Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

APLIKASI KOMPUTER
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengikuti perkuliahan aplikasi komputer

Oleh :
Agil Alfaridzi ( 11820712755 )
Ilmu Hukum A

Dosen pembimbing :
Rahmawati, M.Kom

JURUSAN ILMU HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peranan
TIK dalam Ilmu Hukum”ini tepat pada waktunya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 20 Oktober 2020

Agil Alfaridzi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTARISI .....................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ...............................................................................1
B. PerumusanMasalah..........................................................................2
C. Tujuan ............................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Peranan TIK dalam ilmu hukum ....................................................3
B. Aspek hukum yang terkait dengan aplikasi teknologi informasi....6
C. Undang undang untuk TIK..............................................................8
D. Hukum pada penggunaan komputer dan teknologi informasi.........9
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi diyakini sebagai alat pengubah dalam kehidupan manusia.
Keberhasilan para ahli dan menciptakan teknologi ini sudah tercapai, hal ini
terbukti bahwa kehidupan manusia di Era modern ini tidak dapat lepas dari
teknologi itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Pemanfaatan teknologi tersebut
telah mendorong pertumbuhan bisnis yang pesat, karena berbagai informasi dapat
disajikan melalui hubungan jarak jauh dengan mudah dapat diperoleh.Teknologi
informasi juga membantu memaksimalkan cakupan pasar untuk penjualan dan
jasa, serta respon yang tepat kepada pelanggan, karena teknologi informasi dapat
mendukung dalam penyimpanan data pelanggan dan menjadi sumber informasi
untuk dapat melayani pelanggan.
Dengan demikian, hukum diperlukan untuk mengendalikan penggunaan
teknologi informasi dalam setiap sisi kehidupan manusia. Sebaliknya, teknologi
informasi diperlukan untuk membantu pencapaian penerapan hukum secara baik,
disebabkan keterbatasan manusia itu sendiri dalam mengumpulkan dan mengolah
informasi yang begitu banyak. Teknologi informasi terus tumbuh begitu pesat,
merambah ke bidang-bidang lain, tetapi pertumbuhan ini tidak diiringi oleh aturan
pengendalian dalam penerapannya. Secara umum, di Indonesia perundang-
undangan tentang penerapan dan penggunaan teknologi informasi begitu lambat,
dan ketika suatu undang-undang diluncurkan tantangan keterbelakangan hukum
sudah terlihat. Perspektif hukum teknologi informasi mencoba melihat hal-hal
yang mungkin dijadikan bahan pertimbangan dalam memahami kemungkinan-
kemungkinan penyelesaian ketertinggalan perundang-undangan dibandingkan
pertumbuhan teknologi informasi.
Kejahatan yang terjadi dewasa ini semakin kompleks. Para pelakunya bukan
lagi setiap individu manusia biasa atau elite melainkan sudah merupakan suatu
jaringan kerja (network criime) yang dinamakan dengan sindikat atau ganggang
(gangstar). Ini bisa dilihat dari kejahatan narkotika, perbankan, perjudian,
terorisme dan KKN yang jarinan kerjanya bisa mirip dengan kejahatan dan
perilaku mafi, Triad dan Yakuza.Tanpa disadari oleh masyarakat kejahatan tekait
dengan teknologi informasi bagaikan gunung es dalam peradilan hukum di
Indonesia maupun di dunia, banyak kejahatan yang tidak dilaporkan ke aparat
penegak hukum. Sehingga kejahatan dalam bentuk teknologi informasi
berkembang pesat sejalan dengan perkembangan teknologi.
Penyalahgunaan teknologi informasi akan menjadi kewajiban hukum untuk
“meluruskanya” demi tercipta tertib masyarakat beradab dan untuk berusaha
mencegah kelakuan anti sosial, yakni kelakuan yang bertentangan dengan asas
asas ketertiban sosial dan hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa peranan tik dalam ilmu hukum?
2. Apa saja Aspek hukum yang terkait dengan aplikasi teknologi
informasi?
3. Apa saja undang undang untuk tik ?
4. Bagaimana Hukum Pada Penggunaan Komputer Dan Teknologi
Informasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan tik dalam ilmu hukum
2. Untuk mengetahui aspek hukum yang terkait dengan aplikasi teknologi
informasi
3. Untuk mengetahui undang undang untuk TIK
4. Untuk mengetahui bagaimana hukum pada penggunaan komputer dan
teknologi informasi
PEMBAHASAN

