Anda di halaman 1dari 8

Makalah

( LANGKAH LANGKAH DALAM BIMBINGAN KONSELING )

Dosen Pengampu : Muhammad Zein

DISUSUN OLEH KELOMPOK 13 :

SYAHRIANDI IRAWAN

JULAIHA JAMALUDIN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE

2022-2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telahmelimpahkan rahmat dan

karunia-nya sehingga kami diberikan waktu dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah yang

berjudul

LANGKAH-LANGKAH DALAM KONSELING.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling

Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN

TERNATE. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung dan

membantu hingga terselesaikannya makalah ini dengan baik.

Akhir kata, kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan sumbangan

pikiran dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi pembaca. Kami menyadari

bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan kami. Oleh karena itu dengan terbuka dan senang hati kami menerima kritik dan

saran dari semua pihak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ternate, April 2023


Kelompok 9

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………...
A. Latar belakang ……………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………...
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………...
A. Pengertian Pendidikan Islam Anak Usia Dini…………………………………………..
B. Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Anak Usia Dini………………………
C. Nilai-Nilai Edukatif yang Ditanamkan Pada Anak………….…………………………
BAB III
PENUTUP…………………………………….……………………………………………………
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………

Cover ………………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Layanan bimbingan dan konseling merupakan layanan terhadap peserta didik yang tidak
terpisahkan dari layanan manajemen dan supervisi maupun kurikulum dan pembelajaran
serta bukan merupakan bagian dari bidang yang lain. Golongan masyarakat yang
mendapat perhatian utama dalam gerakan bimbingan ialah generasi muda. Jika ditelaah
berbagai sumber akan dijumpai pengertian- pengertian yang berbeda mengenai
bimbingan, tergantung dari jenis sumbernya dan yang merumuskan pengertian tersebut.
Perbedaan tersebut disebabkan kelainan pandangan dan titik tolak, tetapi perbedaan itu
hanyalah perbedaan tekanan atau dari sudut mana melihatnya.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada
seorang atau beberapa orang individu baik anak-anak, remaja maupun dewasa, agar orang
yang dibimbing dapat mengambangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku. Sementara Konseling menurut Mortensesn
adalah proses hubungan antara pribadi (konselor dan klien) dimana konselor membantu
klien supaya memperoleh pemahaman dan kecakapan menemukan masalah yang
dihadapinya.
Dalam menyelesaikan masalah dari klien atau konseling, memang diperlukan suatu
posedur atau langkah-langkah yang harus dilalui. Prosedur atau langkah-langkah tersebut
dilakukan dengan tujuan agar seorang konselor dapat menyelesaikan masalah dari klien
atau konseling dengan baik, maksimal, dan sukses. Apabila prosedur atau langkah-
langkah tersebut tidak dilakukan atau dilakukan tetapi kurang sesuai atau kurang
maksimal, maka hasilnya juga tidak maksimal. Akibatnya, konselor tidak dapat
membantu menyelesaikan masalah dari klien dengan sukses.
Mengenai langkah-langkah bimbingan konseling, terdapat beberapa pendapat. Oleh
karena itu, di dalam makalah ini, penulis akan menyajikan sebuah kajian mengenai
langkah-langkah bimbingan konseling dari beberapa pendapat tokoh.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Langkah-Langkah dalam pelaksanaan layanan konseling ?
2. Contoh Penerapan langkah-langkah konseling ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Langkah-Langkah Konseling
Proses konseling berjalan sistematis. Ada tahapan-tahapan yang mesti dilalui untuk sampai pada
pencapaian konseling yang sukses. Secara umum, proses konseling dibagi atas tiga tahapan yaitu
tahap awal konseling, tahap pertengahan(tahap kerja) dan tahap akhir konseling, yang disetiap
tahap tersebut terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan.

