Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOMETRIKA DAN INVENTARISASI SUMBERDAYA HUTAN


ACARA I
PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK
INDIVIDU POHON

Disusun oleh :

Nama : Mochamad Fachryan Indra K.P


NIM : 21/482770/KT/09721
CO - ASS : Laily Anisa

LABORATORIUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN


LABORATORIUM KOMPUTASI DAN BIOMETRIKA HUTAN
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
ACARA I
PENGENALAN ALAT DAN PENGUKURAN KARAKTERISTIK
INDIVIDU POHON

I. TUJUAN
 Mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat-alat ukur kayu
 Mengukur diameter pohon atau poles yang telah ditentukan dengan
menggunakan beberapa jenis alat ukur dan membandingkan hasilnya
 Menaksir tinggi pohon atau poles dengan beberapa alat ukur tinggi dan
membandingkan hasilnya

II. DASAR TEORI


Data tinggi dan diameter pohon merupakan dimensi pohon yang
menjadi faktor penting dalam pendugaan potensi pohon dan tegakan dalam
kegiatan inventarisasi sumberdaya hutan (Herijanto Thamrin, 2020). Dalam
kegiatan inventarisasi hutan, dilakukan penaksiran tinggi pohon dimana dalam
penaksiran ini terdapat pada tahap ITSP (Inventarisasi Tegakan Sebelum
Penebangan) dengan tujuan untuk mengetahui jenis pohon, diameter, tinggi
dan posisi pohon.
Kegiatan inventarisasi ini memerlukan waktu yang lama karena harus
dilakukan penaksiran dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan saat dilakukan
penebangan. Alat pengukuran yang digunakan untuk tinggi antara lain
clinometer, hagameter, spiegel (Sari dkk, 2018).
Penaksiran diameter dilakukan untuk menginventarisasi pohon
sebelum penebangan, agar diketahui pohon-pohon yang siap untuk ditebang
agar tidak terjadi penebangan secara membabi buta dan merusak hutan. Pada
pengukuran diameter pohon dilakukan setinggi dada atau dengan ketetapan
ukuran 130 cm diatas permukaan tanah (Hidayah et al., 2020). Dalam
pengukuran diameter pohon di lapangan digunakan alat kaliper, diameter
tape, pita, spiegel.
Data tinggi pohon dan diameter menjadi aspek penting dalam
inventarisasi karena, pengukuran dapat memberikan informasi yang relevan
dengan tujuan tertentu melalui pengamatan secara empiris (Cangelosi, 1995).
Variabel atau data-data yang telah diperoleh dari hasil pengukuran akan
dianalisis secara kuantitatif dan hasil kuantitatif akan di deskripsikan secara
kuantitatif atau biasa disebut dengan deskripsi kuantitatif ( Nugroho, 1998).

III. ALAT DAN BAHAN


a) Alat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum
 Alat penaksiran tinggi pohon:
- Haga-altimeter
- Clinometer
- Christen Hypsometer
- Tabel Statistika
 Alat pengukuran diameter pohon:
- Kaliper
- Diameter Tape
- Pita meter
- Spiegel Relaskop
IV. CARA KERJA
Cara kerja pada praktikum kali ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
A. Pengukuran Diameter Pohon

Diukur diameter pohon atau poles setinggi


dada (dbh) untuk setiap pohon dengan
menggunakan pita meter, phi band

Diulangi pengukuran diameter untuk


pohon yang sama dengan menggunakan
kaliper dan spiegel relaskop

Data dimasukkan dalam tallysheet yang


telah dimiliki lalu, dilanjutkan dengan
dibuat tabel anova satu arah

Mencari f hitung kemuadian dibandingkan


dengan nilai f tabel
B. Penaksiran Tinggi Pohon

Ditaksir tinggi pohon atau Diulangi penaksiran tinggi


poles untuk setiap pohon yang sama dengan
pohon/poles dengan menggunakan Christen
menggunakan haga meter Hypsometer dan Suunto
dan spigel relaskop Clinometer

