1. Tujuan
Praktek ini bertujuan agar Praktikan mampu:
a. Membuat rangkaian penguat inverting, non-inverting, integrating (summing) dan
differentiating
b. Menentukan faktor penguat masing-masing rangkaian
c. Membedakan fungsi masing-masing rangkaian
2. Dasar Teori
Operational Amplifier disingkat dengan Op-Amp merupakan penguat sinyal
dengan impedansi input yang besar dan impedansi output kecil, rangkaian penguat ini
kini telah diproduksi dalam bentuk IC, dengan bentuk dan simbol seperti tampak pada
Gambar 1.
+15V
2
7
+ 4
3
-15V
3. Daftar Peralatan
4. Prosedur Percobaan
a. Penguat Inverting
1. Buatlah rangkaian penguat inverting (Gambar 3) dengan nilai Rf, R1 dan R2 sesuai
dengan penguatan yang diinginkan.
2. On-kan sumber tegangan DC dan aturlah potensiometer, sehingga diperoleh nilai
tegangan input (Vi) seperti pada Tabel 1. Ukur tegangan outputnya (Vo) dan catat
hasil pengukurannya pada Tabel 1.
Tabel 1 Rangkaian Penguat Inverting (1) Tabel 2 Rangkaian Penguat Inverting (2)
Rf = ...... Ω R1 = ...... Ω R2 = ...... Ω Rf = ...... Ω R1 = ...... Ω R2 = ...... Ω
Vi (V) Vo (V) Av (Vo/Vi) Vi (V) Vo (V) Av
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
2
7
6
R2
+ 4
3
R1 -15V
1. Buatlah rangkaian penguat non-inverting (Gambar 4) dengan nilai Rf, R1 dan R2 sesuai
dengan penguatan yang diinginkan.
2. Aturlah potensiometer, sehingga diperoleh nilai tegangan input (Vi) seperti pada Tabel
4 dan ukur tegangan outputnya (Vo) lalu catat pada Tabel 4.
3. Hitung nilai penguatan Av.
4. Gantilah sumber tegangan pada potensiometer yang semula adalah sumber tegangan
positif (+15V) menjadi sumber tegangan negatif (-15V).
5. Kemudian lakukan pengukuran seperti pada langkah nomor 2 dan nomor 3. Catat
hasil pengukuran dan perhitungan pada Tabel 5.
R3
RF
+15V
R2
2
7
R1 6
+ 4
3
R4 -15V
-15V
1. Buatlah rangkaian penguat integrating (Gambar 5) dengan nilai R1=R2=R3 dan Rf=R4,
dengan sumber tegangan positif (+15V) pada potensiometer 1 dan 3 (V1 dan V3),
serta sumber tegangan negatif (-15V) pada potensiometer 2 (V2).
2. Atur potensiometer 2 dan 3 hingga diperoleh nilai V2 dan V3 sesuai ketentuan, dan
biarkan V2 dan V3 pada nilai tersebut.
3. Kemudian lakukan pengaturan potensiometer 1 (V1) seperti pada Tabel 5 lalu catat
hasil pengukuran dan perhitungan pada Tabel 6.
4. Atur potensiometer 1 dan 3 hingga diperoleh nilai V1 dan V3 sesuai ketentuan, dan
biarkan V1 dan V3 pada nilai tersebut.
5. Kemudian lakukan pengaturan potensiometer 2 (V2) seperti pada Tabel 7 lalu catat
hasil pengukuran dan perhitungan pada Tabel 7.
6. Atur potensiometer 1 dan 2 hingga diperoleh nilai V1 dan V2 sesuai ketentuan, dan
biarkan V1 dan V2 pada nilai tersebut.
7. Kemudian lakukan pengaturan potensiometer 3 (V3) seperti pada Tabel 8 lalu catat
hasil pengukuran dan perhitungan pada Tabel 8.
d. Penguat Differentiating
+15V
RF
+15V
2
7
+15V
R1 6
+ 4
3
R2 R3
-15V
1. Buatlah rangkaian penguat differentiating (Gambar 6) dengan nilai R1=R2, Rf=R3, dan
sumber tegangan positif pada potensiometer 1 dan 2 (V1 dan V2).