1. Tahap Awal Konseling


Tahap awal ini terjadi sejak klien bertemu konselor hingga berjalan proses konseling dan
menemukan definisi masalah klien. Adapun yang dilakukan oleh konselor pada tahap
awal ini adalah sebagai berikut :
a. Membangun Hubungan
Membangun hubungan dijadikan langkah pertama dalam konseling, karena
klien dan konselor harus saling mengenal dan menjalin kedekatan emosional
sebelum sampai pada pemcahan masalahnya. Pada tahapan ini, seorang klien
perlu mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimiliki konselor. Konselor
juga dapat meminta klien agar berkomitmen menjalani konseling dengan
sungguh-sungguh. Meminta kesediaan klien melakukan komitmen perlu
dilakukan untuk mencegah klien menghindar/menolak komitmen yang telah
disepakati.
Keberhasilan konseling diantaranya sangat ditentukan oleh tahap awalini.
Kunci keberhasilan tahap ini diantaranya ditentukan oleh keterbukaan konselor
dan keterbukaan klien. Keterbukaan klien untuk mengungkapkan isi hati,
perasaan dan harapan sehubungan dengan masalah ini akan bergantung pada
kepercayaan klien terhadap konselor. Konselor hendaknya mampu
menunjukkan kemampuannya untuk dapat dipercaya oleh klien, tidak pura-
pura, asli, mengerti dan menghargai klien.

Hal yang dapat dilakukan konselor dalam hubungan awal adalah sebagai
berikut:
a ) Menyambut kedatangan klien dengan sikap ramah, senyuman dan bahasa-
bahasa yang lembut.
b ) Mempersilakan klien untuk duduk.
c ) Konselor mengajak klien berbasa-basi. Basa-basi yang dimaksud kiranya
sesuai dengan konteks yang terhangat saat itu atau konteks mengenai seputar
kehidupan klien, misalnya kegiatan yang baru dilakukan, hobi atau
kebiasaannya. Dalam basa-basi ini konselor harus pandai mengatur waktunya,
basa-basi yang terlalu lama juga tidak baik.
d ) Jika klien datang karena dipanggil, konselor wajib menjelaskan alasan klien
dipanggil. Jika klien datang karena kesadarannya sendiri,konselor tidak perlu
menjelaskan alasan klien dipanggil.

b. Identifikasi dan Penilaian Masalah


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penanaman nilai agama pada anak usia dini sangat penting karena dapat membentuk
karakter anak yang baik dan berakhlak mulia. Nilai agama juga dapat memberikan
manfaat yang besar bagi perkembangan fisik, sosial, dan intelektual anak. Penanaman
nilai agama pada anak usia dini dapat dilakukan dengan prinsip-prinsip yang tepat,
seperti pendidikan berbasis keluarga, lingkungan, sekolah, dan agama. Beberapa metode
seperti cerita, imitasi, pembiasaan, dan pemberian contoh juga dapat digunakan dalam
penanaman nilai agama pada anak. Namun, tantangan seperti peran orang tua, lingkungan
sekitar anak, dan teknologi dan media sosial harus diatasi agar penanaman nilai agama
pada anak usia dini dapat berhasil. Upaya peningkatan seperti pelatihan bagi orang tua
dan guru, pengembangan program pendidikan, dan peningkatan pemahaman tentang
agama dan nilai-nilai agama juga dapat membantu dalam penanaman nilai agama pada
anak usia dini. Oleh karena itu, penanaman nilai agama pada anak usia dini perlu menjadi
perhatian utama dalam rangka membangun generasi yang berakhlak mulia dan
bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.
Masa usia dini, merupakan masa unik dalam kehiduapan anak-anak, karena merupakan masa
pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk. Pentingnya pendidikan anak usia dini,
menuntut pendekatan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang memusatkan
perhatian pada anak.

Nila-nilai edukatif yang ditanamkan pada anak:


1. Nilai-nilai keimanan
2.Nilai-nilai Ibadah
3.Nilai-nilai Akhlak

DAFTAR PUSTAKA

Darajat, Z., dkk. (20000. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara

Ulwan, A.N. (2012). Pendidikan anak dalam islam, Solo: Insan Kamil

Ahmad Tafsir,Ilmu Pendidikan dalam Presrpektif Islam, Remaja Rosda Karya,1991.

Anda mungkin juga menyukai