Mencari f hitung kemudian Data dimasukkan dalam tabel


dibandingkan dengan nilai f yang tertera, dibuat tabel
tabel anova satu arah

Uraian langkah kerja:


Alat ukur yang disediakan dipelajari prinsip kerja hingga cara penggunannya. Setelah
itu masing-masing alat dipraktekkan prosedur kerjanya serta dipelajari kekurangan dan
kelebihannya. Untuk pengukuran karakteristik pohon, diameter pohon diukur dengan
menggunakan spiegel relaskop, pita meter, phi band, dan caliper. Setelah itu dibandingkan
hasil pengukuran dengan tabel inova satu arah. Dan dibandingkan antara f hitung dan f tabel.
Kemudian untuk penaksiran penaksiran tinggi pohon dilakukan dengan hagameter, christen
hypsometer, spiegel relaskop dan clinometers. Setelah dibandingkan hasilnya dengan anova
satu arah. Dan dibandingkan antara f hitung dan f tabel.

V. DATA DAN HASIL PERHITUNGAN


Tabel 3. Hasil Penaksiran Tinggi Pohon
Hagameter Christen Spiegel Clinometer
data
A A^2 B B^2 C C^2 D D^2
1 12.8 163.84 12.3 151.29 8.55 73.1025 13.35 178.2225
2 15.2 231.04 15 225 16.5 272.25 10.35 107.1225
3 12.4 153.76 13 169 11.7 136.89 13.65 186.3225
4 28 784 20 400 17 289 25 625
5 24 576 17 289 9.6 92.16 27 729
6 24 576 17 289 6.8 46.24 27 729
7 29.2 852.64 5 25 3 9 6 36
8 32 1024 5.8 33.64 6.1 37.21 6.5 42.25
9 34.8 1211.04 7 49 6.7 44.89 7.2 51.84
10 13 169 13 169 11.1 123.21 12.75 162.5625
11 11.5 132.25 13.4 179.56 12 144 12 144
12 15 225 14 196 12.15 147.6225 10.95 119.9025
13 28.5 812.25 22 484 18 324 20.25 410.0625
14 28 784 21 441 18 324 19.5 380.25
15 23 529 23 529 18 324 19.5 380.25
16 23 529 24 576 29.25 855.5625 9.6 92.16
17 30 900 22 484 31.5 992.25 10.65 113.4225
18 36 1296 18 324 42.75 1827.5625 10.05 101.0025
19 25 625 26 676 19.5 380.25 24 576
20 28 784 26 676 25.5 650.25 22.05 486.2025
21 30 900 29 841 24.45 597.8025 23.25 540.5625
22 7.5 56.25 7.8 60.84 5.25 27.5625 6 36
23 11.5 132.25 10.9 118.81 9 81 11.1 123.21
24 7 49 7.1 50.41 7.5 56.25 7.05 49.7025
25 15 225 15 225 17.25 297.5625 16.5 272.25
26 23 529 20 400 11.55 133.4025 22.05 486.2025
27 19 361 18 324 12.15 147.6225 12 144
28 5.5 30.25 6 36 4.2 17.64 5.7 32.49
29 6 36 6.2 38.44 4.3 18.49 5.8 33.64
30 5.8 33.64 6 36 3.6 12.96 5.8 33.64
31 19 361 15 225 15.75 248.0625 17.25 297.5625
32 25.5 650.25 16 256 18.75 351.5625 23.25 540.5625
33 19 361 16 256 21.45 460.1025 14.1 198.81
34 14.5 210.25 13 169 9 81 8.1 65.61
35 15 225 8.7 75.69 8.4 70.56 12.16 147.8656
36 25 625 24 576 25 625 26 676
37 21 441 22 484 24.8 615.04 25 625
38 14.5 210.25 14 196 14.4 207.36 14 196
39 18 324 22 484 12.7 161.29 13 169
40 18 324 27 729 11.8 139.24 11.7 136.89
41 25 625 28 784 16.3 265.69 12 144
42 21 441 21 441 22.5 506.25 21.75 473.0625
43 16 256 18 324 19.5 380.25 18 324
44 14.5 210.25 14 196 12 144 14.25 203.0625
45 30.5 930.25 30 900 30 900 27.2 739.84
46 27 729 25 625 26 676 25 625
47 25 625 25 625 25 625 23.2 538.24
48 9.75 95.0625 11 121 10.5 110.25 9.75 95.0625
49 15.4 237.16 14 196 15.6 243.36 17.25 297.5625
50 13.6 184.96 12 144 14.25 203.0625 12.75 162.5625
51 11 121 13 169 12.75 162.5625 3.6 12.96
52 13 169 15 225 13.5 182.25 11.25 126.5625
53 13 169 14 196 12.75 162.5625 11.7 136.89
1027.9 815.6
Total 23234.6425 878.2 16892.68 16004.1975 794.86 14334.3756
5 5