2. Atur potensiometer 2 hingga diperoleh nilai V2 sesuai ketentuan, dan biarkan V2 pada
nilai tersebut.
3. Kemudian lakukan pengaturan potensiometer 1 (V1) seperti pada Tabel 9 lalu catat
hasil pengukuran dan perhitungan pada Tabel 9.
4. Atur potensiometer 1 hingga diperoleh nilai V1 sesuai ketentuan, dan biarkan V1 pada
nilai tersebut.
5. Kemudian lakukan pengaturan potensiometer 2 (V2) seperti pada Tabel 10 lalu catat
hasil pengukuran dan perhitungan pada Tabel 10.
*Catatan:
Pemasangan sumber tegangan DC dan Voltmeter untuk Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar
6 mengacu pada Gambar 3.
PERCOBAAN 2
Tegangan AC Satu Fasa Setengah Terkendali dengan SCR dan Dioda
Pengontrol tegangan AC dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu pengontrol satu fasa dan
pengontrol tiga fasa. Tiap jenis dapat dibagi lagi menjadi semi terkontrol (Setengah
Terkendali) dan terkontrol penuh (Terkendali Penuh). Ada bermacam konfigurasi dari
pengontrol tiga fasa tergantung pada hubungan saklar thyristor [3].
Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan SCR adalah dioda yang memiliki
fungsi sebagai pengendali. Berbeda dengan dioda pada umumnya yang hanya mempunyai 2
kaki terminal, SCR adalah dioda yang memiliki 3 kaki Terminal. Kaki Terminal ke-3 pada
SCR tersebut dinamai dengan Terminal “Gate” atau “Gerbang” yang berfungsi sebagai
pengendali (Control), sedangkan kaki lainnya sama seperti dioda pada umumnya yaitu
Terminal “Anoda” dan Terminal “Katoda”. SCR merupakan salah satu dari
anggota kelompok komponen Thyristor [4].
Berikut ini adalah Diagram fisik dan Simbol dari SCR (Silicon Controlled Rectifier) :
Bentuk gelombang tegangan dan sinyal trigger untuk rangkaian pengontrol tegangan AC satu
fasa ditunjukkan pada Gambar 1.2 [1].
Gambar 2 Gelombang tegangan dan sinyal trigger setengah pengendali tegangan AC satu fasa
Dioda (diode) yaitu komponen elektronika aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan
punya fungsi buat menghantarkan arus listrik ke satu arah, tapi menghambat arus listrik dari
arah sebaliknya. Prinsip kerja dari anode berdasarkan teknologi pertemuan positif dan
negative semikonduktor. Jadi, anode bisa menghantarkan arus litrik dari anoda menuju
katoda, tapi kalo sebaliknya katoda ke anoda.
1 Control unit
1 Set Point potensiometer
Instrumen pengukur:
1 Osiloscope dual channel 575 21
Kelengkapan yang lain
1 Papan percobaan 726 50
2 Probe 250 MHz, 1:1/ 10:1 575 231
3 set plug penghubung 501 48
1 set kabel penghubung 1.mm
Gambar 4 Diagram rangkaian pengendali tegangan AC satu fasa dengan SCR dan dioda
Prosedur Percobaan
a. Buatlah rangkaian daya seperti pada Gambar 4 dan rangkaian kontrol seperti pada
Gambar 5, untuk mengatur tegangan AC satu fasa pada beban resistif (lampu pijar).
b. On-kan sumber tegangan 110V dan operasikan osiloskop, aturlah agar kedua garis
(CH1 dan CH2) berada pada posisi nol.
c. Setting osloskop sebagai berikut:
Pilih time sebesar 5ms, tekan CH1 dan pilih current (sebagai pengukur arus) dengan
setting probe x1, lalu tekan CH2 dan pilih voltage (sebagai pengukur tegangan)
dengan setting probe x10. Pasangkan flashdisk (4-16GB) pada osloskop untuk
menyimpan gambar hasil pengaturan tegangan AC satu fasa.
