Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOMETRIKA DAN INVENTARISASI SUMBERDAYA HUTAN


ACARA 1
PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK
INDIVIDU POHON

Disusun oleh :
Nama : Prasetyo Utomo
NIM : 21/474430/KT/09483
Co-Ass : Gery Novrian
Kelompok : Ulin

LABORATORIUM KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
ACARA 1

PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK


INDIVIDU POHON

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum acara ini adalah :
1. Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat ukur kayu
2. Mengukur diameter pohon atau poles yang telah ditentukan dengan
menggunakan beberapa jenis alat ukur dan membandingkan
hasilnya
3. Menaksir tinggi pohon atau poles dengan beberapa alat ukur tinggi
dan membandingkankan hasilnya

II. DASAR TEORI


Inventarisasi hutan adalah kegiatan untuk mengetahui keadaan
potensi hutan berupa flora, fauna, sumberdaya manusia dan sosial
ekonomi serta potensi budaya masyarakat di dalam dan di luar kawasan
hutan. Sehingga dalam proses untuk mengetahui potensi hutan perlu
dilakukan pengambilan data melalui pengukuran dan penaksiran.
Menurut Gumantan (2020) pengukuran merupakan proses pengumpulan
data / informasi tentang individu maupun obyek tertentu. Muljono
(1995) menambahkan bahwa pengukuran juga merupakan penilaian
numerik dari fakta-fakta objek yang hendak diukur dengan satuan
tertentu.
Penaksiran adalah cara pengukuran atau pengamatan sebagian
elemen dari suatu objek yang menjadi sasaran pengamatan untuk
mengetahui dan menjelaskan sifat-sifat dari objek yang bersangkutan.
Pendataan potensi hutan biasanya dilakukan melalui pemilihan dan
penetapan bagian tertentu (pewakil) dari hutan yang bersangkutan untuk
diukur atau diamati sebagai pewakil dari keseluruhan hutan yang
menjadi objek pendataan dalam upayanya memahami dan menjelaskan
potensi hutan yang dimaksud (Massalam, 2012). Sehingga, perbedaan
dari pengukuran dan penaksiran tersendiri terletak pada penjangkauan
objek. Apabila objek tersebut masih terjangkau secara langsung maka
dapat dilakukan pengukuran untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat
serta presisi dari objek yang diukur, namun apabila objek yang diukur
tidak terjangkau maka dilakukan penaksiran dengan alat bantu duga atau
taksir.
Thamrin (2020) menjelaskan bahwa parameter yang umum
digunakan untuk mengetahui potensi hutan di dalam pelaksanaan
inventarisasi hutan adalah tinggi dan diameter pohon. Tinggi dan
diameter pohon merupakan dimensi pohon yang sangat penting dalam
pendugaan potensi pohon dan tegakan. Dijelaskan oleh Rahmanda, et al.
(2018), bahwa ketika melakukan pengukuran menggunakan parameter
dengan alat yang berbeda akan memperoleh hasil yang berbeda pula
sehingga terdapat perbedaan relatif dari keakuratan data yang telah
diperoleh diantara alat yang digunakan. Menurut Sukardi (2018) suatu
alat ukur dapat disebut akurat jika alat tersebut mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur, walaupun kemungkinan kecil dapat dicapai
kebenaran yang absolut karena dalam suatu pengukuran seringkali
terjadi ketidakpastian yang menyebabkan hasil menyimpang dari
kondisi sebenarnya. Ketidakpastian alat dapat disebabkan oleh
kesalahan kalibrasi alat, kesalahan titik nol, kerusakan komponen alat,
gesekan, kesalahan paralaks, dan kesalahan karena kondisi saat
pengukuran.
Data yang didapat kemudian dibandingkan menggunakan uji
statistik salah satunya uji statistik t data berpasangan. Menurut Junaidi
(2021) Uji-t berpasangan adalah uji perbedaan parameter untuk dua data
berpasangan. Ini berarti membandingkan sarana atau sarana dari dua
kelompok berpasangan untuk mencari perbedaan. Selain itu juga
dilakukan uji anova. Menurut Marpaung (2017) uji anova merupakan
bentuk uji hipotesis statistik, dimana kesimpulan yang diambil
didasarkan pada data atau kelompok statistik inferensif. Dalam uji anova
terdapat hipotesis nol, yakni data merupakan sampel random dari
populasi sehingga memiliki ekspektasi mean dan varian yang sama.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam praktikum acara ini sebagai berikut :
1. Alat pengukur diameter pohon berdiri
1. Kaliper
2. Diameter tape (phi band)
3. Pita meter
4. Spiegel Relaskop
2. Alat penaksir tinggi pohon berdiri
1. Christen Hypsometer
2. Clinometer
3. Haga-altimeter/ Hagameter
4. Abney Level
5. Tabel Statistika (Tabel t dan Table F)

Bahan yang digunakan dalam praktikum acara ini adalah sebagai


berikut :

1. Data primer
2. Tabel statistika (Tabel F)

IV. CARA KERJA

Dipersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Dipelajari dan dipahami setiap alat ukur yang tersedia


Diambil data secara presisi dan akurat dengan alat yang disediakan

Diulangi pengambilan data dengan alat yang berbeda

Dibandingkan dan dicari alat ukur yang paling efektif untuk


pengukuran tinggi dan diameter pohon

Pengolahan data menggunakan software Excel

Keterangan :

