Anda di halaman 1dari 6

NAMA : PRETTY PRISKILA NATASYA

NIM : 372019052

Friedrich Nietzsche
Friedrich Nietzsche dilahirkan di Röcken, Jerman Timur pada 15 Oktober  tahun 1844. Nietzsche
dibesarkan dalam keluarga yang taat akan agama, ayahnya Karl Ludwig Nietzsche merupakan
pastor di desanya, sedangkan ibunya Fransziska Oehler adalah putri pastor aliran Lutheran di
desa tetangga. Pada usia 25 tahun, Nietzsche diangkat sebagai professor filologi klasik di
Universitas Basel. Filsafat Nietzsche adalah filsafat yang memandang “kebenaran” atau filsafat
Perspektivisme. Nietzsche juga dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" dalam bukunya yang
berjudul Also sprach Zarathustra (Thus Spoke Zarathustra). Dia mengatakan bahwa manusia
pembunuh Tuhan dan dia bahkan mengatakan “semoga Tuhan beristirahat dengan damai.” Dia
juga berkata bahwa dalam masa lalu penistaan terbesar adalah menghujat Tuhan tetapi pada
masa sekarang penghujatan terbesar adalah penistaan terhadap kehidupan itu sendiri. Dia
mengkritik pemikiran kristiani dan pemikiran plato tentang adanya dunia lain, yaitu dunia setelah
kematian. Menurutnya dengan adanya pemikiran dunia setelah kematian membuat kita tidak
fokus kepada dunia dalam kehidupan sekarang dan terus memikirkan dan mengharapkan dunia
lain itu sehingga kita tidak dapat menikmati hidup kita di dunia sekarang ini.

Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure lahir di Genewa pada tanggal 26 November 1857 dari keluarga
Protestan Perancis (Huguenot) yang ber-emigrasi dari daerah Lorraine ketika perang agama pada
akhir  abad ke-16. Sejak kecil, Saussure memang sudah tertarik dalam bidang bahasa. Pada usia
19 tahun Saussure berkuliah kimia, fisika, dan ilmu alam di Universitas Jenewa. Pada tahun 1880
ia mendapat gelar doctor Summa Cum Laude dari Universitas Leipzig. Berkat buku “Course de
Lingistique Generale” ia dikenal sebagai Bapak Linguistik Modern dan pencetus Semiologi.
Ferdinand de Saussure mengemukakan 4 konsep teori yaitu significant atau signifier,
langue dan parole, sinkronik dan diakronik, dan sintamagtik dan paradigmatik.
Signifié merupakan sebuah pengertian yang muncul dalam pikiran kita. Secara
sederhana, signifie digambarkan sebagai makna. Signifiant adalah citra bunyi yang memberikan
pengertian.
Lalu La langue adalah keseluruhan sistem yang berfungsi sebagai alat komunikasi
verbal antar anggota masyarakat bahasa, sifatnya abstrak. La langue ini secara sederhana dapat
digambarkan sebagai konsep bahasa yang masih ada dalam pikiran manusia belum berupa
tuturan. La Langue bersifat abstrak dalam artian La Langue adalah rancangan sistem kebahasaan
yang ada dalam pikiran manusia merupakan hasil dari dinamika masyarakat dari bahasa yang
digunakan dan kumpulan yang disepakati oleh masyarakat.
Sinkronik dan diakronik pada intinya ingin menelaah bahasa berdasarkan kurun waktu
tertentu bahasa itu digunakan. Telaah sinkronik adalah mempelajari bahasa pada suatu kurun
waktu tertentu saja. Sebagai contoh, analasis penggunaan bahasa Indonesia pada masa
pendudukan Jepang. Telaah Diakronik adalah mempelajari bahasa sepanjang bahasa tanpa ada
batasan waktu tertentu. Sebagai contoh, penelitian bahasa Indonesia harus dilakukan sejak zaman
kerajaan hingga penggunaannya saat ini.
Hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur-unsur bahasa yang terdapat dalam
tuturan dan bersifat vertikal. Hubungan paradigmatik terjadi dengan pembandingan unsur-unsur
bahasa yang memiliki kedudukan yang sama. Hubungan Sintagmatik adalah hubungan unsur-
unsur bahasa yang terdapat dalam tuturan dan bersifat linear. Hubungan Sintagmatik terjadi
dengan analisis unsur-unsur bahasa dalam satu tuturan tanpa ada pembandingan dengan tuturan
lain.

