BENGKEL LISTRIK 2
Oleh :
Rizqi Ryan Ardiansyah
2241150122
Kata Pengantar
Program Studi Teknik Listrik dan Sistem Kelistrikan merupakan salah satu program
studi yang ada di Politeknik Negeri Malang, salah satu mata kuliahnya adalah Bengkel Listrik
2. Praktik bengkel listrik 2 ini bertujuan untuk melatih keterampilan yang telah diperoleh
mahasiswa dalam mata kuliah teori dan meningkatkan ketrampilan praktik bagi mahasiswa
sendiri.
Pada mata kuliah bengkel Listrik 2 di semester 2 ini mahasiswa ditugaskan untuk
belajar mulai dari pengenalan alat dan bahan, jenis starting motor, desain diagram rangkaian
kontrol dan daya, pemasangan rangkaian kontrol pada kontaktor, kabel panel, pengukuran
tahanan isolasi, Pengkabelan daya dari panel ke kontaktor dialirkan ke motor sesuai dengan
job sheet yang diberikan oleh dosen pengajar.
i
Prosedur dan Modul Bengkel Listrik 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
Safety Kelistrikan Di Tempat Kerja.......................................................................................................3
1. Pendahuluan......................................................................................................................................4
2. Tujuan dan Ruang Lingkup...............................................................................................................4
3. Teori Dasar........................................................................................................................................5
3.1. Komponen Instalasi Motor Induksi 3 Fasa.................................................................................5
3.1.1. MCB........................................................................................................................................7
3.1.2. Kontaktor.................................................................................................................................7
3.1.3. Thermal Overload Relay (TOR)..............................................................................................8
3.2. Starting DOL (Direct On Line)...................................................................................................9
3.3. Starting Y/D atau Bintang Segitiga...........................................................................................10
3.4. Kontrol Arah atau F/R (Forward Reverse)................................................................................10
4. Diskripsi Job sheet...........................................................................................................................11
4.1. Starter Direct Online (DOL).....................................................................................................11
4.2. Starter Star Delta (Y/D)............................................................................................................11
4.3. Kontrol Motor Forward Reverse (F/R).....................................................................................12
5. Layout Instalasi...............................................................................................................................12
6. Layout Panel....................................................................................................................................13
7. Kebutuhan Material.........................................................................................................................14
8. Rangkaian kontrol dan Daya............................................................................................................15
9. Identifikasi Line up Terminal..........................................................................................................15
10. Laporan Kerja................................................................................................................................16
10.1. Offline Commissioning (Insulation Tester)..............................................................................1
10.2. Online Commissioning (urutan fasa dan sumber tegangan)......................................................2
10.3. On-Load Commissioning (kecepatan motor, tegangan terminal, arus).....................................2
11. Analisa dan Kesimpulan..................................................................................................................6
11.1. Analisa......................................................................................................................................6
11.2. Kesimpulan...............................................................................................................................8
ii
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
3
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
1. Pendahuluan
Mahasiswa Program Studi Teknik Listrik dan Sistem Kelistrikan Politeknik Negeri
Malang harus mampu melakukan instalasi tenaga dan trouble dasar instalasi motor sebagai
teknisi listrik yang bekerja di industri. Instalasi listrik digunakan untuk mengalirkan listrik
dari sumber ke beban. Motor listrik adalah salah satu beban terpenting dalam industri. Motor
induksi sangkar tiga fasa banyak digunakan sebagai penggerak industri karena self starting,
handal, dan ekonomis. Motor induksi fase tunggal digunakan secara ekstensif untuk beban
yang lebih kecil, seperti peralatan rumah tangga seperti kipas angin. Motor listrik perlu
dilengkapi dengan peralatan yang sesuai agar dapat bekerja dengan baik dan aman. Ini
termasuk sumber, koneksi, proteksi, kontrol, starting, dan sebagainya.
Rangkaian kontrol digunakan untuk start, stop, mempercepat, memperlambat,
mengubah arah, dan melindungi motor. Mereka juga dapat terdiri dari sejumlah perangkat
penginderaan seperti limit switch, float switch, push button, flow switch, pressure switch,
temperature switch, dan sebagainya, yang memberi perintah pada rangkaian apa yang harus
dilakukan.