Sebelum dimulai, dipastikan kesediaan dan kesiapan dari alat dan


bahan yang digunakan. Alat yang sudah disiapkan dipelajari dari prinsip
kerja, penggunaan, serta bagian dari alat tersebut. Dilakukan praktik untuk
mengambil data bagi tiap alat. Data tinggi pohon menggunakan Untuk
pengambilan data tinggi pohon digunakan Hagameter, Christen
hypsometer, Spiegel relaskop, dan Clinometer. Sedangkan untuk
pengambilan data diameter pohon digunakan alat Diameter tape (phiband),
Kaliper, Spiegel relaskop, dan Pita meter. Selanjutnya, data yang diambil
diolah menggunakan excel dan diolah dengan rumus yang sudah ditentukan.
Dilakukan analisis data yang kemudian dapat dibuat tabel anova satu arah
untuk tinggi dan diameter pohon. Dicari dan dibandingkan nilai F hitung
dan F tabel, bila F tabel lebih besat F hitung, maka Ho diterima, dan
sebaliknya. Setelahnya dapat diketahui alat yang paling efektif untuk
mengukur diameter dan tinggi pohon melalui perbandingan kekurangan dan
kelebihannya.
V. DATA DAN HASIL PERHITUNGAN
A. DATA

TABEL 1. DATA PENAKSIRAN TINGGI POHON


Christen
Hagameter (A) Hypsometer Spiegel (%) (C) Clinometer (%) (D)
Nomor (B)
Pohon Tinggi Tinggi Tinggi
Tinggi
Atas Bawah Pohon Atas Bawah S Pohon Atas Bawah Pohon
Pohon (B)
(A) (C) (D)
1 12.80 12.30 65 8 15 8.55 60 -29 13.35
2 15.20 15.00 130 20 15 16.50 45 -24 10.35
3 12.40 13.00 85 7 15 11.70 60 -31 13.65
4 27.00 -1 28.00 20.00 80 -5 20 17.00 120 -5 25.00
5 25.00 1 24.00 17.00 48 0 20 9.60 130 -5 27.00
6 25.00 1 24.00 17.00 54 20 20 6.80 130 -5 27.00
7 4.00 -1.5 5.50 5.00 20 -10 10 3.00 42 -18 6.00
8 5.00 -1.5 6.50 5.80 51 -10 10 6.10 50 -15 6.50
9 5.50 -1.5 7.00 7.00 57 -10 10 6.70 56 -16 7.20
10 11.00 -2 13.00 13.00 70 -4 15 11.10 65 -20 12.75
11 12.00 0.5 11.50 13.40 75 -5 15 12.00 65 -15 12.00
12 13.00 -2 15.00 14.00 75 -6 15 12.15 61 -12 10.95
13 27.00 -1.5 28.50 22.00 125 5 15 18.00 150 15 20.25
14 27.00 -1 28.00 21.00 125 5 15 18.00 150 20 19.50
15 21.80 -1.2 23.00 23.00 125 5 15 18.00 140 10 19.50
16 22.00 -1 23.00 24.00 180 -15 15 29.25 56 -8 9.60
17 30.00 0 30.00 22.00 200 -10 15 31.50 65 -6 10.65
18 35.00 -1 36.00 18.00 270 -15 15 42.75 60 -7 10.05
19 24.00 -1 25.00 26.00 140 10 15 19.50 150 -10 24.00
20 27.00 -1 28.00 26.00 180 10 15 25.50 150 3 22.05
21 29.00 -1 30.00 29.00 170 7 15 24.45 150 -5 23.25
22 6.50 -1 7.50 7.80 30 -5 15 5.25 35 -5 6.00
23 10.50 -1 11.50 10.90 70 10 15 9.00 72 -2 11.10
24 6.00 -1 7.00 7.10 40 -10 15 7.50 45 -2 7.05
25 17.00 2 15.00 15.00 140 25 15 17.25 100 -10 16.50
26 22.00 -1 23.00 20.00 100 23 15 11.55 140 -7 22.05
27 20.00 1 19.00 18.00 112 31 15 12.15 71 -9 12.00
28 6.00 0.5 5.50 6.00 57 15 10 4.20 46 -11 5.70
29 6.00 0 6.00 6.20 53 10 10 4.30 48 -10 5.80
30 4.40 -1.4 5.80 6.00 45 9 10 3.60 44 -14 5.80
31 17.00 -2 19.00 15.00 100 -5 15 15.75 125 10 17.25
32 24.00 -1.5 25.50 16.00 120 -5 15 18.75 165 10 23.25
33 18.00 -1 19.00 16.00 140 -3 15 21.45 102 8 14.10
34 13.00 -1.5 14.50 13.00 50 -10 15 9.00 90 -10 8.10
35 14.00 -1 15.00 8.70 51 -5 15 8.40 130 -10 12.16
36 26.00 1 25.00 24.00 120 -5 20 25.00 120 -10 26.00
37 20.50 -0.5 21.00 22.00 119 -5 20 24.80 120 -5 25.00
38 13.00 -1.5 14.50 14.00 72 0 20 14.40 60 -10 14.00
39 17.00 -1 18.00 22.00 120 -7 10 12.70 110 -20 13.00
40 17.00 -1 18.00 27.00 130 12 10 11.80 106 -11 11.70
41 24.00 -1 25.00 28.00 170 7 10 16.30 110 -10 12.00
42 19.50 -1.5 21.00 21.00 140 -10 150 22.50 130 -15 21.75
43 15.00 -1 16.00 18.00 120 -10 130 19.50 110 -10 18.00
44 9.00 -5.5 14.50 14.00 70 -10 80 12.00 80 -15 14.25
45 32.50 2 30.50 30.00 145 -5 20 30.00 118 -18 27.20
46 25.00 2 27.00 25.00 120 -10 20 26.00 110 -15 25.00
47 24.00 -1 25.00 25.00 120 -5 20 25.00 110 -6 23.20
48 8.25 -1.5 9.75 11.00 63 -7 15 10.50 45 -20 9.75
49 14.00 -1.4 15.40 14.00 97 -7 15 15.60 90 -25 17.25
50 11.80 -1.8 13.60 12.00 90 -5 15 14.25 70 -15 12.75
51 9.00 -2 11.00 13.00 70 -15 15 12.75 30 -20 3.60
52 11.00 -2 13.00 15.00 70 -20 15 13.50 65 -10 11.25
53 11.00 -2 13.00 14.00 65 -20 15 12.75 63 -15 11.70
TOTAL 862.25 -44.3 950.95 878.20 5334 -35 815.65 4815 -495 794.86