d. On-kan sumber tegangan 3 fasa, lalu on-kan sumber tegangan 220V.
e. Atur potensiometer untuk memperoleh sudut penyulutan SCR ( ) = 0o
f. Simpanlah gambar yang diperoleh dengan menekan tombol save pada osiloskop
g. Lakukan seperti langkah e dan f untuk sudut penyulutan SCR: 30o, 45o, 60o, 75o, 90o,
105o, 120o, 135o, 150o, 165o dan 180o
h. Off-kan sumber tegangan 3 fasa, lalu off-kan sumber tegangan 220V, osiloskop
biarkan tetap menyala
i. Gantilah beban resistif (lampu pijar) dengan beban induktif pada Gambar 1.6b (seri
dua buah ballast)
j. Lalu lakukan seperti pada langkah d-h
k. Gantilah beban induktif dengan beban RL (atau motor satu fasa) seperti pada Gambar
6b
l. Lalu lakukan seperti pada langkah d-h
dengan Induktor
1. Beri contoh hasil perhitungan tegangan beban dan arus beban berdasarkan besar sudut
Penyulutan SCR.
2. Hitung Tegangan beban dan arus beban besar sudut penyulutan SCR, dan masukkan hasil
perhitungan ke dalam Tabel 1.
3. Bagaimana pengaruh sudut penyulutan terhadap tegangan dan arus pada berbagai jenis
beban ( R, L, dan RL) ?
R L RL R L RL
30o
45o
60o
75o
90o
105o
120o
135o
150o
165o
180o
1.7 Analisis
Berilah analisis dari hasil percobaan di atas!
1.8 Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut
Pengontrol tegangan AC dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu pengontrol satu fasa dan
pengontrol tiga fasa. Tiap jenis dapat dibagi lagi menjadi semi terkontrol (Setengah
Terkendali) menggunakan SCR dan diode dan terkontrol penuh (Terkendali Penuh)
menggunakan SCR dan TRIAC. Ada bermacam konfigurasi dari pengontrol tiga fasa
tergantung pada hubungan saklar thyristor [3].
Silicon Controlled Rectifier atau sering disingkat dengan SCR adalah dioda yang memiliki
fungsi sebagai pengendali. Berbeda dengan dioda pada umumnya yang hanya mempunyai 2
kaki terminal, SCR adalah dioda yang memiliki 3 kaki Terminal. Kaki Terminal ke-3 pada
SCR tersebut dinamai dengan Terminal “Gate” atau “Gerbang” yang berfungsi sebagai
pengendali (Control), sedangkan kaki lainnya sama seperti dioda pada umumnya yaitu
Terminal “Anoda” dan Terminal “Katoda”. SCR merupakan salah satu dari
anggota kelompok komponen Thyristor [4].
Berikut ini adalah Diagram fisik dan Simbol dari SCR (Silicon Controlled Rectifier) :
Bentuk gelombang tegangan dan sinyal trigger untuk rangkaian pengontrol tegangan AC satu
fasa ditunjukkan pada Gambar 1.2 [1].
Peralatan Cat. No
Komponen rangkaian :
1 Transformer 726 80 735
1 Fuse (tipe cepat) 18735
2 Thyristor 72686
1 Beban R, L, C 73512
1 Power supply unit +/- 15 73402
1 Control unit
1 Set Point potensiometer
Instrumen pengukur:
1 Osiloscope dual channel 575 21
Gambar 3 Rangkaian daya tegangan AC satu phasa terkendali penuh dengan SCR
Gambar 4 Rangkaian kontrol tegangan AC satu phasa terkendali penuh dengan SCR
Gambar 5 Variasi beban daya tegangan AC satu phasa terkendali penuh dengan SCR
Prosedur Percobaan
a. Buatlah rangkaian daya seperti pada Gambar 3 dan rangkaian kontrol seperti pada
Gambar 4, untuk mengatur tegangan AC satu fasa pada beban resistif (lampu pijar).
b. On-kan sumber tegangan 110V dan operasikan osiloskop, aturlah agar kedua garis
(CH1 dan CH2) berada pada posisi nol.