4
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
3. Teori Dasar
3.1. Komponen Instalasi Motor Induksi 3 Fasa
Motor listrik adalah salah satu beban terpenting dalam industri. Motor induksi sangkar tiga fasa
banyak digunakan sebagai penggerak industri karena dapat start mandiri, andal, dan ekonomis. Motor
induksi sangkar 3 fasa adalah jenis motor induksi tiga fasa yang berfungsi berdasarkan prinsip
elektromagnetisme. Ini disebut motor sangkar karena rotor di dalamnya,
yang dikenal sebagai rotor sangkar (terlihat seperti L1
L2
sangkar tupai). Rotor ini adalah silinder laminasi L3
dihasilkan. Contactor
2 4 6
Ini menginduksi arus pada belitan rotor, yang 1 3 5
menghasilkan medan magnetnya sendiri. Interaksi TOR
2 4 6
medan magnet yang dihasilkan oleh belitan stator
dan rotor menghasilkan torsi pada rotor sangkar. M
Satu keuntungan besar dari motor sangkar adalah
betapa
mudahnya kita dapat mengubah karakteristik
Gambar 1. Rangkaian Daya Motor
kecepatan-torsi. Ini dapat dilakukan dengan hanya
menyesuaikan bentuk palang di rotor. Motor induksi sangkar banyak digunakan di industri
karena dapat diandalkan, menyala secara mandiri dan mudah diatur.
Untuk menjamin keselamatan dan pengoperasian yang baik, pemasangan motor listrik
memerlukan peralatan yang sesuai, termasuk perlindungan dan pengendalian. Dasar
pemasangan motor ditunjukkan pada Gambar 1.
Tabel 1 menunjukkan simbol standar yang akan digunakan sesuai dengan IEC 60617.
Bentuk starter motor yang paling sederhana untuk motor induksi terdiri dari MCB atau
Circuit Breaker, Kontaktor dan relai beban berlebih untuk proteksi. Starting motor dirancang
untuk:
– start motor;
– memutuskan dan menyambung motor dari supplay
– menjamin keamanan motor terhadap beban lebih.
5
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
6
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
3.1.1. MCB
Pemutus rangkaian: didefinisikan
oleh IEC 60947-2 sebagai
perangkat sakelar mekanis, yang
mampu membuat, menyambung 1. Actuator lever
2. Actuator mechanism
dan memutus arus dalam kondisi 3. Contacts
4. Terminals
sirkuit normal dan juga membuat,
5. Bimetallic strip
menyambung untuk waktu 6. Calibration screw
7. Solenoid
tertentu dan memutus arus dalam 8. Arc divider/
extinguisher
kondisi sirkuit abnormal yang
ditentukan. MCB atau miniature
circuit breaker adalah alat Gambar 2. Bagian dari MCB
elektromagnetik untuk mengalihkan rangkaian, yaitu untuk membuka rangkaian (yang telah
terhubung dengannya) secara otomatis ketika arus yang melewatinya (MCB) melebihi nilai
yang ditetapkan. Tidak seperti sekring, yang beroperasi sekali dan kemudian harus diganti,
pemutus arus dapat disetel ulang (baik secara manual maupun otomatis) untuk melanjutkan
pengoperasian normal. Ini dapat dinyalakan dan dimatikan secara manual seperti halnya
sakelar normal.
MCB adalah perangkat tripping waktu tunda, yang besarnya arus lebih mengontrol
waktu pengoperasian. Ini berarti dapat dioperasikan setiap kali ada kelebihan beban yang
cukup lama untuk membahayakan sirkuit yang dilindungi. Oleh karena itu, MCB tidak
merespons beban transien seperti lonjakan sakelar dan arus start motor. MCB diproduksi
dalam versi kutub yang berbeda seperti struktur kutub tunggal, ganda, tripel, dan empat
dengan tingkat arus gangguan yang berbeda.