TABEL 3. DATA PENGUKURAN DIAMETER POHON


Phiband Kaliper Spiegel Pitameter
Data Diameter Diameter JIH Diameter Diameter
(A) I II (B) JD RU (C) Keliling (D)
1 20.00 19.50 19.50 19.50 20.00 0.75 30.00 65.00 20.70
2 24.00 23.50 24.00 23.75 20.00 0.75 30.00 77.00 24.50
3 24.50 24.50 24.00 24.25 20.00 0.75 30.00 77.00 24.50
4 33.00 30.00 31.00 30.50 20.00 1.00 40.00 95.00 30.26
5 25.00 24.00 27.00 25.50 20.00 2.00 20.00 85.00 27.07
6 22.50 22.00 21.00 21.50 20.00 3.00 30.00 71.00 22.61
7 9.93 9.00 12.00 10.50 10.00 0.50 10.00 41.00 13.06
8 10.54 13.00 20.00 16.50 10.00 0.75 15.00 61.00 19.43
9 20.04 23.00 21.00 22.00 10.00 1.25 25.00 77.00 24.52
10 17.60 17.90 17.90 17.90 15.00 0.50 15.00 56.50 17.99
11 20.00 19.00 20.40 19.70 15.00 0.75 22.50 62.50 19.90
12 19.40 17.60 20.50 19.05 15.00 0.50 15.00 61.50 19.59
13 67.00 60.00 67.00 63.50 15.00 2.25 67.50 205.50 65.45
14 56.00 50.00 56.00 53.00 15.00 2.00 60.00 171.00 54.46
15 47.00 47.00 44.00 45.50 15.00 1.50 45.00 149.00 47.45
16 43.00 44.20 41.70 42.95 15.00 1.25 37.50 135.00 42.90
17 92.00 86.50 94.80 90.65 15.00 3.00 90.00 287.00 91.40
18 74.00 74.90 73.10 74.00 15.00 2.50 75.00 232.00 74.00
19 43.50 43.00 43.00 43.00 15.00 1.50 45.00 136.00 43.31
20 64.00 64.50 60.00 62.25 15.00 2.00 60.00 200.00 63.69
21 61.80 61.00 61.00 61.00 15.00 1.75 52.50 195.00 62.10
22 12.50 12.00 12.00 12.00 15.00 0.50 15.00 39.00 12.42
23 20.00 19.40 18.00 18.70 15.00 0.75 22.50 62.00 19.75
24 14.00 13.50 13.20 13.35 15.00 0.75 22.50 45.00 14.33
25 52.00 50.00 51.00 50.50 15.00 1.50 45.00 162.00 51.59
26 35.00 35.00 35.00 35.00 15.00 1.00 30.00 109.00 34.71
27 64.00 64.00 64.00 64.00 15.00 2.00 60.00 205.00 65.29
28 16.00 15.00 15.00 15.00 10.00 1.00 20.00 50.00 15.92
29 15.50 12.00 12.00 12.00 10.00 1.00 20.00 49.00 15.61
30 12.50 10.00 10.00 10.00 10.00 0.75 15.00 39.00 12.42
31 30.00 30.00 29.00 29.50 13.00 1.00 26.00 95.00 30.25
32 43.40 42.00 44.00 43.00 15.00 2.00 60.00 140.00 44.60
33 35.00 34.00 34.00 34.00 15.00 1.00 30.00 110.00 35.00
34 22.00 23.50 23.50 23.50 17.00 1.00 34.00 76.00 24.20
35 36.00 35.00 39.00 37.00 15.00 2.25 67.50 106.00 33.76
36 51.10 52.00 47.00 49.50 10.00 2.50 50.00 160.00 50.95
37 61.10 50.50 62.50 56.50 10.00 3.50 70.00 197.00 62.73
38 36.20 36.50 34.50 35.50 10.00 2.00 40.00 141.00 36.30
39 30.50 31.00 31.00 31.00 15.00 2.00 60.00 97.00 30.89
40 34.70 33.00 32.00 32.50 10.00 2.00 40.00 109.00 34.71
41 42.00 39.00 40.00 39.50 10.00 2.00 40.00 131.00 41.71
42 20.80 27.00 27.00 27.00 10.00 2.00 40.00 87.40 27.83
43 20.50 24.00 26.00 25.00 10.00 2.00 40.00 79.00 25.16
44 30.80 36.00 40.00 38.00 10.00 1.50 22.50 120.00 38.22
45 41.60 41.60 41.50 41.55 20.00 1.10 44.00 132.00 42.06
46 49.50 46.90 47.30 47.10 20.00 1.20 48.00 160.00 50.95
47 55.00 55.00 55.50 55.25 20.00 1.40 56.00 170.00 54.14
48 60.00 61.00 56.00 58.50 15.00 3.00 90.00 189.00 60.16
49 76.50 76.00 75.00 75.50 15.00 3.25 97.50 239.00 76.08
50 25.50 27.00 24.00 25.50 15.00 1.25 37.50 81.00 25.78
51 14.00 13.00 14.00 13.50 15.00 0.50 15.00 45.00 14.33
52 19.00 19.00 18.00 18.50 15.00 0.50 15.00 60.00 19.10
53 16.80 16.00 16.00 16.00 15.00 0.50 15.00 53.00 16.87
TOTAL 1888.31 1854.00 1885.90 1869.95 770.00 78.95 2103.00 6077.40 1926.71