1. Lampirkan gambar dari osiloskop gelombang tegangan AC saat dibebani Resistor pada
sudut penyulutan: 30o, 45o, 60o, 75o, 90o, 105o, 120o, 135o, 150o, 165o dan 180o
2. Lampirkan gambar dari osiloskop gelombang tegangan AC saat dibebani Induktor pada
sudut penyulutan: 30o, 45o, 60o, 75o, 90o, 105o, 120o, 135o, 150o, 165o dan 180o
3.Lampirkan gambar dari osiloskop gelombang tegangan AC saat dibebani Resistor seri
dengan Induktor pada sudut penyulutan 30o, 45o, 60o, 75o, 90o, 105o, 120o, 135o, 150o, 165o
dan 180o
1. Beri contoh hasil perhitungan tegangan beban dan arus beban berdasarkan besar sudut
Penyulutan SCR.
2. Hitung Tegangan beban dan arus beban berdasarkan sudut penyulutan SCR, dan masukkan
hasil perhitungan ke dalam Tabel 1.
3. Bagaimana pengaruh sudut penyulutan terhadap tegangan dan arus pada berbagai jenis
beban ( R, L, dan RL) ?
R L RL R L RL
30o
45o
60o
75o
90o
105o
120o
135o
150o
165o
180o
1.7 Analisis
Berilah analisis dari hasil percobaan di atas!
1.8 Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut
Pengontrol tegangan AC dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu pengontrol satu fasa dan
pengontrol tiga fasa. Tiap jenis dapat dibagi lagi menjadi semi terkontrol (Setengah
Terkendali) menggunakan SCR dan diode dan terkontrol penuh (Terkendali Penuh)
menggunakan SCR dan TRIAC. TRIAC merupakan suatu perangkat semi konduktor yang
dapat difungsikan untuk mengalirkan arus dalam dua arah, dan perangkat ini digambarkan
dengan simbol dan karakteristik tegangan maupun arus. TRIAC merupakan gabungan dua
buah SCR yang dipasang secara anti parallel (Gambar 1).
I
+ ak
A1
-Vak +Vak
Ig1
V bo
V bo Ig2 Ig3
-Iak
Bentuk gelombang tegangan dan sinyal trigger untuk rangkaian pengontrol tegangan AC satu
fasa ditunjukkan pada Gambar 2 [1].
Peralatan Cat. No
Komponen rangkaian :
1 Transformer 726 80 735
1 Fuse (tipe cepat) 18735
1 TRIAC 72687
1 Beban R, RL 73512
1 Power supply unit +/- 15 73402
1 Control unit satu fasa
1 Set Point potensiometer
Instrumen pengukur:
1 Osiloscope dual channel 575 21
Gambar 4 Rangkaian kontrol tegangan AC satu fasa terkendali penuh dengan TRIAC
Gambar 5 Variasi beban daya tegangan AC satu fasa terkendali penuh dengan TRIAC
Prosedur Percobaan
a. Buatlah rangkaian daya seperti pada Gambar 3 dan rangkaian kontrol seperti pada
Gambar 4, untuk mengatur tegangan AC satu fasa pada beban resistif (lampu pijar).
b. On-kan sumber tegangan 110V dan operasikan osiloskop, aturlah agar kedua garis
(CH1 dan CH2) berada pada posisi nol.
c. Setting osloskop sebagai berikut:
Pilih time sebesar 5ms, tekan CH1 dan pilih current (sebagai pengukur arus) dengan
setting probe x1, lalu tekan CH2 dan pilih voltage (sebagai pengukur tegangan)
1. Lampirkan gambar dari osiloskop gelombang tegangan AC saat dibebani lampu pada sudut
penyulutan: 30o, 45o, 60o, 75o, 90o, 105o, 120o, 135o, 150o, 165o dan 180o
2. Lampirkan gambar dari osiloskop gelombang tegangan AC saat dibebani induktor pada
sudut penyulutan: 30o, 45o, 60o, 75o, 90o, 105o, 120o, 135o, 150o, 165o dan 180o
3.Lampirkan gambar dari osiloskop gelombang tegangan AC saat dibebani resistor seri
dengan induktor pada sudut penyulutan 30o, 45o, 60o, 75o, 90o, 105o, 120o, 135o, 150o, 165o
dan 180o
1. Beri contoh hasil perhitungan tegangan beban dan arus beban berdasarkan besar sudut
Penyulutan TRIAC.
