Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PENGETAHUAN BAHAN

ACARA I
BENTUK DAN UKURAN

Disusun oleh :
Diana Octaviani
(H0916026)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
ACARA I
BENTUK DAN UKURAN

A. Tujuan
Tujuan dari praktikum Ilmu Pengetahuan Bahan Acara I “Bentuk dan
Ukuran”, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat menentukan bentuk, ukuran, serta isi absolut bahan
pangan atau wadahnya.
a. Bahan/alat berbentuk teratur: petridish dan loyang persegi.
b. Bahan berbentuk tidak teratur: buah-buahan dan umbi-umbian.
2. Mahasiswa dapat menentukan isi relatif bahan pangan dari biji-bijian.

B. Metodologi
1. Alat
a. Gelas ukur 1000 ml
b. Jangka sorong
c. Loyang persegi (kuboid)
d. Petridish
e. Timbangan
2. Bahan
a. Biji-bijian (Beras, kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kedelai,
ketan hitam, kuaci, dan millet)
b. Buah (Alpukat, apel, belimbing, jambu biji, mentimun, pisang, salak,
dan tomat)
c. Umbi (Bawang bombay, bawang putih, bengkoang, jahe, kentang,
singkong, ubi ungu, dan wortel)
3. Cara Kerja
a. Menentukan bentuk, ukuran, dan isi absolut bahan pangan
1) Bahan yang teratur bentuknya, penggunaan petridish dan loyang
persegi (kuboid)
Petridish dan Kuboid

Pengukuran panjang, lebar, tinggi dan diameternya

Penentuan volume

Gambar 1.1 Diagram Alir Penentuan Volume Bahan yang


Teratur Bentuknya

2) Bahan yang tidak teratur bentuknya, buah-buahan dan umbi-


umbian
Apel, jambu biji, mentimun, tomat,
pisang, alpukat, belimbing, salak,
kentang, wortel, umbi ungu,
bengkuang, bawang bombay,
bawang putih, singkong, dan jahe

Aquades
Pemasukan dalam gelas ukur 1000 ml
500 ml

Penentuan volume
Gambar 1.2 Diagram Alir Penentuan Volume Bahan yang Tidak
Teratur Bentuknya
3) Menentukan isi relatif bahan pangan

Beras, kacang hijau, kacang merah,


kacang tanah, kedelai, ketan hitam,
kuaci, dan millet

Pemasukan dalam wadah yang telah diketahui volumenya

Penimbangan berat

Penentuan isi relatif tiap gram (isi/gram bahan) dan isi relatif
tiap butir (isi/jumlah tiap butir)

Gambar 1.3 Diagram Alir Penentuan Isi Relatif Bahan Pangan


C. Hasil dan Pembahasan
Pengukuran bahan pangan atau pertanian adalah pengklasifikasian
bahan pangan berdasarkan ukuran. Ukuran pada umumnya dinyatakan dalam
atau dari tiga kombinasi parameter umum yaitu dimensi, berat dan volume.
Dimensi dapat diukur dengan mistar, atau alat-alat yang lain. Jika bahan
memiliki bentuk yang tak teratur maka dapat diukur dengan metode gelas
ukur. Penentuan volume juga dapat dilakukan dengan metode lain seperti
liquid, gas, atau solid displacement. Ukuran dan bentuk merupakan parameter
fisik penting dari makanan yang digunakan dalam penyaringan, penilaian, dan
pengendalian kualitas makanan. Selain itu juga penting dalam aliran fluida
dan perhitungan perpindahan panas dan massa (Sahin and Servet, 2006). Sifat
kuantitatif dapat ditentukan secara teliti dengan pengukuran seperti panjang,
waktu, berat, atau proporsi (Fitriani et.al., 2013).
Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar
ujung. Lebar ialah jarak dari satu sisi ke sisi yang lain, yang diukur pada sudut
tegak lurus terhadap panjang benda. Sedangkan tinggi yaitu jarak vertical anta
rujung. Panjang adalah ukuran satu dimensi dengan Satuan Internasional (SI)
yaitu meter (m). Sedangkan, volume merupakan sisi pangkat tiga (dari suatu
kubus) atau merupakan isi dari suatu benda. Satuan volume diturunkan dari
satuan panjang dipangkat tiga yaitu m3 (Figura dan Arthur, 2007).
Volume (isi) merupakan satuan yang diturunkan dari pengukuran
panjang. Untuk benda yang berbentuk teratur seperti kubus atau balok,
volumenya ditentukan dengan rumus:
Volume = panjang x lebar x tinggi
Sedangkan, untuk benda teratur yang berbentuk tabung, volumenya ditentukan
dengan rumus:
Volume = πr2t
22
Dengan π adalah ketetapan sebesar 3,14 atau , r adalah jari-jari alas tabung
7

yang berbentuk lingkaran, dan t adalah tinggi tabung. Satuan Internasional


(SI) untuk volume adalah meter kubik (m3) dengan dimensi [L3]
(Lewis, 1996).
Isi absolut (true volume) didefinisikan sebagai hasil bagi massa
dengan volume sampel, tanpa mempertimbangkan pori-pori dalam materi
(volume sebenarnya).
𝑚𝑠 + 𝑚𝑤
ρp = 𝑉𝑠 + 𝑉𝑤