TABEL 5. ANOVA SATU ARAH TINGGI POHON

Varian db fk JK KT F hitung F tabel

Regresi 3 -54536.37 -18178.79


55807.83 -68.98 2.65
Eror 208 54815.86 263.54
Total 211 279.50
TABEL 6. ANOVA SATU ARAH DIAMETER POHON
Varian db fk JK KT F hitung F tabel
Regresi 3 -279127.48 -93042.49
286096.55 -1.27 2.65
Eror 208 15190277.01 73030.18
Total 211 14911149.53

B. HASIL PERHITUNGAN
1. Penaksiran Tinggi Pohon
a. Hagameter
Rumus Tinggi = Tinggi = Skala atas - Skala bawah
- Pohon 4 = 27 (Atas) – (-1) (Bawah)
= 28 m
b. Christen Hypsometer

Rumus Tinggi langsung dapat diketahui melalui skala yang


terbaca pada alat.

c. Spiegel Relaskop
% 𝐴𝑡𝑎𝑠−% 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ
Rumus 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 = 𝑥 𝐽𝐷 (𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑟)
100
65−8
- Pohon 1 = 𝑥 15
100

= 8.55 m
130−20
- Pohon 2 = 𝑥 15
100

= 16.5 m
85−7
- Pohon 3 = 𝑥 15
100

= 11.7 m
d. Klinometer

% 𝐴𝑡𝑎𝑠−% 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ
Rumus 𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 = 𝑥 𝐽𝐷 (𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑟)
100

60−(−29)
- Pohon 1 = 𝑥 15
100

= 13.35 m
45−(−24)
- Pohon 2 = 𝑥 15
100
= 10.35 m
60−(−31)
- Pohon 3 = 𝑥 15
100

= 13.65 m

2. Hasil Penaksiran Tinggi Pohon


Digunakan contoh penghitungan dengan pohon 1
a. Hagameter
T = 12,8 m
T2 = 163.84 m
b. Christen Hypsometer
T = 12,3 m
T2 = 151.29 m
c. Spiegel
T = 8,55 m
T2 = 73.10 m
d. Klinometer
T = 13,35 m
T2 = 178.22 m
Digunakan contoh penghitungan dengan pohon 2
e. Hagameter
T = 15,2 m
T2 = 231.04 m
f. Christen Hypsometer
T = 15 m
T2 = 225 m
g. Spiegel
T = 16.5 m
T2 = 272.25 m
h. Klinometer
T = 10,35 m
T2 = 107.12 m
Digunakan contoh penghitungan dengan pohon 3
i. Hagameter
T = 12.4 m
T2 = 153.76 m
j. Christen Hypsometer
T = 13 m
T2 = 169 m
k. Spiegel
T = 11.7 m
T2 = 136.89 m
l. Klinometer
T = 13.65 m
T2 = 186.32 m

3. Pengukuran Diameter Pohon


a. Diameter tape (Phiband)
Hasil pengukuran diameter pohon langsung dapat diketahui
dari skala yang tertera pada alat.
b. Kaliper
𝑑1−𝑑2
Rumus 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 2
19.5+19.5
- Pohon 1 = 2

= 19.5 cm
23.5+24
- Pohon 2 = 2

= 23.75 cm
24.50+24
- Pohon 3 = 2

= 24.25 cm
c. Spiegel
Rumus 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑈 𝑥 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐷𝑎𝑡𝑎𝑟 𝑥 2
- Pohon 1 = 0.75 x 20 x 2
= 30 cm
- Pohon 2 = 0.75 x 20 x 2
= 30 cm
- Pohon 3 = 0.75 x 20 x 2
= 30 cm
d. Pita meter
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔
Rumus 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = phi
65
- Pohon 1 =
3,14

