Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN AKUNTANSI KEUANGAN

DENGAN AKUNTANSI PAJAK

Walaupun akuntansi mempunyai pengaruh yang sangat dalam terhadap


doktrin pajak, namun terdapat banyak perbedaan antara akuntansi dan pajak.
Perbedaan ini timbul karena adanya perbedaan antara tujuan pajak dan
tujuan akuntansi.
Tujuan utama akuntansi keuangan adalah untuk menyediakan informasi
yang berguna kepada manajemen, para pemegang saham, para kreditur, dan
pihak-pihak lain yang bekepentingan dalam rangka membuat keputusan
ekonomi. Tanggung jawab utama akuntan adalah melindungi pihak-pihak yang
berkepentingan tersebut agar tidak mendapatkan informasi yang
menyesatkan . Aturan permainan yang menjadi landasan akuntansi keuangan
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum ( generally accepted
accounting principles ) .Sebaliknya akuntansi pajak dimaksudkan untuk
menyajikan informasi perpajakan kepada administrasi pajak yang
penampilannya ( metode, prosedur, dan teknik pembukuan ) sangat
dipengaruhi oleh hukum pajak. Akuntansi pajak tidak dapat dipisahkan dari
tujuan utama sistem pajak itu sendiri yaitu pemungutan pajak secara adil.
Tujuan utama instansi perpajakan adalah melindungi kepentingan masyarakat
wajib pajak. Walaupun terdapat perbedaan antara akuntansi dan pajak,
namun terdapat persamaan antara akuntansi pajak dan akuntansi keuangan
tentang kapitalisasi, realisasi, penyusutan, persediaan, utang piutang, metode
kas dan akrual.
Mengenai konsep kapitalisasi hubungan antara akuntansi keuangan dan
akuntansi pajak cukup jelas, misalnya pembelian aset adalah pengeluaran
modal ( capital expenditure ) bagi keduanya bukan merupakan beban atau
pengeluaran pengurang penghasilan ( revenue expenditure) . Prinsip
kapitalisasi diperoleh dari pemikiran bahwa neraca menggambarkan
kekayaan neto yaitu aset dikurangi liabilitas. Prinsip kapitalisasi juga diperoleh
dari prinsip akuntansi menandingkan ( matching principle of accounting )
yaitu menandingkan penghasilan dengan pengeluaran yang mendatangkan
penghasilan tersebut.
Dengan demikian aset yang disewakan tidak boleh didebet ke akun
beban, karena pengeluaran untuk pembelian aset tersebutlah yang
menciptakan penghasilan sewa yang akan diterima pada masa yang akan
datang. Berdasarkan pemikiran “ penandingan “ maka penyusutan adalah
alokasi harga pembelian aset tetap terhadap penghasilan yang akan diterima
pada masa mendatang dengan cara mendebitnya ke akun beban penyusutan.
Prinsip kapitalisasi juga sejalan dengan teori finansial yang menyatakan bahwa
investasi yang memiliki kapasitas mendatangkan penghasilan di masa
mendatang tidak selayaknya dibebankan pada masa sekarang. Dari segi
perpajakan, kapitalisasi dapat diterima berdasarkan “kemampuan membayar”
( ability to pay ) yang menyatakan bahwa pengeluaran modal tidak
mengurangi kekayaan wajib pajak tetapi hanya mengalami perubahan bentuk
saja.
Mengenai konsep realisasi terdapat persamaan dan perbedaan antara
akuntansi keuangan dan akuntansi pajak. Baik akuntansi keuangan maupun
akuntansi pajak sama-sama menerima biaya historis untuk aset, namun
akuntansi pajak tidak sepenuhnya dapat menerima prinsip konservatisme
yang dianut dalam akuntansi keuangan. Misalnya kerugian yang diperkirakan
timbul dari piutang tak tertagih, oleh akuntansi keuangan telah diakui
walaupun belum ada realisasinya, sedangkan akuntansi pajak baru mengakui
