1

KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

1. Berdasarkan Besaran Input.

2. Berdasarkan Karakteristik Waktu
Kerja.
3. Berdasarkan Jenis Kontak.
4. Berdasarkan Prinsip Kerja.
5. Berdasarkan Fungsi.

2
 KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

BERDASARKAN BESARAN INPUT

1. Arus (I) : Relai Arus Lebih (OCR)
2. Tegangan (U) : Relai Tegangan Lebih (OVR)
Relai Tegangan Kurang (UVR)
3. Frekuensi (f) : Relai Frekuensi Lebih (OFR)
Relai Frekuensi Kurang (UFR)
4. Daya (P; Q) : Relai Daya Max / Min
Relai Arah / Directional
Relai Daya Balik
5. Impedansi (Z) : Relai Jarak (Distance)
6. Beda Arus : Relai Differential

3
 KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

BERDASARKAN KARAKTERISTIK WAKTU KERJA

1. Seketika (Instantaneous / Moment / High Speed).

2. Penundaan Waktu (time delay).

● Definite time delay
● Inverse time delay

3. Kombinasi instant dengan tunda waktu.

4
 KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

BERDASARKAN JENIS KONTAK

1 Relai dengan kontak, dalam keadaan normal terbuka (normally open

contact).

2. Relai dengan kontak, dalam keadaan normal tertutup (normally close

contact).

5
KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

BERDASARKAN FUNGSI
1. Relai Proteksi
2. Relai Monitor
3. Relai Programming:
- Reclosing relay
- Synchro Check relay
4. Relai Pengaturan (regulating relay)
5. Relai Bantu:
- Sealing Unit
- Lock Out relay
- Closing relay dan
- Tripping relay

6
KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

BERDASARKAN PRINSIP KERJA

1. Tipe Elektromekanis
a. Tarikan Magnit : - tipe Plunger
- tipe Hinged Armature
- tipe Tuas Seimbang
b. Induksi : - tipe Shaded Pole
- tipe KWH
- tipe Mangkok (Cup)
2. Tipe Thermis : - Bimetal
- Thermometer
3. Tipe Gas : - relai Bucholz / Jansen
4. Tipe Tekanan (pressure relay)
5. Tipe Statik (Elektronik)

7
 KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

1. TIPE PLUNGER

BILA KUMPARAN DIBERI

ARUS MELEBIHI NILAI
PICK UPNYA, MAKA PLUNGER
AKAN BERGERAK KEATAS KUMPARAN
DAN TERJADI PENUTUPAN
KONTAK.

GAYA YANG DITIMBULKAN

KONTAK
SEBANDING DENGAN KWADRAT
DIAM
ARUS PADA KUMPARAN. PLUNGER

RELAI INI MEMPUNYAI WAKTU

KERJA YANG CEPAT, SEHINGGA KONTAK
BANYAK DIGUNAKAN SEBAGAI GERAK
RELAI INSTANTANEOUS .

8
 KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

2. TIPE HINGED ARMATURE

KONTAK
BILA KUMPARAN DIBERI ARUS, DIAM
MAKA LENGAN AKAN TERTARIK
SEHINGGA UJUNG LENGAN YANG
LAIN AKAN MENGGERAKAN
KONTAK. KONTAK
GERAK
GAYA ELEKTROMAGNITIK JUGA
SEBANDING DENGAN KWADRAT
ARUS KUMPARAN.

TIPE INI BANYAK DIGUNAKAN

SEBAGAI RELAI BANTU, KARENA
DAPAT MEMPUNYAI KONTAK
YANG BANYAK DAN KONTAKNYA
MEMPUNYAI KAPASITAS
PEMUTUSAN ARUS YANG LEBIH LENGAN
BESAR. KUMPARAN ARMATURE

9
 KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

3. TIPE TUAS SEIMBANG (BALANCE BEAM)

TIPE INI TERDIRI DARI DUA KONTAK

KUMPARAN YAITU KUMPARAN
KERJA DAN PENAHAN.
DALAM KEADAAN SEIMBANG
DIMANA GAYA PEGAS DIABAIKAN
MAKA I1 / I2 = K [ KONSTANTE ]
I2 I1
BILA I1 / I2 LEBIH BESAR DARI K
PEGAS
MAKA RELAI AKAN MENUTUP
KONTAK
BILA I1 / I2 LEBIH KECIL DARI K
MAKA RELAI AKAN BUKA KONTAK I1
TORSI
TIPE INI BANYAK DIGUNAKAN POSITIP
SEBAGAI RELAI DIFERENSIAL
DAN RELAI JARAK . TORSI
NEGATIP

I2

10
 KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

4. SHADED POLE INDUCTION

DISK
TIPE INI TERDIRI DARI DUA
KUMPARAN YAITU KUMPARAN SHADING
KERJA DAN PENAHAN. RING MAGNIT
DALAM KEADAAN SEIMBANG TETAP
 KONTAK
DIMANA GAYA PEGAS DIABAIKAN
MAKA I1 / I2 = K (KONSTANTA)

BILA I1 / I2 LEBIH BESAR DARI K

MAKA RELAI AKAN MENUTUP
KONTAK.
BILA I1 / I2 LEBIH KECIL DARI K
MAKA RELAI AKAN BUKA KONTAK.
1 
TIPE INI BANYAK DIGUNAKAN 2 PIRINGAN
SEBAGAI RELAI DIFFERENTIAL
DAN RELAI JARAK.
KUMPARAN

11
 KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

5. TIPE WATTMETRIK (KWH)

L  U L
U
INTERAKSI ANTARA FLUK U 2 2 KUMPARAN
LAGGING
DAN TERHADAP FLUK YANG
DIPEROLEH DARI ARUS PUSAR
YANG DIINDUKSIKAN PADA
PIRINGAN AKAN MENGERAKAN
PIRINGAN UNTUK BERPUTAR.
PIRINGAN

PUTARAN INI AKAN MENUTUP S

KONTAK. IS KUMPARAN
UTAMA
UMUMNYA KARAKTERISTI K
TUNDA WAKTUNYA ADALAH I
INVERSE.


