Anda di halaman 1dari 4

CARI GAMBAR (KELAS 7)

7A/21 Michellia A. Tania

1. Sumatera
Gambar pulau Tokoh-tokoh:

Cut Nyak Dien Teuku Umar Panglima Polim

Bentuk perlawanan:
Cut Nyak Dien: melawan Belanda dengan mengajarkan kaum perempuan cara
mendidik bayi, menjadi ibu rumah tangga yang baik dan membantu dalam
peperangan. Ia juga meneruskan ilmu beragama kepada rakyat-rakyatnya
semasa tua.
Teuku Umar: dengan berpura-pura bekerja sama dengan Belanda dan
terkenal akan strategi perang gerilyanya. Ia melawan Belanda setelah
mengumpulkan senjata dan uang yang cukup banyak.
Panglima Polim: beliau mempertahankan kejayaan kerajaan Aceh berlanjut
pada tahun 1896. Saat itu Belanda masih sulit mencapai kubu-kubu
pertahanan Aceh. Panglima Polim bersama pasukan 400 orangnya bergabung
dengan Teuku Umar untuk menghadapi serangan Belanda.

2. Jawa
Gambar pulau Tokoh

Pangeran Diponegoro
Bentuk perlawanan:
Pangeran Diponegoro: ia memimpin salah satu peperangan terbesar (Perang
Diponegoro). Ia memperjuangkan hak-hak rakyatnya dengan menggertak dan
melawan bangsa Belanda. Berikut upaya-upaya yang beliau lakukan:
- Membatalkan pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli
senjata dan makanan.
- Terjadinya perang Diponegoro atau Perang Jawa, karena terjadi di tanah
Jawa yang berlangsung selama 5 tahun.

3. Kalimantan
Gambar pulau Tokoh

Pangeran Antasari

Bentuk perlawanan:
Pangeran Antasari: beliau beserta rakyat menyerang tambang batu bara
milik Belanda dengan cara dibakar, merebut Benteng Pengaron serta
mengambil alih tambang Nassau Oranje milik Belanda, melakukan perang
gerilya serta membuat kerajaan baru di pedalaman dan benteng-benteng
pertahanan, dan melakukan penyelundupan senjata dibantu oleh para
pangeran-pangeran di Banjar.

4. Bali
Gambar pulau Tokoh

Raja Buleleng
Bentuk perlawanan:
Raja Buleleng: beliau menolak Belanda sehingga terjadilah peperangan
antara belanda dan rakyat Bali. Rakyat Bali, dibawah pimpinan Patih Ketut
Gusti Jelantik, mengadakan perang habis-habisan (Puputan) terhadap
Belanda. Oleh karena itu, Perang Bali disebut juga dengan Perang Puputan
Jagaraga.

5. Sulawesi
Gambar pulau Tokoh-tokoh

Raja Bone Sultan Hassanudin

Bentuk perlawanan:
Raja Bone: Kerajaan Bone tidak mengakui kekuasaan Belanda di Sulawesi
Selatan. Hal inilah yang kemudian menjadi penyebab terjadinya Perang Bone,
sebuah ekspedisi balasan oleh Belanda ke Kerajaan Bone. Untuk menaklukkan
Bone, Belanda harus melakukan tiga kali peperangan. Bone dapat
menghancurkan beberapa pos pertahanan Belanda di Pangkajene, Maros, dan
Tanete. Belanda gagal merebut pemerintahan karena raja dan pembesar-
pembesar kerajaan telah meninggalkan ibu kota untuk mengungsi ke
pedalaman. rakyat Bone berjuang untuk merebut kembali wilayah kerajaan
yang dicaplok oleh Belanda
Sultan Hassanudin: ia adalah seorang pemberani yg sangat menentang keras
praktik monopoli perdagangan VOC. Bentuk-bentuk perlawanan Sultan
Hasanuddin terhadap VOC dimulai pada tahun 1660. Di bawah komando Sultan
Hasanuddin, pasukan Kerajaan Gowa yang terkenal dengan ketangguhan
armada lautnya mulai mengumpulkan kekuatan. Mereka melakukan perlawanan
bersama kerajaan-kerajaan kecil lainnya untuk menentang dan melawan VOC.
Hingga akhir hayatnya, Sultan Hasanuddin masih bersikukuh tidak mau
bekerja sama dengan Belanda.
6. Maluku
Gambar pulau Tokoh-tokoh

Pattimura Khristina Martha Tiahahu


Bentuk perlawanan:
Thomas Mattulessia/Pattimura: Perlawanan rakyat Maluku diawali dengan
membakar perahu Pos di Porto (pelabuhan) pada 15 Mei 1817 dan mengepung
Benteng Duurstede. 2. Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga
menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali,
Sulawesi dan Jawa. Pejuang Maluku kemudian melanjutkan perjuangan dengan
sistem gerilya. Perlawanan Pattimura meluas ke Ambon, Seram, dan tempat-
tempat lainnya. Lalu, Belanda akhirnya meminta bantuan dari Jakarta setelah
berulang kali kalah melawan pasukan Pattimura.

Khristina Martha Tiahahu: beliau tercatat sebagai seorang pejuang


kemerdekaan yang berani dimana ketika ia terjun dalam medan pertempuran
melawan tentara kolonial Belanda dalam Perang Pattimura tahun 1817, saat itu
ia masih remaja. Keberanian dan konsekuennya sangat terkenal dikalangan
pejuang, masyarakat luas, bahkan para musuh. Sejak awal perjuangan, ia
selalu ikut mengambil bagian dan pantang mundur. Dengan rambutnya yang
panjang terurai ke belakang serta berikat kepala sehelai kain berang (merah)
ia tetap mendampingi ayahnya dalam setiap pertempuran baik di Pulau
Nusalaut maupun di Pulau Saparua. Siang dan malam ia selalu hadir dan ikut
dalam pembuatan kubu-kubu pertahanan. Ia bukan saja mengangkat senjata,
tetapi juga memberi semangat kepada kaum wanita di negeri-negeri agar ikut
membantu kaum pria di setiap medan pertempuran sehingga Belanda
kewalahan menghadapi kaum wanita yang ikut berjuang. Selain memberi
semangat kepada kaum wanita agar ikut kaum pria di medan pertempuran, ia
juga berjuang untuk melepaskan ayahnya dari hukuman mati. Pada saat ia
sakit pun, ia menolak pengobatan apapun dari bangsa Belanda.

Anda mungkin juga menyukai