A. Peranan TIK dalam Ilmu Hukum


Teknologi informasi untuk hukum Teknologi informasi untuk hukum
terdiri dari dua komponen: teknologi informasi dan hukum. Pada bagian ini
teknologi informasi berorientasi hukum dan kajian berkaitan dengan bagaimana
menggunakan teknologi informasi di bidang hukum. Teknologi informasi untuk
hukum adalah denominator umum yang diterima dan dapat disebut demikian,
yang merupakan istilah yang sangat luas digunakan dalam bidang kajian teknologi
informasi. Beberapa istilah lain yang digunakan adalah “kecerdasan buatan dan
hukum” atau “kecerdasan buatan hukum” (Gray, 1997), “teknologi informasi
aplikasi hukum” (Yannopoulos, 1998), “perhitungan legislasi” (Seipel, 1977), dan
“hukum informatika”. Topik meliputi pengembangan sistem pengetahuan yang
sah, manajemen pengetahuan, model argumentasi yang sah, dan ontologi yang
legal. Semua topik ini, melibatkan multi disiplin dalam kajian teknologi
informasi, yang memperlajari apa peluang teknologi informasi untuk ditawarkan
kepada pembuatan, penerapan, dan pelaksanaan undang-undang atau hukum.
Dengan kata lain, bagaimana menerapkan teknologi informasi dalam penentukan
hukum sesuatu kejahatan dan kesalahan? Bagaimana merumuskan persyaratan
untuk memastikan bahwa sistem dapat dikembangkan memenuhi spesifik hukum?
Beberapa tuntutan yang saling berkaitan akan berhubungan erat dengan sikap
yang diambil dalam menggunakan teknologi baru, di mana beberapa penerapan
harus mempertimbangkan potensi yang mungkin dapat diambil. Teknologi
informasi untuk hukum, dimulai dari penggunaan beberapa perangkat keras dan
perangkat lunak untuk kepentingan hukum, seperti penggunaan pengolah kata
(misalnya Microsoft Word) dalam mendokumentasikan proses penjatuhan
hukuman. Perkembangan seterusnya didasarkan atas perlunya pengolahan data
atau informasi hukum yang cepat, maka informasi perlu distrukturisasi dalam satu
pangkalan data (database), yang memungkinkan penemuan kembali informasi
yang sesuai untuk kepentingan lain. Dalam nada yang sama pangkalan data
dinyatakan dalam lingkaran legal sebagai “kumpulan karya bebas, data atau bahan
lain yang diatur secara sistematis atau bermetode serta dapat diakses oleh peribadi
secara elektronik atau cara lain. Informasi yang terdapat di dalam pangkalan data
dapat ditemukan secara online dengan merumuskan kueri pencarian. Istilah umum
untuk ini adalah penemuan kembali informasi (information retrieval, disingkat IR)
(Nasution & Noah, 2012). Dengan adanya pangkalan data yang menyimpan
istilah, sistem penaralan istilah dapat dibangun, dan menunjukkan bahwa sistem
ini dapat melakukan lebih dari sedekar menyimpan dan memproses informasi.
Sistem ini mampu menghubungkan informasi yang telah disimpan dengan fakta-
fakta yang diperkenalkan oleh pengguna dan untuk alasana-alasan lain yang
berkaitan dengan hukum. Dengan cara itu sistem ini dapat menghasilkan luaran
tertentu yang dapat memiliki bentuk keputusan. Oleh karena itu, 11sistem ini
dikenali juga dengan nama sistem pengelolaan pengetahuan yang berkaitan
dengan hukum. Dalam rangka untuk mencapai hal ini, informasi harus disimpan
dalam bentuk tertentu yang memudahkan penalaran, dan ini terbagi ke dalam tiga
kategori:
1. Pertama diberi nama dengan sistem penalaran berbasis kasus (System of
Case based Reasoning, CBR), pengetahuan preseden pada dasarnya diwakili
oleh faktor-faktor preseden yang relevan. Dalam menggunakan semua faktor,
sistem memfasilitasi untuk menggambarkan analogi antara kasus yang
ditangani dengan kasus-kasus serupa sebelumnya dengan hasil yang
diinginkan, dan hal-hal yang diperbedakan dengan kasus serupa yang tidak
memiliki hasil yang diinginkan.
2. . Kedua disebut sebagai sistem berbasis pengetahuan (Knowledge based
System, KBS) melibatkan aturan-aturan. Secara klasik, KBS memiliki tiga
bagian: Bagian basis pengetahuan dengan mana pengetahuan domain
disajikan sebagai aturan logika IF THEN, yang disebut sebagai aturan
produksi. Bagian berikutnya adalah mekanisme inferensi yang
memungkinkan untuk menentukan aturan. Mekanisme penalaran ini dapat
melibatkan forward chaining (dimulai dengan aturan syarat) atau backward
chaining (apabila hasil yang berasal kasus tidak diketahui). Jika syarat
dipenuhi, sistem dapat menuju kesimpulan berdasarkan aturan pertama
dengan syarat aturan lain dalam basis pengetahuan hukum, sedangkan hasil
yang tidak diketahui dibantu dengan dukungan hasil lain yang
memungkinkan.
3. . Jaringan saraf (neural network) bekerja dengan cara yang sama sekali
berbeda dengan kedua sistem sebelumnya. Sistem bertujuan untuk meniru
cara kerja otak manusia: Jaringan saraf terdiri dari simpul dan jalinan, yang
dapat dibandingkan dengan neuron dan sisnapsis otak. Sisi masukan jaringan
terdiri dari berbagai faktor yang relevan, dan sisi luaran adalah hasil yang
mungkin. Di antaranya ada beberapa yang disebut lapisan tersembunyi yang
dapat disesuaikan sehingga hasil yang memadai tercapai. Sejumlah kasus
hukum dapat dijadikan sebagai latihan sistem disebut training set, yang
digunakan untuk mempelajari jaringan bagaimana memutuskan sesuatu, yang
akhirnya setelah optimal sistem menyarankan sesuatu. Dalam perjalanan
waktu, sistem menjadi lebih baik, dan kemudian sampai batasnya diperoleh
sesuatu yang benar. Dengan demikian, sistem dapat memecahkan masalah
dasar dalam domain hukum.