2. Hitung Tegangan beban dan arus beban berdasarkan sudut penyulutan TRIAC, dan
masukkan hasil perhitungan ke dalam Tabel 1.
3. Bagaimana pengaruh sudut penyulutan terhadap tegangan dan arus pada berbagai jenis
beban ( R, L, dan RL) ?
R L RL R L RL
30o
45o
60o
75o
90o
105o
120o
135o
150o
165o
180o
1.7 Analisis
Berilah analisis dari hasil percobaan di atas!
1.8 Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut
Peralatan Cat. No
Komponen rangkaian :
1 Transformer 726 80 735
1 Fuse (tipe cepat) 18735
3 Dioda silicon 735 0 3735
3 Thyristor 72686
1 Beban R, RL 73512
1 Motor induksi tiga fasa
1 Power supply unit +/- 15 73402
1 Control unit tiga fasa
1 Set Point potensiometer
Instrumen pengukur:
1 Osiloscope dual channel 575 21
Gambar 4. Rangkaian kontrol Tegangan AC Tiga fasa Setengah Terkendali dengan SCR dan
Dioda
Gambar 5. Rangkaian Daya Tegangan AC Tiga fasa Setengah Terkendali dengan SCR dan
Dioda dengan beban lampu pijar
Gambar 6. Rangkaian Daya Tegangan AC Tiga fasa Setengah Terkendali dengan SCR dan
Dioda dengan beban motor induksi tiga fasa
Prosedur Percobaan
a. Buatlah rangkaian kontrol seperti pada Gambar 4 dan rangkaian daya seperti pada
Gambar 5, untuk mengatur tegangan AC tiga fasa pada beban resistif (lampu pijar).
b. On-kan sumber tegangan 110V dan operasikan osiloskop, aturlah agar kedua garis
(CH1 dan CH2) berada pada posisi nol.
c. Setting osloskop sebagai berikut:
Pilih time sebesar 5ms, tekan CH1 dan pilih Voltage (sebagai pengukur tegangan fasa
R) dengan setting probe x10, lalu tekan CH2 dan pilih voltage (sebagai pengukur
tegangan fasa T) dengan setting probe x10. Pasangkan flashdisk (4-16GB) pada
osloskop untuk menyimpan gambar hasil pengaturan tegangan AC tiga fasa.
d. On-kan sumber tegangan 3 fasa, lalu on-kan sumber tegangan 220V.
e. Atur potensiometer untuk memperoleh sudut penyulutan SCR ( ) = 0o
f. Simpanlah gambar yang diperoleh dengan menekan tombol save pada osiloskop
g. Lakukan seperti langkah e dan f untuk sudut penyulutan SCR:
30o, 45o, 60o, 75o, 90o, 105o, 120o, 135o, 150o, 165o dan 180o
h. Off-kan sumber tegangan 3 fasa, lalu off-kan sumber tegangan 220V, osiloskop
biarkan tetap menyala
i. Gantilah beban resistif (lampu pijar) dengan beban induktif seperti pada Gambar 6
(motor induksi tiga fasa)
j. Lalu lakukan seperti pada langkah d-h
1.5 Data Percobaan
1. Lampirkan gambar dari osiloskop gelombang tegangan AC saat dibebani Resistor pada
sudut penyulutan 30o, 45o, 60o, 75o, 90o, 105o, 120o, 135o, 150o, 165o dan 180o
2. Lampirkan gambar dari osiloskop gelombang tegangan AC saat dibebani motor pada sudut
penyulutan 30o, 45o, 60o, 75o, 90o, 105o, 120o, 135o, 150o, 165o dan 180o
1. Beri contoh hasil perhitungan tegangan beban dan arus beban berdasarkan besar sudut
Penyulutan SCR.
