Anda di halaman 1dari 2

Selamat pagi teman2 yang terkasih

Bagi saya kedua bacaan hari ini sungguh menarik untuk direfleksikan.
 Ketika orang Israel tersebut ngotot berdosa  bertobat memadang ular
yang tinggi tetap hidup atau selamat.
 Orang Yahudi ngotot, Mati dalam Dosa  Anak manusia ditinggikan 
baru kamu tahu atau percaya sama artinya dengan selamat.
Yohanes 3:14
3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga
Anak Manusia harus ditinggikan,

Yohanes 8:28
8:28 Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia,
barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa
dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana
diajarkan Bapa kepada-Ku.
Kuasa ular tembaga untuk memberi hidup mendahului kematian Yesus
Kristus sebagai korban yang ditinggikan di salib untuk memberi hidup kepada
semua orang yang memandang kepada-Nya. Mengenai peristiwa ini Yesus
sendiri mengatakan, "Sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun,
demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal" (Yoh 3:14-15). Mereka yang
ingin dibebaskan dari dosa dan menerima keselamatan harus memalingkan hati
mereka kepada ketaatan percaya kepada firman Allah di dalam Kristus.

Ketika mereka mendekati akhir dari perjalanan panjang mereka menuju


“tanah terjanji”, orang-orang Israel – anak-anak dari generasi yang meninggalkan
tanah perbudakan Mesir – tergoda untuk mengeluh kepada Musa: “Mengapa
kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini?
…… tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah
muak” (Bil 21:5). Mereka menjadi tidak sabar waktu yang ditetapkan Allah.
Mereka merasa dikhianati, walaupun Allah dengan setia telah menyediakan segala
sesuatu yang mereka butuhkan. Sebagai akibat dari gerutu dan omelan mereka,
Allah mengirim ular-ular tedung yang beracun itu ke tengah-tengah mereka.
Hanya setelah banyak yang mati dipagut ular-ular tedung itu, mereka datang ke
Musa mengakui kesalahan/dosa mereka dan memohon kepada Musa untuk
berdoa kepada Allah untuk mereka.
Walaupun umat-Nya tidak menaruh kepercayaan pada-Nya, Allah tetap
berkomitmen pada niat-Nya untuk memimpin mereka ke tanah terjanji. Orang-
orang Israel itu pantas untuk dihukum dengan berat, namun Allah menolak untuk
menyerah …… Dia tidak mau membuang orang-orang Israel! Allah malah
mentransformasikan lambang penghukuman mereka (ular tedung) menjadi
lambang pelepasan. Jika mereka memandang ular tembaga yang ditaruh pada
sebuah tiang, maka orang-orang Israel akan tetap hidup. Lihatlah, bagaimana
sabar Allah bekerja dengan mereka.
Dalam refleksi saya bahwa memang ketika kita berada dalam masa-masa
sulit, mudahlah bagi kita untuk melupakan karya Allah dalam kehidupan kita. Kita
lupa akan Rahmat dan kebaikan yang Tuhan anugerahkan kepada kita setiap
harinya. Seperti juga orang-orang Israel, kita telah berdosa terhadap Allah, bahkan
kita merasa Tuhan tidak menolong kita di dalam penderitaan yang kita alami dan
terkadang penderitaan yang kita alami pun karena kita sendiri penyebab dari
penderitaan tersebut. contoh sederhananya kadang kita tidak komitmen dan
disiplin dengan waktu, menunda-nunda pekerjaan yang harus dikerjakan sekarang
dan pada akhirnya harus bekerja secara terburu-buru. Hal ini membuat kita
menderita sendiri.
Dalam permenungan saya bahwa sesungguhnya Allah mengasihi kita
dengan sungguh-sungguh. Ia telah menyediakan bagi kita suatu masa depan yang
dipenuhi dengan pengharapan. Asalkan kita mau tekun dan setia mengikuti
seluruh kehendak-Nya. Lebih dari itu kita harus membuka hati dan diri kita untuk
bertobat dari segala kesalahan dan dosa kita, yaitu dengan kembali kepada
Kristus. Jika kita membuka hati kita dan menyerahkan diri kita kepada kasih-Nya
dan berbagai karunia yang disediakan-Nya bagi kita, maka kita pun akan
mengalami damai sejahtera-Nya dan dorongan-Nya dalam menghadapi segala
situasi hidup yang kita alami.
Semoga Roh Kudus selalu menginspirasi kita dalam membangun semangat
pertobatan dalam menyambut hari paskah. Amin.

Anda mungkin juga menyukai