= 20.7 cm
77
- Pohon 2 = 3,14

= 24.5 cm
77
- Pohon 3 = 3,14

= 24.5 cm
4. Hasil Pengukuran Diameter Pohon
Digunakan contoh penghitungan dengan pohon 1
a. Diameter tape (Phiband)
D = 20 cm
D2 = 400 cm
b. Kaliper
D = 19.5 cm
D2 = 380.25 cm
c. Spiegel Relaskop
D = 30 cm
D2 = 900 cm
d. Pita meter
D = 20.7 cm
D2 = 428.49 cm
Digunakan contoh penghitungan dengan pohon 2
e. Diameter tape (Phiband)
D = 24 cm
D2 = 576 cm
f. Kaliper
D = 23.75 cm
D2 = 564.06 cm
g. Spiegel Relaskop
D = 30 cm
D2 = 900 cm
h. Pita meter
D = 24.5 cm
D2 = 600.25 cm
Digunakan contoh penghitungan dengan pohon 3
i. Diameter tape (Phiband)
D = 24.5 cm
D2 = 600.25 cm
j. Kaliper
D = 24.25 cm
D2 = 588.06 cm
k. Spiegel Relaskop
D = 30 cm
D2 = 900 cm
l. Pita meter
D = 24.5 cm
D2 = 600.25 cm

5. Perhitungan Tabel Anova Satu Arah Tinggi Pohon


- Derajat bebas (db) = 4-1 = 3
- Derajat bebas total = (jumlah alat x jumlah pohon) -1 = (4 x
53) – 1 = 211
- Derajat bebas eror = db total – db alat
= 211 – 3
= 208
(𝑡𝑎+𝑡𝑏+𝑡𝑐+𝑡𝑑)^2
- Faktor koreksi (fk) = nxp
(950.95+878.2+815.65+794.86)^2
= 53∗4
3432.99
= = 55807,83
212
(𝑎^2+𝑏^2+𝑐^2+𝑑^2)
- Jumlah kuadrat regresi = -fk
n

=
(20156.45+16892.68+16004.20+14334.38)
-
53

55807.83

67887.71
= -55807.83
53

= 1271.46 -55807.83

= -54536.37

∑ta2+∑tb2+∑tc2+∑td2
- Jumlah kuadrat total = -fk
n

904305.90+771235.24+665284.92+631802.42
= -55807.83
53

2972628.4846
= -55807.83
53

= 279.50
- Jumlah kuadrat eror = JK total – JK regresi
= 279.5-(-54536.37)
= 54815.86
𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 −54536.37
- Kuadrat tengah regresi = = = -18178.79
db regresi 3
𝐽𝐾 𝑒𝑟𝑜𝑟 54815.86
- Kuadrat tengah eror = db eror = = 263.54
208
𝐾𝑇 𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 −18178.79
- F hitung = = = -68.98
KT eror 263.54

- F tabel = (α, db regresi, db eror) = FINV(0.05;3;208) = 2.65

6. Perhitungan Tabel Anova Satu Arah Diameter Pohon


- Derajat bebas (db) = 4-1 = 3
- Derajat bebas total = (jumlah alat x jumlah pohon) -1 = (4 x
53) – 1 = 211
- Derajat bebas eror = db total – db alat
= 211 – 3
= 208
(𝑡𝑎+𝑡𝑏+𝑡𝑐+𝑡𝑑)^2
- Faktor koreksi (fk) = nxp
(1888.31+1869.95+2103+1926.71)^2
= 53∗4
60652458.61
= = 286096.55
212
(𝑎^2+𝑏^2+𝑐^2+𝑑^2)
- Jumlah kuadrat regresi = -fk
n

(87645+85045.25+107445.5+89224.83)
= -
53

286096.55

369360.58
= -286096.55
53

= 6969.067547-286096.55

= -279127.48

- Jumlah kuadrat total = ∑ta2 + ∑tb2 + ∑tc2 + ∑td2 - fk


=3565714.66 + 3496713 + 4422609 +
3712209.4164 − 286096.55
= 15197256.0750 – 286096.55
= 14911149.53
- Jumlah kuadrat eror = JK total – JK regresi
= 14911149.53-(-279127.48)
= 15190277.01
𝐽𝐾 𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 −279127.48
- Kuadrat tengah regresi = = = -93042.49
db regresi 3
𝐽𝐾 𝑒𝑟𝑜𝑟 15190277.01
- Kuadrat tengah eror = db eror = = 73030.18
208
𝐾𝑇 𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 −93042.49
- F hitung = = = -1.27
KT eror 73030.18