Dalam kasus bahan butiran, istilah kepadatan partikel dan volume


partikel digunakan (Ramirez et.al., 2012). Isi absolut adalah ruang sebenarnya
ditempati oleh unit dan tidak termasuk rongga kosong yang berdekatan. Isi
absolut atau isi sesungguhnya adalah besar ruangan sesungguhnya yang
ditempati oleh suatu bahan. Isi absolut dapat ditera dengan berbagai cara
tergantung bentuk bahan teratur misalnya persegi, bola, pyramid, atau kubus
maka isi dapat ditera dengan formula matematik. Tetapi jika bentuk bahan
tidak teratur maka cara mudah untuk mengukur adalah dengan
mencelupkannya kedalam wadah berisi air. Selisih volume air sebelum dan
sesudah benda dimasukkan merupakan volume benda itu sendiri
(Mukhlis et.al., 2017).
Tabel 1.1 Data Pengukuran dan Isi Absolut Bahan yang Teratur
Shift Kel. Sampel Diameter Panjang Lebar Tinggi Massa Volume
(cm) (cm) (cm) (cm) (gr) (cm3 )
1 Petridish 9,3 - - 2 109,98 135,790
Kuboid - 4 4 5 12,450 80,000
2 Petridish 9 - - 1,8 109,26 114,453
Kuboid - 4 4 5 12,350 80,000
3 Petridish 9,5 - - 1,5 82,300 106,272
Kuboid - 4 4 5 12,810 80,000
4 Petridish 9 - - 1,5 91,660 95,378
Kuboid - 4 4 5 12,590 80,000
1 5 Petridish 8,91 - - 2,25 105,310 140,219
Kuboid - 3,76 3,76 5,03 12,780 71,112
6 Petridish 9 - - 2 104,640 127,170
Kuboid - 4 4 5 12,770 80,000
7 Petridish 9 - - 1,8 108,610 114,453
Kuboid - 3,7 3,7 4,3 12,610 58,867
8 Petridish 9,5 - - 1,7 104,640 127,523
Kuboid - 3,7 3,7 4,3 12,600 58,867
9 Petridish 10 - - 1,5 84,060 117,860
Kuboid - 4,1 3,2 4,8 12,870 62,976
10 Petridish 9,2 - - 1,5 104,640 99,6636
Kuboid - 4,1 3,2 4,8 12,770 62,9760
11 Petridish 9,1 - - 1,8 108,520 117,011
Kuboid - 4 3,6 5,1 12,970 73,440
12 Petridish 9 - - 1,5 104,640 95,464
2 Kuboid - 4 4 5 12,540 80,000
13 Petridish 9,3 - - 1,5 82,290 95,053
Kuboid - 4 3,7 4,8 12,750 71,040
14 Petridish 9 - - 1,5 91,650 95,378
Kuboid - 4 3,5 5 12,590 70,000
15 Petridish 8,9 - - 1,9 105,310 118,142
Kuboid - 4 3,8 5,1 12,370 77,520
16 Petridish 8,1 - - 2 109,250 130,012
Kuboid - 4 3,5 5 12,770 70,000
Sumber: Laporan Sementara
Dari hasil pengukuran ukuran dan isi absolut bahan yang teratur pada
Tabel 1.1 didapatkan berbagai diameter, panjang, lebar, tinggi, massa, dan
volume dari petridish dan kuboid yang telah diukur. Kelompok 1 didapatkan
petridish dengan diameter 9,3 cm, tinggi 2 cm, massa seberat 109,98 gram, dan
volume sebesar 135,790 cm3. Sedangkan untuk kuboid didapatkan panjang,
lebar, dan tinggi berturut-turut sebesar 4; 4; 5 cm, dengan massa seberat 12,45
gram, dan volume sebesar 80 cm3. Untuk kelompok 2, pengukuran yang telah
dilakukan didapatkan petridish dengan diameter 9 cm, tinggi 1,8 cm, massa
seberat 109,26 gram, dan volume sebesar 114,453 cm3. Sedangkan untuk
kuboid didapatkan panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut sebesar 4; 4; 5 cm,
dengan massa seberat 12,35 gram, dan volume sebesar 80 cm3. Pada kelompok
3, pengukuran yang dilakukan menghasilkan data petridish dengan diameter
9,5 cm, tinggi 1,5 cm, massa seberat 82,3 gram, dan volume sebesar 106,272
cm3. Sedangkan untuk kuboid didapatkan panjang, lebar, dan tinggi berturut-
turut sebesar 4; 4; 5 cm, dengan massa seberat 12,81 gram, dan volume sebesar
80 cm3. Kemudian pada kelompok 4, dari pengukuran yang dilakukan
didapatkan petridish dengan diameter 9 cm, tinggi 1,5 cm, massa seberat 91,66
gram, dan volume sebesar 95,378 cm3. Sedangkan untuk kuboid didapatkan
panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut sebesar 4; 4; 5 cm, dengan massa
seberat 12,59 gram, dan volume sebesar 80 cm3. Lalu hasil pengukuruan yang
dilakukan kelompok 5 mendapatkan data petridish dengan diameter 8,91 cm,
tinggi 2,25 cm, massa seberat 105,31 gram, dan volume sebesar 140,219 cm3.
Sedangkan untuk kuboid didapatkan panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut
sebesar 3,76; 3,76; 5,03 cm, dengan massa seberat 12,78 gram, dan volume
sebesar 71,112 cm3. Kemudian untuk data dari hasil pengukuran yang
dilakukan kelompok 6 didapatkan hasil petridish dengan diameter 9 cm, tinggi
2 cm, massa seberat 104,64 gram, dan volume sebesar 127,17 cm3. Sedangkan
untuk kuboid didapatkan panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut sebesar 4; 4;
5 cm, dengan massa seberat 12,77 gram, dan volume sebesar 80 cm3. Untuk
kelompok 7, hasil yang didapatkan dari pengukuran adalah petridish dengan
diameter 9 cm, tinggi 1,8 cm, massa seberat 108,61 gram, dan volume sebesar
114,453 cm3. Sedangkan untuk kuboid didapatkan panjang, lebar, dan tinggi
berturut-turut sebesar 3,7; 3,7; 4,3 cm, dengan massa seberat 12,61 gram, dan
volume sebesar 58,867 cm3. Pada kelompok 8, didapatkan hasil pengukuran
petridish dengan diameter 9,5 cm, tinggi 1,7 cm, massa seberat 104,64 gram,
dan volume sebesar 127,523 cm3. Sedangkan untuk kuboid didapatkan
panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut sebesar 3,7; 3,7; 4,3 cm, dengan massa
seberat 12,6 gram, dan volume sebesar 58,867 cm3.
Pengukuran yang dilakukan kelompok 9 menghasilkan data petridish
dengan diameter 10 cm, tinggi 1,5 cm, massa seberat 84,06 gram, dan volume
sebesar 117,86 cm3. Sedangkan untuk kuboid didapatkan panjang, lebar, dan
tinggi berturut-turut sebesar 4,1; 3,2; 4,8 cm, dengan massa seberat 12,87
gram, dan volume sebesar 62,976 cm3. Pada kelompok 10, pengukuran yang
dilakukan mendapatkan data petridish dengan diameter 9,2 cm, tinggi 1,5 cm,
massa seberat 104,64 gram, dan volume sebesar 99,664 cm3. Sedangkan untuk
kuboid didapatkan panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut sebesar 4,1; 3,2; 4,8
cm, dengan massa seberat 12,77 gram, dan volume sebesar 62,976 cm3.
Pengukuran yang dilakukan kelompok 11 mendapatkan data petridish dengan
diameter 9,1 cm, tinggi 1,8 cm, massa seberat 108,52 gram, dan volume
sebesar 117,011 cm3. Sedangkan untuk kuboid didapatkan panjang, lebar, dan
tinggi berturut-turut sebesar 4; 3,6; 5,1 cm, dengan massa seberat 12,97 gram,
dan volume sebesar 73,44 cm3. Pada kelompok 12, didapatkan data petridish
dengan diameter 9 cm, tinggi 1,5 cm, massa seberat 104,64 gram, dan volume