Tabel Annova
varian db JK KT f hitung f tabel
regres
i 3 -57004.87723 -19001.62574 -1.265284998 2.64800969
error 208 3123674.239 15017.66461
total 211 3066669.362

Tabel 4. Hasil Penaksiran Diameter Pohon


phi band kaliper spiegel pitameter
data
A A^2 B B^2 C C^2 D D^2
1 20 400 19.5 380.25 30 900 20.7 428.49
2 24 576 23.75 564.0625 30 900 24.5 600.25
3 24.5 600.25 24.25 588.0625 30 900 24.5 600.25
4 33 1089 30.5 930.25 40 1600 30.255 915.365025
5 25 625 25.5 650.25 20 400 27.07 732.7849
6 22.5 506.25 21.5 462.25 30 900 22.611 511.257321
7 9.93 98.6049 10.5 110.25 10 100 13.057 170.485249
8 10.54 111.0916 16.5 272.25 15 225 19.427 377.408329
9 20.04 401.6016 22 484 25 625 24.522 601.328484
10 17.6 309.76 17.9 320.41 15 225 17.9936 323.769641
11 20 400 19.7 388.09 22.5 506.25 19.9045 396.1891203
12 19.4 376.36 19.05 362.9025 15 225 19.586 383.611396
13 67 4489 63.5 4032.25 67.5 4556.25 65.4458 4283.152738
14 56 3136 53 2809 60 3600 54.4585 2965.728222
15 47 2209 45.5 2070.25 45 2025 47.4522 2251.711285
16 43 1849 42.95 1844.7025 37.5 1406.25 42.9 1840.41
17 92 8464 90.65 8217.4225 90 8100 91.4 8353.96
18 74 5476 74 5476 75 5625 74 5476
43.3121019
19 43.5 1892.25 45
43 1849 2025 1 1875.938172
63.6942675
20 64 4096 60
62.25 3875.0625 3600 2 4056.959714
62.1019108
21 61.8 3819.24 52.5
61 3721 2756.25 3 3856.647328
12.4203821
22 12.5 156.25 15
12 144 225 7 154.2658931
19.7452229
23 20 400 22.5
18.7 349.69 506.25 3 389.8738286
14.3312101
24 14 196 22.5
13.35 178.2225 506.25 9 205.3835855
51.5923566
25 52 2704 45
50.5 2550.25 2025 9 2661.771269
26 35 1225 35 1225 30 900 34.7133758 1205.018459
27 64 4096 64 4096 60 3600 65.2866242 4262.3433
15.9235668
28 16 256 20
15 225 400 8 253.5599821
15.6050955
29 15.5 240.25 20
12 144 400 4 243.5190069
12.4203821
30 12.5 156.25 15
10 100 225 7 154.2658931
31 30 900 29.5 870.25 26 676 30.25 915.0625
32 43.4 1883.56 43 1849 60 3600 44.6 1989.16
33 35 1225 34 1156 30 900 35 1225
24.2038216
34 22 484 34
23.5 552.25 1156 6 585.8249828
33.7579617
35 36 1296 67.5
37 1369 4556.25 8 1139.599984
36 51.1 2611.21 49.5 2450.25 50 2500 50.95 2595.9025
37 61.1 3733.21 56.5 3192.25 70 4900 62.73 3935.0529
38 36.2 1310.44 35.5 1260.25 40 1600 36.3 1317.69
39 30.5 930.25 31 961 60 3600 30.89 954.1921
40 34.7 1204.09 32.5 1056.25 40 1600 34.71 1204.7841
41 42 1764 39.5 1560.25 40 1600 41.71 1739.7241
42 20.8 432.64 27 729 40 1600 27.83 774.5089
43 20.5 420.25 25 625 40 1600 25.16 633.0256
44 30.8 948.64 38 1444 22.5 506.25 38.22 1460.7684
45 41.6 1730.56 41.55 1726.4025 44 1936 42.06 1769.0436
46 49.5 2450.25 47.1 2218.41 48 2304 50.95 2595.9025
47 55 3025 55.25 3052.5625 56 3136 54.14 2931.1396
48 60 3600 58.5 3422.25 90 8100 60.16 3619.2256
49 76.5 5852.25 75.5 5700.25 97.5 9506.25 76.08 5788.1664
50 25.5 650.25 25.5 650.25 37.5 1406.25 25.78 664.6084
51 14 196 13.5 182.25 15 225 14.33 205.3489
52 19 361 18.5 342.25 15 225 19.1 364.81
53 16.8 282.24 16 256 15 225 16.87 284.5969
TOTAL 1888.31 87644.9981 1869.95 85045.2525 2103 107445.5 1926.71088 89224.83611