- F tabel = (α, db regresi, db eror) = FINV(0.05;3;208) = 2.65

VI. PEMBAHASAN
Inventarisasi hutan ialah kegiatan dengan tujuan guna mengetahui
potensi hutan yang mencakup sejumlah informasi terkait jumlah
persediaan produk, riap dari tegakan, komposisi jenis pohon serta untuk
pembuatan rencana kerja panjang untuk kelestarian hutan. Kegiatan ini
syarat penting dalam merencanakan hutan lestari serta kepentingan di
bidang lain diantaranya bidang kelistrikan, yaitu inventarisasi tumbuhan
ekonomis (tanam tumbuh) pada tapak tower (Indrayatie, 2021). Untuk
mengetahui besarnya potensi pada suatu hutan tertentu maka perlu
dilakukan proses pengukuran dan penaksiran terhadap karakteristik
suatu individu pohon tertentu. Menurut Riskawati, dkk (2019)
pengukuran merupakan proses pengumpulan data dan informasi dengan
pengamatan empiris, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan
proses tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu nilai besaran atau bukti
kuantitatif. Umar (2016) menyebutkan bahwa metode penaksiran
adalah cara pengukuran dan penghitungan sebagian atau seluruh elemen
dari suatu hutan yang menjadi sasaran pengamatan untuk mengetahui
sifat-sifat dari hutan yang bersangkutan. Sehingga, pengukuran sifatnya
dilakukan pada objek yang mudah atau dapat dijangkau secara langsung
sehingga hasil yang diperoleh merupakan hasil nyata dari ukuran objek
yang diambil. Berbeda halnya dengan penaksiran yang digunakan untuk
mengukur objek yang tidak mampu terjangkau secara langsung
sehingga perlu dengan alat bantu duga atau alat bantu taksir. Pengukuran
digunakan untuk mengukur diameter dan keliling pohon sementara
penaksiran untuk tinggi pohon.
Pada kegiatan pengukuran dan penaksiran ini merupakan faktor
yang sangat penting untuk mengambil keputusan dalam perencanaan
dan pengelolaan hutan sehingga kelestarian dan keberlangsungan hutan
juga akan terpengaruh. Kegiatan ini juga dapat digunakan untuk melihat
pendugaan potensi sumberdaya hutan diantaranya kayu dan hasil hutan
lainnya. Melalui pendugaan ini hasil yang didapatkan akan
menggambarkan bagaimana potensi hutan itu yang dapat digunakan
untuk menentukan daur tebang, tindakan dan teknik silvikuktur, serta
keputusan-keputusan lain untuk mengelola hutan tersebut. Oleh karena
itu, ketika mengambil suatu data harus presisi dan diminimalisir
terjadinya bias karena melalui sampel data yang diambil ini akan
menggambarkan potensi sumberdaya hutan di kawasan tersebut.
Sehingga, ketika melakukan pengambilan data perlu menggunakan alat-
alat tertentu, diantaranya :
1. Hagameter
Alat ini digunakan untuk menaksir ketinggian pohon melalui
prinsip trigonometri sehingga dapat digunakan rumus :
Tinggi = skala atas - skala bawah
Dalam penggunaannya dapat disesuaikan jarak datar yang
digunakan dengan ujung dari pohon. Apabila dalam jarak
terdekat yaitu 15 meter belum terjangkau maka dapat digunakan
jarak setelahnya pada hagameter. Prinsipnya adalah dengan
mengukur jarak diantara pengamat dengan pohon sesuai skala
yang dipilih. Lalu dinetralkan kunci dengan menekan tombol
pengunci lalu dibidik bagian pangkal dan tajuk tertinggi pohon
kemudian dikunci dan dibaca hasilnya. Alat ini cukup praktis
untuk dibawa dan mudah untuk digunakan, sayangnya hasilnya
bersifat subjekitf karena bergantung terhadap ujung dari pohon
yang dibidik oleh pengamat. Sehingga, harus ada patokan pasti
pucuk dari suatu pohon antara dua pengamat juga harganya yang
mahal.

Gambar 6.1 Hagameter


2. Christen Hypsometer
Alat ini digunakan untuk menaksir tinggi pohon melalui prinsip
trigonometri yang hasil perhitungan tinggi pohon berupa skala
tertinggi yang mampu dibaca langsung pada alat. Caranya
dengan meletakkan galah pada pohon yang dibidik tegak lurus
dengan pengamat lalu dibaca pada skala yang tertera.
Pembidikan dilakukan pada siku bagian bawah pada pangkal
pohon dan siku atas pada ujung pohon lalu dibaca skalanya.
Skala tertinggi yang dapat dibaca secara langsung pada alat
menjadi kelebihan dari alat ini yang menunjukkan tinggi pohon,
namun ketika menggunakan harus ada dua orang untuk
memegang galah yang berakibat pada subjektivitas data yang
dihasilkan. Serta perlu adanya galah sepanjang 4 meter juga
adanya pengaruh topografi yang mempengaruhi hasil.

Gambar 6.2 Christen Hypsometer


3. Klinometer
Alat ini digunakan untuk penaksiran tinggi pohon melalui
prinsip trigonometri dengan cara membidik ujung dan pangkal
pohon dengan skala persen. Cara kerjanya klinometer yaitu
mengukur jarak datar pengamat dan pohon terlebih dahulu.
Kemudian bidik ujung pohon dan baca skala pada garis merah
diikuti dengan membidik pangkal pohon dan baca skalanya di
garis merah. Data diolah dengan rumus :
% 𝐴𝑡𝑎𝑠 − % 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 = 𝑥 𝐽𝐷 (𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑟)
100
Alat ini secara teknis praktis namun perlu ketelitian dan keahlian
ketika melakukan pengambilan dan pengolahan data.