sebesar 95,464 cm3. Sedangkan untuk kuboid didapatkan panjang, lebar, dan
tinggi berturut-turut sebesar 4; 4; 5 cm, dengan massa seberat 12,54 gram, dan
volume sebesar 80 cm3. Untuk kelompok 13, pengukuran yang telah dilakukan
menghasilkan data petridish dengan diameter 9,3 cm, tinggi 1,4 cm, massa
seberat 82,29 gram, dan volume sebesar 95,053 cm3. Sedangkan untuk kuboid
didapatkan panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut sebesar 4; 3,7; 4,8 cm,
dengan massa seberat 12,75 gram, dan volume sebesar 71,04 cm3. Kemudian
untuk kelompok 14, data pengukuran yang didapatkan adalah petridish dengan
diameter 9 cm, tinggi 1,5 cm, massa seberat 91,65 gram, dan volume sebesar
95,378 cm3. Sedangkan untuk kuboid didapatkan panjang, lebar, dan tinggi
berturut-turut sebesar 4; 3,5; 5 cm, dengan massa seberat 12,59 gram, dan
volume sebesar 70 cm3. Pada pengukuran yang dilakukan kelompok 15
didapatkan data petridish dengan diameter 8,9 cm, tinggi 1,9 cm, massa seberat
105,31 gram, dan volume sebesar 118,142 cm3. Sedangkan untuk kuboid
didapatkan panjang, lebar, dan tinggi berturut-turut sebesar 4; 3,8; 5,1 cm,
dengan massa seberat 12,37 gram, dan volume sebesar 77,52 cm3. Pada
pengukuran yang dilakukan kelompok 16 didapatkan data petridish dengan
diameter 8,1 cm, tinggi 2 cm, massa seberat 109,25 gram, dan volume sebesar
130,012 cm3. Sedangkan untuk kuboid didapatkan panjang, lebar, dan tinggi
berturut-turut sebesar 4; 3,5; 5 cm, dengan massa seberat 12,77 gram, dan
volume sebesar 70 cm3.
Dari data yang telah didapatkan pada saat pengukuran, didapatkan
massa terberat dari petridish sebesar 109,98 gram dan volume terbesar sebesar
135,790 cm3. Sedangkan untuk kuboid, massa terberat sebesar 12,97 gram dan
volume terbesar sebesar 80 cm3. Perbedaan ukuran dari petridish dan kuboid
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perbedaan pada
produsen alat-alat tersebut yang memiliki standar ukuran masing-masing.
Untuk bahan hortikultura (buah-buahan, sayuran, umbi), dimensi
(panjang, diameter, ketebalan) banyak digunakan untuk menggambarkan
sifatnya. Dimensi fisik buah, terutama bentuknya, sangat penting dalam
menyortir dan mengukur, dan menentukan berapa banyak buah dapat
ditempatkan dalam kontainer pengiriman atau kantong plastik dengan ukuran
tertentu. Warna kulit buah menentukan perilaku konsumen dan diterima
sebagai salah satu parameter kualitas eksternal yang paling penting. Volume
buah, bentuk dan densitas penting dalam merancang kecepatan fluida untuk
transportasi. Di sisi lain, pengetahuan tentang sifat gesekan buah diperlukan
untuk merancang peralatan penanganan (Dhineshkumar and Siddharth, 2015).
Sifat fisik bahan hasil pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam
menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan proses pemanenan,
penanganan, penyimpanan dan perancangan suatu alat khusus untuk suatu
produk hasil pertanian atau analisa perilaku produk. Sifat fisik buah dan sayur
yang sering diamati yaitu warna, aroma, rasa, bentuk, berat, ukuran, volume,
masa, luas permukaan, porositas, densitas dan kekerasan
(Wardani et al., 2013).
Pengukuran volume produk pertanian merupakan salah satu cara
untuk menentukan sifat kimiawi benda padat. Beberapa sifat kimiawi berkaitan
dengan volume benda padat seperti halnya densitas, berat jenis, konsentrasi,
angka muai, luas permukaan, dan lainnya (Siswantoro et.al., 2014). Beberapa
bentuk benda padat dapat diukur berdasarkan ukuran fisik bentuknya atau
berdasarkan ukuran sisi-sisinya. Volume balok, silinder, atau bola dapat
dihitung berdasarkan ukuran fisiknya. Namun beberapa jenis bahan pertanian
cenderung berbentuk tidak menentu sehingga volumenya tidak dapat dihitung
berdasarkan ukuran fisiknya. Untuk menentukan volume produk pertanian
tersebut perlu digunakan cara pengukuran selain berdasarkan ukuran fisiknya.
Berdasarkan cara baku telah dikembangkan untuk menentukan volume
berbentuk tak menentu, yaitu berdasarkan prinsip desakan benda padat pada
benda cair seperti air, air raksa, dan toluene. Penggunakan desakan air banyak
digunakan, karena selain mudah didapat juga karena berat jenis air yang relatif
ringan sehingga kebanyakan benda padat mudah tenggelam. Namun umumnya
bahan pertanian merupakan benda berongga sehingga air cenderung meresap
ke dalam benda padat tersebut. Pada pengukuran ini, volume benda didapatkan
setelah mengetahui pertambahan volume setelah benda dicelupkan ke gelas
ukur. Penggunaan air raksa dapat mencegah peresapan bahan cair ke dalam
bahan berongga. Namun air raksa memiliki berat jenis yang tinggi (13.600
kg/m3) sehingga untuk bahan pertanian yang cenderung lebih ringan akan sulit
tenggelam. Cairan toluene sering digunakan untuk menentukan berat jenis biji-
bijian (Rahardjo et.al., 1997).
Penentuan sifat fisik bahan pertanian penting untuk merancang mesin
dan proses pemanenan, penanganan dan penyimpanan bahan-bahan ini dan
memerlukan pemahaman untuk mengubah bahan-bahan ini menjadi makanan
dan pakan. Untuk bahan hortikultura (buah, sayuran), dimensi (panjang,
diameter, ketebalan) banyak digunakan untuk menggambarkan sifatnya.
Ukuran fisik buah terutama bentuk sangat penting dalam menyortir, mengukur
dan menentukan berapa banyak buah dapat ditempatkan dalam kontainer
pengiriman atau kantong plastik dengan ukuran tertentu
(Dhineskumar et. al., 2015). Sifat fisik dari bahan pertanian/pangan sangat
penting untuk disain peralatan pengolahan, pengangkutan, pemilahan, pemisah
dan pengepakan. Sistem yang saat ini digunakan telah dirancang tanpa
mempertimbangkan kriteria ini, desain yang dihasilkan menyebabkan aplikasi
yang tidak memadai. Hal ini menyebabkan pengurangan efisiensi kerja,
peningkatan kehilangan produk. Oleh karena itu, penentuan dan pertimbangan
kriteria ini memiliki peran penting dalam perancangan peralatan ini
(Dhineskumar dan Siddhart, 2015).
Tabel 1.2 Diameter Bentuk dan Ukuran Bahan yang Tidak Teratur
P P D D
Vol
Shift Kel. Bahan Bentuk max min max min
(cm3)
(cm) (cm) (cm) (cm)