Tabel Annova
varian db JK KT f hitung f tabel
regres
i 3 -279127.5853 -93042.52844 -1.274028053 2.64800969
error 208 15190282.41 73030.20388
total 211 14911154.82
VI. PEMBAHASAN

Pada acara pertama, dilakukan dua kegiatan yaitu penaksiran tinggi pohon dan
pengukuran diameter pohon yang dimana dua kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data
berupa tinggi pohon dan juga diameter pohon di lapangan. Penaksiran dan pengukuran
dilakukan dengan menggunakan beberapa alat ukur, dimana tujuan pengambilan data
menggunakan beberapa alat adalah untuk membandingkan hasil data yang diperoleh.
Penaksiran dan pengukuran merupakan dua hal yang berbeda walaupun sering dikatakan
sama, dimana penaksiran adalah kegiatan menaksir ukuran objek (pada kegiatan kali ini
adalah tinggi) yang dilakukan Ketika objek tidak bisa dijangkau langsung sehingga
dibutuhkan alat, dan pengukuran adalah data berupa angka yang dihasilkan secara langsung
dimana objek dapat dijangkau dari ukuran objek yang diukur.
Pengukuran diameter dan penaksiran pohon memiliki fungsi penting dalam dunia
kehutanan. Pengukuran dan penaksiran dalam dunia kehutanan dilakukan dalam berbagai
macam kegatan seperti pada kegiatan sebelum penebangan dilakukan penaksiran dan
pengukuran individu pohon yang biasa disebut dengan ITSP (Inventarisasi Tegakan Sebelum
Penebangan) dengan tujuan untuk mengetahui individu pohon mana saja yang siap dan layak
untuk ditebang berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan mulai dari tinggi pohon dan juga
diameter pohon. Sehingga pada saat penebangan, tidak terjadi penebangan pohon secara
membabi buta yang berakibat pada rusaknya hutan.
Pada penaksiran tinggi pohon dan pengukuran diameter digunakan beberapa alat seperti
pada penaksiran tinggi pohon menggunakan Christen Hypsometer, Clinometer, Haga-
altimeter, dan Spiegel Relaskop sedangkan pada pengukuran diameter pohon menggunakan
alat Kaliper, Diameter tape (phi band ), Pita meter, Spiegel Relaskop.

