NIM : 1910112093
KELAS : C
TUGAS AFAI TM 12
BAB 1
Pertanyaan : Sebagai akuntan forensik tentunya harus memiliki kemampuan, diantaranya adalah
pengetahuan. pengetahuan apa saja (paling sedikit 5) yang perlu dimiliki oleh seorang akuntan
forensic
Jawaban :
• White-collar crime
• Money laundering
• Insurance claims
• Telemarketing fraud
• Check kiting
• Asset misappropriation
• Securities fraud
BAB 2
Pertanyaan : Kecurangan atau fraud adalah hal penting yang harus ditemukan oleh audit atau
akuntan investigator. Di dalam kecurangan terdapat aksioma-aksioma. Jelaskan mengenai
aksioma tersebut
Jawaban :
Aksioma 1 : Fraud is hidden > oleh sebab itu Akuntan/Auditor harus dapat mengungkap hal
yang tersembunyi tersebut
BAB 3
Pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan Red Flag dalam konteks auditor investigasi?
Jawaban :
Adalah situasi, kondisi atau perilaku dari fraudster yang dapat diidentifikasi oleh
auditor sebagai indikasi awal terjadinya fraud. Adanya Red Flags bukanlah sebuah jaminan
bahwa seseorang dengan red flags tersebut pasti melakukan tindakan fraud. Namun, identifikasi
red flags dapat
BAB 4
Jawaban :
1. Invoicing via shell companies : Shell Company (perusahaan cangkang) meskipun terkadang
dibuat untuk tujuan yang sah, seringkali merupakan entitas fiktif yang dibuat dengan tujuan
semata-mata untuk melakukan penipuan.Shell company mungkin tidak lebih dari nama palsu dan
kotak pos yang digunakan karyawan untuk mengumpulkan pembayaran atas tagihan fiktif.
Karena cek yang diterima akan dibuat atas nama perusahaan cangkang, fraudster biasanya juga
akan membuka rekening bank atas nama perusahaan tersebut. Setelah perusahaan cangkang
dibentuk dan rekening bank dibuka, fraudster dapat mulai mengirimkan tagihan dengan
mengirimkan faktur palsu untuk barang dan / atau jasa fiktif
Alih-alih melakukan skema penagihan untuk menghasilkan uang, banyak fraudster membeli
barang pribadi dengan uang perusahaan. Akun perusahaan digunakan untuk membeli barang-
barang untuk fraudster, bisnis mereka, keluarga mereka, dan sebagainya. Jenis skema ini
diklasifikasikan sebagai skema fraudulent billing atau penagihan curang daripada pencurian
inventaris. Inti dari skema ini bukanlah pencurian barang, melainkan pembeliannya. Pelaku
menyebabkan perusahaan korban membeli sesuatu yang sebenarnya tidak dibutuhkan, sehingga
kerugian perusahaan adalah hilangnya uang dalam membeli barang tersebut.
BAB 5
Jawaban :
VISI
Menjadi Lembaga Pemeriksa Tepercaya yang Berperan Aktifdalam Mewujudkan Tata Kelola
Keuangan Negara yang Berkualitas dan Bermanfaat untuk Mencapai Tujuan Negara.
MISI
BAB 6
Jawaban :
- Deliberate misapplication
- Intentional omissions
BAB 7
Jawaban :
Sistem “check and balances” sangat penting untuk mencegah, mengungkap, dan menghukum
perilaku yang tidak pantas. Pelaporan keuangn memiliki tiga "cabang" terpisah: Laporan
Pendapatan, Laporan Arus Kas, dan Neraca. Ketika salah satu dari laporan keuangan ini
mengandung fraud, tanda peringatan biasanya muncul di laporan lainnya. Dengan demikian, trik
Manipulasi Laba seringkali dapat dideteksi secara tidak langsung melalui pola yang tidak biasa
pada Neraca dan Laporan Arus Kas. Demikian pula,mengartikan perubahan tertentu pada
Laporan Pendapatan dan Neraca sering dapat membantu investor mengendus Shenanigans Arus
Kas.
BAB 9
Jawaban :
• disetorkan secara tunai atau ditransfer ke berbagai rekening yang berbeda atas nama orang-
orang yang berbeda pula, atau
• dipakai untuk menambah modal usaha atau bisnis legal. Setelah dicuci, harta kekayaan hasil
kejahatan tersebut yang seolah-olah berasal dari kegiatan yang sah. Kemudian dapat lebih leluasa
digunakan oleh pelaku.
BAB 10
Pertanyaan : Risiko fraud di area apa saja yang meningkat selama pandemic covid?
Jawaban :
BAB 11
Jawaban :
Organization of European Community Development(OECD) menyatakan cyber crime
merupakan semua bentuk akses ilegal terhadap suatu transmisi data. Secara umum, Cyber crime
memang biasa diartikan sebagai tindak kejahatan di ranah dunia maya yang memanfaatkan
teknologi komputer dan jaringan internet sebagai sasaran.
BAB 12
Jawaban :
Perbuatan menyamarkan atau menyembunyikan uang atau harta kekayaan dari hasil tindak
pidana tersebut disebut dengan pencucian uang. Apabila ada statistik mengenai data uang atau
harta kekayaan dari berbagai macam tindak pidana, misalnya pencurian, penggelapan pajak,
korupsi, atau pembalakan hutan, tentu jumlahnya sangatlah besar. Ketika seseorang menerima
uang suap, ia menerima uang dalam jumlah besar. Apabila ia langsung menggunakan uang
tersebut bisa jadi ia dicurigai banyak orang. Oleh karena itu, agar perbuatan menerima suapnya
tidak diketahui, pelaku kejahatan tersebut perlu juga untuk menyembunyikan atau menyamarkan
asal usulnya.