Anda di halaman 1dari 32

Cert. No.

EGS09050010

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


ANAK USIA PRA SEKOLAH

Oleh:

Anggota Kelompok 3

Annisa Rahmaniar S NIM : 2107030


Dian Sulistianingsih NIM : 2107034
Esnanto NIM : 2107037
Fatwa Gilang W. NIM : 2107038
Tria Friska N. NIM : 2107069
Yuliyani NIM: 2107073
Fitria Ratnasari NIM : 2107077
Mohamad Sigit NIM : 2107084

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TRANSFER


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan adalah segala bentuk tindakan atau kegiatan pada praktek
keperawatan yang diberikan kepada klien yang sesuai dengan standar operasional
prosedur atau SOP (Carpenito, 2010).
Menurut Friedman, keluarga adalah dua individu atau lebih yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-
masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2013). Sedangkan
menurut Notoatmodjo, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketegantungan, adanya ikatan perkawinan atau pertalian
darah, berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, memiliki perannya masing-masing
(Notoatmodjo, 2003).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga (Mubarak, 2005). Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendidikan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengantasi masalah kesehatan keluarga secara mandiri.
Keluarga memiliki 8 tahap perkembangan, yaitu keluarga baru (keluarga sedang),
keluarga dengan anak pertama <30 bulan (anak lahir), keluarga dengan anak pra sekolah
(3-5 tahun), keluarga dengan anak usia sekolah (6-12 tahun), keluarga dengan anak
remaja (13-20 tahun), keluarga dengan anak dewasa (anak pertama meninggalkan
rumah), keluarga dengan orangtua yang pensiun, keluarga dengan orangtua lansia
(Duvall, 1977).
Anak merupakan individu yang yang berada dalam satu rentang perubahan
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak – anak merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dar bayi ( 0-1 tahun ), usia bermain/
toddler ( 1-2, 5 tahun ), prasekolah ( 2,5 – 5 tahun ) usia sekolah ( 5-11 tahun), hingga
remaja (11- 18 tahun ). Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan
sebagai potret atau gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian,
karena anak merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik
dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah (Duvall, 1977).

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam tentang Asuhan
Keperawatan Keluarga pada Anak Usia Pra Sekolah.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :
1. Konsep keluarga
• Pengertian keluarga
• Tugas keluarga
• Pengertian anak prasekolah
• Pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah
2. Konsep Asuhan keperawatan keluarga
• Pengertian asuhan keperawatan keluarga
• Tujuan asuhan keperawatan keluarga
• Sasaran keperawatan keluarga
• Ruang lingkup asuhan keperawatan keluarga
• Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua individu atau lebih yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2013).
Menurut Notoatmodjo, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketegantungan, adanya ikatan perkawinan
atau pertalian darah, berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, memiliki
perannya masing-masing (Notoatmodjo, 2003).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua individua
tau lebih sebagai unit terkecil dari masyarakat yang tergaung karena hubungan darah,
perkawinan yang tinggal dalam satu rumah dalam keadaan saling bergantung,
berinteraksi dan memiliki perannya masing-masing.
2. Tugas Keluarga
Menurut Harmoko (2012) terdapat delapan pokok tugas keluarga, antara lain :
a. Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Mengatur tugas masing-masing anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya
d. Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga agar timbul keakraban dan
kehangatan para anggota keluarga
e. Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang diinginkan
f. Memelihara ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
Menurut Friedman tugas kesehatan keluarga sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat (Friedman, 2013)
3. Anak Prasekolah
Anak prasekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun. Pada masa ini, diperlukan
pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, di mana panca indera
dan system penerimaan rangsangan serta proses memori harus siap sehingga anak
mampu belajar dengan baik (Tri et al., 2020).
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Kemenkes,
2005). Sebagai contoh pertumbuhan fisik seseorang dengan bertambahnya tinggi
badan, berat badan, kepadatan tulang, struktur gigi dan polanya dapat
diprediksikan (Mansur, 2019).
Pertumbuhan fisik pada anak usia pra sekolah yaitu :
1) Tubuh anak usia pra sekolah akan tumbuh 6,5 sampai 7,8 cm per tahun.
Tinggi rata-rata anak usia 3 tahun adalah 96,2 cm, anak-anak usia 4 tahun
adalah 103,7 cm dan rata-rata anak usia 5 tahun adalah 118,5 cm.
2) Pertambahan berat badan selama periode usia prasekolah sekitar 2,3 kg per
tahun. Rata-rata berat badan anak usia 3 tahun adalah 14,5 kg dan akan
mengalami peningkatan menjadi 18,6 kg pada usia 5 tahun. Tulang akan
tumbuh sekitar 5 sampai 7,5 cm per tahun. Lemak bayi yang hilang dan
pertumbuhan otot selama tahun-tahun prasekolah menjadikan penampilan
anak terlihat lebih kuat dan dewasa. Panjang tengkorak juga bertambah
sedikit, dengan rahang bawah menjadi lebih jelas. Rahang atas melebar
selama tahun prasekolah sebagai persiapan untuk munculnya gigi permanen,
biasanya mulai sekitar usia 6 tahun.
b. Perkembangan
Menurut (Taylor et al., 2011), perkembangan adalah struktur, pikiran, perasaan
atau perilaku yang dihasilkan dari proses pematangan, pengalaman dan
pembelajaran. Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia berasal dari efek
yang saling terkait dari factor keturunan dan lingkungan. Manusia secara
bersamaan mengalami proses tumbuh dan berkembang secara fisik, kognitif,
psikososial, dimensi moral dan spiritual, dengan masing-masing dimensi menjadi
bagian penting dari keseluruhan pribadi.
1) Perkembangan Otak Anak
Penelitian Neuroscience menunjukkan bahwa perkembangan otak selama 5
tahun pertama lebih cepat, intensif dan sensitive terhadap pengaruh eksternal
atau lingkungan. Tahun-tahun pembentukan ini adalah ketika anak-anak
membangun fondasi mereka umtuk belajar dan kesuksesan masa depan.
2) Perkembangan Psikososial
Menurut Erik Erikson, tugas perkembangan psikososial pada usia prasekolah
adalah membangun rasa inisiatif versus rasa bersalah, usia anak prasekolah
adalah siswa yang ingin tahu, mereka sangat antusias mempelajari hal-hal
baru. Anak usia prasekolah ingin mengembangkan dirinya melebihi
kemampuannya, kondisi ini dapat menyebabkan dirinya merasa bersalah.
Tahap pengembangan hati nurani selesai selama periode prasekolah, dan tahap
ini merupakan dasar untuk tahap perkembangan moral yaitu anak dapat
memahami benar dan salah (Erikson, 2010).
3) Perkembangan Kognitif
Anak usia prasekolah mulai memahami konsep penghitungan dan mulai
terlibat dalam permainan fantasi dan khayalan. Pada tahap ini pemikiran
didasarkan pada pemahaman dunia yang mementingkan diri sendiri. Mereka
percaya bahwa pikirannya sangat kuat, fantasi yang dialami melalui pemikiran
magis memungkinkan anak-anak usia prasekolah untuk membuat ruang di
dunianya yang nyata.
4) Perkembangan Moral dan Spiritual
Anak akan mengembangkan rasa moralitas, prinsip-prinsip yang
mempengaruhi cara ia memperlakukan orang lain dan bagaimana ia
memandang keadilan. Sebagai orang tua, mungkin ingin memiliki pengaruh
pada bagaimana ia mengembangkan rasa benar versus rasa bersalah dan
menanamkan nilai-nilai yang anda anggap penting. Namun, tidak selalu
mudah untuk mengetahui pada usia berapa yang tepat untuk membimbing
anak secara moral atau bahkan bagaimana memulainya. Ketika pemahaman
anak mulai meningkat, mulailah memintanya untuk mengidentifikasi pelajaran
hidup dalam sebuah cerita dengan membaca buku dengan berbagai pelajaran
moral dan periksa pemahaman anak tentang bagaimana dia
menggeneralisasikan pelajarn it uke dalam hidupnya sendiri.
5) Perkembangan Keterampilan Motorik Kasar
Anak usia prasekolah tampaknya berada pada gerakan konstan. Keterampilan
motorik kasar anak usia prasekolah sangat gesit, berdiri, berjalan, berlari,
melompat, naik turun tangga, berjalan maju mundur dengan mudah.
Sedangkan berdiri atau berjinjit dengan satu kaki masih membutuhkan
konsentrasi ekstra.
6) Perkembangan Keterampilan Motorik Halus
Perkembangan keterampilan motorik halus merupakan komponen penting dari
kesejahteraan anak. Sejak lahir sampai dengan usia 8 tahun, anak-anak secara
terus menerus mendapatkan, memperbaiki, dan menggabungkan fungsi dan
keterampilan motoric mereka dan mengintegrasikan keterampilan mereka.
Keterampilan motoric halus diperlukan untuk banyak aspek perawatan diri,
misalnya mengenakan sepatu, makan sendiri, sikat gigi.
7) Perkembangan Sensorik
Pendengaran utuh saat lahir dan harus tetap demikian sepanjang usia
prasekolah. Indera penciuman dan peraba terus berkembang sepanjang tahun-
tahun prasekolah. Indera perasa pada anak usia prasekolah yang masih muda
tidak teralu membeda-bedakan daripada anak yang lebih besar sehingga
mereka beresiko lebih tinggi untuk menelan benda asing secara tidak sengaja.
Ketajaman visual terus mengalami kemajuan dan harus sama secara bilateral.
Pada usia 5 tahun memiliki ketajaman visual 20/40 atau 20/30, penglihatan
warna masih utuh pada usia ini.
8) Perkembangan Komunikasi dan Bahasa
Periode usia prasekolah merupakan masa penyempurnaan keterampilan
bahasa. Anak usia 3 tahun menggunakan kalimat pendek yang hanya berisi
informasi penting. Anak usia prasekolah dapat memperoleh sebanyak 10
hingga 20 kata baru per hari dan anak pada usia 5 tahun biasanya memiliki
kosakata 2100 kata. Akuisisi Bahasa memungkinkan anak usia prasekolah
untuk mengekspresikan pikiran dan kreativitas.
c. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Pra
Sekolah
Menurut (Nurlaila et al., 2018) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan yaitu :
1) Faktor Genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
anak. Melalui instruksi genetic yang terkandung dalam sel telur yang telah
dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Penyakit
keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom seperti down sindrom,
turner sindrom dan lain-lain.
2) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
adalah lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal. Lingkungan prenatal
meliputi gizi saat hamil adanya toksin atau zat kimia, radiasi, stress, anoksia
embrio, imunitas, infeksi dan lain-lain.
3) Faktor Biologis
Meliputi ras (suku bangsa), jenis kelamin, umur, gizi, perawatan Kesehatan,
kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolism, hormone.
4) Faktor Fisik
Meliputi cuaca (musim, keadaan geografis), keadaan rumah, sanitasi, radiasi.
5) Faktor Psikososial
Meliputi stimulasi, ganjaran atau hukuman yang wajar, motivasi belajar,
keluarga sebaya, sekolah, stress, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi
anak dan orang tua.
6) Faktor Keluarga dan Adat Istiadat
Meliputi pekerjaan/ pendapatan keluarga, Pendidikan ayah dan ibu, jumlah
saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian
ayah dan ibu, adat istiadat, agama,norma dan lain-lain.
5. Tugas Perkembangan Keluarga Usia Pra Sekolah
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam keluarga maupun dengan
masyarakat
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang (Duvall, 1977)

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerja sama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga (Mubarak, 2005).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek
keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan
komunitas dengan menggunakan proses keperawatan , berpedoman pada standar
keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO,
2014).
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga digunakan suatu pendekatan
yang sistemik yaitu dengan menggunakan keperawatan Kesehatan keluarga.
Pendekatan ini digunakan dalam rangka mengidentifikasi dan memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi keluarga dimulai dari pengkajian, penemuan diagnose
keperawatan keluarga, perencanaan, pelaksanaan dan tehnik evaluasi.
2. Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara Kesehatan keluarga
mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.
b. Tujuan Khusus
Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam :
- melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan menangani
masalah kesehatan keluarga.
- memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan.
- dalam memelihara hidup sehat anggota keluarganya
3. Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga
Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah :
a. Keluarga sehat, memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan
manusia dan tahapan tumbang, focus pada promosi Kesehatan dan pencegahan
penyakit.
b. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan: ibu
hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya di tolong oleh dukun dan
neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi
oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau keluarga
dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
c. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki
masalah gizi, seperti anemia berat (HB < 8gr%) ataupun kurang energi kronis
(KEK). Keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi,
hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonatus
BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo, atau keluarga dengan kasus percobaan
bunuh diri.
d. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan.
4. Ruang Lingkup Asuhan Keperawatan Keluarga
Pelayanan keperawatan keluarga mencakup upaya kesehatan perorangan dan upaya
Kesehatan masyarakat yang diberikan kepada klien sepanjang rentang kehidupan dan
sesuai tahap perkembangan keluarga. Berbagai bentuk upaya pelayanan kesehatan
baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun resosialitatif.
a. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dengan
melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan baik individu maupun semua anggota keluarga, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
b. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap keluarga melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala
melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A,
iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan
orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu
hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali
pusat bayi baru lahir
d. Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
keluarga-keluarga yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat
fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan
lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada
penderita TBC, dll.
e. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita (anggota
keluarga) ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat
seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
5. Peran Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan keluarga diantaranya
adalah:
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan
yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada keluarga.
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti
yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal
yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya
diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase
pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan
kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran
dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
c. Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada keluarga tentang bagaimana tata cara hidup sehat
yang dapat ditiru dan dicontoh oleh anggota keluarga.
d. Sebagai pembela (Client Advocate)
Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui
pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah
pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa
yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi
hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya.
Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus
dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan keluarga diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan.
Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada keluarga yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
keluarga yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
observasi dan pengumpulan data.
j. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan
dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien.
Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan
dari banyak profesional (Mubarak, 2005).
k. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau
pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan
(Mubarak, 2005).
l. Fasilitator
Membantu keluarga menghadapi kendala dengan memfasilitasi kebutuhan
keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Pra Sekolah


A. Pengkajian
1. Data Umum
a. Nama Keluarga (KK) : Tn G
b. Usia : 33 Tahun
c. Pendidikan : DIII
d. Pekerjaan : PNS
e. Alamat : Jl. Dinar Mas VIII, RT 08 RW 16, Meteseh, Tembalang,
Semarang
f. Komposisi Keluarga
Hub dengan
No Nama Jenis Kelamin Usia Pendidikan
Keluarga
1 Tn G Laki-Laki Kepala 33 tahun DIII
Keluarga
2 Ny A Perempuan Istri 25 tahun S1

3 An H Laki-laki Anak 3 tahun -


Genogram :

Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

/ : Klien

: Tinggal Serumah

g. Tipe Keluarga : keluarga Tn G adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak
h. Suku : Jawa dan Sunda
i. Agama : Islam
j. Status sosial ekonomi keluarga :
Tn G adalah seorang PNS, Ny A adalah ibu rumah tangga. Mereka mampu untuk
mencukupi kebutuhan keluarganya dan bisa menabung tiap bulannya
k. Aktivitas Rekreasi keluarga :
Ketika sore hari setelah selesai bekerja, Tn. G sering mengajak keluarganya keluar ke
taman terbuka di lingkungan perumahan dan menikmati bersantai di taman. Biasanya
seminggu sekali, Tn. G mengajak keluarganya pergi keluar makan bersama atau wisata
kuliner. Sebulan sekali, biasanya Ny. A mengajak suami dan anaknya ke mall atau
playground anak.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Saat ini Tn G termasuk dalam tahap perkembangan keluarga tahap tumbuh kembang
dengan anak usia pra sekolah, karena anak pertama, An.H berusia 3 tahun. Tugas
perkembangan keluarga Tn.A saat ini:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam keluarga maupun dengan
masyarakat
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga Tn.G adalah mengintegrasikan
anak yang baru dan memenuhi kebutuhan anak yang lain.
c. Riwayat keluarga inti.
Saat ini keluarga Tn.G dalam keadaan sehat. An.H pernah sakit panas, batuk dan pilek
beberapa hari tetapi tidak sampai rawat inap
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua dari Tn.G ada diabetes melitus. Ny.A tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati Tn.G adalah rumah sewa dengan luas 12 x 7 m. Rumah 1 lantai
sudah permanen terdiri dari 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur dan
tempat mencuci. Lantai rumah terbuat dari keramik dengan keadaan bersih dan penataan
alat dan perabotan rumah tangga cukup rapi, v entilasi dan pencahayaan baik.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan keluarga dengan tetangga sekitar cukup baik. Tetangga sekitar keluarga Tn.G
juga ramah, baik dan hangat dengan keluarga pendatang baru. Bila ada kegiatan-
kegiatan di lingkungan RT dan RW, keluarga berusaha mengikuti, misalnya : pertemuan
rutin bulanan, arisan ibu-ibu, kerja bakti dan menjenguk tetangga yang sakit.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.G tinggal di Tembalang sudah lebih dari setahun. Sebelumnya, keluarga
tinggal di Pedurungan. Tn.G menggunakan kendaraan motor milik pribadi untuk
kebutuhan sehari-hari, seperti berangkat bekerja atau ke pasar terdekat. Ketika keluar
bersama-sama, untuk makan atau rekreasi, keluarga menggunakan mobil pribadi atau
transportasi online.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.G mengikuti perkumpulan di lingkungan pada saat libur kerja. Ny.A dan
An.H sesekali berkunjung ke tetangga dan mengobrol santai
e. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.G dalam memecahkan masalah, menggunakan diskusi bersama. Pengambil
keputusan cenderung lebih dominan ayah, karena sebagai kepala keluarga dan
mengambil tanggungjawab untuk keluarga
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Tn.G dan anggota keluarganya setiap hari bisa bertemu dan berkomunikasi secara
langsung. Ny.A lebih sering berkomunikasi dengan An.H karena aktifitasnya banyak di
rumah sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan Tn.G bekerja. Bila ada permasalahan atau
yang perlu diobrolkan Ny.A membicarakan dengan Tn.G. Mereka biasanya mengobrol
dan berdiskusi saat makan bersama atau ketika sedang santai menonton TV.
b. Struktur kekuatan keluarga
Tn.G dan Ny.A saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam mengerjakan
tugas sehari-hari di rumah. Untuk merawat An.H yang masih balita, mereka berbagi
peran dan bergantian mengasuh.
c. Struktur peran
Tn.G adalah kepala keluarga yang bekerja dengan sistem shift dan dalam seminggu,
biasanya libur 2 hari. Ny.A adalah ibu rumah tangga penuh waktu dalam mengasuh
anaknya yang masih balita dan mengerjakan pekerjaan di rumah.
d. Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn.G menerapkan aturan aturan sesuai dengan ajaran agama islam dan
mengharapkan kedua anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan agama.
Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Hubungan dalam keluarga tampak baik. Ketika melakukan kunjungan ke rumah, Ny.A
dan Tn.G menunjukkan rasa sayang pada anaknya dan sabar menghadapi anaknya yang
aktif.
b. Fungsi Sosialisasi
Ny.A menemani anaknya untuk bermain bersama ke tetangga di sore hari sesudah
mandi sore agar anaknya bisa berinteraksi dan berteman dengan anak lain. An.H belum
sekolah karena masih balita.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
Pengetahuan Keluarga tentang penyakit dan penanganannya
1) Mengenal masalah
Saat dikaji An.H dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan. Ny.A mengatakan
akhir-akhir ini An.H susah makan dan lebih suka ngemil jajanan seperti roti,kerupuk
dan biskuit. Ny.A kadang merasa bingung harus memberikan menu makan apa ketika
anaknya mulai susah makan.
2) Mengambil keputusan
Ketika ada masalah kesehatan, keluarga Tn.G sudah dapat mengambil keputusan
untuk mengatasinya dengan berobat ke fasilitas kesehatan.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn.G berusaha merawat An.H jika sakit dengan membawa berobat ke
dokter keluarga dan meminumkan obat yang sudah diberikan.
4) Memelihara atau Memodifikasi Lingkungan
Keluarga tinggal di rumah kontrakan di Tembalang. Keluarga Ny. A tidak mengubah
atau memodifikasi kondisi bangunan rumah, karena rumah itu bukan milik mereka.
An.H cukup aktif bermain, atau lari di sekitar rumah. Halaman rumah agak sempit
dan untuk parkir kendaraan, sehingga hanya menyisakan sedikit ruang kosong untuk
akses keluar masuk.
5) Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang ada
Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk periksa kesehatan
yaitu klinik dan rumah sakit.
d. Stres dan Koping Keluarga yang digunakan
1) Strategi adaptasi Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Ny. A mengatakan kadang merasa kelelahan dalam mengasuh anaknya dan
mengerjakan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Waktu istirahat atau tidurnya juga
dirasakan kurang. Sebagai perantauan dari luar kota, keluarga Tn.G tidak mempunyai
saudara di Semarang sehingga semua pekerjaan rumah diselesaikan tanpa bantuan
orang lain. Ny.A menyampaikan sering merasa kangen bertemu orangtuanya yang
jauh dari Semarang. Ny.A biasanya berkunjung ke rumah orangtuanya 4 bulan sekali
atau ketika suaminya ada libur panjang.
Tn.G menyampaikan bahwa kadang merasa cemas dengan biaya pendidikan yang
bagus bagi anaknya kelak dan keinginan untuk mempunyai rumah sendiri. Tn.G
berusaha menabung tiap bulannya untuk bisa membeli rumah dan tabungan
Pendidikan anak.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya Ny.A berdiskusi dan mengobrol bersama
suami. Pengambilan keputusan akan dilakukan oleh Tn.G sebagai kepala keluarga.
3) Strategi koping disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga mengatasi masalah
secara maladaptif.
e. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga
Keluarga merasa senang dengan kedatangan perawat, dan berharap dapat membantu
keluarga mencegah penyakit dan masalah kesehatan keluarga.
B. Analisis Data
No Data Diagnosa Keperawatan
1 DS : Risiko defisit nutrisi
• Ny.A mengatakan akhir-akhir ini dibuktikan dengan
An.H susah makan dan lebih keengganan anak untuk
suka ngemil jajanan seperti makan
roti,kerupuk dan biskuit
• Ny.A kadang merasa bingung
harus memberikan menu makan
apa ketika anaknya mulai susah
makan..
DO :
• BB An.H : 12,5 kg
• Anak tampak lebih suka ngemil
jajanan
2 DS : Keletihan berhubungan
Ny. A mengatakan kadang merasa dengan gangguan tidur
kelelahan dalam mengasuh anaknya dibuktikan dengan
dan mengerjakan pekerjaan sebagai • Mengeluh Lelah
ibu rumah tangga. • Kurang Waktu Tidur
Waktu istirahat atau tidurnya juga • Tampak lesu
dirasakan kurang
DO :
Ny.A nampak lesu ketika dilakukan
wawancara

C. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko defisit nutrisi pada An.H dibuktikan dengan keengganan anak untuk makan
2. Keletihan pada Ny.A berhubungan dengan gangguan tidur dibuktikan dengan :
• Mengeluh Lelah
• Kurang Waktu Tidur
• Tampak lesu
Scoring :

Dx Kriteria Bobot Skore Pembenaran


1 • Sifat masalah 1 2/3x1= 0,6 Masalah bersifat risiko dan
Ancaman Kesehatan anak masih ada asupan
(2) makanan

• Kemungkinan diubah Menurut Ny.A anaknya


Sebagian (1) 2 1/2x2= 1 memang kadang susah
makan, namun di lain
waktu masih mau makan

• Kemungkinan untuk 1 2/3x1= 0,6 Menurut Ny.A,


dicegah kemungkinan masalahnya
Cukup (2) cukup bisa dicegah, karena
anaknya tidak selalu susah
makan

• Menonjolkan masalah 1 1/2x1= 0,5 Menurut Ny.A ketika


Tidak membutuhan anaknya susah makan nasi
perhatian segera (1) dan sayur, masih mau
makan jajanan
Jumlah skor 2,7
2 • Sifat masalah 1 3/3x1= 1 Masalah bersifat actual
Kurang sehat (3) dan Ny.A merasa
keletihan dan kurang
tdurnya cukup
mengganggu

• Kemungkinan diubah 2 1/2x2=1 Menurut Ny.A, rasa


Sebagian (1) letihnya masih bisa diatasi
jika kondisi anak tenang
dan tidak rewel

• Kemungkinan untuk 1 2/3x1= 0,6 Ny.A mengatakan


dicegah gangguan tidur dan rasa
Cukup (2) lelahnya berkurang ketika
dibantu suami mengasuh
dan mengerjakan tugas di
rumah
• Menonjolkan masalah 1 2/2x1= 1 Ketika merasa kelelahan,
Membutuhkan Ny.A merasa menjadi
perhatian segera (2) kurang maksimal dalam
mengasuh anak
Jumlah Skor 3,6

Prioritas diagnosa keperawatan :


1. Keletihan pada Ny.A berhubungan dengan gangguan tidur dibuktikan dengan :
• Mengeluh Lelah
• Kurang waktu tidur
• Tampak lesu
2. Risiko defisit nutrisi pada An.H dibuktikan dengan keengganan anak untuk makan

D. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga


No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Keletihan pada Ny.A Tingkat Keletihan Manajemen Energi
berhubungan dengan Setelah dilakukan • Monitor kelelahan fisik
gangguan tidur Tindakan keperawatan • Monitor pola dan jam
dibuktikan dengan : selama 3x24 jam, tidur
• Mengeluh Lelah tingkat keletihan • Berikan aktifitas
• Kurang Waktu menurun dengan distraksi yang
Tidur kriteria hasil : menenangkan
• Tampak lesu • Verbalisasi • Anjurkan melakukan
kepulihan energi aktifitas secara bertahap
meningkat Dukungan Tidur
• Kemampuan • Identifikasi factor
melakukan aktifitas penganggu tidur
rutin meningkat • Modifikasi lingkungan
• verbalisasi lelah (misalnya pencahayaan,
menurun suhu, tempat tidur)
• lesu menurun • Lakukan prosedur untuk
• pola istirahat
membaik meningkatkan
kenyamanan (misalnya
pijat)
• Anjurkan menepati
kebiasaan waktu tidur
2 Risiko defisit nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
pada An.H Setelah dilakukan • Identifikasi makanan
dibuktikan dengan Tindakan keperawatan yang disukai
keengganan anak selama 3x24 jam, • Identifikasi alergi dan
untuk makan status nutrisi membaik intoleransi makanan
dengan kriteria hasil : • Sajikan makanan secara
• Porsi makanan menarik dan suhu yang
yang dihabiskan sesuai
meningkat • Berikan suplemen
• Berat badan makanan jika perlu
membaik • Ajarkan diet yang
• Nafsu makan diprogramkan
membaik
• Keinginan makan
membaik
• Asupan makanan
membaik
E. Implementasi
Hari/Tgl/ No
Implementasi Evaluasi Paraf
Jam Dx
Selasa 20 1 1. Memonitor S: Ny.A mengatakan Kelompok 3
kelelahan fisik merasa lelah dan kurang
September 2022
istirahat
Jam 09.30
O: klien nampak
kecapekan, klien bisa
mengerti anjuran petugas
A: masalah teratasi
sebagian
P: Lanjutkan untuk
memantau kondisi
kelelahan klien

S: Ny.A mengatakan Kelompok 3


2. Memonitor pola
dan jam tidur tidurnya tak tentu ketika
siang dan tidur malam
mulai jam 10 dan sering
terbangun
O: klien terlihat agak
mengantuk
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan klien untuk
mengatur dan mematuhi
kebiasaan tidur yang
cukup

3. Memberikan S: Ny.A merasa lebih Kelompok 3


aktifitas distraksi lega saat habis menonton
youtube kuliner
yang
O: klien nampak lebih
menenangkan rileks
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan klien untuk
mempertahankan aktifitas
distraksi yang
menenangkan
4. Menganjurkan S : Ny.A mengatakan bisa Kelompok 3
melakukan mengerti anjuran yang
aktifitas secara diberikan
bertahap O: klien tampak
mengangguk saat
diberikan anjuran petugas
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan klien untuk
tetap melakukan aktifitas
secara bertahap

5. Mengidentifikasi Kelompok 3
S: Ny.A mengatakan
faktor penganggu
merasa gerah di tempat
tidur
tidur dan mudah
terbangun saat tidur
O: klien dapat
menjelaskan faktor
pengganggu tidur
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan klien untuk
mengurangi factor
pengganggu tidur dengan
menggunakan kipas
angin atau memasang AC
dan sering membuka
jendela kamar
6. Memodifikasi S: Ny.A mengatakan akan Kelompok 3
lingkungan mempertimbangkan untuk
dengan memakai memasang AC portable di
AC portable kamar
O: klien tampak mengerti
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan klien untuk
memodifikasi lingkungan
sesuai kemampuan

6. Melakukan Kelompok 3
S: Ny.A mengatakan
pemijatan untuk
merasa nyaman setelah
meningkatkan
dipijat
kenyamanan
O: klien nampak lebih
rileks, dan tersenyum
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan klien
untuk melakukan hal
lain yang dapat
meningkatkan
kenyamanan

7. Menganjurkan S: Ny.A mengatakan Kelompok 3


menepati memahami anjuran yang
kebiasaan waktu diberikan
tidur O:klien tempak mengerti
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan klien menepati
kebiasaan waktu tidur
Selasa, 20 2 1. Mengidentifikasi S: Ny.A mengatakan Kelompok 3
September 2022 makanan yang anaknya suka sayur
10.30 disukai brokoli,telur
dadar,kerupuk dan roti
O:An.H nampak lahap
saat makan roti
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan klien
untuk
mengidentifikasi
makanan kesukaan
anak

2. Mengidentifikasi S:Ny.A mengatakan


Kelompok 3
alergi dan anaknya tidak punya
intoleransi alergi makanan dan tidak
makanan suka makan tauge
O:klien tampak mengerti
penjelasan petugas tentang
alergi dan intoleransi
makanan
A: masalah teratasi
Sebagian
P: lanjutkan untuk
memberikan makanan yang
disukai anak dengan
memperhatikan saran
penyajian dan nilai gizi
3. Menyajikan S: Ny.A mengatakan Kelompok 3
makanan secara sudah mencoba
menarik dan menyajikan makanan
suhu yang sesuai dengan tampilan menarik
dan dalam kondisi hangat
O: An.H nampak mau
mencoba makan menu
yang disajikan
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan untuk membuat
program diit makanan yang
sesuai untuk anak dengan
tampilan menarik

4. Memberikan S: Ny.A mengatakan akan


Kelompok 3
suplemen mempertimbangkan untuk
makanan jika membeli suplemen
perlu O: klien tampak mengerti
dengan anjuran yang
disampaikan
A: masalah teratasi
Sebagian
P: monitor untuk
pemberian suplemen
kepada anak

5. Mengajarkan diet S:Ny.A mengatakan


Kelompok 3
yang memahami anjuran yang
diprogramkan disampaikan
O:klien tampak mengerti
anjuran petugas
A: masalah teratasi
Sebagian
P: pertahankan program
yang sudah berhasil
dijalankan

F. Evaluasi

Hari/tgl/jam No Dx Evaluasi Paraf


Jumat, 23 I S: Ny.A mengatakan mulai merasa lebih rileks, Kelompok 3
September 2022 lelahnya berkurang dan waktu tidurnya bisa
10.00 bertambah
O: Ny.A nampak lebih segar dan mampu
melakukan anjuran yang diberikan
AC portable di kamar sudah terpasang
A: Masalah keletihan Ny.A teratasi
P: Pertahankan kondisi kamar dan evaluasi
tingkat kelelahan klien.

Jumat, 23 II S: Keluarga mengatakan mampu menyediakan Kelompok 3


September 2022 makanan yang menarik dan memiliki
10.30 kandungan gizi yang baik dan menyampaikan
bahwa An.H mulai lebih banyak makannya
O:
• Keluarga mampu membuatkan anak
makanan yang menarik dan bergizi
• Keluarga mampu membuatkan makanan
yang baru ketika anak mau makan.
• An.H nampak lebih lahap makan dan
menghabiskan makanan yang diberikan

A: Masalah tentang Risiko defisit nutrisi pada


An.H teratasi sesuai rencana
P: Evaluasi tentang Risiko defisit nutrisi pada
An.H di pertemuan selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. (2010). Handbook of Nursing Diagnosis. Philadelphia : Wolters Kluwer,


Lippincott Williams & Wilkins.
http://opac.perpusnas.go.id/DetailOpacBlank.aspx?id=568500
Duvall, E. M. (1977). Marriage and family development. Lippincott.
https://lib.ui.ac.id/detail.jsp?id=20333938
Erikson, E. H. (2010). Childhood and Society. Pustaka Pelajar.

Friedman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan keluarga Riset, Teori dan Praktik. EGC.
Kemenkes, Pub. L. No. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/SK/VII/2005
(2005).
Mubarak, W. I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Sagung Seto.Notoatmodjo, S.
(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
WHO. (2014). Mental Health ATLAS. Department of Mental Health and Substance Abuse World
Health Organization Avenue Appia.

Anda mungkin juga menyukai