12
 KLASIFIKASI RELAI PROTEKSI

6. INDUCTION CUP

PRINSIPNYA SAMA SEPERTI

MOTOR INDUKSI.
TERDAPAT ROTOR ALUMINIUM
BERBENTUK SILIDER YANG
DI TENGAHNYA INTI MAGNETIK
SEHINGGA SILIDER TERSEBUT
DAPAT BERPUTAR.

PADA SILINDER DIPASANG

KONTAK GERAK DAN DAPAT
MENUTUP KONTAK KE KIRI
ATAU KE KANAN.

13
 RELAI STATIK / ELEKTRONIK

UNIT – UNIT DASAR DARI RELAI STATIK

1. SIRKUIT INPUT (BIASANYA INTERMEDIATE CT)

2. LEVEL DETECTOR
3. TIMER / INTEGRATOR
4. POLARITY DETECTOR
5. COMPARATOR

14
 RELAI STATIK / ELEKTRONIK

1. SIRKUIT INPUT (BIASANYA INTERMEDIATE CT

+
+
Ia Ia

Vout Ib Vout
Ib

Ic
Ic
-
-

OUTPUT TERGANTUNG UOTPUT TERGANTUNG DARI

DARI TEGANGAN INSTANT ARUS INSTATANEOUS YANG
YANG TERTINGGI TERTINGGI

15
 RELAI STATIK / ELEKTRONIK

2. LEVEL DETECTOR

Vs

V in
LEVEL DETECTOR DC DIGUNAKAN +
UNTUK MENDETEKSI BILA LEVEL V ref V out
TEGANGAN DC PADA INPUT
MELEBIHI SET LEVELNYA .

BILA LEVEL INI DILAMPAUI

MAKA OUTPUT DARI LEVEL
DETECTOR BERUBAH DARI V
KONDISI MATI, MENJADI HIDUP Vs
DAN OUTPUT AKAN V out
MENGGERAKAN RELAI OUTPUT .
V in

16
 RELAI STATIK / ELEKTRONIK

3. INTEGRATOR / TIMING CIRCUIT

C

SIRKUIT INTEGRATOR BANYAK

DIGUNAKAN DALAM RELAI R1
STATIK. -
INPUT ARUS E1/R1 DALAM
I1
FEED BACK LOOP KAPASITIF
LEWAT C. E1 +
INVERTING TERMINAL INPUT Eo
ADALAH PADA COMMON
EARTH POTENSIAL, JADI
TEGANGAN PADA C MENJADI
SAMA DAN BERLAWANAN DENGAN Eo

Eo SEBANDING DENGAN INTEGRAL DARI E1

SIRKUIT INI DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI RELAI WAKTU

DIMANA ECEPATAN PERUBAHAN DARI OUTPUT
SEBANDING DENGAN BESARNYA SIGNAL INPUT.

17
 RELAI STATIK / ELEKTRONIK

4. POLARITY DETECTOR

+Vs

INPUT SIGNAL ADALAH

GELOMBANG SINUS 0
YANG MANA DIUBAH
KE BENTUK GELOMBANG -Vs
KOTAK OLEH GAIN Vout
AMPLIFIER.
OUTPUT SIGNAL PADA
DASARNYA ADALAH Vin
DIGITAL YANG HANYA
MEMPUNYAI DUA
KEADAAN (NHIGH & LOW).

18
 RELAI STATIK / ELEKTRONIK

5. COMPARATOR

UNTUK RELAI YANG MEMPUNYAI INPUT LEBIH DARI SATU

MAKA DIGUNAKAN COMPARATOR.
MISAL RELAI DAYA / DIRECTIONAL; RELAI JARAK.

TIPE COMPARATOR:
1. COMPARATOR AMPLITUDO.
2. COMPARATOR FASA.

19
RELAI STATIK / ELEKTRONIK
KOMPARATOR AMPLITUDO

OUTPUT
COINCIDENE
DETECTOR

OPERATE
RESET
OUTPUT
INTEGRATOR

KONDISI
KERJA

KONDISI
RESTRAINT

20
 RELAI STATIK / ELEKTRONIK

KOMPARATOR FASA

MENGUKUR BEDA FASA ANTARA A

DUA INPUT GELOMBANG SINUS X OUTPUT
A DAN B.
KEDUA GELOMBANG INI DIUBAH
=1
Y
KE BENTUK KOTAK.
KEDUA GELOMBANG KOTAK B
MEMPUNYAI SISI-SISI SESUAI
DENGAN GELOMBANG SINUSNYA COINCIDENCE
DAN DIBANDINGKAN DENGAN GERBANG DETECTOR
EXCLUSIVE OR. POLARITY
GERBANG LOGIK INI MEMPUNYAI DETECTOR EXCLUSIVE OR
SIFAT HANYA AKAN MEMBERI OUTPUT
BILA SALAH SATU ADA SIGNAL TETAPI 1
TIDAK KEDUA –DUANYA DAN BEKERJA X
SEBAGAI POLARITY COINCIDENCE DETECTOR. 0
1
Y
0

OUTPUT

21
 RELAI STATIK / ELEKTRONIK

POLARITY
DETECTOR
COINCIDENCE
DETECTOR LEVEL
DETECTOR

INPUT
TRIP

INTEGRATOR

22