Gambar 1. Christen
Hypsometer
Christen Hypsometer merupakan alat untuk penaksiran tinggi pohon dengan
memperhatikan jarak pandang pengukuran, alat ini dibantu galah sepanjang 4 meter unutk
membantu mengukur tinggi pohon. Prinsip kerja dari alat Christen Hypsometer ini segitiga
sebangun dengan cara berpasangan dengan galah 4 meter yang sejajar pada pohon yang
dibidik dimana pohon dibidik dengan sisi bagian dalam Christen Hypsometer lalu dibaca
skala pada bagian sisi luar alat dengan menyesuaikan alat dengan skala galah, lalu
memastikan bahwa visual pohon masuk ke dalam Christen Hypsometer sehingga tinggi
pohon dapat diketahui. Kelebihan dari alat ini adalah mudah dibawa, praktis, dan tidak ada
jarak tetap antara pengukur dan pohon tetapi kekurangan dari alat ini yaitu mata harus
melihat 3 titik antara lain ujung pohon, pangkal, dan ujung galah.
Gambar 2. Clinometer
Prinsip kerja dari Clinometer ini adalah dengan trigonometri dengan dua sakala yaitu
persen dan derajad, dimana cara menggunakan alat ini yaitu dengan membidik ujung pohon
dan pangkal pohon pada jarak yang telah ditentukan sesuai dengan skala. Perhitungan
penaksiran tinggi pohon digunakan rumus JD x (atas-bawah). Kelebihan dari alat ini yaitu
mudah dibawa dan juga praktis dalam penggunaanya sedangkan kekurangan dari alat ini
yaitu memerlukan ketelitian yang tinggi.

Gambar
3. Haga-altimeter
Haga-altimeter merupakan salah satu alat untuk mengukur tinggi pohon, dimana alat
ini merupakan salah satu alat yang cukup mudah untuk digunakan. Pertama tentukan skala
yang ingin digunakan dimana skala ini menjadi ukuran tetap jarak antara pohon dan pengukur
lalu netralkan kunci dengan menekan tombol kecil yang ada di bagian samping haga. Bidik
pohon bagian ujung dengan membidik ujung pohon lalu kunci haga dengan menekan tombol,
lakukan hal yang sama dengan membidik bagian pangkal pohon. Untuk mendapatkan hasil
penaksiran tinggi pohon menggunakan rumus skala atas (ujung pohon) - skala bawah
(pangkal pohon). Kelebihan dari alat ini adalah mudah dibawa dan praktis dalam
penggunaanya sedangkan kelemahan dari alat ini adalah apabila pengukur salah dalam jarak
skala yang telah ditentukan antara pengukur dan poho hasil yang didapatkan juga salah dan
juga apabila ujung pohon tidak terlihat karena tertutup tajuk penaksiran akan sulit dilakukan.
Gambar 4.
Kaliper
Kaliper merupakan alat yang digunakan untuk mengukur diameter pohon dengan
ketentuan diameter pohon dilakukan setinggi dada atau 130cm diatas permukaan
tanah.Prinsip dari penggunaan alat ini yaitu dengan mencapit pohon sesuai dengan besar
diameter dari dua sisi yang membentuk huruf L. Hasil dari pengukuran menggunakan kaliper
ini lalu dicari rata-ratanya dengan menambahkan kedua hasil pegukuran dari dua sisi lalu
dibagi dua. Ke;ebihan dari alat ini yaitu mudah digunakan sedangkan kelemahan dari alat ini
adalah berat dan susah dibawa karena ukurannya yang besar sehingga kurang cocok untuk
pengukuran diameter pohon di beberapa lokasi hutan seperti hutan alam dan juga apabila
pohon memiliki permukaan yang tidak rata akan sulit untuk dilakukan pengukuran.

Gambar 5. Diameter tape


Diameter tape atau phi band merupakan alat yang sering digunakan dalam
dunia kehutanan untuk mengukur diameter pohon. Alat ini tergolong mudah
digunakan karena sudah memiliki satuan phi sehingga setelah pengukuran tidak
diperlukan lagi konversi seperti pita meter. Penggunaan alat ini dengan cara
melingkarkan diameter tapi mengelilingi batang pohon dengan ketentuan pengukuran
dilakukan setinggi dada atau 130 cm diatas tanah lalu dilihat hasil diameter di dari
alat. Kelebihan dari alat ini yaitu mudah dibawa dan juga praktis dalam
penggunaannya akan tetapi kelemahan dari alat ini adalah apabila pengukuran
dilakukan tidak sejajar data yang di dapatkan akan berupa bias dan juga apabla batang
yang diukur tidak silindris data yang dihasilkan juga akan bias.

Gambar 6. Pita meter


Pita meter adalah alat ukur diameter pohon yang penggunaanya kurang lebih
sama dengan diameter tape atau phi band, dimana beda dari alat ini dan diameter tape
yaitu data yang di dapatkan pita meter masih berupa keliling sehingga perlu
dikonversi ke dalam diameter. Cara penggunaan alat kurang lebih sama yaitu
pengukuran dilakukan pada setinggi dada atau 130cm diatas tanah lalu pita meter di
lingkarkan ke batang pohon. Kelebihan alat ini yaitu mudah dibawa, murah, dan
praktis dalam penggunannya sedangkan kelemahannya yaitu pita meter memiliki
skala yang terbatas sehingga tidak dapat digunakan ke pohon-pohon besar dan apabila
pengukuran tidak sejajar data yang dihasilkan akan bias.
Gambar 7. Spiegel Relaskop
Spiegel relaskop adalah alat yang dapat digunakan dalam dua hal yaitu penaksiran
tinggi pohon dan juga pengukuran diameter. Pengukuran diameter dilakukan dengan
membidik pohon lalu dilihat bar dalam Spiegel pada pohon dimana 1 bar besar menunjukkan
1 RU, 1 bar kecil menunjukkan ¼ RU, dimana jarak antara pohon dan pengukur sudah
ditetapkan sebelum pengukuran. Rumus untuk mengetahui diameter dengan Spiegel ini yaitu
∑RU x JD x α% x 100 cm. Sedangkan untuk penaksiran tinggi pohon dengan melihat skala
pada alat, dengan rumus JD (tg α – tg β). Kelebihan dari alat ini yaitu mudah dibawa karena
ukurannya yang tidak terlalu besar sedangkan kelemahan dari alat ini yaitu memerlukan
ketelitian yang tinggi dan apabila kondisi minim sinar matahari pengukuran dan penaksiran
akan susah dilakukan.
Dari hasil penaksiran dan pengukuran karakteristik pohon mengguakan beberapa alat,
dilakukan analisis data pada tiap komponen karakteristik. Pada penaksiran tinggi pohon yang
data diambil dengan 4 alat kemudian dicari derajad bebas dari data penaksiran setelah itu,
dicari nilai Fk dan di dapatkan hasil 286096,653. Setelah Fk ditemukan dilanjutkan untuk
mencari JK dan KT dan setelah dilakukan perhitungan hasil akhir dari f hitung yaitu -1,265
dan f tabel 2,648. Pada pengukuran diameter pohon yang diukur dengan 4 alat kemudian
dicari nilai derajad bebas dari data pengukuran diameter, setelah itu dicari nilai Fk dan di
dapatkan 280696,653. Setelah Fk diketahui dilanjutkan mencari nilai JK dan KT, setelah itu
dilakukan perhitungan f hitung dimana di dapatkan nilai f hitung sebesar 1,274 dan f tabel
sebesar 2,64. Dari kedua komponen karakteristik diketahui bahwa f hitung lebih kecil
daripada f tabel yang artinya Ho diterima dan hasil dari data pengukuran tiap alat
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara alat satu dan alat yang lain. Dalam
analisis data terdapat faktor koreksi yang dimana faktor koreksi digunakan untuk mengatasi
hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan di lapangan maupun dalam perhitungan volume
tegakan dari data karakteristik pohon yang telah diambil di lapangan.
Rekomendasi alat yang dapat digunakan untuk pengukuran dan penaksiran dilapangan
adalah Christen Hypsometer karena alat yang mudah dibawa dan metode penggunaan alat
yang relative mudah sehingga tidak menyulitkan penaksir saat menaksir tinggi pohon
sedangkan alat untuk pengukuran diameter pohon direkomendasikan menggunakan diameter
tape karena dengan menggunakan alat ini bisa langsung diketahui diameter pohon dan juga
alatnya yang mudah dibawa kemana-mana.
VII. KESIMPULAN

 Pada penaksiran tinggi pohon dengan Haga-altimeter, Clinometer, dan


juga Spiegel Relaskop menggunakan prinsip trigonometri sedangkan pada
Christen Hypsometer menggunakan prinsip segitiga sebangun. Pengukuran
diameter pohon menggunakan ketetapan setinggi dada atau 130cm di atas
tanah dimana pada pengukuran menggunakan alat diameter tape dan pita
ukur cara kerjanya sama yaitu dengan melilitkan pita ke batang pohon,
pada pengukuran dengan Spiegel pohon dibidik menggunakan Spiegel
relaskop dan ditentukan RU nya, sedangkan pada penggunaan alat kaliper
batang pohon dijepit pada dua arah membentuk huruf L.
 Pada pengukuran diameter pohon menggunakan 4 alat di dapatkan hasil f
hitung lebih kecil daripada f tabel sehingga Ho diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil pengukuran dari ke empat alat tidak ada
perbedaan yang signifikan.
 Penaksiran tinggi pohon yang dilakukan dengan 4 alat menunjukkan f
hitung lebih kecil daripada f tabel sehingga Ho diterima, yang
menunjukkan hasil pengukuran dari ke empat alat tidak ada perbedaan
yang signifikan

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Calongesi, J. S. 1995. Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung: ITB.
Herijanto Thamrin. (2020). PENGUKURAN TINGGI DAN DIAMETER TANAMAN
MERANTI MERAH (Shorea pauciflora C.F. Gaertn) DI KEBUN RAYA UNMUL
SAMARINDA (KRUS). Jurnal Agriment, 5(01), 62–65.
https://doi.org/10.51967/jurnalagriment.v5i01.353
Hidayah, N., Naemah, D., & Payung, D. (2020). KECAMATAN BANJARBARU UTARA The
Identification of Trees on The Green Strip at Banjarbaru Sub-district North Banjarbaru.
03(2), 318–326.
Nugroho,1998. Dasar-Dasar Ilmu Statistik Jakarta.
Sari, D., Rakhman, dan Ariyanto. 2018. Analisis Waktu Kerja Pengukuran Tinggi Pohon
menggunakan Klinometer dan Hagameter. Jurnal Hutan TropisVol 2(2). Hal 79-84.

IX. LAMPIRAN

Tabel Annova Penaksiran Tinggi


varian db JK KT f hitung f tabel
regres 3 -57004.87723 -19001.62574 -1.265284998 2.64800969
i
error 208 3123674.239 15017.66461
total 211 3066669.362
Tabel Annova Pengukuran Diameter
varian db JK KT f hitung f tabel
regres
i 3 -279127.5853 -93042.52844 -1.274028053 2.64800969
error 208 15190282.41 73030.20388
total 211 14911154.82

Anda mungkin juga menyukai