adanya kerugian jika sudah ada realisasinya dalam arti piutang tersebut
benar-benar sudah tidak dapat lagi ditagih.
Tujuan penyusutan dalam akuntansi keuangan adalah untuk
menandingkan pengeluaran modal dengan penghasilan yang didatangkan
pengeluaran tersebut. Penyusutan dalam perpajakan, selain untuk tujuan itu
dapat juga dimaksudkan untuk kebijakan ekonomi tertentu misalnya
penghapusan dipercepat ( accelerated depreciation ) untuk merangsang
investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31A ayat (1) huruf b UU PPh.
Mengenai persediaan, tujuan akuntansi keuangan dan akuntansi pajak
adalah untuk menandingkan secara rasional harga pokok barang dengan hasil
penjualannya ( hubungan kausalitas ).Karena dalam praktik sulit untuk
mengikuti arus barang satu demi satu , maka digunakan arus biaya, meskipun
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan tidak mengikuti
sepenuhnya praktik akuntansi keuangan karena alasan tertentu seperti
misalnya penilaian persediaan berdasarkan masuk terakhir keluar pertama (
last in first out ) .
Catatan: IFRS melarang penggunaan metodeLIFO untuk tujuan pelaporan
keuangan karena metode LIFO tidak mereprentasikan secara andal arus
persediaan yang sebenarnya.
Perlakuan akuntansi pajak dan akuntansi keuangan terhadap utang piutang
adalah sama yaitu tidak ada perubahan kekayaan neto ( net worth), akan
tetapi atas piutang yang diragukan kolektibilitasnya, perlakuan pajak dapat
berbeda dari perlakuan akuntansi karena alasan tertentu.
Basis /stelsel kas ( cash basis ) dan basis/stelsel akrual ( accrual basis )
berkaitan dengan saat pengakuan penghasilan dan pengurangan (
deductions ). Pada umumnya akuntansi keuangan menggunakan basis akrual
dalam pengakuan penghasilan dan beban, sedangkan akuntansi pajak selain
menggunakan basis akrual dapat juga menggunakan basis kas walaupun
penggunaannya sangat terbatas ( lihat memori penjelasan Pasal 28 ayat (5)
UU KUP).
Selain persamaan terdapat juga perbedaan antara akuntansi keuangan dan
akuntansi pajak karena adanya perbedaan antara tujuan pajak dan tujuan
akuntansi. Perbedaan itu tersebut timbul menurut Silvia A. Madeo dkk
karena :
(a) Ketersediaan dana untuk membayar (wherewithal to pay).
Atas penjualan angsuran tertentu, wajib pajak menangguhkan pengakuan
penghasilan terutama karena sebelum menerima angsuran pembayaran
kemungkinan besar wajib pajak tidak tersedia dana untuk membayar
pajak.
(b) Kepastian (certainty)
Akuntansi keuangan dapat menggunakan taksiran dalam rangka
mencapai tujuan penandingan seperti halnya untuk jaminan purna jual
dan beban piutang tak tertagih. Karena taksiran itu menimbulkan ketidak
pastian, ketentuan peraturan perundang-undangan pajak jarang
memperkenankan taksiran dan memperbolehkan beban dapat
dikurangkan jika telah dibayar atau jika utang dapat dihitung tepat secara
matematis dan telah ada kepastian hukum.
(c) Kemudahan administrasi ( administrative convenience ).
Kriteria kepastian dan larangan penggunaan taksiran akan
mempermudah administrasi pajak karena Kantor Pelayan Pajak tidak
perlu untuk memeriksa jumlah taksiran biaya.
(d) Mempengaruhi perilaku sosial dan ekonomi ( influencing social and
economic behavior).
Undang-Undang Pajak Penghasilan memberikan bebagai macam insentif
untuk mendorong investasi seperti misalnya penghapusan dipercepat

