Anda di halaman 1dari 11

MENINGKATKAN IBADAH DI

PENGHUJUNG RAMADAHAN
‫ّللَا – صلى هللا عليه وسلم – ِإ َذا َد َخ َل ا َ ْلعَ ْش ُر‬
ِ ‫سو ُل َ ه‬ ُ ‫ان َر‬َ ‫ – َك‬:‫ت‬ ْ َ‫ع ْن َها قَال‬ ‫ي َه‬
َ ُ‫ّللَا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫شةَ َر‬ َ ‫ع ْن‬
َ ِ‫عائ‬ َ •
َ ‫ظ أ َ ْهلَهُ – ُمتهفَ ٌق‬
‫علَ ْي ِه‬ َ َ‫ َوأ َ ْيق‬,ُ‫ َوأ َ ْحيَا لَ ْيلَه‬,ُ‫ش هد ِمئْزَ َره‬
َ
• Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki 10 Ramadhan terakhir, beliau
mengencangkan sarungnya, menghidupkan malam-malam tersebut
dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.”
Muttafaqun ‘alaih. (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)
• Syaikh DR. Mushtofa Sa'id Al-Khin dalam kitabnya Nuzhatul Muttaqin
syarah riyadus sholihin.
Yang dimaksud dengan beliau mengencangkan sarungnya adalah
meninggalkan istri-istri beliau karena ingin konsentrasi untuk ibadah
di akhir-akhir Ramadhan.
AMALAN YANG PERLU DITINGKATKAN DI
PENGHUJUNG BULAN RAMADHAN
• Menghidupkan Malam Lailatul Qadar
• I'tikaf (Nawaitul i'tikāfa fī hādzal masjidi lillāhi ta'ālā)
• Memperbanyak Qiyamullail
• Membaca Al Qur'an dan berusaha memahami maknanya
• Perbanyak Sedekah dan menunaikan Zakat
• Perbanyak Istigfar dan Sholawat
Lailatul Qadar
• Lailatulqadar atau Laila Al-Qadar (bahasa Arab: ‫لَ ْيلَ ِة ْالقَ ْد ِر‬, malam ketetapan)

• ‫ َٰر ِم ۡن‬ٞ ‫ لَ ۡيلَةُ ۡٱلقَ ۡد ِر خ َۡي‬٢ ‫ َو َما ٓ أ َ ۡد َر َٰى َك َما لَ ۡيلَةُ ۡٱلقَ ۡد ِر‬١ ‫ِإنها ٓ أَنزَ ۡل َٰنَهُ ِفي لَ ۡيلَ ِة ۡٱلقَ ۡد َٰ ِٓر‬
‫ي‬ ‫ه‬
ِ ‫م‬
ٌ َ ‫ل‬‫س‬َ ٤ ‫ر‬ٖ ‫م‬ ۡ َ ‫أ‬ ‫ل‬
ِ ُ
‫ك‬ ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫م‬ ‫ه‬
ِ ‫ب‬
ِ ‫ر‬َ ‫ن‬
ِ ‫ذ‬ ۡ ِ‫ٱلرو ُح فِي َها ِبإ‬ ُّ ‫و‬َ ُ ‫ة‬ َ
‫ك‬ ‫ئ‬
ِ َ ‫ل‬‫م‬َ ۡ ‫ تَن هَز ُل‬٣ ‫ف شَهۡ ٖر‬
‫ٱل‬ ِ ‫ل‬ۡ َ‫أ‬
َ
٥ ‫ر‬ ِۡ َ‫َحت ه َٰى َم ۡطلَعِ ۡٱلف‬
‫ج‬
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan
2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan.
5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar
• Jumhur ulama sepakat bahwa keistimewaan malam lailatul qadar hanya berlaku
bagi para umat Nabi Muhammad SAW. Umat-umat dari nabi terdahulu tidak
mendapatkan hal tersebut.
Ciri Ciri malam Lailatul Qadar dalam kitab
Irsyadul Ibad
• Kitab Irsyadul Ibad Karangan Syekh Zainuddin Bin Abdul Aziz Al
Malibari . yang berasal dari malabar india
• Rasul memberitahukan bahwa pada ciri lain Lailatu Qadar di
antaranya suasana malam yang terang, cerah, tidak panas dan tidak
dingin, tidak ada mendung, tidak hujan dan berangin dan tidak ada
bintang berjalan," dan pada Pada siang harinya tambahnya, suasana
cerah dan matahari bersinar namun tidak terasa panasnya.
Prediksi Malam Lailatul Qadar
Menurut Imam Al-Ghazali dan juga ulama lainnya, sebagaimana disebut dalam
I’anatut Thalibin juz 2, hal. 257,
• Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada
malam ke-29
• Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21
• Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jum'at maka Lailatul Qadar jatuh pada
malam ke-27
• Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25
• Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23
Catatan
• Ketika melaksanakan ibadah di waktu lailatul qadar ini ataupun di
waktu yang lain harus di landasi dengan ke ikhlasan beribadah hanya
karena Allah SWT.
a) Ikhlas (berasal dari kata khalasha) berarti jernih, bersih, murni, dan
suci dari campuran dan pencemaran.
b) Ikhlas yang paling dasar adalah menafikkan segalanya kecuali Allah
SWT (mengesakan Allah) tiada tempat bergantung kecuali Allah
c) Jika bisa dapat meneladani keikhlasan sayyidatina Rabiah adawiyah.
• Pekerjaan yang dilakukan tidak boleh keluar dari hukum syara’ atau
tidak boleh melakukan yang status hukumnya masih samar-samar
(subhat)
I'tikaf
• Adapun rukun i’tikaf sendiri ada empat:
1. niat,
2. berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tuma’ninah
shalat,
3. masjid
4. orang yang beri’tikaf. Kemudian
syarat orang yang beri’tikaf adalah
beragama Islam, berakal sehat, dan bebas dari hadas besar. Artinya,
tidak sah i’tikaf dilakukan oleh orang yang tidak memenuhi syarat
tersebut.
Perbanyak Qiyamul lail
• Tarawih .shalat tarawih ini dikerjakan Nabi pada tanggal 23 Ramadhan
tahun kedua hijriah. Rasulullah pada masa itu mengerjakannya tidak
selalu di masjid, melainkan kadang di rumah.
• Sholat Witir
• Sholat Tahajjud
Sedekah dan Zakat
• Sedekah dianjurkan kepada orang orang terdekat (Tetangga Dekat
yang memusuhi)
• Zakat Kepada 8 Golongan dalam surat at taubah ayat 60
Istigfar dan Sholawat

Anda mungkin juga menyukai