2. Hitung Tegangan beban dan arus beban besar sudut penyulutan SCR, dan masukkan hasil
perhitungan ke dalam Tabel 1.
3. Bagaimana pengaruh sudut penyulutan terhadap tegangan dan arus pada berbagai jenis
beban ( R dan RL) ?
Tabel 1 Perhitungan Tegangan AC Fasa R dan Fasa T Berdasarkan Sudut Penyulutan SCR
Tegangan Beban, V1(V) Tegangan Beban, V2 (V)
Sudut Penyulutan
Lampu Pijar Motor Induksi Lampu pijar Motor Induksi
30o
45o
60o
75o
90o
105o
120o
135o
150o
165o
180o
1.7 Analisis
Berilah analisis dari hasil percobaan di atas!
1.8 Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari percobaan tersebut
PERCOBAAN 6
Pengendalian Kecepatan Putar Motor Induksi Tiga Fasa dengan Inverter
Pendahuluan
Pada mesin asinkron, medan putar magnit terbangkit pada stator dengan kecepatan (Ns)
sebanding terhadap frekwensi (f) sumber tegangan yang diberikan pada stator, dan berbanding
terbalik terhadap jumlah pasang kutub (p) dari motor:
60 f
Ns
p
Pada motor jenis ini putaran yang dihasilkan di rotor (N) lebih kecil dari kecepatan medan putar
pada stator (Ns), selisih kecepatan ini disebut slip (s), sebesar:
Ns N
s
Ns
Diagram Rangkaian:
Langkah Percobaan
1. Buatlah diagram rangkaian seperti gambar di atas
2. Catat nameplate motor dan tentukan jumlah kutub motor.
3. On-kan sumber tegangan 110V dan operasikan osiloskop, aturlah agar garis pada channel
1 (CH1) berada pada posisi nol.
4. Setting osiloskop sebagai berikut:
5. Pilih time sebesar 5ms, tekan CH1 dan pilih voltage (sebagai pengukur tegangan) dengan
setting probe x10. Pasangkan flashdisk (4-16GB) pada osloskop untuk menyimpan
bentuk gelombang yang dihasilkan inverter.
6. Pasang probe pada terminal luaran/output penyearah SCR bridge untuk mengukur
tegangan DC sebagai input inverter.
7. On-kan sumber tegangan 3 fasa dan on-kan transformator tiga fasa (lampu tanda
menyala).
8. On-kan sumber tegangan 1 fasa dan on-kan frequency converter (lampu tanda menyala).
9. Setting Control unit frequency hingga tampil huruf F (frekwensi) di layar.
10. Atur frekwensi (f) pada Control unit frequency sebesar 10 Hz.
11. Atur potensiometer untuk memperoleh sudut penyulutan SCR, hingga didapat tegangan
DC sebesar 50V (nilai 50V diperoleh dari hasil pengukuran CH1 pada osiloskop).
12. Simpanlah gambar yang diperoleh dengan menekan tombol save pada osiloskop
13. Pindahkan probe ke tegangan input motor (fasa R dan fasa S) untuk mengukur tegangan
AC luaran inverter.
14. Simpanlah gambar yang diperoleh dengan menekan tombol save pada osiloskop
15. Ukur putaran motor yang dihasilkan saat frekwensi 10Hz dan catat pada Tabel 1.
16. Ulangi langkah 10-15 dengan frekwensi yang berbeda: 20Hz, 30 Hz, 40 Hz, 50 Hz
17. Pada praktek ini hanya boleh menggunakan satu probe secara bergantian untuk
mengukur tegangan DC (tegangan input inverter) dan tegangan AC (tegangan output
inverter).
18. Naikkan tegangan DC menjadi 70 V, lalu ulangi langkah 10-16.
19. Naikkan tegangan DC menjadi 90 V, lalu ulangi langkah 10-16.
20. Untuk melepas rangkaian tunggulah selama 4 menit setelah rangkaian dimatikan, guna
menghindari terjadinya tegangan sentuh yang membahayakan,