Taksonomi (penguraian) dapat membantu untuk melihat perbedaan dan


persamaan antara berbagai aplikasi teknologi informasi dalam hukum.
Pemahaman ini sangat penting dari sudut legal, bahwa penggunaan teknologi
informasi dalam suatu organisasi, misalnya sangat membantu dalam pengaturan
pendidikan ketika mengajar materi hukum tentang berbagai aplikasi, dan berguna
dalam menentukan fokus kajian tertentu. Jadi, taksonomi dukungan teknologi
informasi untuk hukum berfungsi secara alami. Taksonomi klasik dari jenis
dukungan teknologi informasi adalah
 Otomasi perkantoran: Pengolah kata, dokumen baku, sistem pengelolaan
aliran kerja merupakan tiga contoh dari otomasi perkantoran. Jenis
dukungan ini berasal dari perspektif praktis secara hakiki, tetapi perspektif
ini tidak begitu penting dari sudut hukum, kecuali hanya dari segi legalitas
penggunaan teknologi itu sendiri.
 Pangkalan data: Penggunaan pangkalan data bersama berkaitan dengan
hukum kasus dan perundang-undangan, sangat diperlukan untuk tujuan
praktis, dan menimbulkan berbagai persoalan yang perlu dikaji, meskipun
sebagian besar tidak berkaitan langsung dengan hukum.
 Sistem-sistem berbasis pengetahuan atau sistem pengetahuan, seperti
mesin cari: Sistem ini dalam prakteknya tidak digunakan secara luas,
kecuali sampai saat ini hanya menarik perhatian dari sudut penelitian.