Gambar 6.3 Klinometer


4. Spiegel Relaskop
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur 2 karakteristik pohon
sekaligus yaitu tinggi dan diameter pohon. Pengukuran tinggi
dilakukan dengan membidik ujung dan pangkal pohon dengan
skala persen. Prinsipnya adalah dengan mengukur jarak antara
pengamat dan pohon yang disesuaikan skala pada alat lalu
netralkan kunci dengan ditekan tombol pelepas kunci dan bidik
ujung pohon. Setelahnya bidik pangkal pohon lalu tekan tombol
pengunci kemudian baca skalanya. Data kemudian diolah
dengan rumus :
% 𝐴𝑡𝑎𝑠 − % 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 = 𝑥 𝐽𝐷 (𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎𝑟)
100
Pada pengukuran diameter pohon menggunakan jumlah bar
yang terlihat pada selebar batang pohon. Bar besar menunjukkan
1 RU sedangkan bar kecil menunjukkan ¼ RU. Jarak datar yang
digunakan berada pada kisaran 10-20 meter. Data kemudian
diolah menggunakan rumus :
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑈 𝑥 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝐷𝑎𝑡𝑎𝑟 𝑥 2
Alat ini tergolong praktis dan multifungsi karena langsung dapat
digunakan untuk mengukur dua karekteristik pohon sekaligus,
namun perlu ketelitian yang tinggi ketika melakukan
pengambilan data.
Gambar 6.4 Spiegel Relaskop
5. Diameter tape (Phiband)
Alat ini digunakan untuk pengukuran diameter dengan cara
melilitkan pita di batang pohon pada ketinggian 1,3 meter tegak
lurus. Prinsipnya adalah dengan melilitkan phiband pada pohon
dengan ketinggian 1,3 meter yang langsung daoat menunjukkan
nilai diameternya. Alat ini sangat mudah untuk digunakan
karena secara langsung akan menunjukkan hasil diameter pohon
yang diukur. Namun, ketika mengukur pada pohon berbanir alat
ini sulit menjangkau dan cenderung mudah rusak karena
bahannya yang elastis maka apabila tertarik berpotensi untuk
memuai.

Gambar 6.5 Diameter Tape


6. Kaliper
Alat ini digunakan untuk pengukuran diameter dengan bentuk
menyerupai garpu yang menunjukkan skala pada bilah besi
panjangnya. Alat ini memiliki mulut yang bisa digeser untuk
menyesuaikan besaran diameter batang pohon. Penggunaannya
dengan cara mencapit batang pohon secara erat kemudian dibaca
skala yang tertera kemudian diputar untuk mengukur dari arah
yang berbeda sejauh 90o kemudian dicatat skalanya kembali.
Hasil dari data yang diperoleh kemudian diukur dengan rumus :
𝑑1 + 𝑑2
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 =
2
D1 adalah hasil pengukuran dari arah awal sedangkan D2 adalah
hasil pengukuran dari arah setelahnya. Alat ini untuk
penggunannya relatif mudah dan cara pengolahan datanya juga
tergolong mudah, namun alat ini kurang praktis karena dalam
pengukuran di hutan yang kerapatannya tinggi agak susah
dilakukan karena bilah besi yang panjang tidak mampu untuk
didirikan tegak lurus dengan pohon dan hasilnyapun kurang
akurat.

Gambar 6.6 Kaliper


7. Pita meter
Alat ini digunakan unuk pengukuran diameter dengan metode
yang sama dengan phiband yaitu melilitkan pita pada pohon
namun angka yang didapatkan bukan diameter hanya keliling
pohon sehingga perlu diubah ke diameter dengan rumus :
𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔
𝐷𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 =
phi
Alat ini mudah dibawa serta efisien karena bentuknya yang kecil
dan elastis juga dengan pembacaannya skalanya cukup mudah.
Namun, dalam penentuan diameter harus membagi dulu dengan
3,14 serta pita meter ini panjangnya juga terbatas sehingga untuk
pohon yang diameternya besar tidak mampu dijangkau oleh pita
meter ini.