Kentang 7,8 6,7 5,3 2,6 110

Apel 6,3 5,6 7 4 200

Jambu biji 8 7,6 8,5 6,4 300

Wortel 18,8 13,3 5 1,7 170

Mentimun 20 15 5 4 30

Jahe 13 9 4 2,5 290


Bengkoang 10,5 3 10 2 400

Tomat 4 2 5 3 80

1
Pisang 14,5 11,5 3,6 2,5 88

5
Ubi ungu 13,4 8,5 13,4 8,5 151

1,57
Belimbing 11,6 7,2 5,8 220
2
6
Bawang 1,10
6,3 5,1 6,2 70
Bombay 9

Salak 7,6 7,5 5,2 3,5 75

Bawang
2,5 1 4,5 4 10
putih

Alpukat 12 9 7 3 200

Singkong 17 12 4,5 2 210


Apel 7,9 1,5 5,50 2,0 120

Kentang 6,3 3,2 7,01 3,76 190

Jambu biji 7,3 6,4 7,96 4,4 265

10

Wortel 18,1 9,6 4,71 1,93 160

4,35 2,32
Mentimun 19,2 4,9 240
0 5

11

3,75 2,20
Jahe 13,7 4,5 50
2 0 0

11,0
Bengkoang 8,6 2,2 9,8 420
8

12

Tomat 6,7 4,6 5,6 2,23 100

13 Ubi ungu 16,4 6,2 5,53 1,4 210


1,40 3,20
Pisang 14,6 11,3 90
3 3

2,07
Belimbing 10,2 2 5,8 100
5
14

Bawang
5,18 2 5,28 1 80
Bombay

6,31 4,31 5,53 1,71


Salak 80
5 5 5 5

15

Bawang 1,02
3,71 2,12 2,21 10
Putih 5

Alpukat 12 9 6,5 2,8 188

16

Singkong 17 12 4 2,5 182

Sumber: Laporan Sementara

Pada Tabel 1.2, didapatkan data ukuran bahan yang tidak teratur
dan bentuknya. Kelompok 1 mendapatkan bahan kentang dan apel. Kentang
memiliki panjang maksimum 7,8 cm, panjang minimum 6,7 cm, diameter
maksimum 5,3 cm, diameter minimum 2,6 cm, dan volume 110 cm3.
Sedangkan apel dengan panjang maksimum 6,3 cm, panjang minimum 5,6 cm,
diameter maksimum 7cm, diameter minimum 4 cm, dan volume 200 cm3.
Kemudian kelompok 2 mendapatkan jambu biji dan wortel. Jambu biji
memiliki panjang maksimum 8 cm, panjang minimum 7,6 cm, diameter
maksimum 8,5 cm, diameter minimum 6,4 cm, dan volume 300 cm3.
Sedangkan wortel dengan panjang maksimum 18,8 cm, panjang minimum 13,3
cm, diameter maksimum 5 cm, diameter minimum 1,7 cm, dan volume 170
cm3. Pada kelompok 3, diberikan bahan jahe dan mentimun. Jahe memiliki
panjang maksimum 13 cm, panjang minimum 9 cm, diameter maksimum 4 cm,
diameter minimum 2,5 cm, dan volume 290 cm3. Sedangkan mentimun dengan
panjang maksimum 20 cm, panjang minimum 15 cm, diameter maksimum 5
cm, diameter minimum 4 cm, dan volume 30 cm3. Kemudian kelompok 4
mendapatkan bahan tomat dan bengkoang. Tomat memiliki panjang
maksimum 4 cm, panjang minimum 2 cm, diameter maksimum 5 cm, diameter
minimum 3 cm, dan volume 80 cm3. Sedangkan bengkoang dengan panjang
maksimum 10,5 cm, panjang minimum 3 cm, diameter maksimum 10 cm,
diameter minimum 2 cm, dan volume 400 cm3. Kelompok 5 mendapatkan
pisang dan ubi ungu. Pisang memiliki panjang maksimum 14,5 cm, panjang
minimum 11,5 cm, diameter maksimum 3,6 cm, diameter minimum 2,5 cm,
dan volume 88 cm3. Sedangkan ubi ungu dengan panjang maksimum 13,4 cm,
panjang minimum 8,5 cm, diameter maksimum 13,4 cm, diameter minimum
8,5 cm, dan volume 151 cm3. Kelompok 6 mendapatkan bawang bombay dan
belimbing. Bawang bombay memiliki panjang maksimum 6,3 cm, panjang
minimum 5,1 cm, diameter maksimum 6,2 cm, diameter minimum 1,109 cm,
dan volume 70 cm3. Sedangkan belimbing dengan panjang maksimum 11,6
cm, panjang minimum 7,2 cm, diameter maksimum 5,8 cm, diameter minimum
1,572 cm, dan volume 220 cm3. Pada kelompok 7 diberikan bahan salak dan
bawang putih. Salak memiliki panjang maksimum 7,6 cm, panjang minimum
7,5 cm, diameter maksimum 5,2 cm, diameter minimum 3,5 cm, dan volume
75 cm3. Sedangkan bawang putih dengan panjang maksimum 2,5 cm, panjang
minimum 1 cm, diameter maksimum 4,5 cm, diameter minimum 4 cm, dan
volume 10 cm3. Untuk kelompok 8 mendapatkan bahan alpukat dan singkong.
Alpukat memiliki panjang maksimum 12 cm, panjang minimum 9 cm,
diameter maksimum 7 cm, diameter minimum 3 cm, dan volume 240 cm3.
Sedangkan singkong dengan panjang maksimum 17 cm, panjang minimum 2
cm, diameter maksimum 4,5 cm, diameter minimum 2 cm, dan volume 210
cm3.
Kelompok 9 mendapatkan bahan kentang dan apel. Kentang
memiliki panjang maksimum 7,9 cm, panjang minimum 1,5 cm, diameter
maksimum 5,5 cm, diameter minimum 2,0 cm, dan volume 120 cm3.
