Anda di halaman 1dari 1

Civic hal.

79

1. Sultan Ageng Tirtayasa: Sultan Ageng Tirtayasa ingin mewujudkan Banten sebagai
kerajaan islam terbesar.Di bidang ekonomi, ia berusaha meningkatkan kesejahteraan
rakyat dengan membuka sawah-sawah baru dan mengembangkan irigasi. Dibidang
Keagamaan, ia mengangkat Syekh Yusuf sebagai mufti kerajaan dan penasehat
Sultan.Sultan Ageng Tirtayasa tidak menyukai VOC adanya Blokade dan gangguan
yang dilakukan VOC terhadap kapal dagang dari Cina dan Maluku yang akan menuju
Banten. Adanya keinginan VOC untuk memonopoli perdagangan di kawasan pesisir
Jawa. VOC menghalangi kegiatan perdagangan di Banten.

2. Sultan Hasanuddin: Perjuangan Sultan Hasanuddin dalam mengusir penjajah memang


dikenal sangat gigih. Kegigihannya tersebut membuat pahlawan nasional yang satu ini
mendapatkan julukan Haantjes van Het Oosten atau Ayam Jantan dari Timur

3. Tuanku Imam Bonjol: Orientasi perjuangan Tuanku Imam Bonjol adalah


mengembalikan al-Qur'an dan Sunnah sebagai fondasi kehidupan masyarakat serta
menentang dominasi kekuasaan kolonial Belanda.

4. Pangeran Diponegoro: Melansir Kemdikbud RI, Pangeran Diponegoro lahir di


Yogyakarta pada 11 November 1785. Raden Mas Ontowiryo dipanggil dengan sebutan
Diponegoro karena perjuangannya dalam memimpin Perang Diponegoro atau Perang
Jawa. Beliau memimpin perang Jawa yang berlangsung dari tahun 1825-1830 atau
sekitar 5 tahun perjuangan.

5. Kapitan Pattimura: Pattimura dan perjuangannya yaitu melawan penjajahan Belanda


yang masuk ke tanah Maluku untuk menguasai perdagangan rempah-rempah. Salah
satu pertempuran terbesar yang dipimpinnya ketika rakyat Maluku bersatu untuk
merebut Benteng Duurstede dari tangan penjajah Belanda.

6. I Gusti Ketut Jelantik: Jelantik dikenal menjadi pemimpin masyarakat Bali dalam
melakukan perlawanan terhadap Belanda. Tidak cuma sekali, perlawanan yang
dilakukan I Gusti Ketut Jelantik sampai tiga kali. Ketiga perlawanan itu adalah Perang
Bali I, Perang Jagaraga, dan Perang Bali III.

Anda mungkin juga menyukai