3.1.2. Kontaktor
Kontaktor adalah perangkat listrik yang digunakan untuk menghidupkan atau
mematikan rangkaian listrik. Ini dianggap sebagai jenis relai khusus. Namun, perbedaan
mendasar antara relai dan kontaktor adalah kontaktor digunakan pada aplikasi dengan daya
dukung arus yang lebih tinggi, sedangkan relai digunakan untuk aplikasi arus yang lebih
rendah. Kontaktor dapat dipasang di lapangan dengan mudah dan ukurannya kompak.
Umumnya, perangkat listrik ini memiliki banyak kontak. Kontak ini dalam banyak kasus
7
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
biasanya terbuka dan memberikan daya operasi ke beban saat koil kontaktor diberi energi.
Kontaktor paling sering digunakan untuk mengendalikan motor listrik.
Ada berbagai jenis kontaktor, dan setiap jenis memiliki rangkaian fitur, kapabilitas,
dan aplikasinya sendiri. Kontaktor dapat memutus arus pada berbagai arus, dari beberapa
ampere hingga ribuan ampere, dan tegangan dari 24 VDC hingga ribuan volt DC. Selain itu,
konaktor ini hadir dalam berbagai ukuran.
memburuk karena
9
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
panas berlebih, ada batasan yang ditetapkan pada suhu pengoperasian motor untuk
melindungi motor dari panas berlebih. Relai beban berlebih digunakan pada kontrol motor
untuk membatasi jumlah arus yang ditarik.
10
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
menyebabkan penurunan tegangan yang berlebihan pada rangkaian suplai. Jika penurunan
11
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
tegangan tinggi perlu dihindari, starter bintang segitiga harus digunakan sebagai gantinya.
Starter DOL biasanya digunakan untuk menghidupkan motor kecil, terutama motor induksi
sangkar 3 fasa.
12
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
Dengan demikian, hanya perlu mengubah urutan fase untuk mengubah arah rotasi
medan magnet. Untuk suplai tiga fase, ini dapat dilakukan dengan menukar dua dari tiga line.
Mengubah urutan sambungan kawat sebenarnya mengubah jalur aliran arus pada rangkaian
primer yang pada gilirannya mengubah arah medan magnet pada inti sehingga arah gerak
motor berubah dari searah putaran jarum jam menjadi berlawanan searah jarum jam.
a. Saat kita menekan tombol start, arus mengalir melalui kumparan kontaktor
(magnetizing coil).
b. Arus memberi energi pada koil kontaktor dan akan menutup kontak NO, dan
tegangan 3-fase masuk ke motor.
c. Kontak bantu NO yang paralel dengan tombol start akan menutup, kemudian
tombol ini saling mengunci. Oleh karena itu, walaupun kita melepaskan tombol
start, rangkaian akan tetap terhubung.
d. Jika kita menekan tombol stop, arus yang melalui kontak menjadi terputus,
sehingga suplai ke motor akan terputus.
e. Hal serupa akan terjadi overload, TOR akan beroperasi untuk memutus suplai.
Karena suplai motor putus, putaran motor akan berhenti.
13
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
5. Layout Instalasi
Petunjuk Kerja:
1. Identifikasi tata letak ruangan praktek.
2. Sesuaikan kondisi yang ada dengan gambar Layout Instalasi BL2-1
3. Jika ada perbedaan, perbaiki gambarnya. Atau, Anda bisa menggambar ulang.
4. Dari gambar layout Instalasi (BL2-1), tentukan jumlah kabel yang dimiliki setiap baris.
14
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
6. Layout Panel
Petunjuk Kerja:
1. Identifikasi tata letak panel yang Anda butuhkan.
2. Sesuaikan kondisi yang ada dengan gambar Layout Panel (BL2-2).
3. Jika ada perbedaan, perbaiki gambarnya. Atau, Anda bisa menggambar ulang.
4. Dari gambar BL2-2, gambarkan rangkaian wiring dalam panel.
5. Jangan lupa untuk mencantumkan semua nomor terminal.
15
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
7. Kebutuhan Material
Petunjuk Kerja : Isi tabel di bawah ini sesuai job sheet.