Sedangkan apel dengan panjang maksimum 6,3 cm, panjang minimum 3,2 cm,
diameter maksimum 7,0 cm, diameter minimum 3,8 cm, dan volume 90 cm3.
Kemudian kelompok 10 mendapatkan bahan jambu biji dan wortel. Jambu biji
memiliki panjang maksimum 7,3 cm, panjang minimum 6,4 cm, diameter
maksimum 8,0 cm, diameter minimum 4,4 cm, dan volume 265 cm3.
Sedangkan wortel dengan panjang maksimum 18,1 cm, panjang minimum 9,6
cm, diameter maksimum 4,7 cm, diameter minimum 1,9 cm, dan volume 160
cm3. Pada kelompok 11, diberikan bahan mentimun dan jahe. Mentimun
memiliki panjang maksimum 19,2 cm, panjang minimum 4,9 cm, diameter
maksimum 4,4 cm, diameter minimum 2,3 cm, dan volume 240 cm3.
Sedangkan jahe dengan panjang maksimum 13,7 cm, panjang minimum 4,5
cm, diameter maksimum 3,8 cm, diameter minimum 2,2 cm, dan volume 50
cm3. Kemudian kelompok 12 diberikan bengkoang dan tomat. Bengkoang
memiliki panjang maksimum 8,6 cm, panjang minimum 2,7 cm, diameter
maksimum 11,1 cm, diameter minimum 9,8 cm, dan volume 420 cm3.
Sedangkan tomat dengan panjang maksimum 6,7 cm, panjang minimum 4,6
cm, diameter maksimum 5,6 cm, diameter minimum 2,2 cm, dan volume 100
cm3. Untuk kelompok 13 diberikan bahan ubi ungu dan pisang. Ubi ungu
memiliki panjang maksimum 16,4 cm, panjang minimum 6,2 cm, diameter
maksimum 5,5 cm, diameter minimum 1,4 cm, dan volume 250 cm3.
Sedangkan pisang dengan panjang maksimum 14,6 cm, panjang minimum 11,3
cm, diameter maksimum 1,4 cm, diameter minimum 3,2 cm, dan volume 90
cm3. Kelompok 14 diberikan bahan belimbing dan bawang bombay. Belimbing
memiliki panjang maksimum 10,2 cm, panjang minimum 2,0 cm, diameter
maksimum 5,8 cm, diameter minimum 2,1 cm, dan volume 100 cm3.
Sedangkan bawang bombay dengan panjang maksimum 5,8 cm, panjang
minimum 2 cm, diameter maksimum 5,3cm, diameter minimum 1,0 cm, dan
volume 80 cm3. Kemudian pada kelompok 15 diberikan bahan salak dan
bawang putih. Salak memiliki panjang maksimum 6,3 cm, panjang minimum
4,3 cm, diameter maksimum 5,5 cm, diameter minimum 1,7 cm, dan volume
80 cm3. Sedangkan bawang putih dengan panjang maksimum 3,7 cm, panjang
minimum 2,1 cm, diameter maksimum 2,2 cm, diameter minimum 1,0 cm, dan
volume 10 cm3. Kemudian pada kelompok 16 diberikan bahan alpukat dan
singkong. Alpukat memiliki panjang maksimum 12 cm, panjang minimum 9
cm, diameter maksimum 6,5 cm, diameter minimum 2,8 cm, dan volume 188
cm3. Sedangkan singkong dengan panjang maksimum 17 cm, panjang
minimum 12 cm, diameter maksimum 4 cm, diameter minimum 2,5 cm, dan
volume 182 cm3. Pada shift 1, urutan volume buah dan umbi dari yang terbesar
sampai yang terkecil yaitu bengkoang - jambu biji – jahe – alpukat – belimbing
– singkong – apel – wortel - ubi ung - kentang – pisang – tomat – salak -
bawang bombay – mentimun - bawang putih. Sedangkan pada shift 2, urutan
volume buah dan umbi dari yang terbesar sampai yang terkecil yaitu
bengkoang - jambu biji – mentimun - ubi ungu – alpukat – singkong – wortel –
kentang – belimbing – tomat – apel - pisang - bawang bombay – salak – jahe -
bawang putih.
Isi relatif (apparent displacement) yaitu ruangan minimum yang
harus di tambahkan pada isi absolute suatu bahan agar supaya bahan dapat
menempati suatu ruangan. Penentuan isi relatif suatu bahan pangan berfungsi
untuk menentukan kualitasnya, mempermudah pengepakan, penyimpanan dan
pengangkutan. Selain itu juga memudahkan dalam mendesain proses dan alat
dan mesin yang terkait dengan penanganan dan aplikasi bahan pertanian.
Pengukuran isi relatif bahan dibedakan menjadi dua macam yaitu isi relatif per
gram dan juga isi relatif per butir Pengukuran isi relatif bahan dilakukan
dengan menempatkan bahan pada wadah yang telah diketahui volumenya
sampai penuh selanjutnya menimbang beratnya. Hasil bagi antara volume
wadah dengan berat dari bahan diperoleh isi relatif per gram, sedangkan untuk
isi relatif per butir yaitu dicari dengan membagi antara volume wadah yang
digunakan dengan jumlah butir dari bahan (Ramirez et. al., 2012).

