MARTIN HEIDEGGER
UNSUR-UNSUR
Pra-struktur Memahami
Term “fenomenologi” dalam Sein und Zeit: logos yang artinya “diskursus” dan
phainesthai yang artinya “menampakkan diri”. Jadi fenomenologi adalah sebuah
diskursus tentang menampakkan diri.
Bagaimana fenomenologi bisa dikatakan
sebagai hermeneutik/interpretasi?
Dengan "membiarkan apa yang memperlihatkan diri itu dilihat dari dirinya
sendiri dengan cara dia memperlihatkan diri dari dirinya sendiri."
MAKSUDNYA?
Dengan hermeneutikanya, Heidegger membiarkan “memahami” sebagai tindakan
primordial menampakkan diri, dan memahami tidaklah lain daripada cara Dasein
bereksistensi.
Interpretasi diartikan Heidegger sebagai “membiarkan terbuka”. Dalam hal ini makna
bukan lagi sesuatu yang ada dalam kesadaran penafsir, melainkan berada di sana, di
dalam hal itu sendiri yang menyingkapkan diri kepada penafsir.
POKOK GAGASAN
Kata-kata “presuposisi” atau “pra-pemahaman” disini tidak diartikan secara kognitif belaka,
melainkan secara eksistensial, yaitu sebagai cara bereksistensi.
Dengan konsep pra-struktur memahami, Heidegger tidak ingin mengatakan bahwa semua
pemahaman pada akhirnya tergantung pada pra-pemahaman subjektif penafsir. Agar
sebuah teks atau ungkapan asing dapat kita pahami, lebih dahulu harus ada kejelasan
tentang cara bereksistensi atau – dalam istilah teknis – “situasi hermeneutis” pihak penafsir.
POKOK GAGASAN
Apa maksudnya?
Prioritas pada masa depan itu merupakan konsekuensi logis dari konsep Versetehen
sebagai kemampuan Dasein untuk menangkap kemungkinan-kemungkinannya untuk
bereksistensi. “Memahami sudah selalu mengantisipasi sesuatu yang belum ada”.
Heidegger: “Sebagai proyeksi, memahami adalah cara berada Dasein di mana ia adalah
kemungkinan-kemungkinan sebagai kemungkinan-kemungkinan.”
"TIGA BESAR" ARTIKULASI
Pertama: bila memahami berciri proyektif, yaitu terarah pada masa depan, mustahil
merehabilitasi ataupun mereproduksi makna dari masa silam sebagaimana adanya.
Why? karena hal yang diinterpretasi bukanlah objek untuk direpresentasi, melainkan
sesuatu untuk disingkap dengan mengantisipasi maknanya.
Kedua: hasil interpretasi juga tidak mungkin tunggal, karena juga tidak ada standar
kebenaran objektif yang tunggal dalam interpretasi.
BAGAIMANA PRAKTIK
HERMENEUTIK-FAKTISITAS?
KETERLEMPARAN KESEHARIAN
Authentisitas Inauthentisitas
IRONI ZAMAN KITA
DIGITALE SEIENDE
TIGA PERSOALAN MENDASAR
"Kaburnya originalitas
dan artifisialitas
dalam pikiran"
GELASSENHEIT (MENGIKHLASKAN)