dirumuskan sebagai berikut:
MP = FD . Zp – FL . Xp
Lanjutan
• Momen putar (yawing) aerodinamik
Momen yawing aerodinamik (MY) adalah momen yang
diakibatkan oleh gaya aerodinamik terhadap sumbu Z
kendaraan melalui titik CG. Dengan menggunakan
komponen jarak dari CP terhadap CG, maka momen
yawing aerodinamik dapat dirumuskan sebagai berikut:
MY = FS . Xp – FD . Yp
Hambatan rolling
• Terjadinya hambatan rolling
1. Adanya defleksi ban saat rolling dan sifat material ban yang
tidak cepat dapat kembali setelah defleksi, maka defleksi di
depan sumbu y tidak simetri dengan di belakang sumbu y.
2. Adanya geseran antara ban dan jalan karena ban berdefleksi
dan terbentuk tapak ban.
3. Adanya tahanan akibat sirkulasi udara dari dalam ban serta
hambatan udara di luar ban.
4. Hasil eksperimen yang ada menunjukkan bahwa kerugian
yang terjadi akibat ban berputar pada kecepatan kendaraan
128-152 km/jam dapat dibedakan sebagai berikut : 90-95%
kerugian akibat sifat histerisis ban, 2-10% akibat geseran
ban dan jalan, dan hanya 1,5-3,5% akibat tahanan angin.
Faktor Yang Mempengaruhi Hambatan Rolling
1. Pengaruh konstruksi ban, kembangan dan
kecepatan
Hasil eksperimen S. K. Clark dari National Bereau of
Standars, USA, 1971 menunjukkan bahwa ban radial
umumnya mempunyai koefisien hambatan rolling yang
lebih kecil dari ban bias, hal ini lebih terasa pada kecepatan
yang lebih tinggi. Untuk ban yang tanpa kembangan
mempunyai koefisien hambatan rolling yang jauh lebih
kecil dibanding dengan ban yang dengan kembangan.
Hasil eksperimen dari S. K Clark juga menunjukan bahwa
karet sintetis kompound mempunyai koefisien hambatan
roling sedikit lebih tinggi dibanding jika memakai karet
alam.
Gambar pengaruh konstruksi, kembangan dan kecepatan
pada koefisien hambatan rolling
Lanjutan
2. Pengaruh kondisi jalan dan tekanan ban
J. Taborek melakukan studi tentang pengaruh kondisi jalan
dan tekanan ban terhadap koefisien hambatan rolling:
Pengaruh tekanan ban terhadap koefisien hambatan roling
ditentukan oleh kekerasan dari permukaan jalan. Untuk
permukaan jalan yang keras seperti jalan aspal dan beton,
hambatan rollling sedikit menurun dengan naiknya tekanan
ban. Untuk jalan lembek seperti pasir, naiknya tekanan ban
mengakibatkan naiknya koefisien penetrasi ban pada jalan
dan juga mengakibatkan naiknya koefisien hambatan
rolling.
Lanjutan

Gambar pengaruh kondisi jalan dan tekanan ban terhadap


tahanan rolling
Lanjutan
3. Pengaruh temperatur dan kecepatan
Naiknya temperatur udara yang ada di dalam ban,
berakibat pada naiknya tekanan udara di dalam ban.
Dengan naiknya tekanan tersebut maka kekakuan ban naik
yang mana ini dapat menurunkan hambatan rolling.
Dengan naiknya kecepatan kendaraan atau putaran ban
maka akan dapat memperbesar pneumatic trail (jejak ban)
dari ban yang sekaligus dapat meningkatkan hambatan
rolling. Penelitian mengenai pengaruh temperatur udara
dalam ban dan kecepatan kendaraan telah dilakukan oleh
T. French
Lanjutan
4. Pengaruh diameter ban dan kondisi jalan
Diameter ban yang lebih besar pada dasarnya dapat
mengurangi kedalaman penetrasi ban pada jalan.
Berkurangnya penetrasi ini mengakibatkan berkurangnya
hambatan rolling. J.J. Taborek telah melakukan studi
tentang hal tersebut. Bahwa ban dengan diameter lebih
besar mempunyai hambatan rolling yang lebih kecil untuk
semua jenis jalan. Hambatan rolling ban akan lebih kecil
untuk permukaan jalan yang lebih keras, ini berlaku untuk
segala ukuran diameter ban.
Lanjutan
5. Pengaruh gaya longitudinal pada ban
Hasil studi S.K. Clark menyatakan adanya gaya
longitudinal pada ban baik akibat pengereman atau
percepatan akan mengakibatkan naiknya hambatan rolling.
Mencari nilai hambatan rolling
• Dari eksperimen yang dilakukan oleh J.J Taborek
dihasilkan rumusan untuk memprediksi harga koefisien
hambatan rolling

dimana :
fr = koefisien hambatan rolling
fo dan fs = koefisien yang tergantung pada tekanan ban.
V = kecepatan kendaraan (km/jam)
Gambar pengaruh tekanan ban pada fo dan fs
Lanjutan
• Rolling resistance dapat diekspresikan dalam persamaan
berikut :
Rr = fr . (Wt – FL)
Dimana :
Rr = rolling resistance
fr = koefisien rolling resistance
Wt = berat total kendaraan (N)
FL = gaya angkat aerodinamis (N)
Contoh soal
• Data kendaraan dalam kondisi beroperasi:
V = 9,99 km/jam
Cl = 0,15

Wt = 36850 N
Af = 3,65
Tekanan ban : 30 Psi
Hitung nilai rolling resistance?
Penyelesaian
Menghitung koefisien hambatan rolling
Lanjutan
Menghitung gaya angkat
Lanjutan
Menghitung rolling resistance

Rr = fr . (Wt – FL)
= (36850 – 3,65)
=
= 1,7

Anda mungkin juga menyukai