Anda di halaman 1dari 10

Bab 16

Pengendalian
Pengertian Pengendalian
• Pengendalian (controlling): proses monitoring terhadap berbagai
aktivitas yang dilakukan sumber daya organisasi untuk
memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan tersebut akan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan tindakan koreksi dapat
dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi
(Robbins dan Coulter, 2003:496).

• Sistem Pengendalian (control system): seperangkat instrumen


yang terdiri dari penetapan tujuan secara formal, pemantauan
kinerja, evaluasi kinerja, dan sistem pemberian umpan balik yang
akan memberikan berbagai informasi kepada para manajer
mengenai apakah strategi dan struktur organisasi yang saat ini ada
dapat berjalan secara efektif dan efisien (Lorange et. Al., 1986).
Proses Pengendalian (Robbins dan Coulter, 2003)
• Penetapan Tujuan (Goal Setting)
– Tujuan perusahaan
– Strategi untuk mencapainya
– Anggaran (budget) untuk mencapai tujuan

• Pengukuran (Measuring)
– Apa yang diukur (objek pengukuran)
• Kesalahan kriteria pengukuran akan mengakibatkan
kekeliruan dalam proses pengukuran
• Kejelasan kriteria pengukuran akan memotivasi karyawan
untuk berusaha melewati kriteria yang ditetapkan
– Bagaimana pengukuran dilakukan (metode pengukuran)
• Membandingkan (Comparing)
– Membandingkan kinerja aktual (actual performance) dengan
standar kinerja dan berbagai tujuan yang telah ditetapkan.
– Ketidakmampuan SDM perusahaan untuk memenuhi kinerja
standar dipengaruhi oleh:
1. Standar yang terlalu tinggi
2. Kualitas SDM masih kurang baik: butuh pelatihan/pengadaan
karyawan baru
3. Perusahaan tidak memberikan kompensasi yang memadai

• Tindakan Managerial (Managerial Action)


– Evaluasi terhadap kinerja yang dicapai organisasi secara
keseluruhan maupun pencapaian kinerja individu.
– Tiga opsi tindakan manajerial:
1. Tindakan perbaikan (corrective action)
2. Revisi standar (revise standard)
3. Tidak melakukan apa-apa (do nothing)
Jenis-Jenis Pengendalian (Jones dan George, 2007)
• Feedforward control
– Memungkinkan manajer melakukan antisipasi terhadap masalah sebelum masalah itu
timbul.
– Berada pada tahapan input (input stage) dari suatu proses produksi.

• Concurrent control
– Dilakukan selama proses produksi (conversion stage) berlangsung.
– Akan memberikan umpan balik (feedback) yang cepat mengenai tingkat efisiensi
penggunaan input yang diubah menjadi output sehingga para manajer dapat segera
melakukan tindakan perbaikan terhadap masalah yang timbul.
– Diharapkan dapat mengarahkan para pekerja agar secara terus-menerus melakukan
pemantauan terhadap kualitas produk di setiap tahapan proses produksi.

• Feedback control
– Bertujuan memperoleh informasi mengenai reaksi para konsumen setelah mereka
menggunakan produk perusahaan.
Objek Pengendalian (Jones dan George, 2007)
• Pengendalian Output (Output Control)
– Pengukuran kinerja keuangan melalui profitability ratio, liquidity ratio,
leverage ratio, activity ratio, market ratio yang dapat dihitung dengan
menggunakan bahan-bahan perhitungan yang ada di laporan keuangan
perusahaan, yakni neraca (balance sheet) dan laporan laba rugi (income
statement).

• Profitability Ratio: seberapa baik manajer perusahaan menggunakan sumber


daya perusahaan untuk menghasilkan laba.
Return on investment = net profit before taxes : total assets

• Liquidity Ratio: sejauh mana perusahaan memiliki aktiva lancaryang dapat


digunakan untuk menutupi aktiva jangka pendek yang akan jatuh tempo.
Current ratio = current assets : current liabilities
Quick ratio = (current assets – inventory) : current liabilities
• Leverage Ratio: seberapa besar hutang yang digunakan
oleh perusahaan untuk mendanai total asset; di dalamnya
mengandung risiko sekaligus kemungkinan peningkatan
return yang akan diperoleh perusahaan melalui
penggunaan hutang (Gitman, 2006:62).
Debt ratio = total liabilities : total assets
Times interest earned ratio = earning before interest and taxes : interest

• Activity Ratio: seberapa cepat berbagai rekening yang ada


dalam neraca, terutama yang berbentuk rekening lancar
(current accounts), dapat berubah menjadi penjualan atau
kas; rekening lancar yang dimaksud mencakup persediaan
(inventory), piutang (accounts receivable), dan utang lancar
(accounts payable) (Gitman, 2006).
Inventory turnover = cost of goods sold : inventory
Average collection period = account receivable : average sales per day
•   • Market Ratio: dihitung dengan menghubungkan nilai pasar
perusahaan yang tercermin dari harga jual saham perusahaan di
pasar saat ini dengan nilai-nilai akunting tertentu; memberi
gambaran seberapa baik investor di pasar modal menilai kinerja
dan risiko perusahaan saat ini.

— Penetapan Tujuan Perusahaan: tujuan korporasi yang ingin dicapai


akan dijabarkan menjadi tujuan masing-masing divisi/unit bisnis,
sedangkan tujuan dari masing-masing unit bisnis selanjutnya akan
dijabarkan lagi menjadi tujuan masing-masing bidang fungsional
organisasi.

— Penetapan Budget Operasi (Operating Budget): menggambarkan


rencana alokasi sumber daya organisasi untuk mendukung berbagai
kegiatan yang akan dilakukan perusahaan dalam rangka mencapai
tujuan organisasi secara efisien.
• Pengendalian Perilaku (Behavioral Control)
– Manajer tidak cukup hanya membuat struktur organisasi dan membagi
pekerjaan kepada para bawahan sesuai dengan uraian jabatan dan
persyaratan jabatan yang dimiliki, tetapi manajer juga harus
mengendalikan pekerjaan yang dilakukan oleh stafnya dengan melakukan
pengawasan secara langsung.
– Dapat menggunakan pendekatan pengendalian secara birokratik
(bureucratic control) dengan menerapkan aturan dan standar pelaksanaan
operasi (standard operating procedure/SOP).

• Pengendalian Budaya Perusahaan (Organizational Culture


Control)
– Budaya perusahaan merupakan nilai, kepercayaan, norma, dan ekspektasi
yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi yang akan memengaruhi
bagaimana anggota organisasi berhubungan satu dengan yang lainnya
serta mendorong anggota organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
– Budaya perusahaan yang diperlukan adalah budaya perusahaan yang
adaptif.
Kriteria Pengendalian Efektif (Goodman dan Fandt, 2004)
1. Sistem pengendalian harus berhubungan dengan strategi perusahaan
sehingga sistem pengendalian tersebut memiliki fleksibilitas yang cukup untuk
dapat mengukur perubahan kinerja standar seiring dengan perubahan strategi.

2. Memaksimalkan seluruh langkah di dalam proses pengendalian agar dapat


diterapkan secara efektif.

3. Mengandung ukuran yang objektif dan subjektif.

4. Memiliki kerangka waktu feedback yang jelas agar pihak manajemen dapat
mengambil tindakan manajerial segera setelah terjadinya penyimpangan
untuk dapat segera dikoreksi sehingga tidak terjadi kesalahan yang lebih fatal.

5. Dapat diterima oleh para pekerja karena standar kinerja digunakan untuk
dapat memotivasi pekerja untuk memberikan kemampuan terbaiknya.

Anda mungkin juga menyukai