Edmund Husserl
Husserl adalah seorang filsuf Jerman yang memiliki aliran atau ilmu filsafat yang disebut
dengan fenomologi atau sesuatu atau kejadian yang tampak. Husserl sendiri lahir di daerah
Moravia, Austria (sekarang sudah menjadi bagian dari negara Ceko) pada tanggal 8 April 1859
dan meninggal di Freiburg, Jerman pada 28 April 1938. Husserl sendiri lahir di keluarga Yahudi.
Inti dari pengajaran atau teori Husserl adalah fenomena adalah suatu kenyataan yang
tampak, tidak terselubung. Pandangan dari Husserl ini sendiri berusaha membuat suatu revolusi
dalam dunia filsafat Barat. Husserl coba menunjukkan bahwa melalui metode ini kita dapat
pengalaman murni, dan kita sebagai manusia dapat mengetahui suatu kejadian yang absolut
dengan melalui kegiatan kita sendiri seperti berpikir dan mengingat.
Fenomena” yang kita alami dan tampak pada kita merupakan hasil kegiatan yang
bermacam-macam dan runtutan konsep kesadaran manusia serta bersifat relatif terhadap budaya
dan sejarah. Husserl menolak pandangan Hegel mengenai relativisme fenomena budaya dan
sejarah, namun dia menerima konsep formal fenomenologi Hegel serta menjadikannya prinsip
dasar untuk perkembangan semua tipe fenomenologi: fenomenologi  pengalaman adalah apa
yang dihasilkan oleh kegiatan dan susunan kesadaran kita.
Menurut Husserl, fenomena adalah realitas sendiri yang tampak, tidak ada selubung atau
tirai yang memisahkan subyek dengan realitas, karena realitas itu sendiri yang tampak bagi
subyek. Dengan pandangan seperti ini, Husserl mencoba mengadakan semacam revolusi dalam
filsafat Barat. Hal demikian dikarenakan sejak Descartes, kesadaran selalu dipahami sebagai
kesadaran tertutup (cogito tertutup), artinya kesadaran mengenal diri sendiri dan hanya melalui
jalan itu dapat mengenal realitas. Sebaliknya Husserl berpendapat bahwa kesadaran terarah pada
realitas, dimana kesadaran bersifat “intensional”, yakni realitas yang menampakkan diri.