Tabel 1.3 Data Hasil Penentuan Isi Relatif Bahan Pangan


Wadah Bahan Isi relatif
Shift Kel. Bentuk Volume Jenis Berat Jumlah Per gram Per butir
(gr) (butir) (cm3/gr) (gr/butir)
1 1 Petridish 195,790 Beras 106,090 8720 1,280 0,016
Kuboid 80,000 46,880 5420 1,706 0,015
2 Petridish 114,453 Millet 134,570 11265 0,850 0,010
Kuboid 80,000 51,170 6368 1,563 0,013
3 Petridish 106,272 Ketan 100,480 6064 1,058 0,018
Kuboid 80,000 hitam 54,180 3248 1,477 0,025
4 Petridish 95,378 Kacang 85,700 1359 1,113 0,070
Kuboid 80,000 hijau 53,120 856 1,506 0,094
5 Petridish 140,219 Kacang 95,060 575,5 1,475 0,244
Kuboid 71,172 kedelai 43,090 256 1,650 0,278
6 Petridish 127,170 Kacang 90,790 236 1,401 0,539
Kuboid 80,000 merah 40,940 99 1,954 0,808
7 Petridish 114,453 Kacang 83,120 195 1,377 0,586
Kuboid 58,867 tanah 36,070 93 1,632 0,633
8 Petridish 127,523 Kuaci 158,270 915 0,806 0,139
Kuboid 58,867 37,740 405 1,500 0,145
2 9 Petridish 117,860 Beras 67,920 4576 1,735 0,026
Kuboid 62,976 9,844 3738 6,397 0,017
10 Petridish 99,664 Millet 80,190 15177 1,243 0,007
Kuboid 62,976 50,260 7827 1,253 0,008
11 Petridish 117,011 Ketan 91,050 5378 1,285 0,022
Kuboid 73,440 hitam 43,830 2431 1,676 0,030
12 Petridish 95,464 Kacang 112,190 1074 0,851 0,089
Kuboid 80,000 hijau 47,320 833 1,691 0,096
13 Petridish 95,053 Kacang 162,360 463 0,585 0,205
Kuboid 71,040 kedelai 59,400 278 1,194 0,255
14 Petridish 95,378 Kacang 77,440 210 1,232 0,454
Kuboid 70,000 merah 97,580 120 0,680 0,583
15 Petridish 118,142 Kacang 82,650 181 1,429 0,653
Kuboid 77,520 tanah 40,910 90 1,895 0,861
16 Petridish 130,012 Kuaci 164,910 1307 0,788 0,099
Kuboid 70,000 39,640 543 1,766 0,129
Sumber: Laporan Sementara
Hasil praktikum pada Tabel 1.3 Penentuan Isi Relatif Bahan, wadah
yang dipakai sama seperti pengukuran bahan teratur. Volume petridish yang
digunakan masing-masing kelompok, yaitu dari kelompok 1 sampai 16
memiliki ukuran volume antara 95-195 cm3. Sedangkan untuk ukuran volume
kuboid yang dipakai kelompok 1 sampai 16 memiliki volume 58-80 cm3.
Bahan yang ditentukan isi relatifnya untuk penentuan isi relatif bahan ini
adalah beras, millet, ketan hitam, kacang hijau, kacang kedelai, kacang merah,
kacang tanah, dan biji bunga matahari (kuaci). Masing-masing bahan memiliki
volume yang berbeda-beda untuk setiap butirannya.
Untuk mencari massa bahan dengan cara massa wadah yang masih
kosong ditimbang terlebih dahulu, kemudian bahan yang akan diketahui
massanya dimasukkan ke dalam wadah dan ditimbang. Massa bahan dapat
diketahui dengan mencari selisih massa wadah yang ksoong dengan massa
wadah yang diisi dengan bahan sampai penuh. Dengan perhitungan tersebut
maka diperoleh data yaitu massa bahan yang dimasukkan ke dalam petridish
(gr) adalah 106,09; 134,57; 100,48; 85,7; 95,06; 90,79; 83,12; 158,27; 67,92;
80,19; 91,05; 112,19; 162,36; 77,44; 82,65; dan 164,91. Pada shift 1, massa
terendah pada petridish yaitu kacang tanah. Sedangkan yang paling besar
massanya pada petridish yaitu biji bunga matahari. Pada shift 2, massa
terendah pada petridish yaitu beras dengan massa 67,92 gram. Sedangkan yang
paling besar massanya pada petridish yaitu biji bunga matahari dengan 164,91
gram. Untuk bahan yang diukur massanya dengan kuboid (gr) yaitu 46,88;
51,17; 54,18; 53,12; 43,09; 40,94; 36,07; 37,74; 9,84; 50,26; 43,83; 47,32;
59,49; 47,58; 40,91; dan 39,64. Pada shift 1, bahan dengan massa terendah bila
diukur dengan kuboid yaitu kacang tanah, sedangkan yang tertinggi massanya
yaitu ketan hitam. Pada shift 2, bahan dengan massa terendah bila diukur
dengan kuboid yaitu beras, sedangkan yang tertinggi massanya yaitu kacang
kedelai.
Cara untuk mengetahui jumlah biji yang dimasukkan ke dalam wadah
petridish dan kuboid dengan menghitung secara manual yaitu menghitung satu
per satu biji yang berada di dalam wadah. Dari hasil percobaan dapat diketahui
bahwa biji yang paling banyak masuk ke petridish yaitu dan kuboid yaitu
millet. Sedangkan yang paling sedikit yaitu kacang merah. Perbedaan jumlah
biji yang masuk ke wadah disebabkan karena perbedaan volume masing-
masing biji yang dimasukkan.
Pada Tabel 1.3 Penentuan Isi Relatif Bahan, dapat diketahui bahwa
setiap bahan berupa biji-bijian memiliki isi relatif per gram (cm3/g) dan isi
relatif per butir (cm3/butir) berbeda-beda. Isi relatif per gram dapat dicari
dengan cara membagi volume wadah dengan massa bahan. Hasil percobaan
dapat diketahui bahwa isi relatif per gram pada petridish untuk setiap bahan
