Mata Kuliah Bioetik Profesionalisme Bidan Program Studi Magister Kebidanan
Oleh
RIMA SARTIKA P102222015
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
SEKOLAH PASCASARJANA ILMU KEBIDANAN 2023 KOMPETENSI BIDAN
Bidan sebagai tenaga kesehatan strategis yang berperan dalam pelayanan
kesehatan ibu dan anak dituntut memiliki kompetensi tinggi untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan Pasal 47 ayat (1), bahwa Bidan berperan sebagai pengelola pelayanan kebidanan, penyuluh dan konselor, pendidik, pembimbing dan fasilitator klinik, penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan, dan peneliti. Peran bidan sebagaimana dimaksud pada Pasal 47 ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan harus sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. Sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan angka kematian dan kesakitan ibu, Bidan harus memiliki kompetensi karena tugas dan tanggung jawabnya sangat penting dalam menjaga kesehatan perempuan dan bayi. Kehadiran bidan dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi, serta memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan tepat pada saat dibutuhkan. Tanpa kompetensi yang memadai, bidan mungkin tidak mampu memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan dapat beresiko meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Oleh karena itu, memiliki kompetensi yang sesuai standar kompetensi sangat penting bagi bidan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kompetensi bidan menjadi dasar memberikan pelayanan kebidanan secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan. Penting untuk diketahui bahwa kompetensi bidan tidak hanya meliputi aspek teknis, tetapi juga aspek non teknis. Menurut teori Finch dan Crunkilton, kompetensi adalah penguasaan terhadap suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Kompetensi menurut UU RI No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 (10) bahwa kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan bahwa Kompetensi Tenaga Kesehatan adalah kemampuan yang dimiliki Tenaga Kesehatan berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional untuk dapat menjalankan praktik. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan Pasal 1, menjelaskan bahwa Kompetensi Bidan adalah kemampuan yang dimiliki oleh Bidan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk memberikan Pelayanan Kebidanan. Kompetensi yang dimiliki bidan sangat berpengaruh terhadap keselamatan ibu dan bayinya, sehingga kompetensi tersebut harus memiliki standar. Standar Kompetensi Bidan disusun oleh Organisasi Profesi Bidan dan Konsil berkoordinasi dengan Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia. Standar Kompetensi Bidan merupakan bagian dari standar profesi bidan yang disahkan oleh Menteri Pada dasarnya Standar Kompetensi Bidan sebagai acuan untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek pengabdian profesi bidan kepada individu, keluarga dan masyarakat secara aman dan bertanggung jawab pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Untuk itu bidan harus mampu dan terampil dalam memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang ditetapkan, karena bidan dituntut untuk memberikan pelayanan sesuai profesionalismenya. Standar kompetensi bidan sudah mendapatkan pengesahan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.HK.01.07/Menkes/320/2020 tentang Standar Profesi Bidan. Standar Kompetensi Bidan terdiri dari 7 area kompetensi yang diturunkan dari gambaran tugas, peran, dan fungsi Bidan. Setiap area kompetensi ditetapkan definisinya yang disebut Kompetensi Inti. Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi beberapa komponen kompetensi yang dirinci lebih lanjut menjadi kemampuan yang diharapkan di akhir pendidikan. Kompetensi Bidan terdiri dari 7 area kompetensi meliputi : 1. Etik legal dan keselamatan klien/pasien 2. Komunikasi efektif 3. Pengembangan diri dan profesionalisme 4. Landasan ilmiah praktik kebidanan 5. Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan 6. Promosi kesehatan dan konseling 7. Manajemen dan kepimimpinan. Untuk dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, menurunkan angka kematian ibu dan bayinya seorang Bidan harus memiliki Kompetensi, sehingga kompetensi tersebut harus memiliki standar. Standar kompetensi sangat penting dalam bidang kebidanan karena membantu menjamin kualitas pelayanan kesehatan, meningkatkan keselamatan pasien, mendorong pengembangan profesional, menjamin akuntabilitas, dan memperkuat sistem kesehatan. Dengan adanya standar kompetensi, setiap bidan dapat memahami dan memenuhi persyaratan minumum yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya secara profesional. DAFTAR PUSTAKA
Asmara Andy. (2019). Kompetensi Bidan Puskesmas dalam Meningkatkan
Pelayanan Antenatal. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia Vol.7 No.1 https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jmki/article/view/22250/14984
Faniasih Rofi.,Agus Triyono. (2023). Hubungan Kompetensi Bidan, Penerapan
SOP Persalinan dan Kelengkapan Peralatan Medis dengan Keselamatan Ibu Melahirkan di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Petalangan Kelurahan Rawang 4. Jurnal Keseharan dan Kedokteran Vol.2. No.1 http://journal.admi.or.id/index.php/JUKEKE/article/view/502/645
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/320/2020 tentang
Standar Profesi Bidan
Nurjasmi Emi. (2021). Modul Midwifery Update IBI. Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan