EGS09050010
Oleh:
Anggota Kelompok 3
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam tentang Asuhan
Keperawatan Keluarga pada Anak Usia Pra Sekolah.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :
1. Konsep keluarga
• Pengertian keluarga
• Tugas keluarga
• Pengertian anak prasekolah
• Pertumbuhan dan perkembangan anak usia prasekolah
2. Konsep Asuhan keperawatan keluarga
• Pengertian asuhan keperawatan keluarga
• Tujuan asuhan keperawatan keluarga
• Sasaran keperawatan keluarga
• Ruang lingkup asuhan keperawatan keluarga
• Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua individu atau lebih yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2013).
Menurut Notoatmodjo, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling ketegantungan, adanya ikatan perkawinan
atau pertalian darah, berinteraksi diantara sesama anggota keluarga, memiliki
perannya masing-masing (Notoatmodjo, 2003).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua individua
tau lebih sebagai unit terkecil dari masyarakat yang tergaung karena hubungan darah,
perkawinan yang tinggal dalam satu rumah dalam keadaan saling bergantung,
berinteraksi dan memiliki perannya masing-masing.
2. Tugas Keluarga
Menurut Harmoko (2012) terdapat delapan pokok tugas keluarga, antara lain :
a. Memelihara kesehatan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Berupaya untuk memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Mengatur tugas masing-masing anggota keluarga sesuai dengan kedudukannya
d. Melakukan sosialisasi antar anggota keluarga agar timbul keakraban dan
kehangatan para anggota keluarga
e. Melakukan pengaturan jumlah anggota keluarga yang diinginkan
f. Memelihara ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
Menurut Friedman tugas kesehatan keluarga sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat (Friedman, 2013)
3. Anak Prasekolah
Anak prasekolah adalah anak dengan usia 3-5 tahun. Pada masa ini, diperlukan
pemantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, di mana panca indera
dan system penerimaan rangsangan serta proses memori harus siap sehingga anak
mampu belajar dengan baik (Tri et al., 2020).
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Prasekolah
a. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Kemenkes,
2005). Sebagai contoh pertumbuhan fisik seseorang dengan bertambahnya tinggi
badan, berat badan, kepadatan tulang, struktur gigi dan polanya dapat
diprediksikan (Mansur, 2019).
Pertumbuhan fisik pada anak usia pra sekolah yaitu :
1) Tubuh anak usia pra sekolah akan tumbuh 6,5 sampai 7,8 cm per tahun.
Tinggi rata-rata anak usia 3 tahun adalah 96,2 cm, anak-anak usia 4 tahun
adalah 103,7 cm dan rata-rata anak usia 5 tahun adalah 118,5 cm.
2) Pertambahan berat badan selama periode usia prasekolah sekitar 2,3 kg per
tahun. Rata-rata berat badan anak usia 3 tahun adalah 14,5 kg dan akan
mengalami peningkatan menjadi 18,6 kg pada usia 5 tahun. Tulang akan
tumbuh sekitar 5 sampai 7,5 cm per tahun. Lemak bayi yang hilang dan
pertumbuhan otot selama tahun-tahun prasekolah menjadikan penampilan
anak terlihat lebih kuat dan dewasa. Panjang tengkorak juga bertambah
sedikit, dengan rahang bawah menjadi lebih jelas. Rahang atas melebar
selama tahun prasekolah sebagai persiapan untuk munculnya gigi permanen,
biasanya mulai sekitar usia 6 tahun.
b. Perkembangan
Menurut (Taylor et al., 2011), perkembangan adalah struktur, pikiran, perasaan
atau perilaku yang dihasilkan dari proses pematangan, pengalaman dan
pembelajaran. Proses pertumbuhan dan perkembangan manusia berasal dari efek
yang saling terkait dari factor keturunan dan lingkungan. Manusia secara
bersamaan mengalami proses tumbuh dan berkembang secara fisik, kognitif,
psikososial, dimensi moral dan spiritual, dengan masing-masing dimensi menjadi
bagian penting dari keseluruhan pribadi.
1) Perkembangan Otak Anak
Penelitian Neuroscience menunjukkan bahwa perkembangan otak selama 5
tahun pertama lebih cepat, intensif dan sensitive terhadap pengaruh eksternal
atau lingkungan. Tahun-tahun pembentukan ini adalah ketika anak-anak
membangun fondasi mereka umtuk belajar dan kesuksesan masa depan.
2) Perkembangan Psikososial
Menurut Erik Erikson, tugas perkembangan psikososial pada usia prasekolah
adalah membangun rasa inisiatif versus rasa bersalah, usia anak prasekolah
adalah siswa yang ingin tahu, mereka sangat antusias mempelajari hal-hal
baru. Anak usia prasekolah ingin mengembangkan dirinya melebihi
kemampuannya, kondisi ini dapat menyebabkan dirinya merasa bersalah.
Tahap pengembangan hati nurani selesai selama periode prasekolah, dan tahap
ini merupakan dasar untuk tahap perkembangan moral yaitu anak dapat
memahami benar dan salah (Erikson, 2010).
3) Perkembangan Kognitif
Anak usia prasekolah mulai memahami konsep penghitungan dan mulai
terlibat dalam permainan fantasi dan khayalan. Pada tahap ini pemikiran
didasarkan pada pemahaman dunia yang mementingkan diri sendiri. Mereka
percaya bahwa pikirannya sangat kuat, fantasi yang dialami melalui pemikiran
magis memungkinkan anak-anak usia prasekolah untuk membuat ruang di
dunianya yang nyata.
4) Perkembangan Moral dan Spiritual
Anak akan mengembangkan rasa moralitas, prinsip-prinsip yang
mempengaruhi cara ia memperlakukan orang lain dan bagaimana ia
memandang keadilan. Sebagai orang tua, mungkin ingin memiliki pengaruh
pada bagaimana ia mengembangkan rasa benar versus rasa bersalah dan
menanamkan nilai-nilai yang anda anggap penting. Namun, tidak selalu
mudah untuk mengetahui pada usia berapa yang tepat untuk membimbing
anak secara moral atau bahkan bagaimana memulainya. Ketika pemahaman
anak mulai meningkat, mulailah memintanya untuk mengidentifikasi pelajaran
hidup dalam sebuah cerita dengan membaca buku dengan berbagai pelajaran
moral dan periksa pemahaman anak tentang bagaimana dia
menggeneralisasikan pelajarn it uke dalam hidupnya sendiri.
5) Perkembangan Keterampilan Motorik Kasar
Anak usia prasekolah tampaknya berada pada gerakan konstan. Keterampilan
motorik kasar anak usia prasekolah sangat gesit, berdiri, berjalan, berlari,
melompat, naik turun tangga, berjalan maju mundur dengan mudah.
Sedangkan berdiri atau berjinjit dengan satu kaki masih membutuhkan
konsentrasi ekstra.
6) Perkembangan Keterampilan Motorik Halus
Perkembangan keterampilan motorik halus merupakan komponen penting dari
kesejahteraan anak. Sejak lahir sampai dengan usia 8 tahun, anak-anak secara
terus menerus mendapatkan, memperbaiki, dan menggabungkan fungsi dan
keterampilan motoric mereka dan mengintegrasikan keterampilan mereka.
Keterampilan motoric halus diperlukan untuk banyak aspek perawatan diri,
misalnya mengenakan sepatu, makan sendiri, sikat gigi.
7) Perkembangan Sensorik
Pendengaran utuh saat lahir dan harus tetap demikian sepanjang usia
prasekolah. Indera penciuman dan peraba terus berkembang sepanjang tahun-
tahun prasekolah. Indera perasa pada anak usia prasekolah yang masih muda
tidak teralu membeda-bedakan daripada anak yang lebih besar sehingga
mereka beresiko lebih tinggi untuk menelan benda asing secara tidak sengaja.
Ketajaman visual terus mengalami kemajuan dan harus sama secara bilateral.
Pada usia 5 tahun memiliki ketajaman visual 20/40 atau 20/30, penglihatan
warna masih utuh pada usia ini.
8) Perkembangan Komunikasi dan Bahasa
Periode usia prasekolah merupakan masa penyempurnaan keterampilan
bahasa. Anak usia 3 tahun menggunakan kalimat pendek yang hanya berisi
informasi penting. Anak usia prasekolah dapat memperoleh sebanyak 10
hingga 20 kata baru per hari dan anak pada usia 5 tahun biasanya memiliki
kosakata 2100 kata. Akuisisi Bahasa memungkinkan anak usia prasekolah
untuk mengekspresikan pikiran dan kreativitas.
c. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Pra
Sekolah
Menurut (Nurlaila et al., 2018) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan yaitu :
1) Faktor Genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
anak. Melalui instruksi genetic yang terkandung dalam sel telur yang telah
dibuahi dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Penyakit
keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom seperti down sindrom,
turner sindrom dan lain-lain.
2) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
adalah lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal. Lingkungan prenatal
meliputi gizi saat hamil adanya toksin atau zat kimia, radiasi, stress, anoksia
embrio, imunitas, infeksi dan lain-lain.
3) Faktor Biologis
Meliputi ras (suku bangsa), jenis kelamin, umur, gizi, perawatan Kesehatan,
kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolism, hormone.
4) Faktor Fisik
Meliputi cuaca (musim, keadaan geografis), keadaan rumah, sanitasi, radiasi.
5) Faktor Psikososial
Meliputi stimulasi, ganjaran atau hukuman yang wajar, motivasi belajar,
keluarga sebaya, sekolah, stress, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi
anak dan orang tua.
6) Faktor Keluarga dan Adat Istiadat
Meliputi pekerjaan/ pendapatan keluarga, Pendidikan ayah dan ibu, jumlah
saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian
ayah dan ibu, adat istiadat, agama,norma dan lain-lain.
5. Tugas Perkembangan Keluarga Usia Pra Sekolah
Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi
dan rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam keluarga maupun dengan
masyarakat
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang (Duvall, 1977)
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
/ : Klien
: Tinggal Serumah
g. Tipe Keluarga : keluarga Tn G adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak
h. Suku : Jawa dan Sunda
i. Agama : Islam
j. Status sosial ekonomi keluarga :
Tn G adalah seorang PNS, Ny A adalah ibu rumah tangga. Mereka mampu untuk
mencukupi kebutuhan keluarganya dan bisa menabung tiap bulannya
k. Aktivitas Rekreasi keluarga :
Ketika sore hari setelah selesai bekerja, Tn. G sering mengajak keluarganya keluar ke
taman terbuka di lingkungan perumahan dan menikmati bersantai di taman. Biasanya
seminggu sekali, Tn. G mengajak keluarganya pergi keluar makan bersama atau wisata
kuliner. Sebulan sekali, biasanya Ny. A mengajak suami dan anaknya ke mall atau
playground anak.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Saat ini Tn G termasuk dalam tahap perkembangan keluarga tahap tumbuh kembang
dengan anak usia pra sekolah, karena anak pertama, An.H berusia 3 tahun. Tugas
perkembangan keluarga Tn.A saat ini:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam keluarga maupun dengan
masyarakat
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga Tn.G adalah mengintegrasikan
anak yang baru dan memenuhi kebutuhan anak yang lain.
c. Riwayat keluarga inti.
Saat ini keluarga Tn.G dalam keadaan sehat. An.H pernah sakit panas, batuk dan pilek
beberapa hari tetapi tidak sampai rawat inap
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat orang tua dari Tn.G ada diabetes melitus. Ny.A tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan.
3. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati Tn.G adalah rumah sewa dengan luas 12 x 7 m. Rumah 1 lantai
sudah permanen terdiri dari 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur dan
tempat mencuci. Lantai rumah terbuat dari keramik dengan keadaan bersih dan penataan
alat dan perabotan rumah tangga cukup rapi, v entilasi dan pencahayaan baik.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan keluarga dengan tetangga sekitar cukup baik. Tetangga sekitar keluarga Tn.G
juga ramah, baik dan hangat dengan keluarga pendatang baru. Bila ada kegiatan-
kegiatan di lingkungan RT dan RW, keluarga berusaha mengikuti, misalnya : pertemuan
rutin bulanan, arisan ibu-ibu, kerja bakti dan menjenguk tetangga yang sakit.
c. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.G tinggal di Tembalang sudah lebih dari setahun. Sebelumnya, keluarga
tinggal di Pedurungan. Tn.G menggunakan kendaraan motor milik pribadi untuk
kebutuhan sehari-hari, seperti berangkat bekerja atau ke pasar terdekat. Ketika keluar
bersama-sama, untuk makan atau rekreasi, keluarga menggunakan mobil pribadi atau
transportasi online.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Tn.G mengikuti perkumpulan di lingkungan pada saat libur kerja. Ny.A dan
An.H sesekali berkunjung ke tetangga dan mengobrol santai
e. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.G dalam memecahkan masalah, menggunakan diskusi bersama. Pengambil
keputusan cenderung lebih dominan ayah, karena sebagai kepala keluarga dan
mengambil tanggungjawab untuk keluarga
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Tn.G dan anggota keluarganya setiap hari bisa bertemu dan berkomunikasi secara
langsung. Ny.A lebih sering berkomunikasi dengan An.H karena aktifitasnya banyak di
rumah sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan Tn.G bekerja. Bila ada permasalahan atau
yang perlu diobrolkan Ny.A membicarakan dengan Tn.G. Mereka biasanya mengobrol
dan berdiskusi saat makan bersama atau ketika sedang santai menonton TV.
b. Struktur kekuatan keluarga
Tn.G dan Ny.A saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam mengerjakan
tugas sehari-hari di rumah. Untuk merawat An.H yang masih balita, mereka berbagi
peran dan bergantian mengasuh.
c. Struktur peran
Tn.G adalah kepala keluarga yang bekerja dengan sistem shift dan dalam seminggu,
biasanya libur 2 hari. Ny.A adalah ibu rumah tangga penuh waktu dalam mengasuh
anaknya yang masih balita dan mengerjakan pekerjaan di rumah.
d. Nilai dan norma budaya
Keluarga Tn.G menerapkan aturan aturan sesuai dengan ajaran agama islam dan
mengharapkan kedua anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan agama.
Dalam keluarga diterapkan hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Hubungan dalam keluarga tampak baik. Ketika melakukan kunjungan ke rumah, Ny.A
dan Tn.G menunjukkan rasa sayang pada anaknya dan sabar menghadapi anaknya yang
aktif.
b. Fungsi Sosialisasi
Ny.A menemani anaknya untuk bermain bersama ke tetangga di sore hari sesudah
mandi sore agar anaknya bisa berinteraksi dan berteman dengan anak lain. An.H belum
sekolah karena masih balita.
c. Fungsi Perawatan Keluarga
Pengetahuan Keluarga tentang penyakit dan penanganannya
1) Mengenal masalah
Saat dikaji An.H dalam keadaan sehat dan tidak ada keluhan. Ny.A mengatakan
akhir-akhir ini An.H susah makan dan lebih suka ngemil jajanan seperti roti,kerupuk
dan biskuit. Ny.A kadang merasa bingung harus memberikan menu makan apa ketika
anaknya mulai susah makan.
2) Mengambil keputusan
Ketika ada masalah kesehatan, keluarga Tn.G sudah dapat mengambil keputusan
untuk mengatasinya dengan berobat ke fasilitas kesehatan.
3) Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn.G berusaha merawat An.H jika sakit dengan membawa berobat ke
dokter keluarga dan meminumkan obat yang sudah diberikan.
4) Memelihara atau Memodifikasi Lingkungan
Keluarga tinggal di rumah kontrakan di Tembalang. Keluarga Ny. A tidak mengubah
atau memodifikasi kondisi bangunan rumah, karena rumah itu bukan milik mereka.
An.H cukup aktif bermain, atau lari di sekitar rumah. Halaman rumah agak sempit
dan untuk parkir kendaraan, sehingga hanya menyisakan sedikit ruang kosong untuk
akses keluar masuk.
5) Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang ada
Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada untuk periksa kesehatan
yaitu klinik dan rumah sakit.
d. Stres dan Koping Keluarga yang digunakan
1) Strategi adaptasi Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Ny. A mengatakan kadang merasa kelelahan dalam mengasuh anaknya dan
mengerjakan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Waktu istirahat atau tidurnya juga
dirasakan kurang. Sebagai perantauan dari luar kota, keluarga Tn.G tidak mempunyai
saudara di Semarang sehingga semua pekerjaan rumah diselesaikan tanpa bantuan
orang lain. Ny.A menyampaikan sering merasa kangen bertemu orangtuanya yang
jauh dari Semarang. Ny.A biasanya berkunjung ke rumah orangtuanya 4 bulan sekali
atau ketika suaminya ada libur panjang.
Tn.G menyampaikan bahwa kadang merasa cemas dengan biaya pendidikan yang
bagus bagi anaknya kelak dan keinginan untuk mempunyai rumah sendiri. Tn.G
berusaha menabung tiap bulannya untuk bisa membeli rumah dan tabungan
Pendidikan anak.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya Ny.A berdiskusi dan mengobrol bersama
suami. Pengambilan keputusan akan dilakukan oleh Tn.G sebagai kepala keluarga.
3) Strategi koping disfungsional
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga mengatasi masalah
secara maladaptif.
e. Harapan keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga
Keluarga merasa senang dengan kedatangan perawat, dan berharap dapat membantu
keluarga mencegah penyakit dan masalah kesehatan keluarga.
B. Analisis Data
No Data Diagnosa Keperawatan
1 DS : Risiko defisit nutrisi
• Ny.A mengatakan akhir-akhir ini dibuktikan dengan
An.H susah makan dan lebih keengganan anak untuk
suka ngemil jajanan seperti makan
roti,kerupuk dan biskuit
• Ny.A kadang merasa bingung
harus memberikan menu makan
apa ketika anaknya mulai susah
makan..
DO :
• BB An.H : 12,5 kg
• Anak tampak lebih suka ngemil
jajanan
2 DS : Keletihan berhubungan
Ny. A mengatakan kadang merasa dengan gangguan tidur
kelelahan dalam mengasuh anaknya dibuktikan dengan
dan mengerjakan pekerjaan sebagai • Mengeluh Lelah
ibu rumah tangga. • Kurang Waktu Tidur
Waktu istirahat atau tidurnya juga • Tampak lesu
dirasakan kurang
DO :
Ny.A nampak lesu ketika dilakukan
wawancara
C. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko defisit nutrisi pada An.H dibuktikan dengan keengganan anak untuk makan
2. Keletihan pada Ny.A berhubungan dengan gangguan tidur dibuktikan dengan :
• Mengeluh Lelah
• Kurang Waktu Tidur
• Tampak lesu
Scoring :
5. Mengidentifikasi Kelompok 3
S: Ny.A mengatakan
faktor penganggu
merasa gerah di tempat
tidur
tidur dan mudah
terbangun saat tidur
O: klien dapat
menjelaskan faktor
pengganggu tidur
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan klien untuk
mengurangi factor
pengganggu tidur dengan
menggunakan kipas
angin atau memasang AC
dan sering membuka
jendela kamar
6. Memodifikasi S: Ny.A mengatakan akan Kelompok 3
lingkungan mempertimbangkan untuk
dengan memakai memasang AC portable di
AC portable kamar
O: klien tampak mengerti
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan klien untuk
memodifikasi lingkungan
sesuai kemampuan
6. Melakukan Kelompok 3
S: Ny.A mengatakan
pemijatan untuk
merasa nyaman setelah
meningkatkan
dipijat
kenyamanan
O: klien nampak lebih
rileks, dan tersenyum
A: masalah teratasi
Sebagian
P: anjurkan klien
untuk melakukan hal
lain yang dapat
meningkatkan
kenyamanan
F. Evaluasi
Friedman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan keluarga Riset, Teori dan Praktik. EGC.
Kemenkes, Pub. L. No. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1148/MENKES/SK/VII/2005
(2005).
Mubarak, W. I. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Sagung Seto.Notoatmodjo, S.
(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
WHO. (2014). Mental Health ATLAS. Department of Mental Health and Substance Abuse World
Health Organization Avenue Appia.