16
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
17
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
6. Periksa semua bahan dan peralatan yang diperoleh sebelum mulai bekerja.
10. Pasang rangkaian kontrol DOL, Y / D, dan F / R berdasarkan diagram sirkuit kendali.
18
Laporan Praktikum Bengkel Listrik 2
14. Lakukan commissioning offline – pengujian tahanan isolasi. Jika semua hasil baik,
silahkan lanjutkan. Jika tidak, periksa rangkaian. Tuliskan semua hasilnya.
15. Lakukan commissioning online - tegangan sumber. Jika tegangan dalam standar,
lanjutkan. Jika tidak, periksa. Tuliskan semua hasilnya.
16. Komisioning saat berbeban - rpm, tegangan terminal, arus. Tuliskan semua hasilnya.
17. Periksa fungsi keseluruhan sesuai diskripsi. Jika masalah terjadi, lakukan pemecahan
masalah dan analisis.
18. Bongkar instalasi, periksa kondisi material dan peralatan, lalu kembalikan ke loket
gudang.
19
10.1. Offline Commissioning (Insulation Tester)
Tahanan isolasi digunakan untuk memverifikasi keutuhan bahan isolasi, baik isolasi
kabel maupun isolasi lilitan motor / generator. Pengujian tahanan isolasi dilakukan dengan
menerapkan tegangan konstan pada peralatan yang diuji sambil mengukur arus yang
mengalir. Tegangan DC tinggi digunakan, menyebabkan arus kecil mengalir melalui
permukaan isolator. Untuk memulai pengujian isolasi, beban harus dilepas, Matikan sumber,
Sakelar terbuka. Putuskan sambungan dari peralatan dan sirkuit lain, termasuk koneksi arde
netral dan pelindung. Peralatan yang diuji tidak boleh dalam kondisi bekerja!
Prosedur :
1. Matikan suplai: Matikan MCB kabin di panel utama.
2. Buka semua terminal A2 / A1 pada kontaktor.
3. Siapkan alat pengukur – insulation tester / Meger.
4. Cek kondisi battery
5. Atur probe untuk mengukur tahanan isolasi antara L1-L2.
6. Atur insulation tester ke 500 V, lalu tekan tombol press.
7. Baca tahanan isolasi, tulis hasilnya.
8. Lakukan prosedur yang sama untuk L2-L3, L1-L3, L1-N, L2-N, L3-N, L1-PE, L2-PE,
L3-PE, N-PE.
9. Apakah hasil pengukuran masih dalam batas standar? Analisis hasilnya.
10. Kembalikan koneksi semua terminal A2 / A1 pada kontaktor.
10.2. Online Commissioning (urutan fasa dan sumber tegangan)
Urutan fasa ditentukan menggunakan pengukur alat phase squence untuk mengetahui
apakah urutannya positif atau negatif. Jika urutannya negatif, kita hanya memperbaikinya
menjadi urutan positif dengan menukar koneksi fase.
Tegangan antar fasa ditentukan menggunakan multimeter dan hal yang sama
dilakukan pada belitan motor induksi.
Prosedur:
1. Nyalakan suplai: Nyalakan MCB kabin di panel utama.
2. Nyalakan semua MCB di dalam panel kabin.
3. Siapkan alat ukur - Multi meter.
4. Atur Multi meter ke kisaran yang sesuai untuk pengukuran tegangan AC.
5. Atur probe untuk mengukur tegangan di panel masuk, antara L1-L2.
6. Baca tegangan dan tulis hasilnya.
7. Lakukan hal yang sama pada L2-L3, L1-L3, L1-N, L2-N, L3-N.
8. Apakah hasil pengukuran masih dalam batas? Analisis hasilnya.
Prosedur:
1. Nyalakan suplai: Nyalakan MCB kabin di panel utama.
2. Nyalakan semua MCB di dalam panel kabin.
3. Siapkan alat ukur - Multi meter, Tachometer, Clamp Amper.
4. Atur multi meter ke kisaran yang sesuai.
5. Beri tanda pada motor rotor, reflektor untuk mengukur kecepatan.
6. Start motor, kemudian ukur tegangan, arus, dan kecepatan putarannya.
7. Tuliskan hasilnya dan analisis.
Hasil dan Analisa Offline Commissioning
Insulation tester pada kabel
Insulation Tester
L1-L2 ∞ (Tak hingga)
L2-L3 ∞ (Tak hingga)
L1-L3 ∞ (Tak hingga)
L1-N ∞ (Tak hingga)
L2-N ∞ (Tak hingga)
L3-N ∞ (Tak hingga)
M1 M2 M3
L1-L2 ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga)
L2-L3 ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga)
L1-L3 ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga)
L1-B ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga)
L2-B ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga)
L3-B ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga) ∞ (Tak hingga)
Hasil dan Analisa Online Commissioning
Tegangan (V)
R-S 396,5
S-T 399,6
R-T 393
R-N 225,7
S-N 232
T-N 227,8
Hasil dan Analisa On-load Commissioning
Motor R S T
(keadaan) (A) (A) (A)
M1 (DOL) 2,2 2,3 1,9
M2 (F/R) 4,7 4,6 4,3
M3 (Y) 0,9 1 0,9
M3 (∆) 2,9 3,1 2,7
Motor RPM
DOL 1517
Forward/Reverse 1512/1514
Y/∆ 1490/1490
11. Analisa dan Kesimpulan
11.1. Analisa
Pada praktikum kali ini kita melakukan pengoprasian , pemasangan , dan
pengukuran pada motor. Disini kami melakukan starting 3 motor menggunakan
beberapa rangkaian control yaitu Direct on line (DOL) , Forward Revers , dan Star
Delta.
Pada kali kita diwajibkan untuk dapat bisa memahami name plate pada motor
terlebih dahulu dan memastikan bahwa motor tidak ada kendala seperti terminal dalam
kondisi baik dan tidak ada suara pada saat rotor digerakan (gesekan dengan
kumparan), tidak terdapat kebocoran pada kabel yang terhubung, dan tidak ada salah
penyambungan
Saat pengoprasian saat ini kita dapat mengendalikan control dengan posisi
tempat yang berbeda dimana terdapat push button di dalam panel dan juga push button
control luar untuk dapat mengendalikan control dari jarak jauh
Pada pengoprasian forward revers kita tidak bisa mengerjakan motor dengan
secara langsung karena di masing” control terdapat pengaman tersendiri untuk dapat
mengamankan motor tidak terjadi lonjakan yang sangat besar. dimana lonjakan
tersebut dapat mengakibatkan motor terbakar, maka kita dapat mengerjakan motor
secara forward telebih dahulu atau revers terlebih dahulu yang bekerja kemudian
menunggu hingga berhenti berputar kemudian kita dapat mengoprasikan secara
reverse ataupun forward.
Pada saat pengoprasian rangkaian star delta kita harus mengerti nampeplate
motor terlebih dahulu dimana nantinya jika menggunakan sambungan star kita dapat
menetralisir terjadinya lonjakan secara besar kemudian setelah beberapa detik motor
akan dapat berpindah dengan bekerja secara delta dengan kemampuan yang penuh
atau maksimal. Jika kita menggunakan hubungan delta terlebih dahulu maka motor
akan terjadi lonjakan secara delta dan motor akan mengeluarkan power yang lebih
tinggi. Maka dari itu kita harus tau terlebih dahulu apa nameplate motor tersebut agar
tidak terjadi kebakaran motor.
11.2. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum,ada beberapa hal yang dapat disimpulkan.diantaranya
yaitu:
1.Sebelum melakukan praktikum kita harus menyiapkan beberapa hal yaitu
alat,bahan,rancangan dengan benar' baik dan tidak ada salah sedikitpun
4.Dalam pengawatan atau penyambungan harus sangat diperhatikan karena jika salah
menyambung akan berakibat fatal
5.Jika terjadi trouble dalam rangkaian kita harus dapat mengatasinya dengan cara
mencari posisi trouble dimana.oleh karena itu kita harus mengindentifikasi kabel
dengan cara memberi nama disetiap sambungan kabel yang dapat mempermudah
dalam terjadinya trouble
7.Memahami fungsi dan cara penggunaan dari alat dan komponen panel