Teksonomi yang mencerminkan siklus hidup data (Matthijssen & Weusten,


1999) menunjukkan teknologi informasi dapat digunakan untuk mencipta data,
mengubah data, menyimpan data, mengirimkan data, dan menerapkan data.
Namun begitu, terdapat tahap-tahap pengamanan terhadap data, sistem penulisan
selalu berkaitan dengan persoalan privasi penulisan, sedangkan berikutnya adalah
menjadi hak dan pengelolaan dari administrasi sistem dengan menerapkan sistem
keamanan data dan jaringan yang sesuai (Nasution, 2006a, 2006b, 2006c).
Taksonomi dukungan teknologi informasi untuk hukum berguna untuk dikenali
atas dasar kepentingan hukum itu sendiri. Dalam segala sisi, hukum bagian dari
kehidupan, yang dapat dinyatakan sebagai alat kendali sosial masyarakat, bersama
teknologi informasi menghadirkan kemungkinan pengelolaan pengetahuan legal
atau pengetahuan yang sah di sisi undang-undang. Maksudnya adalah untuk
meyakinkan bahwa di dalam sosial masyarakat, cukup tersedia informasi dan
pengetahuan agar tujuan dan arah sosial masyarakat berkibar secara positif.

B. Aspek hukum yang terkait dengan aplikasi teknologi informasi


Sebenarnya bukan rahasia umum lagi bahwa perkembangan teknologi yang terjadi
dalam kehidupan manusia ,membawa revolusi yang memberikan banyak
perubahan pada cara berpikir manusia,baik dalam usaha pemecahan masalah
perencanaan,maupun dalam pengambilan keputusan . Perubahan yang terjadi pada
cara berpikir manusia akan berpengaruh terhadap pelaksanaan dan cara pandang
manusia terhadap etika dan norma norma dalam kehidupannya.
Perubahan pola hubungan masyarakat tersebut tentunya sangat membawa
nilai positif dan harus direspon secara baik. Dengan alasan demikian maka tentu
pula harus diimbangi dengan niat yang baik dalam memanfaatkan kemajuan
teknologi komunikasi untuk digunakan pada hal hal yang baik pula.
Ada beberapa dampak pemanfaatan teknologi informasi yang tidak tepat
yaitu;
1. Ketakutan terhadap teknologi informasi yang akan menggantikan fungsi
manusia sebagai pekerja
2. Tingkat kompleksitas di tangani secara manual
3. Pengangguran dan pemindahan kerja
4. Adanya golongan yang miskin informasi mengenai teknologi informasi
Dampak negatif dari kemajuan teknologi komunikasi tersebut dapat dihindari
apabila dalam masyarakat terdapat pola hubungan yang baik pula. Sebab tanpa
adanya itu maka segala gesekan bahkan konflik akan berpotensi hadir termasuk
dalam implementasi undang-undang teknologi komunikasi.
Untuk mengatasi beberapa kendala tersebut maka dapat dilakukan:
 Pertama, Di rancang sebuah teknologi yang berpusat pada manusia.
 Kedua, Adanya dukungan dari suatu organisasi, kompleksitas dapat
ditangani dengan Teknologi lnformasi.
 Ketiga, Adanya pendidikan yang mengenalkan teknologi informasi
sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kemajuan
teknologi informasi.
 Keempat, Jika adanya peningkatan pendidikan maka akan adanya umpan
balik dan imbalan yang diberikan oleh suatu organisasi.
 Kelima, Perkembangan teknologi akan semakin meningkat namun hal ini
harus di sesuaikan dengan hukum yang berlaku sehingga etika dalam
berprofesi di bidang teknologi informasi dapat berjalan dengan baik.
Dengan demikian apa yang dikuatirkan dari aspek negatif yang muncul dalam
pemanfaatan teknologi komunikasi dapat dihindari dan tidak terjadi sama sekali.
Bahkan perlu jangan sampai muncul di tengah-tengah masyarakat.
Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga
negaranya untuk mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang
didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan ketentraman, yang secara
umum disebut hukum. Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud
dengan pernbuatan perundang-undangan yang baru terus menerus, melainkan
Memerrlukan suatu kajian yang mendalam mengenai sejauh mana sistem hukum
yang berlaku dapat dioptimalkan.
Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah mengubah
baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan
hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan
sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat.
teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban mari'usia, sekaligus menjadi sarana
efektif perbuatan melawan hukum. Perkembangan teknologi ini menyebabkan
rrnrnculnya suatu ilmu hukum baru yang merupakan dampak dari pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan hukum telematika atalu
cyber law.

C. Undang-undang untuk teknologi informasi


Hubungan antara teknologi informasi dan hukum dipelajari dan dikaji di dua
area yang berbeda baik dalam dunia pendidikan maupun dalam penelitian. Pada
bagian ini hukum berorientasi teknologi informasi. Secara silogisme analisis dan
implikasi hukum teknologi informasi dapat dilakukan, yaitu penyelesaian masalah
hukum yang datang dari penerapan dan penggunaan teknologi informasi dalam
masyarakat. Topik bahasan berkaitan dengan tanda tangan elektronik, kontrak-
kontrak komputer, hak cipta di internet, perlindungan data, dan kejahatan
komputer. Kajian tentang hal ini akan melibatkan multi disiplin ilmu yang ada
dalam kedua bidang ini, yang membentang di atas semua damain hukum klasik,
yaitu hukum perdata, hukum pidana, hukum tata negara, dan hukum administrasi.
Paradigma hukum teknologi informasi adalah bersifat melekatkan (embed),
dan secara fenomena terus terbarukan. Aturan hukum dalam perundang-undangan
dikembangkan untuk mengatasi situasi baru yang disebabkan oleh penggunaan
teknologi informasi yang sudah ada ataupun baru, atau aturan yang ada yang
memerlukan penafsiran kembali. Oleh karena itu, undang-undang yang berkaitan
dengan teknologi informasi semestinya didukung oleh peraturan-peraturan
pemerintah pusat atau daerah yang berfungsi untuk menafsirkan akibat-akibat
perkembangan dan kemunculan teknologi informasi yang baru. Khusus di
Indonesia, perlu membangun hukum mayantara Indonesia yang demokratis,
karena akan mengadopsi perlakuan hukum yang berbeda dalam setiap lapis dan
budaya masyarakat yang beraneka ragam (Kleve et al., 2011). Hukum mayantara,
penamaan yang diberikan terhadap sekumpulan aturan yang terkait dengan
pelanggaran atau tindakan merugikan yang berasal dari13penggunaan
teknologi informasi terutama dunia maya (Internet dan Web), yang secara umum
juga dikenali sebagai cyberlaw atau cybercrime (Koops & Brenner, 2006).
Dalam prakteknya, terdapat hambatan terbesar dari sudut sumber daya
manusia, penegakan hukum akan tergantung kepada para penegak hukum, selain
kejujuran- ketegasan-dan-tranparansi, diperlukan penguasaan teknologi
informasi. Pada sisi hukum, para penegak hukum akan merasa aman karena
memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tradisi mereka di bidang hukum,
tetapi pada sisi teknologi informasi, penegak hukum membutuhkan kerja keras
untuk memiliki pemahaman tentang teknologi informasi, dan selalu tidak merasa
aman, karena hukum dipengaruhi oleh teknologi informasi itu. Bagaimana
membangun hukum dengan cara paling cocok terhadap teknologi informasi,
apalagi teknologi yang terkait baru saja diperkenalkan, adalah memerlukan latar
belakang pengetahuan tentang undang-undang kriminal dalam kasus kejahatan
komputer, latar belakang hukum sipil dalam kasus hukum e-commerce, dan latar
belakang hukum umum dalam kasus pemungutan suara elektronik. Secara umum,
penerapan hukum teknologi informasi memerlukan keahlian para penegak hukum,
dan ini menjadi kendala utama dalam hukum teknologi informasi.

