Disusun oleh :
I. TUJUAN
Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat ukur kayu
Mengukur diameter pohon atau poles yang telah ditentukan dengan
menggunakan beberapa jenis alat ukur dan membandingkan hasilnya
Menaksir tinggi pohon atau poles dengan beberapa alat ukur tinggi dan
membandingkan hasilnya
Tabel Annova
varian db JK KT f hitung f tabel
regres
i 3 -57004.87723 -19001.62574 -1.265284998 2.64800969
error 208 3123674.239 15017.66461
total 211 3066669.362
Tabel Annova
varian db JK KT f hitung f tabel
regres
i 3 -279127.5853 -93042.52844 -1.274028053 2.64800969
error 208 15190282.41 73030.20388
total 211 14911154.82
VI. PEMBAHASAN
Pada acara pertama, dilakukan dua kegiatan yaitu penaksiran tinggi pohon dan
pengukuran diameter pohon yang dimana dua kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data
berupa tinggi pohon dan juga diameter pohon di lapangan. Penaksiran dan pengukuran
dilakukan dengan menggunakan beberapa alat ukur, dimana tujuan pengambilan data
menggunakan beberapa alat adalah untuk membandingkan hasil data yang diperoleh.
Penaksiran dan pengukuran merupakan dua hal yang berbeda walaupun sering dikatakan
sama, dimana penaksiran adalah kegiatan menaksir ukuran objek (pada kegiatan kali ini
adalah tinggi) yang dilakukan Ketika objek tidak bisa dijangkau langsung sehingga
dibutuhkan alat, dan pengukuran adalah data berupa angka yang dihasilkan secara langsung
dimana objek dapat dijangkau dari ukuran objek yang diukur.
Pengukuran diameter dan penaksiran pohon memiliki fungsi penting dalam dunia
kehutanan. Pengukuran dan penaksiran dalam dunia kehutanan dilakukan dalam berbagai
macam kegatan seperti pada kegiatan sebelum penebangan dilakukan penaksiran dan
pengukuran individu pohon yang biasa disebut dengan ITSP (Inventarisasi Tegakan Sebelum
Penebangan) dengan tujuan untuk mengetahui individu pohon mana saja yang siap dan layak
untuk ditebang berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan mulai dari tinggi pohon dan juga
diameter pohon. Sehingga pada saat penebangan, tidak terjadi penebangan pohon secara
membabi buta yang berakibat pada rusaknya hutan.
Pada penaksiran tinggi pohon dan pengukuran diameter digunakan beberapa alat seperti
pada penaksiran tinggi pohon menggunakan Christen Hypsometer, Clinometer, Haga-
altimeter, dan Spiegel Relaskop sedangkan pada pengukuran diameter pohon menggunakan
alat Kaliper, Diameter tape (phi band ), Pita meter, Spiegel Relaskop.
Gambar 1. Christen
Hypsometer
Christen Hypsometer merupakan alat untuk penaksiran tinggi pohon dengan
memperhatikan jarak pandang pengukuran, alat ini dibantu galah sepanjang 4 meter unutk
membantu mengukur tinggi pohon. Prinsip kerja dari alat Christen Hypsometer ini segitiga
sebangun dengan cara berpasangan dengan galah 4 meter yang sejajar pada pohon yang
dibidik dimana pohon dibidik dengan sisi bagian dalam Christen Hypsometer lalu dibaca
skala pada bagian sisi luar alat dengan menyesuaikan alat dengan skala galah, lalu
memastikan bahwa visual pohon masuk ke dalam Christen Hypsometer sehingga tinggi
pohon dapat diketahui. Kelebihan dari alat ini adalah mudah dibawa, praktis, dan tidak ada
jarak tetap antara pengukur dan pohon tetapi kekurangan dari alat ini yaitu mata harus
melihat 3 titik antara lain ujung pohon, pangkal, dan ujung galah.
Gambar 2. Clinometer
Prinsip kerja dari Clinometer ini adalah dengan trigonometri dengan dua sakala yaitu
persen dan derajad, dimana cara menggunakan alat ini yaitu dengan membidik ujung pohon
dan pangkal pohon pada jarak yang telah ditentukan sesuai dengan skala. Perhitungan
penaksiran tinggi pohon digunakan rumus JD x (atas-bawah). Kelebihan dari alat ini yaitu
mudah dibawa dan juga praktis dalam penggunaanya sedangkan kekurangan dari alat ini
yaitu memerlukan ketelitian yang tinggi.
Gambar
3. Haga-altimeter
Haga-altimeter merupakan salah satu alat untuk mengukur tinggi pohon, dimana alat
ini merupakan salah satu alat yang cukup mudah untuk digunakan. Pertama tentukan skala
yang ingin digunakan dimana skala ini menjadi ukuran tetap jarak antara pohon dan pengukur
lalu netralkan kunci dengan menekan tombol kecil yang ada di bagian samping haga. Bidik
pohon bagian ujung dengan membidik ujung pohon lalu kunci haga dengan menekan tombol,
lakukan hal yang sama dengan membidik bagian pangkal pohon. Untuk mendapatkan hasil
penaksiran tinggi pohon menggunakan rumus skala atas (ujung pohon) - skala bawah
(pangkal pohon). Kelebihan dari alat ini adalah mudah dibawa dan praktis dalam
penggunaanya sedangkan kelemahan dari alat ini adalah apabila pengukur salah dalam jarak
skala yang telah ditentukan antara pengukur dan poho hasil yang didapatkan juga salah dan
juga apabila ujung pohon tidak terlihat karena tertutup tajuk penaksiran akan sulit dilakukan.
Gambar 4.
Kaliper
Kaliper merupakan alat yang digunakan untuk mengukur diameter pohon dengan
ketentuan diameter pohon dilakukan setinggi dada atau 130cm diatas permukaan
tanah.Prinsip dari penggunaan alat ini yaitu dengan mencapit pohon sesuai dengan besar
diameter dari dua sisi yang membentuk huruf L. Hasil dari pengukuran menggunakan kaliper
ini lalu dicari rata-ratanya dengan menambahkan kedua hasil pegukuran dari dua sisi lalu
dibagi dua. Ke;ebihan dari alat ini yaitu mudah digunakan sedangkan kelemahan dari alat ini
adalah berat dan susah dibawa karena ukurannya yang besar sehingga kurang cocok untuk
pengukuran diameter pohon di beberapa lokasi hutan seperti hutan alam dan juga apabila
pohon memiliki permukaan yang tidak rata akan sulit untuk dilakukan pengukuran.
Calongesi, J. S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung: ITB.
Herijanto Thamrin. (2020). PENGUKURAN TINGGI DAN DIAMETER TANAMAN
MERANTI MERAH (Shorea pauciflora C.F. Gaertn) DI KEBUN RAYA UNMUL
SAMARINDA (KRUS). Jurnal Agriment, 5(01), 62–65.
https://doi.org/10.51967/jurnalagriment.v5i01.353
Hidayah, N., Naemah, D., & Payung, D. (2020). KECAMATAN BANJARBARU UTARA The
Identification of Trees on The Green Strip at Banjarbaru Sub-district North Banjarbaru.
03(2), 318–326.
Nugroho,1998. Dasar-Dasar Ilmu Statistik Jakarta.
Sari, D., Rakhman, dan Ariyanto. 2018. Analisis Waktu Kerja Pengukuran Tinggi Pohon
menggunakan Klinometer dan Hagameter. Jurnal Hutan TropisVol 2(2). Hal 79-84.
IX. LAMPIRAN