Martin Heidegger
Martin Heidegger lahir pada tanggal 26 September 1889 di kota kecil Messkirch Baden,
Jerman dan mempunyai pengaruh besar terhadap beberapa filosof di Eropa dan Amerika Selatan.
Ia menerima gelar Doktor dalam bidang filsafat dari Universitas Freiburg di mana ia belajar dan
menjadi asisten Edmund Husserl (penggagas fenomenologi). Disertasinya berjudul Die Lebre
von Urteil in Psicologismus (Ajaran tentang putusan dalam Psikologi).
Beberapa kata kunci di atas dipergunakan oleh Heidegger untuk menemukan dan
merumuskan makna “ada” (sein, being), karena bagi Heidegger dasarnya dasar untuk
menjelaskan ada itu adalah sein und zeit (being and time). Dua struktur dasar atau kategori “ada”
ini dibahas dalam adanya manusia secara fenomenologis. Namun, “ada” itu sendiri menurut
Heidegger tidak bisa terlepas dengan waktu. Karena Dasein itu tidak lain adalah waktu itu
sendiri. Waktu merupakan masa yang terdiri dari sekarang. Masa mendatang (future) terdiri dari
masa sekarang yang belum terjadi dan pada suatu ketika akan terjadi. Akhirnya, masa lampau
dipahami sebagai masa sekarang yang dulu pernah ada, tapi kini sudah tidak ada lagi. Struktur
pemahaman waktu sebagaimana ada pada pendapat umum hanya belaku bagi being lain dan
bukan pada dasein. Dasein mentransendensi  being lain, sebab pada dasein aktus pelaksanaan diri
dan potensi pelaksanaan diri bertemu. Dengan demikian dimensi waktu paling penting bagi
Heidegger adalah masa mendatang (future, zukunft). Dasein selalu berada dalam proses
pelaksanaan diri. Proses dimana dasein melaksanakan diri ditunjuk dengan masa mendatang.
Waktu lampau dan sekarang harus dimengerti atas dasar waktu mendatang. Waktu adalah tahap-
tahap yang tidak dapat dipisah- pisahkan antara masa lalu, sekaran dan yang akan datang.
Bagi Heidegger, waktu itu sama realnya dan dalam rentangan waktu itulah seseorang
senantiasa berada dalam kemungkinan- kemungkinan dan potensialitas ini menjadi alternative
bagi manusia untuk bertindak. Dalam kondisi seperti itulah manusia terbentur pada kehilangan-
kehilangan. Maksudnya, ada pengalaman akan ketiadaan dan ada hal- hal yang belum terealisasi.
Sementara perasaan yang belum terealisasi itulah yang kemudian memunculkan perasaan cemas
pada diri manusia, karena ia terbentur dengan ketiadaan dan keterbatasan.

Hans-Georg Gadamer
Gadamer terlahir sebagai anak kedua di tengah keluarga pasangan Emma Caroline
Johanna Gewiese (1869-1904) dan Dr. Johannes Gadamer (1867-1928) di kota Marburg, sebuah
kota di bagian selatan Jerman. Hermeneutik dan retorik adalah dua elemen yang saling
menopang satu sama lain. Istilah hermeneutik, secara etimologis, datang dari bahasa
Yunani hermeneuen  dan hermeneia yang secara sederhana berarti menafsir dan penafsiran,
mengungkapkan dan pengungkapan. Kata-kata tersebut merujuk pada Hermes, sosok pengantara
atau pembawa kabar baik dari yang ilahi (hermenes ton theon). Hermeneutik bertugas
menerjemahkan maksud atau makna yang terkandung dalam pesan secara verbal maupun non-
verbal berupa tulisan. Seperti asal kata hermeneutik yang merujuk pada Hermes sang penerjemah
bagi para manusia untuk mengerti maksud dari para dewa.
Retorika yaitu seni berbicara (art of speaking). Retorika, dalam hal ini, berperan
mengelola kata agar dapat memiliki bobot kebenaran dan kelogisan atas apa yang telah
disampaikan. Retorika adalah seni berbicara yang memberikan sentuhan khusus bagi penjelasan
tentang apa yang disampaikan kepada lawan bicara. Penyampaian itu akan membimbing
pemahaman lawan bicara secara khusus dan menarik perhatiannya agar sampai kepada
keyakinan bahwa apa yang telah disampaikan itu bersifat benar dan logis. Hermeneutik dan
Retorik memiliki hubungan yang khusus dalam pergerakan zaman dan pemikiran manusia.
Hermeneutik dan retorik memiliki keterkaitan yang saling membentuk. Alasannya, jika
hermeneutik berkaitan dengan seni memahami (art of understanding) maka harus ada pula seni
berbicara (art of speaking). Hermeneutik dan retorik menjadi penggerak bagi berjalannya
pemahaman manusia dari setiap zaman. Manusia bertemu untuk saling melengkapi sehingga
menghasilkan buah-buah pemahaman yang semakin berkembang.
Kemampuan berbicara manusia yang unggul mengandung dua elemen penting yaitu hermeneutik
dan retorik, sebab melalui itu manusia dapat mengutarakan maksudnya dengan baik dan jelas.

Manusia dianugerahi kemampuan untuk mengungkapkan maksudnya dan memahami


maksud sesamanya. Hermeneutik dan retorik mengundang lawan bicara untuk semakin meyakini
dan membenarkan apa yang telah ia dengar dan mengerti. Hal itu dikarenakan ada
pembimbingan akal budi dan cara berpikir sehingga sampai pada taraf kelogisan dan berujung
kepada keyakinan.