D. Hukum Pada Penggunaan Komputer Dan Teknologi Informasi

Suatu perangkat aturan yang dibuat oleh Negara dan mengikat warga
negaranya untuk mengikuti aturan tersebut agar tercapai kedamaian yang
didasarkan atas keserasian antara ketertiban dengan ketentraman, yang secara
umum disebut Hukum.Hukum dalam arti luas, sesungguhnya mencakup segala
macam ketentuanhukum yang ada, baik materi hukum tertulis ( tertuang dalam
perundang-undangan ) dan hukum tidak tertulis ( tertuang dalam kebiasaan
ataupun praktek bisnis yangberkembang). Keberadaan hukum sebagai rule of law
berbanding lurus dengan melihat sejauh mana masyarakat itu sendiri terhadap
informasi hukum yang tengah berlaku.
Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan
perundang-undangan yang baru terus menerus, melainkan memerlukan suatu
kajian yang mendalam mengenai sejauh mana sistem hukum yang berlaku dapat
dioptimalkan.Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan komunikasi telah
mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan
hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan
sosial, ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat.
teknologi informasi saat ini memberikan kontribusi bagi peningkatan
kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia,sekaligus menjadi sarana efektif
perbuatan melawan hukum.. Perkembangan teknologi ini menyebabkan
munculnya suatu ilmu hukum baru yang merupakan dampak dari pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi yang dikenal dengan hukum telematika atau
cyber law.
 Hukum Telematika
Pada saat ini banyak kegiatan sosial maupun komersial dilakukan melalui
jaringan sistem komputer dan sistem komunikasi, baik dalam lingkup lokal
maupun (global Internet), dimana permasalahan hukum seringkali dihadapi
ketika terkait dengan adanya penyampaian informasi, komunikasi, dan/atau
transaksi secara elektronik, khususnya dalam hal pembuktian dan hal yang
terkait dengan perbuatan hukum yang dilaksanakan melalui sistem elektronik,
untuk mengakomodasi permasalahan tersebut munculnya beberapa bidang
hukum yaitu hukum informatika, hukum telekomunikasi dan hukum media
yang saat ini dikenal dengan hukum telematika.Masalah – masalah yang
dihadapi pada hukum telematika sangat luas, karena tidak lagi dibatasi oleh
teritori suatu Negara, dan dapat diakses kapanpun dimanapun.
Salah satu contoh yaitu kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi
maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan transaksi, misalnya
pencurian dana kartu kredit melalui pembelanjaan di Internet. Di samping itu,
pembuktian merupakan faktor yang sangat penting, mengingat informasi
elektronik bukan saja belum terakomodasi dalam sistem hukum secara
komprehensif, melainkan juga ternyata sangat rentan untuk diubah, disadap,
dipalsukan, dan dikirim ke berbagai penjuru dunia dalam waktu hitungan
detik. Dengan demikian, dampak yang diakibatkannya pun bisa demikian
kompleks dan rumit, sehingga perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian
hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi agar
dapat berkembang secara optimal.

Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga keamanan di cyber
space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan
etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara
elektronik,pendekatan hukum bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum,
persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak optimal.
KESIMPULAN

Secara baku, suatu hukum berkaitan dengan peribadi, sosial, perusahaan,


organisasi, badan khusus, dan pemerintah, yang secara umum terbagi dua kutub
yaitu privasi dan publik. Demikian juga dengan penciptaan dan penggunaan
teknologi informasi berhubungan dengan dua kutub yang saling bertentangan.
Hal-hal ini menjadi isu utama daripada hukum teknologi informasi. Selain itu,
perkembangan teknologi informasi yang pesat menjadikan hukum tentang ini
menjadi lebih kompleks untuk didekati dan dikaji, perlu kiranya pertukaran
informasi yang jelas dan pusat kajian yang berkaitan dengan pengembangan
peraturan dan ketentuan yang terkait dengan teknologi informasi berdasarkan
perspektif hukum, dan hukum ditinjau dari perspektif teknologi informasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/
326380527_Perspektif_Hukum_Teknologi_Informasi
http://eprints.ums.ac.id/30305/7/NASKAH_PUBLIKASI.pdf
https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/1024/PERKEMBANGAN-
TEKNOLOGI-KOMUNIKASI-DILIHAT-DARI-ASPEK-HUKUM.pdf

Anda mungkin juga menyukai