Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam World Trade
Organization (WTO), Asean Economic Community (AEC), Asean Free Trade
Area (AFTA) yang menjadi bagian dari pasar bebas dunia. Hal ini sekaligus
membuka peluang bagi bidan Indonesia bekerja di negara lain atau sebaliknya.
Bidan sebagai seorang profesional diharapkan mampu memberikan pelayanan
kebidanan sepanjang siklus kehidupan reproduksi perempuan secara berkualitas,
mampu bersaing ditingkat nasional maupun internasional. Bidan dalam
memberikan pelayanan di Indonesia mengacu pada regulasi dan ketentuan yang
berlaku antara lain Undang- Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan,
Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, Undang-
Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun
2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien beserta
perubahannya, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
beserta perubahannya, dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 320 Tahun 2019
tentang Standar Profesi Bidan.
Kompetensi mencakup penggolongan keahlian yang merupakan ukuran
kemampuan seseorang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional
dalam memutuskan atau melakukan sesuatu. Tenaga kesehatan memiliki peranan
penting dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada
masyarakat. Penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan harus dilakukan secara
bertanggung jawab, memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan
kewenangan yang terus menerus ditingkatkan mutunya melalui pelatihan
berkelanjutan. Badan Pusat Statistik (BPS) telah membuat satu klasifikasi baku
yang disebut dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan
menjadi acuan indikator kompetensi diberbagai lapangan usaha termasuk pada
bidang kesehatan.
Standar Kompetensi Bidan yang disusun ini, merupakan penyempurnaan dari
Standar Kompetensi Bidan dan ruang lingkup praktik kebidanan yang tertuang
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. Standar tersebut disusun
berdasarkan body of knowledge, falsafah dan paradigma pelayanan kebidanan
serta pola hubungan kemitraan (partnership) Bidan dan perempuan yang berfokus
pada kebutuhan perempuan. Standar kompetensi ini memuat standar kompetensi
lulusan pendidikan profesi Bidan dengan sebutan Bidan dan lulusan pendidikan
Diploma III (tiga) Kebidanan dengansebutan Ahli Madya Kebidanan.
Dalam memenuhi kendali mutu pelayanan kebidanan di Indonesia dan
menjawab kebutuhan dalam pelayanan kesehatan, pendidikan kebidanan
dikembangkan melalui jalur vokasional, akademik, dan profesi. Bidan telah
memiliki level kompetensi kerja sebagai rujukan/pedoman dalam pembinaan dan
pengembangan jenjang karier profesional bidan di setiap tatanan pelayanan
kesehatan meliputi: Bidan Praktisi (BP) I adalah jenjang bidan yang memiliki
kemampuan melaksanakan asuhan kebidanan fisiologis pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita, kesehatan reproduksi perempuan, dan
Keluarga Berencana; Bidan Praktisi (BP) II adalah jenjang bidan yang memiliki
kemampuan melakukan asuhan kebidanan fisiologis pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir, bayi dan balita, kesehatan reproduksi perempuan, Keluarga
Berencana dan dengan penyakit penyerta serta bayi dan balita bermasalah; Bidan
Praktisi (BP) III adalah jenjang bidan yang memiliki kemampuan melakukan
asuhan kebidanan dengan komplikasi, patologis, kegawatdaruratan, pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi, balita. Bidan Praktisi (BP) IV adalah jenjang bidan
yang memiliki kemampuan sebagai supervisor asuhan kebidanan dengan masalah
yang kompleks. Bidan Praktisi (BP) V adalah jenjang bidan yang memiliki
kemampuan memberikan konsultasi tentang asuhan kebidanan pada area spesifik
dan kompleks (advance), mengembangkan managerial dan keilmuan kebidanan
dalam praktik profesional.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian kompetensi kebidanan menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/320/2020
Tentang Standar Profesi Bidan?
2. Apa saja standar kompetensi kebidanan menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/320/2020
Tentang Standar Profesi Bidan?
3. Apa saja komponen kompetensi kebidanan menurut Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/320/2020
Tentang Standar Profesi Bidan?
4. Apa saja tingkat kemampuan yang harus dicapai bidan menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan?
5. Apakah perbedaan ketrampilam ketrampilan ahli madya kebidanan dan
bidan menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kompetensi kebidanan menurut Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan?
2. Untuk mengetahui apa saja standar kompetensi kebidanan menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan?
3. Untuk mengetahui apa saja komponen kompetensi kebidanan menurut
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan?
4. Untuk mengetahui apa saja tingkat kemampuan yang harus dicapai bidan
menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/320/2020 Tentang Standar Profesi Bidan?
5. Untuk mengetahui perbedaan ketrampilam ketrampilan ahli madya
kebidanan dan bidan menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/320/2020 Tentang Standar Profesi
Bidan?

Anda mungkin juga menyukai