berbeda. Pada shift 1, urutan bahan yang memiliki isi relatif per gram (cm3/g)
terendah hingga tertinggi pada petridish adalah : kacang kedelai - kacang
merah – kacang tanah – beras – kacang hijau – ketan hitam – millet - kuaci.
Sehingga pada shift 1, bahan yang memiliki isi relatif per gram (cm3/g)
tertinggi yaitu kacang kedelai (1,475 cm3/g ) dan yang terendah adalah kuaci
(0,806 cm3/g). Sedangkan pada shift 2, urutan bahan yang memiliki isi relatif
per gram (cm3/g) terendah hingga tertinggi pada petridish adalah : beras –
kacang tanah – ketan hitam – millet – kacang merah – kacang hijau– kuaci –
kacang kedelai. Sehingga pada shift 2, bahan yang memiliki isi relatif per gram
(cm3/g) tertinggi yaitu beras (1,735 cm3/g) dan yang terendah adalah kacang
kedelai (0,585 cm3/g). Sedangkan, pada kuboid shift 1, urutan isi relatif per
gram (cm3/g) tertinggi hingga terendah yaitu : kacang merah – beras – kacang
kedelai – kacang tanah – millet – kacang hijau – kuaci – ketan hitam. Sehingga
pada shift 1, bahan yang memiliki isi relatif per gram (cm3/g) tertinggi yaitu
kacang merah (1,954 cm3/g ) dan yang terendah adalah ketan hitam (1,477
cm3/g). Pada kuboid shift 2, urutan isi relatif per gram (cm3/g) tertinggi hingga
terendah yaitu : beras– kacang tanah – kuaci – kacang hijau – ketan hitam –
millet – kacang kedelai – kacang merah. Sehingga pada shift 2, bahan yang
memiliki isi relatif per gram (cm3/g) tertinggi yaitu beras (6,937 cm3/g ) dan
yang terendah adalah kacang merah (0,680 cm3/g).
Isi relatif per butir dapat dapat dicari dengan cara membagi volume
wadah dengan butir bahan. Hasil percobaan dapat diketahui bahwa isi relatif
per gram pada petridish untuk setiap bahan berbeda. Pada shift 1, urutan bahan
yang memiliki isi relatif per gram (cm3/butir) tertinggi hingga terendah pada
petridish adalah : kacang tanah - kacang merah – kacang kedelai – kuaci –
kacang hijau – ketan hitam – millet – beras. Sehingga pada shift 1, bahan yang
memiliki isi relatif per butir (cm3/ butir) tertinggi yaitu kacang tanah (0,587
cm3/butir) dan yang terendah adalah beras (0,016 cm3/butir). Sedangkan pada
shift 2, urutan bahan yang memiliki isi relatif per gram (cm3/butir) tertinggi
hingga terendah pada petridish adalah : kacang merah – kacang tanah – kacang
kedelai – kuaci – kacang hijau – ketan hitam – millet – beras. Sehingga pada
shift 2, bahan yang memiliki isi relatif per butir (cm3/ butir) tertinggi yaitu
kacang tanah (1,429 cm3/butir) dan yang terendah adalah ketan hitam (1,285
cm3/butir). Sedangkan, pada kuboid shift 1, urutan isi relatif per gram
(cm3/butir) tertinggi hingga terendah yaitu : kacang tanah - kacang merah –
kacang kedelai – kuaci – kacang hijau – millet – beras – ketan hitam. Sehingga
pada shift 1, bahan yang memiliki isi relatif per butir (cm3/ butir) tertinggi
yaitu kacang merah (0,808 cm3/butir) dan yang terendah adalah beras (0,015
cm3/butir). Pada kuboid shift 2, urutan isi relatif per gram (cm3/butir) tertinggi
hingga terendah yaitu : kacang tanah - kacang merah – kacang kedelai – kuaci
– kacang hijau – millet –ketan hitam – beras. Sehingga pada shift 2, bahan
yang memiliki isi relatif per butir (cm3/ butir) tertinggi yaitu kacang merah
(0,583 cm3/butir) dan yang terendah adalah beras (0,017 cm3/butir).
D. Kesimpulan
Dari praktikum Acara I Bentuk dan Ukuran, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Massa terberat dari petridish sebesar 109,98 gram dan volume terbesar
sebesar 135,790 cm3. Sedangkan untuk kuboid, massa terberat sebesar
17,35 gram dan volume terbesar sebesar 80,00 cm3.
2. Pada bahan pangan yang bentuknya tidak teratur, mentimun merupakan
bahan pangan yang memiliki panjang maksimal terbesar yaitu sepanjang
20,0 cm. Panjang minimal terkecil bahan pangan dimiliki oleh bawang
putih yaitu sepanjang 1,0 cm. Ubi ungu merupakan bahan pangan yang
memiliki diameter maksimal terbesar yaitu 13,4 cm, sedangkan bawang
bombay menjadi bahan pangan dengan diameter minimal terkecil yaitu
sebesar 1,0 cm. Selain itu, bengkoang menjadi bahan pangan dengan
volume terbesar yaitu sebesar 420 cm3.
3. Dari kedua shift, bahan yang memiliki isi relatif per gram (cm3/g) tertinggi
pada petridish yaitu beras (1,735 cm3/g), dan pada kuboid adalah beras
(6,397 cm3/g).
4. Dan pada kedua shift, bahanyang memiliki isi relatif per butir (cm3/butir)
tertinggi pada petridish yaitu kacang tanah (0,653 cm3/butir), dan pada
kuboid adalah kacang tanah (0,861 cm3/butir).
DAFTAR PUSTAKA