Gambar 6.7 Pita meter


Pada praktikum acara 1 ini dilakukan pengambilan data
untuk tinggi dan diameter dari 54 pohon dimana setiap kelompok
mengukur 3 pohon. Setiap alat memiliki hasil pengukuran yang
berbeda-beda diakibatkan oleh adanya subjektivitas dan tingkat
dari keakuratan dari tiap alat yang dari ini dapat diketahui
kelebihan dan kekurangan tiap-tiap alat. Sebagai contoh pada
penaksiran tinggi untuk pohon 3, hasil penaksiran dengan
Hagameter sebesar 12.4 m, dengan Christen Hypsometer sebesar
13 m, Spiegel sebesar 11.7 m, dan Klinometer sebesar 13.65 m.
Sama halnya ketika melakukan pengukuran diameter pohon
dengan contoh pada pohon 1. Dengan phiband sebesar 20 cm,
Kaliper 19.5 cm, Spiegel sebesar 30 cm, dan Pita meter sebesar
20.7 cm.
Kemudian dari data yang diperoleh antara diameter dan
tinggi pohon dibuat tabel anova satu arah untuk setiap parameter.
Berdasarkan tabel maka diperoleh nilai F hitung sebesar -68.98
untuk penaksiran tinggi pohon, sedangkan nilai F hitung sebesar
-1.27 untuk pengukuran diameter pohon. Kemudian nilai ini
dapat dibandingan dengan nilai F tabel untuk mengetahui apakah
H0 diterima atau ditolak. Dalam mencari nilai F tabel dapat
digunakan rumus pada Microsoft Excel dengan ”=FINV(alfa; db
alat; db error)” yang menghasilkan nilai 2.65 untuk penaksiran
tinggi pohon dan pengukuran diameter pohon. Apabila
dibandingkan maka nilai F hitung lebih kecil dari F tabel
sehingga H0 dapat diterima. Sehingga, tidak ada perbedaan hasil
yang signifikan antar alat yang digunakan.
Selain itu, dari proses olah data dapat diketahui nilai db alat
(regresi) 3, db eror sebesar 208, dan db total sebesar 211. Fk
anova satu arah tinggi pohon sebesar 55807.83 dan pada
diameter pohon sebesar 286096.55.
Faktor koreksi (Fk) pada perhitungan berfungsi untuk
menganalisis faktor pembuat kesalahan, serta mengakomodir hal
yang menyebabkan kesalahan dalam pengambilan data di
lapangan maupun ketika mengolah data. Melalui faktor koreksi
ini maka dapat ditentukan pula nilai F hitung serta F tabel untuk
menganalisis perhitungan (anova). Dengan penaksiran tinggi
pohon dan pengukuran diameter pohon menggunakan alat yang
berbeda-beda maka dapat diketahui karakteristik serta kelebihan
dan kekurangan dari masing-masing alat sehingga dapat
diketahui alat yang paling efisien serta efektif untuk digunakan.
Dalam penaksiran tinggi pohon, hagameter dapat menjadi salah
satu alat paling efisien dan efektif untuk digunakan karena
praktis dan relatif mudah untuk digunakan. Disamping itu, untuk
pengukuran diameter sendiri dapat digunakan diameter tape
(phiband) karena praktis serta tidak perlu melakukan
perhitungan ulang untuk mengetahui nilai diameter.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Pengukuran karakteristik individu pohon untuk mengukur diameter
pohon
menggunakan Kaliper dengan cara menjepit pohon pada dua
sisi/arah, Diameter tape (phi band) dengan cara melilitkan pita pada
batang pohon, Pita meter dengan cara melilitkan pada batang pohon
dan membaginya dengan phi, Spiegel Relaskop dengan cara
membaca bar yang tertera. Sedangkan pada penaksiran tinggi pohon
menggunakan Christen Hypsometer dengan cara membidik galah
yang diletakkan pada batang pohon, Clinometer dengan cara
membidik ujung dan pangkal pohon menggunakan skala persen,
Hagameter dengan cara membidik ujung dan pangkal pohon, dan
Spiegel Relaskop dengan cara membidik ujung dan pangkal pohon
melalui skala persen.
2. Pengukuran diameter pohon dari setiap alat tidak menunjukkan
adanya perbedaan yang signifikan antar alat dikarenakan hasil
analisis dari F hitung < F tabel, maka disimpulkan bahwa H0
diterima.
3. Pengukuran tinggi pohon dari setiap alat tidak menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antar alat dikarenakan hasil analisis dari
F hitung < F tabel, maka disimpulkan bahwa H0 diterima.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Gumantan, A. 2020. Pengembangan Aplikasi Pengukuran Tes
kebugaran Jasmani Berbasis Android. Jurnal Ilmu Keolahragaan,
19(2), 196-205.
Indrayatie, E. R. 2021. Inventarisasi Tanam Tumbuh Dan Pola Ruang
Pada Tapak Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 Kv
Amuntai-Tamiang Layang. Jurnal Sylva Scienteae, 4(2), 218-226.
Junaidi, L. D., Siregar, L. H., & Anan, M. 2021. Dampak Covid-19
terhadap Fluktuasi Harga Saham dan Volume Transaksi Saham pada
Perusahaan Subsektor Telekomunikasi Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Ekonomis: Journal of Economics and Business,
5(1), 73-77
Marpaung, Lasmon, J., Sutrisno, A. & Lumintang, R., 2017. Penerapan
Metode Anova Untuk Analisis Sifat Mekanik Komposit Serabut
Kelapa. Junla Online Poros Teknik Mesin, 6(2), pp. 151-162.
Massalam, D. 2012. Membedah Potensi Hutan. IPB Press : Bogor.
Muljono, P., 1995. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta Press.
Purba, D. 2020. Menuju Indonesia Baru Jilid 3. Jakarta : Guepedia.
Rahmanda, H., Hardiansyah, G, dan Iskandar. 2018. Studi Perbandingan
Pengukuran Biomassa Pohon Meranti (Shorea, spp.) dengan
Menggunakan Alat Manual, Mekanis, dan Digital di Kawasan
Arboretum Sylva Indonesia PC. Untan. Jurnal Hutan Lestari, 6(1) :
30-38
Riskawati, N & Karim, R. 2019. Alat Ukur dan Pengukuran. Makassar:
LPP UNISMUH.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi, dan
Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara
Thamrin, H. 2020. Pertumbuhan Diameter Dan Tinggi Pohon Sungkai
(Peronema Canescens Jack) Umur 27 Tahun Di Hutan Tanaman
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Jurnal Agriment, 5(02),
118-122
Umar, S. 2016. Manajemen Hutan Sistem REDD+. Bantul : Absoute
Media.

Anda mungkin juga menyukai