Retorik dan hermeneutik secara mendasar saling berjumpa di satu titik: tahu-berbicara
dan tahu-memahami merupakan daya kodrati manusia. Manusia dalam pengungkapan dirinya
difasilitasi oleh kedua elemen tersebut yang menjadikan manusia dapat memeluk erat
kodratnya. Kodrat manusia berjalan dalam pertemuan antara hermeneutik dan retorik yang saling
berkolaborasi untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman yang baik.

Theodore Ardono

Pria bernama lengkap Theodor Wiesengrund Adorno ini dilahirkan di Frankfurt pada tahun
1903. Sebagai pemikir Adorno keberatan terhadap filsafat sistematis dan meragukan apakah
pemikiran yang sebenarnya dapat transparan. Hal ini berasal dari keberatannya terhadap berpikir
metodologis. Filsafat sistematis dan pemikiran metodologis memiliki kecenderungan untuk
sampai pada kesimpulan yang hanya mengkonfirmasi asumsi yang terkandung dalam premis-
premisnya. Adorno adalah pemikir anti-Hegel dan, sekaligus, sepenuhnya Hegelian. Dia tidak
setuju terhadap posisi filosofis Hegel yang bercorak totalitarianisme. Adorno meyakini bahwa
pemikiran konseptual muncul dari kebutuhan terhadap adaptasi dan, karenanya, selalu membawa
benih-benih dominasi di dalamnya. Dalam sistem pemikiran Hegel, dominasi pada wilayah
materi tercermin dengan dominasi pada tataran konsep. Totaliarianisme sistem pemikiran paralel
dengan totalitarian fasisme dan totalitarianisme dalam industri kebudayaan. Karenanya, Adorno
menolak sistem Hegelian—dan pemikiran sistematis secara umum—juga kecenderungan apapun
terhadap sintesis final. Dia menekankan hak untuk tidak sama.
Dalam karyanya bersama Horkheimer berjudul Dialectic of Enlightenment, Adorno berusaha
memberikan analisis konseptual tentang bagaimana Pencerahan, yang pada mulanya ditujukan
untuk mengamankan kebebasan dari ketakutan dan otoritas manusia, berubah menjadi beberapa
bentuk dominasi politik, sosial, dan budaya dimana manusia kehilangan individualitas dan
masyarakat kehilangan makna kemanusiaan. Analisis ini diberikan dengan penjelasan tentang
motif konseptual dari proses rasionalisasi masyarakat—dalam konteks Weberian—dimana
dominasi kapitalis merupakan bahaya terbesar yang muncul darinya.
Konsep sosiologi yang diformulasikan Adorno dimulai dengan usaha untuk memahami kaitan
antara musik dan masyarakat. Pada terbitan pertama jurnal yang dipublikasikan Institut
Penelitian Sosial Frankfurt, Adorno menulis essay berjudul On the Social Situation of Music,
yang memaparkan beberapa temuan-temuan sosiologis. Essay ini penting karena analisis musik
adalah awal dari refleksi sosiologis Adorno, yang bertujuan untuk menyingkap kandungan
sosiologis dalam tekstur karya estetis. Hal ini berlanjut dengan penemuan apa yang disebut
mediasi sosial, yang berarti kesalingterpengaruhan antara yang universal dan partikular;
masyarakat dan individu.

Objek sentral dalam teori kritis Adorno adalah hubungan saling keterpengaruhan antara
pertentangan-pertentangan dalam masyarakat sebagai sebuah totalitas dan bentuk konkrit
kehidupan subjek-subjek dalam masyarakat. Teori kritis diorientasikan pada ide tentang
masyarakat sebagai subjek, dengan individu sebagai pusat. Sebuah teori menjadi ”kritis” dengan
menegasikan ketidakadilan, egoisme, dan alienasi yang dihasilkan oleh kondisi sosial dibawah
ekonomi kapitalis.

Anda mungkin juga menyukai