Dhineskumar, V., D. Ramasamy, dan K. Sudha. 2015. Physical and Engineering


Properties of Pomegranate Fruit and Arils. International Journal of Farm
Science 5(3): 89-97.
Dhineshkumar, V and Siddharth M. 2015. Studies on Physical Properties of
Orange Fruit. Journal of Food Research and Technology 3(4): 125-130.
Figura Ludger O., dan Arthur A.Teixeira. 2007. Food Physics: Physical
Properties – Measurement and Applications. Springer Berlin Heidelberg.
New York.
Fitriani, Latifah, Toekidjo, Setyastuti Purwanti. 2013. Keragaan Lima Kultivar
Cabai (Capsicum annuum L.) di Dataran Medium. Jurnal Vegetalika 2(2):
50-63.
Lewis, M.J. 1996. Physical Properties Of Foods And Food Processing Systems.
Woodhead Publishing Limited. England.
Mukhlis, Andi Muhammad Akram, Edy Hartulistiyoso, Yohanes Aris Purwanto.
2017. Pengaruh Kadar Air terhadap Beberapa Sifat Fisik Biji Lada Putih.
Jurnal Agritech 37(1): 15-21.
Rahardjo, M., B. Suratmo, dan R. Kushendarti. 1997. Pengukuran Volume Benda
Padat Berbagai Bentuk dengan Berdasarkan Volume Desakan pada Bahan
Curah. Jurnal Agritech 17(4): 13-17.
Ramirez, J. Rodriguez, L. Mendez-Lagunaz, A. Lopez-Ortiz, and S. Sandoval
Torres. 2012. True Density and Apparent Density During the Drying
Process for Vegetables and Fruits: A Review. Journal of Food Science
77(12): 145-154.
Sahin, Serpil, dan Servet Gulum Sumnu. 2006. Physical Properties of Foods.
Springer Science Business Media. Ankara.
Siswantoro, Joko, Anton Satria, Azizi Abdullah. 2014. Volume Measurement
Algorithm for Food Product with Irregular Shape using Computer Vision
based on Monte Carlo Method. Journal of ICT Research 8(1): 1-17.
Wardani, Eva Widarti Budi, Musthofa Lutfi, dan Wahyunanto Agung Nugroho.
2013. Identifikasi Sifat Fisik Buah Nangka (Artocarpus heterophyllus).
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem 1(3): 224-230.
LAMPIRAN
Perhitungan
1. Volume
a. Petridish = π r2 t
= 3,14 x (4,75)2 x 1,5
= 106,272 cm3
b. Kuboid = p x l x t
=4x4x5
= 80 cm3
2. Berat Bahan
a. Petridish = Berat petridish berisi biji – berat petridish kosong
= 182,78 – 82,30
= 100,48 gram
b. Kuboid = Berat kuboid berisi biji – berat kuboid kosong
= 66,99 – 12,81
= 54,18 gram
3. Jumlah Butir
a. Petridish = 6064 butir
b. Kuboid = 3248 butir
4. Isi relatif
a. Per gram
volume wadah
1) Petridish =
gram bahan
106,272
=
100,48
= 1,058 cm3/gr
volume wadah
2) Kuboid =
gram bahan
80
=
54,18
= 1,477 cm3/gr
b. Per butir
volume wadah
1) Petridish =
butir bahan
106,272
=
6064
= 0,0175 cm3/butir
volume wadah
2) Kuboid =
gram bahan
80
=
3248
= 0,0246 cm3/butir
Lampiran Gambar

Gambar 1.4 Pengukuran pada Jahe Gambar 1.5 Pengukuran pada


Mentimun

Gambar 2.6 Petridish dan Kuboid Gambar 3.7 Pengukuran diameter


Petridish

Gambar 4.8 Penimbangan Kuboid Gambar 5.9 Penimbangan Petridish


dan Ketan Hitam

Anda mungkin juga menyukai