Perbedaan penghasilan antara akuntansi keuangan dan akuntansi pajak


pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi perbedaan permanen (
permanent differences) dan perbedaan waktu atau temporer (timing or
temporary differences). Perbedaan permanen adalah perbedaan antara
penghasilan fiskal dan penghasilan akuntansi yang timbul karena
administrasi pajak menghitung penghasilan fiskal berbeda dari penghasilan
akuntansi tanpa koreksi di kemudian hari. Hal ini mengakibatkan adanya
perbedaan total penghasilan selama masa hidup perusahaan yang dihitung
menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan
menurut standar akuntansi keuangan.

Contoh.
Pemberian dalam bentuk natura berupa pengobatan karyawan ke
dokter atau rumah sakit yang ditunjuk perusahaan menurut Pasal 9 ayat (1)
huruf e UU PPh tidak boleh dikurangkan dalam menentukan besarnya
Penghasilan Kena Pajak, sedangkan menurut akuntansi komersial boleh
dikurangkan. Akibat adanya perbedaan perlakuan tersebut, maka laba fiskal
akan berbeda dengan laba komersial sepanjang hidup perusahaan.

Perbedaan waktu atau temporer adalah perbedaan antara penghasilan


akuntansi dan penghasilan pajak yang timbul karena administrasi pajak
menghitung penghasilan pajak berbeda dari penghasilan akuntansi menurut
standar akuntansi keuangan, namun perbedaan tersebut akan terkoreksi
secara otomatis di kemudian hari.
Contoh:
Aset tetap seharga Rp 600.000 disusutkan perusahaan selama 3 tahun
dengan metode garis lurus sedangkan untuk kepentingan pajak disusutkan
selama 4 tahun dengan metode garis lurus
Ak |-----------|-----------|------------|------------------ 600.000
200.000 200.000 200.000
Fsk |-----------|-----------|------------|--------------|--- 600.000
150.000 150.000 150.000 150.000
Perbedaan 50.000 50.000 50.000 (150.000) 0

Pada umumnya selain akuntansi pajak, dalam perusahaan sudah terdapat


akuntansi keuangan yang merupakan praktik akuntansi yang dilaksanakan
setiap hari dan bahkan dapat mengesampingkan akuntansi pajak. Hubungan
antara akuntansi keuangan dan akuntansi pajak di masing-masing negara
berbeda-beda tergantung pada ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan di negara yang bersangkutan. Berdasarkan laporan kelompok
kerja dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
pendekatan akuntansi keuangan dan akuntansi pajak dapat dikelompokkan
dalam 3 kelompok :
a. Pendekatan pertama, praktik akuntansi sangat dipengaruhi atau
didominasi oleh ketentuan pajak. Meskipun laporan keuangan disusun
berdasarkan prinsip akuntansi, namun sangat dipengaruhi atau diwarnai
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Perusahaan
harus menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan tanpa toleransi sedikitpun
dengan akuntansi keuangan sebagai produk praktik komersial. Dengan
demikian akuntansi pajak merupakan kesatuan yang otonom, terpisah
seluruhnya atau sebagian dari akuntansi keuangan, yang berarti akan
terdapat dua perangkat pembukuan dalam perusahaan, yaitu satu
perangkat untuk penyelenggaraan akuntansi pajak dan perangkat lainnya
untuk akuntansi keuangan. Pendekatan ini dianut di Norwegia.
b. Pendekatan kedua, laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi tanpa dipengaruhi ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Jadi terdapat dua ketentuan, yaitu ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan dan ketentuan akuntansi
yang berjalan secara independen dan pada hakikatnya tidak saling
mempengaruhi. Jadi perusahaan bebas mencatat transaksinya sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi dan jika terdapat ketidaksesuaian
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, wajib
pajak akan menyelenggarakan pencatatan dalam pembukuannya atas
perbedaan tersebut dan membuat rekonsiliasi antara penghasilan
akuntansi dan penghasilan pajak. Jadi laporan keuangan fiskal disusun
terpisah dari atau di luar praktik akuntansi keuangan dan merupakan
produk tambahan ( by product ) dari akuntansi komersial. Pendekatan ini
dianut di Denmark, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat.
c. Pendekatan ketiga, ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan merupakan sisipan dari standar akuntansi keuangan yang
disebut sebagai konsep “common basis” yang menyatakan bahwa pada
umumnya ketentuan akuntansi pajak mengikuti akuntansi keuangan
karena prinsip akuntansi keuangan telah dirumuskan dalam bentuk
undang-undang. Pendekatan ini dianut di Jerman.
Meskipun pendekatan yang diuraikan di atas adalah pendekatan yang
terdapat di negara-negara yang tergabung dalam OECD, tetapi pendekatan
yang dianut di Indonesia dapat dikelompokkan dalam pendekatan kedua.

Anda mungkin juga menyukai